BOTANI FARMASI
PRAKTIKUM 2
BENDA-BENDA ERGASTIK
KELOMPOK III :
HAIRUDDIN (821413093)
MOHAMAD SUKRI HASAN (821413095)
MOH. SULISTIO NIKITA (821413005)
DIAN FITRA (821413108)
FAUZIAH INDAH SARI (821413100)
I GUSTI AYU ARI INDAH YANI (821413098)
INSYIRA F. BASRI (821413101)
NOSPA S. NUNE (821413111)
SITI ALIANA (821413104)
VERA PUSPITASARI M. PAUWENI (821413107)
JURUSAN FARMASI
2013
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM 2
KELOMPOK III :
HAIRUDDIN (821413093)
MOHAMAD SUKRI HASAN (821413095)
MOH. SULISTIO NIKITA (821413005)
DIAN FITRA (821413108)
FAUZIAH INDAH SARI (821413100)
I GUSTI AYU ARI INDAH YANI (821413098)
INSYIRA F. BASRI (821413101)
NOSPA S. NUNE (821413111)
SITI ALIANA (821413104)
VERA PUSPITASARI M. PAUWENI (821413107)
JURUSAN FARMASI
2013
i
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Manfaat dan Tujuan Percobaan ......................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum ...............................................................................................2
2.2 Uraian Bahan ...............................................................................................6
2.2.1 Ubi jalar (Ipomea batatas L.) .......................................................................6
2.2.2 Batang daun pepaya (Carica papaya) ............................................................8
2.2.3 Daun beringin (Ficus benyamina L.) .............................................................9
2.2.4 Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) ......................................................10
2.3 Prosedur Kerja ...............................................................................................12
2.3.1 Ubi jalar (Ipomea batatas L.) ........................................................................12
2.3.2 Batang daun pepaya (Carica papaya) ............................................................13
2.3.3 Daun beringin (Ficus benyamina L.) .............................................................14
2.3.4 Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) ......................................................15
BAB III METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan ...............................................................................................16
3.2 Cara Kerja ......................................................................................................16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan ...........................................................................................17
4.1 Pembahasan ....................................................................................................19
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .....................................................................................................21
5.2 Saran ................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................22
LAMPIRAN ..............................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selain komponen hidup, didalam sel tumbuhan juga terdapat komponen
non protoplasmik yang disebut benda-benda ergastik. Benda atau zat ergastik ini
ada yang bersifat cair dan ada pula yang bersifat padat. Selain itu, benda ergastik
juga sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan
struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan. Dalam sel benda
ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid
(lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal.
Pati merupakan karbohidrat yang paling umum dalam tumbuhan. Oleh
karena itu zat yang paling banyak terdapat sebagai cadangan makanan dalam
tempat-tempat penyimpanan adalah umbi-umbi, rhizoma, dan biji. Kristal
merupakan hasil akhir atau hasil rekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi
didalam sitoplasma. Kristal terdapat didalam plasma sel atau didalam vakuola.
Kristal kalsium karbonat yang disebut Sistolit biasanya terdapat pada sel
epidermis daun yang banyak tumbuhan bunga. Penyusun utama sistolit adalah
selulosa penjuluran dinding kalsium karbonat dalam bentuk granula. Minyak
etheris merupakan jenis benda ergastik yang berbentuk cair. Bahan ergastik ini
tersebar pada seluruh tubuh tumbuhan dan untuk setiap tanaman jumlahnya
bervariasi. Selain itu, minyak eteris juga merupakan senyawa yang mempunyai
bias cahaya yang kuat, sehingga bagian yang mengandung minyak eteris tampak
mengkilap.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Struktur butir tepung biasanya memperlihatkan lamel-lamel yang
mengelilingi bintik membulat gelap yang disebut hilum atau filus. Hilum
merupakan titik awal butir tepung dibentuk. Berdasarrkan letak filum butir
tepung dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu butir tepung konsentrik dan
eksentrik. Pada tepung konsentrik letak hilum dipusat (Gambar B,F,G,I)
sedangkan pada tepung eksesntrik letak hilum di tepi (Gambar A,C,E,H).
Butir tepung juga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tunggal,
setengah majemuk dan majemuk. Apabila butir tepung mempunyai satu hilum
disebut tepung tunggal atau sederhana (Gambar : B,C,D,E,H). Apabila dalam
satu butir tepung hilum tersebut terdapat lebih dari satu hilum yang setiap
hilum di kelilingi lamel-lamel dan secara keseluruhan di kelilingi oleh lamel
bersama maka disebut tepung setengah majemuk (Gambar : I). Suatu butir
tepung yang mempunyai lebih dari satu hilum tetapi mempunyai lamel bersama
disebut tepung majemuk (Gambar : F,G). (Anatomi Tumbuhan, Hal 35-36).
2. Kristal
Kristal sangat umum terdapat dalam tumbuhan. Diduga asam oksalat yang
banyak dapat bersifat racun bagi tumbuhan karena itu terjadi pengendapan
garam oksalat. Kristal ini merupakan hasil akhir atau hasil sekresi dari suatu
pertukaran zat yang terjadi didalam sitoplasma. Ada yang menduga bahwa
asam oksalat bebas merupakan racun bagi tumbuhan, karenanya diendapkan
berupa garam kalsium oksalat. Daun dan organ lain dari kebanyakkan
3
tumbuhan mengandung Kristal kalsium oksalat yang nyata. Kristal kalsium
oksalat terdapat didalam plasma sel atau didalam vakuola. Kristal kalsium oksalat
ini tidak larut dalam asam lemah (misalnya asam cuka), tetapi larut dalam asam
kuat (misalnya asam klorida). Kristal kalsium oksalat mempunyai berbagai
bentuk, berikut variasi bentuk Kristal kalsium oksalat.
a. Rafida
Rafida adalah Kristal bentuk jarum atau sapu lidi, biasanya
tersusun sejajar dan membentuk berkas (Gambar : D, G). Kadang-
kadang berkas kristal bentuk jarum ini berasa dalam kantung dan
apabila kantung ini rusak maka kristal tersebut dapat hancur
meninggalkan kantung. Rafida umum terdapat pada Alucasia,
Colocasia, Pistia, juga terdapat pada daun bunga pukul empat
(Mirabilis jalapa), batang dan akar lidah buaya (Aloe sp.), dan daun
nanas (Ananas comocus). Rafida tertentu dapat menimbulkan rasa
sangat gatal sehingga dapat melindungi tanaman dari hewan. Rafida
menjadi rusak karena perebusan karena itu makanan atau sayuran yang
mengandung rafida tidak menimbulkan rasa gatal apabila direbus.
(Anatomi Tumbuhan, Hal :41)
b. Idioblas
Idioblas adalah kristal kalsium oksalat bentuk bintang, biasanya
terdapat dalam aerenkim tumbuhan air dan menjadi penguat jaringan
4
tersebut. Idioblas dapat ditemukan misalnya pada teratai, Trapa.
Idioblas kristal juga mempunyai arti bahwa sel tempat kristal tersebut
berbeda bentuk (umumnya berbeda ukuran) maupun isinya dari sel-sel
yang berada disekelilingnya. (Anatomi Tumbuhan, Hal : 41)
c. Kristal roset druse atau Kristal kluster
Kristal ini berupa kristal majemuk berbentuk roset atau bintang.
Kristal druse dapat ditemukan misalnya pada Eucalyptus, Nerium,
Ixora, Korteks batang melinjo (Gnetum gnemon) (Gambar : A, B),
tangkai daun begonia (Begonia sp.), daun kecubung (Datura metel),
korteks batang delima (Punica granatum), dan batang jarak (Ricinus
communis). (Anatomi Tumbuhan, Hal : 41)
d. Kristal bentuk prisma
Kristal kalsium ini merupakan kristal tunggal disebut juga kristal
tunggal besar. Kristal bentuk prisma dapat berbangun segiempat, belah
ketupat, menyerupai piramid, atau poliedris. Kristal ini misalnya
terdapat pada daun jeruk (Citrus sp.) dan korteks Gnetum indicu (
Gambar : C) (Anatomi Tumbuhan, Hal : 42)
e. Kristal pasir
Kristal bentuk pasir biasanya berbangun piramid-piramid yang kecil,
misalnya terdapat pada daun dan akar tumbuhan tertentu dalam suku
Solanaceae, tangkai daun bayam (Amaranthus sp.) (Gambar : E ),
tangkai daun tembakau (Nicotiana tabacum), dan begonia (Begonia
sp). (Anatomi Tumbuhan, Hal : 43)
f. Kristal sferit
Bentuk kristal sferit tersusun atas bagian-bagian yang teratur secara
radir, misalnya terdapat pada batang Phyllocatus sp. (Gambar : F)
(Anatomi Tumbuhan,Hal : 43)
3. Sistolit
Sistolit atau yang dikenal dengan kristal kalsium karbonat. (Gambar : H)
Biasanya terdapat pada sel epidermis daun tumbuhan bunga, misalnya pada
tumbuhan yang termasuk suku Moraceae, Urticaceae, Acanthaceae dan
5
Cucurbitaceae. Penyusun utama sistolit adalah selulosa penjuluran dinding
kalsium karbonat dalam bentuk granula. (Anatomi Tumbuhan, Hal : 40)
4. Minyak Etheris
Minyak eteris merupakan jenis benda ergastik yang berbentuk cair. Badan
ergastik ini tersebar pada seluruh tubuh tumbuhan dan untuk setiap tanaman
jumlahnya bervariasi. Minyak eteris merupakan senyawa yang mempunyai bias
cahaya yang kuat , sehingga bagian yang mengandung minyak eteris tampak
mengkilap. (Penuntun Praktikum Botani, Hal : 15-16)
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledon
Ordo : Convovulales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea batatas L.
6
Batang tanaman ubi jalar lunak, tidak berkayu, berbentuk bulat, dan teras
bagian tengah bergabus. Batang ubi jalar beruas-ruas dan panjang ruas antara 1-
3 cm. Setiap ruas ditumbuhi daun, akar, dan tunas atau cabang. Panjang batang
utama amat beragam, tergatung pada varietasnya, yakni berkisar 2-3 m untuk
varietas ubi jalar merambat dan 1-2 m untuk varietas ubi jalar tidak
merambat.Batang tanaman ubi jalar ada yang berbulu dan ada yang tidak
berbulu. Warna batang ubi jalar bervariasi antar hijau dan ungu.Daun ubi jalar
berbentuk bulat hati, bulat lonjong, dan bulat runcing, tergantung pada
varietasnya. Daun ubi jalar memiliki tulang-tulang menyirip, kedudukan daun
tegak agak mendatar, dan bertangkai tunggal yang melekat pada batang. Ukuran
daun lebar dan panjang bervariasi, tergantung pada varietasnya. Varietas ubi
jalar yang berbatang besar memiliki daun berukuran besar. Varietas ubi jalar
yang berbatang sedang dan kecil memiliki daun berukuran sedang dan kecil.
Daun ubi jalar memiliki mulut daun atau stomata yang terletak merata.Umbi ubi
jalar merupakan bagian yang dimanfaatkan untuk bahan makanan.Umbi tanaman
ubi jalar memiliki mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Umbi
tanaman ubi jalar ini terjadi karena adanya proses diferensiasi akar sebagai
akibat terjadinya penimbunan asimilat dari daun yang membentuk umbi. Bentuk
ubi jalar ada yang bulat, lonjong, dan ada yang bulat panjang serta. Sedangkan
warna kulit dan daging tanaman ubi jalar ada yang berwarna putih, kuning,
ungu, jingga, kuning kunyit, kuning gading, putih kemerah-merahan atau kuning
keputih-putihan. Ubi jalar sudah terbentuk sejak pada umur 20-25 hari setelah
ditanam. Selanjutnya, umbi tanaman ubi jalar sudah dapat dipanen pada umur 4-
5 bulan setelah tanam atau pada umur 100-120 hari setelah terbentuknya umbi.
(Budidaya dan Analisis Usaha Tani Ubi Jalar, hal : 14-20)
7
cukup tinggi dan komposisinya lengkap. (Ubi Jalar: Budi Daya dan Pascapanen,
hal : 12)
8
subur pada daerah yang memilki curah hujan 1000-2000 mm/tahun. Suhu
udara optimum 22-26 derajat C. Kelembaban udara sekitar 40%. Pepaya dapat
ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 700 m–1000 m dpl. (Budidaya
Pepaya, hal : 16-19)
9
dan menahannya agar tidak jatuh ke bawah. Habitusatau perawakandari pohon
beringin ( Ficus benyamina L.)
10
Tanaman jeruk nipis berbentuk perdu, rindang, dan memiliki banyak
percabangan. Cabang dan ranting berduri. Tinggi tanaman berkisar antara 150-
350 cm. Perakaran tanaman kuat, cukup dalam, dan dapat tumbuh dengan baik
pada segala jenis tanah. Daun berbentuk bulat panjang dan tumpul pada bagian
ujung. Tangkai daun agak bersayap. Permukaan daun berwarna hijau tua
mengilap, sedangkan bagian bawah berwarna hijau muda.
Bunga muncul pada pucuk daun setelah itu akan mucul buah berbentuk
bulat, dan berubah lagi menjadi bundar seperti bola atau bulat lonjong. Ujung
buah tidak berputing, namun biasanya rata serta buah yang telah masak akan
berwarna kuning kehijauan dengan permukaan kulit yang bercelah halus.
Daging buah berwarna kuning kehijauan, banyak mengandung air, berasa
sangat asam, dan beraroma sedap yang khas, serta mengandung asam sitrat
yang cukup tinggi (sekitar 8,7%). (Jeruk nipis, Hal : 13)
Buah jeruk nipis berkulit kasar, berwarna kuning, bentuknya agak bulat
dan dasarnya agak menonjol. Bijinya banyak rata-rata 10-15 dan dari biji dapat
diperoleh “nuclea seedling” 95% sampai 100%. Jeruk nipis ini dapat dibuat
obat-obatan, karena mengandung vitamin C yang tinggi. Kandungan airnya
sangat banyak cocok dijadikan bahan limun. (Budi Daya Tanaman Jeruk, Hal :
199)
11
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Tanaman umbi ubi jalar ( Ipomea batatas )
12
2.3.2 Tanaman tangkai daun papaya ( Carica papaya )
13
2.3.3 Tanaman daun beringin ( Ficus benyamina )
14
2.3.4. Tanaman kulit buah jeruk nipis ( Citrus aurantifolia Swingle )
15
BAB III
METODE KERJA
3.1. Alat dan bahan
3.1.1. Alat
1. Air
2. Alkohol 70%
3. Cawan
4. Deck glass
5. Kaca preparat
6. Mikroskop
7. Pinset
8. Pipet tetes
9. Silet tajam
10. Tisu
3.1.2. Bahan
1. Daun beringin (Ficus benyamina)
2. Kulit buah jeruk (Cytrus sp.)
3. Tangkai daun papaya (Carica papaya)
4. Ubi jalar (Ipomea batatas)
16
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1. Pati
Ubi jalar (Ipomea batatas)
Perbesaran 10×10
4.1.2. Kristal
Tangkai daun papaya (Carica papaya)
17
Perbesaran 10×10
4.1.3. Minyak eteris
Perbesaran 10×10
4.1.4. Sistolit
Perbesaran 10×10
17
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pati Tanaman Ubi Jalar (Ipomea batatas)
Pati merupakan karbohidrat yang paling umum dalam tumbuhan.
Oleh karena itu zat yang paling banyak terdapat sebagai cadangan
makanan dalam tempat-tempat penyimpanan adalah umbi-umbi,
rhizoma, dan biji
Pada hasil pengamatan kami, tanaman ubi jalar (Ipomea batatas),
menyimpan banyak cadangan makanan yang berupa karbohidrat pada
umbinya. Umbi pada ubi jalar terdapat pati yang berupa tepung putih,
berbentuk bulat oval, memperlihatkan lamel-lamel yang mengelilingi
bintik membulat gelap yang disebut hilum. Pada tepung letak hilum di
pusat. Hilum merupakan titik awal butir tepung dibentuk. Berdasarkan
letak hilum butir tepung dapat di bedakan menjadi dua tipe, yaitu butir
tepung konsentrik dan eksentrik. Apabila butir tepung mempunyai satu
hilum disebut tepung tunggal atau sebenarnya. Dan apabila dalam satu
butir tepung hilum tersebut terdapat lebih dari satu hilum yang setiap
hilum di kelilingi lamel-lamel dan secara keseluruhan di kelilingi oleh
lamel bersama maka disebut tepung setengah majemuk.
4.2.2 Kristal tangkai daun papaya (Carica papaya)
Kristal sangat umum terdapat dalam tumbuhan. Diduga asam
oksalat yang banyak dapat bersifat racun bagi tumbuhan karena itu
terjadi pengendapan garam oksalat. Kristal ini merupakan hasil akhir
atau hasil sekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi didalam
sitoplasma.
Pada hasil pengamatan kami tangkai daun papaya memiliki kristal
yang berbentuk bintang atau roset. Kristal pada tangkai papaya
terdapat didalam plasma sel atau didalam vakuola. Kristal ini tidak
larut dalam asam lemah tetapi dalam asam kuat pada tangkai daun
papaya terdapat rafida yang menimbulkan rasa sangat gatal sehingga
dapat melindungi tanaman dari hewan juga dapat memperkuat jaringan
di dalamnya.
19
4.2.3 Minyak eteris pada kulit jeruk (Citrus sp)
Minyak eteris merupakan jenis benda ergastik yang berbentuk cair.
Badan ergastik ini tersebar pada seluruh tubuh tumbuhan dan untuk
setiap tanaman jumlahnya bervariasi. Minyak eteris sering terdapat
dalam kelenjar minyak.
Pada hasil pengamatan kami kulit daun jeruk memiliki kelenjar
minyak eteris yang menimbulkan bau yang khas. Minyak eteris pada
kulit jeruk mempunyai bias cahaya yang kuat sehingga tampak
mengkilap dan dapat menguap.
4.2.4 Sistolit pada daun beringin (Ficus benyamina)
Sistolit tersusun atas kristal kalsium karbonat bukan kristal kalsium
oksalat, sistolit ini menggantung pada suatu tangkai yang dinamakan
tangkai selulosa.
Pada hasil pengamatan benda ergastik pada beringin adalah sistolit.
Epidermis ganda pada daun beringin terdapat penebalan kearah
sentripetal yang tersusun atas selulosa yang membentuk bangunan
seperti sarang lebah yang disebut sistolit. Sel yang mengandung
sistolit disebut litokis
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat di tarik kesimpulan bahwa di
dalam sel tumbuhan juga terdapat komponen non protoplasmik yang
disebut benda-benda ergastik yang dapat berupa pati, kristal, minyak eteris
dan sistolit. Pada umbi ubi jalar (Ipomea batatas L.) ditemukan pati yang
berbentuk bulat dan lonjong yang memiliki hilum . Pada tangkai daun
papaya ( Carica papaya ) ditemukan kristal yang berbentuk bintang atau
roset. Pada daun beringin (Ficus benyamina L.) terdapat sistolit yang
berbentuk seperti sarang lebah dan yang terakhir, pada kulit jeruk nipis
(Citrus aurantifolia Swingle) ditemukan kelenjar minyak eteris.
5.2 Saran
Untuk Laboratorium :
Alat-alat lab yang digunakan dalam pratikum II ( Mengamati
Benda-benda Ergastik ) sudah bisa memenuhi semua kelompok. Tetapi
dalam aturan pengelompokkan sebaiknya diadakan penambahan meja,
agar setiap kelompok bisa berada pada tempatnya masing-masing dan
agar lebih tertib.
Untuk Praktikan:
Diharapkan untuk lebih siap dalam melakukan praktikum,
meningkatkan pemahaman, ketelitian dan kekompakan dalam kinerja
kelompok. Serta Praktikan dituntut mengetahui tata cara dan peraturan
selama pratikum.
21
Daftar Pustaka
Cahyono, B., Budidaya dan Analisis Usaha Tani Ubi Jalar, Yogyakarta :
Kanisisus Anggota IKAP
Rukmana, R., 1997. Ubi Jalar: Budi Daya dan Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius
(Anggota IKAPI)
AAK., 1994. Budi Daya Tanaman Jeruk. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI)
22
Lampiran
23
LAMPIRAN 1
DIAGRAM ALIR
1.1 PATI
SAMPEL
Preparat
23
1.2 Aleuron
SAMPEL
Tetesi air
Preparat
23
1.3 Kristal
Sampel
Preparat
23
1.4 Sistolit
Sampel
Daun beringin
(Ficus benjamina)
Diiris melintang
Preparat
23
1.5 Minyak etheris
Sampel
Diiris melintang
Pindahkan ke atas
objek gelas
Tutup dengan
deck gelas
23