KULTUR JARINGAN
Disusun untuk memenuhi tugas ujian mid semester mata kuliah Dasar-Dasar
Hortikultura
Oleh:
NAMA: FARIZ AL FATTAH
NIM: 18130072
JURUSAN: AGROTEKNOLOGI
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, pada akhirnya makalah yang
penulis susun dalam rangka memenuhi tugas ujian mid semester mata kuliah Dasar-
Dasar Hortikultura yang berjudul “ Kultur Jaringan” telah dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan dan akses
internet. Tulisan ini sebagian besar hanya kutipan-kutipan dari beberapa sumber
sebagaimana mestinya yang tercantum dalam daftar pustaka, dengan beberapa ulasan
pribadi seperti hanya analisis dan sintesis dari beberapa kutipan yang berasal dari
bahan bacaan.
Tulisan yang sangat sederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya peran
dan bantuaan serta masukan dari beberapa pihak. Oleh sebab itu, sudah semestinya
penulis ucapkan terima kasih yang tidak terhingga
i
DAFTAR ISI
Hal
BAB I . Pendahuluan
1.1. Latar Belakang...............................................................................4
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................5
1.3. Tujuan............................................................................................5
BAB II . Pembahasan
2.1. Pengertian Kultur Jaringan...........................................................6
2.2. Tipe Kultur Jaringan.....................................................................6
2.3. Laboratorium Kultur Jaringan......................................................7
2.4. Cara Kerja Kultur Jaringan...........................................................8
2.5. Perbedaan Perbanyakan Alami dengan Kultur Jaringan..............10
2.6. Kelebihan dan Kekurangan Kultur Jaringan...............................11
2.7. Kendala dan Masalah yang Dapat Terjadi dalam Kultur Jaringan
......................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pertanian akhir-akhir ini sangat pesat dan sejajar dengan
bidang-bidang lainnya seperti telekomunikasi dan komputer. Dengan prinsip dasar
pemanfaatan sistem biologi pada level sel atau bagian-bagian sel untuk menghasilkan
produk yang diperlukan, maka muncullah cabang ilmu bilogi terapan yang disebut
kultur jaringan.
4
membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan penelitian pada
tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif.
1.3 .Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kultur jaringan.
2. Untuk mengertahui tipe-tipe kultur jaringan.
3. Untuk mengetahui alat dan bahan yang di gunakan untuk kultur jaringan.
4. Untuk mengetahui cara kerja kultur jaringan.
5. Untuk mengetahui perbedaan perbanyakan alami dengan kultur jaringan.
6. Untuk mengetahui keuntungan dan kelebihan kultur jaringan.
7. Untuk mengetahui kendala dan masalah yang dapat terjadi dalam kultur
jaringan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kultur Jaringan
Menurut Suliansyah (2014), kultur jaringan tanaman terdiri atas berbagai tipe
berdasarkan penggunaannya. Yaitu:
1. Kultur Embrio
- Memperpendek siklus pemuliaan
- Menghindari inkompabilitas
6
2. Kultur Meristem
- Mengeliminasi pathogen.
- Mengkloning massal tanaman.
- Mengoleksi plasmanutfah
- Kriopreservasi (penyimpanan jangka panjang)
3. Kultur Kalus
- Mengkloning tanaman
- Menghasilkan varian-varian tanaman
- Mengeliminasi patogen
- Sumber protoplas
- Memproduksi metabolit sekunder
4. Kultur Anter
- Menghasilkan homozigot
- Menginduksi mutasi
5. Kultur Protoplas
- Hibridisasi somatik
- Transformasi
7
Laboratorium kultur jaringan sebaiknya dibangun pada daerah yang memiliki
udara bersih, jauh dari debu dan polutan lainnya, hal ini untuk meminimalisir
terjadinya kontaminasi. Oleh karena itu biasanya bangunan ini dibuat ditempat jauh
dari keramaian. Bangunan laboratorium sebaiknya memiliki pembagian ruangan yang
teratur sehingga setiap aktivitas yang berbeda dilakukan pada ruang yang berbeda,
tetapi seluruh ruangan harus saling berhubungan (Harahap, 2011).
1. Ruangan Analisa
2. Ruangan Sterilisasi
3. Ruangan Preparasi
4. Ruangan Stok
5. Ruangan lsolasi/Transfer
6. Ruangan Kultur.
8
Sterilisasi eksplant Inisiasi kultur (Culture Estabilishment)
9
(IAA, IBA atau NAA). Perakaran umumnya dilakukan pada tahap akhir dalam
suatu periode perbanyakan kultur jaringan, yaitu apabila jumlah tunas in vitro
sudah tersedia sesuai dengan jumlah bibit yang akan diproduksi.
Pada perbanyakan secara alami nutrisi diperoleh secara alami dari dalam
tanah,tanaman dapat membuat makanannya sendiri (autotrof), sumber tanaman harus
cukup umur,fotosintesis dengan bantuan matahari sehingga di pengaruhi oleh musim
sedangkan perbanyakan dengan kultur jaringan media terbuat dari nutrisi kimia,
tanaman tidak membuat makanannya sendiri, sumber tanaman sedikit, fotosintesis
dengan cahaya lampu, tidak dipengaruhi musim.
10
2.6. Kelebihan dan Kekurangan Kultur Jaringan
Kelebihan:
Kekurangannya:
- Bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap hama penyakit dan udara
luar;
- Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit;
- Membutuhkan modal investasi awal yang tinggi untuk bangunan
(laboratorium khusus), peralatan dan perlengkapan;
- Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan
kultur jaringan agar dapat memperoleh hasil yg memuaskan;
- Produk kultur jaringan pada akarnya kurang kokoh.
2.7. Kendala dan Masalah yang Dapat Terjadi dalam Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan sampai saat ini memang belum biasa dilaksanakan oleh
para petani, baru beberapa kalangan pengusaha swasta saja yang sudah mencoba
melaksanakannya, karena pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman memerlukan
keterampilan khusus dan harus dilatar belakangi dengan ilmu pengetahuan dasar
tentang fisiologi tumbuhan, anatomi tumbuhan, biologi, kimia dan pertanian. Dengan
demikian jelas akan amat sulit untuk diterima oleh kalangan petani biasa. Di samping
itu, pelaksanaan teknik kultur jaringan mutlak memerlukan laboratorium khusus,
11
walaupun dapat di usahakan secara sederhana (dalam ruang yang terbatas), namun
tetap memerlukan peralatan yang memadai. Kemungkinan lain petani akan merasa
enggan bekerja secara aseptik.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kultur jaringan merupakan suatu tehnik membiakkan sel atau jaringan ke
dalam media kultur, sehingga tumbuh, membelah, dan menghasilkan tumbuhan baru
dengan cepat dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Kultur jaringan
merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan mengisolasi bagian tanaman seperti
daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan
secara aseptic yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang
tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah
perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan
media buatan yang dilakukan di tempat steril. Tanaman yang dimanfaatkan dalam
kultur jaringan harus memiliki sifat Autonom, dan sifat Totipotensi.
3.2. Saran
Pelaksanaan kultur jaringan di Indonesia belum cukup banyak dilakukan. Saya
menyarankan kepada pemerintah, sebaiknya pemerintah ikut memperhatikan masalah
mengenai pertanian terutama dalam metode kultur jaringan yang seharusnya dapat
menghasilkan keberhasilan yang besar.
13
DAFTAR PUSTAKA
14