Anda di halaman 1dari 37

KEKERASAN DALAM RUMAHTANGGA

Oleh
Victomercy Ay Elyanor Haan (1208017027)
Claudya Jenermi Susana Tas’au (1208017028)

PEMBIMBING :
dr. Afriani Early

SUPERVISOR :
Dr. Djumadi Achmad, Sp. PA (K), Sp.F
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Kerangka Pembahasan
Bentuk KDRT

Aspek
hukum Kekerasan dalam Fase Siklus
KDRT Rumah Tangga KDRT

Dampak
KDRT
DISCLAIMER
Isi dalam penulisan referat ini dirujuk dari sumber referat koas
forensik:
1. ”Kekerasan dalam Rumah tangga” oleh Hara Tri Yudhistira,
Ditha Buntuan, Andi Absharina Binawan bulan Juni tahun
2017.
2. “Kekerasan dalam Rumah Tangga” oleh Nur Athirah, Nurhafiza,
Nur Atikah bulan September 2017
3. “Kekerasan dalam Rumah Tangga” oleh Azhar Dzulhadj B.
Arafah, Donna Natalia bulan November tahun 2015
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang
O Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan
terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual, psikologis, dan/atau penelantaranrumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan,atau perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Epidemiologi

WHO (2002): Women’s Crisis


VIOLANCE AND INDONESIA?
HEALTH Center (2007)
•40-70 % • 87 % dari • Belum mempunyai
perempuan yang perempuan korban statistik nasional
meninggal karena kekerasan yang untuk tindak KDRT
pembunuhan, mengakses
umumnya dilakukan layanannya
oleh mantan atau mengalami KDRT,
pasangannya dimana pelaku
sendiri. kekerasan
terbanyak adalah
suami dan mantan
suaminya (82,75%)
BAB II Tinjauan Pustaka
Keluarga
O Suami, istri, dan anak (termasuk anak angkat dan anak tiri)
O Orang – orang yang mempunyai hubungan keluarga
karena hubungan darah perkawinan (mertua, menantu,
ipar, besan), persusuan, pengasuhan, dan perwalian yang
menetap dalam rumah tangga; dan/atau
O Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan
menetap dalam rumah tangga tersebut.
KDRT
O Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan
terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga,termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan yang melawan hukum dalam
lingkungan rumah tangga
Bentuk-Bentuk KDRT

Kekerasan Kekerasan
Fisik Psikis

Penelantaran
Kekerasan
Rumah
Seksual
Tangga
Kekerasan Fisik

 Perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

 Bentuk kekerasan fisik antara lain : ditampar, dipukul menggunakan alat,

ditinju, ditendang, membanting ke lantai, membenturkan kepala ke


tembok rumah dan ada juga yang menginjak perut korban serta ada juga
yang mengancam dengan menggunakan senjata.
Kekerasan Psikis
 Perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa
percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa
tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada
seseorang.
 Bentuk kekerasan psikis seperti menghina, berkata kasar.
Bentuk lainnya lebih berdampak pada kejiwaan. Kekerasan
psikologis dapat merusak jiwa, semangat seseorang sebab ia
menghilangkan kegembiraan dan vitalitas hidup.
Kekerasan Seksual
 Perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual yang
dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah
tangga tersebut; pemaksaan hubungan seksual terhadap salah
seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain
untuk tujuan komersial dan/ atau tujuan tertentu.
 Kekerasan seksual dapat meliputi: pengisolasian isteri dari
kebutuhahan batinnya; pemaksaan hubungan seksual dengan
pola yang tidak dikehendaki atau tidak disetujui isteri;
pemaksaan hubungan ketika isteri sedang tidak menghendaki,
isteri sedang sakit atau menstruasi.
Penelantaran Rumah Tangga
 Perbuatan menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangga, padahal
menurut hukum yang berlaku bagi yang bersangkutan atau karena
persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan,
perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Penelantaran
juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan
ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja
yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di
bawah kendali orang tersebut.
 Kekerasan penelantaran keluarga ini terjadi ketika laki - laki atau suami
tidak mempedulikan keluarga dalam rumah tangga; suami tidak
memberikan nafkah kepada isteri dan anak; suami meninggalkan isteri
dan anak - anak dalam kurun waktu yang lama.
Fase kekerasan dalam rumah tangga
Karakteristik Kekerasan Dalam Rumah
Tangga

1. FAKTOR USIA
2. FAKTOR PENDIDIKAN
3. FAKTOR PROFESI
4. FAKTOR EKONOMI

O Ekonomi sebagai faktor penyebab terjadinya KDRT,


berhubungan dengan incame (penghasilan) keluarga. Kebutuhan
yang besar dengan penghasilan yang kecil memicu terjadinya
KDRT. Ketika kebutuhan anggota keluarga tidak dapat dia
komodir, maka kekerasan akan mulai menggeliat/merupakan
senjata (ultimum remedium) untuk meredam permintaan para
anggota keluarga
5. FAKTOR
CEMBURU

O Cemburu selalu menghiasi kehidupan keluarga. Kecemburuan


telah menjadi beban yang berat tatkala relasi di antara suami
dan istri mulai mengendor. Apalagi jika ada PIL (Pria Idaman
Lain) dan WIL (Wanita Idaman Lain) mulai menggeser cinta
diantara suami-istri. Padahal sesunguhnya kecemburuan itu
terjadi bisa saja terjadi karena “komunikasi” yang kurang antara
suami-istri. Kecemburuan bisa diatasi jika suami-istri selalu
berkomunikasi secara baik dan terbuka, jika dalam pekerjaan
ataupun relasi sosial ada teman/sahabat dan bukan PIL/WIL
6. FAKTOR LINGKUNGAN KELUARGA
O Keluarga adalah lembaga pertama dan
utama dalam melaksanakan proses
sosialisasi pribadi anak. Adapun faktor-
faktor penyebab timbulnya tindak
kekerasan sebagai akibat dari lingkungan
keluarga memang dari rumah tangga
berantakan. Bila rumah terus menerus
dipenuhi konflik yang serius, rumah
tangga tersebut akan menjadi retak,
akhirnya mengalami perceraian dan
terjadilah berbagai kesulitan
Pemeriksaan kedokteran forensik pada
kasus KDRT

Anamnesis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
• Korban tinggal • Jumlah luka • Pemeriksaan
serumah multipel radiologi
• Hubungan • Umur luka • Vaginal swab
korban dan yang
pelaku bervariasi
• Durasi • Luka yang
pernikahan dialami tidak
• Jenis KDRT mematikan
• Pertama kali • Luka
atau berulang ditemukan
biasanya lebih
dari satu
lokasi pada
tubuh korban
Karakteristik Korban KDRT

Tabel Karakteristik
Kekerasan Dalam Rumah
Tangga
Tabel Pola dan Bentuk Kekerasan
Tertekan, syok,
depresi

Perubahan pola
Trauma (fisik makan, pola
dan psikis) tidur dan tingkah
laku
Dampak
KDRT

Pertumbuhan dan Rasa takut,


perkembangan marah, cemas
anak terganggu
Aspek Hukum Tentang KDRT
KEKERASAN FISIK
DELIK SANKSI

Kekerasan fisik dalam rumah tangga o Penjara paling lama 5 (lima ) tahun
atau
o denda paling banyak Rp 15 juta
Kekerasan fisik yang mengakibatkan korban o Penjara paling lama 10 (sepuluh)
mendapat menjadi jatuh sakit atau luka berat tahun atau
o Denda paling banyak Rp 30 juta
Kekerasan fisik yang mengakibatkan matinya o Penjara paling lama 15 (lima belas)
korban tahun atau
o Denda paling banyak Rp 45 juta
Kekerasan Fisik yang dilakukan suami o Penjara paling lama 4 (empat) bulan
terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak atau
menimbulkan penyakit atau halangan untuk o Denda paling banyak Rp 5 juta
menjalankan pekerjaan jabatan atau mata
pencaharian atau kegiatan sehari-hari
KEKERASAN PSIKIS

DELIK SANKSI
Kekerasan psikis dalam lingkup rumah o Penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau
tangga o denda paling banyak Rp 9 juta

Kekerasan psikis yang dilakukan suami o Penjara paling lama 4 (empat) bulan atau
terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak o Denda paling banyak Rp 3 juta
menimbulkan penyakit atau halangan untuk
menjalankan pekerjaan jabatan atau mata
pencaharian atau kegiatan sehari-hari
KEKERASAN SEKSUAL

DELIK SANKSI
Kekerasan Seksual o Penjara paling lama 12 (dua belas)
tahun atau
o denda paling banyak Rp 36 juta

Memaksa orang yang menetap dalam rumah o Penjara paling singkat 4 tahun dan
tangganya melakukan hubungan seksual paling lama 15 (lima belas) tahun atau
o denda paling sedikit Rp 12 juta dan
paling banyak Rp 300 juta

Mengakibatkan korban mendapat luka yang o Penjara paling singkat 5 tahun dan
tidak memberi harapan akan sembuh sama paling lama 20 tahun atau
sekali, mengakibatkan gangguan daya pikir o denda paling sedikit Rp 25 juta dan
atau kejiwaan sekurang-kurangnya selama paling banyak Rp 500 juta
4 minggu terus menerus atau 1 tahun tidak
berturut-turut, gugur atau matinya janin
dalam kandungan atau mengakibatkan tidak
berfungsinya alat reproduksi
PENELANTARAN RUMAH TANGGA

DELIK SANKSI

Menelantarkan orang lain dalam ruang o Penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau
lingkup keluarga atau menelantarkan orang o denda paling banyak Rp 9 juta
lain yang berada dibawah kendali
Perlindungan Saksi Dan Korban KDRT

O Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan,


advokat, lembaga sosial, atau pihak lainnya baik sementara maupun
berdasarkan penetapan perintah perlindungan dari pengadilan
O Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis
O Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban
O Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap
tingkat
Kendala pelaporan KDRT

Korban kadang diancam oleh pelaku

Takut kehilangan sosok kepala keluarga

Aib keluarga sehingga merasa malu

Masih mau menjaga keutuhan rumah tangga

Perlindungan hukum yang belum memadai


BAB III PENUTUP
Saran
• Menanamkan nilai dasar kekeluargaan
Pendekatan pada setiap anggota keluarga
• Mendorong dan menfasilitasi
Preventif pengembangan masyarakat

• Membawa korban ke konselor atau psikolog

Pendekatan • Memberi sanksi yang tegas pada pelaku dan


mendorong pelaku untuk lebih mendekatkan
diri kepada Tuhan
Kuratif • Ketegasan dari pemerintah dalam menjalankan
peraturan yang ada
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai