Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ILMU KAYU

Summary Hasil Diskusi Selulosa dan Hemiselulosa dan


Pengaruhnya terhadap Sifat Fisik Mekanis Kayu

Oeh :

Sasih Gumilang

M011201058

Kehutanan B

DEPARTEMEN KEHUTANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
Selulosa dan Hemiselulosa dan Pengaruhnya Terhadap
Sifat Fisik Mekanis Kayu
Komponen kimia kayu sangat bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh faktor
tempat tumbuh, iklim dan letaknya di dalam batang atau cabang. Pada komponen
kimia kayu terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat eksraktif masing-
masing sangat dbutuhkan oleh tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan yang mengandung
selulosa cukup melimpah di Indonesia dan merupakan sumber alam yang dapat
diperbaharui dengan pembudidayaan. Selulosa merupakan komponen yang
mendominasi karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan hampir mencapai
50%, karena selulosa merupakan unsur struktural dan komponen utama bagian yang
terpenting dari dinding sel tumbuh-tumbuhan. Hemiselulosa merupakan suatu
polisakarida lain yang terdapat dalam tanaman dan tergolong senyawa organik.
Casey (1960) yang menyatakan bahwa hemiselulosa bersifat non-kristalin dan tidak
bersifat serat, mudah mengembang karena itu hemiselulosa sangat berpengaruh
terhadap bentuknya jalinan antara serat pada saat pembentukan lembaran, lebih
mudah larut dalam pelarut alkali dan lebih mudah dihidrolisis dengan asam.
A. Selulosa
Selulosa adalah zat penyusun tanaman yang jumlahnya banyak, sebagai
material struktur dinding sel semua tanaman. Selulosa adalah karbohidrat
utama yang disintesis oleh tanaman dan menempati hampir 60% komponen
penyusun struktur kayu. Selulosa merupakan serat-serat panjang yang
bersama-sama hemiselulosa, pektin, dan protein membentuk struktur jaringan
yang memperkuat dinding sel tanaman. Jumlah selulosa di alam sangat
berlimpah sebagai sisa tanaman atau dalam bentuk sisa pertanian seperti jerami
padi, kulit jagung, gandum,kulit tebu dan lain-lain tumbuhan.
Secara kimia, selulosa merupakan senyawa polisakarida yang terdapat
banyak di alam. Bobot molekulnya tinggi, strukturnya teratur berupa polimer
yang linear terdiri dari unit ulangan β-D-Glukopiranosa. Karakteristik selulosa
antara lain muncul karena adanya struktur kristalin dan amorf serta
pembentukan mikro fibril dan fibril yang pada akhirnya menjadi serat selulosa.
Sifat selulosa sebagai polimer tercermin dari bobot molekul rata-rata,
polidispersitas dan konfigurasi rantainya. Sebagai sumber serat, batang pisang
cukup potensial untuk di kembangkan menjadi pulp karena memiliki
kandungan selulosa yang cukup tinggi. Selulosa hampir sama dengan amilosa
yaitu sama-sama polimer berantai lurus hanya saja berbeda pada jenis ikatan
glukosidanya. Selulosa bila dihidrolisis oleh enzim selobiase yang cara
kerjanya serupa denga beta- amilase akan menghasilkan dua molekul glukosa
dari ujung rantai sehingga dihasilkan selobiosa beta-1,4 - G-G.
Beberapa molekul selulosa akan membentuk mikrofibril dengan
diameter 2-20 nm dan panjang 100-40000 nm yang sebagian berupa daerah
teratur (kristalin) dan diselingi daerah amorf yang kurang teratur. Beberapa
mikrofibril membentuk fibril yang akhirnya menjadi serat selulosa. Selulosa
memiliki kekuatan tarik yang tinggi dan tidak larut dalam kebanyakan pelarut.
Hal ini berkaitan dengan struktur serat dan kuatnya ikatan hidrogen.
B. Ciri-Ciri Selulosa
Adapun ciri-ciri dari selulosa, adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengembang dalam air.
2. Berbentuk kristalin.
3. Adanya kelompok fungsional yang spesifik dan dapat bereaksi dengan
enzim seulotik
4. Tidak larut dalam air panas maupun dingin, juga dalam asam panas dan basa
panas.
C. Tipe-tipe selulosa
1. Selulosa murni
a. α selulosa : 97 - 99% (kapas).
b. α selulosa : 45 - 50% (kayu).
c. α selulosa : 30 - 43% (jerami).
2. Selulosa alam/tumbuhan : terutama pada kayu
3. Selulosa komersial/teknis : Pulp
a. dengan proses pulping dan bleaching (pemutihan pulp)
b. dengan perlakuan fisika dan mekanik yg drastic
c. selulosa banyak mengalami kerusakan/degradasi.
4. Selulosa laboratories : holoselulosa, selulosa Cross & Bevan, alfa, beta,
gamma selulosa.
D. Hemiselulosa
Hemiselulosa adalah polisakarida pada dinding sel tanaman yang larut
dalam alkali dan menyatu dengan selulosa. Hemiselulosa terdiri atas unit D-
glukosa, D-galaktosa, D-manosa, D-xylosa, dan L-arabinosa yang terbentuk
bersamaan dalam kombinasi dan ikatan glikosilik yang bermacam-macam.
Hemiselulosa terdapat bersama-sama dengan selulosa dalam struktur daun dan
kayu dari semua bagian tanaman dan juga dalam biji tanaman tertentu.
Hemiselulosa yang terhidrolisis akan menghasilkan heksosa, pentosa dan asam
uronat. Hemiselulosa dihidrolisa oleh jasad renik dalam saluran pencernaan
dengan enzim hemiselulase, hasil akhir fermentasinya adalah VFA. Jumlah
hemiselulosa biasanya antara 15-30% dari berat kering bahan lignoselulosa.
Hemiselulosa mengikat lembaran serat selulosa membentuk mikrofibril yang
meningkatkan stabilitas dinding sel. Hemiselulosa juga berikatan silang
dengan lignin membentuk jaringan kompleks dan memberikan struktur yang
kuat.
Hemiselulosa terdiri atas banyak jenis gula sehingga seringkali juga
disebut heteropolisakarida. Rantai polimernya bercabang, relatif pendek
dengan derajat polimerisasi antara 100-200. Akibatnya hemiselulosa lebih
mudah larut dalam kebanyakan pelarut organik dibandingkan selulosa.
Kandungan hemiselulosa dalam kayu berkisar antara 20-30 %. Hemiselulosa
disusun oleh unit-unit gula penyusun sebagai berikut:
1. Pentosa yaitu xilosa, Arabinopiranosa, Arabinofuranosa.
2. Hexosa yaitu glukosa, Mannosa, Galaktosa.
3. Asam Heksuronat yaitu asam glukuronat, 4-O-asam metilglukuronat, asam
galakturonat.
4. Deoksi-Heksosa yaitu Ramnosa, Fukosa.
Adapun hemiselulosa softwood dan hardwood berbeda dalam hal:
1. Kandungan total hemiselulosa.
2. Kandungan individu penyusun hemiselulosa.
3. Komposisi hemiselulosa (KDJ memiliki kandungan manosa tinggi dan lebih
banyak galaktosa, sementara KDL memiliki kandungan xilosa tinggi dan
lebih banyak asetil groups.
E. Struktur dari Selulosa dam Hemiselulosa
1. Selulosa
Untuk struktur kimia selulosa terdiri dari unsur C, O, H yang
membentuk rumus molekul (C6H10O5)n, dengan ikatan molekulnya ikatan
hidrogen yang sangat erat. Gugus fungsional dari rantai selulosa adalah
gugus hidroksil. Gugus – OH ini dapat berinteraksi satu sama lain dengan
gugus –O, -N, dan –S, membentuk ikatan hidrogen. Ikatan –H juga terjadi
antara gugus –OH selulosa dengan air. Gugus-OH selulosa menyebabkan
permukaan selulosa menjadi hidrofilik. Rantai selulosa memiliki gugus-H
di kedua ujungnya. Ujung –C1 memiliki sifat pereduksi. Struktur rantai
selulosa distabilkan oleh ikatan hidrogen yang kuat disepanjang rantai. Di
dalam selulosa alami dari tanaman, rantai selulosa diikat bersama- sama
membentuk mikrofibril yang sangat terkristal (highly crystalline) dimana
setiap rantai selulosa diikat bersama-sama dengan ikatan hydrogen. Dalam
pembentukannya, tanaman membuat selulosa dari glukosa, yang
merupakan bentuk yang paling sederhana dan paling umum karbohidrat
yang ditemukan dalam tanaman. Glukosa terbentuk melalui proses
fotosintesis dan digunakan untuk energi atau dapat disimpan sebagai pati
yang akan digunakan kemudian. Selulosa dibuat dengan menghubungkan
unit sederhana banyak glukosa bersama-sama untuk menciptakan efek
simpang siur rantai panjang, membentuk molekul panjang yang digunakan
untuk membangun dinding sel tanaman.
2. Struktur Hemiselulosa
Sel-sel yang hidup, dindingnya mengandung banyak air, karena itu
dinding sel tampak menggelembung. Dinding sel tumbuhan yang telah
dewasa terdiri dari banyak bahan penyusun seperti pektin, selulosa,
hemiselulosa, mannan, galaktan, kitin, lignin, suberin, kutin, lilin, serta
bahan-bahan atau senyawa anorganik lainnya. Hemiselulosa terdiri dari
molekul-molekul heksosan dan pentosan. Apabila kepada senyawa
hemiselulosa diberi larutan ZnCl2, kemudian ditambahkan yodium (I),
maka akan muncul warna biru. Selain sebagai penguat dinding sel,
hemiselulosa juga dapat berfungsi sebagai makanan cadangan dalam sel
tumbuh-tumbuhan.
F. Fungsi dari Selulosa dan Hemiselulosa
1. Selulosa
Selulosa zantat Digunakan dalam pembuatan kain sutera tiruan, Untuk
menghasilkan rayon atau viscose dan selopan. Selulosa asetat digunakan
sebagai membran ultra filtrasi, pemisahan metanol - metil tersier butil ester,
dan proses osmosis balik dalam pengolahan limbah pelapisan logam
(electroplating) bahan baku pada industri kertas dan industri tekstil.
2. Hemiselulosa
Fungsi hemiselulosa adalah sebagai penguat dinding sel sebagaimana
manfaat selulosa bagi dinding sel tumbuhan. Hemiselulosa memiliki sifat
non-kristalin dan bukan serat, mudah mengembang, larut dalam air, sangat
hidrofolik, serta mudah larut dalam alkali. Kandungan hemiselulosa yang
tinggi memberikan kontribusi pada ikatan antar serat, karena hemiselulosa
bertindak sebagai perekat dalam setiap serat tunggal. Pada saat proses
pemasakan berlangsung, hemiselulosa akan melunak, dan pada saat
hemiselulosa melunak, serat yang sudah terpisah akan lebih mudah menjadi
berserabut.
G. Pengaruh Selulosa dan Hemiselulosa terhadap Sifat Fisik Mekanis Kayu
Pengaruh selulosa dan hemiselulosa terhadap sifat fisik mekanis kayu
adalah perubahan dimensi kayu, kondisi kayu sangat ditentukan oleh
kandungan air didalam kayu tersebut. Kandungan air kayu dapat berkurang
dapat pula bertambah dan kekuatan kayu sangat penting untuk diketahui,
terutama jenis-jenis kayu yang diperdagangkan dan kegunaannya untuk
konstruksi/bangunan.

Anda mungkin juga menyukai