JARINGAN TUMBUHAN
Disusun oleh :
1201070043
2015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi
sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif
dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di
dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium
dan di lingkungan sekitar.
3.3 Menerapkan konsep tentang keterkaitan hubungan antara struktur sel pada jaringan
tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan.
4.3 Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada tumbuhan berdasarkan hasil
pengamatan untuk menunjukkan pemahaman hubungan antara struktur dan fungsi
jaringan pada tumbuhan terhadap bioproses yang berlangsung pada tumbuhan.
C. Indikator
Pertemuan 3
Kognitif
1. Mengamati video kultur jaringan tumbuhan
2. Menganalisis teknik kultur jaringan tumbuhan
3. Menyebutkan masalah pada kultur jaringan tumbuhan
4. Menjelaskan jenis teknik kultur jaringan tumbuhan
5. Menyebutkan syarat kultur jaringan tumbuhan
6. Mengidentifikasi manfaat kultur jaringan tumbuhan
Psikomotor
1. membuat makalah mengenai teknik kultur jaringan, manfaat serta dampak penerapan
kultur jaringan tumbuhan.
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 3
Kognitif
1. Siswa mampu mengamati video kultur jaringan tumbuhan dengan benar
2. Siswa mampu menganalisis teknik kultur jaringan tumbuhan dengan benar
3. Siswa mampu menyebutkan masalah pada kultur jaringan tumbuhan dengan benar
4. Siswa mampu menjelaskan jenis teknik kultur jaringan tumbuhan dengan benar
5. Siswa mampu menyebutkan syarat kultur jaringan tumbuhan dengan benar
6. Siswa mampu mengidentifikasi manfaat kultur jaringan tumbuhan dengan benar
Psikomotor
1. Siswa mampu membuat makalah mengenai teknik kultur jaringan, manfaat serta
dampak penerapan kultur jaringan tumbuhan dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Adakah hubungannya antara sel, jaringan, organ, dan kultur jaringan pada tumbuhan?
Tentu saja ada, contohnya ketika kita mempelajari sifat-sifat yang terdapat pada suatu
jaringan. Pengetahuan tentang sifat jaringan dan sel pada tumbuhan ini dapat dijadikan
sebagai dasar dalam kultur jaringan.
Sel tumbuhan memiliki sifat dasar yang disebut totipotensi sel. Sifat totipotensi sel ini
merupakan sifat sel yang mampu menjadi individu baru yang utuh jika berada pada
lingkungan yang sesuai. Teori ini berdasarkan teori sel yang dikemukakan pertama kali oleh
Jakob Schleiden dan Theodor Schwann (1838-1839). Berdasarkan teori tersebut, jika sebuah
sel berada dalam kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan, sel tersebut
dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.
Sel tumbuhan memiliki sifat totipotensi yang lebih besar dibandingkan sel hewan. Hal
ini dikarenakan pada tumbuhan masih terdapat sel atau jaringan yang belum terdiferensiasi,
yaitu jaringan yang bersifat meristematik atau jaringan meristem serta jaringan dasar
(jaringan parenkim) yang masih bersifat meristematik.
Berdasarkan teori totipotensi sel maka lahirlah suatu teknik reproduksi vegetatif baru
yang disebut teknik kultur jaringan. Perkembangan kultur jaringan tumbuhan lebih maju
dibandingkan pada hewan. Kultur jaringan di dunia maupun Indonesia saat ini lebih
berorientasi untuk produksi tanaman pangan dan industri.
Teknik kultur jaringan ini dalam pelaksanaannya merupakan suatu metode untuk
mengisolasi (mengambil) bagian tumbuhan, seperti protoplasma, sel, sekelompok sel,
jaringan, dan organ, serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik (bebas hama dan
penyakit). Sifat tanaman hasil kultur jaringan akan sama seperti induknya.
Teknik kultur jaringan merupakan cara perbanyakan tumbuhan secara invitro.
Perbanyakan invitro adalah penanaman jaringan atau organ tumbuhan di luar lingkungan
tumbuhnya. Melalui kultur jaringan ini, jaringan tumbuhan diambil sedikit, lalu ditumbuhkan
dalam media buatan sehingga tumbuh menjadi tanaman sempurna. Kultur jaringan dilakukan
berdasarkan pada prinsip totipotensi. Menurut prinsip totipotensi setiap sel tumbuhan
mengandung semua informasi genetik yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang
menjadi tanaman lengkap.
Teknik kultur jaringan tidak dapat dilakukan di sembarang tempat. Teknik ini harus
dilakukan di dalam ruangan khusus yang steril agar terbebas dari kontaminasi udara luar.
Kultur jaringan dilakukan di dalam suatu laboratorium khusus yang digunakan untuk kultur
jaringan. Laboratorium berfungsi untuk mengkondisikan kultur dalam suhu dan pencahayaan
terkontrol yang dilengkapi dengan alat dan bahan untuk pembuatan media. Pada dasarnya
tumbuh-tumbuhan memiliki daya regenerasi yang kuat.
Dasar inilah yang akhirnya menjadi titik tolak berkembangnya industri perbanyakan
(propagasi) tanaman. Bila sel-sel jaringan atau organ tanaman ditanam di luar lingkungan
tumbuhnya (invitro) dengan menggunakan larutan bahan makanan sintetik ternyata dapat
berenegerasi menjadi tunas dan akar yang selanjutnya dapat berkembang menjadi tanaman
normal yang mampu hidup mandiri menjadi tumbuhan yang utuh.
a. Kontaminasi oleh bakteri, jamur, virus, dan lain-lain. Agar terhindar dari kontaminasi maka
langkah-langkah pelaksanaan-nya harus mengikuti prosedur yang benar dan dalam keadaan
steril.
Perkembangan teknik jaringan telah menghasilkan teknik kutur jaringan baru dengan
tujuan yang berbeda-beda. Selain itu, jenis eksplan (sel atau jaringan asal) yang digunakan
juga berbeda. Berbagai teknik kultur jaringan tersebut di antaranya sebagai berikut
(Hendaryono dan Wijayani, 1994: 29).
a) Meristem culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan (bagian
tanaman) dari jaringan muda atau meristem.
b) Pollen atau anther culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari
serbuk sari atau benang sari.
c) Protoplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari
protoplasma (sel hidup yang telah dihilangkan dinding selnya).
d) Chloroplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan kloroplas
untuk keperluan memperbaiki sifat tanaman dengan membuat varietas baru.
e) Somatic cross atau silangan protoplasma, yaitu penyilangan dua macam protoplasma
menjadi satu, kemudian dibudidayakan hingga menjadi tanaman yang mempunyai sifat baru.
Agar berhasil dengan baik ketika akan melakukan kultur jaringan, terdapat beberapa syarat
yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berkut.
a) Pemilihan eksplan
Eksplan adalah bagian dari tanaman yang digunakan dalam kulturisasi. Eksplan ini
menjadi bahan dasar bagi pembentukan kalus (bentuk awal calon tunas yang kemudian
mengalami proses pelengkapan bagian tanaman, seperti daun, batang, dan akar). Sebagian
eksplan sebaiknya dipilih pucuk muda tanaman dewasa yang diketahui asal-usul dan
varietasnya, tidak terinfeksi penyakit, dan jenisnya unggul.
Media yang cocok memengaruhi pertumbuhan eksplan yang telah ditanam untuk
menjadi plantlet (tanaman kecil). Media yang baik, harus memenuhi syarat nutrisi yang
diperlukan eksplan untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, di dalam media kultur
jaringan ditambahkan berbagai macam mineral, vitamin, sumber karbohidrat, dan zat
pengatur tumbuh (hormon)
Semua tahapan yang dilakukan dalam kultur jaringan harus dilakukan secara aseptik.
Hal ini guna menghindari kontaminasi oleh jamur maupun bakteri. Oleh karena itu, sterilisasi
eksplan ke dalam medium dilakukan di dalam laminar air flow cabinet untuk mencegah
kontaminasi. Penyimpanan kultur juga harus di dalam ruangan dengan suhu, pencahayaan,
dan pengaturan udara yang baik.
5. Manfaat dari Kultur Jaringan
Kultur jaringan memiliki manfaat yang besar bagi manusia sesuai fungsinya. Melalui
kultur jaringan ini, dapat dibudidayakan tanaman yang memiliki sifat sama dengan induknya.
Tentu saja sifat yang diinginkan ini sifat yang unggul, contohnya saja pada wortel. Para
petani menginginkan wortel yang berukuran besar dan berwarna menarik. Melalui teknik
kultur jaringan, dapat diperoleh tanaman seperti itu. Syaratnya tentu saja mengambil eksplan
dari induk yang memiliki sifat unggul tersebut.
Rangkuman
1. Sel-sel dengan bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan. Pada tumbuhan,
beberapa jenis jaringan akan membentuk sistem jaringan yang menjalankan fungsi tertentu.
2. Jaringan pada tumbuhan dapat dibedakan atas jaringan meristem (jaringan muda) dan
jaringan dewasa. Jaringan meristem sel-selnya belum dapat dibedakan satu sama lain, belum
terspesialisasi dan selalu aktif membelah. Jaringan meristem dapat dibedakan atas meristem
primer dan meristem sekunder. Meristem primer menghasilkan pemanjangan pada bagian
ujung akar dan pucuk. Adapun meristem sekunder menghasilkan pelebaran diameter batang
dan akar yang umumnya hanya terjadi pada tumbuhan dikotil
3. Jaringan dewasa pada tumbuhan, antara lain jaringan parenkim, jaringan kolenkim,
jaringan sklerenkim, jaringan xilem, dan jaringan floem.
4. Tumbuhan memiliki tiga organ utama, yaitu batang, akar, dan daun. Semua organ tersebut
terbentuk dari tiga sistem jaringan, yaitu sistem jaringan epidermis, sistem jaringan dasar, dan
sistem jaringan pembuluh.
5. Sistem jaringan pada tumbuhan tersusun atas beberapa jaringan dan merupakan suatu unit
yang memiliki fungsi tertentu.
6. Tumbuhan memiliki tiga organ utama, yaitu batang, daun, dan akar.
7. Sifat totipotensi sel tumbuhan menjadi dasar teknik kultur jaringan. Kultur jaringan adalah
suatu metode mengisolasi bagian tumbuhan, jaringan, organ, atau sel, serta menumbuhkannya
dalam kondisi aseptik
F. Metode Pembelajaran
Pertemuan 3
Model Pembelajaran : Problem Based Leraning
Pendekatan Saintifik
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media
• Power point dengan rincian slide berupa gambar serta video.
Sumber Belajar
• Materi Kultur Jaringan, Jurnal
• Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 1 :
Pertemuan I
1. Penilaian
2. Jenis/ teknik penilaian
a. Jenis : Portofolio, pengamatan, diskusi, tanya jawab
b. Bentuk : Lisan dan tertulis
3. Bentuk Instrumen
Kisi – Kisi Sola
c. Tidak menjawab 0
b. Jelaskan kandungan zat yang harus dipenuhi pada makanan yang sehat!
c. Bagaimana cara menguji bahan makanan yang mengandung amilum, protein, dan lemak?
1. Pedoman Penilaian
a. Penelian sikap (pengamatan)
Keterangan
Amat Baik (A) =4
Baik (B) =3
Cukup (C) =2
Kurang (K) =1
Penilaian :
Amat bagus : 90 -100 (A)
Bagus : 80 – 89 (B)
Cukup : 70 -79 (C)
Kurang Bagus : 60 – 69 (D)