KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya naikan kehadirat TUHAN yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah kultur
jaringan ini yang selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang kultur jaringan untuk mempelajari dan mengetahui
seperti apa mekanisme kultur jaringan. Makalah ini dibuat agar pembaca dapat
memperluas pengetahuan bioteknologi modern salah satunya adalah kultur jaringan.
Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada guru bidang study Biologi yang telah
membimbing saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
benar.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari guru dan teman-teman yang bersifat membangun , selalu saya
harapkan demi lebih baiknya makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita, Aamiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Kultur jaringan merupakan salah satu cara untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif
buatan dengan mengisolasi bagian tanaman seperti protoplama, sel jaringan, atau organ, serta
menumbuhkannya dalam kondisi aseptik untuk keperluan yang ada kaitannya dengan agrobisnis
dan upaya konservasi tumbuhan langka (Susi Laelawati, 2008). Dengan kultur jaringan dapat
menghasilkan bibit tumbuhan yang banyak dan memiliki keseragaman tinggi dalam waktu yang
bersamaan. Lihat Gambar 1.1
Teori yang mendasari kultur jaringan adalah teori totipotensi. Menurut teori ini, setiap sel
tumbuhan memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru apabila ditempatkan pada
lingkungan yang sesuai (Rohana Kusumawati, dkk. 2012). Totipotensi tumbuhan membuat sel
tumbuhan dalam proses kultur jaringan dapat berkembang menjadi tumbuhan lengkap jika
ditumbuhkan pada kondisi yang tepat.
Kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, misalnya laboratorium khusus
kultur jaringan (D.A. Pratiwi, Sri Maryanti, Srikini, Suharno, Bambang S, 2007). Selain tempat,
alat, dan bahan, orang yang akan melakukan kultur jaringanpun harus steril untuk memperbesar
keberhasilan kultur jaringan.
Berbagai bagian tanaman dapat di gunakan sebagai eksplan dalam kultur jaringan (D.A.
Pratiwi, Sri Maryanti, Srikini, Suharno, Bambang S, 2007). Banyak bagian tumbuhan yang dapat
dikultur jaringan misalnya ujung akar, tunas dan daun muda.
Prosedur kultur jaringan ada 4 yaitu persiapan, pengambilan dan perawatan eksplan,
pengocokan, dan media (D.A. Pratiwi, Sri Maryanti, Srikini, Suharno, Bambang S, 2007).
Aplikasi kultur jaringan dibidang pertanian antara lain meliputi produksi tanaman bebas
patogen, produksi bahan-bahan farmasi, pelestarian plasma nutfah, pelestarian tanaman dan
rekayasa genetika, serta perbanyakan (mikro propagasi) klonal tanaman dengan cepat(Tetty
Setiowati, Deswita Furqonita, 2007).
Manfaat yang diperoleh dari kultur jaringan adalah diperolehnya keturunan dalam jumlah
yang sangat banyak dalam waktu yang relatif singkat dan memiliki sifat yang sama dengan
induknya (Susi Laelawati, 2008). Biasanya produk kultur jaringan memiliki keseragaman bentuk
dan tinggi serta masa panen yang sama, sehingga lebih menguntungkan bagi para petani yang
memanfaatkan kultur jaringan. Selain bermanfaat, bioteknologi juga dapat berdampak negative
terhadap lingkungan, social ekonomi maupun kesehatan.
BAB III
PEMBAHASAN
Memelihara bagian tanaman tadi dalam lingkungan yang sesuai dan kondisi kultur yang tepat
c. Pengocokan
Botol yang sudah ditanami eksplan diletakkan diatas meja pengocok (shaker) yang sudah
dinyalakan dengan frekuensi pengocokan sekitar 60 70 kali per menit. Pengocokan dilakukan 6
jam sehari selama 1,5 2 bulan. Tujuan pengocokan sebagai berikut :
1) Menggiatkan kontak antara permukaan eksplan dengan larutan media
2) Memudahkan peresapan larutan nutrisi kedalam jaringan eksplan
3) Melancarkan sirkulasi udara, sehingga udara dapat masuk ke dalam media
4) Menjaga homogenitas atau keseragaman larutan nutrisi dalam media
5) Merangsang terpisahnya PLB yang terbentuk.
Dalam media cair, dari eksplan akan tumbuh PLB dan lama-kelamaan PLB akan lepas dari
eksplan. PLB yang terbentuk dapat dipisah-pisahkan dan dapt dipindahkan ke dalam botol lain
sehingga dihasilkan banyak PLB. PLB yang terbentuk dapat dipindahkan kedalam media padat
dan dikulturkan dalam ruangan yang steril. Suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya ruangan
harus diatur. Dalam media, PLB akan tumbuh menjadi plantlet. Setelah menghasilkan daun atau
membentuk tanaman sempurna, plantlet harus dipindahkan kedalam botol lain yang berisi media
padat. Populasi plantlet dikurangi sesuai dengan tingkat pertumbuhannya. Akhirnya, plantlet
dipindahkan kedalam pot kelompok yang terdiri dari campuran tanah dan kompos atau pupuk
kandang, dan diletakkan dalam rumah kaca. Setelah pertumbuhannya sempurna, Plantlet
dipindah kedalam pot. Satu pot berisi satu tanaman baru. Lihat Gambar 1.3.
d. Media
Media tanaman terdiri dari dua jenis, yaitu media cair dan media padat. Media cair
digunakkan untuk menumbuhkan eksplan sampai terbentuk PLB. Media padat digunakan untuk
menumbuhkan PLB sampai terbentuk plantlet.
Media padat dibuat dengan melarutkan nutrisi dan agar ke dalam akuades yang
disterilkan. Media kultur harus mengandung nutrisi lengkap yang terdiri dari unsure makro,
unsure mikro, vitamin, gula, dan ZPT (zat pengatur tumbuh tanaman seperti auksin, sitokinin,
giberelin).
Zat pengatur tumbuh yang akan digunakan dapat dipilih dari bahan-bahan dibawah
ini :
1) IAA (indoleasetic acid / asam indolasetat)
2) IAAId (indoleacetaldehyde / indol asetal dehida)
3) IAN (indoleacetonitrile / indol asetonitril)
4) IAEt (ethylendoleacetate / etilendol asetat)
5) IpyA (indolepyruvic acid / asam indol piruvat)
Ada banyak media kultur jaringan yang penanamannya diambil dari nama penemunya,
antara lain :
1) Murashige and Skoog (1962), dapat digunakan hampir untuk semua jenis kultur, terutama untuk
tanaman herba.
Contoh Media Kultur Murashige and Skoog (pH 5,7)
Bahan Komposisi (mg/l)
NH4NO3 1.650
KNO3 1.900
CaCl2.2H2O 440
MgSO4.7H2O 370
KH2PO4 170
KI 0,83
H3BO3 6,2
MnSO4.4H2O 27,3
ZnSO4.7H2O 8,6
NaMoO4.2H2O 0,25
CuSO4.5H2O 0,025
CoCl2.6 H2O 0,025
FeSO4.7H2O 27,8
Na2-EDTA.2H2O 37,2
Myoinositol 100
Asam nikotinat 0,5
Piridoksin HCl 0,5
Tiamin HCl 0,1
Glisin 2
IAA 1 - 30
Kinetin 0,04 - 10
Sukrosa 30.000
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pada dasarnya, Kultur jaringan tumbuhan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara
vegetatif buatan yang di dasarkan pada sifat totipotensi tumbuhan. Totipotensi adalah
kemampuan sel atau jaringan organisme untuk tumbuh menjadi individu baru. Totipotensi
tumbuhan membuat sel tumbuhan dalam proses kultur jaringan dapat berkembang menjadi
tumbuhan lengkap jika ditumbuhkanpada kondisi yang memungkinkan. Dengan kultur jaringan,
dalam waktu yang bersamaan dapat diperoleh bibit tanaman dalam jumlah banyak.
Memelihara bagian tanaman tadi dalam lingkungan yang sesuai dan kondisi kultur yang tepat
Pratiwi, D. A., Maryanti, Sri., Srikini., Suharno., S. Bambang. 2007. BIOLOGI untuk SMA Kelas
XII, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Laelawati, Susi. 2008. Bioteknologi, Jakarta : Penerbit Nobel Edumedia.
Kusumawati, Rohana., dkk. 2012. Detik Detik UJIAN NASIONAL BIOLOGI, Klaten: PT Intan
Pariwara.
Setiwati, Tetty., Furqonita, Deswanti. 2007. BIOLOGI Interaktif, Jakarta Timur: Penerbit Azka
Press.