Anda di halaman 1dari 37

Laporan Praktikum

Silvikultur

PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE STEK

NAMA : SASIH GUMILANG


NIM : M011201058
KELAS : SILVIKULTUR B
KELOMPOK : 10 (SEPULUH)
ASISTEN : 1. DICKY
2. MICHELL JEANESTEEN

LABORATORIUM SILVIKULTUR DAN FISIOLOGI POHON


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
Laporan Praktikum
Silvikultur

PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN METODE STEK

NAMA : SASIH GUMILANG

NIM : M011201058

KELAS : SILVIKULTUR B

KELOMPOK : 10 (SEPULUH)

ASISTEN : 1. DICKY

2. MICHELL JEANESTEEN

LABORATORIUM SILVIKULTUR DAN FISIOLOGI POHON

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2022

i
DAFTAR ISI

SAMPUL
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum ....................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Stek .................................................................................................... 3
2.2 Cara Stek Tanaman ............................................................................................ 5
2.3 Stek sebagai Teknik Perbanyakan ...................................................................... 10
2.4 Keuntungan dan Kerugian Bibit Stek ................................................................ 11
2.5 Perlakuan untuk Mempercepat Pertumbuhan Akar Stek ................................... 12
2.6 Zat Pengatur Tumbuh ......................................................................................... 13
2.7 Perbanyakan Vegetatif pada Tanaman Buah ..................................................... 13
2.8 Cairan Zat Pengatur Tumbuh ............................................................................. 15
2.9 Murbei (Morus alba) ......................................................................................... 16
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................................ 18
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................................. 18
3.3 Prosedur Kerja .................................................................................................. 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .................................................................................................................. 20
4.2 Pembahasan ....................................................................................................... 20
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 23
5.2 Saran ................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 24
LAMPIRAN .................................................................................................................. 26

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Stek Tanaman ............................................................................................... 3


Gambar 2. Stek Tanaman dengan Daun ......................................................................... 6
Gambar 3. Stek Tanaman dengan Batang ...................................................................... 8
Gambar 4. Stek Tanaman dengan Akar ......................................................................... 9
Gambar 5. Grafik Pertumbuhan Diameter Stek Batang ................................................. 20
Gambar 6. Grafik Pertumbuhan Tinggi Stek Batang ..................................................... 20

iii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Tanaman merupakan bahan pokok untuk melakukan kegiatan dalam bidang


pertanian. Bidang pertanian sendiri cukup luas yaitu mencakup perikanan,
kehutanan, perkebunan, dan peternakan sehingga negara Indonesia disebut sebagai
negara maritim karena memang mayoritas masyarakat Indonesia bekerja di bidang
pertanian. Sedangkan dalam arti yang sempit pertanian adalah kegiatan bercocok
tanam, membudidayakan, dan merawat tanaman dengan tujuan memperoleh
keuntungan komersial dari produk tanaman tersebut. Jadi pertanian hanyalah
kegiatan seputar tanaman dan hubungannya dengan hal-hal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya (Adinugraha, 2014).
Perbanyakan tanaman merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan
untuk menyediakan materi tanaman baik untuk kegiatan penelitian maupun
program penanaman secara luas. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara
vegetatif. Dengan penerapan teknik pembiakan vegetatif akan diperoleh bibit yang
memiliki struktur genetik yang sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman
secara vegetatif merupakan suatu cara-cara perbanyakan atau perkembangbiakan
tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang,
ranting, pucuk, daun, umbi dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang
sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman secara vegetatif tersebut tanpa
melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk (Adinugraha,
2014).
Bermacam-macam cara pembiakan tanaman secara vegetatif diantaranya
adalah memperbanyak tanaman dengan cara stek tanaman. Perbanyakan tanaman
ini juga diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya, antara lain:
ketahanan terhadap serangan penyakit, rasa buah, warna dan keindahan bunga dan
sebagainnya. Perbanyakan tanaman dengan metode stek merupakan salah satu cara
pembiakan vegetatif buatan yang memperlakukan beberapa bagian dari tanaman
seperti akar, batang, daun dan tunas dengan maksud agar organ-organ tersebut
membentuk akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna. Metode
stek bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang sempurna dengan akar, batang
dan daun dalam waktu relati singkat serta memiliki sifat yang serupa dengan

1
induknya, serta dipergunakan untuk mengekalkan klon tanaman unggul dan juga
untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan tanaman (Adinugraha, 2014).
Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian
tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang,
dan daun sekaligus. Perbanyakan tanaman secara vegetatif sering dipilih oleh para
petani karena memiliki beberapa keuntungan khususnya bagi jenis tanaman yang
pertumbuhan dan daya berbuahnya lebih rendah ketika diperbanyak secara
generatif. Disamping itu, alasan lain dipilihnya perbanyakan secara vegetatif
karena hasil perbanyakan vegetatif relatif sama dengan sifat induknya. Untuk
memperoleh bibit yang unggul sebaiknya perbanyakan dilakukan dengan cara
pembiakan vegetatif. Hal ini disebabkan pada pembiakan vegetatif akan diperoleh
hasil yang yang mewarisi seluruh sifat induk tanaman, sehingga kinerja genotip
unggul yang terdapat pada pohon induk akan diulangi secara konsisten pada
keturunan (Adinugraha, 2014).
Berdasarkan uraian diatas, maka dianggap perlu untuk diadakan praktik
lapang silvikultur mengenai “Perbanyakan tanaman dengan metode stek” sehingga
dapat memahami dan mengetahui cara-cara perbanyakan tanaman secara vegetatif
dengan cara stek/turus.
1.2. Tujuan dan Kegunaan Praktikum

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Mengetahui dan mempelajari cara-cara perbanyakan vegetatif dengan cara
stek/turus.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek
3. Melihat pengaruh panjang bahan tanam dan bentuk pemotongan terhadap
pertumbuhan stek.
Adapun kegunaan dari praktikum perbanyakan stek ini adalah mahasiswa
dapat mengetahui cara-cara perbanyakan vegetative dengan metode stek,
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasiln stek, serta mengetahui
pengaruh panjang bahan tanam dan bentuk pemotongannya terhadap pertumbuhan
stek.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perbanyakan Tanaman dengan Metode Stek

2.1.1. Pengertian Stek


Stek adalah perkembangbiakan vegetatif dengan cara memotong bagian
tubuh tanaman untuk ditanam sehingga menghasilkan tanaman baru.
Perkembangbiakan dengan cara penyetekan juga bisa diartikan sebagai cara
memperbanyak tanaman dengan memisahkan organ vegetatif atau
modifikasinya dari pohon induk. Cara perbanyakan tanaman ini dilakukan
untuk tanaman yang sulit berkembang biak menggunakan biji. Selain itu,
perkembangbiakan vegetatif ini juga berguna untuk membentuk klon tanaman
unggul (Hendrayana, 2019).
Jadi stek sebenarnya berarti “potongan tubuh” tumbuhan itu sendiri. Tapi,
stek dapat juga berarti metode menanam berasal dari potongan tubuh tersebut.
Keuntungan yang didapat dari metode stek adalah tanaman yang baru tumbuh
dapat memiliki jenis yang sama bersama dengan induknya. Jadi kalau
menanam pohon berbunga lebat, maka pohon yang baru pun bakal sama
lebatnya. Langkah menanam bersama dengan metode stek juga amat mudah
(Hendrayana, 2019).

Gambar 1. Stek tanaman

3
2.1.2. Keuntungan Stek
Perbanyakan tanaman dengan cara stek memberikan beberapa keuntungan
tersendiri. Berikut beberapa keuntungan dari penyetekan pada tanaman (Dewi,
2016) :
1. Tanaman yang dihasilkan memiliki karakter yang sama dengan induknya.
Sebab penyetekan merupakan teknik perbanyakan klon atau kloning dari
jenis tanaman terpilih.
2. Umumnya tanaman hasil stek lebih cepat mencapai periode maturity
(matang atau dewasa), sehingga bisa lebih cepat menghasilkan organ
generatif seperti bunga dan buah.
3. Bisa digunakan untuk tanaman yang tidak bisa diperbanyakan dengan cara
perbanyakan vegetatif lain seperti cangkok, sambung, atau okulasi.
4. Lebih praktis dan ekonomis karena lahan yang diperlukan relatif kecil
namun hasil tanamannya bisa banyak.
5. Tidak merusak tanaman induk.
2.1.3. Syarat Tanaman yang Bisa di Stek
Meskipun tergolong mudah, namun tidak semua proses penyetekan berhasil.
Agar perbanyakan tanaman dengan metode ini berhasil, harus memperhatikan
beberapa syarat tanaman yang bisa di stek. Berikut syarat penyetekan yang baik
(Saldawati, 2019) :
1. Advertisement stek berasal dari varietas unggul.
2. Umur tanaman yang akan di stek tidak lebih dari 3 bulan, stek tanaman
muda atau kurang dari 3 bulan memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan
tanaman berumur 4-5 bulan.
3. Bahan tanam memiliki pucuk, stek yang memiliki pucuk diketahui lebih
cepat beradaptasi pada lingkungan tumbuhnya dibandingkan stek kedua
atau ketiga tanpa pucuk.
4. Tanaman induk sehat dan tumbuh dengan normal, tanaman yang sehat bisa
dilihat dari vigor tanaman yang kuat, sehat, pertumbuhan normal, dan bebas
hama penyakit.
5. Tanaman masih segar, tanaman telah di stek bisa langsung ditanam atau
bisa juga disimpan pada tempat teduh 1-2 hari atau 3-4 hari untuk

4
menumbuhkan akar. Hal tersebut juga bertujuan agar tanaman lebih toleran
terhadap kondisi stres saat penanaman.
2.2. Cara Stek Tanaman

Teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan ini terbagi menjadi


beberapa cara. Kita bisa menyetek tanaman menggunakan batang, daun, atau akar.
Berikut ini beberapa cara stek tanaman dengan mudah (Hendrayana, 2019) :
2.2.1. Cara Stek Tanaman dengan Daun
Seperti yang dapat dibayangkan, cara stek tanaman dengan daun dijalankan
bersama dengan memotong bagian daun. Cara memotong beberapa tanaman
memiliki perbedaan, tapi biasanya dipotong beserta tangkai daunnya (bukan
lembaran daunnya saja), sebab biasanya akar dapat tumbuh berasal dari bagian
tangkai daun tersebut. Jika hendak mengembangbiakan secara vegetatif dengan
stek daun, pemilihan daun yang dapat digunakan yakni pada umur yang telah
cukup tua (Hendrayana, 2019).
1. Tahap stek tanaman dengan daun, berikut sejumlah langkah dan cara stek
tanaman dengan daun, yang cocok diaplikasikan oleh pegiat tanaman
pemula (Hendrayana, 2019).
a. Pilih daun dewasa atau tua, hal ini sangat penting sekali karena daun
tanaman yang telah memasuki fase dewasa dapat mengurangi resiko
organ cepat membusuk. Sebaliknya daun muda akan menyulitkan
pertumbuhan karena perkembangan yang belum sempurna.
b. Pengolahan tanah, pengolahan tanah yang sebaiknya dilakukan
sebelum pemindahan stek daun. Pengolahan dapat dilakukan di tanah
maupun secara langsung di polybag. Tanah yang akan digunakan perlu
digemburkan. Tanah gembur akan merangsang pertumbuhan akar lebih
cepat untuk tumbuh. Tanah dicampur dengan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1.
c. Penyemaian daun, bagian daun yang telah menjadi irisan akan
dilakukan penyemaian. Hal tersebut dilakukan dengan cara
pemindahan stek daun secara hati hati. Daun-daun tersebut ditanam
secara berjejer rapi dan tidak bertumpuk.

5
d. Menjaga kelembaban daun, daun tanaman yang sudah distek harus
dijaga kelembabannya agar tidak mengalami kekeringan. Cara menjaga
kelembaban agar tetap stabil dapat dibungkus dengan plastik. Hal yang
paling mudah dilakukan dengan menjauhkan stek dari paparan sinar
matahari misalnya dimasukan ke green house.
e. Perawatan tanaman, rawat tanaman sampai akarnya keluar. Media
semai harus terus dijaga dengan baik agar tidak sampai kering. Media
juga tidak boleh terlalu terlalu basah.
2. Jenis tanaman yang bisa di stek daun, bunga aster adalah bunga yang
berasal berasal dari Tiongkok. Bunga yang cantik ini sering dijadikan
hiasan di taman atau halaman depan rumah dan cukup mudah untuk distek
daun. Bunga aster tidak berbau, tapi bentuk dan warnanya cantik, sehingga
banyak yang menyukainya. Selain itu ada bunga terompet yang juga
merupakan tanaman yang dapat distek daun. Rekomendasi lainnya adalah
cocor bebek atau suru bebek, yang merupakan tumbuhan sukulen asal
Madagaskar yang mudah sekali ditemukan di Indonesia. Tanaman ini
kondang, sebab metode reproduksinya yang unik, yaitu melalui daun yang
dapat mengeluarkan tunas baru. Adapula bunga Wijayakusuma, bunga
yang miliki sejuta mitos ini mudah sekali dikembangbiakkan dengan cara
stek tanaman melalui daun (Hendrayana, 2019).

Gambar 2. Stek tanaman dengan daun

6
2.2.2. Cara Stek Tanaman dengan Batang
Diantara tiga jenis penyetekan, stek batang merupakan metode yang paling
sering dilakukan. Stek batang berarti memotong bagian batang tumbuhan untuk
ditanam menjadi tumbuhan yang baru. Biasanya stek batang dijalankan
bersama dengan jarak satu ruas jari berasal dari pucuknya (untuk tanaman
pendek layaknya rempah-rempah) dan satu lengan berasal dari pucuknya
(untuk tanaman yang tinggi layaknya singkong) (Hendrayana, 2019).
Lalu yang mesti diperhatikan adalah langkah memotongnya, yakni mesti
miring. Teknik stek batang sendiri dibagi lagi menjadi empat macam, yaitu
hardwood (tanaman berkayu keras), semi hardwood (tanaman berkayu
setengah keras), softwood (tanaman berkayu lunak) dan herbaceous (tanaman
herbal dan rempah-rempah) (Hendrayana, 2019).
1. Tahap stek tanaman dengan batang, di bawah ini adalah lima langkah
mudah untuk melakukan cara stek tanaman dengan batang (Hendrayana,
2019) :
a. Pilih tanaman yang akan distek, perlu diingat bahwa tidak semua
tanaman bisa dibiakkan dengan metode stek batang. Setelah
mengetahui bahwa tanaman di rumah bisa dilakukan stek batang, maka
prosesnya bisa dimulai segera mungkin.
b. Pilih tunas yang relatif baru, kendati relatif baru, namun tunas harus
memenuhi syarat dewasa dari induk tanaman. Setelah menemukan
tunas ideal, tentukan panjang batang stek. Secara umum, potong sekitar
8-10 cm untuk tanaman yang selalu hijau dan 15-30 cm untuk tanaman
belukar.
c. Buang daun dari bagian bawah stek, jangan lupa membuang dua lembar
daun dari bagian bawah potongan dan petik dua lembar daun di bagian
pucuk juga. Daun yang dibuang sekitar ½ sampai ⅔. Buang juga
kuncup bunga karena akan menyerap terlalu banyak nutrisi yang
dibutuhkan tanaman untuk menumbuhkan akar baru.
d. Proses stek batang, memproses batang stek meningkatkan peluangnya
untuk menciptakan akar baru karena tanaman memiliki nutrisi yang
diperlukan.

7
e. Buat substrat, bisa memulai pembentukan akar di pasir, tanah, atau
bahkan air dengan teknik subtrat. Beberapa stek batang akan
membentuk akar lebih cepat di dalam air dibanding di dalam tanah.
Setelah mendapat subtrat, pindahkan stek ke lokasi penanaman terakhir
setelah yakin akar telah terbentuk.
2. Jenis tanaman yang bisa distek batang, tanaman yang dapat distek batang
cukup beragam, salah satunya adalah rosemary. Menanam rosemary juga
bisa berasal dari biji. Tapi, tentu saja rosemary lebih mudah tumbuh
melalui teknik stek daripada berasal dari biji. Beberapa model mawar yang
dapat tumbuh berasal dari stek batang adalah mawar yang tumbuhnya
merambat layaknya mawar liar (wild roses) dan mawar kampung. Untuk
model mawar Holland yang biasa dijual di toko bunga tidak dapat ditanam
melalui teknik stek batang. Lavender yang berkhasiat sebagai pengusir
nyamuk dengan wangi yang enak juga bisa distek batang. Selain itu dari
kategori rempah, ada tanaman yang bisa distek batang yaitu thyme.
Tanaman ini sering dijadikan sebagai bumbu penyedap masakan, tapi bisa
juga diracik menjadi teh dan obat luka. Kita dapat menanam thyme di area
rumah dengan mudah melalui cara stek tanaman dengan batang
(Hendrayana, 2019).

Gambar 3. Stek tanaman dengan batang

8
2.2.3. Stek Tanaman dengan Akar
Stek akar sering juga dilakukan oleh banyak orang. Beberapa tanaman yang
dapat tumbuh berasal dari metode stek akar adalah sukun, apel, dan beberapa
tanaman hias. Namun ada hal yang mesti diperhatikan saat menyetek akar,
yakni jangan sampai penanamannya terbalik. Kemudian langkah
penyemaiannya pun mesti sejajar dan tidak masuk begitu dalam ke tanah, tapi
cukup dekat dengan permukaan tanah (Hendrayana, 2019).
1. Tahap stek tanaman dengan akar, untuk melakukan stek tanaman dengan
akar, pertama siapkan media tanam dari campuran tanah, kompos, dan
arang sekam atau sekam kering. Kemudian pilih akar yang sempurna dan
tidak cacat. Akan lebih baik jika memilih yang sudah terlihat calon akarnya.
Tempelkan akar di permukaan media tanam. Biarkan akar tumbuh bersama
dengan sendirinya. Jika akar sudah dapat tumbuh mandiri, kita dapat
memotong akar selanjutnya dan dipindahkan ke pot yang baru.
2. Tanaman yang bisa distek akar, menurut laman Litbang Pertanian, stroberi
merupakan tanaman buah yang dapat distek melalui metode stek akar, lebih
tepatnya berasal dari sulurnya. Sulur adalah bagian batang yang tersedia
daunnya (bukan yang tersedia buahnya). Ciri lainnya, biasanya pada sulur
sudah terlihat calon akar. Kunyit yang sering digunakan menjadi bumbu
masak di dalam banyak kuliner nusantara ternyata juga bisa distek akar.
Kunyit dapat tumbuh bersama dengan baik di layanan tanah yang agak
lembab dan cenderung kering.

Gambar 4. Stek tanaman dengan akar

9
2.3. Stek sebagai Teknik Perbanyakan

Adapun alasan kenapa metode stek digunakan sebagai teknik perbanyakan


antara lain (Rahman, 2012) :
1. Banyak tanaman hortikultura dapat diperbanyak dengan mudah bila
menggunakan teknik stek.
2. Diperoleh tanaman yg memiliki karakter identik dgn pohon induknya. Karena
itu, penyetekan dikatakan sebagai suatu teknik cloning suatu jenis tanaman
hortikultura terpilih.
3. Penyediaan tanaman lebih cepat, umumnya tanaman yang berasal dari
perbanyakan stek akan lebih cepat mencapai periode maturity (dewasa)
sehingga lebih cepat berbunga dan kemudian buah.
4. Beberapa jenis tanaman hortikultura sulit diperbanyak dengan menggunakan
teknik pembiakan vegetatif lainnya seperti cangkok, sambungan, dan tempelan.
Namun dapat diperbanyak dengan teknik penyetekan.
5. Penyetekan sangat praktis dan ekonomis karena diperlukan ruangan (areal
lahan) yang relatif kecil untuk menghasilkan tanaman dalamjumlah banyak.
6. Tidak merusak tanaman induk karena dari satu potongan cabang atau ranting
diperoleh sejumlah besar potongan stek. Hal ini, yang membedakan
penyetekan dengan pencangkokan.
2.3. Faktor Pembentuk Keberhasilan Stek

Ada beberapa faktor pembentuk keberhasilan stek, diantaranya (Rahman,


2012) :
1. Faktor tanaman
a. Macam bahan stek, salah satu pendukung utama keberhasilan tanaman
dengan cara stek yaitu terlihat dari kesanggupan jenis tanaman tersebut
untuk berakar. Jenis tanaman yang mudah berakar dan yang sulit berakar,
memiliki kandungan lignin yang tinggi dan kehadiran cincin skelerenkim
yang kontinu merupakan penghambat anatomi pada jenis-jenis yang sulit
berakar.
b. Umur bahan stek, bahan stek yang berasal dari tanaman muda akan lebih
mudah berakar dari pada yang berasal dari tanaman tua. Hal ini disebabkan
apabila umur tanaman semakin tua maka terjadi peningkatan produksi zat-

10
zat penghambat perakaran dan penurunan senyawa fenolik yang berperan
sebagai auksin yang dapat mendukung proses inisiasi akar pada stek.
c. Adanya tunas dan/atau daun pada bahan stek, proses perakaran pada stek
berperan penting bagi adanya tunas maupun daun pada stek. Jika seluruh
tunas dihilangkan maka pembentukan akar tidak terjadi sebab tunas
berfungsi sebagai auksin. Auksin berperan dalam mendorong proses
pembentukan akar yang disebut Rhizokalin yang berasal dari tunas yang
menghasilkan suatu zat.
d. Zat pengatur tumbuh, hormon biasanya mengalir didalam tanaman dari
tempat dihasilkannya ketempat keaktifannya. Hormon auksin merupakan
salah satu hormon tumbuh yang tidak lepas dari proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
2. Faktor lingkungan, media perakaran, suhu, kelembaban dan cahaya merupakan
faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek dengan
demikian, bahwa media perakaran memiliki fungsi sebagai pendukung proses
pertumbuhan stek selama pembentukan akar, memberi kelembaban pada stek
dan memudahkan penetrasi udara pada pangkal stek. Adapun media perakaran
yang baik digunakan adalah yang dapat memberikan kelembaban yang cukup,
berdrainase baik serta bebas dari patogen yang dapat merusak stek.
2.4. Keuntungan dan Kerugian Bibit dari Stek

Adapun keuntungan dan kerugian bibit dari stek, sebagai berikut (Rahman,
2012) :
2.4.1. Keuntungan Bibit dari Stek
Keuntungan bibit dari stek adalah seperti di bawah ini (Rahman, 2012) :
1. Tanaman buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama
dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan
rasanya.
2. Tanaman asal setek ini bisa ditanam pada tempat yang permukaan air
tanahnya dangkal, karena tanaman asal stek tidak mempunyai akar
tunggang.
3. Perbanyakan tanaman buah dengan stek merupakan cara perbanyakan yang
praktis dan mudah dilakukan.

11
4. Stek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan
teknik khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.
2.4.2. Kerugian Bibit dari Stek
Kerugian bibit dari stek adalah seperti di bawah ini (Rahman, 2012) :
1. Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang
tanaman menjadi mudah roboh.
2. Apabila musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan
2.5. Perlakuan untuk Mempercepat Pertumbuhan Akar pada Stek

Ada beberapa perlakuan untuk mempercepat pertumbuhan akar pada stek


antara lain (Rahman, 2012) :
1. Pengeratan (girdling) pada batang, penimbunan karbohidrat pada cabang
pohon induk yang akan dijadikan stek dapat dilakukan dengan cara pengeratan
kulit kayu sekeliling cabang dibuang secara melingkar. Lebar lingkaran sekitar
2 cm. Jarak dari ujung cabang ke batas keratan kirakira 40 cm. Biarkan cabang
yang sudah dikerat selama 2-4 minggu. Pada dasar keratan akan tampak
benjolan atau kalus. Pada benjolan inilah terjadi penumpukan karbohidrat yang
berfungsi sebagai sumber tenaga pada saat pembentukan akar dan hormon
auksin yang dibuat di daun. Setelah terlihat benjolan barulah cabang bisa
dipotong dari induknya. Bagian pangkal cabang sepanjang 20 cm bisa
dijadikan sebagai stek.
2. Penggunaan hormon tumbuh, hormon auksin bertindak sebagai pendorong
awal proses inisiasi atau terjadinya akar. Sesungguhnya tanaman sendiri
menghasilkan hormon, yaitu auksin endogen. Akan tetapi banyaknya auksin
yang dihasilkan belum cukup memadai untuk mendorong pembentukan akar.
Tambahan auksin dari luar diperlukan untuk memacu perakaran stek.
3. Persemaian stek, stek yang sudah diberi perlakuan hormon penumbuh akar siap
untuk disemaikan. Untuk itu kita perlu menyediakan tempat yang kondisinya
sesuai. Usaha untuk menumbuhkan stek perlu dilakukan pada lingkungan yang
mempunyai cahaya baur atau terpencar (diffuse light). Kelembaban udara
sebaiknya tinggi, sekitar 70-90%, Suhu mendekati suhu kamar, 25-270C. Selain
itu dalam pembentukan akar setek diperlukan juga oksigen yang cukup. Oleh

12
karena itu media yang digunakan harus cukup gembur, sehingga aerasinya
baik.
2.6. Zat Pengatur Tumbuh

Zat pengatur tumbuh mempunyai peranan dalam proses pembentukan dan


perkembangan tanaman dengan cara stek. Zat pengatur tumbuh adalah salah satu
bahan sintesis atau hormon tumbuh yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman melalui pembelahan sel, pembesaran sel dan diferensiasi
sel (Lesmana, 2018).
Menurut Huik (2004) dalam Lesmana (2018) hormon berasal dari bahasa
Yunani yang artinya menggiatkan. Hormon pada tanaman menurut batasan adalah
zat yang hanya dihasilkan oleh tanaman itu sendiri yang disebut fitohormon dan zat
kimia sintetik yang dibuat oleh ahli kimia. Pemberian zat pengatur tumbuh
bertujuan untuk merangsang pembentukan dan pertumbuhan akar dalam melakukan
stek. Salah satu zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk merangsang
pembentukan dan pertumbuhan akar adalah jenis auksin.
Jenis auksin yang sering digunakan untuk keperluan tersebut adalah IAA
(Indole Acetic Acid), IBA (Indole Butyric Acid) dan NAA (Napthalene Acetic Acid).
IBA dan NAA bersifat lebih efektif dibandingkan IAA yang meruapakan auksin
alami, sedangkan zat pengatur tumbuh yang paling berperan dalam pembentukan
tunas adalah sitokinin yang terdiri atas zeatin, zeatin riboside, kinetin, isopentenyl
adenin (ZiP), thidiazurron (TBZ), dan benzyladenine (BA atau BAP). Selain
auksin, absisic acid (ABA) juga berperan penting dalam pengakaran stek (Prasetyo,
2016).
Menurut Prasetyo (2016), penggunaan zat pengatur tumbuh ini efektif pada
jumlah tertentu, konsentrasi yang terlalu tinggi dapat merusak dasar stek, dimana
pembelahan sel dan kalus akan berlebihan dan mencegah tumbuhnya tunas dan
akar, sedangkan pada konsentrasi dibawah optimum tidak efektif.
2.7. Cara Perbanyakan Vegetatif pada Tanaman Buah

Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah yaitu


perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari
tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan manusia.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas, umbi,

13
rizoma, dan geragih. Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga dapat dilakukan
secara buatan yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak
menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara buatan dengan bantuan
campur tangan manusia (Rahman, 2012).
Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetatif buatan adalah
tanaman yang memiliki kambium. Tanaman yang tidak memiliki kambium atau
bijinya berkeping satu (monokotil) umumnya tidak dapat diperbanyak dengan cara
vegetatif buatan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dapat dilakukan
dengan cara stek, cangkok, dan merunduk (layering). Selain itu, perbanyakan
tanaman dapat dilakukan dengan cara okulasi dansambung (grafting) (Rahman,
2012).
2.7.1. Teknik Cangkok
Teknik pencangkokan adalah untuk mendapatkan anakan atau bibit untuk
pembangunan bank klon, kebun benih klon, kebun persilangan, karena dengan
teknik ini bibit yang dihasilkan bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga
atau berbuah. Pembuatan cangkokan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
(Priyono, 2016) :
1. Pemilihan cabang yang sehat dengan diameter rata-rata 2-4 cm. Cabang
dikerat dengan menggunakan pisau cangkok, kulit cabang dikelupas dan
bagian kambiumnya dibersihkan dengan cara dikerik.
2. Menutup luka sayatan pada cabang dengan campuran media yang telah
disiapkan kemudian ditutup dengan polybag dan diikat dengan tali rafia
sehingga media cangkok stabil. Bagian pembungkus cangkok dilubangi
agar memudahkan masuknya air atau keluarnya akar ketika cangkok telah
berakar dengan baik.
2.7.2. Teknik Okulasi
Okulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara
vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan
dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu
dimasukan atau ditempelkan di bagian batang bawah yang sebagian kulitnya
telah dikelupas membentuk huruf T tegak, T terbalik, H, U tegak, atau U
terbalik (Rahman, 2012).

14
Tempelan kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa waktu sampai
kedua bagian tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Penyatuan kedua
tanaman ini terjadi setelah tumbuh kalus dari kedua tanaman tersebut. Akibat
pertumbuhan kalus ini akan terjadi perekatan atau penyambungan yang kuat.
Contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan teknik okulasi yaitu mangga,
rambutan, sirsak, alpukat, dan jeruk (Rahman, 2012)
2.7.3. Teknik Penyusuan
Penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan di mana
batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan
dengan perakaranya. Keuntungannya tingkat keberhasilan tinggi, tetapi
pengerjaanya agak merepotkan, karena batang bawah harus selalu didekatkan
kepada cabang pohon induk yang kebanyakan berbatang tinggi. Kerugianya
penyusuan hanya dapat dilakukan dalam jumlah terbatas, tidak sebanyak
sambungan atau menempel dan akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk
pohon induk. Oleh karena itu penyusuan hanya dianjurkan terutama untuk
perbanyakan tanaman yang sulit dengan cara sambungan dan okulasi misalnya
alpukat, belimbing, dan durian (Rahman, 2012).
2.8. Cairan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)

Saat ini telah banyak zat pengatur tumbuh yang beredar di pasaran,
diantaranya adalah growtone. Selain harganya terjangkau juga mudah diperoleh dan
juga yang paling penting adalah sangat cocok digunakan pada berbagai macam stek
tanaman dengan fungsi merangsang pertumbuhan akan lebih cepat dan mengurangi
kematian stek. Growtone merupakan salah satu bahan yang mengandung ZPT asam
asetik naftalen dan naftalen asetik amid yang berperan dalam merangsang
pembentukan akar dan tunas. Cara aplikasinya sangat menentukan terhadap respon
growtone pada tanaman. Salah satu usaha yang dilakukan dalam aplikasi tersebut
adalah dengan menentukan konsentrasi yang tepat (Faizin, 2018).
Growtone adalah ZPT campuran berupa bubuk warna putih yang siap pakai
dan digunakan sebagai pasta yang di tempelkan pada bagian tanaman yang
dirangsang pertumbuhan akarnya. Growtone merupakan salah satu bahan yang
mengandung asam asetik naftalen atau naftalen asetik acid yang berperan dalam
merangsang pembentukan akar dan tunas. Zat pengatur tumbuh berbentuk tepung

15
yang dapat larut didalam air, berwarna abu-abu, cara aplikasinya sangat
menentukan terhadap respon growtone pada tanaman. Salah satu usaha yang
dilakukan dalam aplikasi tersebut adalah dengan menentukan aplikasi yang tepat
(Faizin, 2018).
Growtone merupakan zat perangsang tumbuh yang sangat berguna untuk
merangsang pertumbuhan akar. Adapun kelebihan growtone adalah mudah
diperoleh, harganya terjangkau dan yang paling penting sangat cocok digunakan
pada berbagai macam stek tanaman dengan fungsinya yaitu merangsang
pertumbuhan akar lebih cepat dan mengurangi resiko kematian stek. Berikut
manfaatnya yaitu (Faizin, 2018) :
1. Mempercepat keluar akar, sehingga stek tanaman cepat tumbuh.
2. Memperbanyak dan memperpanjang akar membuat tanaman lebih kokoh, sehat
dan cepat besar.
3. Memperbanyak umbi pada tanaman singkong dan ketela rambat, dengan
demikian hasil semakin meningkat.
4. Melindungi luka bekas potongan, sehingga stek/tanaman terhindar dari
bakteri/cendawan pembusuk.
5. Ekonomis karena penggunaannya sedikit 20-25 mg/stek (0,5-1,0 kg/ha).
2.9. Murbei (Morus alba)

Murbei merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat dan kegunaan,


selain sumber pakan ulat sutera, tanaman murbei juga memiliki manfaat lain, yaitu
sebagai obat-obatan, desinfektan dan antiasmatik. Budidaya murbei sangat penting
untuk mendukung industri persuteraan alam yang kini banyak berkembang di
masyarakat. Daun murbei sebagai pakan ulat sutera akan menentukan kualitas
kokon yang dihasilkan sehingga akan menghasilkan sutera yang bermutu pula.
Tanaman murbei dapat diperbanyak dengan mengggunakan setek batang. Usaha
untuk merangsang pertumbuhan dapat menggunakan zat perangsang tumbuh (ZPT)
(Thamrin, 2017).
Nama ilmiah murbei adalah Morus alba terdapat kira-kira 68 spesies dari
genus Morus. Mayoritas dari spesies ini terdapat di Cina (24 spesies) dan Jepang
(19 spesies). Genus ini sangat sedikit terdapat di Afrika dan Eropa serta tidak
terdapat di Australia. Budidaya murbei sudah dimulai ribuan tahun yang lalu untuk

16
memenuhi kebutuhan pakan pada pemeliharaan ulat sutera. Tumbuhan yang sudah
dibudidayakan ini menyukai daerah-daerah yang cukup basa (pH>6,5) seperti di
lereng gunung, daerah berkapur dan tanah yang berdrainase baik. Tanaman murbei
dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Ketinggian yang
optimum dihubungkan untuk pemeliharaan sutera, yaitu 400 m sampai 700 m di
atas permukaan laut (Thamrin, 2017).
Murbei dapat tumbuh di iklim tropis dan sub tropis. Murbei yang tumbuh di
daerah tropis dan sub tropis mempunyai perbedaan dalam pertumbuhannya, di
daerah tropis pertumbuhan murbei sepanjang tahun tidak mengalami masa istirahat
sehingga daun dapat di panen terus menerus, sedangkan di daerah sub tropis pada
musin dingin mengalami masa istirahat, akan tetapi terlihat perbedaan pertumbuhan
pada saat musim hujan dan musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh faktor air tanah
yang mengakibatkan produksi daun pada musim kemarau menurun dibandingkan
dengan pada musim hujan kecuali pada perkebunan murbei yang mendapat
pengairan (Thamrin, 2017).
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Urticales
Family : Moraceae
Genus : Morus
Spesies : Morus alba
Murbei memiliki bunga majemuk berbentuk tandan, keluar dari ketiak daun,
mahkota berbentuk tajuk, dan berwarna putih, dalam satu pohon terdapat bunga
jantan, bunga betina dan bunga sempurna yang terpisah. Murbei berbunga
sepanjang tahun. Tanaman murbei dapat diperbanyak dengan biji, stek dan okulasi.
Cara yang umum digunakan dalam perbanyakan tanaman murbei adalah stek
batang. Keuntungannya, bibit yang dihasilkan relatif sama dengan induknya,
mudah, murah dan lebih cepat berproduksi dibanding dengan cara generatif.
Disamping keseragaman tanaman, saat produksi tanaman asal stek lebih awal
tumbuh dan lebih tinggi (Thamrin, 2017).

17
III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum lapangan Silvikultur ini dilakukan pada hari Sabtu, 23 April 2022
di Kampung Rimba, Universitas Hasanuddin, Provinsi Sulawesi Selatan.
3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum lapangan ini adalah:
1. Gunting tanaman, digunakan untuk memotong batang tanaman murbei yang
akan dibuat stek.
2. Wadah (ember), sebagai wadah untuk melarutkan growtone.
3. Plastik polybag, sebagai tempat media tanam stek.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum lapangan ini adalah :
1. Tanah top soil yang sudah diayak, sebagai media stek.
2. Kompos/pupuk kandang, sebagai campuran tanah untuk menyuburkan
tanaman.
3. Sekam, untuk mengikat unsur hara yang ada dalam tanah.
4. Air, untuk menyiram tanaman dan melarutkan zpt.
5. Zpt (perangsang akar), untuk mempercepat keluarnya akar pada stek.
6. Stek yang digunakan (batang Murbei), sebagai bahan/tanaman yang akan
dibuat stek.
3.3. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja praktikum perbanyakan tanaman dengan metode stek


ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Potong bagian tanaman yang akan digunakan dengan panjang maksimal 10 cm,
pastikan batang memiliki 2 sampai 3 mata tunas
3. Kemudian rendam bagian tanaman yang sudah dipotong tadi kedalam air yang
sebelumnya sudah dicampur dengan cairan zpt.
4. Kemudian diamkan beberapa menit

18
5. Setelah itu tancapkan bagaian yang sudah dipotong itu kedalam polybag yang
berisikan tanah dengan campuran kompos
6. Terakhir lakukan penyungkupan menggunakan plastik dan diamkan selama
beberapa minggu.

19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Pertumbuhan Diameter Stek Batang


1

0.8
Diameter

0.6

0.4

0.2

0
1 2 3 4 5 6
Jumlah Pengukuran

Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 Plot 5


Plot 6 Plot 7 Plot 8 Plot 9 Plot 10

Gambar 5. Grafik Pertumbuhan Diameter Stek Batang

Pertumbuhan Tingggi Stek Batang


12
10
8
Tinggi

6
4
2
0
1 2 3 4 5 6
Jumlah Pengukuran

Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 Plot 5


Plot 6 Plot 7 Plot 8 Plot 9 Plot 10

Gambar 6. Grafik Pertumbuhan Tinggi Stek Batang

20
4.2. Pembahasan

Praktikum perbanyakan tanaman dengan metode stek ini dilakukan pada hari
Sabtu, 23 April 2022 pada pukul 10.00 WITA-selesai. Bertempat di Kampung
Rimba, Universitas Hasanuddin. Metode yang dilakukan adalah stek batang dengan
menggunakan batang tanaman murbei (Morus sp.). Perbanyakan tanaman dengan
metode stek batang ini menggunakan larutan growtone dengan pengamatan selama
tiga pekan, dimana setiap pekan dilakukan 2 kali pengamatan.
Dari hasil pengamatan minggu pertama, pengamatan pertama yaitu Selasa, 26
April 2022 terlihat belum ada yang tunas yang tumbuh di dalam sepuluh polybag
yang ada. Pada pengamatan kedua, Ahad 1 Mei 2022, terlihat belum ada tunas yang
tumbuh di dalam sepuluh polybag yang ada. Kemudian pada pengamatan minggu
kedua, terlihat tunas sudah tumbuh di semua polybag. Rata-rata polybag memiliki
2-3 tunas yang tumbuh. Tunas-tunas tersebut berdiameter mulai dari 0,01-0,05 cm,
tinggi mulai dari 0,1-3 cm, dan jumlah daun mulai dari 0-5 daun.
Adapun pada pengamatan pekan kedua, pengukuran pertama yaitu Ahad 8
Mei 2022, stek mulai mengalami peningkatan pertumbuhan. Rata-rata polybag
memiliki 3-4 tunas yang tumbuh. Tunas-tunas tersebut berdiameter mulai dari 0,01-
0,05 cm, tinggi mulai dari 0,12-0,44 cm, dan jumlah daun mulai dari 0-6 daun. Pada
pengamatan kedua Selasa 10 Mei 2022, rata-rata polybag memiliki 4-5 tunas yang
tumbuh. Tunas-tunas tersebut berdiameter mulai dari 0,32-0,83 cm, tinggi mulai
dari 1,5-15,3 cm, dan jumlah daun mulai dari 1-7 daun.
Pada pekan ketiga pengukuran pertama yaitu Ahad, 15 Mei 2022, rata-rata
polybag memiliki 3-4 tunas yang tumbuh. Tunas-tunas tersebut berdiameter mulai
dari 0,23-0,83 cm, tinggi mulai dari 1-14,4 cm, dan jumlah daun mulai dari 0-7
daun. Pada pengukuran kedua, Rabu 18 Mei 2022 rata-rata polybag memiliki 3-4
tunas yang tumbuh. Tunas-tunas tersebut berdiameter mulai dari 0,32-0,91 cm,
tinggi mulai dari 0,9-14,6 cm, dan jumlah daun mulai dari 0-8 daun.
Dari grafik pertumbuhan diameter dapat dilihat bahwa pertumbuhan stek
batang dari minggu ke minggu lumayan meningkat, dimana pada pengukuran
pertama semua belum memiliki tunas dan pada pengukuran terakhir telah memiliki
diameter 0,52-0,85 cm. Adapun dari grafik pertumbuhan tinggi dapat dilihat bahwa
pertumbuhan stek batang dari minggu ke minggu lumayan meningkat, dimana pada

21
pengukuran pertama semua belum memiliki tunas dan pada pengukuran terakhir
telah memiliki tinggi 5,6-10,45 cm. Dari tabel dapat dilihat bahwa persentasi
tumbuh stek ini bisa dibilang kurang maksimal. Hal ini bisa saja terjadi karena
tingginya suhu. Suhu yang baik untuk perkembangan stek adalah 12-270C. Pada
pengamatan yang dilakukan secara keseluruhan tidak semua batang yang telah
berakar memiliki daun maupun tunas. Sebaliknya ada yang daun dan tunasnya lebat
tetapi akarnya tumbuh sedikit. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor internal dan
eksternal sehingga terjadi perbedaan kondisi batang.
Faktor internal seperti umur batang yang terlalu tua sehingga menghambat
proses pertumbuhan akar maupun tunas kurang maksimal. Dilihat dari segi
diameter batang murbei yang normalnya, batang tanaman murbei yang ditanam
kurang dari 2 cm sehingga tanaman murbei yang ditanam pertumbuhannya lambat
namun tidak mempengaruhi jumlah tunas dan akar yang tumbuh. Faktor lainnya
adalah terletak pada tinggi tanaman yang sesuai untuk diperbanyak. Pada percobaan
kami, batang yang diperbanyak terlalu pendek, sehingga ada kemungkinan
memperlambat pertumbuhan tanaman murbei itu sendiri (Thamrin, 2017). Pada
faktor eksternal terjadi bisa saja karena kesalahan cara menanam dan perlakuan
terhadap tanaman tersebut. Baik itu kesalahan cara memotong batang dan
kurangnya perhatian pemotongan batang tanaman murbei akan lebih cepat tumbuh
apabila bagian bawah pada calon batang yang akan ditanam itu bentuknya miring.
Terbukti, tanaman yang ujungnya miring cepat pertumbuhan akar dan tunas–
tunasnya (Thamrin, 2017).
Sesuai teori menyebutkan batang bagian tengah yang digunakan dalam
perbanyakan tanaman paling bagus digunakan karena paling gampang mengalami
pertumbuhan yang dikarenakan batang tidak terlalu tua maupun muda. Setelah
diberikan ZPT growtone pun ternyata pertumbuhan yang paling cepat juga terletak
pada batang bagian tengah. Dibandingkan dengan batang yang lainnya,
pertumbuhan batang yang ujung dan pangkal juga mengalami pertumbuhan yang
subur tetapi agak lambat. Dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan batang tersebut seperti waktu penyiraman, mungkin kadar air yang
diberikan pada setiap tanaman berbeda atau bisa dikatakan tidak merata (Faizin,
2018).

22
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil praktikum lapang yang telah kami lakukan, maka dapat dsimpulkan
bahwa :
1. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara stek atau turus dapat
dilakukan dengan beberapa metode yaitu stek batang, stek akar, stek daun,
dan stek umbi. Adapun pada praktikum ini dilakukan dengan stek batang
menggunakan tanaman murbei (Morus sp.) dengan waktu pengamatan selama
tiga pekan.
2. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek pada praktikum
ini adalah faktor internal seperti batang yang diperbanyak terlalu pendek,
sehingga ada kemungkinan memperlambat pertumbuhan tanaman murbei itu
sendiri. Serta faktor eksternal seperti kesalahan cara menanam dan perlakuan
terhadap tanaman tersebut. Baik itu kesalahan cara memotong batang dan
kurangnya perhatian
3. Pengaruh panjang bahan tanam dan bentuk pemotongan terhadap
pertumbuhan stek pada praktikum ini yaitu tinggi batang terlalu pendek,
sehingga memperlambat pertumbuhan tanaman murbei itu sendiri. Kemudian
pemotongan batang tanaman murbei lebih cepat tumbuh apabila bagian
bawah pada calon batang yang akan ditanam itu bentuknya miring.
5.2. Saran

5.2.1. Saran untuk Laboratorium


Sebelumnya tidak ada saran khusus untuk laboratorium, akan tetapi khusus
untuk praktikum pembuatan stek, dari hasil stek yang didapatkan dapat saya
sarankan dalam pengamatan maupun pengukuran tunas agar diberitahukan
lebih awal cara penggunaan calipper agar tidak terjadi kesalahan.
5.2.2. Saran untuk Asisten
Asisten diharapkan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan
kinerjanya serta saat memberikan penjelasan maupun arahan diharapkan lebih
jelas agar lebih mudah dimengerti oleh praktikan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha, H. A., Mahfudz. 2014. Pengembangan Teknik Perbanyakan Vegetatif


Tanaman Jati Pada Hutan Rakyat. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan
Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta. Yogyakarta.

Dewi, E., Handayani, S., & Rosnina, R. 2016. Modul Praktikum Teknologi
Perbanyakan Tanaman.

Faizin, R. 2018. Pengaruh Jenis Stek dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh
Growtone Terhadap Pertumbuhan Tanaman Nilam (Pogestemon cablin
Benth). Jurnal Agrotek Lestari, 2(1).

Hendrayana, Y., & Ismail, A. Y. 2019. Pelatihan Pembuatan Bibit Stek Batang
Tanaman Rehabilitasi Di Desa Karangsari Kabupaten Kuningan.
Empowerment: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(02).

Lesmana, I., Nurdiana, D., & Siswancipto, T. 2018. Pengaruh berbagai zat pengatur
tumbuh alami dan asal stek batang terhadap pertumbuhan vegetatif bibit
melati putih (Jasminum sambac (L.) W. Ait.). JAGROS: Jurnal
Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science), 2(2), 80-98.

Prastyo, K. A. 2016. Efektivitas beberapa auksin (NAA, IAA dan IBA) terhadap
pertumbuhan tanaman zaitun (Olea europaea L.) melalui teknik stek mikro
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Priyono, S. H. 2016. Perbanyakan Vegetatif Secara Cangkok Piper Miniatum Bl.


Jurnal Teknologi Lingkungan, 11(1), 53-59.

Rahman, E., Maria Lusia Hutagalung, dan Yomi Tasina Surbakti. 2012. Makalah
Dasar-dasar Agronomi: Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif. Program
Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Jambi.

Saldawati, S. 2019. Kemampuan Tumbuh Stek Tanaman Jati (Tectona Grandis)


dari Posisi Bahan Stek dan Model Pemotongan (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
Thamrin, S., & Rahmiarwianti, R. 2017. Pertumbuhan Murbei (Morus alba L.) pada
Berbagai Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah. Agroplantae: Jurnal
Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Perkebunan, 6(1), 30-34.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

Penggemburan Tanah yang akan Pencampuran Tanah dengan Sekam


dijadikan Media Tanam Padi

Perendaman Batang Stek dengan Cairan Pengisian Tanah ke dalam Polybag


Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Baru

Penancapan Stek pada Polybag Pemberian Tanda pada Kantong Polybag


Lampiran 2. Sumber Referensi
Lampiran 3. Tabel Pengamatan Pertumbuhan Stek Batang

Pengukuran Diameter Tinggi Jumlah


Tanggal No. Polybag Tunas
Ke- (cm) (cm) Daun
1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
3 0 0 0 0
4 0 0 0 0
Selasa, 26
5 0 0 0 0
April 1
6 0 0 0 0
2022
7 0 0 0 0
8 0 0 0 0
9 0 0 0 0
10 0 0 0 0
1 0,05 1 5
2 0,04 0,2 0
1 3 0,01 0,2 0
4 0,02 1 4
5 0,01 0,5 0
1 0,02 0,5 3
2 2 0,03 1 4
3 0,03 2 4
1 0,03 0,5 3
3 2 0,05 1 4
3 0,03 2 1
1 0,02 0,1 0
4
2 0,03 0,2 0
1 0,01 0,1 0
5
Ahad, 1 2 0,01 0,1 0
2
Mei 2022 1 0,02 0,1 0
6 2 0,03 0,2 0
3 0,01 0,1 0
7 1 0,01 0,1 0
1 0,01 0,1 0
2 0,02 1,5 4
8
3 0,01 0,1 0
4 0,02 2 4
1 0,05 0,5 3
9 2 0,03 2,4 4
3 0,04 1,5 4
1 0,03 0,5 2
2 0,02 0,1 0
10
3 0,06 3 5
4 0,03 2 3
1 0,31 8 6
Ahad, 08
3 1 2 0,22 0,4 0
Mei 2022
3 0,24 2 0
4 0,35 12 6
5 0,12 7,5 3
1 0,21 1,5 3
2 2 0,23 6 5
3 0,32 8 5
1 0,24 0,4 0
3 2 0,33 1 1
3 0,35 12 6
1 0,23 1,5 0
2 0,22 1 0
4
3 0,44 12 6
4 0,24 6 4
1 0,23 4 2
5 2 0,42 9 4
3 0,31 4 3
1 0,24 0,6 0
2 0,44 3 1
6
3 0,32 3,5 0
4 0,21 2 0
1 0,21 3 2
7
2 0,32 9,5 6
1 0,21 0,2 0
2 0,25 5 4
8
3 0,26 3 3
4 0,23 7 5
1 0,36 3 3
9 2 0,37 7 4
3 0,23 4 4
1 0,21 1,4 2
2 0,2 1,8 0
10
3 0,2 4,9 5
4 0,25 3,2 2
1 0,52 11,3 6
2 0,51 13,7 7
1 3 0,43 7,7 7
4 0,44 2,1 6
5 0,32 9,1 3
1 0,41 1,8 3
2 2 0,54 8,3 5
Selasa, 10 3 0,43 7,2 6
4
Mei 2022 1 0,74 1,1 1
3 2 0,52 5 3
3 0,62 15,3 7
1 0,43 3 2
2 0,42 2 2
4
3 0,74 13,6 7
4 0,73 7,5 4
5 1 0,43 4,4 3
2 0,53 10,7 4
3 0,74 6,3 3
1 0,53 1,5 1
2 0,71 5,1 3
6
3 0,52 3,7 3
4 0,42 2,4 3
1 0,52 4,4 3
7
2 0,41 10,7 6
1 0,53 2,2 1
2 0,62 6,4 4
8
3 0,73 3,2 4
4 0,42 8,3 5
1 0,73 3,7 3
9 2 0,77 10,4 4
3 0,83 5,8 4
1 0,71 2,1 2
2 0,73 2,3 2
10
3 0,7 5,2 5
4 0,75 4,9 3
1 0,62 11,3 6
2 0,57 14,2 7
1
3 0,45 8,1 7
4 0,42 5,4 6
1 0,49 2,7 3
2 2 0,59 9,7 5
3 0,46 8,2 6
3 1 0,62 6,3 7
1 0,47 3,5 2
2 0,49 3,4 2
4
3 0,82 14,4 7
4 0,83 8,2 4
1 0,51 4,9 3
2 0,57 11,4 4
Ahad, 15 5
5 3 0,76 7,2 3
Mei 2022
4 0,23 1 0
1 0,59 2,4 1
2 0,76 6,3 4
6
3 0,61 5,2 3
4 0,54 4,3 3
1 0,58 5,2 3
7 2 0,46 11,2 6
3 0,32 1,6 0
1 0,61 2,8 2
8 2 0,67 6,8 4
3 0,75 4,3 3
1 0,81 4,0 1
9 2 0,77 11,1 3
3 0,83 6,3 4
1 0,74 2,9 2
10 2 0,81 3,1 1
3 0,74 5,9 5
1 0,66 12,2 5
2 0,60 14,4 0
3 0,52 8,5 1
1
4 0,42 13,9 6
5 0,35 2,9 6
6 0,32 0,3 4
1 0,50 2,9 2
2 2 0,71 9 5
3 0,51 8,7 5
1 0,43 0,9 0
3
2 0,64 20 7
1 0,50 3,9 1
2 0,51 4,1 0
4
3 0,9 14,6 6
4 0,85 8,9 5
1 0,55 5,1 3
Rabu, 18
6 2 0,62 4,2 0
Mei 2022 5
3 0,77 12,3 5
4 0,46 4,6 5
1 0,62 3,4 2
2 0,82 6,7 4
6
3 0,70 4 4
4 0,57 3,7 4
1 0,64 5,7 0
7 2 0,52 12 3
3 0,36 12,2 6
1 0,62 5,9 4
8 2 0,71 3 7
3 0,76 8,3 6
1 0,91 6,5 4
9
2 0,79 12 3
1 0,78 6,3 0
10
2 0,62 8 8

Anda mungkin juga menyukai