Anda di halaman 1dari 7

KETEKNIKAN PEMBUKAAN WILAYAH HUTAN

(Trace Jalan)

Oleh :

Sasih Gumilang
M011201058
KPWH B

DEPARTEMEN KEHUTANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2022
Trase Jalan
Trase jalan adalah garis tengah sumbu jalan yang merupakan garis lurus saling
terhubung dengan peta topografi serta merupakan acuan dalam menetapkan tinggi
muka tanah dasar. Prinsip dalam perencanaan penentuan pemilihan Trase jalan
berdasarkan Permen PU No.19 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis jalan dan
Kriteria Perencanaan teknis jalan adalah :
1. Trase Jalan sebaiknya dibuat lurus, pendek, sedikit tikungan, dan
kelandaiannya (grade) seminim mungkin.
2. Trase jalan menjauhi Daerah Aliran Sungai (DAS).
3. Trase jalan mempertimbangkan besarnya volume galian dan timbunan.
4. Pemilihan lokasi trase pada tanah yang mempunyai Nilai CBR yang memenuhi
syrarat , sehingga keberadaan tanah tersebut bisa dipakai untuk pekerjaan
timbunan pada lokasi trase jalan yang akan direncanakan.
5. Pemilihan trase jalan sebaiknya dihindari pada daerah patahan, tanah rawan
longsor, muka air tanah yang tinggi serta lokasi daerah yang mempunyai curah
hujan yang tinggi.
6. Diupayakan pemilihan trase tidak pada daerah hutan lindung, cagar budaya,
dan iklim.
7. Diupayakan trase jalan yang direncanakan jangan dilokasi padat penduduk dan
lahan yang bermasalah seperti tuntutan ganti rugi yang tinggi.
Berikut contoh lima garis trase jalan dua contoh penampang melintang jalan
dan satu contoh bentuk pengerasan jalan apakah telfor atau makadam.
Garis Trase Jalan
1. Landai memanjang, atau naik-turun jalan sedemikian rupa sehingga masih
memungkinkan atau mampu dilewati kendaraan terberat yang direncanakan
lewat, dalam hal ini adalah truk terisi muatan (dengan batas jenis tertentu yang
direncanakan pada jalur itu).

Gambar 1. Landai memanjang


2. Alinemen horizontal, adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal,
yang dikenal juga dengan nama “situasi jalan” atau “trase jalan”. Alinyemen
horizontal terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-garis
lengkung yang terdiri dari busur lingkaran ditambah busur peralihan, busur
peralihan saja atau busur lingkaran saja.

Gambar 2. Tikungan ganda tanpa Gambar 3. Tikungan ganda tanpa


lengkung peralihan lengkung
3. Alinemen vertikal, adalah perpotongan bidang vertikal dengan bidang
permukaan perkerasan jalan untuk jalan 2 lajur 2 arah atau melalui tepi dalam
masing-masing perkerasan untuk jalan dengan median. Seringkali disebut
potongan memanjang jalan. Alinyemen vertikal disebut terdiri dari garis-garis
lurus dan garis-garis lengkung. Garis lurus tersebut dapat datar, mendaki atau
menurun, biasanya disebut berlandai.

Gambar 4. Lengkung vertikal Gambar 5. Lengkung vertikal


cekung cembung
4. Spiral circle spiral, adalah tikungan yang terdiri atas satu lengkung circle dan
dua lengkung spiral.

Gambar 6. Spiral circel spiral


5. Full circle, adalah tikungan yang berbentuk busur lingkaran secara penuh.
Tikungan ini memiliki satu titik pusat lingkaran dengan jari-jari yang seragam.

Gambar 7. Full circle


Penampang Melintang Jalan
Penampang melintang jalan merupakan potongan jalan dalam arah melintang.
Fungsinya, selain untuk memperlihatkan bagian-bagian jalur jalan, juga untuk
membantu menghitung banyaknya tanah (m3) yang harus digali maupun banyaknya
tanah (m3) yang akan digunakan untuk menimbun jalan agar jalan yang dibuat itu
dapat sesuai dengan jalan yang direncanakan dengan menghitung luas profil
melintang jalan.
Penampang melintang dibuat sedemikian rupa agar:
1. Dalan lurus: Ketika terjadi hujan, air cepat lewat dari perkerasan jalan,
sehingga jalan perlu diberi sedikit kemiringan, yang masih dalam toleransi
kenyamanan kendaraan lewat sesuai kecepatan rencana, besarnya kemiringan
tergantung jenis bahan perkerasan jalan terkait pada tingkat kekedapannya.
Makin kedap bahan makin kecil kemiringan yang dibutuhkan, kenyamanan
laju kendaraan makin baik.
2. Di tikungan: Kendaraan dapat tetap melaju sesuai kecepatan rencana dengan
aman. Kemiringan dibuat untuk melawan gaya sentripetal akibat gerak
kendaraan dalam kecepatan rencana di lengkung tikungan, sehingga kendaraan
terhindar terlempar keluar badan jalan di tikungan.

Gambar 8. Penampang melintang jalan

Gambar 9. Penampang melintang jalan raya

Gambar 10. Penampang melintang jalan angkut


Pengerasan Jalan
1. Pengerasan Jalan Telford
Lapisan telford merupakan lapisan pondasi bawah yang terdiri atas batu belah
yang beralaskan hamparan pasir di atas lapisan tanah dasar. Rongga diantara batu
belah di isi denganbatu pengunci yang ukurannya lenih kecil agar lapisan
permukaannya rata dengan batu. Lapisan telford memiliki fungsi yaitu meneruskan
beban di atas dan memindahkan gaya beban sebagian kesamping. Sifat dari lapisan
telford sendiri yaitu kedap air dan memunyai nilai struktural sesuai dengan tebal
batu belah. Penggunaan sistem telford biasanya di pakai di jalan jalan pedesaan
dimana untuk pelaksanaan sistim tersebut memiliki biaya peralatan cukup mahal
dan sulit sehingga di gunakan material menggunakan bahan dari batu dan peralatan
untuk pemasangan sederhana.
Untuk material itu sendiri terdiri dari pasir/pasir urug, batu pinggir, batu belah
dan batu pengunci. Pasir yang digunakan untuk bantalan adalah pasir bersih karna
di gunakan untuk dasar meletakan batu belah agar tegak, Batu pinggir atau batu
penyangga dimaksud untuk menjaga supaya pinggiran lapisan batu yang dihampar
sebagai Lapisan Telford dapat tertahan dengan baik, Batu belah di gunakan untuk
material pokok paling sedikit dua bidang pecah berasal dari batu besar yang di
belah-belah, dan Batu Pengunci terdiri atas batu pecah yang mengisi rongga antara
batu belah (pokok) dan mempunyai kualitas yang sama dengan batu pelah (pokok).

Gambar 11. Pengerasan jalan telford


2. Pengerasan Jalan Macadam
Jalan macadam adalah jalan yang dikeraskan dengan susunan batu dan kerikil,
sedemikian rupa sehingga jalan menjadi keras dan baik untuk transportasi desa.
Sistim konstruksi jalan mac adam hapir sama dengan telford prinsipnya sistem mac
adam menggunakan batu pecah yang disusun tegak untuk menjadi pondasi
selanjutnya di isi dengan batu pecah ukuran lebih kecil sehinnga ketikadi beri beban
batu pecah lapisan teratas mendesak mengisi celah batu yang di bawahnya agar
saling mengunci. Materianya teridiri dari pasir urug, dan batu pecah untuk pondasi
serta batu pecah untuk pengisi pada lapidan atas.

Gambar 12. Pengerasan jalan macadam

Anda mungkin juga menyukai