Silvikultur
NIM : M011201058
KELAS : SILVIKULTUR B
KELOMPOK : 10 (SEPULUH)
ASISTEN : 1. DICKY
2. MICHELL JEANESTEEN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
i
DAFTAR ISI
SAMPUL
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum ....................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Stek .................................................................................................... 3
2.2 Cara Stek Tanaman ............................................................................................ 5
2.3 Stek sebagai Teknik Perbanyakan ...................................................................... 10
2.4 Keuntungan dan Kerugian Bibit Stek ................................................................ 11
2.5 Perlakuan untuk Mempercepat Pertumbuhan Akar Stek ................................... 12
2.6 Zat Pengatur Tumbuh ......................................................................................... 13
2.7 Perbanyakan Vegetatif pada Tanaman Buah ..................................................... 13
2.8 Cairan Zat Pengatur Tumbuh ............................................................................. 15
2.9 Murbei (Morus alba) ......................................................................................... 16
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................................ 18
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................................. 18
3.3 Prosedur Kerja .................................................................................................. 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .................................................................................................................. 20
4.2 Pembahasan ....................................................................................................... 20
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 23
5.2 Saran ................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 24
LAMPIRAN .................................................................................................................. 26
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
induknya, serta dipergunakan untuk mengekalkan klon tanaman unggul dan juga
untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan tanaman (Adinugraha, 2014).
Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian
tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang,
dan daun sekaligus. Perbanyakan tanaman secara vegetatif sering dipilih oleh para
petani karena memiliki beberapa keuntungan khususnya bagi jenis tanaman yang
pertumbuhan dan daya berbuahnya lebih rendah ketika diperbanyak secara
generatif. Disamping itu, alasan lain dipilihnya perbanyakan secara vegetatif
karena hasil perbanyakan vegetatif relatif sama dengan sifat induknya. Untuk
memperoleh bibit yang unggul sebaiknya perbanyakan dilakukan dengan cara
pembiakan vegetatif. Hal ini disebabkan pada pembiakan vegetatif akan diperoleh
hasil yang yang mewarisi seluruh sifat induk tanaman, sehingga kinerja genotip
unggul yang terdapat pada pohon induk akan diulangi secara konsisten pada
keturunan (Adinugraha, 2014).
Berdasarkan uraian diatas, maka dianggap perlu untuk diadakan praktik
lapang silvikultur mengenai “Perbanyakan tanaman dengan metode stek” sehingga
dapat memahami dan mengetahui cara-cara perbanyakan tanaman secara vegetatif
dengan cara stek/turus.
1.2. Tujuan dan Kegunaan Praktikum
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.2. Keuntungan Stek
Perbanyakan tanaman dengan cara stek memberikan beberapa keuntungan
tersendiri. Berikut beberapa keuntungan dari penyetekan pada tanaman (Dewi,
2016) :
1. Tanaman yang dihasilkan memiliki karakter yang sama dengan induknya.
Sebab penyetekan merupakan teknik perbanyakan klon atau kloning dari
jenis tanaman terpilih.
2. Umumnya tanaman hasil stek lebih cepat mencapai periode maturity
(matang atau dewasa), sehingga bisa lebih cepat menghasilkan organ
generatif seperti bunga dan buah.
3. Bisa digunakan untuk tanaman yang tidak bisa diperbanyakan dengan cara
perbanyakan vegetatif lain seperti cangkok, sambung, atau okulasi.
4. Lebih praktis dan ekonomis karena lahan yang diperlukan relatif kecil
namun hasil tanamannya bisa banyak.
5. Tidak merusak tanaman induk.
2.1.3. Syarat Tanaman yang Bisa di Stek
Meskipun tergolong mudah, namun tidak semua proses penyetekan berhasil.
Agar perbanyakan tanaman dengan metode ini berhasil, harus memperhatikan
beberapa syarat tanaman yang bisa di stek. Berikut syarat penyetekan yang baik
(Saldawati, 2019) :
1. Advertisement stek berasal dari varietas unggul.
2. Umur tanaman yang akan di stek tidak lebih dari 3 bulan, stek tanaman
muda atau kurang dari 3 bulan memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan
tanaman berumur 4-5 bulan.
3. Bahan tanam memiliki pucuk, stek yang memiliki pucuk diketahui lebih
cepat beradaptasi pada lingkungan tumbuhnya dibandingkan stek kedua
atau ketiga tanpa pucuk.
4. Tanaman induk sehat dan tumbuh dengan normal, tanaman yang sehat bisa
dilihat dari vigor tanaman yang kuat, sehat, pertumbuhan normal, dan bebas
hama penyakit.
5. Tanaman masih segar, tanaman telah di stek bisa langsung ditanam atau
bisa juga disimpan pada tempat teduh 1-2 hari atau 3-4 hari untuk
4
menumbuhkan akar. Hal tersebut juga bertujuan agar tanaman lebih toleran
terhadap kondisi stres saat penanaman.
2.2. Cara Stek Tanaman
5
d. Menjaga kelembaban daun, daun tanaman yang sudah distek harus
dijaga kelembabannya agar tidak mengalami kekeringan. Cara menjaga
kelembaban agar tetap stabil dapat dibungkus dengan plastik. Hal yang
paling mudah dilakukan dengan menjauhkan stek dari paparan sinar
matahari misalnya dimasukan ke green house.
e. Perawatan tanaman, rawat tanaman sampai akarnya keluar. Media
semai harus terus dijaga dengan baik agar tidak sampai kering. Media
juga tidak boleh terlalu terlalu basah.
2. Jenis tanaman yang bisa di stek daun, bunga aster adalah bunga yang
berasal berasal dari Tiongkok. Bunga yang cantik ini sering dijadikan
hiasan di taman atau halaman depan rumah dan cukup mudah untuk distek
daun. Bunga aster tidak berbau, tapi bentuk dan warnanya cantik, sehingga
banyak yang menyukainya. Selain itu ada bunga terompet yang juga
merupakan tanaman yang dapat distek daun. Rekomendasi lainnya adalah
cocor bebek atau suru bebek, yang merupakan tumbuhan sukulen asal
Madagaskar yang mudah sekali ditemukan di Indonesia. Tanaman ini
kondang, sebab metode reproduksinya yang unik, yaitu melalui daun yang
dapat mengeluarkan tunas baru. Adapula bunga Wijayakusuma, bunga
yang miliki sejuta mitos ini mudah sekali dikembangbiakkan dengan cara
stek tanaman melalui daun (Hendrayana, 2019).
6
2.2.2. Cara Stek Tanaman dengan Batang
Diantara tiga jenis penyetekan, stek batang merupakan metode yang paling
sering dilakukan. Stek batang berarti memotong bagian batang tumbuhan untuk
ditanam menjadi tumbuhan yang baru. Biasanya stek batang dijalankan
bersama dengan jarak satu ruas jari berasal dari pucuknya (untuk tanaman
pendek layaknya rempah-rempah) dan satu lengan berasal dari pucuknya
(untuk tanaman yang tinggi layaknya singkong) (Hendrayana, 2019).
Lalu yang mesti diperhatikan adalah langkah memotongnya, yakni mesti
miring. Teknik stek batang sendiri dibagi lagi menjadi empat macam, yaitu
hardwood (tanaman berkayu keras), semi hardwood (tanaman berkayu
setengah keras), softwood (tanaman berkayu lunak) dan herbaceous (tanaman
herbal dan rempah-rempah) (Hendrayana, 2019).
1. Tahap stek tanaman dengan batang, di bawah ini adalah lima langkah
mudah untuk melakukan cara stek tanaman dengan batang (Hendrayana,
2019) :
a. Pilih tanaman yang akan distek, perlu diingat bahwa tidak semua
tanaman bisa dibiakkan dengan metode stek batang. Setelah
mengetahui bahwa tanaman di rumah bisa dilakukan stek batang, maka
prosesnya bisa dimulai segera mungkin.
b. Pilih tunas yang relatif baru, kendati relatif baru, namun tunas harus
memenuhi syarat dewasa dari induk tanaman. Setelah menemukan
tunas ideal, tentukan panjang batang stek. Secara umum, potong sekitar
8-10 cm untuk tanaman yang selalu hijau dan 15-30 cm untuk tanaman
belukar.
c. Buang daun dari bagian bawah stek, jangan lupa membuang dua lembar
daun dari bagian bawah potongan dan petik dua lembar daun di bagian
pucuk juga. Daun yang dibuang sekitar ½ sampai ⅔. Buang juga
kuncup bunga karena akan menyerap terlalu banyak nutrisi yang
dibutuhkan tanaman untuk menumbuhkan akar baru.
d. Proses stek batang, memproses batang stek meningkatkan peluangnya
untuk menciptakan akar baru karena tanaman memiliki nutrisi yang
diperlukan.
7
e. Buat substrat, bisa memulai pembentukan akar di pasir, tanah, atau
bahkan air dengan teknik subtrat. Beberapa stek batang akan
membentuk akar lebih cepat di dalam air dibanding di dalam tanah.
Setelah mendapat subtrat, pindahkan stek ke lokasi penanaman terakhir
setelah yakin akar telah terbentuk.
2. Jenis tanaman yang bisa distek batang, tanaman yang dapat distek batang
cukup beragam, salah satunya adalah rosemary. Menanam rosemary juga
bisa berasal dari biji. Tapi, tentu saja rosemary lebih mudah tumbuh
melalui teknik stek daripada berasal dari biji. Beberapa model mawar yang
dapat tumbuh berasal dari stek batang adalah mawar yang tumbuhnya
merambat layaknya mawar liar (wild roses) dan mawar kampung. Untuk
model mawar Holland yang biasa dijual di toko bunga tidak dapat ditanam
melalui teknik stek batang. Lavender yang berkhasiat sebagai pengusir
nyamuk dengan wangi yang enak juga bisa distek batang. Selain itu dari
kategori rempah, ada tanaman yang bisa distek batang yaitu thyme.
Tanaman ini sering dijadikan sebagai bumbu penyedap masakan, tapi bisa
juga diracik menjadi teh dan obat luka. Kita dapat menanam thyme di area
rumah dengan mudah melalui cara stek tanaman dengan batang
(Hendrayana, 2019).
8
2.2.3. Stek Tanaman dengan Akar
Stek akar sering juga dilakukan oleh banyak orang. Beberapa tanaman yang
dapat tumbuh berasal dari metode stek akar adalah sukun, apel, dan beberapa
tanaman hias. Namun ada hal yang mesti diperhatikan saat menyetek akar,
yakni jangan sampai penanamannya terbalik. Kemudian langkah
penyemaiannya pun mesti sejajar dan tidak masuk begitu dalam ke tanah, tapi
cukup dekat dengan permukaan tanah (Hendrayana, 2019).
1. Tahap stek tanaman dengan akar, untuk melakukan stek tanaman dengan
akar, pertama siapkan media tanam dari campuran tanah, kompos, dan
arang sekam atau sekam kering. Kemudian pilih akar yang sempurna dan
tidak cacat. Akan lebih baik jika memilih yang sudah terlihat calon akarnya.
Tempelkan akar di permukaan media tanam. Biarkan akar tumbuh bersama
dengan sendirinya. Jika akar sudah dapat tumbuh mandiri, kita dapat
memotong akar selanjutnya dan dipindahkan ke pot yang baru.
2. Tanaman yang bisa distek akar, menurut laman Litbang Pertanian, stroberi
merupakan tanaman buah yang dapat distek melalui metode stek akar, lebih
tepatnya berasal dari sulurnya. Sulur adalah bagian batang yang tersedia
daunnya (bukan yang tersedia buahnya). Ciri lainnya, biasanya pada sulur
sudah terlihat calon akar. Kunyit yang sering digunakan menjadi bumbu
masak di dalam banyak kuliner nusantara ternyata juga bisa distek akar.
Kunyit dapat tumbuh bersama dengan baik di layanan tanah yang agak
lembab dan cenderung kering.
9
2.3. Stek sebagai Teknik Perbanyakan
10
zat penghambat perakaran dan penurunan senyawa fenolik yang berperan
sebagai auksin yang dapat mendukung proses inisiasi akar pada stek.
c. Adanya tunas dan/atau daun pada bahan stek, proses perakaran pada stek
berperan penting bagi adanya tunas maupun daun pada stek. Jika seluruh
tunas dihilangkan maka pembentukan akar tidak terjadi sebab tunas
berfungsi sebagai auksin. Auksin berperan dalam mendorong proses
pembentukan akar yang disebut Rhizokalin yang berasal dari tunas yang
menghasilkan suatu zat.
d. Zat pengatur tumbuh, hormon biasanya mengalir didalam tanaman dari
tempat dihasilkannya ketempat keaktifannya. Hormon auksin merupakan
salah satu hormon tumbuh yang tidak lepas dari proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
2. Faktor lingkungan, media perakaran, suhu, kelembaban dan cahaya merupakan
faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek dengan
demikian, bahwa media perakaran memiliki fungsi sebagai pendukung proses
pertumbuhan stek selama pembentukan akar, memberi kelembaban pada stek
dan memudahkan penetrasi udara pada pangkal stek. Adapun media perakaran
yang baik digunakan adalah yang dapat memberikan kelembaban yang cukup,
berdrainase baik serta bebas dari patogen yang dapat merusak stek.
2.4. Keuntungan dan Kerugian Bibit dari Stek
Adapun keuntungan dan kerugian bibit dari stek, sebagai berikut (Rahman,
2012) :
2.4.1. Keuntungan Bibit dari Stek
Keuntungan bibit dari stek adalah seperti di bawah ini (Rahman, 2012) :
1. Tanaman buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama
dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan
rasanya.
2. Tanaman asal setek ini bisa ditanam pada tempat yang permukaan air
tanahnya dangkal, karena tanaman asal stek tidak mempunyai akar
tunggang.
3. Perbanyakan tanaman buah dengan stek merupakan cara perbanyakan yang
praktis dan mudah dilakukan.
11
4. Stek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan
teknik khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.
2.4.2. Kerugian Bibit dari Stek
Kerugian bibit dari stek adalah seperti di bawah ini (Rahman, 2012) :
1. Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang
tanaman menjadi mudah roboh.
2. Apabila musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan
2.5. Perlakuan untuk Mempercepat Pertumbuhan Akar pada Stek
12
karena itu media yang digunakan harus cukup gembur, sehingga aerasinya
baik.
2.6. Zat Pengatur Tumbuh
13
rizoma, dan geragih. Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga dapat dilakukan
secara buatan yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak
menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara buatan dengan bantuan
campur tangan manusia (Rahman, 2012).
Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetatif buatan adalah
tanaman yang memiliki kambium. Tanaman yang tidak memiliki kambium atau
bijinya berkeping satu (monokotil) umumnya tidak dapat diperbanyak dengan cara
vegetatif buatan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dapat dilakukan
dengan cara stek, cangkok, dan merunduk (layering). Selain itu, perbanyakan
tanaman dapat dilakukan dengan cara okulasi dansambung (grafting) (Rahman,
2012).
2.7.1. Teknik Cangkok
Teknik pencangkokan adalah untuk mendapatkan anakan atau bibit untuk
pembangunan bank klon, kebun benih klon, kebun persilangan, karena dengan
teknik ini bibit yang dihasilkan bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga
atau berbuah. Pembuatan cangkokan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
(Priyono, 2016) :
1. Pemilihan cabang yang sehat dengan diameter rata-rata 2-4 cm. Cabang
dikerat dengan menggunakan pisau cangkok, kulit cabang dikelupas dan
bagian kambiumnya dibersihkan dengan cara dikerik.
2. Menutup luka sayatan pada cabang dengan campuran media yang telah
disiapkan kemudian ditutup dengan polybag dan diikat dengan tali rafia
sehingga media cangkok stabil. Bagian pembungkus cangkok dilubangi
agar memudahkan masuknya air atau keluarnya akar ketika cangkok telah
berakar dengan baik.
2.7.2. Teknik Okulasi
Okulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara
vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan
dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu
dimasukan atau ditempelkan di bagian batang bawah yang sebagian kulitnya
telah dikelupas membentuk huruf T tegak, T terbalik, H, U tegak, atau U
terbalik (Rahman, 2012).
14
Tempelan kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa waktu sampai
kedua bagian tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Penyatuan kedua
tanaman ini terjadi setelah tumbuh kalus dari kedua tanaman tersebut. Akibat
pertumbuhan kalus ini akan terjadi perekatan atau penyambungan yang kuat.
Contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan teknik okulasi yaitu mangga,
rambutan, sirsak, alpukat, dan jeruk (Rahman, 2012)
2.7.3. Teknik Penyusuan
Penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan di mana
batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan
dengan perakaranya. Keuntungannya tingkat keberhasilan tinggi, tetapi
pengerjaanya agak merepotkan, karena batang bawah harus selalu didekatkan
kepada cabang pohon induk yang kebanyakan berbatang tinggi. Kerugianya
penyusuan hanya dapat dilakukan dalam jumlah terbatas, tidak sebanyak
sambungan atau menempel dan akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk
pohon induk. Oleh karena itu penyusuan hanya dianjurkan terutama untuk
perbanyakan tanaman yang sulit dengan cara sambungan dan okulasi misalnya
alpukat, belimbing, dan durian (Rahman, 2012).
2.8. Cairan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Saat ini telah banyak zat pengatur tumbuh yang beredar di pasaran,
diantaranya adalah growtone. Selain harganya terjangkau juga mudah diperoleh dan
juga yang paling penting adalah sangat cocok digunakan pada berbagai macam stek
tanaman dengan fungsi merangsang pertumbuhan akan lebih cepat dan mengurangi
kematian stek. Growtone merupakan salah satu bahan yang mengandung ZPT asam
asetik naftalen dan naftalen asetik amid yang berperan dalam merangsang
pembentukan akar dan tunas. Cara aplikasinya sangat menentukan terhadap respon
growtone pada tanaman. Salah satu usaha yang dilakukan dalam aplikasi tersebut
adalah dengan menentukan konsentrasi yang tepat (Faizin, 2018).
Growtone adalah ZPT campuran berupa bubuk warna putih yang siap pakai
dan digunakan sebagai pasta yang di tempelkan pada bagian tanaman yang
dirangsang pertumbuhan akarnya. Growtone merupakan salah satu bahan yang
mengandung asam asetik naftalen atau naftalen asetik acid yang berperan dalam
merangsang pembentukan akar dan tunas. Zat pengatur tumbuh berbentuk tepung
15
yang dapat larut didalam air, berwarna abu-abu, cara aplikasinya sangat
menentukan terhadap respon growtone pada tanaman. Salah satu usaha yang
dilakukan dalam aplikasi tersebut adalah dengan menentukan aplikasi yang tepat
(Faizin, 2018).
Growtone merupakan zat perangsang tumbuh yang sangat berguna untuk
merangsang pertumbuhan akar. Adapun kelebihan growtone adalah mudah
diperoleh, harganya terjangkau dan yang paling penting sangat cocok digunakan
pada berbagai macam stek tanaman dengan fungsinya yaitu merangsang
pertumbuhan akar lebih cepat dan mengurangi resiko kematian stek. Berikut
manfaatnya yaitu (Faizin, 2018) :
1. Mempercepat keluar akar, sehingga stek tanaman cepat tumbuh.
2. Memperbanyak dan memperpanjang akar membuat tanaman lebih kokoh, sehat
dan cepat besar.
3. Memperbanyak umbi pada tanaman singkong dan ketela rambat, dengan
demikian hasil semakin meningkat.
4. Melindungi luka bekas potongan, sehingga stek/tanaman terhindar dari
bakteri/cendawan pembusuk.
5. Ekonomis karena penggunaannya sedikit 20-25 mg/stek (0,5-1,0 kg/ha).
2.9. Murbei (Morus alba)
16
memenuhi kebutuhan pakan pada pemeliharaan ulat sutera. Tumbuhan yang sudah
dibudidayakan ini menyukai daerah-daerah yang cukup basa (pH>6,5) seperti di
lereng gunung, daerah berkapur dan tanah yang berdrainase baik. Tanaman murbei
dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Ketinggian yang
optimum dihubungkan untuk pemeliharaan sutera, yaitu 400 m sampai 700 m di
atas permukaan laut (Thamrin, 2017).
Murbei dapat tumbuh di iklim tropis dan sub tropis. Murbei yang tumbuh di
daerah tropis dan sub tropis mempunyai perbedaan dalam pertumbuhannya, di
daerah tropis pertumbuhan murbei sepanjang tahun tidak mengalami masa istirahat
sehingga daun dapat di panen terus menerus, sedangkan di daerah sub tropis pada
musin dingin mengalami masa istirahat, akan tetapi terlihat perbedaan pertumbuhan
pada saat musim hujan dan musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh faktor air tanah
yang mengakibatkan produksi daun pada musim kemarau menurun dibandingkan
dengan pada musim hujan kecuali pada perkebunan murbei yang mendapat
pengairan (Thamrin, 2017).
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Urticales
Family : Moraceae
Genus : Morus
Spesies : Morus alba
Murbei memiliki bunga majemuk berbentuk tandan, keluar dari ketiak daun,
mahkota berbentuk tajuk, dan berwarna putih, dalam satu pohon terdapat bunga
jantan, bunga betina dan bunga sempurna yang terpisah. Murbei berbunga
sepanjang tahun. Tanaman murbei dapat diperbanyak dengan biji, stek dan okulasi.
Cara yang umum digunakan dalam perbanyakan tanaman murbei adalah stek
batang. Keuntungannya, bibit yang dihasilkan relatif sama dengan induknya,
mudah, murah dan lebih cepat berproduksi dibanding dengan cara generatif.
Disamping keseragaman tanaman, saat produksi tanaman asal stek lebih awal
tumbuh dan lebih tinggi (Thamrin, 2017).
17
III. METODE PRAKTIKUM
Praktikum lapangan Silvikultur ini dilakukan pada hari Sabtu, 23 April 2022
di Kampung Rimba, Universitas Hasanuddin, Provinsi Sulawesi Selatan.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum lapangan ini adalah:
1. Gunting tanaman, digunakan untuk memotong batang tanaman murbei yang
akan dibuat stek.
2. Wadah (ember), sebagai wadah untuk melarutkan growtone.
3. Plastik polybag, sebagai tempat media tanam stek.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum lapangan ini adalah :
1. Tanah top soil yang sudah diayak, sebagai media stek.
2. Kompos/pupuk kandang, sebagai campuran tanah untuk menyuburkan
tanaman.
3. Sekam, untuk mengikat unsur hara yang ada dalam tanah.
4. Air, untuk menyiram tanaman dan melarutkan zpt.
5. Zpt (perangsang akar), untuk mempercepat keluarnya akar pada stek.
6. Stek yang digunakan (batang Murbei), sebagai bahan/tanaman yang akan
dibuat stek.
3.3. Prosedur Kerja
18
5. Setelah itu tancapkan bagaian yang sudah dipotong itu kedalam polybag yang
berisikan tanah dengan campuran kompos
6. Terakhir lakukan penyungkupan menggunakan plastik dan diamkan selama
beberapa minggu.
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
0.8
Diameter
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5 6
Jumlah Pengukuran
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6
Jumlah Pengukuran
20
4.2. Pembahasan
Praktikum perbanyakan tanaman dengan metode stek ini dilakukan pada hari
Sabtu, 23 April 2022 pada pukul 10.00 WITA-selesai. Bertempat di Kampung
Rimba, Universitas Hasanuddin. Metode yang dilakukan adalah stek batang dengan
menggunakan batang tanaman murbei (Morus sp.). Perbanyakan tanaman dengan
metode stek batang ini menggunakan larutan growtone dengan pengamatan selama
tiga pekan, dimana setiap pekan dilakukan 2 kali pengamatan.
Dari hasil pengamatan minggu pertama, pengamatan pertama yaitu Selasa, 26
April 2022 terlihat belum ada yang tunas yang tumbuh di dalam sepuluh polybag
yang ada. Pada pengamatan kedua, Ahad 1 Mei 2022, terlihat belum ada tunas yang
tumbuh di dalam sepuluh polybag yang ada. Kemudian pada pengamatan minggu
kedua, terlihat tunas sudah tumbuh di semua polybag. Rata-rata polybag memiliki
2-3 tunas yang tumbuh. Tunas-tunas tersebut berdiameter mulai dari 0,01-0,05 cm,
tinggi mulai dari 0,1-3 cm, dan jumlah daun mulai dari 0-5 daun.
Adapun pada pengamatan pekan kedua, pengukuran pertama yaitu Ahad 8
Mei 2022, stek mulai mengalami peningkatan pertumbuhan. Rata-rata polybag
memiliki 3-4 tunas yang tumbuh. Tunas-tunas tersebut berdiameter mulai dari 0,01-
0,05 cm, tinggi mulai dari 0,12-0,44 cm, dan jumlah daun mulai dari 0-6 daun. Pada
pengamatan kedua Selasa 10 Mei 2022, rata-rata polybag memiliki 4-5 tunas yang
tumbuh. Tunas-tunas tersebut berdiameter mulai dari 0,32-0,83 cm, tinggi mulai
dari 1,5-15,3 cm, dan jumlah daun mulai dari 1-7 daun.
Pada pekan ketiga pengukuran pertama yaitu Ahad, 15 Mei 2022, rata-rata
polybag memiliki 3-4 tunas yang tumbuh. Tunas-tunas tersebut berdiameter mulai
dari 0,23-0,83 cm, tinggi mulai dari 1-14,4 cm, dan jumlah daun mulai dari 0-7
daun. Pada pengukuran kedua, Rabu 18 Mei 2022 rata-rata polybag memiliki 3-4
tunas yang tumbuh. Tunas-tunas tersebut berdiameter mulai dari 0,32-0,91 cm,
tinggi mulai dari 0,9-14,6 cm, dan jumlah daun mulai dari 0-8 daun.
Dari grafik pertumbuhan diameter dapat dilihat bahwa pertumbuhan stek
batang dari minggu ke minggu lumayan meningkat, dimana pada pengukuran
pertama semua belum memiliki tunas dan pada pengukuran terakhir telah memiliki
diameter 0,52-0,85 cm. Adapun dari grafik pertumbuhan tinggi dapat dilihat bahwa
pertumbuhan stek batang dari minggu ke minggu lumayan meningkat, dimana pada
21
pengukuran pertama semua belum memiliki tunas dan pada pengukuran terakhir
telah memiliki tinggi 5,6-10,45 cm. Dari tabel dapat dilihat bahwa persentasi
tumbuh stek ini bisa dibilang kurang maksimal. Hal ini bisa saja terjadi karena
tingginya suhu. Suhu yang baik untuk perkembangan stek adalah 12-270C. Pada
pengamatan yang dilakukan secara keseluruhan tidak semua batang yang telah
berakar memiliki daun maupun tunas. Sebaliknya ada yang daun dan tunasnya lebat
tetapi akarnya tumbuh sedikit. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor internal dan
eksternal sehingga terjadi perbedaan kondisi batang.
Faktor internal seperti umur batang yang terlalu tua sehingga menghambat
proses pertumbuhan akar maupun tunas kurang maksimal. Dilihat dari segi
diameter batang murbei yang normalnya, batang tanaman murbei yang ditanam
kurang dari 2 cm sehingga tanaman murbei yang ditanam pertumbuhannya lambat
namun tidak mempengaruhi jumlah tunas dan akar yang tumbuh. Faktor lainnya
adalah terletak pada tinggi tanaman yang sesuai untuk diperbanyak. Pada percobaan
kami, batang yang diperbanyak terlalu pendek, sehingga ada kemungkinan
memperlambat pertumbuhan tanaman murbei itu sendiri (Thamrin, 2017). Pada
faktor eksternal terjadi bisa saja karena kesalahan cara menanam dan perlakuan
terhadap tanaman tersebut. Baik itu kesalahan cara memotong batang dan
kurangnya perhatian pemotongan batang tanaman murbei akan lebih cepat tumbuh
apabila bagian bawah pada calon batang yang akan ditanam itu bentuknya miring.
Terbukti, tanaman yang ujungnya miring cepat pertumbuhan akar dan tunas–
tunasnya (Thamrin, 2017).
Sesuai teori menyebutkan batang bagian tengah yang digunakan dalam
perbanyakan tanaman paling bagus digunakan karena paling gampang mengalami
pertumbuhan yang dikarenakan batang tidak terlalu tua maupun muda. Setelah
diberikan ZPT growtone pun ternyata pertumbuhan yang paling cepat juga terletak
pada batang bagian tengah. Dibandingkan dengan batang yang lainnya,
pertumbuhan batang yang ujung dan pangkal juga mengalami pertumbuhan yang
subur tetapi agak lambat. Dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan batang tersebut seperti waktu penyiraman, mungkin kadar air yang
diberikan pada setiap tanaman berbeda atau bisa dikatakan tidak merata (Faizin,
2018).
22
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum lapang yang telah kami lakukan, maka dapat dsimpulkan
bahwa :
1. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara stek atau turus dapat
dilakukan dengan beberapa metode yaitu stek batang, stek akar, stek daun,
dan stek umbi. Adapun pada praktikum ini dilakukan dengan stek batang
menggunakan tanaman murbei (Morus sp.) dengan waktu pengamatan selama
tiga pekan.
2. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek pada praktikum
ini adalah faktor internal seperti batang yang diperbanyak terlalu pendek,
sehingga ada kemungkinan memperlambat pertumbuhan tanaman murbei itu
sendiri. Serta faktor eksternal seperti kesalahan cara menanam dan perlakuan
terhadap tanaman tersebut. Baik itu kesalahan cara memotong batang dan
kurangnya perhatian
3. Pengaruh panjang bahan tanam dan bentuk pemotongan terhadap
pertumbuhan stek pada praktikum ini yaitu tinggi batang terlalu pendek,
sehingga memperlambat pertumbuhan tanaman murbei itu sendiri. Kemudian
pemotongan batang tanaman murbei lebih cepat tumbuh apabila bagian
bawah pada calon batang yang akan ditanam itu bentuknya miring.
5.2. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, E., Handayani, S., & Rosnina, R. 2016. Modul Praktikum Teknologi
Perbanyakan Tanaman.
Faizin, R. 2018. Pengaruh Jenis Stek dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh
Growtone Terhadap Pertumbuhan Tanaman Nilam (Pogestemon cablin
Benth). Jurnal Agrotek Lestari, 2(1).
Hendrayana, Y., & Ismail, A. Y. 2019. Pelatihan Pembuatan Bibit Stek Batang
Tanaman Rehabilitasi Di Desa Karangsari Kabupaten Kuningan.
Empowerment: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(02).
Lesmana, I., Nurdiana, D., & Siswancipto, T. 2018. Pengaruh berbagai zat pengatur
tumbuh alami dan asal stek batang terhadap pertumbuhan vegetatif bibit
melati putih (Jasminum sambac (L.) W. Ait.). JAGROS: Jurnal
Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science), 2(2), 80-98.
Prastyo, K. A. 2016. Efektivitas beberapa auksin (NAA, IAA dan IBA) terhadap
pertumbuhan tanaman zaitun (Olea europaea L.) melalui teknik stek mikro
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Rahman, E., Maria Lusia Hutagalung, dan Yomi Tasina Surbakti. 2012. Makalah
Dasar-dasar Agronomi: Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif. Program
Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Jambi.