Anda di halaman 1dari 20

1

LAPORAN PRAKTIKUM III


KULTUR JARINGAN
“Inisiasi Eksplan”

AWAL ADITYA NUGRAHA


08220210050

LABORATORIUM KULTUR JARINGAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
i

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL Halaman
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang..............................................................................................1
Tujuan Praktikum..........................................................................................3
Kegunaan Praktikum.....................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Inisiasi Eksplan...........................................................................4
Persyaratan Eksplan......................................................................................4
METODOLOGI
Waktu dan Tempat.......................................................................................10
Alat dan Bahan.............................................................................................10
Pelaksanaan Praktikum................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil.............................................................................................................11
Pembahasan..................................................................................................13
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..................................................................................................14
Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN GAMBAR
ii

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman
1. Media Kultur Jaringan Tanpa MS (Murashige dan Skoog)..............................11
2. Media Kultur Jaringan Dengan MS (Murashige dan Skoog)............................12
iii

DAFTAR GAMBAR

No Lampiran Halaman
1. Pemotongan Eksplan.........................................................................................11
2. Pembersihan Eksplan dengan Sabun Cuci........................................................11
3. Perendaman Eksplan dengan Fungisida............................................................11
4. Pemotongan Eksplan.........................................................................................11
5. Penanaman Eksplan...........................................................................................11
6. Mengikat Botol Kultur......................................................................................11
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Permintaan pasar yang tinggi mendorong perlunya upaya budidaya yang
berkelanjutan yaitu melalui penyediaan bibit dalam jumlah besar, relatif cepat
pengadaannya serta harga yang relatif murah. Perbanyakan menggunakan biji
memiliki kekurangan, salah satunya adalah perbedaan karakter awal dari genotipe
(Harahap et al., 2015).
Perbanyakan secara vegetatif melalui kultur jaringan dapat menjadi salah
satu pilihan. Perbanyakan dengan benih dapat menghasilkan anakan tanaman
dengan sifat yang relatif beragam sehingga masih memerlukan uji lapangan dalam
waktu yang cukup lama untuk mendapatkan keseragaman sifat unggulnya. Sistem
perbanyakan kultur jaringan melalui organogenesis tunas pucuk diharapkan
mampu memenuhi ketersediaan bibit sengon yang seragam dalam waktu singkat
dan dengan harga yang relatif murah (Anita et al., 2019).
Kultur tunas pucuk memiliki beberapa keuntungan yaitu frekuensi
organogenesisnya tinggi, tingkat stabilitas genetiknya relatif tinggi, penggunaan
yang luas pada banyak jenis, terbukti berhasil untuk propagasi pohon dewasa, dan
secara ekonomi murah (Yuliani, 2019).
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara
mengisolasi bagian tanaman seperti pucuk, daun dan mata tunas, serta
menumbuhkan bagian- bagian tersebut dalam media buatan secara aseptic yang
kaya nutrisi. Inisisi adalah pengambilan dan penamaan eksplan yang steril
kedalam media tanam. Tinamin dan asam nikotinat (vitamin) merupakan salah
satu unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai anti oksidan dan melancarkan
metabolism pada tumbuhan sehingga tumbuhan akan dengan cepat menyerap
unsur hara yang terdapat pada media (Zaenuddin et al., 2021).
Bahasa asing kultur jaringan disebut dengan tissue culture,
weefselcultus ,atau gewebe culture. Kultur adalah budidaya sedangkan kultur
jaringan berarti memudidayakan suatu jaringan tanaman sehingga menjadi
tanaman baru yang memiliki sifat sama seperti induknya. Prinsip utama dari
kultur jaringan adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam keadaan steril
baik teknisi maupun eksplan (bagian tanaman yang akan diuji) dan media yang
2

akan dipakai,kultur jaringan jua harus menggunakan eksplan yang masih muda
(meristem) sehingga sel-sel yang ada pada eksplan tersebut dapat dengan
cepat membelah sehingga menjadi tumbuhan baru yang berkualitas tinggi
(Sarpaini, 2015).
Kemampuan hidup eksplan pada kultur in vitro sangat tergantung dari
eksplan itu sendiri, jenis dan komposisi media serta kandungan zat pengatur
tumbuh yang diberikan. Jenis dan komposisi media sangat mempengaruhi
besarnya ketersediaan zat makanan bagi eksplan sehingga secara langsung dapat
mempengaruhi besarnya daya tahan eksplan untuk hidup pada media tersebut,
sedangkan zat pengatur tumbuh endogen dan eksogen berpengaruh utuk
menginduksi pola morfogenesis tertentu (Sundari et al., 2015).
Bidang bioteknologi pertanian kultur jaringan selain dimanfaatkan sebagai
cara untuk perbanyakan tanaman juga dimanfaatkan plasma nutfah, variasi
monoklonal dan sebagai sarana bagi rekayasa genetika untuk memperoleh
tanaman yang bernilai tinggi). Kultur jaringan tanaman merupakan salah satu
bidang bioteknologi yang tidak hanya didominasi oleh kalangan akademis, tetapi
telah menjadi alat utama bagi perbanyakan tanaman dan pencaharian varietas
tanaman baru oleh industri hortukultura dan tanaman pangan (Fowler, 2019).
Banyak senyawa-senyawa kimia alami seperti antibiotik, alkaloid, steroid,
minyak atsiri, resin merupakan metabolit sekunder diperoleh secara komersial
dengan cara mengisolasi dari tanaman, dan hal ini menimbulkan permasalahan
yang serius dengan terbatasnya sumber bahan baku untuk diisolasi. Sehubungan
terbatasnya sumber bahan baku maka perlu dicari solusi alternatif lain dalam
usaha penyediaan metabolit sekunder. Salah satu alternatif tersebut adalah melalui
kultur jaringan tanaman yang sering disebut dengan kultur in vitro (Pierik, 2018).
Media kultur jaringan tumbuhan berisi garam garam mineral, hormon,
vitamin, sumber karbon, dan asam amino. Sumber karbon merupakan salah satu
faktor yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan kultur jaringan selain
kombinasi zat tumbuh. Sumber karbon berfungsi sebagai sumber energi yang
dibutuhkan oleh sel untuk dapat melakukan pertumbuhan (Kimball, 2021).
Glukosa dan fruktosa sebagai hasil hidrolisis sukrosa dapat merangsang
3

pertumbuhan beberapa jaringan. Konsentrasi sukrosa berpengaruh terhadap


pertumbuhan kalus (Sitorus, 2013).
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan
dikulturkan. Perkembangan dari penerapan teknik jaringan adalah kemungkinan
penggunaan kultur sel tanaman untuk memproduksi metabolit sekunder tanaman
berkhasiat obat (Yuliarti, 2015).
Tujuan Praktikum
Praktikum kultur jaringan tentang inisiasi eksplan bertujuan untuk
mengetahui cara memilih eksplan yang baik dan melakukan penanaman yang
tepat dan benar
Kegunaan Praktikum
Kegunaan praktikum kultur jaringan tentang inisiasi eksplan sebagai
sumber ilmu pengetahuan guna memahami penanaman yang baik dalam kultur
jaringan.
4

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Inisiasi Eksplan


Kultur jaringan (tissue culture) adalah suatu teknik mengisolasi bagian-
bagian tanaman (sel, sekelompok sel, jaringan, organ, protoplasma, tepung sari,
ovari dan sebagainya), ditumbuhkan secara tersendiri, dipacu untuk
memperbanyak diri, akhirnya diregenerasikan kembali menjadi tanaman lengkap
yang mempunyai sifat sama seperti induknya dalam suatu lingkungan yang
aseptik (bebas hama dan penyakit). Selanjutnya teknik ini juga disebut kultur in
vitro (in vitro culture) yang artinya kultur di dalam wadah gelas. Dasar
pengembangan kultur jaringan adalah totipotensi. Totipotensi merupakan potensi
suatu sel untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang lengkap.
Setiap sel akan beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap dan utuh apabila
ditempatkan pada kondisi yang sesuai (Kumar et al., 2019).
Tahapan kultur jaringan meliputi inisiasi, multiplikasi, perpanjangan dan
induksi akar (pengakaran), dan aklimatisasi. Kegiatan inisiasi meliputi persiapan
eksplan, sterilisasi eksplan hingga mendapatkan eksplan yang bebas dari
mikroorganisme kontaminan. Multiplikasi merupakan tahap perbanyakan eksplan
dengan subkultur (pemindahan eksplan dalam media baru yang berisi Zat
Pengatur Tumbuh (ZPT)) secara berulang-ulang untuk mempertahankan stok
bahan tanaman (eksplan). Pengakaran merupakan kegiatan terakhir sebelum
planlet dipindahkan ke kondisi luar. Aklimatisasi ialah proses
pemindahan/pengadaptasian planlet dari kondisi in vitro ke kondisi luar/lapangan
(Kumar et al., 2019).
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan
dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur
jaringan adalah tunas. Ada beberapa tipe jaringan yang di gunakan sebagai
eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan. Pertama adalah jaringan muda yang
belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik) sehingga
memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini ucr
ditemukan pada tunas ucros, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun
ucrose batang. Tipe jaringan kedua adalah jaringan parenkima, yaitu jaringan
5

penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan


fungsinya. Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah
berfotosistesis dan jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai tempat
cadangan makanan (Yan, 2021).
Persyaratan Eksplan
Materi sumber eksplan yang secara fisiologis telah lengkap dari daun,
batang dan akar akan meningkatkan persentase keberhasilan pembentukan planlet
pada perbanyakan kultur jaringan. Selain itu, salah satu faktor pendukung
keberhasilan teknik perbanyakan melalui kultur jaringan adalah kesehatan materi
genetik, yaitu tidak terserang hama dan penyakit. Pada tahap awal teknik kultur
jaringan kendala terbanyak adalah bagaimana mendapatkan eksplan dengan
tingkat kontaminasi bakteri atau fungi yang rendah di dalam botol kultur. Upaya
yang dilakukan dimulai dari isolasi bahan induk tanaman sebagai sumber eksplan
di dalam rumah kaca serta perawatan dengan fungisida dan bakterisida. Pada
percobaan ini dilakukan prasterilisasi tanaman induk dengan pemberian fungisida
dengan kombinasi Pyraclostrobin dan Metiram. Fungisida ini diketahui mampu
menekan pertumbuhan jamur dan khamir serta menunjukkan efek tambahan
sebagai zat pengatur tumbuh (Putri dan Jayusman, 2017).
Eksplan adalah potongan/bagian jaringan yang diisolasi dari tanaman
yangdigunakan untuk inisiasi suatu kultur in vitro. Eksplan merupakan potongan
tanaman yang diisolasi untuk inisiasi kultur jaringan. Respon masing-masing
eksplan dalam kultur jaringan akan berbeda. Kemampuan regenerasi eksplan
dalam kultur jaringan sangat dipengaruhi oleh tipe eksplan, varietas eksplan, umur
tanaman induk sumber eksplan, kondisi fisiologis, dan ukuran eksplan
(Handayani, 2016).
Tipe eksplan merupakan faktor yang penting dalam mengoptimalkan
pelaksanaan kultur jaringan. Tipe eksplan seperti tunas pucuk, tunas ketiak
(aksilar), akar, mata tunas, daun, embrio, dan bakal biji akan memberikan
perbedaan yang signifikan pada pertumbuhan eksplan. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan kandungan hormon pada masing-masing bagian eksplan. Varietas
eksplan juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi regenerasi
eksplan (Michel et al., 2018).
6

Peluang keberhasilan kultur jaringan dipengaruhi juga oleh umur tanaman.


Semakin muda tanaman, maka akan semakin besar keberhasilan dalam kultur
jaringan. Jaringan muda (juvenile) memiliki sel-sel yang aktif membelah dengan
kecepatan pembelahan sel yang tinggi sehingga jaringan muda merupakan bahan
eksplan yang baik. Respon eksplan akan menurun seiring pertambahan umur
eksplan (Naughmouchi, 2013).
Kondisi fisiologi eksplan berperan penting dalam keberhasilan teknik
kultur jaringan. Pada umumnya bagian vegetatif lebih siap beregenerasi daripada
bagian generatif. Kondisi fisiologis dari suatu tanaman bervariasi secara alami,
sejalan dengan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh lingkungannya.
Pengaturan lingkungan tanaman yang bersih dan higienis, dengan pengubahan
status fisiologi tanaman induk seperti memanipulasi cahaya, suhu, suplai air,
suplai hara dan zat pengatur tumbuh akan mempengaruhi fisiologi eksplan.
Ukuran eksplan menentukan laju kehidupan bahan eksplan. Eksplan yang
berukuran kecil, lebih mudah disterilisasi sehingga akan memperkecil peluang
kontaminasi baik secara internal maupun eksternal, namun kemampuan
beregenerasi juga kecil sehingga diperlukan media kompleks dalam
pertumbuhannya. Semakin besar ukuran eksplan maka akan semakin besar
kemampuan beregenerasi, namun peluang untuk kontaminasi juga semakin besar
(Zulkarnain, 2019).
7

METODOLOGI

Tempat dan Waktu


Praktikum Kultur Jaringan tentang Inisiasi Kultur Jaringan dilaksanakan di
Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas pertanian, Universitas Muslim Indonesia,
Makassar, pada hari Selasa 24 Oktober 2023, pukul 13.00 WITA sampai 18.00
WITA.
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kultur jaringan tentang
inisiasi eksplan terdiri dari Laminar air flow, Hand sprayer, aluminium foil,
petridis, scalpel, pinset, dan lampu spirtus. Bahan yang digunakan adalah tunas
tanaman Aglonema, botol yang sudah berisi media (media tumbuh), alkohol,
sublimat, clorox, dan aquades steril.
Pelaksanaan Praktikum
1. Sterilisasi Ruang
Ruang kultur jaringan disterilkan dengan mengelap atau menyemprot
dinding ruangan dengan alkohol 96 %, dan disinari dengan lampu Ultra Violet
minimal 1 malam. Dinding alat penabur berupa Laminar Air Flow cabinet
(LAF) dilap dengan alkohol 96 % dan disinari lampu UV minimal 30 menit
sebelum digunakan. Selama lampu UV dinyalakan, blower tidak boleh
dijalankan. Blower dinyalakan apabila akan dilakukan penanaman dan lampu
UV dimatikan. Apabila LAF tidak dilengkapi dengan lampu UV, maka blower
harus dijalankan terus-menerus meski tidak digunakan untuk menanam agar
runag penabur tetap bersih dan steril.
2. Sterilisasi Eksplan
a. Sebelum dimasukkan pada LAF, eksplan direndam dengan Deterjen 4
gram selama 30 menit.
b. Direndam dengan Bakterisida 1 gram selama 30 menit.
c. Direndam dengan Fungisida 2 gram selama 30 menit.
d. Ketika ditempatkan pada LAF, eksplan direndam dengan Alkohol 70 %
selama 7 detik.
e. Dicuci dengan Aquades sebanyak 3 kali.
f. Direndam dengan Clorox 7,5 % selama 3 menit.
8

g. Dicuci kembali dengan Aquades sebanyak 4 kali.


h. Direndam dengan Clorox 5 % selama 3 menit.
i. Dicuci dengan Aquades sebanyak 4 kali.
3. Penanaman Eksplan
a. Sebelum masuk ruang kultur, tangan dan kaki praktikan disemprot dengan
alkohol secukupnya.
b. Botol kultur yang sudah berisi media diambil sebanyak 3 botol pada rak
inkubasi kultur.
c. Aglonema diambil dengan kemudian dibagi menjadi 3 bagian dengan
panjang masing-masing potongan yaitu 1 cm.
d. Penutup botol kultur (alumunium foil) dibuka, lalu mulut botol di flamir di
atas lampu bunsen.
e. Alat (pinset dan scalpel) diflamir dengan cara dicelupkan pada alkohol 96
% lalu dibakar di atas lampu bunsen.
f. Ketiga potongan eksplan diambil dengan pinset steril, kemudian
dimasukkan ke dalam medium untuk ditanam.
g. Mulut botol dan bagian dalamtutupnya diflamir kembali, kemudian botol
ditutup denga alumunium foil dan diikat rapat dengan plastik dan diberi
label (jenis tanaman/ macam eksplan, tanggal penanaman, dan nama
praktikan).
Botol-botol kultur dikeluarkan dari LAF, kemudian ditempatkan pada rak
inkubasi kultur.
9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Tabel 1. Media Kultur Jaringan Tanpa MS (Murashige dan Skoog)
No Pengamatan Gambar Keterangan

1 Pengamatan pertama
eksplan tumbuh dengan
baik dan tidak terjadi
Rabu, 01
kontaminasi
November 2023
mikroorganisme

2 Pengamatan kedua tunas


muncul pada eksplan dan
tidak terjadi kontaminasi
Selasa, 7
mikroorganisme
November 2023

3 Pengamatan ketiga
pertumbuhan eksplan tidak
berkembang
Rabu, 13
November 2023

Sumber Data Primer, 2023


10

Tabel 2. Media Kultur Jaringan Dengan MS (Murashige dan Skoog)


No Pengamatan Gambar Keterangan

1 Pengamatan pertama
eksplan dalam kondisi baik
dan tidak terjadi
Rabu, 01 kontaminasi
November 2023 mikroorganisme

2 Pengamatan kedua eksplan


tidak terjadi pertumbuhan
dan tidak terjadi
Selasa, 7 kontaminasi
November 2023 mikroorganisme

3 Pengamatan ketiga eksplan


dalam kondisi baik dan
tidak terjadi kontaminasi
Rabu, 13 mikroorganisme
November 2023

Sumber Data Primer, 2023

Pembahasan
Pada pengamatan pertama media kultur jaringan tanpa MS, eksplan
tumbuh dengan baik karena pada proses penanaman sangat steril sehingga
pertumbuhan eksplan menjadi lebih baik dan tidak terjadi adanya kontaminasi.
Pada pengamatan kedua media kultur tanpa MS eksplan mulai muncul tunas
dikarenakan kondisi daripada medianya sangat stabil dan tidak terjadi kontaminasi
sehingga pertumbuhan eksplan tidak terganggu. Pada pengamatan ketiga
11

pertumbuhan eksplan sudah tidak berkembang mungkin dikarenakan kurangnya


nutrisi bagi eksplan untuk berkembang sehingga tidak ada pertumbuhan yang
dialami eksplan dan juga tidak terjadi kontaminasi.
Pengamatan pertama media kultur jaringan dengan MS eksplan tumbuh
dengan baik dan tidak terjadi kontaminasi apapun, Pengamatan kedua eksplan
tidak ada perkembangan dari pertumbuhan eksplan pada media MS, Pengamatan
ketiga juga begitu tidak terjadi perubahan tetapi tidak terjadi kontaminasi.
Eksplan pada media kultur jaringan dengan media MS tidak terjadi
pertumbuhan dikarenakan kualitas bibit awal tanaman kurang bagus sehingga
mempengaruhi pertumbuhan eksplan pada media MS. Eksplan yang berasal dari
tanaman sehat dan bebas dari penyakit biasanya lebih cenderung tumbuh dengan
baik. Faktor fisiologis juga mempengaruhi karena beberapa tanaman memiliki
kebutuhan fisiologis yang sangat spesifik atau rentan terhadap stress. Jika kondisi
pertumbuhan atau kebutuhan spesifik tanaman tidak terpenuhi, pertumbuhan
dapat terhambat. Dan mungkin juga dikarenakan kondisi lingkungan seperti
pencahayaan dan suhu yang tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan eksplan.

KESIMPULAN DAN SARAN


12

Kesimpulan
Pada praktikum kultur jaringan tentang inisiasi eksplan dapat saya
simpulkan bahwa inisiasi eksplan menggunakan media MS dan tanpa MS
pertumbuhan tanamannya sama. Pemilihan eksplan juga sangat menentukan
keberhasilan kultur jaringan
Saran
Adapun sedikit saran dari saya pribadi yaitu proses praktikum mungkin
dapat diperpanjang untuk melihat perkembangan eksplan pada media tanpa MS
dan dengan MS hingga proses aklimatisasi.

DAFTAR PUSTAKA
13

Andriyani, Wiwien Mukti, Komsatun, Prilastini, dan Wismo W. (2018).


“Optimasi Hormon Pertumbuhan Pada Produksi Kalus Rumput Laut
Kultur Jaringan.” Jurnal Perekayasaan Budidaya Payau dan Laut 1:79–86.

Fowler MW, Comersial and Economic aspect of Mass Olant Cell Culture,
Cambridge Univ. London, (2019).

Harahap, P.S., Siregar, L.A.M., & Husni, Y. (2015). Kajian Awal : Respon
Eksplan Nodus dalam Inisiasi Tunas Mikro Tanaman Karet (Hevea
brasiliensis Muell Arg.) dalam Medium MS. Agroekoteknologi, 3(2337),
229–237.

Kimball, J.W. (2021). Biologi. Erlangga. Bogor Palacia L, JJ Cantero, RM


Cusido, ME Goleniowski. 2012. Phenolic Compound Production in
Relation to Differentiation in Cell and Tissue Cultures of Larrea
divaricata (Cav.). Plant Science 193-194: 1-7.

Kumar N, Reddy MP. (2019). In vitro plant propagation: a review. Journal


ofForest Science 27(2):61−72.

Michel Z, Hilaire KT, Mongomake K, Georges AN, Justin KY. (2018). Effect
ofgenotype, explants, growth regulators, and sugar on callus
inductionincotton (Gossypium hirsutum L.). Australian Journal of Crop
Science.2(1):1−9.

Naghmouchi S, Khouja ML, Rejeb MN, Boussaid M. (2013). Effect of growth


regulators and explant origin on in vitro propagation of Ceratonia siliqua
L.via cuttings. Biotechnol Agron Soc Environ 12(3):251−258.

Pierik, R.I.M., (2018). In Vitro Culture of Higer Plants. Martinus Nijhoff


Publishers Dordrecht, The Netherlands.

Putri, A. I., & Jayusman, D. (2017). Inisiasi Tunas Aksiler serta Kalus Toona
sinensis dan Toona sureni dengan Sumber Bahan Stek Cabang. Jurnal
Pemuliaan Tanaman Hutan, 6(3), 167– 180.

Sarpaini. (2015). Pedoman Kultur Jaringan. Unit Produksi Benih (UPB).Sedau.

Sitorus M, ED Hastuti, N Setiari. (2013). Induksi Kalus Binahong (Basella rubra


L.) secara In vitro pada Media Murashige & Skoog dengan Konsentrasi
Sukrosa yang Berbeda. Bioma 13(1): 1-7.

Sundari, L., Siregar, L. A., & Hanafiah, D. S. (2015). Kajian awal: Respon
eksplan nodus dalam inisiasi tunas mikro tanaman karet (Hevea
brasiliensis Muell. Arg.) dalam medium WPM. Jurnal Agroekoteknologi
Universitas Sumatera Utara, 3(1), 102887.
Yuliani, S. E. (2019). Perbanyakan Sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen)
yang Berasal dari Tanaman Dewasa dengan Teknik Kultur Jaringan:
14

Pengaruh Prosedur Sterilisasi dan Zat Pengatur Tumbuh. Skripsi. Institut


Pertanian Bogor.

Yuliarti N. (2015). Kultur Jaringan Tanaman Skala Rumah Tangga. Lily


Publisher.Yogyakarta

Zaenudin, M., Nitami, D., Husain, P., & Ihwan, K. (2021). Efektivitas Inisiasi
Kultur Jaringan terhadap Pertumbuhan Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa) dengan Menambahkan Dosis Tiamin dan Asam Nikotinat
pada Media Agar. EVOLUSI: JOURNAL OF MATHEMATICS AND
SCIENCES, 5(2), 102-106.

Zulkarnain. (2019). Kultur Jaringan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.

LAMPIRAN GAMBAR
15

Gambar 1. Pemotongan Eksplan Gambar 2. Pembersihan Eksplan


dengan Sabun Cuci

Gambar 3. Perendaman Eksplan Gambar 4. Pemotongan Eksplan


dengan Fungisida

Gambar 5. Penanaman Eksplan Gambar 6. Mengikat Botol Kultur

LEMBAR ASISTENSI
16

No Hari/Tanggal Paraf Asisten

Anda mungkin juga menyukai