Anda di halaman 1dari 32

Laporan Praktikum

BOTANI FARMASI
“JARINGAN MERISTEM DAN JARINGAN PENGANGKUT”

OLEH

KELOMPOK : III (TIGA)


KELAS : B-S1 FARMASI 2022
ASISTEN : MERISKA ANGGRIANI AHMAD, S.Farm

LABORATORIUM BAHAN ALAM


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
Lembar Pengesahan

BOTANI FARMASI
JARINGAN MERISTEM DAN JARINGAN PENGANGKUT

OLEH
KELOMPOK III (TIGA)

1. DIVA NUR ANGGRAINI (821422027)


2. EKA FADHILA PUTRI (821422035)
3. FIANTIKA AMBADAR YAHYA (821422046)
4. MOH. SYAFRIE PUTRA SYAUS (821422047)
5. ULFAYANTI UWE (821422040)

Gorontalo, November 2022 NILAI


Mengetahui Asisten,

MERISKA ANGGRIANI AHMAD, S.Farm


KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
pada percobaan modul keenam dengan judul "Jaringan Meristem dan Jaringan
Pengangkut" ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Praktikum Botani Farmasi. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang epidermis dan modifikasinya bagi pembaca
dan juga penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten laboratorium
yang telah membimbing dan membantu kami selama berlangsungnya proses
praktikum sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini.
Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan
Praktikum ini. Namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam
melaksanakannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan ide, kritik, dan saran
yang membangun atas isi Laporan. Masukan tersebut akan dengan senang hati
penulis terima guna perbaikan di kemudian hari.
Dengan ini penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini tidak akan
tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dan kerja sama dari pihak-pihak
terkait. Penulis harap Laporan Praktikum ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
serta dapat menambah ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gorontalo, November 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan Pratikum....................................................................................2
1.3 Manfaat Pratikum..................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3
2.1 Dasar Teori............................................................................................3
2.2 Uraian Tanaman....................................................................................8
2.3 Uraian Bahan.......................................................................................13
BAB III METODE PRAKTIKUM.................................................................15
3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan.........................................................15
3.2 Alat dan Bahan.....................................................................................15
3.3 Prosedur Kerja.....................................................................................15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................17
4.1 Hasil Pengamatan................................................................................17
4.2 Pembahasan.........................................................................................18
BAB V PENUTUP..........................................................................................20
5.1 Kesimpulan..........................................................................................20
5.2 Saran....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi merupakan cara dan teknik pembuatan serta cara penyimpanan,
penyaluran obat. Jadi, secara garis besarnya farmasi ini merupakan ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan obat-obatan. Nah, adapun
untuk ruang lingkupnya sendiri itu meliputi hal- hal yang berhubungan atau ada
kaitannya dengan obat. salah satunya seperti mempelajari struktur dari pada
tumbuhan. Hal itu karena, dalam farmasi pastinya kita akan memanfaatkan
sumber daya alam dan bahan lain untuk pengobatan. Adapun ilmu yang
mempelajari mengenai tumbuhan ini sering di kenal dengan mata kuliah Botani
Farmasi.
Botani farmasi mempelajari morfologi dan anatomi tumbuhan serta
pemanfaatannya untuk identifikasi atau determinasi tanaman obat. Anatomi
mengenai struktur tumbuhan melibatkan satuan fungsi organik terkecil dalam
tumbuhan itu sendiri yaitu sel. Sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel yang
didalamnya terdapat tempat berlangsungnya reaksi kimia yang diperlukan untuk
kehidupan sel. Pengamatan tentang sel hanya dapat terlihat menggunakan
mikroskop. Dalam hal ini, mempelajari ukuran dan bentuk sel merupakan hal
penting.
Sel pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke tahun 1605 yang
mengamati jaringan gabus pada tumbuhan yang merupakan kesatuan fungsional
makhluk hidup. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Karena itulah sel dapat berfungsi secara autimon asalkan seluruh kebutuhan
hidupnya terpenuhi. Sel merupakan struktural terkecil dari suatu organisme
hidup, karena ukurannya sangat kecil maka sel tidak bisa dilihat langsung dengan
mata telanjang tetapi bisa dilihat dengan bantuan alat optic berupa mikroskop.
Pada dasarnya sel-sel dengan struktur khusus yang berfungsi sebagai jaringan
embrionik untuk membentuk sel-sel baru yaitu jaringan meristem dan jaringan
yang berfungsi sebagai alat transportasi tumbuhan untuk mengangkut air dan

1
unsur hara, serta mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari satu bagian ke
bagian lain tumbuhan yaitu jaringan pengangkut.
Tumbuhan tersusun atas beberapa jaringan, diantaranya adalah jaringan
meristem dan jaringan pengangkut. Jaringan meristem merupakan jaringan yang
terdiri dari sekelompok sel tumbuhan yang aktif membelah. Ciri – ciri sel
meristem yaitu ukuran selnya kecil, berdinding tipis, mempunyai nukleus yang
relatif besar,vakuola berukuran kecil dan kaya akan sitoplasma, serta selnya
berbentuk kilboidatau meristem. Ada bagian meristem yang tetap
mempertahankan sifat meristem (sebagai jaringan muda selamanya) sehingga
menjadi bagian yang berbeda.
Jaringan meristem ini dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan asalnya dan
juga berdasarkan letaknya. Berdasarkan letaknya jaringan meristem ini dibedakan
menjadi tiga yaitu meristem apikal atau apeks yang terdapat pada ujung batang
dan ujung akar. Meristem lateral yaitu meristem yang menyebabkan organ
bertambah lebar kearah lateral. Dan meristem interkalar yaitu meristeem yang
berada diantara jaringan yang sudah terdeferensiasi. Sedangkan berdasarkan
asalnya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu promerisem adalah
jaringan meristem yang sudah ada sejak tumbuhan itu masih embrional. Meristem
primer adalah jaringan meristem berasal dari meristem embrional. Sedangkan,
meristem sekunder adalah jaringan yang berasal dari jaringan dewasa yang
sifatnya kembali meristematis.
Adapun untuk jaringan pengangkut merupakan jaringan yang mengangkut
air dan unsur hara dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Jaringan pengangkut ini
dapat dikelempokkan menjadi dua yaitu jaringan xilem daan floem. Jaringan
xilem merupakan jaringan – jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe
sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup. Jarigan xilem berfungsi
untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan.
Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran transpor dan
penyokong., sedangkan floem merupakan jaringan pengankut yang berfungsi
mengangkut dan mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke

2
bagian tumbuhan lain. Unsur- unsur floem meliputi unsur tapis, sel pengiring,sel
albumim (pada Gymnospermae), serat-serat floem dan parenkim floem.
Berdasarkan uraian di atas, maka kami praktikan melaksanakan praktikum
yang berjudul “Jaringan meristem dan jaringan pengangkut”.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat mengamati
berbagai bentuk, struktur, tipe dan letak jaringan meristem dan jaringan
pengangkut pada bagian tumbuhan serta agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi
dari jaringan meristem dan jaringan pengangkut
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum kali ini yaitu mahasiswa atau praktikan dapat
mengetahui bentuk dan susunan dari jaringan meristem dan jaringan pengangkut
pada tumbuhan dan juga mahasiswa atau praktikan dapat mengetahui fungsi dari
jaringan meristem dan jaringan pengangkut.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus-menerus mengalami
pembelahan atau masih bersifat embrionik. Sel-sel meristem membelah terus
untuk menghasilkan sel-sel  baru, beberapa beberapa hasil pembelahan
pembelahan akan tetap berada dalam jaringan jaringan meristem meristem yang
disebut disebut sel inisial atau sel permulaan. Sedangkan sel-sel baru yang
digantikan kedudukannya oleh sel meristem disebut derivatif atau turunan. Proses
pertumbuhan dan spesialisasi secara morfo-fisiologi sel yang dihasilkan oleh
meristem disebut diferensiasi. Jaringan yang mengalami diferensiasi akan
kehilangan karakteristik embrioniknya dan menjadi dewasa/permanen (Rahmat,
2012).
Ciri-ciri jaringan meristem:
1) Sel-selnya muda, aktif melakukan pembelahan dan pertumbuhan
2) Ukuran selnya kecil dan seragam
3) Letak sel-sel rapat, tidak ada ruang antar sel
4) Bentuk sel bervariasi: bulat, lonjong, atau poligonal dengan dinding sel
tipis dengan dinding sel tipis
5) Banyak mengandung sitoplasma sebagai tempat terjadinya berbagai reaksi
6) Memiliki inti sel satu atau lebih, inti sel relatif besar
7) Vakuola kecil atau hampir tidak ada
Jaringan meristem diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria yaitu:
a. Berdasarkan asal pembentukannya, meristem dibedakan menjadi promeristem,
meristem primer dan meristem sekunder.

4
1) Promeristem, jaringan yang ada pada saat tumbuhan masih dalam tingkat
embrio.
2) Meristem Primer
Meristem yang sel-selnya secara langsung berkembang dari sel-sel embrionik,
atau lanjutan dari kegiatan embrio/lembaga. Meristem primer, misalnya pada
ujung akar dan ujung batang, batang, mengakibatkan mengakibatkan
pertumbuhan pertumbuhan primer berupa pertambahan pertambahan tinggi.
tinggi. Daerah meristematik meristematic yang dibentuk promeristem berupa:
protoderma, prokambium dan meristem dasar ( ground meristem). Ketiganya
inilah yang disebut sebagai meristem primer. Protoderma akan membentuk
jaringan jaringan epidermis. epidermis. Prokambium Prokambium akan
membentuk membentuk kambium kambium fasikuler/intrafasikuler
fasikuler/intrafasikuler yang nantinya membentuk jaringan pembuluh nantinya
membentuk jaringan pembuluh primer (xilem primer dan floem primer).
b. Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan menjadi meristem apikal , meristem
interkalar dan meristem lateral .
1) Meristem apikal (ujung)
Meristem apikal terdapat pada ujung-ujung pokok batang dan cabang serta
ujung akar dan selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.
Pertumbuhan memanjang akibat aktifitas meristem apikal disebut pertumbuhan
primer dan jaringan yang berbentuk disebut jaringan – jaringan primer. primer.
Meristem Meristem apikal terdapat terdapat pada tumbuhan paku-pakuan, biji
terbuka, maupun tumbuhan biji tertutup. Dalam keadaan khusus, meristem apikal
pada tumbuhan berbunga dapat membentuk kuncup bunga yang akan berkembang
berkembang menjadi menjadi bunga sebagai alat perkembangbiakan secara
generatif. Jaringan meristem diujung batang menghasilkan sel-sel baru dan
menumbuhkan primordial daun yang kelak tumbuh menjadi menjadi daun. Titik
pada batang sebagai sebagai tempat berkembangnya daun dinamakan dinamakan
bongkol bongkol. Jarak antar bongkol di ujung batang tanaman sangat berdekatan,
berdekatan, sedangkan sedangkan daun-daun daun-daun berkembang berkembang
dengan cepat. Hal itu menyebabkan daun-daun daun-daun tumbuh diatas

5
meristem ujung pembentuknya. Jaringan meristem yang terakhir membentuk
kuncup lateral, berkembang pada bongkol-bongkol. Kuncup lateral akan tumbuh
dan berkembang membentuk cabang-cabang baru. Jaringan – Jaringan meristem
ujung akar menghasilkan menghasilkan sel – sel baru dan terus memperpanjang
akar.
2) Meristem interkalar (antara)
Meristem Interkalar disebut juga meristem antara karena terdapat di antara
jaringan-jaringan dewasa, jadi, meristem interkalar adalah meristem yang terdapat
diantara meristem primer primer dan jaringan jaringan dewasa. dewasa. Meristem
Meristem semacam semacam ini dijumpai pada tumbuhan yang batangnya beruas-
ruas, misalnya keluarga rumput-rumputan. Aktivitas jaringan ini menyebabkan
pertambahan panjang dan diameter ruas batang. batang. Pemanjangan ruas terjadi
karena Pemanjangan ruas terjadi karena proses pembelahan proses pembelahan sel
membentuk sel-sel sejajar dan sel-sel muda yang menjadikan ruas makin
membentang dan bertambah panjang.
2.1.2. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan
floem. Xilem meliputi trakea dan trakeida serta unsur-unsur lain seperti serabut
dan parenkim xilem. Xilem ,khususnya trakea dan trakeida berfungsi mengangkut
mineral dan air dari akar sampai daun,sedangkan floem berfungsi mengangkut
hasil fotosintesis dari daun ke bagian organ yang lain,yaitu batang, akar, atau
umbi. yaitu batang, akar, atau umbi. Floem terdiri dari b Floem terdiri dari buluh
tapis, sel pengiring dan p uluh tapis, sel pengiring dan parenkim floem (Irma,
2007).
a. Xilem
Pada dasarnya xilem merupakan jaringan – jaringan kompleks karena terdiri
dari beberapa tipe sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup.
Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran transpor dan
penyokong. Xilem juga dapat mempunyai serabut sklerenkim sebagai jaringan
penguat, serta sel – sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam berbagai
kegiatan metabolisme. Pada awalnya xilem merupakan hasil aktivitas meristem

6
apikal lewat pembentukan prokambium. prokambium. Xilem yang terbentuk
terbentuk dari prokambium prokambium dinamakan dinamakan xilem primer.
Xilem berfungsi sebagai jaringan pengangkut yaitu mengangkut air dan garam
mineral dari akar ke daun. Bila tumbuhan tumbuhan ini setelah pertumbuhan
primernya lengkap, kemudian membentuk jaringan sekunder sebagai hasil
aktivitas kambium, maka xilem yang terbentuk itu dinamakan xilem sekunder.
Meskipun xilem primer dan xilem sekunder itu tidak berbeda bentuknya, tetapi
keduanya akan berbaur pada pertumbuhan selanjutnya, karena xilem primer
nantinya akan berubah menjadi xilem sekunder.
Unsur-unsur xilem terdiri dari unsur trakeal, serat xilem, dan parenkim x
xilem, dan parenkim xilem.
1) Unsur Trakeal
Unsur trakeal merupakan unsur yang bertugas dalam pengangkutan air beserta
zat terlarut di dalamnya, dengan sel-sel yang memanjang, tidak mengandung
protoplas (bersifat mati), dinding sel berlignin, mempunyai macam-macam
noktah. Unsur trakeal terdiri dari dua macam sel, yaitu trakea dan trakeida. Trakea
(pembuluh kayu) terdiri dari deretan sel yang tersusun memanjang dengan ujung
berlubang dan bersambungan pada ujung dan pangkalnya, sedangkan trakeida
merupakan sel panjang dengan ujung yang runcing tanpa adanya lubang sehingga
pengangkutan pengangkutan melalui melalui pasangan pasangan noktah pada dua
ujung trakea yang saling menimpa. menimpa. Bagian trakea yang berlubang
disebut lubang perforasi. Pada tumbuhan dikenal tiga macam lempeng perforasi,
perforasi, yaitu lempeng lempeng perforasi perforasi sederhana sederhana dengan
sebuah lubang yang memenuhi memenuhi seluruh seluruh dinding ujung sel yang
ditempati, lempeng perforasi skalariform dengan lubang pipih dan sejajar lempeng
sehingga menunjukkan bentuk tangga, lempeng perforasi jala dengan jalinan
lubang membentuk jala. Lempeng perforasi skalariform dan jala disebut juga
lempeng perforasi majemuk.
2) Serat Xilem
Serat xilem merupakan sel panjang dengan dinding sekunder yang biasanya
berlignin. Ada dua macam serta pada tumbuhan, yakni serta trakeid dan serat

7
libriform. Serta libriform mempunyai ukuran lebih panjang dan dinding selnya
lebih tebal dibanding serta trakeid.Dijumpai adanya noktah sederhana Dijumpai
adanya noktah sederhana pada serar librifo pada serar libriform, sedangkan serat
trakeid memil rm, sedangkan serat trakeid memiliki noktah iki noktah terlindung.
3) Parenkim Xilem
Parenkim xilem biasanya terdudun dari sel-sel yang masih hidup. Dijumpai
pada xilem primer maupun xilem sekunder. Pada xilem skunder dijumpai dua
macam parenkim. Yaitu parenkim kayu dan parenkim jari-jari empulur. Parenkim
kayu sel-selnya dibentuk oleh sel-sel pembentuk fusi unsur-unsur trakea yang
sering mengalami penebalan sekunder pada dindingnya. Dijumpai adanya noktah
berhalaman dan noktah biasa. Sel-sel parenkim xilem befungsi sebagai tempat
cadangan makanan. Zat tepung biasanya tertimbun sampai pada saat-saat giatnya
pertumbuhan kemudian berkurang bersamaan dengan kegiatan kambium.
Parenkim jari-jari empulur tersusun dari sel-sel yang pada umumnya mempunyai
dua bentuk dasar, yakni sel-sel yang bersumber panjang ke arah radial dan sel-sel
bersumbu panjang ke arah vertikal.
b. Floem
Floem merupakan jaringan pengankut yang berfungsi mengangkut dan
mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan
lain. Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan
mati. Unsur- unsur floem meliputi unsur tapis, sel pengiring,sel albumim (pada
Gymnospermae), serat-serat floem dan parenkim floem.
1) Unsur-unsur tapis
Ciri khas dari unsur tapis dalah hanya daerah tapis dindingnya tipis dan inti
hilang dari protoplas. Daerah tapis diartikan sebagai daerah noktah yang
termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori.
Pori-pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur
tapis yang berdampingan. Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya
meruncing di bidang tangensial dan membulat di bidang radial. Dinding lateral
banyak mengandung daerah tapis yang berpori. Pada komponen bulu tapis,
dinding ujungnya saling berlekatan d berlekatan dengan d engan dinding ujun

8
inding ujung sel di bawahnya bawahnya atau di atas di atas sehingga sehingga
membentuk deretan membentuk deretan sel_sel memanjang yang disebut
pembuluh tapis.
2) Sel Pengiring
Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis. Sel-sel pengiring
biasanya merupakan untaian atau deretan yang menyerupai sel parenkim dengan
sel-sel yang yang bersifat hidup. Sel pengiring diduga berperan dalam keluar
masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.
3) Sel Albumin
Sel albumin merupakan sel-sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkim buluh
tapis yang mengandung banyak zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-sel
tapis pada tumbuhan Gymnospermae. Diduga sel-sel albumin mempunyai fungsi
serupa dengan sel pengiring.
4) Serat-Serat Floem
Letak serat-serat floem pada berkas floem bervariasi. Pada floem primer, serat
terdapat pada bagian bagian jaringan jaringan sebelah sebelah luar yang awalnya
awalnya berkelompok berkelompok membentuk membentuk suatu klaster klaster
atau masa kemudian dalam perkembangannya akan menjadi homogen. Sedang
pada floem sekunder letak serat mengikuti berbagai pola. Serat dewasa dapat
bersifat hidup maupun mati. Serat hidup dapat juga berfungsi sebagai
tempatpenyimpanan cadangan makanan.
5) Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan jaringan parenkim biasa yang terletak di bagian
buluh tapis, merupakan sel hidup yang berfungsi sebagai tempat penyimpan zat-
zat tepung, lemak dan zat-zat organik lainnya.
2.2 Uraian Tanaman
2.2.1 Batang Miana (Coleus scuttellarioides caulis)
a. Klasifikasi Tanaman Menurut (Heyne, 1987)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnolipsida

9
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Coleus
Spesies : Coleus scuttellarioides L

b. Morfologi Tanaman
Termasuk tanaman semusim berbatang lunak dengan bentuk percabangan
monopodial. Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk bulat telur. Ujung daun
meruncing dengan tepian rata dan pangkal yang tumpul. Pertulangannya menyirip
dengan panjang 7-11 cm, lebar 5-7 cm, panjang tangkai ± 3 cm dan berwarna
ungu. Bunga Iler merupakan bunga majemuk berbentuk tandan di ujung batang.
Kelopaknya berbentuk corong berwarna hijau muda. Mahkota bunga berbentuk
bibir berwarna ungu keputih-putihan. Memiliki dua benang sari berwarna putih
dan putik kecil yang berwarna ungu.
Buah Iler yang masih muda berwarna hijau dan berubah coklat pada saat
matang atau tua. Bentuknya kotak dan bulat dan mengandung biji kecil, pipih,
mengkilat serta berwarna hitam. Tanaman berakar tunggang dengan warna kuning
keputih-putihan (Heyne, 2000).
c. Manfaat (Widjayakusuma, 2001)
Tanaman miana selain dikenal sebagai tanaman hias yang punya tampilan
cantik punya banyak manfaat untuk kesehatan tubuh kita. Tanaman miana ini
memiliki kandungan minyak atsiri pada bagian daun dan batangnya. Selain itu
juga mengandung fenol, tannin, lemak, phytosterol, kalsium oksalat, dan lain
sebagainya. Kandungan-kandungan inilah yang bisa membuat tanaman ini kaya
akan manfaat. Manfaat dari tanaman hias ini juga
Gambar 2.1 Batang
disebutkan dalam sebuah jurnal yang
Miana (Coleus
berjudul Potential of Miana. Beberapa manfaat
scuttellarioides caulis)
dari tanaman ini di antaranya adalah bisa
mengatasi wasir, membantu mengobati bisul, menurunkan demam dan
menyembuhkan panas dalam, meringankan gejala batuk, mengatasi gangguan saat

10
menstruasi, mengobati diabetes, mengobati sakit perut dan mencegah radikal
bebas.

2.2.2 Batang Kayu Putih (Melaleuca lecadendra caulis)


a. Klasifikasi Tanaman menurut (Rahmat Rukmana, 1996)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Mytraceae
Famili : Mytales
Genus : Melaleula Gambar 2.2
Spesies : Malaleuca. Leucadendra Batang Kayu Putih
(Melaleuca
b. Morfologi Tanaman lecadendra caulis)
Kayu putih sebagai pohon dengan tinggi ± 30 m. Di wilayah Australia,
kayu putih dapat mencapai tinggi lebih dari 40 m dan diameter batang 1,2 m.
Batang kayu putih berwarna abu-abu sampai putih seperti kertas, dengan pucuk
pohon berwarna agak keperakan. Sementara itu, daun kayu putih berwarna hijau,
tidak mengkilap, tepi daun rata, umumnya panjang daun antara 5-10 cm dan lebar
1-4 cm serta daunnya berbulu. Pada tiap helaian daun terdapat 5–7 tulang daun
dengan panjang 3–11 mm. Perbungaan tanaman kayu putih berbentuk bulir dan
banyak terdapat pada ujung ranting maupun ketiak daunnya. Bunga pohon kayu
putih bersifat biseksual, serta kelopak dan mahkota bunganya kecil. Buah kayu
putih berbentuk kapsul dan bertipe dehiscent, yaitu mempunyai kulit buah yang 6
kering dan akan terbuka ketika mencapai kemasakan untuk melepaskan biji-biji
yang ada di dalamnya (Kartikawati, 2014). Tanaman kayu putih merupakan jenis
tanaman dengan habitus pohon, yang mencapai tinggi ± 10 m. Batang berkayu,
berbentuk bulat, kulit batang mudah mengelupas, serta warna batang kuning
kecokelatan. Sementara itu, daun kayu putih merupakan daun tunggal, berbentuk
lanset (lancip), ujung dan pangkal daun meruncing, tepi daun rata, permukaan
daun berbulu, pertulangan daun sejajar serta warna daun hijau. Tanaman kayu

11
putih memiliki bunga majemuk, berbentuk bulir dengan panjang 7 - 8 cm,
mahkota bunga terdiri 5 helai, dan memiliki bunga berwarna putih (BPDAS
Pemali Jratun, 2010).
c. Manfaat
Menurut Permenhut No. 35 tahun 2007, tanaman kayu putih merupakan
salah satu tanaman hasil hutan bukan kayu (HHBK) dari golongan minyak atsiri.
HHBK merupakan hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk
turunannya dan budidaya yang berasal dari hutan kecuali kayu. Di Indonesia,
tanaman kayu putih telah banyak dimanfaatkan. Minyak atsiri sebagai produk dari
tanaman kayu putih banyak dimanfaatkan dalam obat-obatan karena mengandung
senyawa pokok berupa 1,8 sineol yang tinggi. Manfaat lain dari tanaman kayu
putih yaitu berpotensi untuk upaya rehabilitasi hutan dan lahan, seperti menunjang
usaha konservasi lahan dan pemanfaatan lahan marginal menjadi lahan produktif.
Upaya pendayagunaan lahan marginal memiliki arti yang penting dalam usaha
memperbaiki lahan yang rusak, sebagai akibat pembangunan atau kerusakan oleh
alam.
2.2.3 Akar Jagung (Zea mays radix)
a. Klasifikasi Tanaman menurut (Raina, 2011)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Graminales
Famili : Graminaceae
Genus : Zea Gambar 2.3
Spesies : Zea mays L Akar Jagung
b. Morfologi Tanaman (Zea mays radix)
Tanaman jagung berakar serabut dan memiliki sistem perakaran yang
terdiri dari tiga bagian yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar penyangga atau
kait. Akar seminal adalah akar yang tumbuh ke bawah pada saat akar yang
berkembang dari radikula dan embrio. Saat plumula muncul ke permukaan tanah
pertumbuhan akar seminal akan melambat dan akan berhenti pertumbuhan akar

12
seminal pada saat tanaman berumur 10-18 hari setelah berkecambah. Akar
adventif adalah akar yang tumbuh keatas secara berurutan dari tiap buku antara 7-
10 buku yang berasal perkembangan dari buku di ujung mesokotil. Akar adventif
akan berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar adventif berperan dalam
pengambilan air dan hara. Akar penyangga atau kait adalah akar adventif yang
muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah, akar penyangga
berperan untuk menjaga agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang. Akar ini
juga membantu penyerapan hara dan air. Faktor yang mempengaruhi
perkembangan akar jagung berdasar kedalaman dan penyebarannya adalah
varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah dan
pemupukan (Subekti, dkk. 2012).
c. Khasiat/Manfaat
Akar jagung memiliki manfaat yang sangat bagus untuk tubuh. Pada jagung
jali (Coix lacrima) akarnya dapat memperlancar saluran kencing dan penyakit
beri-beri. Tak hanya itu akarnya juga dapat menyembuhkan penyakit kuning
(liver).
2.2.4 Akar Kacang Tanah (Arachis hypogaea radix)
a. Klasifikasi Tanaman menurut (Tjitrosocpomo, 2005)
Regnum : Plantae
Divisio : spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Loguminales
Famili : Papilonaceae
Gambar 2.2.3
Genus : Arachis Akar Kacang Tanah
Spesies : Arachis hypogaea L. (Arachis hypogaea radix)
b. Morfologi Tanaman
Kacang tanah merupakan tanaman tegak atau menjalar dan memiliki
rambut yang jarang. Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam
tanah hingga kedalaman 40 cm. Pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang
dan diikuti oleh akar serabut. Akar kacang berfungsi sebagai penopang berdirinya
tanaman serta alat penyerap air dan zat-zat hara serta mineral dari dalam tanah.

13
Batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang tumbuh
menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, namun ada
yang mencapai 80 cm. Tanaman ini berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas
empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. helaian anak daun ini
bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyakbanyaknya. Bunga kacang tanah
tersusun dalam bentuk bulir yang muncul di ketiak daun, dan termasuk bunga
sempurna yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat dalam satu bunga
(Suprapto ,2004).
c. Manfaat
Kacang tanah juga dikatakan mengandung bahan yang dapat membina
ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit. Mengkonsumsi satu ons
kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung.
Memakan segenggam kacang tanah setiap hari terutama penyakit kencing manis
dapat membantu kekurangan zat. Kacang tanah mengandung Omega 3 yang
merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh
tunggal. Dalam 1 ons kacang tanah terdapat 18 gram Omega 3 dan 17 gram
Omega 9.
2.3 Uraian Bahan
2.3.1 Alkohol (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : AETHANOLUM


Nama kimia : Ethanol
Nama lain : Etanol, Alkohol
Rumus Molekul : C2H5OH
Berat Molekul : 46,07 gr/mol

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan


mudah bergerak bau khas, serta rasa panas
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan

14
semua kelarutan organik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,terlindung cahaya,
ditempat sejuk, dan jauh dari nyala
Kegunaan : Sebagai pembersih alat

Manfaat : Antiseptik dan disenfektan


2.3.2 Kloralhidrat (Iwan, 2017)
Nama resmi : CHLORALHYDRAS
Nama kimia : 2,2,2-trichloroethane-1,1-diol
Nama lain : Kloralhidrat
Rumus Molekul : C2H3Cl3O2
Berat Molekul : 165,4 gr/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Tidak meleleh basah, tidak berwarna, bau tajam dan


khas, rasa kaostika dan agak pahit, melebur pada
suhu lebih kurang 55o dan perlahan – lahanmenguap
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, minyak zaitun,
mudah larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform
P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk, dan jauh dari nyala
Kegunaan : Untuk menjernihkan preparat
Manfaat : Memberikan efek sedatif
2.3.3 Aquadest (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest, air suling
RumusMolekul : H2O
Rumus Struktur :

15
Berat Molekul : 18,02 g/mol
Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap
Kegunaan : Untuk membantuk menjernikan preparat

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Pelaksanaan Praktikum
Praktikum jaringan meristem dan jaringan pengangkut dilaksanakan pada hari
Selasa,1 November 2022, pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.00 wib.
Bertempat di Laboratorium Bahan Alam, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan
Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada pratikum ini yaitu Cover glass, Mikroskop,
Object glass, Silet/cutter.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada pratikum ini yaitu Akar Jagung (Radix Zea
mays), Akar Kacang Tanah (Radix Arachis hypogeaea), Alkohol 70%, Batang
Kayu Putih (Caulis Melaleuca leicadendra), Batang Miana (Caulis Coleus
scitellarioides), Cloral hydrat, dan Tisu

16
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Percobaan Akar Jagung (Radix Zea mays)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan akar jagung yang akan digunakan dengan mengunakan alkohol
70%
3. Diiris setipis mungkin secara melintang bagiam akar jagung
4. Diletakan diatas kaca preparat kemudian ditetesi dengan aquadest
5. Tutup dengan menggunakan coverglass
6. Amati dibawah mikroskop
3.3.2 Percobaan Akar Kacang Tanah (Radix Arachis hypogaea)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan akar kacang tanah yang akan digunakan dengan menggunakan
alkohol 70%
3. Diiris setipis mungkin secara melintang akar kacang tanah
4. Diletakan diatas kaca preparat kemudian tetesi dengan aquadest
5. Tutup dengan menggunakan coverglass
6. Amati dibawah mikroskop
3.3.3 Percobaan Batang Kayu Putih (Caulis Melaleuca leucadendra)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan batang kayu putih yang akan digunakan dengan menggunakan
alkohol 70%
3. Diiris setipis mungkin dengan irisan melintang batang kayu putih yang
sudah dibersihkan tadi
4. Diletakan diatas kaca preparat kemudian tetesi dengan aquadest
5. Tutup dengan menggunakan coverglass
6. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan kuat
3.3.4 Percobaan Batang Miana (Caulis Coleus scutellarioides)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan batang miana yang akan digunakan dengan menggunakan
alkohol 70%

17
3. Diiris setipis mungkin dengan irisan melintang batang miana yang sudah
dibersihkan tadi
4. Diletakkan diatas kaca preparat kemudian tetesi dengan aquadest
5. Tutup dengan menggunakan coverglass
6. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan kuat

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan
No Nama Sampel Pengamatan Literatur
1. Batang Miana
(Caulis coleus
scutellarioides)

Perbesaran 10X (Soemardji, 2012)

18
2. Batang kayu putih
(Caulis melaluca
leucadendra)

Perbesaran 10X (Devina, 2010)

3. Akar jagung
(Radix zea mays )

Perbesaran 40X (Arnita, 2019)

4. Akar kacang tanah


(Radix arachis
hypogaea)

Perbesaran 40X (Arnita, 2019)


4.2 Pembahasan
Pada tumbuhan kita mengenal adanya jaringan penting yaitu jaringan
meristem dan jaringan pengangkut. Menurut Hartanto (2021), jaringan meristem
adalah kumpulan dari sel yang tetap dalam fase pembelahan. Adapun jaringan
meristem adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah diri secara mitosis.
Jaringan pengangkut adalah suatu jaringan yang merupakan salah satu dari tiga
kelompok jaringan dewasa (permanen) yang dimiliki oleh tumbuhan hijau yang

19
berpembuluh (Tracheophyta). Jaringan ini juga disebut sebagai pembuluh dan
mempunyai fungsi utama sebagai saluran utama transportasi berbagai zat hara
yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam proses vital pada tumbuhan. Berdasarkan
arah dari aliran nutrisi pada tumbuhan, jaringan pengangkut dibagi menjadi 2
kelompok umum, yaitu xilem (pembuluh kayu), dan floem (pembuluh tapis).
Menurut Silmi (2012), xilem adalah jaringan pembuluh yang berfungsi
mengangkut air dan nutrisi yang diserap akar ke seluruh bagian tumbuhan,
Sedangkan floem, pada tumbuhan berpembuluh fungsinya mengangkut zat
organik hasil fotosintesis (makanan) seperti gula dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.
Pratikum kali ini yaitu jaringan meristem dan jaringan pengangkut. Pada
pratikum ini diamati berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak jaringan
meristem dan jaringan pengangkut pada bagian tanaman. Untuk percobaan
pengamatan kali ini, digunakan sampel batang miana (Coleus scutellarioides
caulis), batang kayu putih (Melaluca leucadendra caulis), akar jagung (Zea mays
radix) dan akar kacang tanah (Arachis hypogea radix). Alat yang digunakan pada
praktikum ini yaitu Cover glass, kaca preparat, mikroskop, pipet tetes, dan Silet.
Sebelum melakukan praktikum pertama membersihkan alat dengan menggunakan
alkohol 70%. Menurut Noviansari (2013), pembersihan menggunakan alkohol
70% dapat membersihkan dan menghilangkan kuman dan bakteri juga digunakan
sebagai antiseptik.
Pada sampel batang miana (Coleus scutellarioides caulis), batang kayu
putih (Melaluca leucadendra caulis), akar jagung (Zea mays radix) dan akar
kacang tanah (Arachis hypogaea radix), akan diamati jaringan meristem dan
jaringan pengangkut yang terlihat yaitu dengan cara sampel diiris setipis mungkin
secara melintang. Menurut Setyo (2010), tujuan sampel diiris tipis agar dapat
terlihat jelas sel-sel yang terdapat dalam tumbuhan tersebut. Sampel yang telah
diiris tipis, kemudian diletakkan diatas kaca objek dan ditetesi dengan
cloralhydrat menggunakan pipet. Pada praktikum kali ini menggunakan
cloralhydrat karena menurut Hedrisasrawan (2014), penambahan cloralhydrat
untuk mendapatkan hasil yang bersih tanpa ada bakteri yang menempel pada

20
sampel sehingga mempermudah pengamatan dari bawah mikroskop, lalu ditutupi
dengan cover glass. Setelah itu letakkan preparat dibawah mikroskop dan amati.
Setelah diamati terlihat adanya jaringan pengangkut pada preparat.
Pada hasil pengamatan sampel batang miana (Coleus scutellarioides
caulis), batang kayu putih (Melaluca leucadendra caulis), akar jagung (Zea mays
radix) dan akar kacang tanah (Arachis hypogaea radix) ditemukan adanya
jaringan pengangkut berupa xilem dan floem, menurut Vivina (2021), pada
tumbuhan memiliki jaringan pembuluh berupa xilem dan floem yang memiliki
fungsi yang berbeda, dimana xilem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi
mengangkut air dan zat hara lainnya dari tanah ke daun. Xilem terdiri dari trakeid,
unsur trakeal, serat xilem, dan parenkim xilem. Trakeid adalah sel-sel panjang,
tipis, dan memiliki ujung yang runcing. Selain itu, trakeid memiliki dinding
berlignin yang berfungsi untuk memperkuat dinding dan mencegah dinding
runtuh akibat tegangan transportasi air. Sedangkan unsur trakeal atau pembuluh
kayu yang berlubang atau memiliki perforasi pada kedua ujungnya. Sel-selnya
memanjang dan saling berhubungan. Serat xilem adalah serat-serat yang
mengandung noktah, baik noktah sederhana ataupun noktah yang terlindungi.
Unsur yang terakhir adalah parenkim xilem. Parenkim xilem adalah bagian yang
berisi zat cadangan makanan dan kristal. Xilem terdapat di dalam silinder batang
kayu. Lebih tepatnya, letak xilem pada tumbuhan berada di bagian tengah
vaskular pada akar, batang dan daun. Sedangkan floem berada disisi luar vaskular
pada akar, batang, daun, buah, dan biji (Riana, 2011).
Adapun kemungkinan kesalahan yang terjadi pada praktikum ini yaitu
pada saat mengiris sampel. Dalam praktikum ini, mungkin terjadi kesalahan
dalam mengiris sampel yang begitu tebal sehingga sampel sulit diamati pada
mikroskop, kemungkinan kesalahan yang lain yaitu pada saat pengamatan terjadi
kesalahan dalam melihat hasil yang diperoleh.

21
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat di tarik kesimpulan bahwa, Jaringan meristem
dibedakan berdasarkan letak dan juga asalnya. Berdasarkan asalnya jaringan
meristem ini terbagi menjadi tiga yaitu promeristem, primer, dan sekunder.
Sedangkan berdasarkan letaknya jaringan meristem diabagi mejadi tiga pula yaitu
meristem apeks, lateral, dan interkalar. Adapun untuk jaringan pengangkut
dibedakan menjadi xilem dan floem. Jaringan meristem ini memiliki
fungsi sebagai jaringan embrionik untuk membentuk sel-sel baru. Sedangkan
jaringan pengangkut berfungsi untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar ke
seluruh bagian tumbuhan. Adapun untuk jaringan xilem berfungsi untuk
mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju seluruh bagian tumbuhan,
dan jaringan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun
menuju seluruh organ tumbuhan.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Jurusan
Saran untuk jurusan agar lebih menunjang kegiatan praktikum yang ada di
jurusan Farmasi agar lebih maksimal.
5.2.2 Saran Untuk Laboratorium
Saran untuk laboratorium agar dapat memberikan dukungan dalam hal
kelengkapan alat-alat laboratorium supaya praktikum dapat berjalan dengan lebih
maksimal.
5.2.3 Saran Untuk Asisten
Saran untuk asisten agar lebih memaksimalkan waktu dan bimbingan
praktikan dalam menjalankan praktikum botani ini, sehingga praktikum dapat
dijalankan sesuai dengan prosedur kegiatan

20
DAFTAR PUSTAKA

Arnita. 2019. Jurnal pengamatan sel tumbuhan. Jakarta

Devina. 2010. Hasil pengamatan struktur sel tumbuhan. Jakarta

Hartanto. 2021. Jaringan Meristem tumbuhan. Jakarta. EDU Press

Hedrisasrawan. 2014. Praktikum Morfologi. Surabaya. Universitas Padjadjaran

Noviansari. 2013. Modul Morfologi. Bandung. Institusi pertanian

Setjo. 2013. Praktikum morfologi tumbuhan. Surakarta

Silmi. 2012. xilem dan floem sebagai zat pengangkut. Jakarta. Kompas Press

Soemardji. 2012. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan: Sel dan Jaringan.


Jakarta: Rineka Cipta.
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1 ALAT DA BAHAN

1.1 Alat
Alat Gambar Fungsi

Mikroskop Digunakan untuk mengamati


sampel

Cover glass Digunakan untuk menutupi


sampel diatas object glass

Object glass Digunakan untuk meletakkan


sampel

Silet Digunakan untuk mengiris


sampel
2.2 Bahan

Bahan Gambar Fungsi

Batang Miana Digunakan sebagai


sampel
(caulis coleus
scutellarioides
)

Batang Kayu Digunakan sebagai


Putih sampel

(caulis
melaleuca
leucadendra)

Akar Jagung Digunakan sebagai


sampel
(radix zea
mays)

Akar Kacang Digunakan sebagai


Tanah sampel

(radix arachis
hypogaea)

Tisu Sebagai bahan pembersih

Lampiran 2 DIAGRAM ALIR


1. Percobaan I
Akar Jagung
(radix zea mays)

 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


 Diiris setpis mungkin secara melintang bagian akar jagung
 Diletakan diatas kaca preparat kemudian ditetesi aquadest dan
ditutup dengan coverglass
 Diamati di bawah mikroskop

2. Percobaan II

Akar Kacang Tanah


(radix arachis
hypogaea)

 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Diiris setipis mungkin secara melintang akar kacang tanah
 Diletakan diatas kaca preparat kemudian tetesi dengan aquadest
 Ditutup dengan coverglass
 Diamati dibawah mikroskop

3. Percobaan III

Batang Kayu Putih


(caulis melaleuca
leucadendra)
 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Diiris setipis mungkin secara melintang batang kayu putih yang
sudah dibersihkan
 Diletakan diatas kaca preparat kemudian tetesi dengan aquadest
 Ditutup dengan coverglass
 Diamati dibawah mikroskop

4. Percobaan IV

Batang Miana
(caulis coleus
scutellarioides)

 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
 Diiris setipis mungkin secara melintang batang miana yang sudah
dibersihkan
 Diletakan diatas kaca preparat kemudian tetesi dengan aquadest
 Ditutup dengan coverglass
 Diamati dibawah mikroskop

Anda mungkin juga menyukai