Anda di halaman 1dari 104

1

Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Semarapura


Satuan Pendidikan : SMA
Kelompok : Peminatan MIPA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XI
Tahun Ajaran : 2019 – 2020
Semester : 3 dan 4

Kompetensi Inti (KI) :


KI 1. Sikap spiritual:
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2. Sikap sosial:
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam, serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

KI 3. Pengetahuan:
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metaPengetahuan berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

KI 4 Keterampilan:
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMA NEGERI 2 SEMARAPURA
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Mata Pelajaran/KKM : Biologi / 75


Materi Pokok : Sel
Kelas/Semester : XI / 3
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
Jumlah pertemuan : 6 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.1 Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel, struktur, fungsi, dan proses yang
berlangsung dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan.
3.2 Menganalisis berbagai bioproses dalam sel yang meliputi mekanisme transpor
membran, reproduksi, dan sistesis protein.

4.1 Menyajikan hasil pengamatan mikroskopik struktur sel hewan dan sel tumbuhan
sebagai unit terkecil kehidupan.
4.2 Membuat model tentang bioproses yang terjadi dalam sel berdasarkan studi literatur
dan percobaan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.1.1 Menjelaskan sejarah penemuan sel dan teori sel.
3.1.2 Menjabarkan kisaran ukuran sel.
3.1.3 Membandingkan struktur sel prokariotik dengan sel eukariotik.
3.1.4 Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan.
3.1.5 Menunjukkan organel-organel sel melalui pengamatan gambar sel hewan dan sel
tumbuhan.
3.1.6 Mengemukakan perbedaan sel tumbuhan dengan sel hewan.

3.2.1 Menjelaskan fungsi organel-organel sel berkaitan dengan bioproses dalam sistem
hidup, seperti sintesis protein, reproduksi, respirasi, sekresi, dan metabolisme.

4.1.1 Melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya terhadap sel


hewan dan sel tumbuhan, serta membandingkan hasilnya dengan gambar dari
mikroskop elektron.

4.2.1 Menganalisis mekanisme transpor pasif melalui membran sel (difusi dan osmosis)
dari hasil pengamatan percobaan.
4.2.2 Menjelaskan diagram transpor aktif (pompa ion, kotranspor, endositosis, dan
eksositosis).
4.2.3 Melakukan percobaan proses difusi, osmosis, dan plasmolisis.

C. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan:
1. Siswa dapat menjelaskan sejarah penemuan sel dan teori sel melalui kajian literatur.
2. Siswa dapat menjabarkan kisaran ukuran sel berdasarkan kajian literatur.
3. Siswa dapat membandingkan struktur sel prokariotik dengan sel eukariotik melalui
pengamatan gambar.
4. Siswa dapat mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel
sebagai unit terkecil kehidupan.
5. Siswa dapat menunjukkan organel-organel sel melalui pengamatan gambar sel
hewan dan sel tumbuhan.
6. Siswa dapat mengemukakan perbedaan sel tumbuhan dengan sel hewan
berdasarkan pengamatan langsung dengan mikroskop cahaya dan gambar dari
mikroskop elektron.

3
7. Siswa dapat menjelaskan fungsi organel-organel sel berkaitan dengan bioproses
dalam sistem hidup, seperti sintesis protein, reproduksi, respirasi, sekresi, dan
metabolisme.
8. Siswa dapat menganalisis mekanisme transpor pasif melalui membran sel (difusi
dan osmosis) dari hasil pengamatan percobaan.
9. Siswa dapat menjelaskan diagram transpor aktif (pompa ion, kotranspor,
endositosis, dan eksositosis).

Keterampilan:
1. Siswa dapat melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya
terhadap sel hewan dan sel tumbuhan, serta membandingkan hasilnya dengan
gambar dari mikroskop elektron.
2. Siswa dapat melakukan percobaan proses difusi, osmosis, dan plasmolisis.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Tubuh makhluk hidup bila diamati dengan mikroskop, tersusun atas sel-
sel. Di dalam sel terdapat senyawa kimiawi dan organel-organel sel.

Makhluk hidup tersusun atas sel-sel

Sel-sel pada otot jantung


Sel-sel pada epidermis Sel-sel pada darah
hewan.
umbi bawang merah. manusia.

Organel-organel di dalam Organel-organel di dalam sel tumbuhan.


sel hewan.

2. Materi Konsep
 Ilmuwan yang mengemukakan teori tentang sel, yaitu Robert Hooke, Antonie Van
Leeuwenhoek, Jean Baptiste de Lamarck, Ludolph Christian Treviranus dan Johann
Jacob Paul Moldenhawer, Henri Dutrochet, Theodore Schwann (ahli anatomi
hewan) dan Matthias Jakob Schleiden, Max Schultze, Felix Dujardin, Johannes
Purkinje, Rudolf Ludwig Karl Virchow, Robert Brown, R. Strasburger, dan C.
Bernard
 Sel merupakan unit struktural terkecil, unit fungsional, dan unit hereditas.
 Kisaran ukuran sel berdiameter 1 – 100 μm, volume 1 – 1.000 μm3.
 Tipe sel secara struktural, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
 Sel hidup memiliki 4 makromolekul, yaitu karbohidrat (monosakarida, disakarida,
polisakarida), lipid (lemak, fosfolipid, sfingolipid, steroid, lilin, karotenoid,
limonen), protein, dan asam nukleat (DNA, RNA).
 Organel-organel yang terdapat di dalam sel eukariotik, yaitu: membran sel
(membran plasma sel), nukleus (inti sel), sitoplasma, ribosom, retikulum
endoplasma, badan Golgi, lisosom, peroksisom, glioksisom, mitokondria, plastida,
vakuola, sentrosom dan sentriol, sitoskeleton, dan dinding sel.

4
 Sel hewan berbeda dengan sel tumbuhan. Sel hewan tidak memiliki dinding sel dan
plastida, vakuola kecil. Sel tumbuhan memiliki dinding sel dan plastida, vakuola
besar, tidak memiliki sentriol.
 Transpor zat melalui membran dapat dibedakan 2 macam, yaitu transpor pasif dan
transpor aktif.
 Transpor pasif: arah perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasi, tidak
memerlukan energi. Contoh: difusi, difusi dipermudah oleh saluran protein dan
protein transpor, osmosis.
 Transpor aktif: arah perpindahan molekul melawan gradien konsentrasi,
memerlukan energi. Contoh: pompa ion, kotranspor, eksositosis, endositosis
(fagositosis, pinositosis, endositosis yang diperantarai reseptor).

3. Materi Prinsip
 Makhluk hidup terdiri dari sel-sel.
 Transpor melalui membran sel

4. Materi Prosedural
 Pengamatan sel tumbuhan dan hewan.
 Pembuatan preparat segar jaringan tumbuhan dan hewan.
 Mengamati fakta gejala difusi, osmosis, dan plasmolisis.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Praktikum
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang sel.
Apa yang Anda ketahui tentang sel-sel yang menyusun
tubuh kita?
 Memotivasi:
Guru menyampaikan manfaat belajar sel, yaitu agar kita
senantiasa menjaga kesehatan sel-sel tubuh karena
berperanan penting dalam kelangsungan hidup.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar skema tentang tingkatan organisasi kehidupan mulai
dari atom – molekul – sel – jaringan – organ – sistem organ
– tubuh manusia (individu).
 Siswa secara individu melakukan pengamatan gambar
(secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu).
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu.
 Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk
mengemukakan hasil analisanya.

5
 Elaborasi: Siswa secara berkelompok mengembangkan hasil
analisanya dan berdiskusi tentang teori-teori sel yang
dikemukakan oleh para ilmuwan.
 Diskusi kelas tentang kisaran ukuran sel, tipe sel secara
struktural, dan komponen kimiawi sel.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
sel.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sel.
 Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur
buku paket
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum mengamati
struktur sel tumbuhan dan hewan dari preparat segar
(halaman 28 – 29).

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai
religius).
 Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang bagaimana
cara menggunakan mikroskop untuk mengamati sel-sel dari
jaringan hewan dan tumbuhan.
 Memotivasi: Guru menanyakan persiapan bahan-bahan
praktikum yang di bawa siswa (misalnya gabus, umbi
bawang merah, akar, batang, daun, kecambah, tulang, otak,
darah, dan sayap serangga).
Pernahkah Anda melihat sel-sel dari jaringan tumbuhan dan
hewan dengan menggunakan mikroskop?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan
bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja
praktikum yang benar, yaitu cara membuat preparat segar
sel-sel dari berbagai jaringan tumbuhan dan hewan, serta
cara mengamatinya dengan mikroskop.
 Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan
pengamatan sel-sel dari preparat segar hasil buatannya
dengan cermat dan teliti. Siswa menggambar objek hasil
pengamatan.

6
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan objek yang
diamatinya.
 Elaborasi: Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya
untuk mendiskusikan hasil pengamatannya, seperti
membandingkan sel hidup dengan sel mati dari gabus
tumbuhan, atau bentuk dan ukuran sel-sel tumbuhan
maupun sel-sel hewan.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi ciri-ciri sel-sel hidup
dari tumbuhan dan hewan.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
ciri-ciri sel hidup, perbedaan bentuk, ukuran, ciri-ciri sel-sel
tumbuhan dengan hewan berdasarkan hasil pengamatan.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang
bagaimana cara membuat preparat segar sel-sel dari jaringan
tumbuhan/hewan, perbedaan antara sel hidup dengan sel
mati; serta perbedaan bentuk, ukuran, dan ciri-ciri sel-sel
tumbuhan dengan hewan.
 Tindak lanjut: Penugasan membuat laporan tertulis
praktikum pengamatan sel.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Organel-organel yang
terdapat di dalam sel eukariotik.

3. Pertemuan ke-3
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang organel-
organel sel.
 Guru memotivasi: Menunjukkan bahwa sel melakukan
metabolisme atau bioproses, seperti respirasi, pencernaan
intrasel, sintesis protein, dan reproduksi sel. Mengapa sel
dapat melakukan metabolisme atau bioproses tersebut?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Eksplorasi: Siswa disuruh mengamati dan membandingkan
organel-organel sel pada gambar sel hewan maupun sel
tumbuhan.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya tentang
fungsi dari organel-organel sel.
 Elaborasi: Presentasi salah satu kelompok tentang organel
sel dan fungsinya dalam bioproses. Membuat tabel
perbedaan antara sel hewan dengan sel tumbuhan.
Kelompok lain menanggapi atau menanya.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat antar

7
siswa.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
fungsi masing-masing organel sel; perbedaan organel pada
sel hewan dengan sel tumbuhan.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang fungsi organel-organel sel dalam bioproses.
 Tindak lanjut: menjawab pertanyaan pada fitur buku paket
bab 1.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: diskusi kelas dan kuis
tentang mekanisme transpor melalui membran plasma.

4. Pertemuan ke-4
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang contoh-
contoh transpor zat melalui membran plasma.
 Guru memotivasi, menunjukkan contoh peristiwa transpor
zat keluar/masuk ke dalam sel, seperti pertukaran oksigen
dengan karbon dioksida, masuknya air ke dalam sel
tumbuhan pada potongan batang kangkung segar yang
direndam air.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
film video tentang transpor zat melalui membran.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya
berkaitan dengan film video transpor zat .
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang
mekanisme transpor zat melalui membran plasma baik
secara aktif maupun pasif.
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang transpor melalui membran.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
transpor zat melalui membran.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa

8
siswa tentang transpor zat melalui membran.
 Tindak lanjut: mengerjakan soal-soal latihan uji kompetensi
bab 1 (halaman 40 – 43).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: praktikum transpor zat
melalui membran difusi dan osmosis (halaman 35 – 37).

5. Pertemuan ke-5
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan bagaimana cara
membuktikan adanya transpor zat melalui membran secara
difusi dan osmosis.
 Memotivasi: Guru menanyakan bahan-bahan yang
dipersiapkan siswa untuk eksperimen difusi dan osmosis.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Siswa mengambil alat-alat dan menyiapkan bahan-bahan
praktikum.
 Siswa mempelajari literatur cara kerja praktikum difusi dan
osmosis.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu tentang cara membuktikan
transpor zat secara difusi dan osmosis.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja merangkai alat dan penggunaan bahan-bahan
praktikum.
 Eksplorasi: Setiap kelompok melakukan eksperimen difusi
dan osmosis, mencatat data percobaan, dan membuat
laporan sementara.
 Elaborasi: diskusi kelas membahas hasil percobaan.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
siswa dalam diskusi.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
 Siswa membersihkan dan mengembalikan peralatan
laboratorium setelah praktikum selesai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang mekanisme difusi dan osmosis.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan tentang perbedaan
mekanisme difusi dengan osmosis.
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk membuat
laporan resmi tertulis lengkap dengan jawaban pertanyaan
praktikum.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: praktikum plasmolisis
(halaman 37 – 38).

9
6. Pertemuan ke-6
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang pengertian
plasmolisis.
 Memotivasi:
Guru menanyakan bahan-bahan yang dipersiapkan siswa
untuk eksperimen plasmolisis.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 65
 Siswa menyiapkan alat dan bahan praktikum.
 Siswa mempelajari literatur cara kerja praktikum:
pengamatan fakta gejala plasmolisis.
 Siswa diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan
rasa ingin tahu tentang cara mengamati fakta gejala
plasmolisis.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja merangkai alat dan penggunaan bahan-bahan
praktikum.
 Eksplorasi: Setiap kelompok melakukan eksperimen
plasmolisis, mencatat data percobaan, dan membuat
laporan sementara.
 Siswa diberikan kesempatan menanya tentang peristiwa
plasmolisis yang diamati.
 Elaborasi: diskusi kelas membahas hasil percobaan.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
siswa dalam diskusi.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
 Siswa membersihkan dan mengembalikan peralatan
laboratorium setelah praktikum selesai.

3 Penutup 10
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang mekanisme terjadinya plasmolisis.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
eksperimen plasmolisis.
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk membuat
laporan resmi tertulis lengkap dengan jawaban pertanyaan
praktikum.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 2 Struktur dan
Fungsi Jaringan Tumbuhan.

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:

10
- Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga,
Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Pengetahuan
Alam (MIPA), Bab 1.
- Buku soal LPR (Lembar Pekerjaan Rumah) jilid 2 untuk kelas XI, Penyusun
Irnaningtyas, Penerbit Esis, Jakarta, tahun 2016, halaman 1 – 6).
- Campbell, Reece, Mitchell, 2002, Biology (terjemahan), Penerbit Erlangga
- Internet dan lingkungan sekitar.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar sel tumbuhan, sel hewan, organel-organel sel, tabel
perbedaan sel tumbuhan dengan sel hewan, transpor zat melalui membran plasma.
 Bahan praktikum: jaringan segar dari tumbuhan dan hewan, kentang/bengkoang,
daun Rhoeo discolor, gula, dan garam.

3. Alat:
-Komputer/LCD, VCD/CD player.
-Mikroskop, silet, kaca objek, kaca penutup, pipet tetes, osmometer, statif, gelas
beker, selaput selofan, cawan petri, pisau tumpul, dan kertas tisu.

H. Penilaian, Remidial, dan Pengayaan


1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Jelaskan perbedaan sel prokariotik dengan sel eukariotik.
 Jelaskan perbedaan plastida: leukoplas, kromoplas, dan kloroplas.
 Buatlah tabel perbedaan sel hewan dengan sel tumbuhan.
 Berikan contoh peristiwa difusi dan osmosis.
 Bagaimanakah mekanisme terjadinya plasmolisis?

2. Keterampilan:
 Praktik di laboratorium:
Pengamatan berbagai macam sel dari tumbuhan dan hewan.
Pengamatan fakta gejala difusi, osmosis, dan plasmolisis.

3. Sikap:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan praktikum di
laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK


Indikator :
Melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya terhadap sel hewan dan
sel tumbuhan, serta membandingkan hasilnya dengan gambar dari mikroskop elektron.

Aspek penilaian : Keterampilan


Judul kegiatan : Pengamatan sel dari jaringan tumbuhan dan hewan.
Tanggal Penilaian :
Kelas :
No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai
Siswa Persiapan alat Kesesuaian Kontribusi Laporan
dan bahan pelaksanaan dalam teman praktikum
dengan cara kerja kelompok (pengamatan
sel)
1
2
3

Indikator :
Melakukan percobaan proses difusi, osmosis, dan plasmolisis.
11
Aspek penilaian : Keterampilan
Judul kegiatan : Mengamati fakta gejala difusi, osmosis, dan plasmolisis.
Tanggal Penilaian :
Kelas :
No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai
Siswa Persiapan Kesesuaian Kontribusi Laporan
alat dan pelaksanaan dalam teman eksperimen
bahan dengan cara kelompok
kerja
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI


Indikator :
Menyajikan model/charta/gambar/ yang merepresentasikan pemahamannya tentang
struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.

Aspek penilaian : Keterampilan dan sikap


Judul kegiatan : Presentasi kelompok tentang struktur dan fungsi sel.
Tanggal Penilaian :
Kelas :
No Kelom Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai
pok Materi Kerja sama Keaktifan Keterampilan
presentasi dalam dalam
kelompok mengemukakan
pendapat
1
2
3

4. Sistem Remidial
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) kurang dari KKM diberikan
kesempatan untuk mengikuti pelajaran tambahan, belajar kelompok, tutor sebaya, dan
tes remidial sebanyak dua kali. Soal remidial dapat menggunakan soal yang sama atau
soal lainnya yang setara dengan soal UH. Pelaksanaan remidial dilakukan di luar jam
pelajaran.

5. Sistem Pengayaan
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) melebihi KKM akan diberi
pengayaan soal-soal dengan tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi.
Contoh soal pengayaan (sumber LPR 2, halaman 6):
Jelaskan cara membuktikan terjadinya osmosis dengan model percobaan sederhana.

Mengetahui, Semarapura, 1 Juli 2019


Kepala SMA N 2 Semarapura Guru Mapel Biologi

Drs. I Wayan Janiarta, M.Si Ruth May, S.Pd


NIP. 19661231 199103 1 105 NIP. 19920529 201903 2 020

12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMA NEGERI 2 SEMARAPURA
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Mata Pelajaran/KKM : Biologi / 75


Materi Pokok : Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Kelas/Semester : XI / 3
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Jumlah pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.3 Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi
organ pada tumbuhan.

4.3 Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan organ pada tumbuhan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.3.1 Menjelaskan ciri-ciri dan fungsi jaringan meristematis pada tumbuhan.
3.3.2 Membedakan ciri-ciri berbagai jenis jaringan permanen (jaringan dewasa).
3.3.3 Menjelaskan fungsi berbagai jenis jaringan permanen (jaringan dewasa).
3.3.4 Membandingkan struktur sel berbagai jaringan tumbuhan pada gambar.
3.3.5 Menentukan jenis-jenis jaringan penyusun organ vegetatif (akar, batang, daun) dan
organ generatif (bunga, buah, biji).
3.3.6 Menjelaskan perbedaan anatomi tumbuhan monokotil dengan dikotil.
3.3.7 Menjelaskan sifat totipotensi dan teknik kultur jaringan tumbuhan.
3.3.8 Mengemukakan keunggulan pembibitan tanaman dengan teknik kultur jaringan.

4.3.1 Mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun organ pada tumbuhan


monokotil maupun dikotil melalui pengamatan dengan menggunakan mikroskop.
4.3.2 Menseketsa gambar penampang melintang/membujur organ akar, batang, dan daun
dari hasil pengamatan mikroskopis.

C. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan:
1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri dan fungsi jaringan meristematis pada tumbuhan.
2. Siswa dapat membedakan ciri-ciri berbagai jenis jaringan permanen (jaringan
dewasa).
3. Siswa dapat menjelaskan fungsi berbagai jenis jaringan permanen (jaringan
dewasa).
4. Siswa dapat membandingkan struktur sel berbagai jaringan tumbuhan pada gambar.
5. Siswa dapat menentukan jenis-jenis jaringan penyusun organ vegetatif (akar,
batang, daun) dan organ generatif (bunga, buah, biji).
6. Siswa dapat menjelaskan perbedaan anatomi tumbuhan monokotil dengan dikotil.
7. Siswa dapat menjelaskan sifat totipotensi dan teknik kultur jaringan tumbuhan.
8. Siswa dapat mengemukakan keunggulan pembibitan tanaman dengan teknik kultur
jaringan.

Keterampilan:
1. Siswa dapat mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun organ pada
tumbuhan monokotil maupun dikotil melalui pengamatan dengan menggunakan
mikroskop.
2. Siswa dapat menseketsa gambar penampang melintang/membujur organ akar,
batang, dan daun dari hasil pengamatan mikroskopis.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Kemajuan di bidang bioteknologi saat ini, bahwa perkembangbiakan
tanaman bisa dilakukan dengan kultur jaringan yang memanfaatkan sifat totipotensi.

13
Perkembangbiakan tumbuhan dengan cara kultur jaringan

2. Materi Konsep
 Jenis jaringan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan aktivitas
pembelahan sel-sel selama masa pertumbuhan dan perkembangan, yaitu: jaringan
meristem (jaringan embrional) dan jaringan permanen (jaringan dewasa).
 Sifat jaringan meristem: sel-sel muda, aktif membelah, susunan rapat, dinding sel
tipis, banyak protoplasma, nukleus besar, vakuola kecil (tidak ada).
 Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem dikelompokkan menjadi 2
macam, yaitu: jaringan meristem primer dan meristem sekunder.
 Berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan, jaringan meristem dapat dibedakan 3
macam, yaitu: meristem apikal, meristem interkalar, dan meristem lateral.
 Sifat jaringan permanen: sel relatif besar, tidak aktif membelah, terdapat ruang
antar sel, dinding sel tebal, sedikit plasma sel, vakuola besar, terkadang selnya
mati.
 Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dibedakan 4 macam, yaitu: jaringan
pelindung (Epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan
jaringan pengangkut (vaskuler).
 Derivat epidermis, seperti stomata (mulut daun), trikomata (rambut-rambut),
emergensia, spinata (duri), sel kipas, sel kersik (silika), velamen, dan litokis.
 Jaringan sekretoris, antara lain: saluran getah, sel-sel resin dan minyak, sel-sel
lendir, sel-sel penyamak, dan sel-sel mirosin.
 Jaringan pengangkut: xilem dan floem.
 Organ pada tumbuhan dapat dibedakan organ vegetatif dan organ generatif. Organ
vegetatif, yaitu: akar, batang, dan daun. Sedangkan organ generatif, yaitu: bunga,
buah, dan biji.
 Perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan meliputi beberapa tahap, yaitu
pembuatan media, inisiasi, sterilisasi, multiplikasi, pengakaran, dan aklimatisasi.
 Keunggulan pembibitan dengan teknik kultur: bibit yang bersifat identik dengan
induknya, tidak membutuhkan tempat yang luas, kualitas dan kesehatan bibit lebih
terjamin, bibit seragam, lebih cepat tumbuh , pengadaan bibit tidak tergantung
musim.

3. Materi Prinsip
 Akar, batang, dan daun tersusun atas beberapa jenis jaringan yang berbeda-beda.

14
 Perbanyakan bibit tanaman dapat dilakukan dengan teknik kultur jaringan.

4. Materi Prosedural
 Pengamatan anatomi berbagai organ pada tumbuhan.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Praktikum
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang jaringan
tumbuhan dan fungsinya, misalnya xilem dan floem.
 Memotivasi: Guru menjelaskan manfaat mempelajari
jaringan tumbuhan, antara lain dapat meningkatkan
pemanfaatan tumbuhan dalam kehidupan dan
pengembangbiakan tanaman.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar tentang pengembangbiakan tanaman dengan metode
kultur jaringan.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya
berkaitan dengan gambar pengembangbiakan tanaman
dengan metode kultur jaringan. Siswa yang lainnya dapat
mencoba memberikan jawaban/hasil analisa sementara.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang jenis
jaringan pada tumbuhan dan fungsinya.
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang berbagai jenis jaringan pada tumbuhan.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang berbagai jenis jaringan pada tumbuhan.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan jenis
jaringan tumbuhan.
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk melakukan
tugas mandiri pada buku paket halaman 59, dan membuat
laporan tertulis.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Organ pada tumbuhan.

15
2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang
bermacam-macam organ pada tumbuhan.
 Memotivasi: Guru membawa dan menunjukkan akar,
batang, dan daun tumbuhan yang merupakan organ
tumbuhan.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati langsung berbagai
organ tumbuhan baik organ vegetatif (daun, batang, akar)
maupun organ generatif (bunga, buah, biji).
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya
berkaitan dengan organ-organ pada tumbuhan. Siswa yang
lainnya dapat mencoba memberikan jawaban/hasil analisa
sementara.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang struktur
berbagai organ tumbuhan baik organ vegetatif (daun,
batang, akar) maupun organ generatif (bunga, buah, biji).
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang struktur berbagai organ tumbuhan baik organ
vegetatif (daun, batang, akar) maupun organ generatif
(bunga, buah, biji).
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang struktur berbagai organ tumbuhan baik organ
vegetatif (daun, batang, akar) maupun organ generatif
(bunga, buah, biji).
 Refleksi: Memberikan pertanyaan tentang struktur berbagai
organ tumbuhan baik organ vegetatif (daun, batang, akar)
maupun organ generatif (bunga, buah, biji).
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk menjawab
soal kuis pada buku paket.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum tentang
pengamatan struktur jaringan pada tumbuhan.

3. Pertemuan ke-3
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)

16
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang struktur
akar, batang, dan daun.
 Memotivasi:
Guru menanyakan bahan-bahan yang dipersiapkan siswa
untuk praktikum pengamatan struktur jaringan pada
tumbuhan.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 65
 Siswa menyiapkan alat dan bahan praktikum.
Siswa mempelajari literatur cara kerja praktikum:
pengamatan struktur jaringan pada tumbuhan.
Siswa diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan
rasa ingin tahu tentang cara mengamati struktur jaringan
pada tumbuhan.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja merangkai alat dan penggunaan bahan-bahan
praktikum.
 Eksplorasi: Setiap kelompok melakukan pengamatan
struktur jaringan pada tumbuhan dan membuat gambar
hasil pengamatan.
 Siswa diberikan kesempatan menanya tentang perbedaan
struktur jaringan dari akar, batang, dan daun dari tumbuhan
monokotil dengan dikotil.
 Elaborasi: diskusi kelas membahas perbedaan struktur
jaringan dari akar, batang, dan daun dari tumbuhan
monokotil dengan dikotil.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
siswa dalam diskusi.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
 Siswa membersihkan dan mengembalikan peralatan
laboratorium setelah praktikum selesai.

3 Penutup 10
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang jenis jaringan penyusun akar, batang, dan daun.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
perbedaan struktur jaringan dari akar, batang, dan daun
tumbuhan monokotil dan dikotil.
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk membuat
laporan resmi tertulis lengkap dengan gambar dan jawaban
pertanyaan praktikum.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Sifat totipotensi dan
kultur jaringan.

4. Pertemuan ke-4
No Kegiatan Belajar

17
1 Pendahuluan
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang sifat
totipotensi sel tumbuhan sehingga dapat dilakukan kultur
jaringan.
 Guru memotivasi, menunjukkan kemampuan dari potongan
jaringan tanaman cocor bebek yang tumbuh menjadi
individu baru.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
film video tentang tahapan teknik kultur jaringan dalam
pengembangbiakan tanaman.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya
berkaitan dengan film video tentang tahapan teknik kultur
jaringan dalam pengembangbiakan tanaman.
 Eksplorasi: Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet untuk mempelajari jenis, teknik, dan
keunggulan kultur jaringan untuk pengembangbiakan bibit
tanaman.
 Elaborasi: Diskusi kelas membahas jenis, teknik, dan
keunggulan kultur jaringan dalam pengembangbiakan bibit
tanaman.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang jenis, teknik, dan keunggulan kultur jaringan dalam
pengembangbiakan bibit tanaman.
3 Penutup
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
jenis, teknik, dan keunggulan kultur jaringan dalam
pengembangbiakan bibit tanaman.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang jenis, teknik, dan keunggulan kultur jaringan
dalam pengembangbiakan bibit tanaman.
 Tindak lanjut: mengerjakan soal-soal latihan (uji kompetensi
bab 2).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 3 Struktur dan
Fungsi Jaringan Hewan.

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:
- Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit
Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), Bab 2.
- Buku soal LPR (Lembar Pekerjaan Rumah) jilid 2 untuk kelas XI, Penyusun
Irnaningtyas, Penerbit Esis, Jakarta, tahun 2016, halaman 7 – 12).
- Campbell, Reece, Mitchell, 2002, Biology (terjemahan), Penerbit Erlangga.
- Internet dan lingkungan sekitar.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar struktur jaringan tumbuhan.
 Bahan praktikum: akar, batang, daun tumbuhan monokotil dan dikotil.

18
3. Alat:
-Komputer/LCD, VCD/CD player.
-Mikroskop, silet, kaca objek, kaca penutup, pipet tetes, kertas tisu, kamera,
preparat kering (akar, batang, daun).

H. Penilaian, Remidial, dan Pengayaan


1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Sebutkan contoh derivat epidermis tumbuhan.
 Pada tanaman bunga mawar terdapat banyak duri tempel. Apakah manfaatnya
bagi tumbuhan itu sendiri?
 Apakah perbedaan anatomi batang tumbuhan monokotil dengan dikotil?
 Jelaskan keunggulan teknik kultur jaringan dalam pembibitan tanaman.
 Jelaskan 6 tahapan pada teknik kultur jaringan.

2. Keterampilan:
 Praktik di laboratorium: Pengamatan struktur jaringan pada tumbuhan.

3. Sikap:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan praktikum di
laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK


Indikator :
 Melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya tentang struktur
jaringan pada tumbuhan dan membandingkan anatomi organ tumbuhan monokotil
dengan dikotil.

Aspek penilaian : Keterampilan


Judul kegiatan : Pengamatan struktur jaringan pada tumbuhan
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Persiapan Kesesuaian Kontribusi Laporan
alat dan pelaksanaan dalam teman praktikum
bahan dengan cara kelompok (pengamatan
kerja struktur jaringan
tumbuhan)
1
2
3

4. Sistem Remidial
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) kurang dari KKM diberikan
kesempatan untuk mengikuti pelajaran tambahan, belajar kelompok, tutor sebaya, dan
tes remidial sebanyak dua kali. Soal remidial dapat menggunakan soal yang sama atau
soal lainnya yang setara dengan soal UH. Pelaksanaan remidial dilakukan di luar jam
pelajaran.

5. Sistem Pengayaan
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) melebihi KKM akan diberi
pengayaan soal-soal dengan tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi.
Contoh soal pengayaan (sumber LPR 2, halaman 10):
Berikan tanda (v) = jika ada, dan (-) = jika tidak ada, pada tabel jenis jaringan yang
terdapat pada organ tumbuhan berikut.
Jenis jaringan Organ tumbuhan
19
Daun jeruk Akar rumput Batang pinus
Epidermis
Floem
Xilem
Kambium
Parenkim
Kolenkim
Sklerenkim
Sekretori

Mengetahui, Semarapura, 1 Juli 2019


Kepala SMA N 2 Semarapura Guru Mapel Biologi

Drs. I Wayan Janiarta, M.Si Ruth May, S.Pd


NIP. 19661231 199103 1 105 NIP. 19920529 201903 2 020

20
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMA NEGERI 2 SEMARAPURA
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Mata Pelajaran/KKM : Biologi / 75


Materi Pokok : Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan
Kelas/Semester : XI / 3
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Jumlah pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.4 Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan hewan dengan fungsi organ
pada hewan.
4.4 Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan organ pada hewan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.4.1 Menganalisis berbagai bentuk dan struktur sel penyusun jaringan epitel.
3.4.2 Mendeskripsikan berbagai macam jaringan ikat dalam tubuh hewan/manusia.
3.4.3 Membedakan jaringan otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
3.4.4 Menjelaskan ciri-ciri jaringan saraf.
3.4.5 Mengaitkan struktur jaringan dengan letak dan fungsinya dalam tubuh
hewan/manusia.
3.4.6 Memerinci organ-organ penyusun sistem organ pada tubuh manusia.
3.4.7 Menjelaskan stem cell (sel punca).
3.4.8 Mengemukakan abnormalitas sel-sel pada penyakit tumor/kanker, dan
penyebabnya.

4.4.1 Mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun organ tubuh hewan melalui
pengamatan gambar.
4.4.2 Menseketsa gambar berbagai macam jaringan hewan dari hasil pengamatan
mikroskopis.
4.4.3 Melaporkan secara tertulis hasil pengamatan mikroskopis tentang struktur berbagai
jaringan pada hewan/manusia.

C. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan:
1. Siswa dapat menganalisis berbagai bentuk dan struktur sel penyusun jaringan epitel.
2. Siswa dapat mendeskripsikan berbagai macam jaringan ikat dalam tubuh
hewan/manusia.
3. Siswa dapat membedakan jaringan otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
4. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri jaringan saraf.
5. Siswa dapat mengaitkan struktur jaringan dengan letak dan fungsinya dalam tubuh
hewan/manusia.
6. Siswa dapat memerinci organ-organ penyusun sistem organ pada tubuh manusia.
7. Siswa dapat menjelaskan stem cell (sel punca).
8. Siswa dapat mengemukakan abnormalitas sel-sel pada penyakit tumor/kanker, dan
penyebabnya.

Keterampilan:
1. Siswa dapat mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun organ tubuh hewan
melalui pengamatan gambar.
2. Siswa dapat menseketsa gambar berbagai macam jaringan hewan dari hasil
pengamatan mikroskopis.
3. Siswa dapat melaporkan secara tertulis hasil pengamatan mikroskopis tentang struktur
berbagai jaringan pada hewan/manusia.

21
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Hewan merupakan organisme multiseluler (terdiri atas banyak sel). Sel-
sel tersebut membentuk jaringan, beberapa jaringan akan membentuk organ, dan
beberapa organ akan membentuk sistem organ.

Suatu organ terdiri atas jaringan, dan jaringan


terdiri atas sel-sel

2. Materi Konsep
 Jaringan tubuh hewan vertebrata dapat dibedakan menjadi empat jaringan dasar,
yaitu jaringan epitel, jaringan ikat (jaringan penyambung), jaringan otot, dan
jaringan saraf.
 Berdasarkan bentuk sel, jaringan epitel dapat dibedakan, yaitu jaringan epitel pipih
(gepeng), kubus, silindris, transisional, dan kelenjar.
 Jaringan ikat tersusun dari bahan intersel (matriks) dan sel-sel penyusun jaringan
ikat.
 Sel-sel yang terdapat pada jaringan ikat, yaitu fibroblas, makrofag (histiosit),
sel lemak (sel adiposa), Mast cell (sel tiang), sel plasma, sel pigmen, leukosit
(sel darah putih), dan sel mesenkim.
 Jaringan ikat dapat dibedakan tiga jenis, yaitu: jaringan ikat sejati, jaringan ikat
cair, dan jaringan ikat penyokong.
 Terdapat tiga macam jaringan otot, yaitu: otot polos, otot rangka (otot lurik),
dan otot jantung.
 Jaringan saraf tersusun oleh sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia).
 Organ merupakan sekumpulan beberapa macam jaringan yang melakukan
fungsi tertentu.
 Berdasarkan letaknya pada tubuh, organ dibedakan dua kelompok, yaitu organ
luar (misalnya: mata, telinga, mulut, hidung, kulit) dan organ dalam (misalnya:
paru-paru, jantung, lambung, usus, ginjal). Lambung merupakan contoh organ,
tersusun dari beberapa jaringan, yaitu: jaringan epitel, jaringan otot polos,
jaringan darah, jaringan saraf, jaringan ikat, dan jaringan limfe.
 Sistem organ merupakan gabungan dari beberapa organ yang melakukan fungsi
tertentu. Sistem organ pada tubuh manusia, yaitu sistem gerak, sistem sirkulasi
(sistem peredaran darah dan sistem limfatik), sistem pencernaan, sistem
pernapasan, sistem ekskresi, sistem koordinasi (sistem hormon, sistem saraf,
sistem indera), dan sistem reproduksi (sistem reproduksi pada laki-laki dan
sistem reproduksi pada wanita).
 Stem Cell (sel punca), adalah sel yang menjadi awal mula dari pertumbuhan sel
lain yang menyusun keseluruhan tubuh organisme.
 Berdasarkan tingkat maturasi, stem cell dibedakan dua jenis, yaitu stem cell
embrionik (embryonic stem cell) dan stem cell dewasa (adult stem cell).
 Stem cell dalam aplikasi klinis, dipercaya dapat menjadi solusi penyakit
degeneratif, yaitu kerusakan sel-sel dalam jaringan atau organ.

22
 Tumor adalah benjolan atau pembengkakan akibat pertumbuhan sel-sel
abnormal yang tumbuh tidak terkontrol.
 Berdasarkan pertumbuhannya, tumor dapat dibedakan dua jenis, yaitu tumor
ganas (malignant tumor) dan tumor jinak (benign tumor). Tumor yang bersifat
ganas disebut kanker.
 Faktor penyebab tumor/kanker, yaitu keturunan (genetik), lingkungan, makanan
yang mengandung bahan kimia, virus, infeksi, gangguan keseimbangan
hormonal, kejiwaan dan emosional, serta radikal bebas.

3. Materi Prinsip
 Tubuh manusia memiliki beberapa sistem organ. Sistem organ tersusun atas
beberapa macam organ, dan organ tersusun atas beberapa macam jaringan yang
berbeda-beda.

4. Materi Prosedural
 Pengamatan struktur jaringan pada hewan/manusia.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Praktikum
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang jenis
organ yang terdapat dalam tubuh manusia. ”Organ-organ
apakah yang terdapat dalam tubuh kita dan apakah
fungsinya masing-masing?”
 Memotivasi: Guru menjelaskan manfaat mempelajari
struktur dan fungsi jaringan hewan/manusia, antara lain
memahami struktur dan fungsinya sehingga senantiasa
menjaganya agar tetap sehat, misalnya jaringan tulang agar
tetap kuat dan tidak keropos.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar tentang organ tubuh seperti kulit, lambung yang
tersusun atas beberapa jaringan yang berbeda.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya
berkaitan dengan organ kulit atau lambung yang tersusun
atas beberapa jaringan yang berbeda.
 Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan
jawaban/hasil analisa sementara.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang berbagai
jenis jaringan pada hewan/manusia dan fungsinya.
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya

23
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang berbagai jenis jaringan pada hewan/manusia dan
fungsinya.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang berbagai jenis jaringan pada hewan/manusia dan
fungsinya.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
berbagai jenis jaringan pada hewan/manusia dan fungsinya.
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk melakukan
tugas mandiri pada buku paket halaman 115, dan membuat
laporan tertulis.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum struktur
jaringan pada hewan.

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang berbagai
macam jaringan hewan/ manusia.
 Memotivasi:
Guru menanyakan : Bagaimanakah struktur jaringan
hewan/manusia bila dilihat dengan mikroskop, apakah akan
terlihat sama dengan gambar pada buku literatur?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 65
 Siswa menyiapkan alat-alat praktikum.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum pengamatan
jaringan hewan/manusia.
 Siswa diberikan kesempatan menanya bila kurang paham
dengan cara kerja praktikum pengamatan jaringan
hewan/manusia.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja praktikum.
 Eksplorasi: Setiap kelompok melakukan pengamatan
struktur jaringan pada hewan/manusia dan membuat
gambar hasil pengamatan.
 Siswa diberikan kesempatan menanya tentang struktur
jaringan hewan/manusia yang diamatinya.
 Elaborasi: diskusi kelas membahas struktur jaringan
hewan/manusia dan jawaban pertanyaan praktikum.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
siswa dalam diskusi.

24
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
 Siswa membersihkan dan mengembalikan peralatan
laboratorium setelah praktikum selesai.

3 Penutup 10
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang jenis jaringan yang terdapat pada organ tertentu.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
perbedaan struktur berbagai jaringan hewan/manusia.
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk membuat
laporan resmi tertulis lengkap dengan gambar.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Organ-organ penyusun
sistem organ pada hewan/manusia.

3. Pertemuan ke-3
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang
bermacam-macam organ pada tubuh manusia.
 Memotivasi: Guru membawa torso tubuh manusia dan
menunjukkan organ-organ yang menyusun suatu sistem
organ tertentu.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati torso/ gambar/ film
video tentang berbagai organ yang menyusun sistem organ
tubuh manusia, seperti sistem pernapasan, sirkulari,
koordinasi, eksresi, reproduksi, dan sistem pertahanan
tubuh.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya
berkaitan dengan berbagai organ yang menyusun sistem
organ tubuh manusia.
 Eksplorasi: Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet untuk mempelajari organ-organ penyusun
sistem organ.
 Elaborasi: Diskusi kelas membahas organ yang menyusun
sistem organ tubuh manusia.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang berbagai organ yang menyusun sistem organ tubuh
manusia.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang berbagai organ yang menyusun sistem organ tubuh
manusia.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan jenis
organ yang menyusun sistem organ tertentu.

25
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk menjawab
soal kuis dan diskusi pada buku paket.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Sel Punca (Stem Cell),
Tumor dan Kanker.

4. Pertemuan ke-4
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang stem cell,
tumor dan kanker.
 Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat stem cell dalam
aplikasi klinis di masa depan.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 65
 Guru menayangkan gambar/film video tentang steem cell,
tumor dan kanker.
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar/film video tentang steem cell, tumor dan kanker.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya
berkaitan dengan gambar/film video tentang steem cell,
tumor dan kanker.
 Eksplorasi: Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet untuk mempelajari steem cell, tumor dan
kanker.
 Elaborasi: Diskusi kelas membahas karakteristik, jenis dan
manfaat steem cell dalam aplikasi klinis, perbedaan tumor
dengan kanker, dan faktor-faktor penyebab tumor/kanker.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang steem cell, tumor dan kanker.

3 Penutup 10
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang steem cell, tumor dan kanker.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan steem
cell, tumor dan kanker.
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan
soal-soal uji kompetensi struktur dan fungsi jaringan hewan
pada buku paket.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 4 Sistem Gerak.

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:
- Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit
Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), Bab 3.
- Buku soal LPR (Lembar Pekerjaan Rumah) jilid 2 untuk kelas XI, Penyusun
Irnaningtyas, Penerbit Esis, Jakarta, tahun 2016, halaman 13 – 20).
- Campbell, Reece, Mitchell, 2002, Biology (terjemahan), Penerbit Erlangga.

26
- Internet dan lingkungan sekitar.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar struktur dan fungsi jaringan hewan.
 Bahan praktikum: - .

3. Alat:
- Komputer/LCD, VCD/CD player.
- Mikroskop, kertas tisu, kamera, preparat kering (berbagai jaringan
hewan/manusia).

H. Penilaian, Remidial, dan Pengayaan


1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Di manakah dapat ditemukan jaringan darah?
 Sebutkan jenis jaringan yang terdapat pada usus halus.
 Sebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi.
 Apa yang dimaksud dengan stem cell?
 Jelaskan penyebab tumor/kanker.

2. Keterampilan:
 Praktik di laboratorium: Pengamatan struktur dan fungsi jaringan hewan.

3. Sikap:
 Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan
praktikum di laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator :
1. Mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun organ tubuh hewan melalui
pengamatan gambar.
2. Menseketsa gambar berbagai macam jaringan hewan dari hasil pengamatan
mikroskopis.
3. Melaporkan secara tertulis hasil pengamatan mikroskopis tentang struktur berbagai
jaringan pada hewan/manusia.

Aspek penilaian : Keterampilan


Judul kegiatan : Pengamatan struktur jaringan pada hewan.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Persiapan Kesesuaian Kontribusi Laporan
alat dan pelaksanaan dalam praktikum
bahan dengan cara teman (pengamatan
kerja kelompok struktur
jaringan pada
hewan)
1
2
3

4. Sistem Remidial
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) kurang dari KKM diberikan
kesempatan untuk mengikuti pelajaran tambahan, belajar kelompok, tutor sebaya, dan
tes remidial sebanyak dua kali. Soal remidial dapat menggunakan soal yang sama atau
27
soal lainnya yang setara dengan soal UH. Pelaksanaan remidial dilakukan di luar jam
pelajaran.

5. Sistem Pengayaan
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) melebihi KKM akan diberi
pengayaan soal-soal dengan tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi.

Contoh soal pengayaan (sumber LPR 2, halaman 16):


Isilah tabel perbedaan jenis sel-sel penyusun jaringan ikat.
Jenis sel Bentuk Nukleus Daya regenerasi Fungsi
(ada/tidak
ada)
Fibroblas
Mast cell (sel
tiang)
Sel lemak

Mengetahui, Semarapura, 1 Juli 2019


Kepala SMA N 2 Semarapura Guru Mapel Biologi

Drs. I Wayan Janiarta, M.Si Ruth May, S.Pd


NIP. 19661231 199103 1 105 NIP. 19920529 201903 2 020

28
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMA NEGERI 2 SEMARAPURA
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Mata Pelajaran/KKM : Biologi / 75


Materi Pokok : Sistem Gerak
Kelas/Semester : XI / 3
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Jumlah pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak
dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem
gerak manusia.

4.5 Menyajikan karya tentang pemanfaatan teknologi dalam mengatasi gangguan sistem
gerak melalui studi literatur.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.5.1 Menggolongkan bentuk-bentuk tulang penyusun rangka manusia dengan
menggunakan torso.
3.5.2 Menjelaskan fungsi rangka pada manusia.
3.5.3 Menjelaskan macam-macam tulang penyusun rangka tubuh.
3.5.4 Menghitung jumlah tulang penyusun bagian-bagian tubuh.
3.5.5 Membandingkan struktur tulang rawan dengan tulang keras.
3.5.6 Menganalisa struktur penyusun tulang berdasarkan hasil percobaan.
3.5.7 Menjelaskan anatomi tulang dengan menggunakan gambar.
3.5.8 Mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi).
3.5.9 Mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang dengan fakta-
fakta dalam kehidupan.
3.5.10 Menjelaskan mekanisme kerja otot.
3.5.11 Menganalisis jenis gerakan yang berfungsi dalam kegiatan sehari-hari.

4.5.1 Menggambar ilustrasi struktur tulang dan otot rangka.


4.5.2 Mendemonstrasikan berbagai gerakan persendian.
4.5.3 Mendemonstrasikan gerakan antagonis dan sinergis.
4.5.4 Menggunakan media presentasi untuk menyajikan data hasil analisis gangguan
sistem gerak.
4.5.5 Melakukan pengamatan struktur tulang keras.
4.5.6 Melakukan pengamatan kontraksi otot katak.

C. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan:
1. Siswa dapat menggolongkan bentuk-bentuk tulang penyusun rangka manusia dengan
menggunakan torso.
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi rangka pada manusia.
3. Siswa dapat menjelaskan macam-macam tulang penyusun rangka tubuh.
4. Siswa dapat menghitung jumlah tulang penyusun bagian-bagian tubuh.
5. Siswa dapat membandingkan struktur tulang rawan dengan tulang keras.
6. Siswa dapat menganalisa struktur penyusun tulang berdasarkan hasil percobaan.
7. Siswa dapat menjelaskan anatomi tulang dengan menggunakan gambar.
8. Siswa dapat mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi).

29
9. Siswa dapat mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang dengan
fakta-fakta dalam kehidupan.
10. Siswa dapat menjelaskan mekanisme kerja otot.
11. Siswa dapat menganalisis jenis gerakan yang berfungsi dalam kegiatan sehari-hari.

Keterampilan:
1. Siswa dapat menggambar ilustrasi struktur tulang dan otot rangka.
2. Siswa dapat mendemonstrasikan berbagai gerakan persendian.
3. Siswa dapat mendemonstrasikan gerakan antagonis dan sinergis.
4. Siswa dapat menggunakan media presentasi untuk menyajikan data hasil analisis
gangguan sistem gerak.
5. Siswa dapat melakukan pengamatan struktur tulang keras.
6. Siswa dapat melakukan pengamatan kontraksi otot katak.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Tulang dan otot rangka merupakan komponen dalam menunjang
terjadinya suatu pergerakan tubuh manusia. Namun tulang dan otot rangka bisa
mengalami gangguan, seperti patah tulang, otot kram dan terkilir. Kemajuan teknologi
telah mengatasi permasalahan gangguan sistem gerak, seperti kaki dan tangan bionik.

Tulang dan otot sebagai komponen penunjang gerakan tubuh

Tulang dan otot bisa mengalami gangguan

Kaki dan tangan bionik untuk mengatasi permasalahan gangguan sistem


gerak

2. Materi Konsep
 Rangka tubuh manusia dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu: rangka
aksial (rangka sumbu tubuh) dan rangka apendikuler (rangka pelengkap atau
anggota gerak tubuh).
 Rangka aksial berjumlah 80 tulang, meliputi tulang tengkorak, tulang telinga dalam
dan hioid, tulang belakang, tulang dada dan tulang rusuk (iga).

30
 Rangka apendikuler berjumlah 126 tulang, meliputi gelang bahu (pektoral),
anggota gerak atas (ekstremitas superior), gelang panggul (pelvis), dan anggota
gerak bawah (ekstremitas inferior).
 Struktur tulang terdiri dari lapisan-lapisan dari arah luar ke arah dalam, yaitu
periosteum, tulang kompak, tulang spongiosa, endosteum, dan sumsum tulang.
 Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang penyusun rangka tubuh dapat dibedakan
lima macam, yaitu: tulang pipa (tulang panjang), tulang pendek, tulang pipih,
tulang tidak beraturan (irreguler bones), dan tulang sesamoid.
 Proses pembentukan tulang disebut osifikasi. Ada dua cara pembentukan tulang,
yaitu osifikasi intramembranosa dan osifikasi endokondral (intrakartilago).
 Faktor pertumbuhan tulang: herediter (genetik), nutrisi, endokrin, dan persarafan.
 Komponen penunjang persendian, yaitu: ligamen, kapsul sendi, cairan sinovial,
tulang rawan hialin, dan bursa.
 Berdasarkan gerakannya, persendian dapat dibedakan tiga kelompok, yaitu: sendi
sinartrosis (sendi mati), sendi amfiartrosis, dan sendi diartrosis.
 Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang, dapat bergerak secara aktif
untuk menggerakkan tulang sehingga disebut alat gerak aktif.
 Apabila otot mendapat rangsangan, maka otot akan berkontraksi. Kontraksi otot
ditandai dengan memendeknya otot, otot menjadi menegang dan menggembung di
bagian tengah.
 Berdasarkan sifat kerjanya, otot dapat dibedakan dua jenis, yaitu: otot antagonis
dan otot sinergis.
 Gangguan sistem gerak dapat terjadi pada tulang, persendian, maupun otot.

3. Materi Prinsip
 Tulang dan otot menunjang terjadinya gerakan tubuh.
 Hubungan antar tulang membentuk suatu persendian yang akan menentukan model
gerakan.

4. Materi Prosedural
 Pengamatan struktur tulang dan kontraksi otot rangka katak.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman sekelompok)
 Diskusi kelas
 Praktikum
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
rangka tubuh manusia, misalnya fungsi rangka.
 Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat mempelajari
sistem gerak, antara lain agar dapat menjaga tulang dan otot
tetap sehat dan berfungsi dengan baik.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

31
2 Kegiatan inti 60
 Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya.
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar dan torso rangka tubuh manusia.
 Siswa melakukan pengamatan gambar atau torso (secara
cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu).
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu.
 Eksplorasi: Dengan menggunakan torso/gambar rangka
tubuh atau browsing di internet, siswa secara berkelompok
mempelajari nama-nama tulang, bentuk tulang, menghitung
jumlah tulang penyusun rangka tubuh manusia.
 Elaborasi: Diskusi kelas tentang nama-nama tulang, bentuk
tulang, menghitung jumlah tulang penyusun rangka tubuh
manusia.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi tentang nama-nama
tulang, bentuk tulang, menghitung jumlah tulang penyusun
rangka tubuh manusia. Menjelaskan alasan mengapa jumlah
tulang janin lebih banyak daripada manusia dewasa.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
rangka tubuh manusia.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan rangka
tubuh manusia.
 Tindak lanjut: Penugasan melakukan tugas mandiri halaman
155 buku paket.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum mengamati
struktur tulang keras.

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai
religius).
 Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang struktur
tulang.
 Memotivasi: Guru menanyakan persiapan bahan praktikum
yang di bawa siswa (tulang paha ayam segar). Guru
menanyakan mengapa tulang bisa patah? Apakah
berhubungan dengan strukturnya?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan

32
bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja
praktikum.
 Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan
pengamatan struktur tulang keras. Siswa membandingkan
keadaan tulang sebelum direndam HCl dengan keadaan
tulang setelah perendaman dengan HCl.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan objek yang
diamatinya.
 Elaborasi: Diskusi kelas hasil eksperimen dan pembahasan
soal-soal berkaitan dengan praktikum pengamatan struktur
tulang keras.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi alasan mengapa terjadi
perbedaan keadaan struktur antara tulang yang sudah
direndam HCl dengan sebelumnya.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
struktur tulang keras.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan struktur tulang.
 Tindak lanjut: Penugasan membuat laporan tertulis
praktikum pengamatan struktur tulang keras.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Persendian.

3. Pertemuan ke-3
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang apa yang
dimaksud dengan persendian.
 Guru memotivasi: Memperagakan suatu gerakan, misalnya
gerakan lengan ke segala arah. Mengapa gerakan tersebut
bisa terjadi?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4
orang).
 Eksplorasi: Siswa dalam kelompok mengamati gambar-
gambar persendian, sambil memperagakan model
persendian tersebut. Pembelajaran kooperatif (saling
mengajari antar teman sekelompok) tentang struktur dan
tipe persendian.
 Elaborasi: Diskusi kelas tentang tipe-tipe persendian yang

33
sulit diamati.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat tentang persendian.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
struktur dan tipe persendian.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang struktur dan tipe persendian.
 Tindak lanjut: menjawab pertanyaan pada fitur (kuis dan
diskusi) buku paket bab 4.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: presentasi tentang otot
rangka.

4. Pertemuan ke-4
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang otot
rangka, misalnya ciri-cirinya.
 Guru memotivasi: Guru memperagakan bagaimana otot
bekerja, misalnya dengan mengangkat lengan.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar perbandingan antara otot orang normal biasa dengan
otot binaraga.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: Mengapa binaraga bisa memiliki otot
yang besar dan kuat?
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang fungsi,
sifat, struktur otot rangka, mekanisme kerja otot, dan
hipotesis sliding filament.
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang fungsi, sifat, struktur otot rangka, mekanisme kerja
otot, dan hipotesis sliding filament.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang

34
otot rangka.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang otot rangka.
 Tindak lanjut: mengerjakan soal-soal latihan (uji
kompetensi bab 4) bagian soal pilihan ganda, ganda
bervariasi, dan hubungan sebab-akibat.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: praktikum pengamatan
kontraksi otot katak.

5. Pertemuan ke-5
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan bagaimana cara kerja
otot.
 Memotivasi: Guru menanyakan bahan-bahan yang
dipersiapkan siswa untuk eksperimen kontraksi otot katak.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Siswa mengambil alat-alat dan menyiapkan bahan-bahan
praktikum.
 Siswa mempelajari literatur cara kerja praktikum
pengamatan kontraksi otot katak.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya tentang
tata cara pengamatan kontraksi otot katak.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara
kerja merangkai alat.
 Eksplorasi: Setiap kelompok melakukan eksperimen
pengamatan kontraksi otot katak.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya tentang
hasil eksperimen kontraksi otot katak.
 Elaborasi: diskusi kelas membahas hasil percobaan dan
pertanyaan pada praktikum.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
siswa dalam diskusi.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
 Siswa membersihkan dan mengembalikan peralatan
laboratorium setelah praktikum selesai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
mekanisme kerja otot rangka.
 Refleksi: Memberikan beberapa pertanyaan berkaitan
dengan proses kontraksi otot katak.
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk membuat
laporan resmi tertulis.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Gangguan dan
Teknologi Sistem Gerak.

35
6. Pertemuan ke-6
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang gangguan
sistem gerak yang pernah dialami siswa atau keluarganya.
 Memotivasi:
Guru menanyakan bagaimana mengatasi gangguan sistem
gerak, misalnya kaki kram.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 65
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar bermacam-macam gangguan sistem gerak.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya
berkaitan dengan gambar bermacam-macam gangguan
sistem gerak.
 Eksplorasi: Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet untuk mempelajari bermacam-macam
gangguan sistem gerak dan teknologi sistem gerak.
 Elaborasi: Diskusi kelas membahas gangguan sistem gerak
dan teknologi sistem gerak.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang gangguan sistem gerak dan teknologi sistem gerak.
3 Penutup 10
 Resume: Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
tentang gangguan sistem gerak dan teknologi sistem gerak.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
gangguan sistem gerak dan teknologi sistem gerak.
 Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan
soal-soal latihan (uji kompetensi bab 4) bagian soal uraian.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 5 Sistem Sirkulasi.

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:
- Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga,
Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Pengetahuan
Alam (MIPA), Bab 4.
- Buku soal LPR (Lembar Pekerjaan Rumah) jilid 2 untuk kelas XI, Penyusun
Irnaningtyas, Penerbit Esis, Jakarta, tahun 2016, halaman 29 – 42).
- Campbell, Reece, Mitchell, 2002, Biology (terjemahan), Penerbit Erlangga.
- Internet dan lingkungan sekitar.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar sistem gerak.
 Bahan praktikum: tulang paha ayam dan otot paha katak segar, HCl 15%, larutan
ringer.

3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.

36
 Gelas beker, pinset, sarung tangan karet, statif 2 klem, cawan petri, papan dan pisau
bedah, benang, arus listrik, pipet tetes, stopwatch, dan kertas tisu.

H. Penilaian, Remidial, dan Pengayaan


1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Sebutkan contoh tulang pipa.
 Berapakah jumlah tulang rusuk?
 Apakah perbedaan proses osifikasi intramembran dengan endokondium?
 Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang.
 Sebutkan komponen penunjang persendian.
 Apa yang dimaksud gerak antagonis: ekstensi-fleksi, abduksi-adduksi, dan
depresi-elevasi.

2. Keterampilan:
 Praktik di laboratorium:
Pengamatan struktur tulang keras.
Pengamatan kontraksi otot.

3. Sikap:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan praktikum di
laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator :
 Melakukan pengamatan struktur tulang keras.
 Melakukan pengamatan kontraksi otot katak.

Aspek penilaian : Keterampilan


Judul kegiatan : Pengamatan struktur tulang keras dan kontraksi otot.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Persiapan Kesesuaian Kontribusi Laporan
alat dan pelaksanaan dalam teman praktikum
bahan dengan cara kelompok (pengamatan
kerja struktur tulang
keras dan
kontraksi otot)
1
2
3

4. Sistem Remidial
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) kurang dari KKM diberikan
kesempatan untuk mengikuti pelajaran tambahan, belajar kelompok, tutor sebaya, dan
tes remidial sebanyak dua kali. Soal remidial dapat menggunakan soal yang sama atau
soal lainnya yang setara dengan soal UH. Pelaksanaan remidial dilakukan di luar jam
pelajaran.

5. Sistem Pengayaan
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) melebihi KKM akan diberi
pengayaan soal-soal dengan tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi.
Contoh soal pengayaan (sumber LPR 2, halaman 32):
Perhatikan gambar berikut.
37
a. Apa perbedaan yang dapat Anda lihat dari gambar pelvis wanita dan pria tersebut?
b. Jelaskan mengapa terdapat perbedaan antara pelvis wanita dan pria.

Mengetahui, Semarapura, 1 Juli 2019


Kepala SMA N 2 Semarapura Guru Mapel Biologi

Drs. I Wayan Janiarta, M.Si Ruth May, S.Pd


NIP. 19661231 199103 1 105 NIP. 19920529 201903 2 020

38
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMA NEGERI 2 SEMARAPURA
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Mata Pelajaran/KKM : Biologi / 75


Materi Pokok : Sistem Sirkulasi
Kelas/Semester : XI / 3
Alokasi Waktu : 16 x 45 menit
Jumlah pertemuan : 8 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi dalam
kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem sirkulasi
manusia.

4.6 Menyajikan karya tulis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung, pembuluh
darah yang menyebabkan gangguan sistem sirkulasi manusia serta kaitannya dengan teknologi
melalui studi literatur.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.6.1 Menjelaskan fungsi sistem peredaran darah.
3.6.2 Menganalisa komponen penyusun darah.
3.6.3 Menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah dengan menggunakan skema.
3.6.4 Mengaitkan golongan darah dengan transfusi darah.
3.6.5 Menganalisa pengaruh faktor rhesus terhadap keselamatan janin dalam kandungan
ibu.
3.6.6 Menunjukkan bagian-bagian jantung pada gambar/torso anatomi jantung.
3.6.7 Membedakan pembuluh darah vena dengan arteri.
3.6.8 Membedakan sistem peredaran darah sistemik dengan sistem peredaran darah
pulmonalis.
3.6.9 Menjelaskan sistem peredaran darah pada janin.
3.6.10 Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi.
3.6.11 Menjelaskan fungsi sistem limfatik dalam sistem sirkulasi.
3.6.12 Mendeskripsikan organ-organ penyusun sistem limfatik.
3.6.13 Menjelaskan sirkulasi cairan limfe.
3.6.14 Mengaitkan teknologi sistem peredaran darah dengan jenis gangguan/kelainan
sistem peredaran darah.

4.6.1 Menggambar diagram sistem peredaran darah.


4.6.2 Menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem peredaran darah dari
browsing internet.
4.6.3 Melakukan praktik tes golongan darah.
4.6.4 Menghitung frekuensi denyut nadi.

C. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan:
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem peredaran darah.
2. Siswa dapat menganalisa komponen penyusun darah.
3. Siswa dapat menjelaskan mekanisme proses pembekuan darah dengan menggunakan
skema.
4. Siswa dapat mengaitkan golongan darah dengan transfusi darah.
5. Siswa dapat menganalisa pengaruh faktor rhesus terhadap keselamatan janin dalam
kandungan ibu.
6. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian jantung pada gambar anatomi jantung.
7. Siswa dapat membedakan pembuluh darah vena dengan arteri.

39
8. Siswa dapat membedakan sistem peredaran darah sistemik dengan sistem peredaran
darah pulmonalis.
9. Siswa dapat menjelaskan sistem peredaran darah pada janin.
10. Siswa dapat menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi.
11. Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem limfatik dalam sistem sirkulasi.
12. Siswa dapat mendeskripsikan organ-organ penyusun sistem limfatik.
13. Siswa dapat menjelaskan sirkulasi cairan limfe.
14. Siswa dapat mengaitkan teknologi sistem peredaran darah dengan jenis
gangguan/kelainan sistem peredaran darah.

Keterampilan:
1. Siswa dapat menggambar diagram sistem peredaran darah.
2. Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem peredaran darah
dari browsing internet.
3. Siswa dapat melakukan praktik tes golongan darah.
4. Siswa dapat menghitung frekuensi denyut nadi.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Zat-zat makanan, hasil dan sisa metabolisme, hormon, enzim, oksigen,
dan karbondioksida perlu diangkut dan diedarkan dari suatu organ ke organ lainnya
oleh suatu sistem transportasi (sistem sirkulasi). Namun terdapat banyak gangguan dan
penyakit yang berhubungan dengan sistem sirkulasi. Gangguan jantung sering
menyebabkan kematian, sehingga diperlukan teknologi untuk mengatasinya, seperti
pace maker, ekokardiograf, operasi bypass, dan lain-lainnya.

Jantung dan darah memiliki hubungan fungsional dalam sistem sirkulasi

Gangguan sistem sirkulasi

Teknologi sistem sirkulasi

40
2. Materi Konsep
 Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem peredaran darah tertutup
dan sistem peredaran darah ganda.
 Sistem peredaran darah terdiri dari: darah, jantung, pembuluh darah (arteri, kapiler,
vena).
 Komponen penyusun darah yaitu plasma darah, sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
 Penggolongan darah sistem ABO berdasarkan ada atau tidak adanya antigen
(aglutinogen) tipe A dan tipe B pada permukaan eritrosit, antibodi (aglutinin) tipe α
(anti-A) dan tipe β (anti-B) di dalam plasma darahnya.
 Penggolongan darah sistem rhesus berdasarkan ada atau tidak adanya aglutinogen
(antigen) RhD pada permukaan sel darah merah.

3. Materi Prinsip
 Jantung dan darah memiliki hubungan kerja fungsional.
 Sistem sirkulasi meliputi sistem peredaran darah dan sistem peredaran cairan limfe
(sistem limfatik).

4. Materi Prosedural
 Pengamatan jenis sel-sel darah.
 Tes golongan darah.
 Menghitung frekuensi denyut nadi.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman sekelompok)
 Diskusi kelas
 Praktikum
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian dan fungsi sistem sirkulasi pada manusia.
 Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat mempelajari
sistem sirkulasi, agar memahami fungsinya dan bisa
menjaga jantung sehingga tetap sehat dan dapat berfungsi
dengan baik.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

41
2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar/skema komponen darah (plasma, sel darah merah,
sel darah putih, keping darah).
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: Apa fungsi dari sel darah merah?
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang
komponen penyusun darah, kandungan plasma darah, sel
darah merah, sel darah putih, dan keping darah.
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang mekanisme pembekuan darah.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
darah manusia.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan darah
manusia.
 Tindak lanjut: Penugasan melakukan tugas mandiri buku
paket halaman 208.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum mengamati
jenis sel-sel darah.

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai
religius).
 Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang jenis sel-sel
darah.
 Memotivasi: Guru menanyakan kesiapan anak untuk
mengamati bentuk sel-sel darahnya sendiri dengan
menggunakan mikroskop cahaya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan
bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja
praktikum, dan menyampaikan pesan agar berhati-hati saat
menusuk ujung jari agar tetap steril.
 Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan
pengamatan bentuk sel-sel dan keping darah.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan objek yang

42
diamatinya.
 Elaborasi: Diskusi kelas hasil eksperimen dan pembahasan
soal-soal berkaitan dengan praktikum pengamatan darah.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat siswa tentang bentuk sel darah merah, sel darah
putih, dan keping darah.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
darah.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan darah.
 Tindak lanjut: Penugasan membuat laporan tertulis
praktikum pengamatan jenis sel-sel darah.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Golongan darah dan
transfusi darah.

3. Pertemuan ke-3
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang golongan
darah dan transfusi darah.
 Guru memotivasi: Menyampaikan manfaat golongan darah
dalam menangani suatu kasus kriminal.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Guru menunjukkan tabel golongan darah sistem ABO.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan objek yang
diamatinya.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang
golongan darah sistem ABO dan sistem Rhesus, transfusi
darah, dan pengaruh faktor Rhesus terhadap janin saat
kehamilan.
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang kesalahan dalam transfusi darah, peritiwa
eritroblastosis fetalis berkaitan dengan faktor Rhesus.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
golongan darah.

43
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang golongan darah.
 Tindak lanjut: menjawab pertanyaan pada fitur (kuis dan
diskusi) buku paket bab 5.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: praktikum tes golongan
darah.

4. Pertemuan ke-4
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai
religius).
 Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang golongan
darah sistem ABO.
 Memotivasi: Guru menanyakan kesiapan anak untuk
melakukan tes golongan darah sistem ABO dengan
darahnya sendiri.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan
bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja
praktikum, dan menyampaikan pesan agar berhati-hati saat
menusuk ujung jari agar tetap steril dan terjadi infeksi.
 Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan tes
golongan darah sistem ABO.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan tipe golongan
darahnya sendiri.
 Elaborasi: Diskusi kelas hasil eksperimen dan pembahasan
soal-soal berkaitan dengan tes golongan darah.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat siswa tentang hasil analisa tes golongan darah.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
kriteria tes golongan darah sistem ABO.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan tes golongan darah.
 Tindak lanjut: Penugasan membuat laporan tertulis
praktikum tes golongan darah sistem ABO.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Organ dan mekanisme
peredaran darah.

5. Pertemuan ke-5

44
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang organ-
organ peredaran darah.
 Guru memotivasi: Bagaimana mekanisme peredaran darah,
sehingga semua bagian tubuh mendapatkan suplai darah
yang mengandung nutrisi dan oksigen?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4
orang).
 Eksplorasi: Siswa dalam kelompok mengamati gambar/torso
organ peredaran darah (jantung dan pembuluh darah),
skema peredaran darah pulmonalis dan sistemik.
Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman
sekelompok) tentang mekanisme peredaran darah .
 Elaborasi: Diskusi kelas tentang organ dan mekanisme
peredaran darah.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat tentang organ dan mekanisme peredaran darah.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
organ dan mekanisme peredaran darah.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang organ dan mekanisme peredaran darah.
 Tindak lanjut: menjawab soal uji kompetensi Bab 5 bagian
pilihan ganda.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: praktikum frekuensi
denyut nadi.

6. Pertemuan ke-6
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai
religius).
 Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang frekuensi
denyut nadi normal.
 Memotivasi: Guru menanyakan apakah kondisi siswa
sehat? Menjelaskan bahwa kondisi kesehatan seseorang bisa
diketahui juga berdasarkan frekuensi denyut nadi.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

45
2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan
bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja
praktikum, dan menyampaikan pesan agar berhati-hati saat
menusuk ujung jari agar tetap steril dan terjadi infeksi.
 Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan
penghitungan frekuensi denyut nadi untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi.
 Elaborasi: Diskusi kelas hasil eksperimen dan pembahasan
soal-soal berkaitan dengan penghitungan frekuensi denyut
nadi dan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut
nadi.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat siswa tentang frekuensi denyut nadi dan faktor-
faktornya.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut
nadi.
 Tindak lanjut: Penugasan membuat laporan tertulis
praktikum praktikum frekuensi denyut nadi.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem Limfa.

7. Pertemuan ke-7
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang pergertian
sistem limfa.
 Guru memotivasi: Menyampaikan manfaat sistem limfa.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Guru menunjukkan gambar skema sistem limfa pada
manusia.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan objek yang
diamatinya. Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan
jawaban.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang sistem

46
limfa.
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang mekanisme sirkulasi cairan limfa.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
sistem limfa.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang sistem limfa.
 Tindak lanjut: menjawab soal uji kompetensi Bab 5 (bagian
pilihan ganda bervariasi dan hubungan sebab-akibat.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: gangguan dan teknologi
sistem peredaran darah.

8. Pertemuan ke-8
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang gangguan
sistem peredaran darah yang banyak diderita oleh
masyarakat saat ini.
 Guru memotivasi: Menanya, bagaimana mengatasi
gangguan sistem peredaran darah?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Guru menunjukkan gambar-gambar gangguan dan teknologi
sistem peredaran darah.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan gambar yang
diamatinya. Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan
jawaban.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang
gangguan dan teknologi sistem golongan darah.
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang perbedaan varises dengan ambien.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
gangguan dan teknologi sistem peredaran darah.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang gangguan dan teknologi sistem peredaran
darah.

47
 Tindak lanjut: menjawab soal uji kompetensi Bab 5 (bagian
uraian).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Pembahasan latihan
ulangan semester 1.
G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
1. Sumber belajar:
- Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit
Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), Bab 5.
- Buku soal LPR (Lembar Pekerjaan Rumah) jilid 2 untuk kelas XI, Penyusun
Irnaningtyas, Penerbit Esis, Jakarta, tahun 2016, halaman 43 – 54).
- Campbell, Reece, Mitchell, 2002, Biology (terjemahan), Penerbit Erlangga.
- Internet dan lingkungan sekitar.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar sistem sirkulasi.
 Bahan praktikum: Alkohol, HCl (larutan Hayem), kapas, kertas tisu, serum anti A,
anti B, anti AB, dan anti D (anti Rho).

3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Mikroskop, kaca objek, kaca penutup, tusuk gigi (pengaduk kecil), preparat awetan
apusan darah manusia, Stopwatch (arloji), dan blood lancet.
 Torso jantung dan bagan peredaran darah.

H. Penilaian, Remidial, dan Pengayaan


1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Apakah perbedaan sistem peredaran darah pulmonalis dengan sistemik?
 Tuliskan tabel perbedaan vena dengan arteri.
 Jelaskan kriteria tes golongan darah sistem ABO.
 Apa yang akan terjadi bila seorang ibu yang memiliki darah Rh- mengalami
kehamilan pertama dengan janin Rh+?
 Apa yang dimaksud dengan kelainan darah hemofilia dan siklemia?

2. Keterampilan:
 Praktik di laboratorium:
Pengamatan jenis sel-sel darah.
Tes golongan darah.
Menghitung frekuensi denyut nadi.

3. Sikap:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan
praktikum di laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator :
 Melakukan praktik tes golongan darah.
 Menghitung frekuensi denyut nadi.

Aspek penilaian : Keterampilan


Judul kegiatan : Tes golongan darah dan menghitung frekuensi denyut nadi.
Tanggal Penilaian :
Kelas :
48
No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai
Siswa Persiapan Kesesuaian Kontribusi Laporan
alat dan pelaksanaan dalam teman praktikum (tes
bahan dengan cara kelompok golongan darah
kerja dan menghitung
frekuensi denyut
nadi)
1
2
3

4. Sistem Remidial
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) kurang dari KKM diberikan
kesempatan untuk mengikuti pelajaran tambahan, belajar kelompok, tutor sebaya, dan
tes remidial sebanyak dua kali. Soal remidial dapat menggunakan soal yang sama atau
soal lainnya yang setara dengan soal UH. Pelaksanaan remidial dilakukan di luar jam
pelajaran.

5. Sistem Pengayaan
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) melebihi KKM akan diberi
pengayaan soal-soal dengan tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi.
Contoh soal pengayaan (sumber LPR 2, halaman 54):
Apakah peredaran darah janin sama dengan peredaran darah manusia dewasa? Jelaskan
jawaban Anda.

Mengetahui, Semarapura, 1 Juli 2019


Kepala SMA N 2 Semarapura Guru Mapel Biologi

Drs. I Wayan Janiarta, M.Si Ruth May, S.Pd


NIP. 19661231 199103 1 105 NIP. 19920529 201903 2 020

49
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMA NEGERI 2 SEMARAPURA
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Mata Pelajaran/KKM : Biologi / 75


Materi Pokok : Makanan dan Sistem Pencernaan Makanan
Kelas/Semester : XI / 4
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
Jumlah pertemuan : 6 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dalam
kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem
pencernaan manusia.

4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan
makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap individu serta teknologi pengolahan pangan
dan keamanan pangan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.7.1 Menjelaskan zat-zat makanan yang terkandung dalam bahan makanan dan
mengaitkannya dengan fungsinya bagi tubuh, akibat yang ditimbulkan bila
kelebihan atau kekurangan zat tersebut.
3.7.2 Menyebutkan contoh-contoh bahan makanan sebagai sumber zat-zat makanan yang
diperlukan tubuh.
3.7.3 Menjelaskan berbagai jenis zat aditif makanan beserta bahayanya bagi kesehatan
tubuh.
3.7.4 Mengumpulkan informasi tentang pola makan, menu seimbang, BMI, dan BMR.
3.7.5 Menyusun menu makanan seimbang untuk kategori aktivitas normal selama 3 hari
melalui kerja mandiri.
3.7.6 Merinci organ-organ penyusun sistem pencernaan makanan pada manusia.

4.7.1 Menjelaskan struktur sel, jaringan, dan organ penyusun sistem pencernaan
makanan dan mengaitkan dengan fungsinya.
4.7.2 Mengaitkan beberapa permasalahan tentang sistem pencernaan makanan dengan
konsep yang sudah dipelajarinya.
4.7.3 Menjelaskan cara menjaga kesehatan diri dengan prinsip-prinsip dalam perolehan
nutrisi dan energi melalui makanan dan kerja sistem pencernaan.
4.7.4 Membandingkan organ pencernaan makanan manusia dengan hewan ruminansia
menggunakan gambar/ charta.
4.7.5 Menggunakan torso untuk mengenali tempat kedudukan alat dan kelenjar
pencernaan serta fungsinya melalui kerja kelompok.

4.7.6 Melakukan praktik uji zat makanan terhadap berbagai jenis bahan makanan.
4.7.7 Melakukan percobaan proses pencernaan di mulut untuk mengetahui kerja
saliva/ludah.
4.7.8 Mengumpulkan data informasi kelainan-kelainan yang mungkin terjadi pada sistem
pencernaan manusia dari berbagai sumber sebagai tugas mandiri dan melaporkan
dalam bentuk tertulis.
4.7.9 Menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem pencernaan makanan pada
manusia dari browsing internet.

C. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan:
1. Siswa dapat menjelaskan zat-zat makanan yang terkandung dalam bahan makanan dan
mengaitkannya dengan fungsinya bagi tubuh, akibat yang ditimbulkan bila kelebihan
atau kekurangan zat tersebut.
50
2. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh bahan makanan sebagai sumber zat-zat
makanan yang diperlukan tubuh.
3. Siswa dapat menjelaskan berbagai jenis zat aditif makanan beserta bahayanya bagi
kesehatan tubuh.
4. Siswa dapat mengumpulkan informasi tentang pola makan, menu seimbang, BMI, dan
BMR.
5. Siswa dapat menyusun menu makanan seimbang untuk kategori aktivitas normal
selama 3 hari melalui kerja mandiri.
6. Siswa dapat merinci organ-organ penyusun sistem pencernaan makanan pada manusia.
7. Siswa dapat menjelaskan struktur sel, jaringan, dan organ penyusun sistem pencernaan
makanan dan mengaitkan dengan fungsinya.
8. Siswa dapat mengaitkan beberapa permasalahan tentang sistem pencernaan makanan
dengan konsep yang sudah dipelajarinya.
9. Siswa dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan diri dengan prinsip-prinsip dalam
perolehan nutrisi dan energi melalui makanan dan kerja sistem pencernaan.
10. Siswa dapat membandingkan organ pencernaan makanan manusia dengan hewan
ruminansia menggunakan gambar/ charta.
11. Siswa dapat menggunakan torso untuk mengenali tempat kedudukan alat dan kelenjar
pencernaan serta fungsinya melalui kerja kelompok.

Keterampilan:
 Siswa dapat melakukan praktik uji zat makanan terhadap berbagai jenis bahan
makanan.
 Siswa dapat melakukan percobaan proses pencernaan di mulut untuk mengetahui kerja
saliva/ludah.
 Siswa dapat mengumpulkan data informasi kelainan-kelainan yang mungkin terjadi
pada sistem pencernaan manusia dari berbagai sumber sebagai tugas mandiri dan
melaporkan dalam bentuk tertulis.
 Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem pencernaan
makanan pada manusia dari browsing internet.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Manusia termasuk organisme heterotrof yang memperoleh makanan
dari organisme lainnya baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Makanan
tersebut oleh tubuh akan dicerna terlebih dahulu hingga zat-zat yang terkandung dalam
bahan makanan tersebut dapat diserap oleh tubuh untuk dipergunakan dalam menjaga
kelangsungan hidup. Kebiasaan dan pola mengonsumsi makanan yang salah atau tidak
seimbang menyebabkan gangguan kesehatan.

Makanan diperlukan oleh tubuh untuk menjaga kelangsungan hidup

Kebiasaan dan pola mengonsumsi makanan yang salah atau tidak


seimbang menyebabkan gangguan kesehatan

51
2. Materi Konsep
 Syarat makanan yang baik dan menyehatkan: mudah dicerna, higienis,
mengandung zat gizi (nutrisi) dan kalori dengan jumlah yang mencukupi kebutuhan
tubuh.
 Fungsi utama makanan: sumber energi (zat pembakar), pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun), mengatur proses tubuh (zat
pengatur), pelindung tubuh terhadap lingkungan dan bibit penyakit.
 Makanan bergizi: mengandung karbohidrat, protein, lemak (lipid), vitamin, dan
mineral dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tubuh.
 Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri atas karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O). Rumus umum karbohidrat CnH2nOn.
 Lipid tersusun atas atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Lemak/minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak.
 Protein merupakan makromolekul yang terdiri atas rantai-rantai panjang asam
amino yang terikat satu sama lainnya dalam ikatan peptida. Tersusun dari atom
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N).
 Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks yang terdiri atas B1
(tiamin), B2 (riboflafin), B3 (niasin), B5 (asam pantotenat), B6 (piridoksin), B11
(asam folat), B12 (sianokobalamin), vitamin H (biotin), dan vitamin C (asam
askorbat).
 Vitamin yang larut dalam lemak atau minyak, yaitu vitamin A (retinol), D
(kalsiferol), E (tokoferol), dan K (anti dikumrol/menadion).
 Mineral makro, diperlukan tubuh dalam jumlah banyak, contohnya Na, Cl, K, Ca,
P, Mg, dan S.
 Mineral mikro, diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit, contohnya Fe, Zn, I, Se,
Mn, F, Cu, Cr, Mo, Co.
 Fungsi air bagi tubuh, yaitu pelarut dan pengangkut, katalisator, pelumas, pengatur,
pelindung, dan pembangun.
 Zat aditif makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan pada waktu
proses pengolahan makanan.
 Angka metabolisme basal (AMB) dipengaruhi oleh faktor: jenis kelamin, umur,
ukuran tubuh, komposisi tubuh , tingkat kesehatan, suhu lingkungan, suhu tubuh,
istirahat, sekresi hormon, status gizi, merokok, keadaan hamil/menyusui.
 Pola menu 4 sehat 5 sempurna: makanan pokok, lauk, sayur, buah, dan susu.
 Sistem pencernaan manusia: saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan: mulut (kavum oris), tekak (faring), kerongkongan (esofagus), lambung
(ventrikulus), usus halus (duodenum, jejenum, ileum, usus besar (kolon), rektum,
dan anus. Kelenjar pencernaan: kelenjar ludah (salivari), lambung, pankreas, dan
hati (hepar).
 Gangguan pencernaan: sariawan (stomatitis aftosa), muntah (emesis/vomitus),
konstipasi (sembelit), obstipasi (konstipasi parah), maag (tukak lambung/gastritis),
diare, flatus, apendisitis, malnutrisi, malabsorpsi, parositis (gondongan/mumps),
peritonitis, kolik, ulkus peptikum, gastroenteritis (flu perut), xerostomia, karies
gigi, dan hepatitis.
 Teknologi pencernaan: feeding tube, stomach tube, rectal tube, dan endoskop.

3. Materi Prinsip

52
 Makanan diperlukan tubuh untuk menjaga kelangsungan hidup sebagai penghasil
energi (zat pembakar), pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat
pembangun), mengatur proses tubuh (zat pengatur), pelindung tubuh terhadap
lingkungan dan bibit penyakit.

4. Materi Prosedural
 Uji zat makanan.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman sekelompok)
 Diskusi kelas
 Praktikum
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian ilmu gizi.
 Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat mempelajari
materi tentang makanan dan sistem pencernaan makanan
sehingga dapat hidup sehat.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar berbagai jenis bahan makanan.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: Zat makanan yang terkandung dalam
bahan makanan tersebut dan apa fungsinya.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang
makanan dan zat makanan.
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang zat aditif makanan yang aman atau yang
berbahaya bagi tubuh.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
makanan dan zat makanan.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
makanan dan zat makanan.
 Tindak lanjut: Penugasan mencari informasi untuk
menjawab permasalahan diskusi halaman 259 tentang
bahaya wadah makanan dari bahan styrofoam dan plastik.

53
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum uji zat
makanan (halaman 255 – 256).

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai
religius).
 Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang zat-zat
makanan yang terkandung dalam suatu bahan makanan.
 Memotivasi: Guru menanyakan kesiapan anak untuk
melakukan uji zat makanan terhadap bahan makanan yang
dibawanya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan
bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja
praktikum, dan menyampaikan hati-hati bila memanaskan.
 Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan uji zat
makanan terhadap berbagai jenis bahan makanan yang
dibawanya dari rumah.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan hasil praktikum
uji zat makanan.
 Elaborasi: Diskusi kelas hasil eksperimen dan pembahasan
soal-soal berkaitan dengan uji zat makanan.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat siswa tentang hasil analisis uji zat makanan,
misalnya tentang perubahan warna bahan makanan setelah
diteteskan reagen.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
uji zat makanan.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan uji zat makanan.
 Tindak lanjut: Penugasan membuat laporan tertulis
praktikum uji zat makanan.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Kebutuhan dan
Keseimbangan energi (halaman 259 – 264).

3. Pertemuan ke-3
No Kegiatan Belajar Waktu

54
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi.
 Guru memotivasi: Menanyakan kepada siswa bagaimana
menyusun menu makanan seimbang.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4
orang).
 Eksplorasi: Siswa dalam kelompok mempelajari rumus
untuk menghitung angka metabolisme basal (AMB) atau
BMR (basal metabolism rate). Pembelajaran kooperatif
(saling mengajari antar teman sekelompok) tentang cara
menghitung AMB atau BMR. Kelompok disuruh menyusun
menu makanan per hari untuk jangka waktu 1 minggu.
 Elaborasi: Diskusi kelas tentang cara menghitung AMB dan
BMR. Guru memberikan contoh soal untuk dikerjakan oleh
siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal-
soal tersebut di papan tulis. Siswa perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil penyusunan menu makanan per hari
untuk jangka waktu 1 minggu.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
angka hasil penghitungan AMB dan BMR dengan rumus.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
struktur dan tipe persendian.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang kebutuhan dan keseimbangan energi.
 Tindak lanjut: menjawab pertanyaan pada fitur tugas
mandiri, buku paket bab 6 halaman 264.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem pencernaan pada
manusia (halaman 264 – 273).

4. Pertemuan ke-4
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
organ-organ yang menyusun sistem pencernaan makanan.
 Memotivasi: Guru menanyakan bagaimana proses
pencernaan yang terjadi pada setiap organ atau saluran

55
pencernaan hingga zat makanan dapat diserap oleh tubuh.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati torso atau gambar
sistem pencernaan makanan.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: nama dan fungsi masing-masing organ
sistem pencernaan makanan.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang sistem
pencernaan makanan.
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang pencernaan secara enzimatis yang terjadi
pada organ pencernaan tertentu.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
sistem pencernaan makanan pada manusia.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem
pencernaan makanan pada manusia.
 Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur
buku paket diskusi (halaman 268).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Gangguan dan teknologi
sistem pencernaan makanan (halaman 273 – 275).

5. Pertemuan ke-5
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang gangguan
sistem pencernaan makanan.
 Guru memotivasi: Menanyakan bagaimana cara mengatasi
gangguan sistem pencernaan makanan, misalnya sembelit.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4
orang).
 Eksplorasi: Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet untuk mempelajari gangguan sistem
pencernaan makanan dan teknologinya.
 Elaborasi: Salah satu kelompok disuruh mempresentasikan
hasil studi literatur. Kelompok lainnya menanggapi,
menanya atau menambahkan pembahasan tentang gangguan
sistem pencernaan makanan dan teknologinya.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang gangguan sistem pencernaan makanan dan
teknologinya.
3 Penutup 15

56
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
gangguan sistem pencernaan makanan dan teknologinya.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang gangguan dan teknologi sistem pencernaan
makanan.
 Tindak lanjut: menjawab soal uji kompetensi Bab 6 bagian
pilihan ganda, pilihan ganda bervariasi, hubungan sebab-
akibat (halaman 280 – 285).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem pencernaan
makanan pada hewan ruminansia (halaman 276 – 278).

6. Pertemuan ke-6
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang kebiasaan
hewan ruminansia sering menggerakkan mulutnya untuk
mengunyah makananan pada saat santai di kandang.
 Memotivasi: Guru menanyakan mengapa feses hewan
ruminansia sering dipergunakan sebagai penghasil biogas.
Apakah berhubungan dengan proses pencernaannya?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar sistem
pencernaan makanan pada hewan ruminansia.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: urutan saluran pencernaan mulai dari
mulut hingga anus.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang sistem
pencernaan makanan pada hewan ruminansia.
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang pencernaan secara mekanis dan enzimatis
yang terjadi pada organ pencernaan tertentu.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia.
 Tindak lanjut: Penugasan menjawab soal uji kompetensi
Bab 6 bagian uraian (halaman 285).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem pernapasan
(halaman 286).

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:

57
- Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit
Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), Bab 6.
- Buku soal LPR (Lembar Pekerjaan Rumah) jilid 2 untuk kelas XI, Penyusun
Irnaningtyas, Penerbit Esis, Jakarta, tahun 2016, halaman 63 – 76).
- Campbell, Reece, Mitchell, 2002, Biology (terjemahan), Penerbit Erlangga.
- Internet dan lingkungan sekitar.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar makanan dan sistem pencernaan makanan.
 Bahan praktikum: berbagai jenis bahan makanan yang diuji kandungan zatnya,
reagen lugol, Biuret, Fehling A dan B atau Benedict.

3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Rak tabung reaksi, plat tetes, gelas beker 500 ml, tabung reaksi, blender
(lumpang dan alu), pipet tetes, spatula/sendok kecil, kaki tiga, kasa asbes,
pembakar spirtus (bunsen), penjepit tabung reaksi, kertas, korek api, potongan
lidi 3 cm (tusuk gigi), kertas tisu, kertas minyak.

H. Penilaian, Remidial, dan Pengayaan


1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Jelaskan fungsi zat makanan protein bagi tubuh.
 Berapakah BB ideal seorang siswa yang memiliki tinggi badan 165 cm?
 Apa yang dimaksud pola menu 4 sehat 5 sempurna?
 Sebutkan urutan saluran pencernaan pada manusia mulai dari mulut hingga
anus.
 Tuliskan rumus jumlah gigi primer pada manusia.

2. Keterampilan:
Praktik di laboratorium:
 Uji zat makanan.

3. Sikap:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan
praktikum di laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator :
 Melakukan praktik uji zat makanan terhadap berbagai jenis bahan makanan.
 Melakukan percobaan proses pencernaan di mulut untuk mengetahui kerja saliva/ludah.

Aspek penilaian : Keterampilan


Judul kegiatan : Uji zat makanan.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Persiapan Kesesuaian Kontribusi Laporan
alat dan pelaksanaan dalam teman praktikum (uji
bahan dengan cara kelompok zat makanan)
kerja
1

58
2
3

4. Sistem Remidial
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) kurang dari KKM diberikan
kesempatan untuk mengikuti pelajaran tambahan, belajar kelompok, tutor sebaya, dan
tes remidial sebanyak dua kali. Soal remidial dapat menggunakan soal yang sama atau
soal lainnya yang setara dengan soal UH. Pelaksanaan remidial dilakukan di luar jam
pelajaran.

5. Sistem Pengayaan
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) melebihi KKM akan diberi
pengayaan soal-soal dengan tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi.
Contoh soal pengayaan (sumber LPR 2, halaman 74):
Seorang pasien mengalami gejala sakit dan perih pada lambungnya. Dokter
menyarankan agar pasien tersebut tidak memakan makanan yang asam dan pedas.
a. Penyakit apa yang diderita oleh pasien tersebut?
b. Mengapa dokter melarangnya untuk mengonsumsi makanan yang asam dan pedas?
Jelaskan alasan jawaban Anda.

Mengetahui, Semarapura, 1 Juli 2019


Kepala SMA N 2 Semarapura Guru Mapel Biologi

Drs. I Wayan Janiarta, M.Si Ruth May, S.Pd


NIP. 19661231 199103 1 105 NIP. 19920529 201903 2 020

59
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMA NEGERI 2 SEMARAPURA
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Mata Pelajaran/KKM : Biologi / 75


Materi Pokok : Sistem Pernapasan
Kelas/Semester : XI / 4
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Jumlah pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi
dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem
respirasi manusia.

4.8 Menyajikan hasil analisis pengaruh pencemaran udara terhadap kelainan pada struktur dan
fungsi organ pernapasan manusia berdasarkan studi literatur

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.8.1 Menjelaskan fungsi sistem pernapasan pada manusia.
3.8.2 Merinci organ-organ penyusun sistem pernapasan.
3.8.3 Menunjukkan bagian-bagian sistem pernapasan pada gambar.
3.8.4 Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan.
3.8.5 Menjelaskan diagram pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada alveolus dan
sel-sel jaringan tubuh.
3.8.6 Menjelaskan reaksi pengikatan oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
3.8.7 Menjelaskan bahaya rokok bagi kesehatan.
3.8.8 Menganalisa dampak pencemaran udara terhadap kesehatan sistem pernapasan.
3.8.9 Mendeskripsikan teknologi sistem pernapasan.
3.8.10 Mendemonstrasikan fase inspirasi dan ekspirasi pada mekanisme pernapasan.
3.8.11 Membedakan sistem pernapasan pada serangga, burung, dan manusia.
3.8.12 Membedakan sistem pernapasan pada serangga, burung, dan manusia
4.8.1 Melakukan percobaan untuk mengukur udara pernapasan dengan menggunakan
respirometer.
4.8.2 Menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem pernapasan melalui media
presentasi.
4.8.3 Mendemontrasikan peralatan simulasi bahaya rokok terhadap sistem pernapasan.
4.8.4 Melakukan pengamatan/kajian peristiwa di masyarakat tentang dampak
pencemaran udara dan kebiasaan merokok terhadap kesehatan tubuh terutama
sistem pernapasan.

C. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan:
1. Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem pernapasan pada manusia.
2. Siswa dapat merinci organ-organ penyusun sistem pernapasan.
3. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian sistem pernapasan pada gambar.
4. Siswa dapat menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan.
5. Siswa dapat menjelaskan diagram pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada
alveolus dan sel-sel jaringan tubuh.
6. Siswa dapat menjelaskan reaksi pengikatan oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
7. Siswa dapat menjelaskan bahaya rokok bagi kesehatan.
8. Siswa dapat menganalisa dampak pencemaran udara terhadap kesehatan sistem
pernapasan.
9. Siswa dapat mendeskripsikan teknologi sistem pernapasan.

60
10. Siswa dapat mendemonstrasikan fase inspirasi dan ekspirasi pada mekanisme
pernapasan.
11. Siswa dapat membedakan sistem pernapasan pada serangga, burung, dan manusia.

Keterampilan:
1. Siswa dapat melakukan eksperimen untuk menghitung kapasitas vital paru-paru dan
frekuensi pernapasan.
2. Siswa dapat melakukan percobaan untuk mengukur udara pernapasan dengan
menggunakan respirometer.
3. Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem pernapasan
melalui media presentasi.
4. Siswa dapat membuktikan bahaya rokok terhadap sistem pernapasan melalui simulasi
dengan menggunakan rangkaian alat.
5. Siswa dapat melakukan pengamatan/kajian peristiwa di masyarakat tentang dampak
pencemaran udara dan kebiasaan merokok terhadap kesehatan tubuh terutama sistem
pernapasan.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan pernapasan.
Pernapasan pada manusia dilakukan oleh sistem pernapasan yang terdiri atas saluran
dan organ pernapasan, serta pompa ventilasi paru-paru. Mikroorganisme patogen,
udara terpolusi, dan kebiasaan merokok dapat mengganggu kesehatan terutama pada
organ atau saluran pernapasan. Untuk mengatasi gangguan pernapasan, saat ini telah
banyak dikembangkan teknologi berkaitan dengan sistem pernapasan.

Organ dan saluran pernapasan

Kebiasaan merokok dapat menyebabkan gangguan/penyakit terutama


pada organ dan saluran pernapasan

Teknologi sistem pernapasan

61
Terapi oksigen hiperbarik Pulmotor
Trakeostomi

2. Materi Konsep
 Sistem pernapasan terdiri dari saluran dan organ pernapasan (hidung, laring ,
trakea, bronkus, paru-paru) dan pompa ventilasi paru-paru (dinding dada, otot
pernapasan, saraf medula oblongata, pons varoli di otak, serabut aferen nervus
vagus dari reseptor organ pernapasan).
 Mekanisme pernapasan dilakukan oleh kerja otot utama (otot interkostalis
eksternal, otot diafragma) dan otot-otot tambahan/otot asesoris (otot interkostalis
internal, otot sternokleidomastoideus, otot skalenus, otot pektoralis mayor, otot
serratus anterior).
 Mekanisme pernapasan yang dilakukan oleh otot interkostalis (otot antar tulang
rusuk) disebut pernapasan dada. Sedangkan mekanisme pernapasan yang dilakukan
oleh otot diafragma disebut pernapasan perut.
 Dalam satu siklus pernapasan terjadi satu kali menghirup udara (inspirasi) dan satu
kali menghembuskan udara (ekspirasi). Inspirasi merupakan proses aktif ,
dilakukan oleh kerja otot interkostalis dan diafragma. Ekspirasi merupakan proses
pasif , tidak memerlukan kontraksi otot.
 Faktor frekuensi pernapasan: jenis kelamin, umur, suhu tubuh, posisi dan aktifitas
tubuh, emosi, rasa sakit, ketakutan, status kesehatan, dan ketinggian tempat.
 Asap rokok mengandung kurang lebih 4.000 bahan kimia yang 200 jenis
diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh.
Zat kandungan rokok yang sangat berbahaya, antara lain nikotin, tar, dan karbon
monoksida.
 Gangguan sistem pernapasan, antara lain tuberkulosis (TBC), faringitis, difteri,
pneumonia, kanker paru-paru (karsinoma pulmonar), hiperkapnia, hipoksemia,
sianosis, asfiksia, asfiksia neonatorum, penyakit pulmonar obstruktif menahun
(asma, bronkitis, emfisema), dispnea (sesak napas), apnea tidur, sindrom kematian
bayi mendadak, influenza, para influenza (sindrom batuk pilek), flu burung, SARS.
 Teknologi sistem pernapasan, antara lain trakeostomi, pulmotor, terapi oksigen, dan
terapi oksigen hiperbarik.
 Serangga bernapas dengan menggunakan sistem trakea.
 Sistem pernapasan burung terdiri atas lubang hidung luar, rongga hidung bagian
dalam, celah tekak, trakea, siring, paru-paru, dan kantong udara (sakus
pneumatikus).

3. Materi Prinsip
 Agar tetap hidup, manusia harus bernapas. Untuk menjaga kesehatan sistem
pernapasan, maka perlu menghirup udara segar atau tidak terpolusi dan tidak
merokok.

4. Materi Prosedural
 Menghitung kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan.
 Mengukur udara pernapasan hewan.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Praktikum

62
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian pernapasan dan organ-organ pernapasan.
 Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat mempelajari
materi tentang sistem pernapasan pada manusia, agar tetap
hidup dengan sehat.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar saluran dan organ pernapasan.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: bagaimana mekanisme pernapasan
sehingga udara dari luar bisa masuk ke dalam paru-paru.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang alat
pernapasan, mekanisme pernapasan, transpor dan pertukaran
gas (halaman 289 – 298).
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang mekanisme inspirasi dan ekspirasi.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
alat pernapasan, mekanisme pernapasan, transpor dan
pertukaran gas.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan alat
pernapasan, mekanisme pernapasan, transpor dan pertukaran
gas.
 Tindak lanjut: Penugasan melakukan tugas mandiri
(halaman 298).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum menghitung
kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan (halaman
300 – 301).

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.

63
 Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai
religius).
 Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang kisaran
jumlah volume udara pernapasan dan frekuensi pernapasan .
 Memotivasi: Guru menanyakan kesiapan anak untuk
menghitung kapasitas vital paru-paru milik sendiri dan
frekuensi pernapasan yang dilakukannya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan
bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja
praktikum, dan menyampaikan hati-hati jangan sampai air
mentah di dalam bak terminum.
 Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan
praktikum menghitung kapasitas vital paru-paru dan
frekuensi pernapasan.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan hasil praktikum
volume kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan
yang berbeda-beda antar siswa.
 Elaborasi: Diskusi kelas hasil eksperimen dan pembahasan
soal-soal berkaitan dengan volume kapasitas vital paru-paru
dan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat siswa tentang faktor yang mempengaruhi
frekuensi pernapasan.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
volume kapasitas vital paru-paru dan faktor-faktor yang
mempengaruhi frekuensi pernapasan.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan volume kapasitas vital paru-paru dan faktor-faktor
yang mempengaruhi frekuensi pernapasan.
 Tindak lanjut: Penugasan membuat laporan tertulis
praktikum menghitung kapasitas vital paru-paru dan faktor-
faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: praktikum mengukur
udara pernapasan hewan (halaman 302 – 303).

3. Pertemuan ke-3
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai

64
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang pernapasan
hewan. Apakah volume udara pernapasan hewan (misalnya
belalang) sama dengan pada manusia?
 Guru memotivasi: Menanyakan kepada siswa, apakah
volume udara pernapasan pada hewan belalang dipengaruhi
oleh berat tubuhnya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan
bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja
praktikum, dan menyampaikan hati-hati memasukkan
hewan serangga ke dalam alat respirometer agar tidak mati
dan tidak terlepas. Kristal KOH atau NaOH jangan terkena
kulit, karena dapat menimbulkan rasa panas.
 Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan
praktikum mengukur udara pernapasan hewan serangga.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan hasil praktikum
volume udara pernapasan hewan serangga yang berbeda-
beda.
 Elaborasi:
- Diskusi kelas hasil eksperimen dan pembahasan soal-
soal berkaitan dengan volume udara pernapasan hewan
serangga yang berbeda-beda, faktor-faktor apakah yang
mempengaruhi perbedaan tersebut.
- Membahas sistem pernapasan pada serangga dan hewan
lainnya, misalnya burung.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat siswa tentang faktor yang mempengaruhi volume
udara pernapasan hewan serangga, misalnya jenis serangga,
berat tubuh serangga, kebugaran dan keaktifan hewan.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
faktor yang mempengaruhi volume udara pernapasan hewan
serangga, sistem pernapasan pada serangga dan burung.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang faktor yang mempengaruhi volume udara
pernapasan hewan serangga, sistem pernapasan serangga
dan burung.
 Tindak lanjut: menjawab pertanyaan pada fitur diskusi dan
kuis, buku paket bab 7.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bahaya rokok, pengaruh
pencemaran udara terhadap pernapasan, gangguan dan
teknologi sistem pernapasan (halaman 303 – 308).

65
4. Pertemuan ke-4
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang bahaya
rokok terhadap kesehatan tubuh.
 Guru memotivasi: Menanyakan teknologi sistem pernapasan
saat ini.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4
orang).
 Eksplorasi:
- Guru bersama siswa mendemonstrasikan dengan
peralatan simulasi bahaya rokok terhadap organ
pernapasan (paru-paru).
- Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet untuk mengetahui bahaya rokok,
pengaruh pencemaran udara terhadap pernapasan,
gangguan dan teknologi sistem pernapasan.
 Elaborasi: Diskusi kelas membahas bahaya rokok, pengaruh
pencemaran udara terhadap pernapasan, gangguan dan
teknologi sistem pernapasan.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang bahaya rokok bagi kesehatan terutama terhadap
sistem pernapasan.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
bahaya rokok, pengaruh pencemaran udara terhadap
pernapasan, gangguan dan teknologi sistem pernapasan
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang bahaya rokok, pengaruh pencemaran udara
terhadap pernapasan, gangguan dan teknologi sistem
pernapasan.
 Tindak lanjut: menjawab soal uji kompetensi Bab 7
(halaman 310 – 313).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 8 Sistem Ekskresi.

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:
- Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit
Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), Bab 7.
- Buku soal LPR (Lembar Pekerjaan Rumah) jilid 2 untuk kelas XI, Penyusun
Irnaningtyas, Penerbit Esis, Jakarta, tahun 2016, halaman 77 – 90).
- Campbell, Reece, Mitchell, 2002, Biology (terjemahan), Penerbit Erlangga.
- Internet dan lingkungan sekitar.

2. Bahan ajar:
66
 Bahan presentasi dan gambar makanan dan sistem pernapasan.
 Bahan praktikum: air, kristal KOH atau NaOH, Vaselin/stempet, kertas
tisu/kapas, eosin, serangga hidup (misalnya belalang, kecoa, jangkrik).

3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Bak air besar, galon (botol, jerigen) agak transparan bervolume minimal 5 liter,
selang plastik berukuran 60 – 75 cm, spidol, timbangan berat badan, pengukur
tinggi badan, termometer badan, stopwatch (arloji),

H. Penilaian, Remidial, dan Pengayaan


1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Sebutkan urutan saluran dan organ pernapasan pada manusia.
 Apakah perbedaan pernapasan dada dengan pernapasan perut.
 Jelaskan mekanisme pernapasan dada pada saat inspirasi.
 Berapakah rata-rata volume tidal pada manusia?
 Sebutkan dan jelaskan 3 macam gangguan sistem pernapasan.

2. Keterampilan:
Praktik di laboratorium:
 Menghitung kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan.
 Mengukur udara pernapasan hewan serangga.

3. Sikap:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan
praktikum di laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator :
 Melakukan percobaan untuk mengukur udara pernapasan dengan menggunakan
respirometer.

Aspek penilaian : Keterampilan

Judul kegiatan :
 Menghitung kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan.
 Mengukur udara pernapasan hewan serangga.

Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Persiapan Kesesuaian Kontribusi Laporan
alat dan pelaksanaan dalam teman praktikum
bahan dengan cara kelompok
kerja
1
2
3

4. Sistem Remidial
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) kurang dari KKM diberikan
kesempatan untuk mengikuti pelajaran tambahan, belajar kelompok, tutor sebaya, dan
tes remidial sebanyak dua kali. Soal remidial dapat menggunakan soal yang sama atau

67
soal lainnya yang setara dengan soal UH. Pelaksanaan remidial dilakukan di luar jam
pelajaran.

5. Sistem Pengayaan
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) melebihi KKM akan diberi
pengayaan soal-soal dengan tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi.
Contoh soal pengayaan (sumber LPR 2, halaman 82):
Perhatikan gambar berikut.

a. Urutkan individu pada gambar dari yang paling cepat hingga paling lambat
frekuensi pernapasannya.
b. Jelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Mengetahui, Semarapura, 1 Juli 2019


Kepala SMA N 2 Semarapura Guru Mapel Biologi

Drs. I Wayan Janiarta, M.Si Ruth May, S.Pd


NIP. 19661231 199103 1 105 NIP. 19920529 201903 2 020

68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMA NEGERI 2 SEMARAPURA
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Mata Pelajaran/KKM : Biologi / 75


Materi Pokok : Sistem Ekskresi
Kelas/Semester : XI / 4
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Jumlah pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi
dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem
ekskresi manusia.

4.9 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi
organ yang meyebabkan gangguan pada sistem ekskresi serta kaitannya dengan teknologi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.9.1 Merinci organ-organ penyusun sistem ekskresi.
3.9.2 Menjelaskan fungsi sistem ekskresi pada manusia.
3.9.3 Menunjukkan bagian-bagian ginjal dengan menggunakan torso/gambar/organ
ginjal sapi/kambing.
3.9.4 Menjelaskan tahapan proses pembentukan urine.
3.9.5 Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine.
3.9.6 Menganalisa sifat fisik dan komposisi urine.
3.9.7 Mengaitkan fungsi hati dalam sistem ekskresi.
3.9.8 Menunjukkan bagian-bagian hati dengan menggunakan torso atau gambar.
3.9.9 Mengaitkan fungsi paru-paru sebagai alat ekskresi.
3.9.10 Mengaitkan fungsi kulit sebagai alat ekskresi.
3.9.11 Menunjukkan lapisan dan kelenjar pada kulit dengan menggunakan torso/gambar
struktur kulit.
3.9.12 Menganalisa fungsi kulit sebagai pengatur panas (termoregulasi).
3.9.13 Menjelaskan mekanisme kontrol hipotalamus terhadap pengeluaran keringat.
3.9.14 Memberikan contoh teknologi sitem ekskresi.
3.9.15 Membedakan sistem eksresi pada serangga (belalang), cacing tanah, dan manusia.

4.9.1 Melakukan percobaan untuk menguji kandungan urine.


4.9.2 Menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem ekskresi melalui media
presentasi.
4.9.3 Melakukan pengamatan/kajian peristiwa di masyarakat tentang penyakit diabetes
melitus.

C. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan:
1. Siswa dapat merinci organ-organ penyusun sistem ekskresi.
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem ekskresi pada manusia.
3. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian ginjal dengan menggunakan
torso/gambar/organ ginjal sapi/kambing.
4. Siswa dapat menjelaskan tahapan proses pembentukan urine.
5. Siswa dapat menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine.
6. Siswa dapat menganalisa sifat fisik dan komposisi urine.
7. Siswa dapat mengaitkan fungsi hati dalam sistem ekskresi.
8. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian hati dengan menggunakan torso atau gambar.
9. Siswa dapat mengaitkan fungsi paru-paru sebagai alat ekskresi.
10. Siswa dapat mengaitkan fungsi kulit sebagai alat ekskresi.

69
11. Siswa dapat menunjukkan lapisan dan kelenjar pada kulit dengan menggunakan
torso/gambar struktur kulit.
12. Siswa dapat menganalisa fungsi kulit sebagai pengatur panas (termoregulasi).
13. Siswa dapat menjelaskan mekanisme kontrol hipotalamus terhadap pengeluaran
keringat.
14. Siswa dapat memberikan contoh teknologi sitem ekskresi.
15. Siswa dapat membedakan sistem ekskresi pada serangga (belalang), cacing tanah, dan
manusia.

Keterampilan:
1. Siswa dapat melakukan percobaan untuk menguji kandungan urine.
2. Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem ekskresi melalui
media presentasi.
3. Siswa dapat melakukan pengamatan/kajian peristiwa di masyarakat tentang penyakit
diabetes melitus.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan ekskresi untuk
membuang sisa-sisa metabolisme yang sudah berguna atau berbahaya jika disimpan
dalam tubuh. Ekskresi pada manusia dilakukan oleh sistem ekskresi yang terdiri atas
ginjal, hati, paru-paru, dan kulit. Saat ini telah dikembangkan teknologi untuk
mengatasi gangguan sistem ekskresi seperti cuci darah (hemodialisis).

Sistem ekskresi

Teknologi untuk mengatasi gangguan sistem ekskresi

Hemodialisis Skin grafting ESWL

2. Materi Konsep
 Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa metabolisme (metabolit)
yang sudah tidak berguna dalam tubuh makhluk hidup, meliputi ginjal, hati, paru-
paru, dan kulit.
 Proses pembentukan urine meliputi tiga proses dasar, yaitu filtrasi glomerulus,
reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine: faktor internal
(ADH, insulin, dan sistem renin-angiotensin-aldosteron) dan faktor eksternal (suhu
lingkungan, jumlah air yang diminum, alkohol).
 Hati (hepar), kelenjar yang berfungsi memecah beberapa senyawa yang bersifat
racun (detoksifikasi), dan menghasilkan amonia, urea, serta asam urat yang akan
diekresikan ke dalam urine.

70
 Kulit sebagai alat ekskresi mengeluarkan zat berlemak dan keringat yang
mengandung air, garam, urea, serta ion-ion seperti Na+.
 Kulit terdiri dari beberapa lapisan, yaitu epidermis (stratum korneum, stratum
lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum basalis (germinativum),
dermis (lapisan papilar, lapisan retikuler), dan hipodermis/subkutaneus
(mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan ujung saraf).
 Kelenjar kulit: kelenjar keringat/sudorifera (ekrin, apokrin) dan kelenjar sebasea.
 Termoregulasi kulit, dengan cara pemancaran, pengaliran (konveksi), konduksi,
penguapan (evaporasi).
 Faktor pengeluaran keringat: suhu lingkungan, aktivitas tubuh, emosi, dan kondisi
psikis.
 Gangguan sistem urinaria: glikosuria (glukosuria), albuminuria, batu ginjal,
diabetes melitus (kencing manis), diabetes insipidus, poliuria, gagal ginjal (anuria),
uremia, dan nefritis.
 Gangguan hati: penyakit hati (liver), sirosis hati (cirrhosis), hemochromatosis,
gangguan kulit, biang keringat (miliaria), hiperhidrosis, anhidrosis, bromhidrosis,
eksem (dermatitis), dan kadas/kurap.
 Teknologi sistem ekskresi: hemodialisis (cuci darah), transplantasi ginjal, ESWL
(Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy), dan Skin grafting (cangkok kulit).
 Alat ekskresi pada serangga meliputi sistem trakea dan tubula Malpighi.
 Alat ekskresi pada cacing tanah adalah nefridium yang terdapat pada setiap
segmen tubuhnya.

3. Materi Prinsip
 Agar tetap dapat hidup dengan sehat, manusia harus melakukan ekskresi, karena zat
sisa metabolisme bersifat racun di dalam tubuh.

4. Materi Prosedural
 Uji kandungan urine.

5. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Praktikum
 Kuis

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian ekskresi dan organ-organ ekskresi.
 Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat mempelajari
materi tentang sistem ekskresi pada manusia, agar tetap
dapat menjalani hidup dengan sehat.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar sistem ekskresi.

71
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: apa fungsinya ginjal, hati, paru-paru,
dan kulit dalam sistem ekskresi.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang fungsi
dan struktur ginjal, proses pembentukan urine (halaman 316
– 328).
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang proses pembentukan urine.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
fungsi dan struktur ginjal, proses pembentukan urine.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan fungsi
dan struktur ginjal, proses pembentukan urine.
 Tindak lanjut: Penugasan melakukan tugas mandiri
(halaman 328).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum uji
kandungan urine (halaman 328 – 330).

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai
religius).
 Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang sifat fisik
dan komposisi urine.
 Memotivasi: Guru menanyakan kesiapan anak untuk
praktikum uji kandungan urine.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan
bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja
praktikum, dan menyampaikan hati-hati saat menyalakan
dan mematikan lampu bunsen.
 Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan
praktikum pengamatan sifat fisik urine dan uji kandungan
urine.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan hasil praktikum

72
pengamatan sifat fisik urine dan uji kandungan urine.
 Elaborasi: Diskusi kelas hasil eksperimen dan pembahasan
soal-soal berkaitan dengan pengamatan sifat fisik urine dan
uji kandungan urine.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat siswa tentang sifat fisik urine dan kandungan
urine.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
sifat fisik urine dan kandungan urine.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan sifat fisik urine dan kandungan urine.
 Tindak lanjut: Penugasan membuat laporan tertulis
praktikum pengamatan sifat fisik urine dan uji kandungan
urine.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: presentasi tentang hati,
paru-paru, kulit (halaman 331 – 337).

3. Pertemuan ke-3
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang fungsi hati
dan kulit.
 Guru memotivasi: Menjelaskan kepada siswa, pentingnya
mempelajari hati dan kulit agar senantiasa menjaganya
sehingga terhindar dari gangguan atau penyakit organ
tersebut.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4
orang).
 Eksplorasi: Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet untuk mengetahui struktur, fungsi hati dan
kulit.
 Elaborasi: Diskusi kelas membahas struktur, fungsi hati dan
kulit.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang kontrol hipotalamus terhadap pengeluaran
keringat (halaman 336).

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
struktur dan fungsi hati dan kulit.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa

73
siswa tentang struktur, fungsi hati dan kulit.
 Tindak lanjut: menjawab pertanyaan uji kompetensi bagian
pilihan ganda, pilihan ganda bervariasi, dan soal hubungan
sebab-akibat (halaman 343 – 347).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Gangguan dan teknologi
sistem ekskresi (halaman 337 – 341).

4. Pertemuan ke-4

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang jenis
gangguan atau penyakit sistem ekskresi yang banyak terjadi
di masyarakat, misalnya diabetes mellitus dan gagal ginjal.
 Guru memotivasi: Menanyakan teknologi sistem ekskresi
saat ini.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4
orang).
 Eksplorasi:
- Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet untuk mengetahui gangguan dan
teknologi sistem ekskresi.
- Siswa membandingkan sistem ekskresi pada serangga
(belalang), cacing tanah, dan manusia.
 Elaborasi: Diskusi kelas membahas gangguan dan teknologi
sistem ekskresi; perbandingan sistem ekskresi pada
belalang, cacing tanah, dan manusia. Beberapa kelompok
disuruh presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang gangguan dan teknologi sistem ekskresi;
perbandingan sistem ekskresi pada serangga (belalang),
cacing tanah, dan manusia.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
gangguan dan teknologi sistem ekskresi; perbandingan
sistem ekskresi pada serangga (belalang), cacing tanah, dan
manusia.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang gangguan dan teknologi sistem ekskresi;
perbandingan sistem ekskresi pada serangga (belalang),
cacing tanah, dan manusia.
 Tindak lanjut: menjawab soal uji kompetensi Bab 8 bagian
uraian (halaman 347).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 9 Sistem
Koordinasi.

74
F. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
1. Sumber belajar:
- Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit
Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), Bab 8.
- Buku soal LPR (Lembar Pekerjaan Rumah) jilid 2 untuk kelas XI, Penyusun
Irnaningtyas, Penerbit Esis, Jakarta, tahun 2016, halaman 91 – 102).
- Campbell, Reece, Mitchell, 2002, Biology (terjemahan), Penerbit Erlangga.
- Internet dan lingkungan sekitar.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar sistem ekskresi.
 Bahan praktikum: sampel urine pagi (urine yang pertama kali dikeluarkan pada
pagi hari setelah bangun tidur) dari orang sehat, penderita diabetes melitus, dan
orang yang beresiko menderita diabetes melitus (ditempel kertas label agar
tidak tertukar), larutan AgNO3 10%, larutan Biuret, dan larutan Benedict.

3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas beker 500 ml, pemanas bunsen, kasa
asbes, kaki tiga, korek api, pipet tetes, kertas tisu, kertas label, botol sampel
urine yang bening transparan, dan pH meter atau kertas lakmus.

G. Penilaian, Remidial, dan Pengayaan


1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Apakah perbedaan ekskresi, sekresi, dan defekasi?
 Jelaskan fungsi hati dan paru-paru sebagai organ ekskresi.
 Jelaskan istilah dalam gangguan sistem ekskresi berikut ini: nefritis, poliurea, dan
diabetes insipidus.
 Untuk memastikan keterlibatan seseorang pada penyalahgunaan narkoba dilakukan
tes urine. Mengapa menggunakan urine dalam tes narkoba tersebut?
 Jelaskan perbedaan proses-proses dalam pembentukan urine: filtrasi glomerulus,
reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus (augmentasi).

2. Keterampilan:
Praktik di laboratorium:
 Melakukan pengamatan fisik urine dan uji kandungan urine.

3. Sikap:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan
praktikum di laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator : Melakukan percobaan untuk menguji kandungan urine.


Aspek penilaian : Keterampilan
Judul kegiatan : Mengamati sifat fisik urine dan menguji kandungan urine.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Persiapan Kesesuaian Kontribusi Laporan
alat dan pelaksanaan dalam teman praktikum (uji
bahan dengan cara kelompok kandungan
kerja urine)

75
1
2
3

4. Sistem Remidial
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) kurang dari KKM diberikan
kesempatan untuk mengikuti pelajaran tambahan, belajar kelompok, tutor sebaya, dan
tes remidial sebanyak dua kali. Soal remidial dapat menggunakan soal yang sama atau
soal lainnya yang setara dengan soal UH. Pelaksanaan remidial dilakukan di luar jam
pelajaran.

5. Sistem Pengayaan
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) melebihi KKM akan diberi
pengayaan soal-soal dengan tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi.
Contoh soal pengayaan (sumber LPR 2, halaman 96):
Mengapa jika urine didiamkan beberapa saat pada ruangan terbuka, segera berubah
menjadi keruh dan berbau?

Mengetahui, Semarapura, 1 Juli 2019


Kepala SMA N 2 Semarapura Guru Mapel Biologi

Drs. I Wayan Janiarta, M.Si Ruth May, S.Pd


NIP. 19661231 199103 1 105 NIP. 19920529 201903 2 020

76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMA NEGERI 2 SEMARAPURA
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Mata Pelajaran/KKM : Biologi / 75


Materi Pokok : Sistem Koordinasi
Kelas/Semester : XI / 4
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
Jumlah pertemuan : 6 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
koordinasi (saraf, hormone dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme
koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem
koordinasi manusia.

3.11 Mengevaluasi bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap


kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat

4.10 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan
fungsi organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan
hormon pada manusia berdasarkan studi literatur.
4.11 Melakukan kampanye antinarkoba di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.10.1 Merinci sistem-sistem organ yang tergabung dalam sistem koordinasi dengan
menggunakan gambar atau torso manusia.
3.10.2 Menunjukkan bagian-bagian neuron dengan menggunakan gambar neuron.
3.10.3 Memberikan contoh-contoh gerak refleks yang biasa dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari.
3.10.4 Menjelaskan mekanisme penghantaran impuls dengan menggunakan gambar.
3.10.5 Menjelaskan struktur sistem saraf pusat melalui pengamatan gambar.
3.10.6 Mengumpulkan informasi atau data-data berkaitan dengan susunan saraf tepi dari
media.
3.10.7 Menganalisa berbagai jenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar
endokrin.
3.10.8 Menganalisa perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon.
3.10.9 Menunjukkan struktur masing-masing panca indera (mata, telinga, kulit, lidah,
hidung) dengan menggunakan gambar.
3.10.10 Menjelaskan mekanisme melihat dengan menggunakan bagan.
3.10.11 Mengurutkan tahapan mekanisme melihat oleh mata.

3.11.1 Mengumpulkan data informasi berbagai jenis NAPZA beserta bahayanya yang
merusak masa depan melalui browsing internet.
3.11.2 Menentukan kiat-kiat untuk menghindari penyalahgunaan NAPZA.

4.10.1 Melakukan percobaan untuk menentukan area kepekaan rasa pada lidah.
4.10.2 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi saraf dan
hormon pada sistem koordinasi yang disebabkan oleh senyawa psikotropika
melalui media presentasi.

4.11.1 Membuat poster, stiker, leaflet untuk kampanye anti narkoba di lingkungan
sekolah atau masyarakat.

C. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan:

77
1. Siswa dapat merinci sistem-sistem organ yang tergabung dalam sistem koordinasi
dengan menggunakan gambar atau torso manusia.
2. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian neuron dengan menggunakan gambar neuron.
3. Siswa dapat memberikan contoh-contoh gerak refleks yang biasa dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Siswa dapat menjelaskan mekanisme penghantaran impuls dengan menggunakan
gambar.
5. Siswa dapat menjelaskan struktur sistem saraf pusat melalui pengamatan gambar.
6. Siswa dapat mengumpulkan informasi atau data-data berkaitan dengan susunan saraf
tepi dari media.
7. Siswa dapat menganalisa berbagai jenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar
endokrin.
8. Siswa dapat menganalisa perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon.
9. Siswa dapat menunjukkan struktur masing-masing panca indera (mata, telinga, kulit,
lidah, hidung) dengan menggunakan gambar.
10. Siswa dapat menjelaskan mekanisme melihat dengan menggunakan bagan.
11. Siswa dapat mengurutkan tahapan mekanisme melihat oleh mata.
12. Siswa dapat menganalisis kelainan dan gangguan sistem koordinasi.
13. Siswa dapat mengumpulkan data informasi berbagai jenis NAPZA beserta bahayanya
yang merusak masa depan melalui browsing internet.
14. Siswa dapat menentukan kiat-kiat untuk menghindari penyalahgunaan NAPZA.

Keterampilan:
1. Siswa dapat menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi saraf
dan hormon pada sistem koordinasi yang disebabkan oleh senyawa psikotropika
melalui media presentasi.
2. Siswa dapat melakukan percobaan untuk menentukan area kepekaan lidah terhadap
rasa.
3. Siswa dapat membuat poster, stiker, leaflet untuk kampanye anti narkoba di lingkungan
sekolah atau masyarakat.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta: Dalam melakukan aktivitas kehidupan, beberapa organ tubuh akan
bekerja sama dan berkoordinasi. Serangkaian aktivitas tersebut melibatkan kerja sama
antara sistem hormon, saraf, maupun indera yang disebut dengan sistem koordinasi.
Namun kerja sistem koordinasi bisa terganggu atau dikacaukan oleh pengaruh NAPZA
(narkotika, psikotropika, dan zat adiktif).

Sistem koordinasi

NAPZA dapat menimbulkan gangguan sistem koordinasi

78
2. Materi Konsep
 Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, hormon, maupun indera.
 Unit fungsional sistem saraf adalah neuron. Bagian neuron terdiri atas badan sel,
dendrit, dan akson (neurit). Jenis neuron, yaitu neuron sensorik (aferen), neuron
motorik (eferen), neuron konektor (interneuron). Sel penunjang (sel neuroglial),
meliputi astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependimal.
 Gerakan dapat dibedakan dua macam, yaitu gerak sadar dan gerak refleks. Mekanisme
penghantaran impuls, meliputi tahap istirahat (polarisasi), tahap depolarisasi, dan tahap
repolarisasi.
 Sistem saraf pusat (SSP), meliputi otak (serebral) dan sumsum tulang belakang
(medula spinalis). Otak dan medula spinalis dilindungi lapisan meninges yang terdiri
atas pia mater, araknoid, dan dura mater.
 Bagian-bagian otak meliputi serebrum (otak besar), diensefalon (bagian talamus,
hipotalamus, epitalamus), sistem limbik (rhinencephalon), mesensefalon (otak tengah),
pons Varolii (jembatan Varol), serebelum (otak kecil), medula oblongata, dan formasi
retikuler.
 Sistem saraf tepi (SST), terdiri atas jaringan saraf yang berada di luar otak dan di luar
medula spinalis, meliputi saraf kranial dan saraf spinal.
 Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon.
Kelenjar endokrin, meliputi hipofisis (pituitari), tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas,
pineal, dan timus.
 Sistem indera, meliputi indera penglihat (mata), pembau (hidung), pengecap (lidah),
pendengar (telinga), dan peraba (kulit).
 Gangguan sistem saraf: meningitis, ensefalitis, neuritis, rasa baal dan kesemutan,
epilepsi, alzheimer, dan gegar otak.
 Gangguan sistem hormon:gigantisme, kerdil, akromegali, hipotiroidisme,
hipertiroidisme, dan diabetes mellitus.
 Gangguan sistem indera: polip, sinusitis, hiposmia, tuli, mastoiditis, buta warna,
katarak, rabun senja, presbiopia, miopia, hipermetropia.
 NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif). Tiga golongan NAPZA, yaitu
stimulan, depresan, dan halusinogen.
 Dampak buruk penyalahgunaan NAPZA: gangguan fisik (gangguan jantung dan paru-
paru), psikologis (penurunan berpikir rasional), pemborosan ekonomi, rusaknya
hubungan sosial.

3. Materi Prinsip
 Sistem saraf, hormon, dan indera bekerja bersam-sama membentuk sistem
koordinasi.
 NAPZA dapat mempengaruhi dan mengganggu kerja sistem koordinasi.

4. Materi Prosedural
 Menentukan area kepekaan lidah terhadap rasa.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Problem based learning (PBL)
 Praktikum
79
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian sistem koordinasi terutama sistem saraf.
 Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat mempelajari
materi tentang sistem koordinasi, agar tetap berfungsi
dengan baik. Bagaimana sistem saraf dapat bekerja untuk
mengendalikan gerak sadar dan refleks untuk melindungi
organ tubuh.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk memperagakan dan
membedakan gerak sadar dengan gerak refleks. Guru
mengajak murid untuk mengamati gambar neuron (sel
saraf).
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: bagaimana mekanisme penghantaran
impuls (rangsang) dari reseptor (indera) hingga terjadi
gerakan tubuh oleh efektor.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok mempresentasi tentang
struktur neuron, sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan
refleks, mekanisme penghantaran impuls (halaman 351 –
358).
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang mekanisme penghantaran impuls.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
sistem saraf (struktur neuron, sel neuroglia, sinapsis, gerak
sadar dan refleks, mekanisme penghantaran impuls).
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem
saraf (struktur neuron, sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar
dan refleks, mekanisme penghantaran impuls).
 Tindak lanjut: Penugasan melakukan tugas mandiri
(halaman 356).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem saraf pusat,
sistem saraf tepi, dan gangguannya (halaman 358 – 371).

2. Pertemuan ke-2
1 Pendahuluan 15
80
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
struktur dan fungsi otak.
 Memotivasi: Guru menanyakan kepada siswa, apa yang
akan terjadi bila terjadi kerusakan jaringan otak.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar otak dan sumsum tulang belakang.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: fungsi dari setiap bagian otak.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang struktur
dan fungsi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi, serta
gangguannya (halaman 358 – 371).
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang kerja saraf simpatis dan parasimpatis.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
struktur dan fungsi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi,
serta gangguannya.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan struktur dan
fungsi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi, serta
gangguannya.
 Tindak lanjut: Menjawab pertanyaan fitur kuis dan diskusi.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem endokrin dan
abnormalitas sekresi hormon (halaman 371 – 378).

3. Pertemuan ke-3
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian sistem endokrin.
 Memotivasi: Guru menyampaikan pentingnya sistem
endokrin dalam pengendalian metabolisme. Guru
menanyakan, apa yang akan terjadi bila terjadi abnormalitas
sekresi hormon.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar skema kelenjar endokrin pada manusia.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

81
menanya, misalnya: fungsi dari masing-masing kelenjar
endokrin atau fungsi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang sistem
endokrin dan abnormalitas sekresi hormon (halaman 371 –
378).
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang abnormalitas sekresi hormon.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
sistem endokrin dan abnormalitas sekresi hormon.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem
endokrin dan abnormalitas.
 Tindak lanjut: Penugasan mengerjakan soal-soal uji
kompetensi bagian pilihan ganda, pilihan ganda bervariasi,
soal hubungan sebab-akibat (halaman 395 – 398).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem indra (halaman
378 – 390).

4. Pertemuan ke-4
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang alat-
alat indra pada manusia.
 Memotivasi: Guru menyampaikan pentingnya fungsi panca
indra agar selalu menjaga kesehatannya. Guru menanyakan,
kelainan panca indra yang sering terjadi di masyarakat,
misalnya miopia yang sering terjadi pada pelajar, bagaimana
cara mengatasinya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar anatomi mata, hidung, telinga, dan kulit.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: bagaimana mekanisme melihat atau
mekanisme mendengar.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok presentasi tentang sistem
indra dan gangguannya (halaman 378 – 390).
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang mekanisme melihat dan mendengar, cara
mengatasi gangguan organ panca indra.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk

82
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
sistem indra.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem
indra dan gangguannya.
 Tindak lanjut: Penugasan mengerjakan soal-soal uji
kompetensi bagian uraian (halaman 399).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: praktikum indra
pengecap (halaman 384 – 386).

5. Pertemuan ke-5
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.
 Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai
religius).
 Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang fungsi
lidah.
 Memotivasi: Guru menanyakan kesiapan anak untuk
praktikum menentukan area kepekaan rasa pada lidah.
Menanyakan mengapa kita kurang bisa merasakan kelezatan
makanan pada saat sedang flu.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan
bahan praktik.
 Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya bila tidak paham.
 Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja
praktikum.
 Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan
praktikum menentukan area kepekaan rasa pada lidah.
 Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai
ungkapan rasa ingin tahu berkaitan dengan hasil praktikum
menentukan area kepekaan rasa pada lidah.
 Elaborasi: Diskusi kelas hasil eksperimen dan pembahasan
soal-soal berkaitan dengan praktikum menentukan area
kepekaan rasa pada lidah.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat siswa tentang area kepekaan rasa pada lidah, di
bagian mana dapat merasakan rasa pedas.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
3 Penutup 15

83
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
area kepekaan rasa pada lidah.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan area kepekaan rasa pada lidah.
 Tindak lanjut: Penugasan membuat laporan tertulis
praktikum menentukan area kepekaan rasa pada lidah.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Pengaruh NAPZA
terhadap sistem koordinasi (halaman 390 – 394).

6. Pertemuan ke-6
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang pengertian
NAPZA.
 Guru memotivasi: Menjelaskan kepada siswa bahwa sudah
banyak korban penyalahgunaan NAPZA di masyarakat.
Menanyakan kepada siswa, mengapa penyalahgunaan
NAPZA dapat merusak masa depan para remaja.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4
orang).
 Guru menunjukkan gambar-gambar/ film video tentang
kasus penyalahgunaan NAPZA.
 Setiap kelompok disuruh menuliskan beberapa perumusan
masalah berkaitan dengan penyalahgunaan NAPZA di
masyarakat.
 Eksplorasi: Setiap kelompok melakukan studi literatur atau
browsing internet tentang jenis NAPZA dan dampak negatif
penyalahgunaan NAPZA untuk menuliskan hipotesis
sebagai jawaban sementara masalah.
 Elaborasi: Diskusi kelas untuk membahas dan menjawab
masalah-masalah yang dikemukakan siswa berkaitan dengan
penyalahgunaan NAPZA.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat siswa tentang jenis NAPZA dan dampak
penyalahgunaan NAPZA.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi tentang kiat-kiat
untuk menghindari penyalahgunaan NAPZA.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
jenis NAPZA dan dampak negatif penyalahgunaan NAPZA.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang jenis NAPZA dan dampak negatif
penyalahgunaan NAPZA.
 Tindak lanjut: mengerjakan tugas mandiri membuat poster,
stiker, atau leaflet untuk kampanye anti narkoba (halaman

84
393).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 10 Sistem
reproduksi.

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:
- Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga,
Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Pengetahuan
Alam (MIPA), Bab 9.
- Buku soal LPR (Lembar Pekerjaan Rumah) jilid 2 untuk kelas XI, Penyusun
Irnaningtyas, Penerbit Esis, Jakarta, tahun 2016, halaman 111 – 122).
- Campbell, Reece, Mitchell, 2002, Biology (terjemahan), Penerbit Erlangga.
- Internet dan lingkungan sekitar.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar sistem koordinasi.
 Bahan praktikum: larutan gula, garam, air jeruk nipis, ekstrak daun pepaya,
cabe, minuman sirup beraroma pandan/vanili, dan air tawar.
3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Cotton bud, kertas tisu, sendok kecil.

H. Penilaian, Remidial, dan Pengayaan


1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Gambarkan skema neuron lengkap dengan bagian-bagiannya.
 Jelaskan perbedaan penjalaran impuls antara gerak sadar dengan gerak refleks.
 Apakah perbedaan sistem hormon dengan sistem saraf?
 Gambarkan skema area kepekaan rasa pada lidah.
 Jelaskan dampak penyalahgunaan NAPZA jenis alkohol dan ekstasi.

2. Keterampilan:
Praktik di laboratorium:
 Menentukan area kepekaan rasa pada lidah.

3. Sikap:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan praktikum di
laboratorium.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIK

Indikator : Melakukan percobaan untuk menentukan area kepekaan lidah


terhadap rasa.
Aspek penilaian : Keterampilan
Judul kegiatan : Indra pengecap.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Persiapan Kesesuaian Kontribusi Laporan
alat dan pelaksanaan dalam teman praktikum
bahan dengan cara kelompok (indra pengecap)
kerja
1
2

85
3

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PEMBUATAN MEDIA INFORMASI

Indikator :
Membuat poster, stiker, leaflet untuk kampanye anti narkoba di lingkungan sekolah atau
masyarakat.

Aspek penilaian : Keterampilan


Judul kegiatan : Pembuatan media informasi (poster, stiker, atau leaflet) untuk
kampanye anti narkoba.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Kelom Aspek yang dinilai dalam poster/stiker/leaflet Skor Nilai


Siswa pok Kesesuaian Model/Bentuk/ Susunan Ketepatan
isi dengan Perpaduan Kalimat waktu
tema warna penyelesaian/
pengumpulan
1
2

4. Sistem Remidial
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) kurang dari KKM diberikan
kesempatan untuk mengikuti pelajaran tambahan, belajar kelompok, tutor sebaya, dan
tes remidial sebanyak dua kali. Soal remidial dapat menggunakan soal yang sama atau
soal lainnya yang setara dengan soal UH. Pelaksanaan remidial dilakukan di luar jam
pelajaran.

5. Sistem Pengayaan
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) melebihi KKM akan diberi
pengayaan soal-soal dengan tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi.
Contoh soal pengayaan (sumber LPR 2, halaman 112):
Perhatikan gambar berikut.

a. Jika tertusuk jarum, tentu Anda akan melakukan gerakan. Jelaskan mekanisme
penjalaran impuls berdasarkan peristiwa tersebut.
b. Apakah mekanisme penjalaran impuls pada gambar sama dengan mekanisme
penjalaran impuls ketika tangan Anda ingin mengambil pensil saat ingin menulis?
Jelaskan jawaban Anda.

Mengetahui, Semarapura, 1 Juli 2019


Kepala SMA N 2 Semarapura Guru Mapel Biologi

Drs. I Wayan Janiarta, M.Si Ruth May, S.Pd


NIP. 19661231 199103 1 105 NIP. 19920529 201903 2 020

86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMA NEGERI 2 SEMARAPURA
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Mata Pelajaran/KKM : Biologi / 75


Materi Pokok : Sistem Reproduksi
Kelas/Semester : XI / 4
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
Jumlah pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.12 Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya
dalam sistem reproduksi manusia.
3.13 Menganalisis penerapan prinsip reproduksi pada manusia dan pemberian ASI ekslusif dalam
program keluarga berencana sebagai upaya meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia
(SDM).

4.12 Menyajikan hasil analisis tentang dampak pergaulan bebas, penyakit dan kelainan pada
struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia serta
teknologi sistem reproduksi.
4.13 Menyajikan karya tulis tentang pentingnya menyiapkan generasi terencana untuk
meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM).

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.12.1 Merinci organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki dan wanita.
3.12.2 Menjelaskan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki dan wanita.
3.12.3 Menjelaskan fungsi hormon kelamin pada laki-laki dan wanita.
3.12.4 Menjelaskan tahapan proses gametogenesis pada laki-laki dan wanita dengan
menggunakan charta.
3.12.5 Menjelaskan siklus menstruasi dengan menggunakan charta.
3.12.6 Menjelaskan proses fertilisasi, kehamilan (gestasi), dan persalinan
3.12.7 Mengemukakan contoh teknologi dalam sistem reproduksi.

3.13.1 Menganalisa faktor-faktor laktasi.


3.13.2 Menjelaskan hubungan metode kontrasepsi dengan program kependudukan dan
KB.

4.12.1 Menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem reproduksi melalui media
presentasi dan diskusi.

4.13.1 Membuat majalah dinding tentang dampak dari pernikahan usia dini dan perilaku
negatif berkaitan dengan sistem reproduksi.
4.13.2 Membuat poster atau leaflet untuk kampanye tentang pentingnya ASI eksklusif
bagi bayi.

C. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan:
1. Siswa dapat merinci organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki dan wanita.
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki dan
wanita.
3. Siswa dapat menjelaskan fungsi hormon kelamin pada laki-laki dan wanita.
4. Siswa dapat menjelaskan tahapan proses gametogenesis pada laki-laki dan wanita
dengan menggunakan charta.
5. Siswa dapat menjelaskan siklus menstruasi dengan menggunakan charta.
6. Siswa dapat menjelaskan proses fertilisasi, kehamilan (gestasi), dan persalinan.
7. Siswa dapat menganalisa faktor-faktor laktasi.
8. Siswa dapat mengemukakan contoh teknologi dalam sistem reproduksi.
87
9. Siswa dapat menjelaskan hubungan metode kontrasepsi dengan program kependudukan
dan KB.

Keterampilan:
1. Siswa dapat menyajikan hasil analisis kelainan dan gangguan sistem reproduksi
melalui media presentasi dan diskusi.
2. Siswa dapat membuat poster atau leaflet untuk kampanye tentang pentingnya ASI
eksklusif bagi bayi.
3. Siswa dapat membuat majalah dinding tentang dampak dari pernikahan usia dini dan
perilaku negatif berkaitan dengan sistem reproduksi.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta:
 Manusia bereproduksi untuk melestarikan jenisnya melalui kelahiran anak-
anaknya. Reproduksi melibatkan sistem reproduksi laki-laki dan wanita. Terdapat
perbedaan sistem reproduksi laki-laki dengan wanita.
 Teknologi mengatasi gangguan atau masalah dalam sistem reproduksi, misalnya
teknik bayi tabung.
 Reproduksi mempengaruhi jumlah penduduk di suatu negara, sehingga diperlukan
metode kontrasepsi dalam program kependudukan dan KB (keluarga berencana).

Sistem reproduksi laki-laki dan wanita

Gangguan sistem Teknologi sistem reproduksi


reproduksi

Metode kontrasepsi dalam program KB

2. Materi Konsep
 Organ reproduksi laki-laki meliputi skrotum, testis, saluran pengeluaran
(epididimis, saluran vas deferens, saluran ejakulasi/duktus ejakulatorius, uretra),
kelenjar asesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar Cowper, kelenjar
bulbouretral), dan penis.
88
 Hormon kelamin laki-laki meliputi hormon testiskular (testosteron, androstenedion,
dihidro-testosteron/DHT, inhibin); hormon hipofisis (FSH, LH/ICSH), dan hormon
hipotalamus (GnRH).
 Sistem reproduksi wanita terdiri atas organ yang terletak di dalam tubuh (ovarium,
tuba fallopi/tuba uterina/ oviduk, uterus, vagina) dan organ di luar tubuh
(vulva/pudendum dengan bagian mons pubis, labia mayora/bibir besar, labia
minora/bibir kecil, klitoris, vestibula, orifisium uretra, mulut vagina).
 Hormon kelamin wanita, meliputi estrogen, progesteron, LH, FSH, GnRH, HCG,
laktogen plasenta (HPL/somatomammotropin korionik), tirotropin korionik,
relaksin, prolaktin, oksitosin, CRH, prostaglandin.
 Siklus menstruasi terdiri atas siklus ovarium (fase folikular dan fase luteal)
dan siklus endometrium uterus (fase menstruasi/haid, fase proliferasi, fase
sekretori/progestasi).
 Gangguan sistem reproduksi wanita, contohnya dismenore, penyakit radang
panggul (PRP), kanker payudara, amenore, ovarium polikistik, kanker vagina,
kanker serviks, kanker ovarium, endometriosis, penyempitan tuba fallopi, mola
hidatidosa (hamil anggur), mioma uteri (uterine myoma).
 Gangguan sistem reproduksi laki-laki, contohnya disfungsi ereksi (impotensi),
ginekomastia, kanker penis, hipogonadisme, kriptorkidisme, uretritis (radang
uretra), epididimitis (radang epididimis), orkitis (radang testis), prostatitis (radang
kelenjar prostat).
 Metode kontrasepsi, contohnya sistem kalender, koitus interuptus, kontrasepsi
kimiawi (jeli, busa, krim, supositoria spermisida), diafragma, kondom, sterilisasi
(vasektomi dan tubektomi), pencegahan ovulasi (pil KB, susuk KB, suntik KB),
penghambatan implantasi (IUD/AKDR).

3. Materi Prinsip
 Untuk dapat bereproduksi, diperlukan sistem reproduksi baik laki-laki maupun
wanita.
 Pendidikan seks untuk para remaja sangat penting agar mereka mengenal dan
bertanggung jawab atas dirinya sendiri, serta menghindari seks bebas (seks
pranikah).

4. Materi Prosedural
 Membuat majalah dinding dengan tema: Dampak negatif akibat pernikahan usia dini
dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem reproduksi.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar teman sekelompok)
 Problem based learning (PBL)
 Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang tujuan
manusia melakukan reproduksi.

89
 Memotivasi: Guru menanyakan perbedaan anatomi antara
sistem reproduksi laki-laki dengan wanita.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar anatomi
sistem reproduksi laki-laki.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: fungsi dari organ-organ reproduksi laki-
laki dan bagaimana mekanisme pembentukan spermatozoid.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok mempresentasikan tentang
anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi
laki-laki, hormon, dan gametogenesis pada laki-laki
(halaman 403 – 408).
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang spermatogenesis.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi
laki-laki, hormon, dan gametogenesis pada laki-laki.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem
reproduksi laki-laki.
 Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk membaca dan
menerapkan isi materi pada fitur Bio Supleman tentang
pendidikan seks untuk remaja (halaman 428 – 429).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem reproduksi
wanita (halaman 408 – 414).

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
peranan sistem reproduksi wanita.
 Memotivasi: Guru menyampaikan bahwa sistem reproduksi
pada wanita lebih kompleks bila dibandingkan pada laki-
laki, karena fungsinya dalam kehamilan sampai menyusui
anaknya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar anatomi
sistem reproduksi wanita.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: di manakah tempat tumbuhnya bayi.

90
 Eksplorasi: Salah satu kelompok mempresentasikan tentang
anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi
wanita, hormon, dan gametogenesis pada wanita (halaman
408 – 412).
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang oogenesis.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi
wanita, hormon, dan gametogenesis pada wanita.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem
reproduksi wanita.
 Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk mengerjakan
soal-soal uji kompetensi bagian pilihan ganda, pilihan ganda
bervariasi, dan soal hubungan sebab-akibat (halaman 430 –
433).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Siklus menstruasi;
pembuahan, kehamilan, dan persalinan; terjadinya anak
kembar (halaman 414 – 422).

3. Pertemuan ke-3
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian siklus menstruasi.
 Memotivasi: Guru menyampaikan pentingnya mempelajari
siklus menstruasi agar dapat menghitung tanggal terjadinya
menstruasi yang dialami oleh wanita setiap bulannya, masa
subur dan masa tidak subur pada wanita.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya 4
orang).
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar diagram siklus menstruasi.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: kapan terjadi menstruasi, atau kapan
bisa terjadi pembuahan.
 Eksplorasi: Pembelajaran kooperatif (saling mengajari antar
teman sekelompok) untuk memahami gambar diagram
siklus menstruasi, pembuahan, kehamilan, persalinan;
terjadinya anak kembar, dan laktasi (halaman 414 – 424).
 Elaborasi: Diskusi kelas tentang siklus menstruasi,
pembuahan, kehamilan, persalinan, terjadinya anak kembar,
dan laktasi.

91
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat tentang penghitungan tanggal terjadinya
menstruasi, atau ovulasi.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
siklus menstruasi, pembuahan, kehamilan, persalinan, dan
laktasi.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan siklus
menstruasi, pembuahan, kehamilan, persalinan, terjadinya
anak kembar, dan laktasi.
 Tindak lanjut: melaksanakan tugas mandiri pembuatan
poster/ leaflet untuk kampanye program pemerintah ASI
eksklusif (halaman 424).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Gangguan sistem
reproduksi dan teknologi sistem reproduksi (halaman 422 –
427).

4. Pertemuan ke-4
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
gangguan sistem reproduksi yang terjadi pada masyarakat,
misalnya ketidakmampuan memiliki anak (kemandulan).
 Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat menjaga
kebersihan dan kesehatan sistem reproduksi.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya.
 Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisa
gambar kelainan/ penyakit sistem reproduksi, misalnya
pertumbuhan mioma pada dinding rahim.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: apa penyebabnya, apa akibatnya bila
terjadi pertumbuhan mioma pada dinding rahim.
 Eksplorasi: kelompok melakukan browsing internet atau
studi literatur untuk mengetahui berbagai jenis
gangguan/penyakit/kelainan sistem reproduksi dan
teknologi sistem reproduksi.
 Elaborasi: Diskusi kelas tentang berbagai jenis
gangguan/penyakit/kelainan sistem reproduksi dan
teknologi sistem reproduksi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang penyebab penyakit sistem reproduksi,
cara-cara mencegah/ mengatasinya.
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).

92
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
berbagai jenis gangguan/penyakit/kelainan sistem
reproduksi dan teknologi sistem reproduksi.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
berbagai jenis gangguan/penyakit/kelainan sistem
reproduksi dan teknologi sistem reproduksi.
 Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk mengerjakan
soal-soal uji kompetensi bagian uraian (halaman 433).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: pembuatan majalah
dinding dengan topik dampak negatif akibat pernikahan usia
dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem
reproduksi.

5. Pertemuan ke-5
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang berita-
berita pelecehan seksual yang terjadi di masyarakat.
 Memotivasi: Guru menanyakan persiapan materi atau
artikel-artikel untuk pembuatan majalah dinding dengan
topik permasalahan dampak negatif akibat pernikahan usia
dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem
reproduksi.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya.
 Eksplorasi: Setiap anggota dalam kelompok membaca dan
berdiskusi untuk memilih artikel yang berisi permasalahan
dan pembahasan masalah dengan topik dampak negatif
akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang
berkaitan dengan sistem reproduksi.
 Kelompok diberikan kesempatan menanya kepada guru jika
ada isi artikel yang kurang dipahami.
 Elaborasi: Presentasi kelompok tentang artikel-artikel yang
sudah dipilih. Siswa dari kelompok lainnya bisa menanya
atau menanggapi isi artikel yang diajukan/dipresentasikan.
 Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan
pendapat siswa tentang dampak negatif akibat pernikahan
usia dini dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem
reproduksi.
 Secara klasikal siswa menyepakati isi artikel-artikel yang
akan dimuat di majalah dinding.
 Guru memberikan tambahan informasi agar siswa tidak
melakukan pernikahan dini, tidak melakukan perilaku
negatif berkaitan dengan sistem reproduksi, tidak melakukan
coitus pranikah, dan selalu waspada atau menjaga diri agar

93
tidak menjadi korban pelecehan seksual.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku
negatif yang berkaitan dengan sistem reproduksi.
 Refleksi: Guru memberikan pertanyaan kepada beberapa
siswa tentang dampak negatif akibat pernikahan usia dini
dan perilaku negatif yang berkaitan dengan sistem
reproduksi.
 Tindak lanjut: Menyelesaikan pembuatan majalah dinding
untuk dipasang di sekolah.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Metode kontrasepsi
dalam program kependudukan dan KB (keluarga
berencana).

6. Pertemuan ke-6
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang tujuan
program KB (keluarga berencana).
 Memotivasi: Guru menyampaikan pentingnya mengenal
metode kontrasepsi dalam program kependudukan dan KB
(keluarga berencana).
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar tentang
berbagai alat kontrasepsi.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: pil KB mengandung zat apa, IUD
dipasang di mana.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok mempresentasikan tentang
metode kontrasepsi (halaman 427 – 428).
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang pro dan kontra pendapat masyarakat
berkaitan dengan penggunaan jenis alat kontrasepsi tertentu.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
metode kontrasepsi dalam program kependudukan dan KB.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan metode
kontrasepsi dalam program kependudukan dan KB.
 Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan fitur diskusi dan kuis.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bab 11 Sistem
Pertahanan Tubuh.

94
G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
1. Sumber belajar:
- Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga,
Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Pengetahuan
Alam (MIPA), Bab 10.
- Buku soal LPR (Lembar Pekerjaan Rumah) jilid 2 untuk kelas XI, Penyusun
Irnaningtyas, Penerbit Esis, Jakarta, tahun 2016, halaman 123 – 140).
- Campbell, Reece, Mitchell, 2002, Biology (terjemahan), Penerbit Erlangga.
- Internet dan lingkungan sekitar.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar sistem reproduksi.
 Bahan pembuatan majalah dinding: lembaran kertas berisi materi tentang
dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang berkaitan
dengan sistem reproduksi.
3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Gunting, spidol berwarna, pensil, lem.

H. Penilaian, Remidial, dan Pengayaan


1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Pada sistem reproduksi, spermatogenesis terjadi di bagian ...........dan oogenesis
terjadi di bagian..........
 Pada sistem reproduksi wanita, fertilisasi terjadi di bagian...........dan implantasi
zigot terjadi di bagian..........
 Hormon yang dapat ditemukan dalam urine ibu yang sedang hamil adalah....
 Saat terjadi ovulasi, folikel dalam ovarium akan membebaskan....
 Saluran reproduksi laki-laki yang dipotong saat dilakukan vasektomi, adalah....

6. Keterampilan:
Praktik pembuatan majalah dinding dengan tujuan:
 Mengetahui dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang
berkaitan dengan sistem reproduksi.

7. Sikap:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas maupun di luar
kelas.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PEMBUATAN MEDIA INFORMASI

Indikator :
Membuat poster atau leaflet untuk kampanye tentang pentingnya ASI eksklusif bagi bayi.

Aspek penilaian : Keterampilan


Judul kegiatan : Pembuatan media informasi (poster/leaflet) untuk kampanye
program ASI eksklusif.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Kelom Aspek yang dinilai dalam poster/stiker/leaflet Skor Nilai


Siswa pok Kesesuaian Model/Bentuk/ Susunan Ketepatan

95
isi dengan Perpaduan Kalimat waktu
tema warna penyelesaian/
pengumpulan
1
2
3

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PEMBUATAN MEDIA INFORMASI

Indikator :
Membuat majalah dinding tentang dampak dari pernikahan usia dini dan perilaku negatif
berkaitan dengan sistem reproduksi.

Aspek penilaian : Keterampilan


Judul kegiatan : Pembuatan majalah dinding dengan topik dampak dari pernikahan
usia dini dan perilaku negatif berkaitan dengan sistem reproduksi.
Tanggal Penilaian :
Kelas :
No Nama Kelom Aspek yang dinilai dalam kegiatan pembuatan majalah dinding Skor Nilai
Siswa pok Presen Kesesuaian Model/ Susunan Ketepatan
tasi isi dengan Bentuk/ Kalimat waktu
tema Perpaduan penyelesaian/
warna pengumpulan
1
2
3

4. Sistem Remidial
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) kurang dari KKM diberikan
kesempatan untuk mengikuti pelajaran tambahan, belajar kelompok, tutor sebaya, dan
tes remidial sebanyak dua kali. Soal remidial dapat menggunakan soal yang sama atau
soal lainnya yang setara dengan soal UH. Pelaksanaan remidial dilakukan di luar jam
pelajaran.

5. Sistem Pengayaan
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) melebihi KKM akan diberi
pengayaan soal-soal dengan tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi.
Contoh soal pengayaan (sumber LPR 2, halaman 132):
Ibu Ria memiliki siklus haid kurang normal, yaitu 32 hari. Haid hari ke-1 Ibu Ria jatuh
pada tanggal 8 April. Jika bulan April terdiri atas 30 hari, kapankah ibu Ria akan
mengalami ovulasi dan haid berikutnya?

Mengetahui, Semarapura, 1 Juli 2019


Kepala SMA N 2 Semarapura Guru Mapel Biologi

Drs. I Wayan Janiarta, M.Si Ruth May, S.Pd


NIP. 19661231 199103 1 105 NIP. 19920529 201903 2 020

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SMA NEGERI 2 SEMARAPURA
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Mata Pelajaran/KKM : Biologi / 75


Materi Pokok : Sistem Pertahanan Tubuh

96
Kelas/Semester : XI / 4
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
Jumlah pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Dasar (KD)


3.14 Menganalisis peran sistem imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di dalam tubuh.

4.14 Melakukan kampanye pentingnya partisipasi masyarakat dalam program dan


immunisasi serta kelainan dalam sistem imun.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.14.1 Menganalisa suatu kasus di masyarakat tentang penyakit imunodefisiensi AIDS
berdasarkan kajian literatur.
3.14.2 Menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh.
3.14.3 Merinci komponen dalam respon imunitas.
3.14.4 Menjelaskan mekanisme pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik.
3.14.5 Membuat tabel tentang perbedaan pertahanan nonspesifik dengan pertahanan
spesifik.
3.14.6 Menjelaskan interaksi antigen – antibodi.
3.14.7 Menjelaskan berbagai jenis imunitas berdasarkan kajian literatur.
3.14.8 Menunjukkan perbedaan mekanisme respon imunitas humoral dan imunitas
selular dengan menggunakan gambar.
3.14.9 Menjelaskan mekanisme respon imunitas humoral dan respon imunitas selular,
melalui kegiatan role play (bermain peran).
3.14.10 Menjelaskan program dan jenis imunisasi.
3.14.11 Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh.

4.14.1 Melakukan observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit)
untuk menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada anak-anak
maupun orang dewasa.
4.14.2 Menyajikan hasil analisis gangguan sistem pertahanan tubuh melalui media
presentasi dan diskusi.

C. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan:
1. Siswa dapat menganalisa suatu kasus di masyarakat tentang penyakit imunodefisiensi
AIDS berdasarkan kajian literatur.
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh.
3. Siswa dapat merinci komponen dalam respon imunitas.
4. Siswa dapat menjelaskan mekanisme pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik.
5. Siswa dapat membuat tabel tentang perbedaan pertahanan nonspesifik dengan
pertahanan spesifik.
6. Siswa dapat menjelaskan interaksi antigen – antibodi.
7. Siswa dapat menjelaskan berbagai jenis imunitas berdasarkan kajian literatur.
8. Siswa dapat menunjukkan perbedaan mekanisme respon imunitas humoral dan
imunitas selular dengan menggunakan gambar.
9. Siswa dapat menjelaskan mekanisme respon imunitas humoral dan respon imunitas
selular, melalui kegiatan role play (bermain peran).
10. Siswa dapat menjelaskan program dan jenis imunisasi.
11. Siswa dapat menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh.

Keterampilan:
1. Siswa dapat melakukan observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau
rumah sakit) untuk menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada anak-
anak maupun orang dewasa.

97
2. Siswa dapat menyajikan hasil analisis gangguan sistem pertahanan tubuh melalui
media presentasi dan diskusi.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta:
 Sistem pertahanan tubuh pada manusia meliputi kulit, membran mukosa, rambut
hidung dan silia, cairan sekresi dari kulit dan membran mukosa, inflamasi, sel-sel
fagosit, protein antimikroba, limfosit, dan antibodi.
 Sistem pertahanan tubuh bisa mengalami gangguan, seperti alergi, AIDS dan SSJ
(Sindrom Steven Johnson).
 Imunitas dapat ditingkatkan melalui program imunisasi.

Komponen sistem pertahanan tubuh

Gangguan sistem pertahanan tubuh

Alergi AIDS SSJ


Program imnunisasi

2. Materi Konsep
 Fungsi sistem pertahanan tubuh: mengenal, menghancurkan, menetralkan benda-
benda asing atau sel-sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh.
 Mekanisme pertahanan tubuh dibedakan 2 macam: pertahanan nonspesifik
(alamiah/ nonadaptif/ bawaan lahir) dan pertahanan spesifik (didapat).
 Pertahanan nonspesifik: barier fisik, kimia, dan mekanik terhadap agen infeksi
(kulit, membran mukosa, cairan tubuh yang mengandung zat anti mikroba, air
mata, urine, saliva); fagositosis (dilakukan oleh neutrofil dan makrofag); inflamasi
(peradangan); serta zat antimikroba nonspesifik yang diproduksi tubuh (interferon,
komplemen).
 Pertahanan spesifik dibedakan 2 macam: imunitas yang diperantarai antibodi
(imunitas humoral) dan imunitas yang diperantarai oleh sel (imunitas selular).
 Mekanisme pengikatan antibodi – antigen dengan 4 cara: fiksasi komplemen
(aktivasi sistem komplemen), netralisasi, aglutinasi (penggumpalan), presipitasi
(pengendapan).
 Jenis imunitas: imunitas aktif (alami, buatan) dan imunitas pasif (alami, buatan).
 Leukosit (sel darah putih) yang berperanan dalam pertahanan tubuh: limfosit,
neutrofil, monosit (makrofag), eosinofil, basofil.

98
 Sel-sel yang terlibat dalam respon imunitas: sel B (limfosit B), sel T (limfosit T),
makrofag, sel pembunuh alami (NK/natural killer).
 Program dan jenis imunisasi. Jenis imunisasi antara lain BCG, hepatitis B, polio,
DPT, imunisasi campak, hib, MMR, hepatitis A, tifoid, PCV, varisela, dan
imunisasi influenza.
 Faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh: genetis (keturunan),
fisiologis, stres, usia, hormon, olahraga, tidur, nutrisi, paparan zat berbahaya, racun
tubuh, penggunaan obat-obatan.
 Gangguan sistem pertahanan tubuh: hipersentivitas (alergi), penyakit autoimun, dan
imunodefisiensi.

3. Materi Prinsip
 Sistem pertahanan tubuh (sistem imunitas) berperanan dalam mengenal,
menghancurkan, menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang
berpotensi merugikan bagi tubuh.

4. Materi Prosedural
 Observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit) untuk
menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada anak-anak maupun
orang dewasa.

E. Metode Pembelajaran
 Presentasi siswa
 Diskusi kelas
 Role play (bermain peran)
 Kuis
 Observasi

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian sistem pertahanan tubuh.
 Memotivasi: Guru menyampaikan pentingnya mempelajari
sistem pertahanan tubuh, agar dapat mencegah gangguan
sistem pertahanan tubuh, dan dapat memiliki pertahanan
tubuh yang kuat.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar komponen
sistem pertahanan tubuh, seperti kulit, air mata, inflamasi,
dan sel darah putih.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: peranan kulit, air mata, inflamasi, sel
darah putih dalam pertahanan tubuh.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok mempresentasikan tentang
pertahanan nonspesifik (halaman 438 – 442).
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya

99
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya terjadinya inflamasi (peradangan).
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
pertahanan nonspesifik (alamiah).
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem
pertahanan nonspesifik (alamiah).
 Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan fitur kuis dan diskusi pada buku paket.
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Pertahanan spesifik atau
adaptif (halaman 442 – 448).

2. Pertemuan ke-2
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang
pengertian pertahanan spesifik (adaptif).
 Memotivasi: Guru menyampaikan pentingnya program
imunisasi untuk peningkatan pertahanan tubuh.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar pemberian
imunitas aktif dan imunitas pasif (serum antibodi).
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: perbedaan imunitas aktif dengan
imunitas pasif.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok mempresentasikan tentang
pertahanan spesifik (halaman 442 – 447).
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang pengikatan antibodi ke antigen.
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
pertahanan spesifik (adaptif).
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
pertahanan spesifik (adaptif).
 Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk melaksanakan

100
tugas mandiri observasi ke klinik, puskesmas, atau rumah
sakit berkaitan dengan pelayanan masyarakat tentang
imunisasi yang diberikan kepada anak-anak maupun orang
dewasa (misalnya jenis, tujuan/manfaatnya, dan cara
pemberiannya).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Bermain peran untuk
memahami mekanisme respons imunitas humoral dan
seluler (halaman 449 – 451).

3. Pertemuan ke-3
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang fungsi
sel-sel yang terlibat dalam respons imunitas.
 Memotivasi: Guru menanyakan persiapan siswa untuk
bermain peran (role play).
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Siswa duduk per kelompok (10 orang). Kelompok yang
ditunjuk atau dipilih secara random mempersiapkan diri
untuk bermain peran sesuai dengan tugasnya (misalnya
memperagakan mekanisme respons imunitas humoral atau
imunitas seluler).
 Guru menanyakan kepada kelompok, bila ada hal-hal yang
kurang dimengerti berkaitan dengan perannya masing-
masing.
 Eksplorasi:
- Salah satu kelompok tampil di depan kelas untuk
bermain peran (halaman 451 – 452).
- Kajian literatur tentang program dan jenis imunisasi.
 Elaborasi:
- Kelompok yang lain menyaksikannya dan memberikan
hasil analisa. Siswa bisa menanya kepada pemain
tentang peranannya.
- Menganalisis program dan jenis imunisasi terutama
yang dilakukan di Indonesia.
 Konfirmasi:
- Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang perbedaan peranan MHC kelas I dengan
MHC kelas II.
- Guru mengkofirmasi tentang program dan jenis imunisasi
 Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan
materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh
(secara demokratis).
 Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan
atas kesimpulan siswa.

3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
mekanisme respons imunitas humoral dan imunitas seluler.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan
mekanisme respons imunitas humoral dan imunitas seluler,
program dan jenis imunisasi.
101
 Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan uji kompetensi bagian pilihan ganda, pilihan
ganda biasa, dan soal hubungan sebab-akibat pada buku
paket (halaman 456 – 460).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Faktor yang
mempengaruhi sistem pertahanan tubuh dan gangguan
sistem pertahanan tubuh (halaman 453 – 455).

4. Pertemuan ke-4
No Kegiatan Belajar Waktu
(menit)
1 Pendahuluan 15
 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang alergi
yang terkadang dialami oleh masyarakat.
 Memotivasi: Guru menyampaikan pentingnya mencegah
terjadinya gangguan/ penyakit sistem imun.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti 60
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar tentang
penderita AIDS.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya, misalnya: mengapa badannya menjadi terlalu
kurus.
 Eksplorasi: Salah satu kelompok mempresentasikan tentang
faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh dan
gangguan sistem pertahanan tubuh (halaman 453 – 455).
 Elaborasi: Kelompok/siswa yang lain bisa menanggapinya
atau menanya kepada penyaji presentasi.
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat,
misalnya tentang sindrom Steven Johnson (SSJ).
 Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan
beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk
diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi
nilai.
3 Penutup 15
 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh dan
gangguan sistem pertahanan tubuh.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan faktor
yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh dan gangguan
sistem pertahanan tubuh.
 Tindak lanjut: Penugasan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan uji kompetensi bagian uraian (halaman 460).
 Rencana pembelajaran selanjutnya: Pembahasan Latihan
ulangan semester 2.

G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


1. Sumber belajar:
- Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, Penyusun Irnaningtyas. Penerbit
Erlangga, Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), Bab 11.

102
- Buku soal LPR (Lembar Pekerjaan Rumah) jilid 2 untuk kelas XI, Penyusun
Irnaningtyas, Penerbit Esis, Jakarta, tahun 2016, halaman 141 – 158).
- Campbell, Reece, Mitchell, 2002, Biology (terjemahan), Penerbit Erlangga
- Internet dan lingkungan sekitar.

2. Bahan ajar:
 Bahan presentasi dan gambar sistem pertahanan tubuh.
 Bahan pembuatan asesoris/ label/name tag untuk bermain peran: kertas karton
putih/ berwarna.

3. Alat:
 Komputer/LCD, VCD/CD player.
 Spidol, gunting, peniti, lem.

H. Penilaian, Remidial, dan Pengayaan


1. Pengetahuan
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
b. Ulangan harian.
Contoh soal:
 Sebutkan 4 macam komponen dalam mekanisme pertahanan tubuh nonspesifik.
 Jelaskan penyakit autoimun, dan sebutkan contohnya.
 Leukosit yang berperan dalam pertahanan tubuh, adalah......,........,......., dan........
 Untuk menyembuhkan luka akibat gigitan ular dengan cepat, sebaiknya
digunakan....
 Sistem pertahanan tubuh dipengaruhi oleh faktor.............,.............., dan..............

2. Keterampilan:
 Melakukan observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit)
untuk menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada anak-anak
maupun orang dewasa.
 Menyajikan hasil analisis gangguan sistem pertahanan tubuh melalui media
presentasi dan diskusi.

3. Sikap:
Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas maupun di luar
kelas.

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN OBSERVASI LAPANGAN

Indikator :
Melakukan observasi lapangan (ke klinik kesehatan, puskesmas, atau rumah sakit) untuk
menemukan jenis, cara, dan tujuan dilakukan imunisasi pada anak-anak maupun orang
dewasa.

Aspek penilaian : Keterampilan


Judul kegiatan : Observasi lapangan ke rumah sakit tentang imunisasi.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai


Siswa Administrasi surat Bukti observasi Laporan
permohonan observasi (dokumen/ foto) observasi
lapangan/ proposal
1
2
3

103
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRESENTASI

Indikator :
Menyajikan hasil analisis gangguan sistem pertahanan tubuh melalui media presentasi dan
diskusi.

Aspek penilaian : Keterampilan dan sikap.


Judul kegiatan : Presentasi tentang gangguan sistem pertahanan tubuh.
Tanggal Penilaian :
Kelas :

No Kelom Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai


pok Materi Kerja sama Keaktifan Keterampilan
presentasi dalam dalam
kelompok mengemukakan
pendapat
1
2
3

4. Sistem Remidial
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) kurang dari KKM diberikan
kesempatan untuk mengikuti pelajaran tambahan, belajar kelompok, tutor sebaya, dan
tes remidial sebanyak dua kali. Soal remidial dapat menggunakan soal yang sama atau
soal lainnya yang setara dengan soal UH. Pelaksanaan remidial dilakukan di luar jam
pelajaran.

5. Sistem Pengayaan
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) melebihi KKM akan diberi
pengayaan soal-soal dengan tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi.
Contoh soal pengayaan (sumber LPR 2, halaman 158):
Seorang pasien menderita penyakit yang memiliki gejala kulit bagian epidermis
mengelupas dan memisahkan diri dari dermis sehingga menimbulkan bercak
kemerahan dan pendarahan di bawah kulit serta lepuh seperti luka bakar.
a. Tuliskan nama penyakit yang telah dideskripsikan.
b. Tuliskan gejala-gejala lainnya yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.
c. Apa penyebab dari penyakit tersebut?
d. Menurut Anda, bagaimana cara pencegahan terbaik yang dapat dilakukan?

Mengetahui, Semarapura, 1 Juli 2019


Kepala SMA N 2 Semarapura Guru Mapel Biologi

Drs. I Wayan Janiarta, M.Si Ruth May, S.Pd


NIP. 19661231 199103 1 105 NIP. 19920529 201903 2 020

104

Anda mungkin juga menyukai