Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

MATA KULIAH PSIKOLOGI KELUARGA

KELAS F – 2017

Annisya Muthmainnah T. (201710230311017)

Mera Yuhana Syarastany (201710230311027)

Audri Almira Salsabila (201710230311061)

Shavina Taurin Qotrunnada (201710230311167)

Hervina Venera Afandi (201710230311259)

Dosen Pengampu : Siti Fatimah, S.Ag.,M. Si

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019
A. Definisi Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang, terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman
untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan melawan secara
hukum dalam lingkup rumah tangga.
Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga (UU PKDRT) mendefinisikan Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah setiap
perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan
atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Berdasarkan fakta Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perlindungan Perempuan
tahun 2016 di Indonesia, laporan kekerasan terhadap perempuan dalam kasus KDRT tercatat
sebanyak 11.2073.
Saraswati (2006) mengungkapkan sebagian besar dari korban KDRT akhirnya
memutuskan untuk bercerai yaitu sekiat 67% pada tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2014
data menunjukkan sebanyak 74% istri yang mengalami KDRT mempertahankan pernikahan
dan memaafkan suaminya.

B. Faktor Penyebab Kekerasan Dalam Rumah Tangga


Saputro (2011) KDRT dapat disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal
seperti faktor demografi yang diantaranya adalah usia menikah istri, status bekerja istri,
pengetahuan istri, dan ketidak setaraan gender. Menurut Sutinah dan Kiasih (2008) kekerasan
dalam keluarga meliputi bentuk kekerasan fisik, psikologis, sosial, seksual, budaya, ekonomi
dan politik.

Muniarti (2007) mengungkapkan beberapa faktor yang memengaruhi KDRT terhadap


istri bersifat khas terkait dengan budaya, berbeda halnya dengan faktor yang memengaruhi
kekerasan terhadap anak. Faktor lainnya adalah pengaruh ayah sebagai role
model,misalnyaanak laki-laki yang tumbuh di lingkungan dimana ayahnnya sering memukul
ibunya, akan cenderung meniru pola kekerasan tersebut di kehidupannya kelak bersama
pasangannya.
Ada dua faktor yang menyebabkan timbulnya KDRT, yaitu faktor internal dan
eksternal.

1. Faktor Internal Kekerasan dalam rumah-tangga (KDRT) dapat terjadi sebagai


akibat dari semakin lemahnya kemampuan adaptasi setiap anggota keluarga di antara
sesamanya, sehingga setiap anggota keluarga yang memiliki kekuasaan dan kekuatan
cenderung bertindak deterministik dan eksploitatif terhadap anggota keluarga yang lemah.
2. Faktor Eksternal Kekarasan dalam rumah-tangga (KDRT) muncul sebagai akibat
dari intervensi lingkungan di luar keluarga yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi sikap anggota keluarga, terutama orang-tua atau kepala keluarga, yang
terwujud dalam perlakuan eksploitatif terhadap anggota keluarga yang sering kali
ditampakkan dalam pemberian hukuman fisik dan psikis yang traumatik baik kepada
anaknya, maupun pasangannya.

C. Tipe dan Karakteristik Kekerasan Dalam Rumah Tangga


Dalam buku berjudul Violence Against Women yang ditulis oleh Mahoney, ada
beberapa tipe kekerasan terhadap istri, yaitu:

1. Kekerasan Fisik
2. Kekerasan Seksual
3. Kekerasan secara psikologis
4. Stalking
5. Pembunuhan

Adapun karakteristik kekerasan pada perempuan dalam KDRT yaitu:

1. Kekerasan yang terjadi secara berulang atau terus menerus


2. Hidup bersama akan menimbulkan keterikatan agar korban terus berada dekat dengan
pelaku kekerasan
3. Keyakinan mengenai bahwa kekerasan terjadi karena ulah korban itu sendiri dan
merupakan tanggung jawab korban

d. Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Menurut Sonda (2010), seseorang yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga
cenderung akan mengalami perasaan tertekan, malu, rendah diri, merasa tidak berdaya, dan
tertekan. Sedangkan dari segi fisik terganggungnya kesehatan pada reproduksi dan pada
wanita akan mengalami keterlambatan haid.
Selain itu, kekerasan dalam rumah tangga juga dapat menyebabkan keharmosan
keluarga tersebut menurun. Keutuhan dan kerukunan rumah tangga dapat terganggu apabila
ada individu yang tidak dapat mengendalikan dirinya yang pada akhirnya menimbulkan
kekerasan. Kekerasan dalam rumah tangga menimbulkan ketidaknyamanan atau
ketidakadilan terhadap seseorang atau beberapa orang dalam rumah tangga tersebut.

Kekerasan dalam rumah tangga juga menyebabkan dampak buruk bagi anak.
Pengalaman menyaksikan dan atau mengalamani kekerasan oleh orang terdekat dapat
menyebabkan trauma bagi anak. Keluarga yang semestinya memberikan rasa aman, justru
menampilkan dan memebrikan kekerasan yang menyebabkan rasa takut dan kemarahan.
Pengalaman traumatis ini dapat menyebabkan dampak jangka pendek maupun jangka
panjang. Dalam jangka pendek seperti: merusak struktur keluarga, ancaman keselamatan
hidup anak, dan munculnya beberapa penyakit mental. Sedangkan dalam jangka panjang
seperti: memungkinkan munculnya perilaku kekerasan pada anak, baik sebagai korban
maupun pelaku.

e. Solusi mencegah Kekerasan Dalam Rumah Tangga

1. Menurut Saraswati (2006), solusi yang banyak diambil korban kdrt yaitu, perceraian
dan melakukan musyawarah dengan pasangan guna memperbaiki keharmonisan
keluarga
2. Menurut Baquandi (2009), terdapat 4 solusi dalam mencegah KDRT yaitu,
membangun kesadaran bahwa KDRT merupakan permasalahan sosial bukan
individual, mengkampanyekan mengenai penentangan penayangan kekerasan,
peranan media massa, dan mendampingi korban dalam membantu menyelesaikan
persoalan (konseling).
3. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan oleh Auliyah Rahmah (2017), penanganan
permasalahan kdrt yang dilakukan oleh pihak kepolisiaan yaitu, yang pertama
menggunakan jalur hukum dan mediasi (mempertemukan korban dan pelaku dengan
cara kekeluargaan)
DAFTAR PUSTAKA

Amanullah,F.Z. Cahyo,K. Kusumawati,A. (2018). Adaptasi Psikologi Sosial Istri Korban


Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kdrt) Di Kabupaten Pati (Studi Kualitatif Pada
Istri Korban Kdrt Di Kabupaten Pati). Jurnal Kesehatan Masyarakat. 6(4), 565-573.

Dafeni, S.R. Mawarni, A. Nugroho, J. Dharmawan, Y. (2017). Hubungan Beberapa Faktor


Penyebab Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kdrt) Pada Istri Pus Di Kelurahan
Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Tahun 2016. 5(4), 256-264.

Dewi, D. A. D. P., & Hartini, N. (2017). Dinamika Forgiveness Pada Istri yang Mengalami
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental,
2(01), 51-62.

Listaunsanti, L. Y. (2015). Kebermaknaan Hidup Mantan Pelaku Kekerasan Dalam Rumah


Tangga (KDRT). Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Surabaya.

Manumpahi, E., Geni. S., Pongoh, H. (2016). Kajian Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Terhadap Psikologi Anak di Desa Soakonora Kecamatan Jailolo Kabupaten
Halamahera Barat. 5(1).

Mulyono, P. (2015). Analisis Perbandingan KDRT oleh Suami dan Istri di Jawa Barat.
31(2), 271-282.

Ramadhan, R.A. (2018). Pengaruh Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kdrt) Terhadap
Tingkat Keharmonisan Dalam Keluarga Di Kelurahan Umban Sari Kecamatan
Rumbai Kota Pekanbaru. JOM FISIP. 5(1). 4.

Setiawan, C.N. Bhima, S.K.L. Dhanardhono, T. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Kejadian Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Pelaporan Kepada Pihak Kepolisian.
9-44.

Anda mungkin juga menyukai