Anda di halaman 1dari 112

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas/Semester : XI MIA/1
Materi Pembelajaran : SEL
Alokasi Waktu : 9 × 45 menit
Jumlah Pertemuan : 3 kali

Kompetensi Inti (KI) :


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong), kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar (KD) yang diintegrasikan pada semua proses pembelajaran:


1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman
hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3. Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif
dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Kelas / Semester : XI MIA / 1


Materi Pembelajaran : Sel
Alokasi Waktu : 12 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 6 X 2 JP

 Kompetensi Dasar (KD)


3.1 Memahami tentang komponen kimiawi penyusun sel, ciri hidup pada sel yang
ditunjukkan oleh struktur, fungsi dan proses yang berlangsung di dalam sel sebagai
unit terkecil kehidupan.
3.2 Menganalisis berbagai proses pada sel yang meliputi mekanisme transpor pada
membran, difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis, reproduksi,
dan sintesis protein sebagai dasar pemahaman bioproses dalam sistem hidup.

4.1 Menyajikan model/charta/gambar/ yang merepresentasikan pemahamannya tentang


struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.
4.2 Membuat model proses dengan menggunakan berbagai macam media melalui
analisis hasil studi literatur, pengamatan mikroskopis, percobaan, dan simulasi
tentang bioproses yang berlangsung di dalam sel.

 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.1.1 Menjelaskan sejarah penemuan sel dan teori sel.
3.1.2 Menjabarkan kisaran ukuran sel.
3.1.3 Membandingkan struktur sel prokariotik dengan sel eukariotik.
3.1.4 Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan.
3.1.5 Menunjukkan organel-organel sel melalui pengamatan gambar sel hewan dan
sel tumbuhan.
3.1.6 Mengemukakan perbedaan sel tumbuhan dengan sel hewan.
3.1.7 Menjelaskan fungsi organel-organel sel berkaitan dengan bioproses dalam
sistem hidup, seperti sintesis protein, reproduksi, respirasi, sekresi, dan
metabolisme.

3.2.1 Menganalisis mekanisme transpor pasif melalui membran sel (difusi dan
osmosis) dari hasil pengamatan percobaan.
3.2.2 Menjelaskan diagram transpor aktif (pompa ion, kotranspor, endositosis, dan
eksositosis).

4.1.1 Melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya terhadap sel


hewan dan sel tumbuhan, serta membandingkan hasilnya dengan gambar dari
mikroskop elektron.
4.2.1 Melakukan percobaan proses difusi, osmosis, dan plasmolisis.

 Tujuan Pembelajaran
Afektif:
1. Siswa dapat mengubah perilakunya untuk mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, sertabioproses yang
berlangsung di dalam sel.
2. Siswa dapat menunjukkan sikap dan perilaku ilmiah (teliti, tekun, jujur sesuai
data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam melakukan observasi
dan eksperimen tentang sel.

Kognitif:
1. Siswa dapat menjelaskan sejarah penemuan sel dan teori sel melalui kajian
literatur.
2. Siswa dapat menjabarkan kisaran ukuran sel berdasarkan kajian literatur.
3. Siswa dapat membandingkan struktur sel prokariotik dengan sel eukariotik
melalui pengamatan gambar.
4. Siswa dapat mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel
sebagai unit terkecil kehidupan.
5. Siswa dapat menunjukkan organel-organel sel melalui pengamatan gambar sel
hewan dan sel tumbuhan.
6. Siswa dapat mengemukakan perbedaan sel tumbuhan dengan sel hewan
berdasarkan pengamatan langsung dengan mikroskop cahaya dan gambar dari
mikroskop elektron.
7. Siswa dapat menjelaskan fungsi organel-organel sel berkaitan dengan bioproses
dalam sistem hidup, seperti sintesis protein, reproduksi, respirasi, sekresi, dan
metabolisme.
8. Siswa dapat menganalisis mekanisme transpor pasif melalui membran sel
(difusi dan osmosis) dari hasil pengamatan percobaan.
9. Siswa dapat menjelaskan diagram transpor aktif (pompa ion, kotranspor,
endositosis, dan eksositosis).

Psikomotorik:
1. Siswa dapat melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya
terhadap sel hewan dan sel tumbuhan, serta membandingkan hasilnya dengan
gambar dari mikroskop elektron.
2. Siswa dapat melakukan percobaan proses difusi, osmosis, dan plasmolisis.

 Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Tubuh makhluk hidup bila diamati dengan mikroskop, tersusun atas
sel-sel. Di dalam sel terdapat senyawa kimiawi dan organel-organel sel.
Makhluk hidup tersusun atas sel-sel

Sel-sel penyusun jaringan


Sel-sel pada otot jantung
Sel-sel pada epidermis Sel-sel pada darah hewan.
umbi bawang merah. manusia.

Organel-organel di dalam Organel-organel di dalam sel tumbuhan.


sel hewan.

2. Materi Konsep
 Ilmuwan yang mengemukakan teori tentang sel, yaitu Robert Hooke, Antonie
Van Leeuwenhoek, Jean Baptiste de Lamarck, Ludolph Christian Treviranus
dan Johann Jacob Paul Moldenhawer, Henri Dutrochet, Theodore Schwann
(ahli anatomi hewan) dan Matthias Jakob Schleiden, Max Schultze, Felix
Dujardin, Johannes Purkinje, Rudolf Ludwig Karl Virchow, Robert Brown, R.
Strasburger, dan C. Bernard
 Sel merupakan unit struktural terkecil, unit fungsional, dan unit hereditas.
 Kisaran ukuran sel berdiameter 1 – 100 μm, volume 1 – 1.000 μm3.
 Tipe sel secara struktural, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
 Sel hidup memiliki 4 makromolekul, yaitu karbohidrat (monosakarida,
disakarida, polisakarida), lipid (lemak, fosfolipid, sfingolipid, steroid, lilin,
karotenoid, limonen), protein, dan asam nukleat (DNA, RNA).
 Organel-organel yang terdapat di dalam sel eukariotik, yaitu: membran sel
(membran plasma sel), nukleus (inti sel), sitoplasma, ribosom, retikulum
endoplasma, badan Golgi, lisosom, peroksisom, glioksisom, mitokondria,
plastida, vakuola, sentrosom dan sentriol, sitoskeleton, dan dinding sel.
 Sel hewan berbeda dengan sel tumbuhan. Sel hewantidak memiliki dinding sel
dan plastida, vakuola kecil. Sel tumbuhanmemiliki dinding sel dan plastida,
vakuola besar, tidak memiliki sentriol.
 Transpor zat melalui membran dapat dibedakan 2 macam, yaitu transpor pasif
dan transpor aktif.
 Transpor pasif: arah perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasi, tidak
memerlukan energi. Contoh: difusi, difusi dipermudah oleh saluran protein dan
protein transpor, osmosis.
 Transpor aktif: arah perpindahan molekul melawan gradien konsentrasi,
memerlukan energi. Contoh: pompa ion, kotranspor, eksositosis, endositosis
(fagositosis, pinositosis, endositosis yang diperantarai reseptor).
3. Materi Prinsip
 Makhluk hidup terdiri dari sel-sel.
 Transpor melalui membran sel

4. Materi Prosedural
 Pengamatan sel tumbuhan dan hewan.
 Pembuatan preparat segar jaringan tumbuhan dan hewan.
 Mengamati fakta gejala difusi, osmosis, dan plasmolisis.

 Metode Pembelajaran
 Diskusi kelas
 Presentasi siswa
 Eksperimen
 Penemuan (discovery learning)

 Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang sel.
Apa yang Anda ketahui tentang sel-sel yang menyusun tubuh
kita?
 Memotivasi:
Menunjukkan bahwa sel melakukan metabolisme atau
bioproses, seperti respirasi, pencernaan intrasel, sintesis
protein, dan reproduksi sel. Mengapa sel dapat melakukan
metabolisme atau bioproses tersebut?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Pre-test

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati:
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar (halaman 5) tentang tingkatan organisasi
kehidupan mulai dari atom – molekul – sel – jaringan –
organ – sistem organ – tubuh manusia (individu).
 Siswa secara individu melakukan pengamatan gambar
dengan cermat dan teliti.

b. Menanya:
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu.

c. Mengumpulkan data (eksplorasi):


 Siswa secara berkelompok (3 – 5 siswa) melakukan
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
kajian literatur/ browsing di internet tentang teori-teori
sel yang dikemukakan oleh para ilmuwan, kisaran ukuran
sel, tipe sel secara struktural, komponen kimiawi sel, dan
organel-organel yang terdapat di dalam sel eukariotik

d. Mengasosiasikan
 Diskusi dalam kelompok untuk menganalisis teori-teori
sel yang dikemukakan oleh para ilmuwan, kisaran ukuran
sel, tipe sel secara struktural, komponen kimiawi sel, dan
organel-organel yang terdapat di dalam sel eukariotik

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil
pembahasan teori-teori sel yang dikemukakan oleh para
ilmuwan, kisaran ukuran sel, tipe sel secara struktural,
komponen kimiawi sel, dan organel-organel yang
terdapat di dalam sel eukariotik.
 Guru memberikan tambahan informasi.
 Guru bersama siswa menyepakati hasil pengembangan
materi.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
sel.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sel.
 Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur
buku paket
 Rencana pembelajaran selanjutnya:Praktikum mengamati
struktur sel tumbuhan dan hewan dari preparat segar
(halaman 28 – 29).
 Post-test

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai
religius).
 Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang bagaimana
cara menggunakan mikroskop untuk mengamati sel-sel dari
jaringan hewan dan tumbuhan.
 Memotivasi: Guru menanyakan persiapan bahan-bahan
praktikum yang di bawa siswa (misalnya gabus, umbi
bawang merah, akar, batang, daun, kecambah, tulang, otak,
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
darah, dan sayap serangga).
Pernahkah Anda melihat sel-sel dari jaringan tumbuhan dan
hewan dengan menggunakan mikroskop?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru menyuruh siswa untuk memegang batang tumbuhan
dan tubuh manusia (misalnya tangan), kemudian siswa
disuruh membandingkannya (tubuh hewan/manusia
lunak, sedangkan tumbuhan keras).

b. Menanya
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan objek yang
diamatinya. Misalnya: Mengapa jaringan tumbuhan lebih
keras daripada hewan/manusia? Apa yang
menyebabkannya?Apa ada perbedaan antara sel-sel
penyusun makhluk hidup?

c. Mengumpulkan data/ mencoba melakukan pengamatan sel


tumbuhan dan hewan dengan menggunakan mikroskop.
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat
dan bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja praktikum yang benar, yaitu cara membuat
preparat segar sel-sel dari berbagai jaringan tumbuhan
dan hewan, serta cara mengamatinya dengan mikroskop.
 Siswa secara berkelompok melakukan pengamatan sel-
sel dari preparat segar hasil buatannya dengan cermat
dan teliti.
 Siswa menggambar objek hasil pengamatan.

d. Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatannya,
seperti membandingkan sel hidup dengan sel mati dari
gabus tumbuhan, atau bentuk dan ukuran sel-sel
tumbuhan maupun sel-sel hewan.
 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kegiatan praktikum.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil
pengamatannya.
 Guru memberikan tambahan informasi berkaitan dengan
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
ciri-ciri sel hidup, perbedaan bentuk dan ukuran,
perbedaan ciri-ciri sel tumbuhan dengan hewan
berdasarkan hasil pengamatan.
 Guru mengkonfirmasi ciri-ciri sel-sel hidup, perbedaan
sel tumbuhan dengan sel hewan.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
ciri-ciri sel hidup, perbedaan bentuk, ukuran, ciri-ciri sel-sel
tumbuhan dengan hewan berdasarkan hasil pengamatan.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
bagaimana cara membuat preparat segar sel-sel dari jaringan
tumbuhan/hewan, perbedaan antara sel hidup dengan sel
mati; serta perbedaan bentuk, ukuran, dan ciri-ciri sel-sel
tumbuhan dengan hewan.
 Tindak lanjut: Penugasan membuat laporan tertulis
praktikum pengamatan sel.

3. Pertemuan ke-3
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang contoh-
contoh transpor zat melalui membran plasma (difusi dan
osmosis).
 Guru memotivasi: menanyakan kepada siswa apa tujuan sel
tumbuhan/ hewan melakukan transpor melalui membran,
bagaimanakah mekanismenya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan
menganalisa gambar/ film video tentang contoh transpor
zat melalui membran, seperti pertukaran oksigen dengan
karbon dioksida, atau menunjukkan potongan batang
kangkung segar yang direndam air dan batang kangkung
yang tidak direndam air.

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya berkaitan dengan film video transpor zat
melalui membran, atau mengapa terdapat perbedaan
antara batang kangkung yang direndam dengan air
dengan batang kangkung yang tidak direndam air.

c. Mengumpulkan data/ Eksperimen


 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat
dan bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja praktikum yang benar tentang difusi, osmosis, dan
plasmolisis.
 Siswa secara berkelompok melakukan eksperimen
tentang difusi, osmosis, dan plasmolisis (halaman 35 –
38) dengan cermat dan teliti.

d. Mengasosiasikan
 Siswa menganalisa data hasil eksperimen difusi, osmosis,
dan plasmolisis.
 Siswa menjawab pertanyaan di lembar praktikum berkaitan
dengan eksperimen difusi, osmosis, dan plasmolisis.

e. Mengomunikasikan
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil eksperimen difusi,
osmosis, dan plasmolisis.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang hasil eksperimen yang dipresentasikan siswa.
 Guru memberikan tambahan informasi untuk
pengembangan materi.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
transpor zat melalui membran (difusi dan osmosis), serta
peristiwa plasmolisis.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang transpor zat melalui membran.
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk membuat
laporan resmi tertulis lengkap dengan jawaban pertanyaan
praktikum, dan mengerjakan soal-soal latihan uji
kompetensi bab 1 (halaman 40 – 43).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 2 Struktur dan
Fungsi Jaringan Tumbuhan (halaman 47).

 Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga,
Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA),
Bab 1.
2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar sel tumbuhan, sel hewan, organel-organel sel, tabel
perbedaan sel tumbuhan dengan sel hewan, transpor zat melalui membran
plasma.
 Bahan praktikum: jaringan segar dari tumbuhan dan hewan, kentang/bengkoang,
daun Rhoeo discolor, gula, dan garam.

3. Alat:
-Komputer/LCD, VCD/CD player.
-Mikroskop, silet, kaca objek, kaca penutup, pipet tetes, osmometer, statif,
gelas beker, selaput selofan, cawan petri, pisau tumpul, dan kertas tisu.

 Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Jelaskan perbedaan sel prokariotik dengan sel eukariotik.
 Jelaskan perbedaan plastida: leukoplas, kromoplas, dan kloroplas.
 Buatlah tabel perbedaan sel hewan dengan sel tumbuhan.
 Berikan contoh peristiwa difusi dan osmosis.
 Bagaimanakah mekanisme terjadinya plasmolisis?

2. Psikomotorik:
 Praktik di laboratorium:
Pengamatan berbagai macam sel dari tumbuhan dan hewan.
Pengamatan fakta gejala difusi, osmosis, dan plasmolisis.
 Presentasi kelompok.

3. Afektif:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan
praktikum di laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI

Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif


Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Kelom Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai


pok Materi Kerja sama Keaktifan Ketrampilan
presentasi dalam dalam
kelompok mengemukakan
pendapat
1
2
3
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Aspek penilaian : Psikomotorik


Judul kegiatan : Pengamatan sel dari jaringan tumbuhan dan hewan.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Persiapan alat Kesesuaian Kontribusi dalam Laporan
dan bahan pelaksanaan teman kelompok praktikum
dengan cara (pengamatan sel)
kerja
1
2
3

Aspek penilaian : Psikomotorik


Judul kegiatan : Mengamati fakta gejala difusi, osmosis, dan plasmolisis.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai


Persiapan alat Kesesuaian Kontribusi Laporan
dan bahan pelaksanaan dalam teman eksperimen
dengan cara kelompok
kerja
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Materi : Sel
Kelas/Semester:
Hari/Tanggal:

Tanggung
No Nama Disiplin Kerjasama Kejujuran Kepedulian Skor Nilai
jawab
1
2
3

Mengetahui, Onewila, …, Juli 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Biologi,

Safari, S.Pd, M.Pd I Made Arya Maharyadi, S.Pd, M.Pd


NIP 19780701 200604 1 016 NIP 19710429 199702 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Kelas / Semester : XI MIA/ 1


Materi Pembelajaran : Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Alokasi Waktu : 8 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 4 X 2 JP

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.3 Menerapkan konsep tentang keterkaitan hubungan antara struktur sel pada jaringan
tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan.

4.3 Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada tumbuhan berdasarkan
hasil pengamatan untuk menunjukkan pemahaman hubungan antara struktur dan
fungsi jaringan pada tumbuhan terhadap bioproses yang berlangsung pada
tumbuhan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.3.1 Menjelaskan ciri-ciri dan fungsi jaringan meristematis pada tumbuhan.
3.3.2 Menjelaskan fungsi dan ciri-ciri berbagai jenis jaringan permanen (jaringan
dewasa).
3.3.3 Membandingkan struktur sel berbagai jaringan tumbuhan pada gambar.
3.3.4 Menentukan jenis-jenis jaringan penyusun organ vegetatif (akar, batang, daun)
dan organ generatif (bunga, buah, biji).
3.3.5 Menjelaskan perbedaan anatomi tumbuhan monokotil dengan dikotil.
3.3.6 Menjelaskan sifat totipotensi dan teknik kultur jaringan tumbuhan.

4.3.1 Mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun organ pada tumbuhan


monokotil maupun dikotil melalui pengamatan dengan menggunakan mikroskop.
4.3.2 Menseketsa gambar penampang melintang/membujur organ akar, batang, dan
daun dari hasil pengamatan mikroskopis.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif:
1. Siswa dapat menunjukkan sikap peduli terhadap keselamatan diri dan
lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan
kegiatan pengamatan dan percobaan struktur dan fungsi jaringan pada
tumbuhan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
2. Siswa dapat menunjukkan kesadaran dan rasa kagum terhadap pola pikir ilmiah
dalam kemampuan mengamati bioproses yang terjadi pada tumbuhan.

Kognitif:
1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri dan fungsi jaringan meristematis pada
tumbuhan.
2. Siswa dapat membedakan ciri-ciri berbagai jenis jaringan permanen (jaringan
dewasa).
3. Siswa dapat menjelaskan fungsi berbagai jenis jaringan permanen (jaringan
dewasa).
4. Siswa dapat membandingkan struktur sel berbagai jaringan tumbuhan pada
gambar.
5. Siswa dapat menentukan jenis-jenis jaringan penyusun organ vegetatif (akar,
batang, daun) dan organ generatif (bunga, buah, biji).
6. Siswa dapat menjelaskan perbedaan anatomi tumbuhan monokotil dengan
dikotil.
7. Siswa dapat menjelaskan sifat totipotensi dan teknik kultur jaringan tumbuhan.
8. Siswa dapat mengemukakan keunggulan pembibitan tanaman dengan teknik
kultur jaringan.

Psikomotorik:
1. Siswa dapat mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun organ pada
tumbuhan monokotil maupun dikotil melalui pengamatan dengan menggunakan
mikroskop.
2. Siswa dapat menseketsa gambar penampang melintang/membujur organ akar,
batang, dan daun dari hasil pengamatan mikroskopis.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Kemajuan di bidang bioteknologi saat ini, bahwa perkembangbiakan
tanaman bisa dilakukan dengan kultur jaringan yang memanfaatkan sifat
totipotensi.

Perkembangbiakan tumbuhan dengan cara kultur jaringan

2. Materi Konsep
 Jenis jaringan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan aktivitas
pembelahan sel-sel selama masa pertumbuhan dan perkembangan, yaitu:
jaringan meristem (jaringan embrional) dan jaringan permanen (jaringan
dewasa).
 Sifat jaringan meristem: sel-sel muda, aktif membelah, susunan rapat, dinding
sel tipis, banyak protoplasma, nukleus besar, vakuola kecil (tidak ada).
 Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem dikelompokkan menjadi 2
macam, yaitu: jaringan meristem primer dan meristem sekunder.
 Berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan, jaringan meristem dapat
dibedakan 3 macam, yaitu: meristem apikal, meristem interkalar, dan meristem
lateral.
 Sifat jaringan permanen: sel relatif besar, tidak aktif membelah, terdapat ruang
antar sel, dinding sel tebal, sedikit plasma sel, vakuola besar, terkadang selnya
mati.
 Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dibedakan 4 macam, yaitu: jaringan
pelindung (Epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan
jaringan pengangkut (vaskuler).
 Derivat epidermis, seperti stomata (mulut daun), trikomata (rambut-rambut),
emergensia, spinata (duri), sel kipas, sel kersik (silika), velamen, dan litokis.
 Jaringan sekretoris, antara lain: saluran getah, sel-sel resin dan minyak, sel-sel
lendir, sel-sel penyamak, dan sel-sel mirosin.
 Jaringan pengangkut: xilem dan floem.
 Organ pada tumbuhan dapat dibedakan organ vegetatif dan organ generatif.
Organ vegetatif, yaitu: akar, batang, dan daun. Sedangkan organ generatif,
yaitu: bunga, buah, dan biji.
 Perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan meliputi beberapa tahap,
yaitu pembuatan media, inisiasi, sterilisasi, multiplikasi, pengakaran, dan
aklimatisasi.
 Keunggulan pembibitan dengan teknik kultur: bibit yang bersifat identik dengan
induknya, tidak membutuhkan tempat yang luas, kualitas dan kesehatan bibit
lebih terjamin, bibit seragam, lebih cepat tumbuh , pengadaan bibit tidak
tergantung musim.

3. Materi Prinsip
 Akar, batang, dan daun tersusun atas beberapa jenis jaringan yang berbeda-
beda.
 Perbanyakan bibit tanaman dapat dilakukan dengan teknik kultur jaringan.

4. Materi Prosedural
 Pengamatananatomi berbagai organ pada tumbuhan.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Praktikum
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang berbagai
jaringan pada tumbuhan dan fungsinya, misalnya
parenkim, xilem, dan floem.
 Memotivasi: Guru menunjukkan kemampuan dari potongan
jaringan tanaman cocor bebek yang tumbuh menjadi
individu baru.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 150
a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar tentang pengembangbiakan tanaman dengan metode
kultur jaringan (halaman 47).

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya berkaitan dengan gambar pengembangbiakan
tanaman dengan metode kultur jaringan. Misalnya:
Mengapa sel-sel bisa umbuh menjadi tumbuhan baru?
Apakah semua jaringan tumbuhan dapat dipergunakan
untuk perkembangbiakan?
 Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan
jawaban/hasil analisa sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi


 Siswa duduk secara berkelompok (3 – 5 siswa)
diberikan tugas melakukan kajian literatur/ browsing di
internet sesuai dengan subtopik yang diberikan oleh
guru, yaitu tentang jenis jaringan pada tumbuhan dan
fungsinya (halaman 47 – 67); sifat totipotensi dan kultur
jaringan (halaman 77 – 81).

d. Mengasosiasikan
 Diskusi dalam kelompok untuk menganalisis tentang
jenis jaringan pada tumbuhan dan fungsinya; sifat
totipotensi dan kultur jaringan.
 Masing-masing kelompok menyiapkan bahan presentasi
sesuai dengan subtopik dilengkapi dengan soal-soal
kuis.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil
pembahasan tentang jenis jaringan pada tumbuhan dan
fungsinya; sifat totipotensi dan kultur jaringan.
 Setelah presentasi, setiap kelompok membacakan soal-
soal kuis untuk dijawab oleh siswa dan langsung
diberikan nilai oleh kelompok penyaji presentasi
(penilaian teman sejawat).
 Guru memberikan tambahan informasi.
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang berbagai jenis jaringan pada tumbuhan.
 Guru bersama siswa menyepakati hasil pengembangan
materi.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang berbagai jenis jaringan pada tumbuhan.
 Refleksi: Memberikan beberapa pertanyaan berkaitan
dengan jenis jaringan tumbuhan, misalnya: Mengapa
beberapa tumbuhan menghasilkan suatu aroma khas atau
dapat menghasilkan minyak?
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk melakukan
tugas mandiri pada buku paket halaman 59, dan membuat
laporan tertulis.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Organ pada tumbuhan
dan praktikum pengamatan jaringan pada tumbuhan.

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang
bermacam-macam organ pada tumbuhan.
 Memotivasi: Guru membawa dan menunjukkan akar,
batang, dan daun tumbuhan yang merupakan organ
tumbuhan.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati langsung berbagai
organ tumbuhan baik organ vegetatif (daun, batang, akar)
maupun organ generatif (bunga, buah, biji).
b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya
berkaitan dengan organ-organ pada tumbuhanjenis jaringan
yang sama?. Misalnya: Mengapa berbagai jenis organ
tumbuhan memiliki perbedaan warna dan tekstur? Apakah
semua organ pada tumbuhan tersusun oleh jenis jaringan
yang berbeda-beda? Bagaimana susunan jaringan pada
daun, batang, dan akar?
 Siswa yang lainnya dapat mencoba untuk memberikan
jawaban/hasil analisa sementara.
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)

c. Mengumpulkan data/ mencoba mengamati dan


membandingkan anatomi akar, batang, daun pada tumbuhan
monokotil dan dikotil.
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat
dan bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja praktikum yang benar, yaitu cara mengamati
anatomi akar, batang, dan daun.
 Siswa secara berkelompok membuat preparat segar
anatomi organ (akar, batang, daun) dan melakukan
pengamatan dengan menggunakan mikroskop secara
cermat dan teliti.
 Siswa menggambar objek hasil pengamatan.

d. Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatannya,
seperti membandingkan anatomi akar, batang, dan daun
pada tumbuhan monokotil dengan dikotil.
 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kegiatan praktikum.
 Siswa diberikan kesempatan untuk menanya kepada
guru bila ada hal-hal yang kurang dimengerti berkaitan
dengan hasil pengamatan.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil
pengamatannya.
 Guru memberikan tambahan informasi berkaitan dengan
anatomi akar, batang, dan daun.
 Guru mengkonfirmasi perbedaan anatomi akar, batang,
dan daun pada tumbuhan monokotil dengan dikotil.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang perbedan anatomi akar, batang, dan daun pada
tumbuhan monokotil dengan dikotil.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan tentang perbedaan
anatomi akar, batang, dan daun pada tumbuhan monokotil
dengan dikotil.
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk membuat
laporan praktikum tertulis, dan menjawab soal-soal uji
kompetensi buku paket (halaman 82 – 87).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 3 Struktur dan
Fungsi Jaringan Hewan (halaman 88).
G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit
Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu
Alam (MIA), Bab 2.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambarstruktur jaringan tumbuhan.
 Bahan praktikum: akar, batang, daun tumbuhan monokotil dan dikotil.

3. Alat:
-Komputer/LCD,.
-Mikroskop, silet, kaca objek, kaca penutup, pipet tetes, kertas tisu, kamera,
preparat kering (akar, batang, daun).

H. Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Penilaian harian.
Soal Ulangan:
 Sebutkan contoh derivat epidermis tumbuhan.
 Pada tanaman bunga mawar terdapat banyak duri tempel. Apakah
manfaatnya bagi tumbuhan itu sendiri?
 Apakah perbedaan anatomi batang tumbuhan monokotil dengan dikotil?
 Jelaskan keunggulan teknik kultur jaringan dalam pembibitan tanaman.
 Jelaskan 6 tahapan pada teknik kultur jaringan.

2. Psikomotorik:
 Praktik di laboratorium: Pengamatan struktur jaringan pada tumbuhan.
 Presentasi kelompok
 Penyusunan laporan hasil praktikum

3. Afektif:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan
praktikum di laboratorium

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI

Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif


Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang jenis jaringan pada tumbuhan dan
fungsinya; sifat totipotensi dan kultur jaringan.
Tanggal Penilaian:
Kelas :

No Kelom Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai


pok Materi Kerja sama Keaktifan Ketrampilan
presentasi dalam dalam
kelompok mengemukakan
pendapat
1
2
3
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Aspek penilaian : Psikomotorik


Judul kegiatan : Pengamatan struktur jaringan pada tumbuhan
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai


Persiapan Kesesuaian Kontribusi Laporan praktikum
alat dan pelaksanaan dalam teman (pengamatan
bahan dengan cara kelompok struktur jaringan
kerja tumbuhan)
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Materi : Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan


Kelas/Semester:
Hari/Tanggal:

Tanggung
No Nama Disiplin Kerjasama Kejujuran Kepedulian Skor Nilai
jawab
1
2
3

Mengetahui, Onewila, …, Juli 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Biologi,

Safari, S.Pd, M.Pd I Made Arya Maharyadi, S.Pd, M.Pd


NIP 19780701 200604 1 016 NIP 19710429 199702 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Kelas / Semester : XI MIA/ 1


Materi Pembelajaran : Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Alokasi Waktu : 8 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 4 X 2 JP

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.4 Menerapkan konsep tentang keterkaitan hubungan antara struktur sel pada jaringan
hewan dengan fungsi organ pada hewan berdsarkan hasil pengamatan.

4.4 Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada hewan berdasarkan hasil
pengamatan untuk menunjukkan pemahaman hubungan antara struktur dan fungsi
jaringan pada hewan terhadap bioproses yang berlangsung pada hewan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.4.1 Menganalisis berbagai bentuk dan struktur sel penyusun jaringan epitel.
3.4.2 Mendeskripsikan berbagai macam jaringan ikat dalam tubuh hewan/manusia.
3.4.3 Membedakan jaringan otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
3.4.4 Menjelaskan ciri-ciri jaringan saraf.
3.4.5 Mengaitkan struktur jaringan dengan letak dan fungsinya dalam tubuh
hewan/manusia.
3.4.6 Memerinci organ-organ penyusun sistem organ pada tubuh manusia.
3.4.7 Menjelaskan stem cell (sel punca).
3.4.8 Mengemukakan abnormalitas sel-sel pada penyakit tumor/kanker, dan
penyebabnya.

4.4.1 Mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun organ tubuh hewan


melalui pengamatan gambar.
4.4.2 Menseketsa gambar berbagai macam jaringan hewan dari hasil pengamatan.
4.4.3 Melaporkan secara tertulis hasil pengamatan tentang struktur berbagai jaringan
pada hewan/manusia.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif:
1. Siswa dapat mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
struktur dan fungsijaringan, organ penyusun sistem organ pada tubuh
hewan/manusia.
2. Siswa dapat menunjukkan perubahan perilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data
dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen,
berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, bekerjasama,
berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan
dan dalam melakukan pengamatan atau eksperimen tentang struktur dan fungsi
jaringan hewan.

Kognitif:
1. Siswa dapat menganalisis berbagai bentuk dan struktur sel penyusun jaringan epitel.
2. Siswa dapat mendeskripsikan berbagai macam jaringan ikat dalam tubuh
hewan/manusia.
3. Siswa dapat membedakan jaringan otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
4. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri jaringan saraf.
5. Siswa dapat mengaitkan struktur jaringan dengan letak dan fungsinya dalam tubuh
hewan/manusia.
6. Siswa dapat memerinci organ-organ penyusun sistem organ pada tubuh manusia.
7. Siswa dapat menjelaskan stem cell (sel punca).
8. Siswa dapat mengemukakan abnormalitas sel-sel pada penyakit tumor/kanker, dan
penyebabnya.

Psikomotorik:
1. Siswa dapat mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun organ tubuh
hewan melalui pengamatan gambar.
2. Siswa dapat menseketsa gambar berbagai macam jaringan hewan dari hasil
pengamatan mikroskopis.
3. Siswa dapat melaporkan secara tertulis hasil pengamatan mikroskopis tentang
struktur berbagai jaringan pada hewan/manusia.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Hewan merupakan organisme multiseluler (terdiri atas banyak
sel).Sel-sel tersebut membentuk jaringan, beberapa jaringan akan membentuk
organ, dan beberapa organ akan membentuk sistem organ.

Suatu organ terdiri atas jaringan, dan jaringan terdiri


atas sel-sel

2. Materi Konsep
 Jaringan tubuh hewan vertebrata dapat dibedakan menjadi empat jaringan dasar,
yaitu jaringan epitel, jaringan ikat (jaringan penyambung), jaringan otot, dan
jaringan saraf.
 Berdasarkan bentuk sel, jaringan epitel dapat dibedakan, yaitu jaringan epitel
pipih (gepeng), kubus, silindris, transisional, dan kelenjar.
 Jaringan ikat tersusun dari bahan intersel (matriks) dan sel-sel penyusun
jaringan ikat.
 Sel-sel yang terdapat pada jaringan ikat, yaitu fibroblas, makrofag (histiosit), sel
lemak (sel adiposa), Mast cell (sel tiang), sel plasma, sel pigmen, leukosit (sel
darah putih), dan sel mesenkim.
 Jaringan ikat dapat dibedakan tiga jenis, yaitu: jaringan ikat sejati, jaringan ikat
cair, dan jaringan ikat penyokong.
 Terdapat tiga macam jaringan otot, yaitu: otot polos, otot rangka (otot lurik),
dan otot jantung.
 Jaringan saraf tersusun oleh sel saraf (neuron) dan sel penyokong
(neuroglia).
 Organ merupakan sekumpulan beberapa macam jaringan yang melakukan
fungsi tertentu.
 Berdasarkan letaknya pada tubuh, organ dibedakan dua kelompok, yaitu
organ luar (misalnya: mata, telinga, mulut, hidung, kulit) dan organ dalam
(misalnya: paru-paru, jantung, lambung, usus, ginjal). Lambung merupakan
contoh organ, tersusun dari beberapa jaringan, yaitu: jaringan epitel,
jaringan otot polos, jaringan darah, jaringan saraf, jaringan ikat, dan
jaringan limfe.
 Sistem organ merupakan gabungan dari beberapa organ yang melakukan
fungsi tertentu. Sistem organ pada tubuh manusia, yaitu sistem gerak, sistem
sirkulasi (sistem peredaran darah dan sistem limfatik), sistem pencernaan,
sistem pernapasan, sistem ekskresi, sistem koordinasi (sistem hormon,
sistem saraf, sistem indera), dan sistem reproduksi (sistem reproduksi pada
laki-laki dan sistem reproduksi pada wanita).
 Stem Cell (sel punca), adalah sel yang menjadi awal mula dari pertumbuhan
sel lain yang menyusun keseluruhan tubuh organisme.
 Berdasarkan tingkat maturasi, stem cell dibedakan dua jenis, yaitu stem cell
embrionik (embryonic stem cell) dan stem cell dewasa (adult stem cell).
 Stem cell dalam aplikasi klinis, dipercaya dapat menjadi solusi penyakit
degeneratif, yaitu kerusakan sel-sel dalam jaringan atau organ.
 Tumor adalah benjolan atau pembengkakan akibat pertumbuhan sel-sel
abnormal yang tumbuh tidak terkontrol.
 Berdasarkan pertumbuhannya, tumor dapat dibedakan dua jenis, yaitu
tumor ganas (malignant tumor) dan tumor jinak (benign tumor). Tumor
yang bersifat ganas disebut kanker.
 Faktor penyebab tumor/kanker, yaitu keturunan (genetik), lingkungan,
makanan yang mengandung bahan kimia, virus, infeksi, gangguan
keseimbangan hormonal, kejiwaan dan emosional, serta radikal bebas.

3. Materi Prinsip
 Tubuh manusia memiliki beberapa sistem organ. Sistem organ tersusun atas
beberapa macam organ, dan organ tersusun atas beberapa macam jaringan yang
berbeda-beda.

4. Materi Prosedural
 Pengamatan struktur jaringan pada hewan/manusia.
E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Tanya jawab
 Penugasan individu
 Penugasan kelompok
 Praktikum
 Kuis
F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa bahwa hewan
merupakan organisme multiseluler yang tersusun atas
banyak sel. Bagaimanakah sel-sel tersebut membentuk
suatu jaringan?
 Memotivasi: Guru menyampaikan bahwa organ-organ pada
hewan/ manusia tersusun atas beberapa jenis jaringan. Jenis
jaringan apakah yang terdapat pada hewan/ manusia?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar anatomi
kulit yang tersusun atas beberapa macam jaringan.

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya berkaitan dengan gambar anatomi kulit,
misalnya: jaringan apakah yang menyusun kulit?
Apakah fungsi dari jaringan-jaringan yang menyusun
kulit?
 Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan
jawaban/hasil analisa sementara.

c. Mengumpulkan data/ melakukan pengamatan berbagai


macam jaringan pada hewan/ manusia dengan menggunakan
preparat kering dan mikroskop (halaman 114 – 115).
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat
praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja praktikum yang benar.
 Siswa secara berkelompok mengamati secara cermat
dan teliti berbagai macam jaringan pada hewan/
manusia, seperti lemak, epitel, darah, otot, tulang keras,
tulang rawan, dan lain-lain.
 Siswa menggambar objek hasil pengamatan.

d. Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatannya,
seperti membandingkan struktur dari berbagai macam
jaringan hewan/ manusia.
 Siswa menganalisis jenis jaringan yang menyusun suatu
organ.
 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kegiatan praktikum.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil
pengamatannya.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
hasil pengamatan siswa.
 Guru memberikan tambahan informasi berkaitan dengan
perbedaan struktur dan fungsi berbagai macam jaringan
pada hewan/ manusia; jenis jaringan tertentu yang
menyusun suatu organ hewan/ manusia.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang jenis jaringan yang terdapat pada organ tertentu.
Misalnya organ kulit tersusun atas jaringan epitel, darah,
lemak, dan jaringan ikat.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
jaringan-jaringan yang menyusun suatu organ pada hewan/
manusia.
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk membuat
laporan resmi tertulis lengkap dengan gambar.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Organ-organ penyusun
sistem organ pada hewan/manusia; Sel Punca (Stem Cell),
Tumor dan Kanker (halaman 115 – 125).

2. Pertemuan ke-2

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang jenis
organ yang terdapat dalam tubuh manusia. ”Organ-organ
apakah yang terdapat dalam tubuh kita dan apakah
fungsinya masing-masing?”
 Memotivasi: Guru menyampaikan bahwa beberapa organ
akan bekerja sama membentuk suatu sistem organ. Sistem
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
organ apa saja yang terdapat dalam tubuh hewan/ manusia?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati torso tubuh
manusia.

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya
berkaitan dengan organ-organ penyusun sistem organ,
misalnya: Organ-organ apakah yang menyusun sistem
peredaran darah, sistem reproduksi wanita, atau sistem
koordinasi?
 Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan
jawaban/hasil analisa sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi


 Siswa duduk secara berkelompok (3 – 5 siswa)
diberikan tugas melakukan kajian literatur/ browsing di
internet sesuai dengan subtopik yang diberikan oleh
guru, yaitu tentang organ dan sistem organ pada manusia
(halaman 115 – 118); sel punca atau stem cell (halaman
119 – 122); tumor dan kanker (halaman 122 – 124).

d. Mengasosiasikan
 Diskusi dalam kelompok untuk menganalisis tentang
organ dan sistem organ pada manusia; sel punca atau
stem cell; tumor dan kanker.
 Masing-masing kelompok menyiapkan bahan presentasi
sesuai dengan subtopik yang diberikan guru dilengkapi
dengan soal-soal kuis.
e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil
pembahasan tentang organ dan sistem organ pada
manusia; sel punca atau stem cell; tumor dan kanker.
 Setelah presentasi, setiap kelompok membacakan soal-
soal kuis untuk dijawab oleh siswa dan langsung
diberikan nilai oleh kelompok penyaji presentasi
(penilaian teman sejawat).
 Guru memberikan tambahan informasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang organ dan sistem organ pada manusia; sel punca
atau stem cell; tumor dan kanker.
 Guru bersama siswa menyepakati hasil pengembangan
materi.

3 Penutup 15
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang organ dan sistem organ pada manusia; sel punca
atau stem cell; tumor dan kanker.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan organ
dan sistem organ pada manusia; sel punca atau stem cell;
tumor dan kanker.
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan
soal-soal uji kompetensi (halaman 126 – 131).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:Bab 4 Sistem Gerak
(halaman 132); praktikum pengamatan struktur tulang keras.

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit
Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu
Alam (MIA), Bab 3.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambarstruktur dan fungsi jaringan hewan.
 Bahan praktikum: - .

3. Alat:
- Komputer/LCD, VCD/CD player.
- Mikroskop, kertas tisu, kamera, preparat kering (berbagai jaringan
hewan/manusia).

H. Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Di manakah dapat ditemukan jaringan darah?
 Sebutkan jenis jaringan yang terdapat pada usus halus.
 Sebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi.
 Apa yang dimaksud dengan stem cell?
 Jelaskan penyebab tumor/kanker.

2. Psikomotorik:
 Praktik di laboratorium: Pengamatan struktur dan fungsi jaringan hewan.
 Presentasi.

3. Afektif:
 Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan
praktikum di laboratorium.
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI

Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif


Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang jenis, struktur jaringan hewan/
manusia dan fungsinya; organ dan sistem organ pada hewan/
manusia; sel puncak atau stem cell; tumor dan kanker.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Kelom Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai


pok Materi Kerja sama Keaktifan Ketrampilan
presentasi dalam dalam
kelompok mengemukakan
pendapat
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator :
1. Mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun organ tubuh hewan melalui
pengamatan gambar.
2. Mensketsa gambar berbagai macam jaringan hewan dari hasil pengamatan
mikroskopis.
3. Melaporkan secara tertulis hasil pengamatan mikroskopis tentang struktur berbagai
jaringan pada hewan/manusia.

Aspek penilaian : Psikomotorik


Judul kegiatan : Pengamatan struktur jaringan pada hewan.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai


Persiapan Kesesuaian Kontribusi Laporan
alat dan pelaksanaan dalam praktikum
bahan dengan cara teman (pengamatan
kerja kelompok struktur jaringan
pada hewan)
1
2
3
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Materi : Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan


Kelas/Semester :
Hari/Tanggal :

Tanggung
No Nama Disiplin Kerjasama Kejujuran Kepedulian Skor Nilai
jawab
1
2
3

Mengetahui, Onewila, …, Juli 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Biologi,

Safari, S.Pd, M.Pd I Made Arya Maharyadi, S.Pd, M.Pd


NIP 19780701 200604 1 016 NIP 19710429 199702 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Kelas / Semester : XI MIA/ 1


Materi Pembelajaran : Sistem Gerak
Alokasi Waktu : 12 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 6 X 2 JP

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak
dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme
gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia
melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

4.5 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan gerak
yang menyebabkan gangguan sistem gerak manusia melalui berbagi bentuk media
presentasi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.5.1 Menggolongkan bentuk-bentuk tulang penyusun rangka manusia dengan
menggunakan torso.
3.5.2 Menjelaskan fungsi rangka pada manusia.
3.5.3 Menjelaskan macam-macam tulang penyusun rangka tubuh.
3.5.4 Menghitung jumlah tulang penyusun bagian-bagian tubuh.
3.5.5 Membandingkan struktur tulang rawan dengan tulang keras.
3.5.6 Menganalisa struktur penyusun tulang berdasarkan hasil percobaan.
3.5.7 Menjelaskan anatomi tulang dengan menggunakan gambar.
3.5.8 Mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi).
3.5.9 Mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang dengan fakta-
fakta dalam kehidupan.
3.5.10 Menjelaskan mekanisme kerja otot.
3.5.11 Menganalisis jenis gerakan yang berfungsi dalam kegiatan sehari-hari.

4.5.1 Menggambar ilustrasi struktur tulang dan otot rangka.


4.5.2 Mendemonstrasikan berbagai gerakan persendian.
4.5.3 Mendemonstrasikan gerakan antagonis dan sinergis.
4.5.4 Menggunakan media presentasi untuk menyajikan data hasil analisis gangguan
sistem gerak.
4.5.5 Melakukan pengamatan struktur tulang keras.
4.5.6 Melakukan pengamatan kontraksi otot katak.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif:
1. Siswa dapat mengubah sikap untuk menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah
dalam kemampuan mengamati bioproses dalam sistem gerak.
2. Siswa dapat menunjukkan perilaku peduli terhadap keselamatan diri dan
lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan tentang sistem gerak di laboratorium dan di lingkungan
sekitar.
Kognitif:
1. Siswa dapat menggolongkan bentuk-bentuk tulang penyusun rangka manusia
dengan menggunakan torso.
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi rangka pada manusia.
3. Siswa dapat menjelaskan macam-macam tulang penyusun rangka tubuh.
4. Siswa dapat menghitung jumlah tulang penyusun bagian-bagian tubuh.
5. Siswa dapat membandingkan struktur tulang rawan dengan tulang keras.
6. Siswa dapat menganalisa struktur penyusun tulang berdasarkan hasil percobaan.
7. Siswa dapat menjelaskan anatomi tulang dengan menggunakan gambar.
8. Siswa dapat mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi).
9. Siswa dapat mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang
dengan fakta-fakta dalam kehidupan.
10. Siswa dapat menjelaskan mekanisme kerja otot.
11. Siswa dapat menganalisis jenis gerakan yang berfungsi dalam kegiatan sehari-hari.

Psikomotorik:
1. Siswa dapat menggambar ilustrasi struktur tulang dan otot rangka.
2. Siswa dapat mendemonstrasikan berbagai gerakan persendian.
3. Siswa dapat mendemonstrasikan gerakan antagonis dan sinergis.
4. Siswa dapat menggunakan media presentasi untuk menyajikan data hasil analisis
gangguan sistem gerak.
5. Siswa dapat melakukan pengamatan struktur tulang keras.
6. Siswa dapat melakukan pengamatan kontraksi otot katak.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Tulang dan otot rangka merupakan komponen dalam menunjang
terjadinya suatu pergerakan tubuh manusia. Namun tulang dan otot rangka bisa
mengalami gangguan, seperti patah tulang, otot kram dan terkilir. Kemajuan
teknologi telah mengatasi permasalahan gangguan sistem gerak, seperti kaki dan
tangan bionik.

Tulang dan otot sebagai komponen penunjang gerakan tubuh

Tulang dan otot bisa mengalami gangguan

Kaki dan tangan bionik untuk mengatasi permasalahan gangguan sistem gerak
2. Materi Konsep
 Rangka tubuh manusia dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu: rangka
aksial (rangka sumbu tubuh) dan rangka apendikuler (rangka pelengkap atau
anggota gerak tubuh).
 Rangka aksial berjumlah 80 tulang, meliputi tulang tengkorak, tulang telinga
dalam dan hioid, tulang belakang, tulang dada dan tulang rusuk (iga).
 Rangka apendikuler berjumlah 126 tulang, meliputi gelang bahu (pektoral),
anggota gerak atas (ekstremitas superior), gelang panggul (pelvis), dan anggota
gerak bawah (ekstremitas inferior).
 Struktur tulang terdiri dari lapisan-lapisan dari arah luar ke arah dalam, yaitu
periosteum, tulang kompak, tulang spongiosa, endosteum, dan sumsum tulang.
 Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang penyusun rangka tubuh dapat
dibedakan lima macam, yaitu: tulang pipa (tulang panjang), tulang pendek,
tulang pipih, tulang tidak beraturan (irreguler bones), dan tulang sesamoid.
 Proses pembentukan tulang disebut osifikasi. Ada dua cara pembentukan tulang,
yaitu osifikasi intramembranosa dan osifikasi endokondral (intrakartilago).
 Faktor pertumbuhan tulang: herediter (genetik), nutrisi, endokrin, dan
persarafan.
 Komponen penunjang persendian, yaitu: ligamen, kapsul sendi, cairan sinovial,
tulang rawan hialin, dan bursa.
 Berdasarkan gerakannya, persendian dapat dibedakan tiga kelompok, yaitu:
sendi sinartrosis (sendi mati), sendi amfiartrosis, dan sendi diartrosis.
 Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang, dapat bergerak secara aktif
untuk menggerakkan tulang sehingga disebut alat gerak aktif.
 Apabila otot mendapat rangsangan, maka otot akan berkontraksi. Kontraksi otot
ditandai dengan memendeknya otot, otot menjadi menegang dan menggembung
di bagian tengah.
 Berdasarkan sifat kerjanya, otot dapat dibedakan dua jenis, yaitu: otot antagonis
dan otot sinergis.
 Gangguan sistem gerak dapat terjadi pada tulang, persendian, maupun otot.

3. Materi Prinsip
 Tulang dan otot menunjang terjadinya gerakan tubuh.
 Hubungan antar tulang membentuk suatu persendian yang akan menentukan
model gerakan.

4. Materi Prosedural
 Pengamatan struktur tulang dan kontraksi otot rangka katak.
E. Metode Pembelajaran
 Problem based learning (berbasis masalah)
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Praktikum
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
rangka tubuh manusia, misalnya fungsi rangka.
 Memotivasi:
- Guru menyampaikan bahwa gerakan dapat terjadi
karena adanya sistem rangka, sistem otot, dan sistem
syaraf.
- Guru menanyakan persiapan bahan praktikum yang di
bawa siswa (tulang paha ayam segar).
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar patah
tulang (halaman 135).

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya berkaitan dengan gambar patah tulang,
misalnya: Mengapa tulang bisa patah? Bagaimana
struktur tulang? Apakah tulang yang patah bisa
tersambung kembali?
 Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan
jawaban/hasil analisa sementara.

c. Mengumpulkan data/ melakukan praktikum pengamatan


struktur tulang keras (halaman 151 – 152).
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat
praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
kerja praktikum yang benar.
 Siswa secara berkelompok melakukan percobaan untuk
mengetahui struktur dan sifat tulang keras.
 Siswa mencatat data-data hasil praktikum.
 Siswa mengamati bentuk-bentuk tulang dengan
menggunakan torso rangka tubuh manusia.
 Siswa studi literatur tentang pertumbuhan dan
perkembangan tulang.
 Siswa mencoba memperagakan gerakan-gerakan untuk
mengetahui struktur dan tipe persendian.

d. Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatannya
tentang struktur dan sifat tulang keras; bentuk-bentuk
tulang pada torso rangka tubuh manusia.
 Siswa menganalisis informasi dari studi literatur tentang
pertumbuhan dan perkembangan tulang.
 Siswa menganalisis/ mengidentifikasi gerakan-gerakan
pada tipe persendian.
 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kegiatan praktikum.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil
praktikum dan hasil studi literatur.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
hasil pengamatan siswa.
 Guru memberikan tambahan informasi berkaitan dengan
struktur, bentuk, pertumbuhan dan perkembangan
tulang; contoh-contoh persendian.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
rangka tubuh manusia dan persendian.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan rangka
tubuh manusia dan persendian.
 Tindak lanjut:Membuat laporan tertulis hasil praktikum.
 Rencana pembelajaran selanjutnya:Praktikum mengamati
kontraksi otot katak.

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
 Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai
religius).
 Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang otot yang
menggerakan tulang. Bagaimana ciri-ciri dan sifat otot
rangka berdasarkan pengetahuan di SMP?
 Memotivasi:Guru menanyakan bahan-bahan yang
dipersiapkan siswa untuk eksperimen kontraksi otot katak.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan memperagakan
kerja otot, misalnya mengangkat lengan atau mengamati
gambar/ video peragaan binaraga.

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya berkaitan dengan gambar peragaan otot
bekerja atau berkontraksi. Mengapa pada waktu
mengangkat lengan, otot nampak lebih besar dan terasa
lebih keras? Mengapa otot binaraga lebih besar dan
berisi daripada otot orang biasa?
 Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan
jawaban/hasil analisa sementara.

c. Mengumpulkan data/ melakukan praktikum pengamatan


kontraksi otot katak (halaman 163 – 164).
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat
praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja praktikum yang benar.
 Siswa secara berkelompok melakukan percobaan
pengamatan kontraksi otot katak.
 Siswa mencatat data-data hasil praktikum.
 Siswa studi literatur tentang struktur otot rangka,
mekanisme kerja otot, dan sifat kerja otot.
 Siswa mencoba memperagakan gerakan antagonis
berdasarkan gambar pada buku literatur.

d. Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatannya
tentang kontraksi otot katak.
 Siswa menganalisis informasi dari studi literatur tentang
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
struktur otot rangka, mekanisme kerja otot, dan sifat
kerja otot.
 Siswa menganalisis/ mengidentifikasi gerakan-gerakan
antagonis.
 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kegiatan praktikum.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil
praktikum dan hasil studi literatur.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
hasil pengamatan siswa.
 Guru memberikan tambahan informasi berkaitan dengan
struktur otot rangka, mekanisme kerja otot, sifat kerja
otot, dan gerakan antagonis.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
struktur otot rangka, mekanisme kerja otot, sifat kerja otot,
dan gerakan antagonis.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan struktur otot rangka, mekanisme kerja otot, sifat
kerja otot, dan gerakan antagonis.
 Tindak lanjut: Penugasan membuat laporan tertulis
praktikum pengamatan kontraksi otot katak.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Presentasi gangguan dan
teknologi sistem gerak; kuis sistem gerak.

3. Pertemuan ke-3
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang gangguan
sistem gerak yang pernah dialami siswa atau keluarganya.
 Memotivasi:
Guru menanyakan bagaimana mengatasi gangguan sistem
gerak, misalnya kaki kram.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar
bermacam-macam gangguan sistem gerak.

 Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
menanya berkaitan dengan gambar bermacam-macam
gangguan sistem gerak, misalnya: Mengapa bisa terjadi
osteoporosis? Apakah tulang yang patah bisa
menyambung kembali?
 Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan
jawaban/hasil analisa sementara.

 Mengumpulkan data/ Eksplorasi


 Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet untuk mempelajari bermacam-macam
gangguan sistem gerak dan teknologi sistem gerak.

 Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet
tentang gangguan sistem gerak dan teknologi sistem
gerak.
 Kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan soal
uji kompetensi (halaman 172 – 177).

 Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, masing-masing kelompok membahas
gangguan sistem gerak dan teknologi sistem gerak.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang gangguan sistem gerak dan teknologi sistem
gerak.
 Guru memberikan soal-soal kuis tentang sistem gerak
untuk diperebutkan seluruh siswa dan langsung
diberikan nilai.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
gangguan sistem gerak dan teknologi sistem gerak.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa berkaitan dengan gangguan sistem gerak dan
teknologi sistem gerak.
 Tindak lanjut: Penugasan melakukan tugas mandiri
(halaman 155).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 5 Sistem Sirkulasi
(halaman 178); praktikum mengamati jenis sel-sel darah
(halaman 190).

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga,
Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA),
Bab 4.
2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambarsistem gerak.
 Bahan praktikum: tulang paha ayam dan otot paha katak segar, HCl 15%, larutan
ringer.

3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Gelas beker, pinset, sarung tangan karet, statif 2 klem, cawan petri, papan dan
pisau bedah, benang, arus listrik, pipet tetes, stopwatch, dan kertas tisu.

H. Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Sebutkan contoh tulang pipa.
 Berapakah jumlah tulang rusuk?
 Apakah perbedaan proses osifikasi intramembran dengan endokondium?
 Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang.
 Sebutkan komponen penunjang persendian.
 Apa yang dimaksud gerak antagonis: ekstensi-fleksi, abduksi-adduksi,
dan depresi-elevasi.

2. Psikomotorik:
 Praktik di laboratorium:
Pengamatan struktur tulang keras.
Pengamatan kontraksi otot.
 Presentasi kelompok

3. Afektif:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan
praktikum di laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator :
 Melakukan pengamatan struktur tulang keras.
 Melakukan pengamatan kontraksi otot katak.

Aspek penilaian : Psikomotorik


Judul kegiatan : Pengamatan struktur tulang keras dan kontraksi otot.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Persiapan alat Kesesuaian Kontribusi Laporan
dan bahan pelaksanaan dalam teman praktikum
dengan cara kerja kelompok
1
2
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI

Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif


Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang sistem gerak
Tanggal Penilaian:
Kelas :

No Kelom Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai


pok Materi Kerja sama Keaktifan Ketrampilan
presentasi dalam dalam
kelompok mengemukakan
pendapat
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Materi : Sistem Gerak


Kelas/Semester:
Hari/Tanggal:

Tanggung
No Nama Disiplin Kerjasama Kejujuran Kepedulian Skor Nilai
jawab
1
2
3

Mengetahui, Onewila, …, Juli 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Biologi,

Safari, S.Pd, M.Pd I Made Arya Maharyadi, S.Pd, M.Pd


NIP 19780701 200604 1 016 NIP 19710429 199702 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Kelas / Semester : XI MIA / 1


Materi Pembelajaran : Sistem Sirkulasi
Alokasi Waktu : 16 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 8 X 2 JP

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.

4.6 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung
dan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem peredaran darah manusia
melalui berbagi bentuk media presentasi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.6.1 Menjelaskan fungsi sistem peredaran darah.
3.6.2 Menganalisa komponen penyusun darah.
3.6.3 Menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah dengan menggunakan skema.
3.6.4 Mengaitkan golongan darah dengan transfusi darah.
3.6.5 Menganalisa pengaruh faktor rhesus terhadap keselamatan janin dalam
kandungan ibu.
3.6.6 Menunjukkan bagian-bagian jantung pada gambar anatomi jantung.
3.6.7 Membedakan pembuluh darah vena dengan arteri.
3.6.8 Membedakan sistem peredaran darah sistemik dengan sistem peredaran darah
pulmonalis.
3.6.9 Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi.
3.6.10 Menjelaskan fungsi sistem limfatik dalam sistem sirkulasi.
3.6.11 Mendeskripsikan organ-organ penyusun sistem limfatik.
3.6.12 Mengaitkan teknologi sistem peredaran darah dengan jenis gangguan/kelainan
sistem peredaran darah.

4.6.1 Menggambar diagram sistem peredaran darah.


4.6.2 Menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem peredaran darah dari
browsing internet.
4.6.3 Menghitung frekuensi denyut nadi.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif:
1. Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem peredaran darah yang
terjadi pada manusia.
2. Siswa dapat menunjukkan sikap berperilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai dengan
data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan pedulilingkungan, gotong royong, dan
bekerjasama dalam melakukan observasi dan eksperimen tentang sistem peredaran
darah pada manusia.
Kognitif:
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem peredaran darah.
2. Siswa dapat menganalisa komponen penyusun darah.
3. Siswa dapat menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah dengan
menggunakan skema.
4. Siswa dapat mengaitkan golongan darah dengan transfusi darah.
5. Siswa dapat menganalisa pengaruh faktor rhesus terhadap keselamatan janin dalam
kandungan ibu.
6. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian jantung pada gambar anatomi jantung.
7. Siswa dapat membedakan pembuluh darah vena dengan arteri.
8. Siswa dapat membedakan sistem peredaran darah sistemik dengan sistem peredaran
darah pulmonalis.
9. Siswa dapat menjelaskan sistem peredaran darah pada janin.
10. Siswa dapat menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi.
11. Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem limfatik dalam sistem sirkulasi.
12. Siswa dapat mendeskripsikan organ-organ penyusun sistem limfatik.
13. Siswa dapat menjelaskan sirkulasi cairan limfe.
14. Siswa dapat mengaitkan teknologi sistem peredaran darah dengan jenis
gangguan/kelainan sistem peredaran darah.

Psikomotorik:
1. Siswa dapat menggambar diagram sistem peredaran darah.
2. Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem peredaran
darah dari browsing internet.
3. Siswa dapat melakukan praktik tes golongan darah.
4. Siswa dapat menghitung frekuensi denyut nadi.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Zat-zat makanan, hasil dan sisa metabolisme, hormon, enzim,
oksigen, dan karbondioksida perlu diangkut dan diedarkan dari suatu organ ke
organ lainnya oleh suatu sistem transportasi (sistem sirkulasi). Namun terdapat
banyak gangguan dan penyakit yang berhubungan dengan sistem sirkulasi.
Gangguan jantung sering menyebabkan kematian, sehingga diperlukan teknologi
untuk mengatasinya, seperti pace maker, ekokardiograf, operasi bypass, dan lain-
lainnya.

Jantung dan darah memiliki hubungan fungsional dalam sistem sirkulasi

Gangguan sistem sirkulasi


Teknologi sistem sirkulasi

2. Materi Konsep
 Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem peredaran darah
tertutup dan sistem peredaran darah ganda.
 Fungsi sistem peredaran darah, yaitu: transpor,pertahanan suhu tubuh
perlindungan, dan penyangga (buffering).
 Sistem peredaran darah terdiri dari: darah, jantung, pembuluh darah (arteri,
kapiler, vena).
 Komponen penyusun darah yaitu plasma darah, sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
 Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasma, leukosit dibedakan
2 jenis, yaitu: granulosit dan agranulosit.
 Trombosit berfungsi dalam hemostasis (penghentian perdarahan), perbaikan
pembuluh darah yang robek, dan pembekuan darah.
 Faktor-faktor pembekuan darah: protrombin, fibrinogen, ion kalsium,
tromboplastin (trombokinase), dan vitamin K.
 Penggolongan darah sistem ABO berdasarkan ada atau tidak adanya antigen
(aglutinogen) tipe A dan tipe B pada permukaan eritrosit, antibodi (aglutinin)
tipe α (anti-A) dan tipe β (anti-B) di dalam plasma darahnya.
 Penggolongan darah sistem rhesus berdasarkan ada atau tidak adanya
aglutinogen (antigen) RhD pada permukaan sel darah merah.
 Tes golongan darah sistem ABO menggunakan serum: anti-A, anti-B, anti AB,
sedangkan untuk tes golongan darah sistem Rh (rhesus) menggunakan serum
anti-D (anti-Rho).
 Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau produk berbasis darah
dari seseorang ke sistem peredaran darah orang lain.
 Organ penyusun sistem peredaran darah pada manusia, yaitu: jantung dan
pembuluh darah (arteri, kapiler, vena).
 Mekanisme sistem peredaran darah pada manusia ada dua macam, yaitu: sistem
peredaran darah pulmonalis (peredaran darah kecil/pendek) dan sistem
peredaran darah sistemik (peredaran darah besar/panjang).
 Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh
permukaan yang tertutup yaitu pada dinding bagian dalam jantung dan
pembuluh darah.
 Faktor yang mempengaruhi denyut nadi: usia, jenis kelamin, circadian rhythms,
bentuk tubuh, aktivitas, stres dan emosi, suhu tubuh, volume darah, dan obat-
obatan.
 Sistem limfatik terdiri dari organ yang memproduksi dan penyimpan limfosit,
pembuluh limfatik, dan cairan limfe.
 Cairan limfe berasal dari cairan jaringan melalui difusi atau filtrasi ke dalam
kapiler-kapiler limfatik hingga masuk ke sirkulasi darah melalui vena.

3. Materi Prinsip
 Jantung dan darah memiliki hubungan kerja fungsional.
 Sistem sirkulasi meliputi sistem peredaran darah dan sistem peredaran cairan
limfe (sistem limfatik).

4. Materi Prosedural
 Pengamatan jenis sel-sel darah.
 Tes golongan darah.
 Menghitung frekuensi denyut nadi.

E. Metode Pembelajaran
 Penemuan (discovery learning)
 Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman sekelompok)
 Diskusi kelas/presentasi kelompok
 Praktikum

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian dan fungsi sistem sirkulasi pada manusia.
 Memotivasi:
- Guru menyampaikan manfaat mempelajari sistem
sirkulasi, agar memahami fungsinya dan bisa menjaga
jantung sehingga tetap sehat dan dapat berfungsi dengan
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
baik.
- Guru menanyakan kesiapan anak untuk mengamati
bentuk sel-sel darahnya sendiri dengan menggunakan
mikroskop cahaya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 150
a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar/skema
jaringan darah yang menunjukkan komponen darah (plasma,
sel darah merah, sel darah putih, keping darah), halaman
181.

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: Mengapa darah nampak berwarna
merah? Apa kandungan zat dalam darah? Bagaimana
perbedaan bentuk antara sel darah merah, sel darah putih,
dan keping darah? Apa fungsinya masing-masing?
 Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan
jawaban/hasil analisa sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksperimen untuk mencari sel darah


merah, sel darah putih, dan keping darah dengan
menggunakan mikroskop.
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat
praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja praktikum yang benar.
 Siswa secara berkelompok melakukan eksperimen
pengamatan sel-sel darah.
 Siswa mencatat data-data hasil praktikum.
 Siswa melakukan studi literatur tentang komponen
darah; mekanisme pembekuan darah.

d. Mengasosiasikan
 Siswa menganalisis hasil pengamatannya tentang
pengamatan jenis sel-sel darah.
 Siswa mempelajari skema proses pembekuan darah.
 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kegiatan praktikum.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil
praktikum dan hasil studi literatur tentang komponen
darah dan proses pembekuan darah.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
hasil pengamatan siswa.
 Guru memberikan tambahan informasi berkaitan dengan
komponen darah dan proses pembekuan darah.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
komponen darah manusia dan proses pembekuan darah.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
komponen darah manusia dan proses pembekuan darah.
 Tindak lanjut: Penugasan melakukan tugas mandiri buku
paket halaman 208.
 Rencana pembelajaran selanjutnya:Praktik tentang golongan
darah

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang golongan
darah dan transfusi darah.
 Guru memotivasi:
- Menyampaikan manfaat golongan darah dalam
menangani suatu kasus kriminal.
- Guru menanyakan kesiapan anak untuk melakukan tes
golongan darah sistem ABO dengan darahnya sendiri.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 140


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar/skema
transfusi darah sistem ABO (halaman 198).

b. Menanya
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya
sebagai ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan
skema transfusi darah, misalnya: Apakah golongan
darah O bisa diberikan kepada semua golongan darah?
 Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan
jawaban/hasil analisa sementara.
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
c. Mengumpulkan data/ Eksperimen
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat
dan bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja praktikum, dan menyampaikan pesan agar berhati-
hati saat menusuk ujung jari agar tetap steril dan terjadi
infeksi.
 Siswa secara berkelompok melakukan tes golongan
darah sistem ABO dan sistem Rhesus (halaman 196 –
197).

d. Mengasosiasikan
 Siswa menganalisis dan menentukan tipe golongan
darah sendiri berdasarkan hasil eksperimen.
 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kegiatan praktikum.
 Siswa dalam kelompok saling mengajari antar teman
untuk memahami transfusi darah.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil
eksperimennya.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
siswa tentang hasil analisa tes golongan darah.
 Guru memberikan tambahan informasitentang pengaruh
faktor Rhesus terhadap janin saat kehamilan.

3 Penutup 25
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
golongan darah.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang permasalahan transfusi golongan darah dan
pengaruh faktor Rhesus terhadap janin saat kehamilan.
 Tindak lanjut: Membuat laporan praktikum tertulis.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: eksperimen frekuensi
denyut nadi.

3. Pertemuan ke-3
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4
orang).
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang organ-
organ peredaran darah.
 Guru memotivasi: Bagaimana mekanisme peredaran darah,
sehingga semua bagian tubuh mendapatkan suplai darah
yang mengandung nutrisi dan oksigen?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 140


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar/ skema
peredaran darah pulmonalis dan sistemik (halaman 204).

b. Menanya
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya
sebagai ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan
mekanisme peredaran darah, misalnya: Bagaimana arah
aliran darah dalam tubuh? Mengapa darah bisa
diedarkan ke seluruh tubuh?
 Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan
jawaban/hasil analisa sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksperimen


 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat
dan bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan cara menghitung denyut
nadi yang praktis dan benar, dan menyampaikan pesan
agar teliti dalam menghitung denyut nadi.
 Siswa secara berkelompok melakukan penghitungan
denyut nadi dan mencatat datanya.
 Siswa antar teman sekelompok saling mengajari untuk
memahami skema peredaran darah.
 Studi literatur tentang sistem limfa.

d. Mengasosiasikan
 Siswa menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
frekuensi denyut nadi berdasarkan dat-data hasil
pengamatan.
 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kegiatan praktikum.
 Siswa menganalisa mekanisme peredaran darah
pulmonalis dan sistemik berdasarkan skema.
 Siswa menganalisa informasi tentang sistem limfa.

e. Mengomunikasikan
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
 Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil
prkatikumnya.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
siswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
frekuensi denyut nadi.
 Guru memberikan tambahan informasi tentang
mekanisme sistem peredaran darah pulmonalis dan
sistemik; sistem limfa.
3 Penutup 25
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi;
mekanisme sistem peredaran darah pulmonalis dan sistemik;
sistem limfa.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi
denyut nadi; mekanisme sistem peredaran darah pulmonalis
dan sistemik.
 Tindak lanjut:
- Penugasan membuat laporan praktikum secara tertulis.
- Melakukan tugas mandiri (halaman 208).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Gangguan dan
teknologi sistem peredaran darah (halaman 211 – 216).

4. Pertemuan ke-4
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang gangguan
sistem peredaran darah yang banyak diderita oleh
masyarakat saat ini.
 Guru memotivasi: Menanya, bagaimana mengatasi
gangguan sistem peredaran darah?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar-gambar
gangguan dan teknologi sistem peredaran darah.

b. Menanya
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan gambar yang
diamatinya tentang gangguan dan teknologi sistem
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
peredaran darah
 Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban
sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi


 Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet untuk mengetahui gangguan dan
teknologi berkaitan sistem peredaran darah.

 Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet
tentang gangguan dan teknologi berkaitan sistem
peredaran darah.
 Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power
point.

 Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, masing-masing kelompok
mempresentasikan materi tentang gangguan dan
teknologi berkaitan sistem peredaran darah.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang gangguan dan teknologi berkaitan sistem
peredaran darah.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
gangguan dan teknologi berkaitan sistem peredaran darah.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan bagaimana cara
menjaga agar jantung tetap sehat.
 Tindak lanjut: menjawab soal uji kompetensi Bab 5
(halaman 217 – 223).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Pembahasan latihan
ulangan semester 1 (halaman 224 – 229).

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga,
Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA),
Bab 5.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar sistem sirkulasi.
 Bahan praktikum: Alkohol, HCl (larutan Hayem), kapas, kertas tisu, serum anti
A, anti B, anti AB, dan anti D (anti Rho).
3. Alat:
 Komputer/LCD
 Mikroskop, kaca objek, kaca penutup, tusuk gigi (pengaduk kecil), preparat
awetan apusan darah manusia, Stopwatch (arloji), dan blood lancet.

H. Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Penilaian harian.
soal:
 Apakah perbedaan sistem peredaran darah pulmonalis dengan sistemik?
 Tuliskan tabel perbedaan vena dengan arteri.
 Jelaskan kriteria tes golongan darah sistem ABO.
 Apa yang akan terjadi bila seorang ibu yang memiliki darah Rh- mengalami
kehamilan pertama dengan janin Rh+?
 Apa yang dimaksud dengan kelainan darah hemofilia dan siklemia?

2. Psikomotorik:
 Praktik di laboratorium:
Pengamatan jenis sel-sel darah.
Tes golongan darah.
Menghitung frekuensi denyut nadi.

3. Afektif:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan
praktikum di laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator :
 Melakukan praktik tes golongan darah.
 Menghitung frekuensi denyut nadi.

Aspek penilaian : Psikomotorik


Judul kegiatan : Tes golongan darah dan menghitung frekuensi denyut nadi.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Persiapan alat Kesesuaian Kontribusi Laporan
dan bahan pelaksanaan dalam teman praktikum (tes
dengan cara kelompok golongan darah
kerja dan menghitung
frekuensi denyut
nadi)
1
2
3
4
5
6
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI

Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif


Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang sistem peredaran darah
Tanggal Penilaian:
Kelas :

No Kelom Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai


pok Materi Kerja sama Keaktifan Ketrampilan
presentasi dalam dalam
kelompok mengemukakan
pendapat
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Materi : Sistem Peredaran Darah


Kelas/Semester:
Hari/Tanggal:

Tanggung
No Nama Disiplin Kerjasama Kejujuran Kepedulian Skor Nilai
jawab
1
2
3

Mengetahui, Onewila, …, Juli 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Biologi,

Safari, S.Pd, M.Pd I Made Arya Maharyadi, S.Pd, M.Pd


NIP 19780701 200604 1 016 NIP 19710429 199702 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nomor :6
Kelas / Semester : XI / 2
Materi Pembelajaran : Makanan dan Sistem Pencernaan Makanan
Alokasi Waktu : 12 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 3 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi.

4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada
organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan manusia
melalui berbagi bentuk media presentasi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.7.1 Menjelaskan zat-zat makanan yang terkandung dalam bahan makanan dan
mengaitkannya dengan fungsinya bagi tubuh, akibat yang ditimbulkan bila
kelebihan atau kekurangan zat tersebut.
3.7.2 Menyebutkan contoh-contoh bahan makanan sebagai sumber zat-zat makanan
yang diperlukan tubuh.
3.7.3 Menjelaskan berbagai jenis zat aditif makanan beserta bahayanya bagi
kesehatan tubuh.
3.7.4 Mengumpulkan informasi tentang pola makan, menu seimbang, BMI, dan
BMR.
3.7.5 Menyusun menu makanan seimbang untuk kategori aktivitas normal selama 3
hari melalui kerja mandiri.
3.7.6 Merinci organ-organ penyusun sistem pencernaan makanan pada manusia.

4.7.1 Menjelaskan struktur sel, jaringan, dan organ penyusun sistem pencernaan
makanan dan mengaitkan dengan fungsinya.
4.7.2 Mengaitkan beberapa permasalahan tentang sistem pencernaan makanan dengan
konsep yang sudah dipelajarinya.
4.7.3 Menjelaskan cara menjaga kesehatan diri dengan prinsip-prinsip dalam
perolehan nutrisi dan energi melalui makanan dan kerja sistem pencernaan.
4.7.4 Membandingkan organ pencernaan makanan manusia dengan hewan
ruminansia menggunakan gambar/ charta.
4.7.5 Menggunakan torso untuk mengenali tempat kedudukan alat dan kelenjar
pencernaan serta fungsinya melalui kerja kelompok.

4.7.6 Melakukan praktik uji zat makanan terhadap berbagai jenis bahan makanan.
4.7.7 Melakukan percobaan proses pencernaan di mulut untuk mengetahui kerja
saliva/ludah.
4.7.8 Mengumpulkan data informasi kelainan-kelainan yang mungkin terjadi pada
sistem pencernaan manusia dari berbagai sumber sebagai tugas mandiri dan
melaporkan dalam bentuk tertulis.
4.7.9 Menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem pencernaan makanan
pada manusia dari browsing internet.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif:
1. Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem pencernaan pada
manusia.
2. Siswa dapat menunjukkan sikap berperilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai dengan
data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan pedulilingkungan, gotong royong, dan
bekerjasama dalam melakukan observasi dan eksperimen tentang makanan dan
sistem pencernaan makanan.
3. Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan
lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan makanan dan sistem pencernaan makanan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.

Kognitif:
1. Siswa dapat menjelaskan zat-zat makanan yang terkandung dalam bahan makanan
dan mengaitkannya dengan fungsinya bagi tubuh, akibat yang ditimbulkan bila
kelebihan atau kekurangan zat tersebut.
2. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh bahan makanan sebagai sumber zat-zat
makanan yang diperlukan tubuh.
3. Siswa dapat menjelaskan berbagai jenis zat aditif makanan beserta bahayanya bagi
kesehatan tubuh.
4. Siswa dapat mengumpulkan informasi tentang pola makan, menu seimbang, BMI,
dan BMR.
5. Siswa dapat menyusun menu makanan seimbang untuk kategori aktivitas normal
selama 3 hari melalui kerja mandiri.
6. Siswa dapat merinci organ-organ penyusun sistem pencernaan makanan pada
manusia.
7. Siswa dapat menjelaskan struktur sel, jaringan, dan organ penyusun sistem
pencernaan makanan dan mengaitkan dengan fungsinya.
8. Siswa dapat mengaitkan beberapa permasalahan tentang sistem pencernaan
makanan dengan konsep yang sudah dipelajarinya.
9. Siswa dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan diri dengan prinsip-prinsip dalam
perolehan nutrisi dan energi melalui makanan dan kerja sistem pencernaan.
10. Siswa dapat membandingkan organ pencernaan makanan manusia dengan hewan
ruminansia menggunakan gambar/ charta.
11. Siswa dapat menggunakan torso untuk mengenali tempat kedudukan alat dan
kelenjar pencernaan serta fungsinya melalui kerja kelompok.

Psikomotorik:
 Siswa dapat melakukan praktik uji zat makanan terhadap berbagai jenis bahan
makanan.
 Siswa dapat melakukan percobaan proses pencernaan di mulut untuk mengetahui
kerja saliva/ludah.
 Siswa dapat mengumpulkan data informasi kelainan-kelainan yang mungkin terjadi
pada sistem pencernaan manusia dari berbagai sumber sebagai tugas mandiri dan
melaporkan dalam bentuk tertulis.
 Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem pencernaan
makanan pada manusia dari browsing internet.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Manusia termasuk organisme heterotrof yang memperoleh makanan
dari organisme lainnya baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Makanan
tersebut oleh tubuh akan dicerna terlebih dahulu hingga zat-zat yang terkandung
dalam bahan makanan tersebut dapat diserap oleh tubuh untuk dipergunakan dalam
menjaga kelangsungan hidup. Kebiasaan dan pola mengonsumsi makanan yang
salah atau tidak seimbang menyebabkan gangguan kesehatan.

Makanan diperlukan oleh tubuh untuk menjaga kelangsungan hidup

Kebiasaan dan pola mengonsumsi makanan yang salah atau tidak seimbang
menyebabkan gangguan kesehatan

2. Materi Konsep
 Syarat makanan yang baik dan menyehatkan: mudah dicerna, higienis,
mengandung zat gizi (nutrisi) dan kalori dengan jumlah yang mencukupi
kebutuhan tubuh.
 Fungsi utama makanan: sumber energi (zat pembakar), pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun), mengatur proses tubuh (zat
pengatur), pelindung tubuh terhadap lingkungan dan bibit penyakit.
 Makanan bergizi: mengandung karbohidrat, protein, lemak (lipid), vitamin, dan
mineral dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tubuh.
 Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri atas karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O). Rumus umum karbohidrat CnH2nOn.
 Lipid tersusun atas atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Lemak/minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak.
 Protein merupakan makromolekul yang terdiri atas rantai-rantai panjang asam
amino yang terikat satu sama lainnya dalam ikatan peptida. Tersusun dari atom
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N).
 Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks yang terdiri atas B 1
(tiamin), B2 (riboflafin), B3 (niasin), B5 (asam pantotenat), B6 (piridoksin), B11
(asam folat), B12 (sianokobalamin), vitamin H (biotin), dan vitamin C (asam
askorbat).
 Vitamin yang larut dalam lemak atau minyak, yaitu vitamin A (retinol), D
(kalsiferol), E (tokoferol), dan K (anti dikumrol/menadion).
 Mineral makro, diperlukan tubuh dalam jumlah banyak, contohnya Na, Cl, K,
Ca, P, Mg, dan S.
 Mineral mikro, diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit, contohnya Fe, Zn, I, Se,
Mn, F, Cu, Cr, Mo, Co.
 Fungsi air bagi tubuh, yaitu pelarut dan pengangkut, katalisator, pelumas,
pengatur, pelindung, dan pembangun.
 Zat aditif makananadalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan pada
waktu proses pengolahan makanan.
 Angka metabolisme basal (AMB) dipengaruhi oleh faktor: jenis kelamin, umur,
ukuran tubuh, komposisi tubuh , tingkat kesehatan, suhu lingkungan, suhu
tubuh, istirahat, sekresi hormon, status gizi, merokok, keadaan hamil/menyusui.
 Pola menu 4 sehat 5 sempurna: makanan pokok, lauk, sayur, buah, dan susu.
 Sistem pencernaan manusia: saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan: mulut (kavum oris), tekak (faring), kerongkongan
(esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (duodenum, jejenum, ileum, usus
besar (kolon), rektum, dan anus. Kelenjar pencernaan: kelenjar ludah (salivari),
lambung, pankreas, dan hati (hepar).
 Gangguan pencernaan: sariawan (stomatitis aftosa), muntah (emesis/vomitus),
konstipasi (sembelit), obstipasi (konstipasi parah), maag (tukak
lambung/gastritis), diare, flatus, apendisitis, malnutrisi, malabsorpsi, parositis
(gondongan/mumps), peritonitis, kolik, ulkus peptikum, gastroenteritis (flu
perut), xerostomia, karies gigi, dan hepatitis.
 Teknologi pencernaan: feeding tube, stomach tube, rectal tube, dan endoskop.

3. Materi Prinsip
 Makanan diperlukan tubuh untuk menjaga kelangsungan hidup sebagai penghasil
energi (zat pembakar), pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat
pembangun), mengatur proses tubuh (zat pengatur), pelindung tubuh terhadap
lingkungan dan bibit penyakit.

4. Materi Prosedural
 Uji zat makanan.

E. Metode Pembelajaran
 Penemuan (discovery learning)
 Presentasi siswa
 Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman sekelompok)
 Diskusi kelas
 Praktikum
F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian ilmu gizi.
 Memotivasi:
- Guru menyampaikan manfaat mempelajari materi
tentang makanan dan sistem pencernaan makanan
sehingga dapat hidup sehat.
- Guru menanyakan kesiapan anak untuk melakukan uji
zat makanan terhadap bahan makanan yang dibawanya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar
berbagai bahan makanan (halaman 233).

b. Menanya
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya
sebagai ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan
gambar berbagai bahan makanan, misalnya: Apakah
semua bahan makanan mengandung zat-zat yang
diperlukan oleh tubuh? Apakah kebutuhan zat-zat
makanan pada semua umur berjumlah sama?
 Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban
sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksperimen


 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat
dan bahan praktik uji zat makanan.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja praktikum yang benar. Guru mengingatkan hati-
hati menggunakan pemanas bunsen.
 Siswa secara berkelompok melakukan eksperimen uji
makanan terhadap bahan makanan yang dibawanya.
 Siswa mencatat data-data hasil praktikum.
 Siswa melakukan studi literatur tentang jenis zat
makanan dan fungsinya.
 Siswa dalam kelompok saling mengajari cara
menghitung AMB (angka metabolisme basal) dan
indeks massa tubuh (IMT).
 Siswa berdikusi dan mencoba menyusun menu makanan
seimbang.

d. Mengasosiasikan
 Siswa menganalisis kandungan zat dalam bahan
makanan, berdasarkan dat-data hasil pengamatan.
 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kegiatan praktikum.
 Siswa menganalisis fungsi zat-zat makanan berdasarkan
informasi studi literatur.
 Siswa menganalisis hasil studi literatur tentang cara-cara
menghitung AMB dan IMT.
 Siswa menyusun menu makanan seimbang berdasarkan
hasil analisis kandungan gizi bahan makanan.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil
eksperimennya.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang perubahanwarna pada uji zat makanan.
 Guru memberikan tambahan informasi tentang reaksi uji
zat makanan; fungsi zat-zat makanan; penghitungan
AMT dan IMT; menu makanan 4 sehat 5 sempurna.
3 Penutup 15
f. Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
reaksi uji zat makanan; menu makanan 4 sehat 5 sempurna.
g. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan zat-zat
makanan.
 Tindak lanjut: Penugasan mencari informasi untuk
menjawab permasalahan diskusi halaman 259 tentang
bahaya wadah makanan dari bahan styrofoam dan plastik.
 Rencana pembelajaran selanjutnya:Presentasi organ-organ
penyusun sistem pencernaan makanan (halaman 264 – 273).

2. Pertemuan ke-2

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
organ-organ yang menyusun sistem pencernaan makanan.
 Memotivasi: Guru menanyakan bagaimana proses
pencernaan yang terjadi pada setiap organ atau saluran
pencernaan hingga zat makanan dapat diserap oleh tubuh.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
h. Guru mengajak murid untuk mengamati torso atau gambar
sistem pencernaan makanan.

b. Menanya
i. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: nama dan fungsi masing-masing organ
sistem pencernaan makanan.
 Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban
sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi


 Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet untuk mengetahui organ-organ
penyusun sistem pencernaan makanan dengan fungsinya
masing-masing sebagai alat pencerna secara mekanis
maupun enzimatis.

d. Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet
tentang organ-organ penyusun sistem pencernaan
makanan dengan fungsinya masing-masing sebagai alat
pencerna secara mekanis maupun enzimatis.
 Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power
point sesuai dengan subtopik yang ditugaskan oleh guru.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, masing-masing kelompok
mempresentasikan materi tentang organ-organ penyusun
sistem pencernaan makanan dengan fungsinya masing-
masing sebagai alat pencerna secara mekanis maupun
enzimatis (sesuai dengan subtopik yang ditugaskan).
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang organ-organ penyusun sistem pencernaan
makanan dengan fungsinya masing-masing sebagai alat
pencerna secara mekanis maupun enzimatis.
 Guru memberikan informasi tambahan sebagai
pengembangan materi yang dibahas.

3 Penutup 15
j. Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
organ-organ penyusun sistem pencernaan makanan dengan
fungsinya masing-masing sebagai alat pencerna secara
mekanis maupun enzimatis
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan organ-
organ penyusun sistem pencernaan makanan dengan
fungsinya masing-masing sebagai alat pencerna secara
mekanis maupun enzimatis.
 Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur
buku paket diskusi (halaman 268).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:Gangguan dan teknologi
sistem pencernaan makanan (halaman 273 – 275); dan
sistem pencernaan pada hewan ruminansia (halaman 276 –
278).

3. Pertemuan ke-3
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang gangguan
sistem pencernaan makanan.
 Guru memotivasi: Menanyakan bagaimana cara mengatasi
gangguan sistem pencernaan makanan, misalnya sembelit.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


 Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar mulut/
lidah/bibir yang menderita sariawan (halaman 273).

 Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: Apa yang menyebabkan mulut
terkena sariawan? Bagaimana cara menyembuhkannya?
 Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban
sementara.

 Mengumpulkan data/ Eksplorasi


 Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet tentang gangguan dan teknologi
sistem pencernaan makanan; sistem pencernaan
makanan pada hewan ruminansia.

 Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet
tentang gangguan dan teknologi sistem pencernaan
makanan; sistem pencernaan makanan pada hewan
ruminansia.
 Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power
point sesuai dengan subtopik yang ditugaskan oleh guru.
 Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, masing-masing kelompok
mempresentasikan materi tentang gangguan dan
teknologi sistem pencernaan makanan; sistem
pencernaan makanan pada hewan ruminansia (sesuai
subtopik yang ditugaskan oleh guru).
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang gangguan dan teknologi sistem pencernaan
makanan; sistem pencernaan makanan pada hewan
ruminansia.
 Guru memberikan informasi tambahan sebagai
pengembangan materi yang dibahas.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan
tentang gangguan dan teknologi sistem pencernaan
makanan; sistem pencernaan makanan pada hewan
ruminansia.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang gangguan dan teknologi sistem
pencernaan makanan; sistem pencernaan makanan pada
hewan ruminansia.
 Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk
mengerjakan soal uji kompetensi Bab 6(halaman 280 –
285).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem Pernapasan
(halaman 286); praktikum sistem pernapasan pada manusia
(halaman 300 – 301).

k. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas.
Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan
Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 6.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar makanan dan sistem pencernaan makanan.
 Bahan praktikum: berbagai jenis bahan makanan yang diuji kandungan
zatnya, reagen lugol, Biuret, Fehling A dan B atau Benedict.

3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Rak tabung reaksi, plat tetes, gelas beker 500 ml, tabung reaksi, blender
(lumpang dan alu), pipet tetes, spatula/sendok kecil, kaki tiga, kasa asbes,
pembakar spirtus (bunsen), penjepit tabung reaksi, kertas, korek api,
potongan lidi 3 cm (tusuk gigi), kertas tisu, kertas minyak.

l. Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Jelaskan fungsi zat makanan protein bagi tubuh.
 Berapakah BB ideal seorang siswa yang memiliki tinggi badan 165 cm?
 Apa yang dimaksud pola menu 4 sehat 5 sempurna?
 Sebutkan urutan saluran pencernaan pada manusia mulai dari mulut hingga
anus.
 Tuliskan rumus jumlah gigi primer pada manusia.

2. Psikomotorik:
 Praktik di laboratorium:Uji zat makanan.
 Presentasi

3. Afektif:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan
praktikum di laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator :
 Melakukan praktik uji zat makanan terhadap berbagai jenis bahan makanan.
 Melakukan percobaan proses pencernaan di mulut untuk mengetahui kerja
saliva/ludah.
Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Uji zat makanan.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Persiapan alat Kesesuaian Kontribusi Laporan
dan bahan pelaksanaan dalam teman praktikum (uji zat
dengan cara kelompok makanan)
kerja
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI

Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif


Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang makanan dan sistem pencernaan
makanan
Tanggal Penilaian:
Kelas :

No Kelom Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai


pok Materi Kerja sama Keaktifan Ketrampilan
presentasi dalam dalam
kelompok mengemukakan
pendapat
1
2
3
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Materi : Makanan dan Sistem Pencernaan Makanan


Kelas/Semester:
Hari/Tanggal:

Tanggung
No Nama Disiplin Kerjasama Kejujuran Kepedulian Skor Nilai
jawab
1
2
3

Mengetahui, Onewila, …, Juli 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Biologi,

Safari, S.Pd, M.Pd I Made Arya Maharyadi, S.Pd, M.Pd


NIP 19780701 200604 1 016 NIP 19710429 199702 1 003

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nomor :7
Kelas / Semester : XI / 2
Materi Pembelajaran : Sistem Pernapasan
Alokasi Waktu : 8 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 2 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
respirasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan
proses pernapasan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem
respirasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

4.8 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan organ
pernapasan/respirasi yang menyebabkan gangguan sistem respirasi manusia
melalui berbagi bentuk media presentasi.

4.9 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh pencemaran udara dan


mengolah informasi beberapa resiko negatif merokok pada remaja untuk
menentukan keputusan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.8.1 Menjelaskan fungsi sistem pernapasan pada manusia.
3.8.2 Merinci organ-organ penyusun sistem pernapasan.
3.8.3 Menunjukkan bagian-bagian sistem pernapasan pada gambar.
3.8.4 Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan.
3.8.5 Menjelaskan diagram pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada alveolus
dan sel-sel jaringan tubuh.
3.8.6 Menjelaskan reaksi pengikatan oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
3.8.7 Menjelaskan bahaya rokok bagi kesehatan.
3.8.8 Menganalisa dampak pencemaran udara terhadap kesehatan sistem pernapasan.
3.8.9 Mendeskripsikan teknologi sistem pernapasan.
3.8.10 Mendemonstrasikan fase inspirasi dan ekspirasi pada mekanisme pernapasan.

4.8.1 Melakukan percobaan untuk mengukur udara pernapasan dengan menggunakan


respirometer.
4.8.2 Menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem pernapasan melalui
media presentasi.

4.9.1 Melakukan pengamatan/kajian peristiwa di masyarakat tentang dampak


pencemaran udara dan kebiasaan merokok terhadap kesehatan tubuh terutama
sistem pernapasan.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif:
1. Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem respirasi pada manusia.
2. Siswa dapat menunjukkan sikap berperilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai dengan
data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan pedulilingkungan, gotong royong, dan
bekerjasama dalam melakukan observasi dan eksperimen tentang sistem respirasi
pada manusia.
3. Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan
lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan sistem respirasi di laboratorium dan di lingkungan
sekitar.

Kognitif:
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem pernapasan pada manusia.
2. Siswa dapat merinci organ-organ penyusun sistem pernapasan.
3. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian sistem pernapasan pada gambar.
4. Siswa dapat menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan.
5. Siswa dapat menjelaskan diagram pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada
alveolus dan sel-sel jaringan tubuh.
6. Siswa dapat menjelaskan reaksi pengikatan oksigen dan karbon dioksida dalam
darah.
7. Siswa dapat menjelaskan bahaya rokok bagi kesehatan.
8. Siswa dapat menganalisa dampak pencemaran udara terhadap kesehatan sistem
pernapasan.
9. Siswa dapat mendeskripsikan teknologi sistem pernapasan.
10. Siswa dapat mendemonstrasikan fase inspirasi dan ekspirasi pada mekanisme
pernapasan.

Psikomotorik:
1. Siswa dapat melakukan eksperimen untuk menghitung kapasitas vital paru-paru dan
frekuensi pernapasan.
2. Siswa dapat melakukan percobaan untuk mengukur udara pernapasan dengan
menggunakan respirometer.
3. Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem pernapasan
melalui media presentasi.
4. Siswa dapat melakukan pengamatan/kajian peristiwa di masyarakat tentang dampak
pencemaran udara dan kebiasaan merokok terhadap kesehatan tubuh terutama
sistem pernapasan.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan pernapasan.
Pernapasan pada manusia dilakukan oleh sistem pernapasan yang terdiri atas
saluran dan organ pernapasan, serta pompa ventilasi paru-paru. Mikroorganisme
patogen, udara terpolusi, dan kebiasaan merokok dapat mengganggu kesehatan
terutama pada organ atau saluran pernapasan. Untuk mengatasi gangguan
pernapasan, saat ini telah banyak dikembangkan teknologi berkaitan dengan sistem
pernapasan.
Organ dan saluran pernapasan

Kebiasaan merokok dapat menyebabkan gangguan/penyakit terutama pada


organ dan saluran pernapasan

Teknologi sistem pernapasan

Trakeostomi Terapi oksigen hiperbarik


Pulmotor

2. Materi Konsep
 Sistem pernapasan terdiri dari saluran dan organ pernapasan (hidung, laring ,
trakea, bronkus, paru-paru) dan pompa ventilasi paru-paru (dinding dada, otot
pernapasan, saraf medula oblongata, pons varoli di otak, serabut aferen nervus
vagus dari reseptor organ pernapasan).
 Mekanisme pernapasan dilakukan oleh kerja otot utama (otot interkostalis
eksternal, otot diafragma) dan otot-otot tambahan/otot asesoris (otot
interkostalis internal, otot sternokleidomastoideus, otot skalenus, otot pektoralis
mayor, otot serratus anterior).
 Mekanisme pernapasan yang dilakukan oleh otot interkostalis (otot antar tulang
rusuk) disebut pernapasan dada. Sedangkan mekanisme pernapasan yang
dilakukan oleh otot diafragma disebut pernapasan perut.
 Dalam satu siklus pernapasan terjadi satu kali menghirup udara (inspirasi) dan
satu kali menghembuskan udara (ekspirasi). Inspirasi merupakan proses aktif ,
dilakukan oleh kerja otot interkostalis dan diafragma. Ekspirasi merupakan
proses pasif , tidak memerlukan kontraksi otot.
 Faktor frekuensi pernapasan: jenis kelamin, umur, suhu tubuh, posisi dan
aktifitas tubuh, emosi, rasa sakit, ketakutan, status kesehatan, dan ketinggian
tempat.
 Asap rokok mengandung kurang lebih 4.000 bahan kimia yang 200 jenis
diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi
tubuh. Zat kandungan rokok yang sangat berbahaya,antara lain nikotin,tar, dan
karbon monoksida.
 Gangguan sistem pernapasan, antara lain tuberkulosis (TBC), faringitis, difteri,
pneumonia, kanker paru-paru (karsinoma pulmonar), hiperkapnia, hipoksemia,
sianosis, asfiksia, asfiksia neonatorum, penyakit pulmonar obstruktif menahun
(asma, bronkitis, emfisema), dispnea (sesak napas), apnea tidur, sindrom
kematian bayi mendadak, influenza, para influenza (sindrom batuk pilek), flu
burung, SARS.
 Teknologi sistem pernapasan, antara lain trakeostomi, pulmotor, terapi oksigen,
dan terapi oksigen hiperbarik.

3. Materi Prinsip
 Agar tetap hidup, manusia harus bernapas. Untuk menjaga kesehatan sistem
pernapasan, maka perlu menghirup udara segar atau tidak terpolusi dan tidak
merokok.

4. Materi Prosedural
 Menghitung kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan.
 Mengukur udara pernapasan hewan.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Praktikum/ Eksperimen
 Problem based learning (berbasis masalah)

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian pernapasan dan organ-organ pernapasan.
- Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat mempelajari
materi tentang sistem pernapasan pada manusia, agar
tetap hidup dengan sehat.
- Guru menanyakan kesiapan anak untuk menghitung
kapasitas vital paru-paru milik sendiri dan frekuensi
pernapasan yang dilakukannya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar saluran dan
organ pernapasan dan gejala yang nampak pada temannya
yang melakukan pernapasan (misalnya: dada dan perut
kembang kempis, menghasilkan hembusan udara hangat
dari hidungnya).

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: Mengapa tubuh orang bernapas hangat?
Mengapa dada dan perut kita tampak kembang-kempis?
Bagaimana mekanisme pernapasan sehingga udara dari luar
bisa masuk ke dalam paru-paru.
 Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban
sementara.

c. Mengumpulkan data
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat
praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja praktikum yang benar.
 Siswa secara berkelompok melakukan eksperimen
menghitung kapasitas vital paru-paru dan frekuensi
pernapasan pada manusia (halaman 300 – 301).
 Siswa mencatat data-data hasil praktikum.
 Siswa melakukan studi literatur tentang organ penyusun
sistem pernapasan pada manusia; mekanisme
pernapasan; pengendalian dan kecepatan pernapasan;
transpor dan pertukaran gas; volume dan kapasitas paru-
paru (halaman 289 – 300).
d. Mengasosiasikan
 Siswa menganalisis data hasil eksperimen tentang
kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan pada
manusia.
 Siswa menganalisa mekanisme pernapasan.
 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kegiatan praktikum.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil
eksperimen menghitung kapasitas vital paru-paru dan
frekuensi pernapasan pada manusia, dan hasil studi
literatur tentang organ penyusun sistem pernapasan pada
manusia; mekanisme pernapasan; pengendalian dan
kecepatan pernapasan; transpor dan pertukaran gas;
volume dan kapasitas paru-paru.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
siswa.
 Guru memberikan tambahan informasi, misalnya
berkaitan dengan mekanisme pernapasan; pengendalian
dan kecepatan pernapasan.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan
tentang organ penyusun sistem pernapasan pada
manusia; mekanisme pernapasan; pengendalian dan
kecepatan pernapasan; transpor dan pertukaran gas;
volume dan kapasitas paru-paru.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
organ penyusun sistem pernapasan pada manusia;
mekanisme pernapasan; pengendalian dan kecepatan
pernapasan; transpor dan pertukaran gas; volume dan
kapasitas paru-paru.
 Tindak lanjut: Penugasan melakukan tugas mandiri
(halaman 298).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:Diskusi tentang
bahaya rokok dan pencemaran udara terhadap sistem
penapasan; gangguan dan teknologi sistem pernapasan
(halaman 303 – 309); dan praktikum menghitung udara
pernapasan hewan serangga (halaman 302 – 303).

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
Pendahuluan
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang gangguan
atau penyakit sistem pernapasan yang terjadi di masyarakat.
 Guru memotivasi: Menanyakan teknologi sistem pernapasan
saat ini.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar kanker
paru-paru dan orang yang sedang merokok.

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: Apa yang menyebabkan kanker
paru-paru? Apakah merokok dapat menyebabkan kanker
paru-paru? Bagaimana cara mencegah kanker paru-paru?
 Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban
sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi


 Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4
orang).
 Guru memberikan lembaran berisi suatu masalah/ kasus
yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan gangguan
dan teknologi sistem pernapasan kepada setiap
kelompok, misalnya: pengaruh pencemaran udara
terhadap pernapasan, bahaya merokok terhadap
kesehatan sistem pernapasan, merokok di kalangan
pelajar dan pencegahannya, bahaya merokok di tempat
umum, bahaya rokok elektronik, pencegahan penyakit
kanker paru-paru, TBC, asma,dan bahaya tenggelam di
dalam air.
 Setiap kelompok melakukan studi literatur atau browsing
internet dan berdiskudi dengan teman sekelompoknya
untuk mencari pemecahan masalah.
 Setiap kelompok melakukan eksperimen mengukur udara
pernapasan hewan serangga (90 menit terakhir).

d. Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet
tentang berkaitan dengan gangguan dan teknologi sistem
pernapasan kepada setiap kelompok.
 Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power
point sesuai dengan pembahasan masalah.
 Setiap kelompok menganalisis data hasil eksperimen
mengukur udara pernapasan serangga.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, masing-masing kelompok
mempresentasikan pemecahan masalah berkaitan dengan
gangguan dan teknologi sistem pernapasan (sesuai
dengan permasalahan yang diberikan guru).
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang gangguan dan teknologi sistem pernapasan.
 Guru memberikan informasi tambahan sebagai
pengembangan materi yang dibahas.
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil eksperimen
mengukur udara pernapasan serangga.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan
tentang gangguan dan teknologi sistem pernapasan.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang gangguan dan teknologi sistem
pernapasan.
 Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk
mengerjakan soal uji kompetensi Bab 7 (halaman 310 –
313).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem Ekskresi
(halaman 314); praktikum uji kandungan urine (halaman
328 – 330).

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas.
Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan
Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 7.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar makanan dan sistem pernapasan.
 Bahan praktikum: air, kristal KOH atau NaOH, Vaselin/stempet, kertas
tisu/kapas, eosin, serangga hidup (misalnya belalang, kecoa, jangkrik).

3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Bak air besar, galon (botol, jerigen) agak transparan bervolume minimal 5
liter, selang plastik berukuran 60 – 75 cm, spidol, timbangan berat badan,
pengukur tinggi badan, termometer badan, stopwatch (arloji),

H. Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Sebutkan urutan saluran dan organ pernapasan pada manusia.
 Apakah perbedaan pernapasan dada dengan pernapasan perut.
 Jelaskan mekanisme pernapasan dada pada saat inspirasi.
 Berapakah rata-rata volume tidal pada manusia?
 Sebutkan dan jelaskan 3 macam gangguan sistem pernapasan.

2. Psikomotorik:
Praktik di laboratorium:
 Menghitung kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan.
 Mengukur udara pernapasan hewan serangga.
Presentasi kelompok

3. Afektif:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan
praktikum di laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator :
 Melakukan percobaan untuk mengukur udara pernapasan dengan menggunakan
respirometer.
Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan :
 Menghitung kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan.
 Mengukur udara pernapasan hewan serangga.

Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Persiapan alat Kesesuaian Kontribusi Laporan
dan bahan pelaksanaan dalam teman praktikum
dengan cara kelompok
kerja
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI

Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif


Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang gangguan dan teknologi sistem
pernapasan.
Tanggal Penilaian:
Kelas :

No Kelom Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai


pok Materi Kerja sama Keaktifan Ketrampilan
presentasi dalam dalam
kelompok mengemukakan
pendapat
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Materi : Sistem Pernapasan.


Kelas/Semester:
Hari/Tanggal:

Tanggung
No Nama Disiplin Kerjasama Kejujuran Kepedulian Skor Nilai
jawab
1
2
3

Mengetahui, Onewila, …, Juli 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Biologi,

Safari, S.Pd, M.Pd I Made Arya Maharyadi, S.Pd, M.Pd


NIP 19780701 200604 1 016 NIP 19710429 199702 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nomor :8
Kelas / Semester : XI / 2
Materi Pembelajaran : Sistem Ekskresi
Alokasi Waktu : 8 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 2 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan
mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi
manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

2.10 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi organ yang
menyebabkan gangguan sistem ekskresi manusia melalui berbagi bentuk media
presentasi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.9.1 Merinci organ-organ penyusun sistem ekskresi.
3.9.2 Menjelaskan fungsi sistem ekskresi pada manusia.
3.9.3 Menunjukkan bagian-bagian ginjal dengan menggunakan torso/gambar/organ
ginjal sapi/kambing.
3.9.4 Menjelaskan tahapan proses pembentukan urine.
3.9.5 Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine.
3.9.6 Menganalisa sifat fisik dan komposisi urine.
3.9.7 Mengaitkan fungsi hati dalam sistem ekskresi.
3.9.8 Menunjukkan bagian-bagian hati dengan menggunakan torso atau gambar.
3.9.9 Mengaitkan fungsi paru-paru sebagai alat ekskresi.
3.9.10 Mengaitkan fungsi kulit sebagai alat ekskresi.
3.9.11 Menunjukkan lapisan dan kelenjar pada kulit dengan menggunakan
torso/gambar struktur kulit.
3.9.12 Menganalisa fungsi kulit sebagai pengatur panas (termoregulasi).
3.9.13 Menjelaskan mekanisme kontrol hipotalamus terhadap pengeluaran keringat.
3.9.14 Memberikan contoh teknologi sitem ekskresi.

2.10.1 Melakukan percobaan untuk menguji kandungan urine.


2.10.2 Menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem ekskresi melalui
media presentasi.
2.10.3 Melakukan pengamatan/kajian peristiwa di masyarakat tentang penyakit
diabetes melitus.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif:
1. Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem ekskresi pada manusia.
2. Siswa dapat menunjukkan sikap berperilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai dengan
data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan pedulilingkungan, gotong royong, dan
bekerjasama dalam melakukan observasi dan eksperimen tentang sistem ekskresi
pada manusia.
3. Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan
lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan sistem ekskresi di laboratorium dan di lingkungan
sekitar.

Kognitif:
1. Siswa dapat merinci organ-organ penyusun sistem ekskresi.
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem ekskresi pada manusia.
3. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian ginjal dengan menggunakan
torso/gambar/organ ginjal sapi/kambing.
4. Siswa dapat menjelaskan tahapan proses pembentukan urine.
5. Siswa dapat menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan
urine.
6. Siswa dapat menganalisa sifat fisik dan komposisi urine.
7. Siswa dapat mengaitkan fungsi hati dalam sistem ekskresi.
8. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian hati dengan menggunakan torso atau
gambar.
9. Siswa dapat mengaitkan fungsi paru-paru sebagai alat ekskresi.
10. Siswa dapat mengaitkan fungsi kulit sebagai alat ekskresi.
11. Siswa dapat menunjukkan lapisan dan kelenjar pada kulit dengan menggunakan
torso/gambar struktur kulit.
12. Siswa dapat menganalisa fungsi kulit sebagai pengatur panas (termoregulasi).
13. Siswa dapat menjelaskan mekanisme kontrol hipotalamus terhadap pengeluaran
keringat.
14. Siswa dapat memberikan contoh teknologi sitem ekskresi.

Psikomotorik:
1. Siswa dapat melakukan percobaan untuk menguji kandungan urine.
2. Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem ekskresi
melalui media presentasi.
3. Siswa dapat melakukan pengamatan/kajian peristiwa di masyarakat tentang
penyakit diabetes melitus.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan ekskresi untuk
membuang sisa-sisa metabolisme yang sudah berguna atau berbahaya jika disimpan
dalam tubuh. Ekskresi pada manusia dilakukan oleh sistem ekskresi yang terdiri
atas ginjal, hati, paru-paru, dan kulit. Saat ini telah dikembangkan teknologi untuk
mengatasi gangguan sistem ekskresi seperti cuci darah (hemodialisis).

Sistem ekskresi
Teknologi untuk mengatasi gangguan sistem ekskresi

Hemodialisis Skin grafting ESWL

2. Materi Konsep
 Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa metabolisme (metabolit)
yang sudah tidak berguna dalam tubuh makhluk hidup, meliputi ginjal, hati,
paru-paru, dan kulit.
 Proses pembentukan urinemeliputi tiga proses dasar, yaitu filtrasi glomerulus,
reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine: faktor internal
(ADH, insulin, dan sistem renin-angiotensin-aldosteron) dan faktor eksternal
(suhu lingkungan, jumlah air yang diminum, alkohol).
 Hati (hepar), kelenjar yang berfungsi memecah beberapa senyawa yang bersifat
racun (detoksifikasi), dan menghasilkan amonia, urea, serta asam urat yang
akan diekresikan ke dalam urine.
 Kulit sebagai alat ekskresi mengeluarkan zat berlemak dan keringat yang
mengandung air, garam, urea, serta ion-ion seperti Na+.
 Kulit terdiri dari beberapa lapisan, yaitu epidermis (stratum korneum, stratum
lusidum, stratum granulosum,stratum spinosum,stratum basalis (germinativum),
dermis (lapisan papilar, lapisan retikuler), dan hipodermis/subkutaneus
(mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan ujung saraf).
 Kelenjar kulit: kelenjar keringat/sudorifera (ekrin, apokrin) dan kelenjar
sebasea.
 Termoregulasi kulit, dengan cara pemancaran, pengaliran (konveksi), konduksi,
penguapan (evaporasi).
 Faktor pengeluaran keringat: suhu lingkungan, aktivitas tubuh, emosi, dan
kondisi psikis.
 Gangguan sistem urinaria: glikosuria (glukosuria), albuminuria, batu ginjal,
diabetes melitus (kencing manis), diabetes insipidus, poliuria, gagal ginjal
(anuria), uremia, dan nefritis.
 Gangguan hati: penyakit hati (liver), sirosis hati (cirrhosis), hemochromatosis,
gangguan kulit, biang keringat (miliaria), hiperhidrosis, anhidrosis,
bromhidrosis, eksem (dermatitis), dan kadas/kurap.
 Teknologi sistem ekskresi: hemodialisis (cuci darah), transplantasi ginjal,
ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy), dan Skin grafting (cangkok
kulit).

3. Materi Prinsip
 Agar tetap dapat hidup dengan sehat, manusia harus melakukan ekskresi, karena
zat sisa metabolisme bersifat racun di dalam tubuh.

4. Materi Prosedural
 Uji kandungan urine.

5. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Eksperimen

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian ekskresi dan organ-organ ekskresi.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kesiapan anak untuk praktikum uji
kandungan urine.
- Guru menyampaikan manfaat mempelajari materi
tentang sistem ekskresi pada manusia, mampu menjaga
organ ekskresi terutama ginjal agar dapat hidup sehat.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar organ
ekskresi ginjal. Menunjukkan beberapa sampel urine
dalam botol yang dibawa siswa.

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: Apa fungsinya ginjal? Bagaimana
proses pembentukan urine di dalam ginjal? Mengapa
warna urine yang dihasilkan ginjal berbeda-beda? Apa
yang terkandung di dalam urine?
 Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban
sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksperimen dan Eksplorasi


 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat
dan bahan praktik untuk eksperimen uji kandungan
urine.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum uji kandungan
urine (halaman 328 – 330), dan diberi kesempatan untuk
menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja praktikum, dan menyampaikan hati-hati saat
menyalakan dan mematikan lampu bunsen.
 Siswa secara berkelompok melakukan praktikum
pengamatan sifat fisik urine dan uji kandungan urine.
 Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk
browsing internet sesuai dengan subtopik tertentu
berkaitan dengan organ ginjal, proses pembentukan
urine, faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pembentukan urine, dan karakteristik urine.
 Siswa melakukan studi literatur atau browsing internet
tentang organ ginjal, proses pembentukan urine, faktor-
faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine,
dan karakteristik urine.

d. Mengasosiasikan
 Setiap kelompok menganalisis data hasil eksperimen uji
kandungan urine.
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet
tentang organ ginjal, proses pembentukan urine, faktor-
faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine,
dan karakteristik urine.
 Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power
point tentang organ ginjal, proses pembentukan urine,
faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan
urine, dan karakteristik urine.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil eksperimen uji kandungan urine
dan materi subtopik tertentu sesuai dengan yang
ditugaskan berkaitan dengan organ ginjal, proses
pembentukan urine, faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pembentukan urine, dan karakteristik urine.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang organ ginjal, proses pembentukan urine, faktor-
faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine,
dan karakteristik urine.
 Guru memberikan informasi tambahan sebagai
pengembangan materi yang dibahas.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan
tentang organ ginjal, proses pembentukan urine, faktor-
faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine,
dan karakteristik urine.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
organ ginjal, proses pembentukan urine, faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pembentukan urine, dan
karakteristik urine.
 Tindak lanjut: Penugasan melakukan tugas mandiri
(halaman 328).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:Diskusi dan
presentasi tentang kulit, hati, gangguan dan teknologi
sistem ekskresi (halaman 337 – 342).

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai
religius).
 Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang fungsi
kulit, hati, dan paru-paru sebagai sistem ekskresi.
 Guru memotivasi:
- Menjelaskan kepada siswa, pentingnya mempelajari
kulit dan hati agar senantiasa menjaganya sehingga
terhindar dari gangguan atau penyakit organ tersebut.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati diri sendiri
(secara langsung) atau gambar orang yang kulitnya
mengeluarkan keringat bila udara lingkungan panas atau
setelah bekerja keras.

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: Apa tujuan kulit mengeluarkan
keringat? Apa yang terkandung dalam keringat?
Mengapa keringat lebih banyak keluar pada saat suhu
udara lingkungan tinggi/ panas?
 Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban
sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi


 Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk
studi literatur atau browsing internet tentang kulit, hati,
gangguan dan teknologi sistem ekskresi, dan proses
hemodialisis (cuci darah).
 Siswa melakukan studi literatur atau browsing internet
tentang kulit, hati, gangguan dan teknologi sistem
ekskresi, dan proses hemodialisis (cuci darah).
d. Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet
tentang kulit, hati, gangguan dan teknologi sistem
ekskresi, dan proses hemodialisis (cuci darah).
 Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power
point tentang kulit, hati, gangguan dan teknologi sistem
ekskresi, dan proses hemodialisis (cuci darah).

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, masing-masing kelompok
mempresentasikan materi tentang kulit, hati, gangguan
dan teknologi sistem ekskresi, dan proses hemodialisis
(cuci darah).
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
antar siswa.
 Guru memberikan informasi tambahan sebagai
pengembangan materi yang dibahas, misalnya tentang
proses hemodialisis (cuci darah), cangkok kulit (skin
grafting), cara menjaga ginjal agar senantiasa sehat.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
kulit, hati, gangguan dan teknologi sistem ekskresi, dan
proses hemodialisis (cuci darah).
 Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan kulit, hati, gangguan dan teknologi sistem ekskresi,
dan proses hemodialisis (cuci darah).
 Tindak lanjut: Penugasan mengerjakan soal-soal uji
kompetensi (halaman 343 – 347).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 9 Sistem koordinasi
(halaman 348).

F. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas.
Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan
Ilmu-ilmu Alam (MIA), Bab 8.
2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar sistem ekskresi.
 Bahan praktikum: sampel urine pagi (urine yang pertama kali dikeluarkan
pada pagi hari setelah bangun tidur) dari orang sehat, penderita diabetes
melitus, dan orang yang beresiko menderita diabetes melitus (ditempel
kertas label agar tidak tertukar), larutan AgNO3 10%, larutan Biuret, dan
larutan Benedict.

3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas beker 500 ml, pemanas bunsen, kasa
asbes, kaki tiga, korek api, pipet tetes, kertas tisu, kertas label, botol sampel
urine yang bening transparan, dan pH meter atau kertas lakmus.

G. Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Apakah perbedaan ekskresi, sekresi, dan defekasi?
 Jelaskan fungsi hati dan paru-paru sebagai organ ekskresi.
 Jelaskan istilah dalam gangguan sistem ekskresi berikut ini: nefritis, poliurea,
dan diabetes insipidus.
 Untuk memastikan keterlibatan seseorang pada penyalahgunaan narkoba
dilakukan tes urine. Mengapa menggunakan urine dalam tes narkoba tersebut?
 Jelaskan perbedaan proses-proses dalam pembentukan urine: filtrasi
glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus (augmentasi).

2. Psikomotorik:
Praktik di laboratorium:
 Melakukan pengamatan fisik urine dan uji kandungan urine.
Presentasi

3. Afektif:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan
praktikum di laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator :Melakukan percobaan untuk menguji kandungan urine.


Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Mengamati sifat fisik urine dan menguji kandungan urine.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Persiapan alat Kesesuaian Kontribusi Laporan
dan bahan pelaksanaan dalam teman praktikum (uji
dengan cara kelompok kandungan urine)
kerja
1
2
3
4
5
6

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI

Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif


Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang sistem ekskresi.
Tanggal Penilaian:
Kelas :

No Kelom Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai


pok Materi Kerja sama Keaktifan Ketrampilan
presentasi dalam dalam
kelompok mengemukakan
pendapat
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Materi : Sistem Ekskresi.


Kelas/Semester:
Hari/Tanggal:

Tanggung
No Nama Disiplin Kerjasama Kejujuran Kepedulian Skor Nilai
jawab
1
2
3

Mengetahui, Onewila, …, Juli 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Biologi,

Safari, S.Pd, M.Pd I Made Arya Maharyadi, S.Pd, M.Pd


NIP 19780701 200604 1 016 NIP 19710429 199702 1 003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nomor :9
Kelas / Semester : XI / 2
Materi Pembelajaran : Sistem Koordinasi
Alokasi Waktu : 12 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 3 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
koordinasi dan mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat
menjelaskan peran saraf dan hormon dalam mekanisme koordinasi dan regulasi
serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem koordinasi manusia
melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
3.11 Mengevaluasi pemahaman diri tentang bahaya penggunaan senyawa psikotropika
dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan dan masyarakat.

2.11 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi saraf dan
hormon pada sistem koordinasi yang disebabkan oleh senyawa psikotropika yang
menyebabkan gangguan sistem koordinasi manusia dan melakukan kampanye
anti narkoba pada berbagai media.
2.12 Melakukan kampanye antinarkoba melalui berbagai bentuk media komunikasi
baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.10.1 Merinci sistem-sistem organ yang tergabung dalam sistem koordinasi dengan
menggunakan gambar atau torso manusia.
3.10.2 Menunjukkan bagian-bagian neuron dengan menggunakan gambar neuron.
3.10.3 Memberikan contoh-contoh gerak refleks yang biasa dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari.
3.10.4 Menjelaskan mekanisme penghantaran impuls dengan menggunakan gambar.
3.10.5 Menjelaskan struktur sistem saraf pusat melalui pengamatan gambar.
3.10.6 Mengumpulkan informasi atau data-data berkaitan dengan susunan saraf tepi
dari media.
3.10.7 Menganalisa berbagai jenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar
endokrin.
3.10.8 Menganalisa perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon.
3.10.9 Menunjukkan struktur masing-masing panca indera (mata, telinga, kulit, lidah,
hidung) dengan menggunakan gambar.
3.10.10 Menjelaskan mekanisme melihat dengan menggunakan bagan.
3.10.11 Mengurutkan tahapan mekanisme melihat oleh mata.

3.11.1 Mengumpulkan data informasi berbagai jenis NAPZA beserta bahayanya


yang merusak masa depan melalui browsing internet.
3.11.2 Menentukan kiat-kiat untuk menghindari penyalahgunaan NAPZA.

4.11.1 Melakukan percobaan untuk menentukan area kepekaan rasa pada lidah.
4.11.2 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi saraf dan
hormon pada sistem koordinasi yang disebabkan oleh senyawa psikotropika
melalui media presentasi.
2.12.1 Membuat poster, stiker, leaflet untuk kampanye anti narkoba di lingkungan
sekolah atau masyarakat.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif:
1. Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem koordinasi pada
manusia.
2. Siswa dapat menunjukkan sikap berperilaku ilmiah teliti, tekun, jujur sesuai dengan
data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan pedulilingkungan, gotong royong, dan
bekerjasama dalam melakukan observasi dan eksperimen tentang sistem koordinasi
pada manusia.
3. Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan
lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan sistem koordinasi di laboratorium dan di lingkungan
sekitar.

Kognitif:
1. Siswa dapat merinci sistem-sistem organ yang tergabung dalam sistem koordinasi
dengan menggunakan gambar atau torso manusia.
2. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian neuron dengan menggunakan gambar
neuron.
3. Siswa dapat memberikan contoh-contoh gerak refleks yang biasa dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Siswa dapat menjelaskan mekanisme penghantaran impuls dengan menggunakan
gambar.
5. Siswa dapat menjelaskan struktur sistem saraf pusat melalui pengamatan gambar.
6. Siswa dapat mengumpulkan informasi atau data-data berkaitan dengan susunan
saraf tepi dari media.
7. Siswa dapat menganalisa berbagai jenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjar-
kelenjar endokrin.
8. Siswa dapat menganalisa perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon.
9. Siswa dapat menunjukkan struktur masing-masing panca indera (mata, telinga,
kulit, lidah, hidung) dengan menggunakan gambar.
10. Siswa dapat menjelaskan mekanisme melihat dengan menggunakan bagan.
11. Siswa dapat mengurutkan tahapan mekanisme melihat oleh mata.
12. Siswa dapat menganalisis kelainan dan gangguan sistem koordinasi.
13. Siswa dapat mengumpulkan data informasi berbagai jenis NAPZA beserta
bahayanya yang merusak masa depan melalui browsing internet.
14. Siswa dapat menentukan kiat-kiat untuk menghindari penyalahgunaan NAPZA.

Psikomotorik:
1. Siswa dapat menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
saraf dan hormon pada sistem koordinasi yang disebabkan oleh senyawa
psikotropika melalui media presentasi.
2. Siswa dapat melakukan percobaan untuk menentukan area kepekaan lidah terhadap
rasa.
3. Siswa dapat membuat poster, stiker, leaflet untuk kampanye anti narkoba di
lingkungan sekolah atau masyarakat.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Dalam melakukan aktivitas kehidupan, beberapa organ tubuh akan
bekerja sama dan berkoordinasi. Serangkaian aktivitas tersebut melibatkan kerja
sama antara sistem hormon, saraf, maupun indera yang disebut dengan sistem
koordinasi. Namun kerja sistem koordinasi bisa terganggu atau dikacaukan oleh
pengaruh NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif).

Sistem koordinasi

NAPZA dapat menimbulkan gangguan sistem koordinasi

2. Materi Konsep
 Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, hormon, maupun indera.
 Unit fungsional sistem saraf adalah neuron. Bagian neuron terdiri atas badan sel,
dendrit, dan akson (neurit). Jenis neuron, yaitu neuron sensorik (aferen), neuron
motorik (eferen), neuron konektor (interneuron). Sel penunjang (sel neuroglial),
meliputi astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependimal.
 Gerakan dapat dibedakan dua macam, yaitu gerak sadar dan gerak refleks.
Mekanisme penghantaran impuls, meliputi tahap istirahat (polarisasi), tahap
depolarisasi, dan tahap repolarisasi.
 Sistem saraf pusat (SSP), meliputi otak (serebral) dan sumsum tulang belakang
(medula spinalis). Otak dan medula spinalis dilindungi lapisan meninges yang
terdiri atas pia mater, araknoid, dan dura mater.
 Bagian-bagian otak meliputi serebrum (otak besar), diensefalon (bagian talamus,
hipotalamus, epitalamus), sistem limbik (rhinencephalon), mesensefalon (otak
tengah), pons Varolii (jembatan Varol), serebelum (otak kecil), medula oblongata,
dan formasi retikuler.
 Sistem saraf tepi (SST), terdiri atas jaringan saraf yang berada di luar otak dan di
luar medula spinalis, meliputi saraf kranial dan saraf spinal.
 Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi
hormon. Kelenjar endokrin, meliputi hipofisis (pituitari), tiroid, paratiroid, adrenal,
pankreas, pineal, dan timus.
 Sistem indera, meliputi indera penglihat (mata), pembau (hidung), pengecap (lidah),
pendengar (telinga), dan peraba (kulit).
 Gangguan sistem saraf: meningitis, ensefalitis, neuritis, rasa baal dan kesemutan,
epilepsi, alzheimer, dan gegar otak.
 Gangguan sistem hormon:gigantisme, kerdil, akromegali, hipotiroidisme,
hipertiroidisme, dan diabetes mellitus.
 Gangguan sistem indera: polip, sinusitis, hiposmia, tuli, mastoiditis, buta warna,
katarak, rabun senja, presbiopia, miopia, hipermetropia.
 NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif). Tiga golongan NAPZA, yaitu
stimulan, depresan, dan halusinogen.
 Dampak buruk penyalahgunaan NAPZA: gangguan fisik (gangguan jantung dan
paru-paru), psikologis (penurunan berpikir rasional), pemborosan ekonomi,
rusaknya hubungan sosial.

3. Materi Prinsip
 Sistem saraf, hormon, dan indera bekerja bersam-sama membentuk sistem
koordinasi.
 NAPZA dapat mempengaruhi dan mengganggu kerja sistem koordinasi.

4. Materi Prosedural
 Menentukan area kepekaan lidah terhadap rasa.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Praktikum/ Eksperimen
 Problem based learning (PBL)
 Discovery learning (penemuan)
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian sistem koordinasi terutama sistem saraf.
 Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat mempelajari
materi tentang sistem koordinasi, agar tetap berfungsi
dengan baik. Bagaimana sistem saraf dapat bekerja untuk
mengendalikan gerak sadar dan refleks untuk melindungi
organ tubuh.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk memperagakan dan
membedakan gerak sadar dengan gerak refleks.
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar otak
dan sumsum tulang belakang.

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: Bagaimana mekanisme
penghantaran impuls (rangsang) dari reseptor (indera)
hingga terjadi gerakan tubuh?Apa fungsi otak? Apa
fungsi sumsum tulang belakang?
 Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban
sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi


 Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4
orang).
 Guru memberikan lembaran berisi suatu subtopik
permasalahan tertentu kepada setiap kelompok, yaitu
tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar
dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls,
sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan
sistem saraf.
 Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet tentang neuron dan sel neuroglia,
sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme
penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf
tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf
parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.

d. Mengasosiasikan
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing
internet tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis,
gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran
impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem
saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta
gangguan sistem saraf.
 Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power
point sesuai dengan pembahasan subtopik yang
diberikan oleh guru, dilengkapi dengan pertanyaan
kuis.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, masing-masing kelompok
mempresentasikan subtopik tertentu tentang neuron dan
sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks,
mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat,
sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf
parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat,misalnya tentang tentang mekanisme
penghantaran impuls.
 Guru memberikan informasi tambahan sebagai
pengembangan materi yang dibahas, misalnya
menganjurkan memakai helm saat berkendaraan untuk
melindungi otak dari kecelakaan.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung
diberi nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan
tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar
dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls,
sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan
sistem saraf.
 Refleksi: Memberikan beberapa pertanyaan berkaitan
dengan neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar
dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls,
sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan
sistem saraf.
 Tindak lanjut: Penugasan melakukan tugas mandiri
(halaman 356).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:Sistem indra
(halaman 378); praktikum menentukan area kepekaan
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
lidah (halaman 384 – 386).

2. Pertemuan ke-2

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang alat panca
indra dan fungsinya. Bagaimana cara mengatasi bila terjadi
gangguan, misalnya kurang pendengaran, kurang bisa
melihat dengan jelas.
 Memotivasi:
- Guru menanyakan kesiapan anak untuk praktikum
menentukan area kepekaan rasa pada lidah.
- Menanyakan mengapa kita kurang bisa merasakan
kelezatan makanan pada saat sedang flu.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar lidah
atau mengamati lidah temannya.

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: Apa fungsinya lidah?Mengapa
permukaan lidah kasar seperti handuk? Mengapa kita
bisa merasakan pahitnya obat? Apakah semua area lidah
peka terhadap semua rasa?
 Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban
sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksperimen


 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat
dan bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja praktikum.
 Siswa secara berkelompok melakukan praktikum
menentukan area kepekaan rasa pada lidah (halaman 384
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
– 386).
 Siswa diberikan tugas untuk browsing di internet
tentang indra pengecap (lidah), indra penglihat mata),
pembau (hidung), indra pendengar (telinga), dan indra
peraba (kulit).

d. Mengasosiasikan
 Setiap kelompok menganalisis data hasil eksperimen
menentukan area kepekaan rasa pada lidah.
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet
tentang indra pengecap (lidah), indra penglihat mata),
pembau (hidung), indra pendengar (telinga), dan indra
peraba (kulit).
 Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power
point tentang indra pengecap (lidah), indra penglihat
mata), pembau (hidung), indra pendengar (telinga), dan
indra peraba (kulit).

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil eksperimen menentukan area
kepekaan rasa pada lidah.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang area kepekaan rasa pada lidah.
 Diskusi kelas tentang indra pengecap (lidah), indra
penglihat mata), pembau (hidung), indra pendengar
(telinga), dan indra peraba (kulit).

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan
tentang indra pengecap (lidah), indra penglihat mata),
pembau (hidung), indra pendengar (telinga), dan indra
peraba (kulit).
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
indra pengecap (lidah), indra penglihat mata), pembau
(hidung), indra pendengar (telinga), dan indra peraba
(kulit).
 Tindak lanjut: Membuat laporan tertulis hasil
eksperimen menentukan area kepekaan rasa pada lidah.
 Rencana pembelajaran selanjutnya:Diskusi tentang
pengaruh NAPZA terhadap sistem koordinasi; sistem
endokrin.

3. Pertemuan ke-3
Waktu
No Kegiatan Belajar
(menit)
1 Pendahuluan 15
Waktu
No Kegiatan Belajar
(menit)
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang pengertian
NAPZA.
 Memotivasi:Guru menjelaskan kepada siswa bahwa sudah
banyak korban penyalahgunaan NAPZA di masyarakat.
Menanyakan kepada siswa, mengapa penyalahgunaan
NAPZA dapat merusak masa depan para remaja.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


 Mengamati
 Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4
orang).
 Guru menunjukkan gambar-gambar/ film video tentang
kasus penyalahgunaan NAPZA.

 Menanya
 Setiap kelompok disuruh menuliskan beberapa
perumusan masalah berkaitan dengan penyalahgunaan
NAPZA di masyarakat.

 Mengumpulkan data/ Eksplorasi


 Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet tentang jenis NAPZA dan dampak
negatif penyalahgunaan NAPZA.
 Siswa juga diberikan tugas studi literatur atau browsing
internet tentang sistem endokrin (hormon) dan
abnormalitas sekresi hormon.

 Mengasosiasikan
 Setiap kelompok menganalisis informasi, berdiskusi,
dan menyusun jawaban permasalahan tentang jenis
NAPZA dan dampak negatif penyalahgunaan NAPZA.
 Setiap kelompok menyusun rangkuman materi tentang
sistem endokrin (hormon) dan abnormalitas sekresi
hormon.

 Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap kelompok presentasi tentang jenis
NAPZA dan dampak negatif penyalahgunaan NAPZA.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
siswa tentang jenis NAPZA dan dampak
penyalahgunaan NAPZA.
 Guru memberikan tambahan informasi tentang kiat-kiat
untuk menghindari penyalahgunaan NAPZA.
Waktu
No Kegiatan Belajar
(menit)
 Setiap kelompok menyerahkan rangkuman tertulis
tentang sistem endokrin (hormon) dan abnormalitas
sekresi hormon.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan
tentang jenis NAPZA dan dampak negatif
penyalahgunaan NAPZA.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan jenis
NAPZA dan dampak negatif penyalahgunaan NAPZA.
 Tindak lanjut:mengerjakan tugas mandiri membuat
poster, stiker, atau leaflet untuk kampanye anti narkoba
(halaman 393).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:Sistem reproduksi
(halaman 340).

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas.
Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-
ilmu Alam (MIA), Bab 9.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar sistem koordinasi.
 Bahan praktikum: larutan gula, garam, air jeruk nipis, ekstrak daun pepaya,
cabe, minuman sirup beraroma pandan/vanili, dan air tawar.
3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Cotton bud, kertastisu, sendok kecil.

H. Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Gambarkan skema neuron lengkap dengan bagian-bagiannya.
 Jelaskan perbedaan penjalaran impuls antara gerak sadar dengan gerak refleks.
 Apakah perbedaan sistem hormon dengan sistem saraf?
 Gambarkan skema area kepekaan rasa pada lidah.
 Jelaskan dampak penyalahgunaan NAPZA jenis alkohol dan ekstasi.

2. Psikomotorik:
Praktik di laboratorium: Menentukan area kepekaan rasa pada lidah.
Presentasi kelompok

3. Afektif:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan
praktikum di laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator : Melakukan percobaan untuk menentukan area kepekaan lidah


terhadap rasa.
Aspek penilaian : Psikomotorik
Judul kegiatan : Indra pengecap.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Persiapan alat Kesesuaian Kontribusi Laporan
dan bahan pelaksanaan dalam teman praktikum (indra
dengan cara kelompok pengecap)
kerja
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PEMBUATAN MEDIA INFORMASI

Indikator :
Membuat poster, stiker, leaflet untuk kampanye anti narkoba di lingkungan sekolah
atau masyarakat.

Aspek penilaian : Psikomotorik


Judul kegiatan : Pembuatan media informasi (poster, stiker, atau leaflet) untuk
kampanye anti narkoba.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Siswa Kelom Aspek yang dinilai dalam poster/stiker/leaflet Skor Nilai
pok Kesesuaian Model/ Susunan Ketepatan
isi dengan Bentuk/ Kalimat waktu
tema Perpaduan penyelesaian/p
warna engumpulan
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI

Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif


Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang sistem koordinasi.
Tanggal Penilaian:
Kelas :

No Kelom Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai


pok Materi Kerja sama Keaktifan Ketrampilan
presentasi dalam dalam
kelompok mengemukakan
pendapat
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Materi : Sistem Koordinasi.


Kelas/Semester:
Hari/Tanggal:

Tanggung
No Nama Disiplin Kerjasama Kejujuran Kepedulian Skor Nilai
jawab
1
2
3

Mengetahui, Onewila, …, Juli 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Biologi,

Safari, S.Pd, M.Pd I Made Arya Maharyadi, S.Pd, M.Pd


NIP 19780701 200604 1 016 NIP 19710429 199702 1 003

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nomor : 10
Kelas / Semester : XI / 2
Materi Pembelajaran : Sistem Reproduksi
Alokasi Waktu : 12 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 3 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.12 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ reproduksi
dengan fungsinya dalam proses reproduksi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi.
3.13 Menerapkan pemahaman tentang prinsip reproduksi manusia untuk
menanggulangi pertambahan penduduk melalui program keluarga berencana
(KB) dan peningkatan kualitas hidup SDM melaui pemberian ASI ekslusif.

2.13 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi organ yang
menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia melalui berbagi bentuk
media presentasi.
2.14 Memecahkan masalah kepadatan penduduk dengan menerapkan prinsip
reproduksi manusia.
2.15 Merencanakan dan melakukan kampanye tentang upaya penanggulangan
pertambahan penduduk dan peningkatan kualitas SDM melalui program keluarga
berencana (KB) dan pemberian ASI ekslusif dalam bentuk poster dan spanduk.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.12.1 Merinci organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki dan wanita.
3.12.2 Menjelaskan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki dan
wanita.
3.12.3 Menjelaskan fungsi hormon kelamin pada laki-laki dan wanita.
3.12.4 Menjelaskan tahapan proses gametogenesis pada laki-laki dan wanita dengan
menggunakan charta.
3.12.5 Menjelaskan siklus menstruasi dengan menggunakan charta.
3.12.6 Menjelaskan proses fertilisasi, kehamilan (gestasi), dan persalinan
3.12.7 Mengemukakan contoh teknologi dalam sistem reproduksi.

3.13.1 Menganalisa faktor-faktor laktasi.


3.13.2 Menjelaskan hubungan metode kontrasepsi dengan program kependudukan dan
KB.

4.13.1 Menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem reproduksi melalui
media presentasi dan diskusi.
4.14.1 Membuat majalah dinding tentang dampak dari pernikahan usia dini dan
perilaku negatif berkaitan dengan sistem reproduksi.
2.15.1 Membuat poster atau leaflet untuk kampanye tentang pentingnya ASI eksklusif
bagi bayi.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif:
1. Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem reproduksi manusia.
2. Siswa dapat menunjukkan sikap berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai
dengan data dan fakta, disiplin, dan bekerjasama dalam melaksanakan komitmen
pencegahan seks bebas (seks pranikah).
3. Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan
lingkungan masyarakat dengan menerapkan prinsip menjaga kesehatan sistem
reproduksi agar dapat berfungsi dengan baik dan tanggung jawab.

Kognitif:
1. Siswa dapat merinci organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki dan wanita.
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki
dan wanita.
3. Siswa dapat menjelaskan fungsi hormon kelamin pada laki-laki dan wanita.
4. Siswa dapat menjelaskan tahapan proses gametogenesis pada laki-laki dan wanita
dengan menggunakan charta.
5. Siswa dapat menjelaskan siklus menstruasi dengan menggunakan charta.
6. Siswa dapat menjelaskan proses fertilisasi, kehamilan (gestasi), dan persalinan.
7. Siswa dapat menganalisa faktor-faktor laktasi.
8. Siswa dapat mengemukakan contoh teknologi dalam sistem reproduksi.
9. Siswa dapat menjelaskan hubungan metode kontrasepsi dengan program
kependudukan dan KB.

Psikomotorik:
1. Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem reproduksi
melalui media presentasi dan diskusi.
2. Siswa dapat membuat poster atau leaflet untuk kampanye tentang pentingnya ASI
eksklusif bagi bayi.
3. Siswa dapat membuat majalah dinding tentang dampak dari pernikahan usia dini
dan perilaku negatif berkaitan dengan sistem reproduksi.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta:
 Manusia bereproduksi untuk melestarikan jenisnya melalui kelahiran anak-
anaknya. Reproduksi melibatkan sistem reproduksi laki-laki dan wanita.
Terdapat perbedaan sistem reproduksi laki-laki dengan wanita.
 Teknologi mengatasi gangguan atau masalah dalam sistem reproduksi, misalnya
teknik bayi tabung.
 Reproduksi mempengaruhi jumlah penduduk di suatu negara, sehingga
diperlukan metode kontrasepsi dalam program kependudukan dan KB (keluarga
berencana).

Sistem reproduksi laki-laki dan wanita

Gangguan sistem reproduksi Teknologi sistem reproduksi


Metode kontrasepsi dalam program KB

2. Materi Konsep
 Organ reproduksi laki-laki meliputi skrotum, testis, saluran pengeluaran
(epididimis, saluran vas deferens, saluran ejakulasi/duktus ejakulatorius, uretra),
kelenjar asesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar Cowper, kelenjar
bulbouretral), dan penis.
 Hormon kelamin laki-laki meliputi hormon testiskular (testosteron,
androstenedion, dihidro-testosteron/DHT, inhibin); hormon hipofisis (FSH,
LH/ICSH), dan hormon hipotalamus (GnRH).
 Sistem reproduksi wanita terdiri atas organ yang terletak di dalam tubuh
(ovarium, tuba fallopi/tuba uterina/ oviduk, uterus, vagina) dan organ di luar
tubuh (vulva/pudendum dengan bagian mons pubis, labia mayora/bibir besar,
labia minora/bibir kecil, klitoris, vestibula, orifisium uretra, mulut vagina).
 Hormon kelamin wanita, meliputi estrogen, progesteron, LH, FSH, GnRH,
HCG, laktogen plasenta (HPL/somatomammotropin korionik), tirotropin
korionik, relaksin, prolaktin, oksitosin, CRH, prostaglandin.
 Siklus menstruasi terdiri atas siklus ovarium (fase folikular dan fase luteal)
dan siklus endometrium uterus (fase menstruasi/haid, fase proliferasi, fase
sekretori/progestasi).
 Gangguan sistem reproduksi wanita, contohnya dismenore, penyakit radang
panggul (PRP), kanker payudara, amenore, ovarium polikistik, kanker vagina,
kanker serviks, kanker ovarium, endometriosis, penyempitan tuba fallopi, mola
hidatidosa (hamil anggur), mioma uteri (uterine myoma).
 Gangguan sistem reproduksi laki-laki, contohnya disfungsi ereksi (impotensi),
ginekomastia, kanker penis, hipogonadisme, kriptorkidisme, uretritis (radang
uretra), epididimitis (radang epididimis), orkitis (radang testis), prostatitis
(radang kelenjar prostat).
 Metode kontrasepsi, contohnya sistem kalender, koitus interuptus, kontrasepsi
kimiawi (jeli, busa, krim, supositoria spermisida), diafragma, kondom,
sterilisasi (vasektomi dan tubektomi), pencegahan ovulasi (pil KB, susuk KB,
suntik KB), penghambatan implantasi (IUD/AKDR).

3. Materi Prinsip
 Untuk dapat bereproduksi, diperlukan sistem reproduksi baik laki-laki maupun
wanita.
 Pendidikan seks untuk para remaja sangat penting agar mereka mengenal dan
bertanggung jawab atas dirinya sendiri, serta menghindari seks bebas (seks
pranikah).

4. Materi Prosedural
 Membuat majalah dinding dengan tema: Dampak negatif akibat pernikahan usia
dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem reproduksi.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Problem based learning (PBL)

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

Waktu
No Kegiatan Belajar
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang tujuan
manusia melakukan reproduksi.
 Memotivasi: Guru menanyakan perbedaan anatomi antara
sistem reproduksi laki-laki dengan wanita.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar anatomi
sistem reproduksi laki-laki.

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: Apakah fungsi dari organ-organ
reproduksi laki-laki? Bagaimana mekanisme
pembentukan spermatozoid?
 Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban
sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi


 Guru menugaskan kelompok untuk studi literatur/
Waktu
No Kegiatan Belajar
(menit)
browsing internet tentang anatomi dan fungsi organ-
organ penyusun sistem reproduksi laki-laki, hormon
kelamin laki-laki, dan spermatogenesis.
 Setiap kelompok melakukan studi literatur/ browsing
internet tentang anatomi dan fungsi organ-organ
penyusun sistem reproduksi laki-laki, hormon kelamin
laki-laki, dan spermatogenesis.

d. Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet
tentang anatomi dan fungsi organ-organ penyusun
sistem reproduksi laki-laki, hormon kelamin laki-laki,
dan spermatogenesis.
 Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power
point sesuai dengan subtopik yang diberikan oleh guru
tentang.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, masing-masing kelompok
mempresentasikan tentang anatomi dan fungsi organ-
organ penyusun sistem reproduksi laki-laki, hormon
kelamin laki-laki, dan spermatogenesis (sesuai dengan
subtopik yang diberikan guru).
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang anatomi dan fungsi organ-organ penyusun
sistem reproduksi laki-laki, hormon kelamin laki-laki,
dan spermatogenesis.
 Guru memberikan informasi tambahan sebagai
pengembangan materi yang dibahas, misalnya tentang
skema spermatogenesis.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi
laki-laki, hormon, dan gametogenesis pada laki-laki.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem
reproduksi laki-laki.
 Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk membaca dan
menerapkan isi materi pada fitur Bio Supleman tentang
pendidikan seks untuk remaja (halaman 428 – 429).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:Sistem reproduksi
wanita (halaman 408 – 414).
2. Pertemuan ke-2

Waktu
No Kegiatan Belajar
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
peranan sistem reproduksi wanita.
 Memotivasi: Guru menyampaikan bahwa sistem reproduksi
pada wanita lebih kompleks bila dibandingkan pada laki-
laki, karena fungsinya dalam kehamilan sampai menyusui
anaknya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk mengamati anatomi sistem
reproduksi wanita.

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: Di manakah tempat tumbuhnya
bayi? Mengapa wanita mengalami menstruasi?
Bagaimana wanita melahirkan anaknya?
 Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban
sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi


 Guru menugaskan kelompok untuk studi literatur/
browsing internet tentang anatomi dan fungsi organ-
organ penyusun sistem reproduksi wanita, hormon
kelamin wanita, oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi,
kehamilan, kelahiran, terjadinya anak kembar, dan
laktasi.
 Setiap kelompok melakukan studi literatur/ browsing
internet tentang anatomi dan fungsi organ-organ
penyusun sistem reproduksi wanita, hormon kelamin
wanita, oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi,
kehamilan, kelahiran, terjadinya anak kembar, dan
laktasi.

d. Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet
tentang anatomi dan fungsi organ-organ penyusun
sistem reproduksi wanita, hormon kelamin wanita,
oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan,
Waktu
No Kegiatan Belajar
(menit)
kelahiran, terjadinya anak kembar, dan laktasi.
 Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power
point sesuai dengan subtopik yang diberikan oleh guru
tentang.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, masing-masing kelompok
mempresentasikan tentang anatomi dan fungsi organ-
organ penyusun sistem reproduksi wanita, hormon
kelamin wanita, oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi,
kehamilan, kelahiran, terjadinya anak kembar, dan
laktasi (sesuai dengan subtopik yang diberikan guru).
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang anatomi dan fungsi organ-organ penyusun
sistem reproduksi wanita, hormon kelamin wanita,
oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan,
kelahiran, terjadinya anak kembar, dan laktasi.
 Guru memberikan informasi tambahan sebagai
pengembangan materi yang dibahas, misalnya tentang
skema oogenesis.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan
tentang anatomi dan fungsi organ-organ penyusun
sistem reproduksi wanita, hormon kelamin wanita,
oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan,
kelahiran, terjadinya anak kembar, dan laktasi.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
sistem reproduksi wanita.
 Tindak lanjut:
- Penugasan kepada siswa untuk melaksanakan tugas
mandiri pembuatan poster/ leaflet untuk kampanye
program pemerintah ASI eksklusif (halaman 424).
- PR kelompok: membuat majalah dinding tentang
dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan
perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem
reproduksi (halaman 426).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:Diskusi dampak
negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif
yang berkaitan dengan sistem reproduksi, gangguan dan
teknologi sistem reproduksi, metode kontrasepsi dalam
KB (keluarga berencana).
3. Pertemuan ke-3
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang berita-
berita pelecehan seksual yang terjadi di masyarakat.
 Memotivasi: Guru menanyakan PR kelompok pembuatan
majalah dinding dengan topik permasalahan dampak negatif
akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang
berkaitan dengan sistem reproduksi.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru menyuruh semua kelompok memajang/
memamerkan majalah dinding yang telah dibuat
sebelumnya.
 Seluruh siswa disuruh membaca artikel-artikel yang
terdapat di majalah dinding.
 Guru juga menyuruh siswa mengamati gambar-gambar
gangguan sistem reproduksi, seperti tumor/ kanker leher
rahim, pertumbuhan mioma pada leher rahim, dan
metode kontrasepsi.

b. Menanya
 Setiap kelompok disuruh menuliskan pertanyaan/
masalah terhadap isi artikel-artikel pada majalah dinding
kelompok lainnya, gangguan sistem reproduksi, dan
metode kontrasepsi.
 Pertanyaan/ masalah dari suatu kelompok diberikan ke
kelompok lainnya.

c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi


 Setiap kelompok mempersiapkan jawaban pertanyaan
berkaitan dengan isi artikel majalah dinding (dampak
negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif
yang berkaitan dengan sistem reproduksi).
 Setiap kelompok melakukan studi literatur/ browsing
internet tentang gangguan reproduksi, dan metode
kontrasepsi.

d. Mengasosiasikan
 Diskusi dalam kelompok untuk menyusun jawaban-
jawaban pertanyaan/ maslah dari kelompok lain.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, masing-masing kelompok mengemukakan
jawaban pertanyaan yang diberikan dari kelompok lain.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan
perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem
reproduksi, gangguan reproduksi, dan metode
kontrasepsi.
 Guru memberikan tambahan informasi agar siswa tidak
melakukan pernikahan dini, tidak melakukan perilaku
negatif berkaitan dengan sistem reproduksi, tidak
melakukan coitus pranikah, dan selalu waspada atau
menjaga diri agar tidak menjadi korban pelecehan
seksual.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan
tentang tentang dampak negatif akibat pernikahan usia
dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem
reproduksi, gangguan reproduksi, dan metode
kontrasepsi.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
tentang dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan
perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem
reproduksi, gangguan reproduksi, dan metode
kontrasepsi.
 Tindak lanjut:Penugasan kepada siswa untuk
mengerjakan soal-soal uji kompetensi (halaman 430 –
433).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:Bab 11 Sistem
Pertahanan Tubuh (halaman 434).

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas.
Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-
ilmu Alam (MIA), Bab 10.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar sistem reproduksi.
 Bahan pembuatan majalah dinding: lembaran kertas berisi materi tentang
dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang
berkaitan dengan sistem reproduksi.

3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Gunting, spidol berwarna, pensil, lem.

H. Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Pada sistem reproduksi, spermatogenesis terjadi di bagian ...........dan oogenesis
terjadi di bagian..........
 Pada sistem reproduksi wanita, fertilisasi terjadi di bagian...........dan implantasi
zigot terjadi di bagian..........
 Hormon yang dapat ditemukan dalam urine ibu yang sedang hamil adalah....
 Saat terjadi ovulasi, folikel dalam ovarium akan membebaskan....
 Saluran reproduksi laki-laki yang dipotong saat dilakukan vasektomi, adalah....

4. Psikomotorik:
Praktik pembuatan majalah dinding dengan tujuan:
 Mengetahui dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif
yang berkaitan dengan sistem reproduksi.
Presentasi

5. Afektif:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas maupun di
luar kelas.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PEMBUATAN MEDIA INFORMASI

Indikator :
Membuat poster atau leaflet untuk kampanye tentang pentingnya ASI eksklusif bagi
bayi.

Aspek penilaian : Psikomotorik


Judul kegiatan : Pembuatan media informasi (poster/leaflet) untuk kampanye
program ASI eksklusif.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Siswa Kelom Aspek yang dinilai dalam poster/stiker/leaflet Skor Nilai
pok Kesesuaian Model/ Susunan Ketepatan
isi dengan Bentuk/ Kalimat waktu
tema Perpaduan penyelesaian/p
warna engumpulan
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PEMBUATAN MEDIA INFORMASI

Indikator :
Membuat majalah dinding tentang dampak dari pernikahan usia dini dan perilaku negatif
berkaitan dengan sistem reproduksi.

Aspek penilaian : Psikomotorik


Judul kegiatan : Pembuatan majalah dinding dengan topik dampak dari pernikahan
usia dini dan perilaku negatif berkaitan dengan sistem
reproduksi.
Tanggal Penilaian :
Kelas :
No Nama Kelom Aspek yang dinilai dalam kegiatan pembuatan majalah dinding Skor Nilai
Siswa pok Present Kesesuaian Model/ Susunan Ketepatan
asi isi dengan Bentuk/ Kalimat waktu
tema Perpaduan penyelesaian/
warna pengumpulan
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI

Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif


Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang sistem reproduksi.
Tanggal Penilaian:
Kelas :

No Kelom Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai


pok Materi Kerja sama Keaktifan Ketrampilan
presentasi dalam dalam
kelompok mengemukakan
pendapat
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Materi : Sistem Reproduksi.


Kelas/Semester:
Hari/Tanggal:

Tanggung
No Nama Disiplin Kerjasama Kejujuran Kepedulian Skor Nilai
jawab
1
2
3

Mengetahui, Onewila, …, Juli 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Biologi,

Safari, S.Pd, M.Pd I Made Arya Maharyadi, S.Pd, M.Pd


NIP 19780701 200604 1 016 NIP 19710429 199702 1 003

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nomor : 11
Kelas / Semester : XI / 2
Materi Pembelajaran : Sistem Pertahanan Tubuh
Alokasi Waktu : 8 X 45 menit
Jumlah Pertemuan : 2 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.14 Mengaplikasikan pemahaman tentang prinsip-prinsip sistem immun untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia dengan kekebalan yang dimilikinya
melalui program imunisasi sehingga dapat terjaga proses fisiologi di dalam
tubuh.

4.16 Menyajikan data jenis-jenis imunisasi (aktif dan pasif) dan jenis penyakit yang
dikendalikannya.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.14.1 Menganalisa suatu kasus di masyarakat tentang penyakit imunodefisiensi
AIDS berdasarkan kajian literatur.
3.14.2 Menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh.
3.14.3 Merinci komponen dalam respon imunitas.
3.14.4 Menjelaskan mekanisme pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik.
3.14.5 Membuat tabel tentang perbedaan pertahanan nonspesifik dengan pertahanan
spesifik.
3.14.6 Menjelaskan interaksi antigen – antibodi.
3.14.7 Menjelaskan berbagai jenis imunitas berdasarkan kajian literatur.
3.14.8 Menunjukkan perbedaan mekanisme respon imunitas humoral dan imunitas
selular dengan menggunakan gambar.
3.14.9 Menjelaskan mekanisme respon imunitas humoral dan respon imunitas
selular, melalui kegiatan role play (bermain peran).
3.14.10 Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh.

4.16.1 Melakukan observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau rumah
sakit) untuk menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada
anak-anak maupun orang dewasa.
4.16.2 Menyajikan hasil analisis gangguan sistem pertahanan tubuh melalui media
presentasi dan diskusi.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif:
1. Siswa dapat mengubah sikap untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang struktur, fungsi, dan bioproses sistem pertahanan tubuh.
2. Siswa dapat mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri dan
lingkungan masyarakat dengan menerapkan prinsip menjaga kesehatan sistem
pertahanan tubuh.

Kognitif:
1. Siswa dapat menganalisa suatu kasus di masyarakat tentang penyakit
imunodefisiensi AIDS berdasarkan kajian literatur.
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh.
3. Siswa dapat merinci komponen dalam respon imunitas.
4. Siswa dapat menjelaskan mekanisme pertahanan nonspesifik dan pertahanan
spesifik.
5. Siswa dapat membuat tabel tentang perbedaan pertahanan nonspesifik dengan
pertahanan spesifik.
6. Siswa dapat menjelaskan interaksi antigen – antibodi.
7. Siswa dapat menjelaskan berbagai jenis imunitas berdasarkan kajian literatur.
8. Siswa dapat menunjukkan perbedaan mekanisme respon imunitas humoral dan
imunitas selular dengan menggunakan gambar.
9. Siswa dapat menjelaskan mekanisme respon imunitas humoral dan respon imunitas
selular, melalui kegiatan role play (bermain peran).
10. Siswa dapat menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan
tubuh.

Psikomotorik:
1. Siswa dapat melakukan observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau
rumah sakit) untuk menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada
anak-anak maupun orang dewasa.
2. Siswa dapat menyajikan hasil analisis gangguan sistem pertahanan tubuh melalui
media presentasi dan diskusi.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta:
 Sistem pertahanan tubuh pada manusia meliputi kulit, membran mukosa,
rambut hidung dan silia, cairan sekresi dari kulit dan membran mukosa,
inflamasi, sel-sel fagosit, protein antimikroba, limfosit, dan antibodi.
 Sistem pertahanan tubuh bisa mengalami gangguan, seperti alergi, AIDS dan
SSJ (Sindrom Steven Johnson).
 Imunitas dapat ditingkatkan melalui program imunisasi.

Komponen sistem pertahanan tubuh

Gangguan sistem pertahanan tubuh

Alergi AIDS SSJ


Program imnunisasi
2. Materi Konsep
 Fungsi sistem pertahanan tubuh: mengenal, menghancurkan, menetralkan
benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh.
 Mekanisme pertahanan tubuh dibedakan 2 macam: pertahanan nonspesifik
(alamiah/ nonadaptif/ bawaan lahir) dan pertahanan spesifik (didapat).
 Pertahanan nonspesifik: barier fisik, kimia, dan mekanik terhadap agen infeksi
(kulit, membran mukosa, cairan tubuh yang mengandung zat anti mikroba, air
mata, urine, saliva); fagositosis (dilakukan oleh neutrofil dan makrofag);
inflamasi (peradangan); serta zat antimikroba nonspesifik yang diproduksi
tubuh (interferon, komplemen).
 Pertahanan spesifik dibedakan 2 macam: imunitas yang diperantarai antibodi
(imunitas humoral) dan imunitas yang diperantarai oleh sel (imunitas selular).
 Mekanisme pengikatan antibodi – antigen dengan 4 cara: fiksasi komplemen
(aktivasi sistem komplemen), netralisasi, aglutinasi (penggumpalan), presipitasi
(pengendapan).
 Jenis imunitas: imunitas aktif (alami, buatan) dan imunitas pasif (alami, buatan).
 Leukosit (sel darah putih) yang berperanan dalam pertahanan tubuh: limfosit,
neutrofil, monosit (makrofag), eosinofil, basofil.
 Sel-sel yang terlibat dalam respon imunitas: sel B (limfosit B), sel T (limfosit
T), makrofag, sel pembunuh alami (NK/natural killer).
 Faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh: genetis (keturunan),
fisiologis, stres, usia,hormon, olahraga, tidur, nutrisi, paparan zat berbahaya,
racun tubuh, penggunaan obat-obatan.
 Gangguan sistem pertahanan tubuh: hipersentivitas (alergi), penyakit autoimun,
dan imunodefisiensi.

3. Materi Prinsip
 Sistem pertahanan tubuh (sistem imunitas) berperanan dalam mengenal,
menghancurkan, menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang
berpotensi merugikan bagi tubuh.

4. Materi Prosedural
 Observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit) untuk
menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada anak-anak maupun
orang dewasa.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Role play (bermain peran)
 Observasi
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian sistem pertahanan tubuh.
 Memotivasi: Guru menyampaikan pentingnya mempelajari
sistem pertahanan tubuh, agar dapat mencegah gangguan
sistem pertahanan tubuh, dan dapat memiliki pertahanan
tubuh yang kuat.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 150


a. Mengamati
 Guru mengajak murid untuk membaca kisah nyata anak
balita penderita AIDS.

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: Apakah penyakit AIDS tersebut?
Mengapa penderita AIDS badannya sangat kurus?
Apakah penderita AIDS kehilangan sistem pertahanan
tubuh?
 Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban
sementara.

c. Mengumpulkan data/ Eksplorasi


 Siswa duduk secara berkelompok (3 – 5 siswa)
diberikan tugas melakukan kajian literatur/ browsing di
internet sesuai dengan subtopik yang diberikan oleh
guru, yaitu tentang pertahanan nonspesifik (alamiah) dan
pertahanan spesifik (adaptif).

d. Mengasosiasikan
 Diskusi dalam kelompok untuk menganalisispertahanan
nonspesifik (alamiah), yaitu pertahanan fisik, kimia, dan
mekanis terhadap agen infeksi; fagositosis; inflamasi
(peradangan); zat antimikroba nonspesifik (interferon
dan komplemen).
 Diskusi dalam kelompok untuk menganalisis pertahanan
spesifik, yaitu komponen respons imunitas spesifik;
interaksi antibodi-antigen; dan jenis imunitas.
 Masing-masing kelompok menyiapkan bahan presentasi
sesuai dengan subtopik dilengkapi dengan soal-soal
kuis.

e. Mengomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil
pembahasan tentang pertahanan nonspesifik (alamiah)
dan pertahanan spesifik.
 Setelah presentasi, setiap kelompok membacakan soal-
soal kuis untuk dijawab oleh siswa dan langsung
diberikan nilai oleh kelompok penyaji presentasi
(penilaian teman sejawat).
 Guru memberikan tambahan informasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
pertahanan nonspesifik (alamiah) dan spesifik.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem
pertahanan nonspesifik (alamiah) dan spesifik.
 Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk melakukan
tugas mandiri, yaitu observasi ke klinik berkaitan dengan
program pelayanan masyarakat tentang imunisasi (halaman
447).
 Rencana pembelajaran selanjutnya:role play(bermain peran)
dengan topik mekanisme respon imunitas humoral dan
seluler (halaman 451 – 452); faktor yang mempengaruhi
pertahanan tubuh; dan gangguan sistem pertahanan tubuh.

2. Pertemuan ke-2

1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang fungsi
sel-sel yang terlibat dalam respons imunitas.
 Memotivasi: Guru menanyakan persiapan siswa untuk
bermain peran (role play).
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 150
 Guru membagi kelompok. Setiap kelompok memiliki
anggota 10 orang yang akan bermain peran dengan tema
yang ditentukan oleh guru, yaitu mekanisme respons
imunitas humoral, atau respons imunitas seluler.
 Siswa duduk berkumpul dengan kelompoknya.
a. Mengamati
 Kelompok diberikan tugas mempelajari skema
mekanisme respons imunitas humoral, atau respons
imunitas seluler.

b. Menanya
 Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk
menanya, misalnya: Apakah peranan makrofag? Apa
yang dihasilkan sel plasma? Apa yang dihasilkan sel T?

c. Mengumpulkan data
 Siswa anggota kelompok membagi tugas untuk bermain
peran, misalnya sebagai sel T sitotoksik, sel T helper,
atau sel T supresor, dan lain-lain.
 Kelompok menyusun skenario sesuai dengan tema.
 Siswa mempelajari perannya masing-masing dan
memasang label/name tag.

d. Mengasosiasikan
 Siswa anggota kelompok melakukan latihan untuk
memahami perannya masing-masing dalam bermain
peran dengan tema mekanisme respons imunitas
humoral, atau respons imunitas seluler.

e. Mengomunikasikan
 Kelompok tampil bermain peran sesuai dengan tema.
 Setelah permainan selesai, siswa bisa menanggapi dan
menanya hal-hal yang kurang dipahami.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang perbedaan peranan MHC kelas I
dengan MHC kelas II.
 Dilanjutkan diskusi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi sistem pertahanan tubuh dan gangguan
sistem pertahanan tubuh.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
mekanisme respons imunitas humoral dan imunitas seluler.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
mekanisme respons imunitas humoral dan imunitas seluler.
 Tindak lanjut:Penugasan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan uji kompetensi (halaman 456 – 460).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Ulangan Kenaikan
Kelas (UKK).

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar: Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas.
Penerbit Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-
ilmu Alam (MIA), Bab 11.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar sistem pertahanan tubuh.
 Bahan pembuatan asesoris/ label/name tag untuk bermain peran: kertas
karton putih/ berwarna.

3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Spidol, gunting, peniti, lem.
H. Penilaian
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Sebutkan 4 macam komponen dalam mekanisme pertahanan tubuh nonspesifik.
 Jelaskan penyakit autoimun, dan sebutkan contohnya.
 Leukosit yang berperan dalam pertahanan tubuh, adalah......,........,......., dan........
 Untuk menyembuhkan luka akibat gigitan ular dengan cepat, sebaiknya
digunakan....
 Sistem pertahanan tubuh dipengaruhi oleh faktor.............,.............., dan..............

2. Psikomotorik:
 Melakukan observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau rumah
sakit) untuk menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada anak-
anak maupun orang dewasa.
 Bermain peran (role play).
 Presentasi.

3. Afektif:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas maupun di
luar kelas.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN OBSERVASI LAPANGAN

Indikator :
Melakukan observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit)
untuk menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada anak-anak maupun
orang dewasa.

Aspek penilaian : Psikomotorik


Judul kegiatan : Observasi lapangan ke rumah sakit tentang imunisasi.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Administrasi surat Bukti observasi ( Laporan
permohonan observasi dokumen/ foto) observasi
lapangan/ proposal
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI

Aspek penilaian : Psikomotorik dan afektif.


Judul kegiatan : Presentasi dan bermain peran tentang sistem pertahanan tubuh.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Kelo Nama Aspek yang dinilai Sko Nila


mpok Siswa Materi Kerja Keaktifan Ketrampilan r i
presentasi sama dalam
dalam mengemukaka
kelompok n pendapat
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Materi : Sistem Pertahanan Tubuh.


Kelas/Semester:
Hari/Tanggal:

Tanggun
Kejujura
No Nama Disiplin Kerjasama Kepedulian g Skor Nilai
n
jawab
1
2
3

Mengetahui, Onewila, …, Juli 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Biologi,

Safari, S.Pd, M.Pd I Made Arya Maharyadi, S.Pd, M.Pd


NIP 19780701 200604 1 016 NIP 19710429 199702 1 003

Anda mungkin juga menyukai