Disusun oleh :
Semester VI Biologi
“Om Swastyastu”
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nyalah beserta dibarengi dengan usaha dari kami
selaku tim penyusun sehingga makalah kultur jaringan yang berjudul “Aplikasi
Kultur Jaringan Pada Berbagai jenis Tanaman” ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Ada pun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah kultur jaringan ini
adalah untuk mengkaji dan mengetahui mengenai macam-macam teknik dan jenis
sterilisasi, sterilisasi eksplan, alat dan ruangan serta medium kultur jaringan
tumbuhan.
Dalam kesempatan ini, kami selaku tim penyusun mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Harapan yang kami inginkan semoga makalah kultur jaringan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan
maupun kekurangan, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun dari para pembaca.
Tim penyusun
Kelompok 1
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembelajaran .......................................................................................... 3
1.4 Manfaat Pembelajaran ........................................................................................ 3
BAB II KAJIAN ISI
2.1 Definisi Kultur Jaringan ..................................................................................... 2
2.2 Kultur Jaringan Tanaman Anggrek .................................................................... 7
2.3 Kultur Jaringan Tanaman Jahe ......................................................................... 13
2.4 Kultur Jaringan Tanaman Kentang ................................................................... 16
2.5 Kultur Jaringan Tanaman Wortel .................................................................... 24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 26
3.2 Saran ................................................................................................................. 26
dapat mengeliminir terjadinya variasi genetik, maka dari itu teknik ini
diangkat menjadi teknik baru yang standar untuk perbanyakkan tanaman.
Selanjutnya teknik perbanyakkan tanaman melalui kultur tunas aksiler dapat
diaplikasikan untuk mepercepat kloning pada spesies tumbuhan lain.
Perkembangan teknik kultur jaringan dalam aspek pertanian yang lain ialah
fertilisasi in-vitro (pembuahan dalam tabung). Teknik pembuahan dalam tabung
diawali percobaan Kanta yang berhasil mengembangkan teknik fertilisasi in-vitro
(Kanta et al, 1962). Teknik tersebut dilakukan dengan pengkulturan putik dan
serbuk sari bersama-sama dalam satu wadah, kemudian serbuk sari bertunas dan
membuahi putik. Teknik ini dapat diterima untuk mengatasi inkompatibilitas yang
terjadi dalam fertilisasi secara alam.
Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jelas mengenai aplikasi dalam
kultur jaringan maka disusunlah makalah ini untuk membahas mengenai macam-
macam tanaman yang dikultur jaringan beserta tahapan jaringan tumbuhan.
2. Bunsen
3. Alkohol 70%
4. Pinset
5. Kapas
6. Petridish steril
Buah anggrek dicelupkan di dalam alkohol, diangkat sampai sisa alkohol tidak
menetes, kemudian dibakar diatas api Bunsen. Dilakukan 3 kali. 5. Buah anggrek siap
untuk dibelah dan ditanam bijinya. Setelah melakukan sterilisasi eksplan dilanjutkan
dengan sterilisasi alat dengan memilih alat yang tahan panas yang nantinya
disterilisasi di autoclave dan mana alat yang tak bisa di sterilkan menggunakan
autoclav
Pembuatan media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.
Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan
diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan
hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.
Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya
maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
Media tanam tersebut dapat berupa larutan (cair) atau padat. Media cair berarti
campuran-campuran zat kimia dengan air suling, sedangkan media padat adalah
media zat cair tesebut ditambah dengan zat pemadat agar.
Media yang digunakan dalam kultur jaringan anggrek tidak jauh berbeda
dengan media lainnya. Sebelum membuat medium, maka terlebih dahulu kita harus
menentukan medium apa yang akan kita buat. Jenis medium dengan komposisi unsur
kimia yang berbeda dapat digunakan untuk media tumbuh dari jaringan tanaman yang
10
Gambar 4. Tahap aklimatisasi anggrek, dari atas kiri, menurut arah jarum jam :
pembersihan media agar, perendaman dalam larutan fungisida, bibit dalam
community pot, dan bibit dalam pot individu
2.2.2 Manfaat Tanaman Bunga Anggrek untuk Kesehatan
Menghentikan pendarahan pada rahim bagi ibu yang baru melahirkan
Mengobati penyakit TBC (tuberkulosis)
Obat maag dan penyakit asam lambung
Obat diare dan disentri
12
Secara kultur jaringan, laporan khusus tentang budidaya jahe merah sangat
terbatas. Dengan menggunakan benih jahe beberapa varietas bukan jahe merah, telah
berhasil dilakukan perbanyakan secara in- vitro dengan menggunakan tunas pucuk
dari kalus.Penelitian lainnya pada jahe adalah untuk induksi bibit tetraploid
2.3.1 Tahapan Kultur Jaringan Jahe
Pembuatan media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.
Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan
diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin,
dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-
lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya
maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media
yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan
autoklaf.Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan
dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan
adalah tunas.
Seperti halnya Medium dasar yang digunakan adalah formulasi garam
anorganik makro dan mikro MS dengan konsentrasi normal dan Vi konsentrasi.
Masing-masing media dasar tersebut diberi tambahan 0.4 mg/1 tiamin HC1, 100
14
16
[gambar kentang]
Tanaman kentang dapat digolongkan menjadi kentang sayur dan kentang
industri berdasarkan pemanfaatannya. Kentang olahan yang banyak dibudidayakan
petani adalah varietas Atlantik, sedangkan kentang sayur yang banyak dibudidayakan
adalah varietas Granola. Kentang varietas Atlantik rentan terhadap serangan hama
dan patogen, sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal (Mardliyana, 2017) .
Kendala utama peningkatan produksi adalah pengadaan dan distribusi bibit
kentang berkualitas yang belum kontiyu dan memadai. Dalam program perbenihan
penggunaan bibit bebas patogen/berkualitas mutlak diperlukan sedangkan kebutuhan
bibit kentang bersertifikat baru dapat dipenuhi sekitar 15%. Bibit tesebut dapat
diperoleh melalui teknik kultur jaringan yang disertai dengan pengujian patogen
terutama penyakit sistemik (virus) secara intensif dilanjutkan dengan teknik
perbanyakan cepat untuk memproduksi stek in vitro, stek in vivo dan umbi mini
2.4.1 Tahapan Kultur Jaringan Kentang
Pemilihan dan Penyiapan Tanaman Induk Sumber Eksplan
Sebelum melakukan kultur jaringan pada suatu tanaman kentang, kegiatan
yang pertama harus dilakukan adalah memilih bahan induk yang akan diperbanyak.
Tanaman kentang tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat
17
Tahap ini merupakan tahap kritis karena kondisi iklim mikro di rumah kaca,
rumah plastik, rumah bibit, dan lapangan sangatlah jauh berbeda dengan kondisi
iklim mikro di dalam botol. Kondisi di luar botol bekelembaban nisbi jauh lebih
rendah, tidak aseptik, dan tingkat intensitas cahayanya jauh lebih tinggi daripada
kondisi dalam botol. Planlet atau tunas mikro lebih bersifat heterotrofik karena sudah
terbiasa tumbuh dalam kondisi berkelembaban sangat tinggi, aseptik, serta suplai hara
mineral dan sumber energi berkecukupan. Disamping itu tanaman kentang tersebut
memperlihatkan beberapa gejala ketidak normalan, seperti bersifat sukulen, lapisan
kutikula tipis, dan jaringan vaskulernya tidak berkembang sempurna, morfologi daun
abnormal dengan tidak berfungsinya stomata sebagai mana mestinya. Strutur mesofil
berubah, dan aktifitas fotosintesis sangat rendah. Dengan karakteristik seperti itu,
palanlet atau tunas mikro mudah menjadi layu atau kering jika dipindahkan ke
kondisi eksternl secara tiba-tiba. Karena itu, planlet atau tunas mikro tersebut
diadaptasikan ke kondisi lngkungan yang baru yang lebih keras. Dengan kata lain
planlet atau tunas mikro perlu diaklimatisasikan.
2.4.2 Manfaat Tanaman Kentang
Mencegah kanker
21
[gambar Wortel]
Wortel merupakan sayuran yang mudah di dapatkan dan sangat murah juga
tetapi manfaatnya sangat banyak bagi kesehatan tubuh kita. Ada beberapa orang
terutama anak-anak tidak menyukai sayuran ini karena mungkin belum mengetahui
apakah manfaat wortel yang sangat kaya vitamin. Ada beberapa orang tua mengatasi
masalah ini dengan membuat jus untuk keluarga dan anak-anak tercinta.
2.5.1 Tahapan Kultur Pada Wortel
1 Pembuatan media
22
24
25
26
27