Anda di halaman 1dari 32

Pembelajaran Berorientasi HOTS

Konsep Berpikir Tingkat Tinggi


Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa umum dikenal sebagai Higher
Order Thinking Skills (HOTS) dipicu oleh empat kondisi berikut.
1. Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang spesifik
dan tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya.
2. Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat diubah,
melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri
dari lingkungan belajar, strategi, dan kesadaran dalam belajar.
3. Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau spiral
menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif.
4. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan
analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Pengertian
Higher order thinking is difficult to define but easy to recognize when it occurs

“HOTS sulit untuk didefinisikan tapi mudah dikenali jika sudah didapatkan”

Higher order thinking involves a cluster of elaborative mental activities


requiring nuanced judgment and analysis of complex situations according to
multiple criteria.

“HOTS melibatkan sekelompok aktivitas mental elaborative (membutuhkan


penjabaran/pemaparan) yang memerlukan penilaian yang berbeda dan analisis
situasi yang kompleks berdasarkan serangkaian kriteria”
(Resnick:1987)
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dalam
Pembelajaran Sebagai
(Brookheart: 2010) Transfer -Meaningful learning; bisa menggunakan logika
-Menerapkan pengetahuan dan keterampilannya
dalam konteks yang baru.
-Mengkaitkan pembelajaran dengan hal lain yang
belum pernah diajarkan

Mengidentifikasi masalah dan


menyelesaikan masalah tersebut baik di Keterampilan Berpikir reflektif dan menggunakan alasan dalam
dunia akademik maupun kehidupan sehari- Berpikir rangka membuat keputusan yang tepat
hari
Tingkat TInggi

Sebagai Sebagai
Problem Critical
Solving Thinking
1. HOTS sebagai Transfer
Anderson dan Krathwol (2001) menyatakan bahwa dua tujuan paling penting dari Pendidikan
adalah untuk meningkatkan retensi (daya ingat) dan meningkatkan transfer (pembelajaran
bermakna/meaningful learning)

• Retensi = Mengingat pelajaran


• Transfer = Mengingat pelajaran, menggunakan logika, dan memanfaatkan semuanya
(dalam kehidupan)

HOTS sebagai Transfer artinya dalam pembelajaran HOTS:


- peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan (yang telah
dikembangkannya di kelas) pada konteks yang baru; atau
- Peserta didik dapat mengaitkan hasil belajar mereka pada hal-hal lain yang tidak pernah
dipelajarinya
2. HOTS sebagai Critical Thinking

Menurut Norris dan Ennis (1989) Berpikir kritis adalah berpikir reflektif menggunakan alasan
dengan focus untuk memutuskan apakah akan percaya ataukah tidak (terhadap sesuatu).

HOTS sebagai critical thinking artinya dalam pembelajaran HOTS:


- Peserta didik dapat memberi penilaian yang bijaksana atau memberikan kritik yang masuk akal
- Peserta didik dapat melakukan refleksi, mengemukakan argumen, dan membuat keputusan yang
jelas
Elemen dasar tahapan keterampilan berpikir kritis, yaitu FRISCO
(Ennis:1991).

ELEMEN DEFINISI
F Focus Mengidentifikasi masalah yang dikritisi dengan baik

Alasan-alasan yang diberikan bersifat logis atau tidak untuk disimpulkan


R Reason
seperti yang telah ditentukan dalam permasalahan

Jika alasan yang dikembangkan adalah tepat, maka alasan tersebut harus
I Inference
cukup sampai pada kesimpulan yang sebenarnya

S Situation Membandingkan dengan situasi yang sebenarnya

Harus ada kejelasan istilah maupun penjelasan yang digunakan pada


C Clarity
argumen sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil kesimpulan

Pengecekan terhadap sesuatu yang telah ditemukan, diputuskan,


O Overview diperhatikan, dipelajari, dan disimpulkan.
3. HOTS sebagai Problem Solving

• Setiap bidang studi mempunyai masalah untuk dipecahkan, baik di bidang praktis maupun teoretis

• Dalam pembelajaran HOTS peserta didik dilatih mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya,
baik dalam akademik maupun kehidupan sehari-hari

• Masalah ada yang solusinya terbatas dengan langkah-langkah sistematis yang telah diajarkan
(closed problem), ada yang solusinya tidak terbatas dan benar-benar baru (open-ended problem)

• Pendidikan pada dasarnya menyiapkan peserta didik untuk bisa menyelesaikan masalah (sebagai
problem solver) di kehidupan nyata.

• Manusia yang berpikir (tingkat tinggi) adalah manusia yang bisa menyelesaikan masalah dan
bekerja secara kreatif.
1. Menentukan masalah, dengan mendefinisikan masalah, menjelaskan permasalahan,
menentukan kebutuhan data dan informasi yang harus diketahui sebelum digunakan untuk
mendefinisikan masalah sehingga menjadi lebih detail, dan mempersiapkan kriteria untuk
menentukan hasil pembahasan dari masalah yang dihadapi.
2. Mengeksplorasi masalah, dengan menentukan objek yang berhubungan dengan masalah,
memeriksa masalah yang terkait dengan asumsi dan menyatakan hipotesis yang terkait
dengan masalah.
3. Merencanakan solusi dimana peserta didik mengembangkan rencana untuk memecahkan
masalah, memetakan sub-materi yang terkait dengan masalah, memilih teori prinsip dan
pendekatan yang sesuai dengan masalah, dan menentukan informasi untuk menemukan
solusi.
4. Melaksanakan rencana, pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana yang telah
ditetapkan.
5. Memeriksa solusi, mengevaluasi solusi yang digunakan untuk memecahkan masalah.
6. Mengevaluasi, dalam langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang terkait dengan solusi dibuat,
memperkirakan hasil yang diperoleh ketika mengimplementasikan solusi dan
mengkomunikasikan solusi yang telah dibuat.
Level Kognitif dalam Pembelajaran HOTS
PROSES KOGNITIF DEFINISI
C1 Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan
L
Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk
C2 O Memahami
komunikasi lisan, tertulis, dan gambar
T
Menerapkan / Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang
C3 S
Mengaplikasikan tidak biasa
Memecah informasi ke dalam bagian-bagiannya dan
C4 Menganalisis menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan
antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan
H
Menilai /
C5 O Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar
Mengevaluasi
T
Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk
S
Mengkreasi / membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional;
C6
Mencipta menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur
baru
Pengembangan Pembelajaran Berorientasi HOTS

• Melalui pembelajaran berorientasi HOTS, siswa dapat lebih aktif dengan


pemikiran-pemikiran yang kritis dan kreatif serta mampu menguasai unsur-
unsur IPA yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.
• Kegiatan pembelajaran harus terintegrasi aspek HOTS (transfer knowledge,
Critical thinking creativity, problem solving), dan Keterampilan abad 21 (PPK,
Literasi, 4C).
ANALISIS KOMPETENSI
DASAR
PENENTUAN TINGKAT
KOMPETESI KD
• Tidak berpatokan hanya pada kata kerja yang ada pada KD
• Membaca secara keseluruhan deskripsi pada KD
• Jika ada dua kata kerja pada KD, maka tingkat kompetensi pada KD
tersebut ada dua.
Contoh analisis KD
Syaratnya:
KD Pengetahuan 1. Pahami dimensi pengetahuan faktual,
3.2 Menghubungkan ciri pubertas konseptual, prosedural dan metakogitif
2. Pahami makna dari setiap tingkat kognitif
pada laki-laki dan perempuan pada taksonomi bloom (C1-C6)
dengan kesehatan reproduksi 3. Tidak berpatokan hanya pada Kata Kerja
KD tetapi baca utuh deskripsi KD

Tingkat kompetensi KD adalah Menganalisis (C4)


Kata Kerja KD Materi

Dimensi pengetahuan KD adalah KONSEPTUAL =


pengetahuan tentang bentuk yang lebih kompleks dan
terorganisasi, mencakup klasifikasi dan kategori, prinsip,
model, dan struktur
Syaratnya:
KD Keterampilan 1. Pahami makna dari setiap tingkat
keterampilan pada ranah psikomotor jika
4.2 Menyajikan karya tentang cara keterampilan konkrit (P1—P5) dan ranh
menyikapi ciri-ciri pubertas yang kognitif jika keterampilan abstrak (C1-C6)
dialami 2. Tidak berpatokan hanya pada Kata Kerja
KD tetapi baca utuh deskripsi KD

Kata Kerja KD Materi

Tingkat kompetensi KD adalah Presisi (P3)=


Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau
menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam
bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai “tingkat mahir”
MATRIK SUMBU SIMETRI
• Memindahkan kata kerja KD pada kolom yang sejajar DIMENSI
PENGETAHUAN dan DIMENSI PROSES BERFIKIR sesuai dengan tingkat
kompetensi KD
• Mencari KKO PADANAN kata kerja KD jika TIDAK OPERASIONAL
• Menentukan KKO untuk IPK PENDUKUNG dan PENGAYAAN dan diletakkan
sejajar dengan Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Berfikir
CONTOH MATRIK SUMBU SIMETRI KOMBINASI
3.2 Menghubungkan ciri pubertas pada laki-laki dan perempuan dengan kesehatan reproduksi
METAKOGNITIF
PROSEDURAL
KONSEPTUAL Menjelaskan Mengelompokkan Menelaah Menyimpulkan
hun 2016 Tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menangah)

FAKTUAL Mengidentifikasi
DIMENSI PENGETAHUAN

C1 C2 C3 C4 C5 C6
MENGINGAT MEMAHAMI MENGAPLIKASIKAN
KKO IPK Pendukung MENGANALISIS
KKO IPK Kunci MENGEVALUASI MENCIPTA
KKO IPK Pengayaan
PERUMUSAN IPK

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk


menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD) tertentu yang menjadi
acuan penilaian mata pelajaran.

(Mulyasa, 2007:139)
FUNGSI INDIKATOR
Fungsi indikator antara lain sebagai pedoman dalam:
1. mengembangkan materi pembelajaran atau bahan ajar,
2. mendesain kegiatan pembelajaran
3. merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
PERUMUSAN IPK
Ketentuan Perumusan Indikator
1. Indikator dirumuskan dari KD
2. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur
3. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah dipahami.
4. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda
5. Hanya mengandung satu tindakan.
6. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi & kebutuhan
peserta didik, sekolah, masyarakat dan lingkungan/daerah;
Perumusan Indikator:
A. Menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan pada KD Menganalisis
KKO

B. Menganalisis Indikator berdasarkan tingkat UKRK kompetensi pada KD


KLASIFIKASI INDIKATOR
• Dalam melakukan penilaian adalah indikator yang harus diujikan kepada siswa adalah
indikator kunci.
• Indikator kunci tidak boleh terabaikan oleh pendidikan dalam pelaksanaan penilaian,
karena indikator inilah yang menjadi tolok ukur dalam mengukur ketercapaian
kompetensi minimal siswa berdasarkan KD.
• Di samping itu, pencapaian kompetensi minimal ini merupakan pencapaian yang
berstandar nasional.
• Seperti halnya dengan indikator pendukung dan indikator pengayaan di dalam
melakukan penilaian disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pemahaman peserta didik
terhadap indikator kunci yang telah diberikan.
KLASIFIKASI INDIKATOR
1. Indikator Kunci
a. Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK.
b. Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD.
c. Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD.
d. dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga kompetensi minimal yang harus
dikuasai siswa tercapai berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran.
PENGERTIAN UKRK (Urgensi, Kontinuitas, Relevansi,
Keterpakaian)
• Urgensi adalah tingkat kepentingannya. Maknanya indikator tersebut penting dikuasai
oleh peserta didik.
• Kontinuitas adalah berkelanjutan, menjadi dasar bagi indikator selanjutnya atau
mempunyai hubungan dengan indikator pada tingkat lanjut.
• Relevansi bermakna bahwa indikator tersebut mempunyai hubungan dengan mata
pelajaran lain.
• Keterpakaian memiliki makna bahwa indikator tersebut memiliki nilai yang aplikatif
dalam kehidupan bermasyarakat.
KLASIFIKASI INDIKATOR
2. Indikator Pendukung
a.Membantu peserta didik memahami indikator kunci.
b.Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti kompetensi yang
sebelumnya telah dipelajarai siswa, berkaitan dengan indicator kunci
yang dipelajari.
3. Indikator Pengayaan
a. mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan
kompetensi dari standar minimal KD.
b. tidak selalu harus ada.
c. dirumuskan oleh pendidik apabila potensi peserta didik memiliki
kompetensi yang lebih tinggi dari dan perlu peningkatan yang baik
dari standar minimal KD.
KONSEP DASAR MENGAMATI

1. PROSES SAINTIFIK
DALAM MODEL
MENGOMUNIKASIKAN MENANYA
PEMBELAJARAN
PROSES
SAINTIFIK

MENGUMPULKAN
MENALAR INFORMASI
2. Model-Model Pembelajaran
a. Model Penemuan/Penyingkapan
1) Discovery Learning
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti,
dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Sintak model Discovery Learning:


a) Pemberian rangsangan (Stimulation);
b) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
c) Pengumpulan data (Data Collection);
d) Pengolahan data (Data Processing);
e) Pembuktian (Verification), dan
f) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
2) Inquiry Learning
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses
penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat.

Sintak/tahap model inkuiri meliputi:


a)   Orientasi masalah;
b)  Pengumpulan data dan verifikasi;
c) Pengumpulan data melalui eksperimen;
d) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
e) Analisis proses inkuiri.
b. Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai
kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk
mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual
Sintak model Problem Based Learning :
1) Orientasi peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
c. Project Based Learning
Model Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang melibatkan keaktifan
siswa dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/ mandiri melalui
tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk
untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Sintak PJBL:
1) Pertanyaan mendasar
2) Mendesain perencanaan produk
3) Menyusun jadwal pembuatan
4) Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek
5) Menguji hasil
6) Evaluasi penglaman belajar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai