Anda di halaman 1dari 31

qLAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI FARMASI

PRAKTIKUM 2

BENDA-BENDA ERGASTIK

KELOMPOK III :

HAIRUDDIN (821413093)
MOHAMAD SUKRI HASAN (821413095)
MOH. SULISTIO NIKITA (821413005)
DIAN FITRA (821413108)
FAUZIAH INDAH SARI (821413100)
I GUSTI AYU ARI INDAH YANI (821413098)
INSYIRA F. BASRI (821413101)
NOSPA S. NUNE (821413111)
SITI ALIANA (821413104)
VERA PUSPITASARI M. PAUWENI (821413107)

ASISTEN : MAHDALENA SY. PAKAYA, S.Farm., M.Si., Apt

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2013
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM 2

KELOMPOK III :

HAIRUDDIN (821413093)
MOHAMAD SUKRI HASAN (821413095)
MOH. SULISTIO NIKITA (821413005)
DIAN FITRA (821413108)
FAUZIAH INDAH SARI (821413100)
I GUSTI AYU ARI INDAH YANI (821413098)
INSYIRA F. BASRI (821413101)
NOSPA S. NUNE (821413111)
SITI ALIANA (821413104)
VERA PUSPITASARI M. PAUWENI (821413107)

GORONTALO, 26 OKTOBER 2013

MAHDALENA SY. PAKAYA, S.Farm., M.Si., Apt

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2013

i
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Manfaat dan Tujuan Percobaan ......................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum ...............................................................................................2
2.2 Uraian Bahan ...............................................................................................6
2.2.1 Ubi jalar (Ipomea batatas L.) .......................................................................6
2.2.2 Batang daun pepaya (Carica papaya) ............................................................8
2.2.3 Daun beringin (Ficus benyamina L.) .............................................................9
2.2.4 Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) ......................................................10
2.3 Prosedur Kerja ...............................................................................................12
2.3.1 Ubi jalar (Ipomea batatas L.) ........................................................................12
2.3.2 Batang daun pepaya (Carica papaya) ............................................................13
2.3.3 Daun beringin (Ficus benyamina L.) .............................................................14
2.3.4 Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) ......................................................15
BAB III METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan ...............................................................................................16
3.2 Cara Kerja ......................................................................................................16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan ...........................................................................................17
4.1 Pembahasan ....................................................................................................19
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .....................................................................................................21
5.2 Saran ................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................22
LAMPIRAN ..............................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selain komponen hidup, didalam sel tumbuhan juga terdapat komponen
non protoplasmik yang disebut benda-benda ergastik. Benda atau zat ergastik ini
ada yang bersifat cair dan ada pula yang bersifat padat. Selain itu, benda ergastik
juga sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan
struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan. Dalam sel benda
ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid
(lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal.
Pati merupakan karbohidrat yang paling umum dalam tumbuhan. Oleh
karena itu zat yang paling banyak terdapat sebagai cadangan makanan dalam
tempat-tempat penyimpanan adalah umbi-umbi, rhizoma, dan biji. Kristal
merupakan hasil akhir atau hasil rekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi
didalam sitoplasma. Kristal terdapat didalam plasma sel atau didalam vakuola.
Kristal kalsium karbonat yang disebut Sistolit biasanya terdapat pada sel
epidermis daun yang banyak tumbuhan bunga. Penyusun utama sistolit adalah
selulosa penjuluran dinding kalsium karbonat dalam bentuk granula. Minyak
etheris merupakan jenis benda ergastik yang berbentuk cair. Bahan ergastik ini
tersebar pada seluruh tubuh tumbuhan dan untuk setiap tanaman jumlahnya
bervariasi. Selain itu, minyak eteris juga merupakan senyawa yang mempunyai
bias cahaya yang kuat, sehingga bagian yang mengandung minyak eteris tampak
mengkilap.

1.2 Manfaat dan Tujuan Penelitian


1.2.1 Agar mahasiswa mampu mengamati struktur benda-benda ergastik
1.2.2 Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi bagian-bagian dari benda
ergastik
1.2.3 Agar mahasiswa mampu membedakan bentuk-bentuk pati, Kristal,
menyak etheris, dan sistolit.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Benda-benda ergastik, merupakan produk non-protoplasmik pada proses
metabolisme protoplasma; butir pati, tetes minyak, kristal dan cairan tertentu ;
terdapat pada sitoplasma, vakuola, dan dinding sel. (Anatomi Tumbuhan, Hal :
405).

Benda-benda ergastik adalah komponen non-protoplasmik didalam sel


tumbuhan. Benda atau zat ergastik ini ada yang bersifat cair dan ada pula yang
bersifat padat. (Penuntun Praktikum Botani, Hal : 10)

Benda-benda ergastik adalah hasil proses metabolisme berbentuk butir-


butir tepung atau gelembung atau kristal yang terdapat dalam sitoplasma. (Kamus
Biologi Hal : 72)
Berikut ini 4 macam benda ergastik, pati , kristal, sistolit dan minyak
eteris.
1. Tepung
Tepung atau amilum (pati) tergolong polisakarida yang tak larut dalam air.
Butir tepung terdapat secara berlimpah dalam organ tumbuhan penyimpan,
misalnya umbi, akar, batang dalam tanah, korteks batang, endodermis, butir-
butir biji, buah pisang dan sebagainya.
Butir tepung mempunyai berbagai bentuk yang dapat digunakan untuk
identifikasi tumbuhan. Butir tepung tidak terdapat pada jamur dan kelompok
alga tertentu. Butir tepung mempunyai bentuk berbeda-beda (Gambar) yang
merupakan karakter tumbuhan, misalnya butir tepung oval pada kentang, pipih
pada rumput, poligonal pada jagung, bentuk tongkat pada sel-sel lateks
beberapa Euphorbia. Ukuran butir tepung berkisar 5-100 mikron. Butir tepung
padi terkecil dan pada Canna terbesar. Butir tepung terdapat didalam kloroplas
atau leukoplas pada jaringan penyimpanan pada cadangan makanan .

2
Struktur butir tepung biasanya memperlihatkan lamel-lamel yang
mengelilingi bintik membulat gelap yang disebut hilum atau filus. Hilum
merupakan titik awal butir tepung dibentuk. Berdasarrkan letak filum butir
tepung dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu butir tepung konsentrik dan
eksentrik. Pada tepung konsentrik letak hilum dipusat (Gambar B,F,G,I)
sedangkan pada tepung eksesntrik letak hilum di tepi (Gambar A,C,E,H).
Butir tepung juga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tunggal,
setengah majemuk dan majemuk. Apabila butir tepung mempunyai satu hilum
disebut tepung tunggal atau sederhana (Gambar : B,C,D,E,H). Apabila dalam
satu butir tepung hilum tersebut terdapat lebih dari satu hilum yang setiap
hilum di kelilingi lamel-lamel dan secara keseluruhan di kelilingi oleh lamel
bersama maka disebut tepung setengah majemuk (Gambar : I). Suatu butir
tepung yang mempunyai lebih dari satu hilum tetapi mempunyai lamel bersama
disebut tepung majemuk (Gambar : F,G). (Anatomi Tumbuhan, Hal 35-36).
2. Kristal
Kristal sangat umum terdapat dalam tumbuhan. Diduga asam oksalat yang
banyak dapat bersifat racun bagi tumbuhan karena itu terjadi pengendapan
garam oksalat. Kristal ini merupakan hasil akhir atau hasil sekresi dari suatu
pertukaran zat yang terjadi didalam sitoplasma. Ada yang menduga bahwa
asam oksalat bebas merupakan racun bagi tumbuhan, karenanya diendapkan
berupa garam kalsium oksalat. Daun dan organ lain dari kebanyakkan

3
tumbuhan mengandung Kristal kalsium oksalat yang nyata. Kristal kalsium
oksalat terdapat didalam plasma sel atau didalam vakuola. Kristal kalsium oksalat
ini tidak larut dalam asam lemah (misalnya asam cuka), tetapi larut dalam asam
kuat (misalnya asam klorida). Kristal kalsium oksalat mempunyai berbagai
bentuk, berikut variasi bentuk Kristal kalsium oksalat.

a. Rafida
Rafida adalah Kristal bentuk jarum atau sapu lidi, biasanya
tersusun sejajar dan membentuk berkas (Gambar : D, G). Kadang-
kadang berkas kristal bentuk jarum ini berasa dalam kantung dan
apabila kantung ini rusak maka kristal tersebut dapat hancur
meninggalkan kantung. Rafida umum terdapat pada Alucasia,
Colocasia, Pistia, juga terdapat pada daun bunga pukul empat
(Mirabilis jalapa), batang dan akar lidah buaya (Aloe sp.), dan daun
nanas (Ananas comocus). Rafida tertentu dapat menimbulkan rasa
sangat gatal sehingga dapat melindungi tanaman dari hewan. Rafida
menjadi rusak karena perebusan karena itu makanan atau sayuran yang
mengandung rafida tidak menimbulkan rasa gatal apabila direbus.
(Anatomi Tumbuhan, Hal :41)
b. Idioblas
Idioblas adalah kristal kalsium oksalat bentuk bintang, biasanya
terdapat dalam aerenkim tumbuhan air dan menjadi penguat jaringan

4
tersebut. Idioblas dapat ditemukan misalnya pada teratai, Trapa.
Idioblas kristal juga mempunyai arti bahwa sel tempat kristal tersebut
berbeda bentuk (umumnya berbeda ukuran) maupun isinya dari sel-sel
yang berada disekelilingnya. (Anatomi Tumbuhan, Hal : 41)
c. Kristal roset druse atau Kristal kluster
Kristal ini berupa kristal majemuk berbentuk roset atau bintang.
Kristal druse dapat ditemukan misalnya pada Eucalyptus, Nerium,
Ixora, Korteks batang melinjo (Gnetum gnemon) (Gambar : A, B),
tangkai daun begonia (Begonia sp.), daun kecubung (Datura metel),
korteks batang delima (Punica granatum), dan batang jarak (Ricinus
communis). (Anatomi Tumbuhan, Hal : 41)
d. Kristal bentuk prisma
Kristal kalsium ini merupakan kristal tunggal disebut juga kristal
tunggal besar. Kristal bentuk prisma dapat berbangun segiempat, belah
ketupat, menyerupai piramid, atau poliedris. Kristal ini misalnya
terdapat pada daun jeruk (Citrus sp.) dan korteks Gnetum indicu (
Gambar : C) (Anatomi Tumbuhan, Hal : 42)
e. Kristal pasir
Kristal bentuk pasir biasanya berbangun piramid-piramid yang kecil,
misalnya terdapat pada daun dan akar tumbuhan tertentu dalam suku
Solanaceae, tangkai daun bayam (Amaranthus sp.) (Gambar : E ),
tangkai daun tembakau (Nicotiana tabacum), dan begonia (Begonia
sp). (Anatomi Tumbuhan, Hal : 43)
f. Kristal sferit
Bentuk kristal sferit tersusun atas bagian-bagian yang teratur secara
radir, misalnya terdapat pada batang Phyllocatus sp. (Gambar : F)
(Anatomi Tumbuhan,Hal : 43)
3. Sistolit
Sistolit atau yang dikenal dengan kristal kalsium karbonat. (Gambar : H)
Biasanya terdapat pada sel epidermis daun tumbuhan bunga, misalnya pada
tumbuhan yang termasuk suku Moraceae, Urticaceae, Acanthaceae dan

5
Cucurbitaceae. Penyusun utama sistolit adalah selulosa penjuluran dinding
kalsium karbonat dalam bentuk granula. (Anatomi Tumbuhan, Hal : 40)
4. Minyak Etheris
Minyak eteris merupakan jenis benda ergastik yang berbentuk cair. Badan
ergastik ini tersebar pada seluruh tubuh tumbuhan dan untuk setiap tanaman
jumlahnya bervariasi. Minyak eteris merupakan senyawa yang mempunyai bias
cahaya yang kuat , sehingga bagian yang mengandung minyak eteris tampak
mengkilap. (Penuntun Praktikum Botani, Hal : 15-16)

2.2 Uraian Bahan


2.2.1 Ubi jalar (Ipomea batatas L.)
Ubi jalar merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman
semusim atau berumur pendek. Tanaman ubi jalar hanya satu kali bereproduksi
dan setelah itu tanaman mati. Tanaman ubi jalar tumbuh menjalar pada
permukaan tanah dengan panjang tanaman dapat mencapai 3 meter, tergantung
pada varietasnya.

Klasifikasi tanaman ubi jalar


Tanaman ubi jalar dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan
diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledon
Ordo : Convovulales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea batatas L.

6
Batang tanaman ubi jalar lunak, tidak berkayu, berbentuk bulat, dan teras
bagian tengah bergabus. Batang ubi jalar beruas-ruas dan panjang ruas antara 1-
3 cm. Setiap ruas ditumbuhi daun, akar, dan tunas atau cabang. Panjang batang
utama amat beragam, tergatung pada varietasnya, yakni berkisar 2-3 m untuk
varietas ubi jalar merambat dan 1-2 m untuk varietas ubi jalar tidak
merambat.Batang tanaman ubi jalar ada yang berbulu dan ada yang tidak
berbulu. Warna batang ubi jalar bervariasi antar hijau dan ungu.Daun ubi jalar
berbentuk bulat hati, bulat lonjong, dan bulat runcing, tergantung pada
varietasnya. Daun ubi jalar memiliki tulang-tulang menyirip, kedudukan daun
tegak agak mendatar, dan bertangkai tunggal yang melekat pada batang. Ukuran
daun lebar dan panjang bervariasi, tergantung pada varietasnya. Varietas ubi
jalar yang berbatang besar memiliki daun berukuran besar. Varietas ubi jalar
yang berbatang sedang dan kecil memiliki daun berukuran sedang dan kecil.
Daun ubi jalar memiliki mulut daun atau stomata yang terletak merata.Umbi ubi
jalar merupakan bagian yang dimanfaatkan untuk bahan makanan.Umbi tanaman
ubi jalar memiliki mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Umbi
tanaman ubi jalar ini terjadi karena adanya proses diferensiasi akar sebagai
akibat terjadinya penimbunan asimilat dari daun yang membentuk umbi. Bentuk
ubi jalar ada yang bulat, lonjong, dan ada yang bulat panjang serta. Sedangkan
warna kulit dan daging tanaman ubi jalar ada yang berwarna putih, kuning,
ungu, jingga, kuning kunyit, kuning gading, putih kemerah-merahan atau kuning
keputih-putihan. Ubi jalar sudah terbentuk sejak pada umur 20-25 hari setelah
ditanam. Selanjutnya, umbi tanaman ubi jalar sudah dapat dipanen pada umur 4-
5 bulan setelah tanam atau pada umur 100-120 hari setelah terbentuknya umbi.
(Budidaya dan Analisis Usaha Tani Ubi Jalar, hal : 14-20)

Ubi jalar sangat penting dalam tatanan penganekaragaman makanan


penduduk. Kebutuhan kalori yang ideal bagi penduduk Indonesia adalah sebesar
1.612 kal/kapita/hari yang berasal dari beras 680 kal, gula 219 kal, lemak dan
minyak 354 kal, sayuran dan buah-buahan serta biji-bijian 313 kal, ditambah
umbi-umbian 210 kal. Pola pangan harapan tahun 2000 untuk penduduk
Indonesia telah ditetapkan kontribusi bahan pangan umbi umbian sekitar 91,12
gram/kapita/hari. Ubi jalar, selain kaya kalori juga menganmdung nutrisi yang

7
cukup tinggi dan komposisinya lengkap. (Ubi Jalar: Budi Daya dan Pascapanen,
hal : 12)

2.2.2 Batang daun pepaya (Carica papaya).

Klasifikasi tanaman pepaya


Dalam sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman pepaya
(Carica papaya) diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dikotiledon
Ordo : Caricales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
Pepaya bukan merupakan tanaman asli dari indonesia. Berdasarkan
studi kepustakaan yang ada, disebutkan bahwa tanaman pepaya berasal dari
Amerika tengah, yaitu daerah sekitar meksiko bagian Selatan dan
niracagua.Buah pepaya dapat dijadikan sebagai sayur, dapat dibuat rujak,
manisan, dan lain-lain. Batang tanaman pepaya yang sudah tua dapat
digunakan sebagai pupuk tanaman untuk menyuburkan dan menggemburkan
tanah. Pupuk batang pepaya juga dapat mencegah penurunan pH tanah (tnah
tidak menjadi asam).Pepaya mengandung provitamin A, vitamin C, dan
mineral.Angin diperlukan untukpenyerbukan bunga. Angin yang tidak terlalu
kencang sangat cocok bagi pertumbuhan tanaman. Tanaman pepaya tumbuh

8
subur pada daerah yang memilki curah hujan 1000-2000 mm/tahun. Suhu
udara optimum 22-26 derajat C. Kelembaban udara sekitar 40%. Pepaya dapat
ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 700 m–1000 m dpl. (Budidaya
Pepaya, hal : 16-19)

2.2.3 Daun beringin(Ficus benyamina L.)

Klasifikasi tanaman beringin


Kedudukan tanaman beringin dalam sistematika tumbuh-tumbuhan
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus benyamina
Habitat tumbuh di tanah dan ada yang bersifat hemi-epifit. Beringin
merupakan tanaman yang memiliki kemampuan hidup dan beradaptasi dengan
bagus pada berbagai kondisi lingkungan. Selain itu juga sering dijumpai di
kawasan hutan Beringin merupakan tanaman yang mampu hidup di berbagai
macam kondisi lingkungan yang ekstrim, salah satunya adalah diatas batu.
Dengan akar yang kuat tanaman tersebut mampu mecengkram batu yang besar

9
dan menahannya agar tidak jatuh ke bawah. Habitusatau perawakandari pohon
beringin ( Ficus benyamina L.)

Pohon besar, diameter batang bisa mencapai 2 m lebih, tinggi bisa


mencapai 25 m. Batang tegak bulat, permukaan kasar, coklat kehitaman, keluar
akar menggantung dari batang. Daun tunggal, lonjong, hijau, panjang 3 - 6 cm,
tepi rata, letak bersilang berhadapan. Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun,
kelopak bentuk corong, kuning kehijauan. Buah buni, bulat kecil, panjang 0.5 -
1 cm perbanyakan dengan biji. struktur perakarannya yang dalam dan akar
lateral yang mencengkeram tanah dengan baik. Manfaat daripohon beringin
(Ficus benjamina L.) dengan sistem perakaran yang kuat dengan akar tunggang
serta akar udara atau akar gantung dan merupakan tanaman yang mampu
menjadi penahan erosi tanah. (Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, hal : 22-23)

2.2.4 Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle)

Klasifikasi tanaman jeruk


Kedudukan tanaman jeruk nipis dalam sistematika tumbuh-tumbuhan
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dikotiledon
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia Swingle

10
Tanaman jeruk nipis berbentuk perdu, rindang, dan memiliki banyak
percabangan. Cabang dan ranting berduri. Tinggi tanaman berkisar antara 150-
350 cm. Perakaran tanaman kuat, cukup dalam, dan dapat tumbuh dengan baik
pada segala jenis tanah. Daun berbentuk bulat panjang dan tumpul pada bagian
ujung. Tangkai daun agak bersayap. Permukaan daun berwarna hijau tua
mengilap, sedangkan bagian bawah berwarna hijau muda.
Bunga muncul pada pucuk daun setelah itu akan mucul buah berbentuk
bulat, dan berubah lagi menjadi bundar seperti bola atau bulat lonjong. Ujung
buah tidak berputing, namun biasanya rata serta buah yang telah masak akan
berwarna kuning kehijauan dengan permukaan kulit yang bercelah halus.
Daging buah berwarna kuning kehijauan, banyak mengandung air, berasa
sangat asam, dan beraroma sedap yang khas, serta mengandung asam sitrat
yang cukup tinggi (sekitar 8,7%). (Jeruk nipis, Hal : 13)
Buah jeruk nipis berkulit kasar, berwarna kuning, bentuknya agak bulat
dan dasarnya agak menonjol. Bijinya banyak rata-rata 10-15 dan dari biji dapat
diperoleh “nuclea seedling” 95% sampai 100%. Jeruk nipis ini dapat dibuat
obat-obatan, karena mengandung vitamin C yang tinggi. Kandungan airnya
sangat banyak cocok dijadikan bahan limun. (Budi Daya Tanaman Jeruk, Hal :
199)

11
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Tanaman umbi ubi jalar ( Ipomea batatas )

Membersihkan kaca objek dengan alkohol 70%


agar bebas dari debu.

Mengerok bagian dalam umbi ubi jalar


dengan pinset lalu diletakkan di atas kaca
objek.

Mentetesi 1 atau 2 aquades kemudian ditutup


dengan deck glass. Usahakan jangan sampai ada
gelembung udara dalam kaca preparat.

Mengamati di bawah mikroskop dengan


pembesaran objektif lemah kemudian
diganti dengan objektif kuat.

Menggambar bentuk butir amilum yang telah


diamati.

12
2.3.2 Tanaman tangkai daun papaya ( Carica papaya )

Membersihkan kaca objek dengan alkohol 70%


agar bebas dari debu.

Mengambil tangkai daun papaya, lalu di iris


setipis mungkin dan diletakkan ke atas kaca
objek.

Mentetesi 1 atau 2 aquades kemudian ditutup


dengan deck glass. Usahakan jangan sampai ada
gelembung udara dalam kaca preparat.

Mengamati di bawah mikroskop


dengan pembesaran objektif lemah
kemudian ganti dengan objektif kuat.

Menggambar bentuk sel yang berisi kristal


kalsium oksalat yang telah diamati.

13
2.3.3 Tanaman daun beringin ( Ficus benyamina )

Membersihkan kaca objek dengan alkohol 70%


agar bebas dari debu.

Mengambil sehelai daun beringin yang tidak


terlalu tua lalu di iris secara melintang setipis
mungkin, kemudian diletakkan diatas kaca
objek.

Mentetesi 1 atau 2 aquades kemudian di tutup


dengan deck glass. Usahakan jangan sampai ada
gelembung udara dalam kaca preparat.

Mengamati di bawah mikroskop dengan


pembesaran objektif lemah kemudian
ganti dengan objektif kuat.

Menggambar sel-sel yang mengandung


sistolit yang telah diamati.

14
2.3.4. Tanaman kulit buah jeruk nipis ( Citrus aurantifolia Swingle )

Membersihkan kaca objek dengan alkohol 70%


agar bebas dari debu.

Mengambil kulit buah jeruk lalu di iris secara


melintang setipis mungkin, kemudian
diletakkan diatas kaca objek.

Mentetesi 1 atau 2 aquades kemudian di tutup


dengan deck glass. Usahakan jangan sampai ada
gelembung udara dalam kaca preparat.

Mengamati di bawah mikroskop dengan


pembesaran objektif lemah kemudian
ganti dengan objektif kuat.

Menggambar sel yang mengandung minyak


eteris yang telah diamat

15
BAB III
METODE KERJA
3.1. Alat dan bahan

3.1.1. Alat
1. Air
2. Alkohol 70%
3. Cawan
4. Deck glass
5. Kaca preparat
6. Mikroskop
7. Pinset
8. Pipet tetes
9. Silet tajam
10. Tisu

3.1.2. Bahan
1. Daun beringin (Ficus benyamina)
2. Kulit buah jeruk (Cytrus sp.)
3. Tangkai daun papaya (Carica papaya)
4. Ubi jalar (Ipomea batatas)

3.2. Cara kerja


Terlebih dahulu siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
praktikum. Ambil mikroskop yang akan digunakan untuk mengamati objek.
Bersihkan deck glass dan kaca preparat dengan alkohol 70% agar bebas dari
lemak dan debu. Kemudian iris setipis mungkin objek yang akan diteliti
dengan cara diiris melintang. Letakkan hasil irisan diatas kaca preparat, tetesi
dengan air menggunakan pipet tetes, kemudian tutup menggunakan deck glass
dan pastikan tidak ada gelembung udara dalam preparat. Letakkan kaca objek
diatas meja preparat pada mikroskop. Amati objek menggunakan mikroskop.

16
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1. Pati
Ubi jalar (Ipomea batatas)

Perbesaran 10×10

4.1.2. Kristal
Tangkai daun papaya (Carica papaya)

17
Perbesaran 10×10
4.1.3. Minyak eteris

Kulit daun jeruk (Citrus sp.)

Perbesaran 10×10

4.1.4. Sistolit

Daun beringin (Ficus benyamina)

Perbesaran 10×10

17
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pati Tanaman Ubi Jalar (Ipomea batatas)
Pati merupakan karbohidrat yang paling umum dalam tumbuhan.
Oleh karena itu zat yang paling banyak terdapat sebagai cadangan
makanan dalam tempat-tempat penyimpanan adalah umbi-umbi,
rhizoma, dan biji
Pada hasil pengamatan kami, tanaman ubi jalar (Ipomea batatas),
menyimpan banyak cadangan makanan yang berupa karbohidrat pada
umbinya. Umbi pada ubi jalar terdapat pati yang berupa tepung putih,
berbentuk bulat oval, memperlihatkan lamel-lamel yang mengelilingi
bintik membulat gelap yang disebut hilum. Pada tepung letak hilum di
pusat. Hilum merupakan titik awal butir tepung dibentuk. Berdasarkan
letak hilum butir tepung dapat di bedakan menjadi dua tipe, yaitu butir
tepung konsentrik dan eksentrik. Apabila butir tepung mempunyai satu
hilum disebut tepung tunggal atau sebenarnya. Dan apabila dalam satu
butir tepung hilum tersebut terdapat lebih dari satu hilum yang setiap
hilum di kelilingi lamel-lamel dan secara keseluruhan di kelilingi oleh
lamel bersama maka disebut tepung setengah majemuk.
4.2.2 Kristal tangkai daun papaya (Carica papaya)
Kristal sangat umum terdapat dalam tumbuhan. Diduga asam
oksalat yang banyak dapat bersifat racun bagi tumbuhan karena itu
terjadi pengendapan garam oksalat. Kristal ini merupakan hasil akhir
atau hasil sekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi didalam
sitoplasma.
Pada hasil pengamatan kami tangkai daun papaya memiliki kristal
yang berbentuk bintang atau roset. Kristal pada tangkai papaya
terdapat didalam plasma sel atau didalam vakuola. Kristal ini tidak
larut dalam asam lemah tetapi dalam asam kuat pada tangkai daun
papaya terdapat rafida yang menimbulkan rasa sangat gatal sehingga
dapat melindungi tanaman dari hewan juga dapat memperkuat jaringan
di dalamnya.

19
4.2.3 Minyak eteris pada kulit jeruk (Citrus sp)
Minyak eteris merupakan jenis benda ergastik yang berbentuk cair.
Badan ergastik ini tersebar pada seluruh tubuh tumbuhan dan untuk
setiap tanaman jumlahnya bervariasi. Minyak eteris sering terdapat
dalam kelenjar minyak.
Pada hasil pengamatan kami kulit daun jeruk memiliki kelenjar
minyak eteris yang menimbulkan bau yang khas. Minyak eteris pada
kulit jeruk mempunyai bias cahaya yang kuat sehingga tampak
mengkilap dan dapat menguap.
4.2.4 Sistolit pada daun beringin (Ficus benyamina)
Sistolit tersusun atas kristal kalsium karbonat bukan kristal kalsium
oksalat, sistolit ini menggantung pada suatu tangkai yang dinamakan
tangkai selulosa.
Pada hasil pengamatan benda ergastik pada beringin adalah sistolit.
Epidermis ganda pada daun beringin terdapat penebalan kearah
sentripetal yang tersusun atas selulosa yang membentuk bangunan
seperti sarang lebah yang disebut sistolit. Sel yang mengandung
sistolit disebut litokis

19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat di tarik kesimpulan bahwa di
dalam sel tumbuhan juga terdapat komponen non protoplasmik yang
disebut benda-benda ergastik yang dapat berupa pati, kristal, minyak eteris
dan sistolit. Pada umbi ubi jalar (Ipomea batatas L.) ditemukan pati yang
berbentuk bulat dan lonjong yang memiliki hilum . Pada tangkai daun
papaya ( Carica papaya ) ditemukan kristal yang berbentuk bintang atau
roset. Pada daun beringin (Ficus benyamina L.) terdapat sistolit yang
berbentuk seperti sarang lebah dan yang terakhir, pada kulit jeruk nipis
(Citrus aurantifolia Swingle) ditemukan kelenjar minyak eteris.

5.2 Saran
Untuk Laboratorium :
Alat-alat lab yang digunakan dalam pratikum II ( Mengamati
Benda-benda Ergastik ) sudah bisa memenuhi semua kelompok. Tetapi
dalam aturan pengelompokkan sebaiknya diadakan penambahan meja,
agar setiap kelompok bisa berada pada tempatnya masing-masing dan
agar lebih tertib.

Untuk Praktikan:
Diharapkan untuk lebih siap dalam melakukan praktikum,
meningkatkan pemahaman, ketelitian dan kekompakan dalam kinerja
kelompok. Serta Praktikan dituntut mengetahui tata cara dan peraturan
selama pratikum.

21
Daftar Pustaka

Cahyono, B., Budidaya dan Analisis Usaha Tani Ubi Jalar, Yogyakarta :
Kanisisus Anggota IKAP

Warisno, 2003, Budidaya Pepaya. Yogyakarta: Kanisius ( Anggota IKAPI)

Rukmana, R., 2003, Jeruk nipis. Yogyakarta: Kanisius

Dalimartha, S., 1999, Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jakarta: Pustaka


Pembangunan Swadaya Nusantara

Sinta, S., 2010, Kamus biologi, Jakarta: Trans Media

Penuntun Pratikum Botani: Team Teaching

Setjo, S., 2004, Anatomi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang

Rukmana, R., 1997. Ubi Jalar: Budi Daya dan Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius
(Anggota IKAPI)

AAK., 1994. Budi Daya Tanaman Jeruk. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI)

Soerodikoesoemo, W., 1987. Materi Pokok: Anatomi Tumbuhan. Jakarta:


Penerbit Karunika UT.

22
Lampiran

23
LAMPIRAN 1

DIAGRAM ALIR

1.1 PATI

SAMPEL

Kentang (solanum Padi (Oryza Ubi jalar (Ipomea


tuberosum) sativa) batatas)

kerok bagian dalam dengan


pinset atau pentul

Pindahkan cairan tersebut


di atas kaca objek gelas

Tetesi air di atas kaca


objek

Tutup dengan deck glass

Preparat

23
1.2 Aleuron

SAMPEL

Biji jarak (Ricinus communis)

Lepaskan kulit bijinya dengan


pisau, ambil endospermanya

Irisl endospermanya setipisnya

Pindahkan ke atas objek gelas

Tetesi air

Tutup dengan deck glass

Preparat

23
1.3 Kristal

Sampel

Tangkai daun papaya Daun lidah buaya (Aloe vera)


(Carica Papaya)
Daun nenas (Ananas
Tangkai daun bayam commosus)
(Amaranthus spinosus)

Diiris melintang Diiris membujur

Pindahkan ke atas objek gelas


gelas

Tetesi air di atas kaca

Tutup dengan deck gelas

Preparat

23
1.4 Sistolit

Sampel

Daun beringin
(Ficus benjamina)

Diiris melintang

Pindahkan ke atas objek gelas

Tetesi air di atas kaca


kaca

Tutup dengan deck gelas

Preparat

23
1.5 Minyak etheris

Sampel

Kulit buah jeruk (Cytrus Sp)

Jahe (Zingiber officinalis)

Diiris melintang

Pindahkan ke atas
objek gelas

Tetesi air di atas


kaca

Tutup dengan
deck gelas

23

Anda mungkin juga menyukai