Penelaah:
Ir. Erina Sulistiani, MSi
Ilustration
-----------------
Copyright @2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Pertanian, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..…………
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………….
PENDAHULUAN …………………………………………………………………………….
A Latar Belakang …………………………………………………………………………
B Tujuan …………………………………………………………………………………..
C Peta Kompetensi ………………………………………………………………………
D Ruang Lingkup …………………………………………………………………………
E Cara Penggunaan Modul ……………………………………………………………..
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KONSEP KULTUR JARINGAN TANAMAN
A Tujuan ……………………………………………………………………………………
B Indikator Pencapaian Kompetensi …………………………………………………….
C Uraian Materi ……………………………..……………………………………………..
1 Pengertian kultur jaringan dan terminologi dalam kultur jaringan ……………
2 Sejarah kultur jaringan
……………………………………………………………
3 Manfaat kultur jaringan …………………………………………………………..
4 Lingkup kegiatan kultur jaringan ………………………………………………..
5 Laboratorium kultur jaringan
…………………………………..…………………
6 Peralatan kultur jaringan ………………………………………………………..
7 Keterampilan dan pengetahuan penting dalam kegiatan kultur jaringan ……
D Aktifitas Pembelajaran ………………………………………………………………….
E Latihan Soal ……………………………………………………………………………..
F Rangkuman ……………………………………………………………………………..
G Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………………………………………….
3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KONSEP KULTUR JARINGAN TANAMAN
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi dan berdiskusi peserta pelatihan dapat
menganalisis konsep dasar dan tahapan pembiakan tanaman secara kultur
jaringan dengan teliti sesuai dengan struktur dan konsep keilmuan bidang
kultur jaringan tanaman.
C. Uraian Materi.
1. Pengertian kultur jaringan dan terminologi dalam kultur jaringan.
Kultur jaringan tanaman adalah suatu metode atau teknik mengisolasi
bagian tanaman (protoplasma, sel, jaringan, dan organ) dan
menumbuhkannya pada media buatan dalam kondisi aseptik di dalam
ruang yang terkontrol sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat
tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap. Penggunaan teknik
4
kultur jaringan pada awalnya hanya untuk membuktikan teori “totipotensi”
(“total genetic potential”) yang dikemukakan oleh Schleiden dan Schwann
(1838) yang menyatakan bahwa sel tanaman sebagai unit terkecil dapat
tumbuh dan berkembang apabila dipelihara dalam kondisi yang sesuai.
5
tanaman tomat. Tahun 1939 Gautheret, Nobecourt, dan White berhasil
menumbuhkan kalus tembakau dan wortel secara in vitro.
6
c. Dapat dihasilkan bibit yang seragam.
Melalui teknik kultur jaringan dapat dihasilkan bibit yang secara
genotip seragam karena dapat dibiakkan secara vegetatif sehingga
bibit yang dihasilkan memiliki sifat seperti induknya dengan catatan
tidak ada penyimpangan akibat terjadinya mutasi. Selain itu melalui
teknik kultur jaringan juga dapat dihasilkan bibit dengan ukuran
morfologis yang sama. Sebagai contoh jika kita memerlukan bibit
pisang dalam jumlah yang banyak pasti kalau mencari anakan pisang
sulit diperoleh yang ukurannya sama, sedangkan melalui teknik kultur
jaringan dapat diperoleh bibit pisang yang ukurannya sama.
7
Teknik kultur jaringan dapat digunakan untuk memperbanyak
tanaman-tanaman yang sulit dikembangkan secara vegetatif atau
generatif karena sehingga memiliki sifat sama dengan induknya.
8
3. Tahapan pembiakan tanaman melalui teknik kultur jaringan
a. Penyediaan sumber eksplan
Bahan eksplan dapat diambil dari tanaman dewasa yaitu pada bagian
pucuk tanaman, daun atau umbi bahkan bijinya. Bahan eksplan dari
daun dipilih daun yang tidak terlalu muda dan juga tidak terlalu tua.
Pemotongan eksplan dilakukan dengan mengikutkan ibu tulang daun
karena pada bagian ini lebih cepat tumbuh menjadi kalus. Apabila
bahan eskplan berasal dari umbi biasanya umbi ditumbuhkan terlebih
dahulu tunasnya. Bagian tunas yang tumbuh dari umbi tersebut
kemudian dijadikan sebagai bahan eksplan, contohnya umbi batang
tanaman kentang, umbi batang tanaman talas dan umbi lapis bawang
merah.
Biji dapat dijadikan sebagai eksplan dan sebaiknya dipilih biji yang
bersertifikat atau dipetik langsung dari tanaman induknya yang sudah
diketahui keunggulan fenotif dan genotifnya. Bagian-bagian biji, seperti
embrio atau kotiledon dapat dijadikan sbagai bahan eksplan, misalnya
pada tanaman jagung, kedelai, jarak, paprika dan lain-lain. Biji juga
dapat langsung ditanam atau dikecambahkan pada media agar-agar,
contohnya pada kasus biji anggrek yang tidak memiliki cadangan
makanan.
b. Sterilisasi eksplan
Sterilisasi eksplan merupakan bagian yang sangat menentukan
keberhasilan inisiasi eksplan. Sterilisasi eksplan merupakan salah satu
prosedur yang digunakan untuk menghilangkan kontaminan
mikroorganisme pada eksplan. Kontaminan pada eksplan dapat berupa
cendawan, bakteri, tungau, serangga dan telurnya. Apabila kontaminan
tersebut tidak dihilangkan maka pada media yang mengandung gula,
vitamin dan mineral dalam waktu singkat akan dipenuhi kontaminan
sehingga mengakibatkan eksplan menjadi mati.
9
c. Inisiasi tunas
Inisiasi tunas adalah salah satu tahapan dalam kegiatan perbanyakan
tanaman secara kultur jaringan. Pengetahuan berbagai eksplan dan
penggunaannya sangat penting untuk diketahui agar dalam penentuan
eksplan yang digunakan sesuai dengan tujuan perbanyakan tanaman
yang diinginkan.
d. Penggandaan tunas
Tahap penggandaan tunas bertujuan untuk menggandakan bahan
eksplan hasil inokulasi yang hidup dengan cara diperbanyak untuk
penumbuhan tunas atau embrio serta memeliharanya dalam keadaan
tertentu sehingga sewaktu-waktu dapat dilanjutkan untuk tahap
berikutnya.
e. Induksi perakaran
Tunas-tunas yang telah dilakukan tahap regenerasi kemudian
dilakukan sub kultur atau dipindahkan ke media lain untuk tahap
selanjutnya yaitu tahap induksi perakaran inokulum. Prosedur induksi
perakaran inokulum secara in vitro dilakukan dengan pemindahan atau
sub kultur tunas hasil tahap regenerasi yang sudah cukup panjang (4
cm atau lebih) ke media dengan zat pengatur tumbuh auksin berupa
NAA atau IBA atau kombinasi keduanya. Kegiatan tersebut bertujuan
untuk merangsang pertumbuhan akar pada tunas ketika masih berada
dalam botol kultur (secara in vitro).
f. Aklimatisasi
Aklimatisasi planlet adalah suatu usaha untuk mengadaptasikan planlet
(bibit hasil kultur jaringan) dari lingkungan yang terkendali ke
lingkungan baru yang tidak terkendali. Kondisi lingkungan yang
diadaptasikan meliputi intensitas cahaya, kelembaban, temperatur
lingkungan, serta keberadaan mikroorganisme pengganggu tanaman.
Proses adaptasi dari lingkungan terkendali ke lingkungan yang tidak
terkendali ini memerlukan waktu yang bervariasi tergantung pada
perbedaan kondisi perubahannya dan ketahanan jenis tanamannya.
10
4. Lingkup kegiatan dalam kultur jaringan.
Jika sekolah bapak/ ibu sudah memiliki laboratorium untuk kegiatan kultur
jaringan, maka lingkup kegiatan yang mesti dilalui supaya bapak/ ibu dapat
melakukan pembiakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
a. Membuat media kultur jaringan
b. Menyiapkan bahan tanam (eksplan)
c. Melakukan inokulasi (penanaman bahan tanam)
d. Memelihara kultur
e. Melakukan aklimatisasi
11
b. Kesterilan lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang dimaksud disini meliputi lingkungan dan segala
isinya. Dalam laboratorium kultur jaringan malam lingkungan kerja
meliputi laboratorium, peralatan, dan petugas yang menangani
pekerjaan di laboratorium kultur jaringan. Pembiakan secara kultur
jaringan menggunakan media tumbuh berupa agar-agar yang berisi
unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Agar-agar merupakan
media yang mudah sekali terkontaminasi oleh mikroorganisme. Jika
media terkontaminasi maka eksplan yang ditanam otomatis akan ikut
terkontaminasi juga dan akhirnya pertumbuhannya terganggu bahkan
akhirnya akan mati.
c. Keterampilan pelaksana
Keterampilan pelaksana dalam melakukan pekerjaan baik
keterampilan abstrak maupun keterampilan kongkrit sangat
berpengaruh pada keberhasilan kultur jaringan. Sebagai contoh
misalnya dalam melakukan inokulasi jika sudah terampil maka dapat
dilakukan dalam waktu yang cepat sedangkan jika belum terampil akan
diperlukan waktu yang lebih lama. Sementara pelaksanaan inokulasi
semakin cepat dilakukan maka resiko kontaminasinya juga semakin
kecil.
12
pekerjaan dalam kultur jaringan meliputi persiapan media, isolasi eksplan
(bahan tanaman), sterilisasi eksplan, inokulasi eksplan, kulturisasi dan
aklimatisasi.
a. Keterampilan abstrak.
Keterampilan abstrak yang diperlukan dalam kegiatan kultur jaringan
misalnya:
1) Keterampilan dalam menghitung dan atau mengkonversi resep
media tanam, bahan sterilisasi laboratorium, dan bahan sterilisasi
eksplan.
2) Keterampilan dalam mengidentifikasi keberadaan kontaminan pada
media atau pada kultur di ruang pertumbuhan.
b. Keterampilan kongkrit.
Keterampilan kongkrit yang diperlukan dalam kegiatan kultur jaringan
misalnya:
1) Keterampilan mengoperasikan dan merawat peralatan kultur
jaringan
2) Keterampilan dalam menimbang bahan
3) Keterampilan dalam mengukur dan memipet larutan
4) Keterampilan menuang media dalam botol kultur
5) Keterampilan memotong eksplan
6) Keterampilan membuat larutan
7) Keterampilan melakukan penanaman eksplan
8) Keterampilan melakukan subkultur
13
jaringan idealnya dilakukan dalam ruangan/ laboratorium yang dapat
dikendalikan kondisinya. Kondisi tersebut mencakup kebersihan dan
kesterilan, intensitas dan lama penyinaran, temperatur, dan kelembaban
ruangan yang sesuai peruntukannya.
Desain dan ukuran laboratorium kultur jaringan sangat beragam dan tidak
selalu harus sama karena mesti disesuaikan dengan tujuannya, apakah
untuk tujuan pendidikan, atau produksi, atau untuk penelitian, dan tentunya
juga disesuaikan dengan potensi yang dimiliki. Demikian juga jenis, jumlah,
dan spesifikasi peralatan yang harus ada dalam laboratorium kultur
jaringan juga disesuaikan potensi dan kebutuhannya.
Namun demikian karena karakteristik teknik kultur jaringan menghendaki
sterilitas yang tinggi maka ada beberapa persyaratan minimal yang harus
dipenuhi dari sebuah ruangan/ laboratorium kultur jaringan.
14
pot-pot atau wadah tanaman yang diaklimatisasi, alat penyiraman,
sumber air penyiraman, sprayer, pengatur cahaya matahari.
15
Gambar 1. Tata Letak Laboratorium Kultur Jaringan
16
7. Peralatan kultur jaringan.
Berikut ini adalah peralatan pokok yang digunakan untuk kegiatan kultur
jaringan tanaman.
a. Timbangan analitis. Timbangan analitis digunakan untuk menimbang
bahan. Timbangan analitis dapat berupa timbangan biasa atau digital,
yang terpneting adalah yang spesifikasinya dapat digunakan untuk
menimbang dalam satuan miligram hingga 3 digit di belakang koma.
b. Laminar flow cabinet, digunakan untuk melakukan penanaman
(inisisasi dan subkultur). Laminar flow dapat diganti dengan entkas
biasa asal tingkat sterilitasnya dapat dijamin.
c. Autoclave, digunakan untuk mensterilkan media kultur.
d. Hot stirrer, digunakan untuk memanaskan sambil mengaduk media
media pada saat proses pemasakan media.
e. pH meter, digunakan untuk mengukur pH media.
f. Kulkas, digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang harus
disimpan pada suhu dingin.
g. Rak pertumbuhan, digunakan untuk menempatkan dan menumbuhkan
kultur yang telah ditanam.
h. Alat-alat gelas (glassware), antara lain pipet tetes, pipet ukur dengan
berbagai ukuran, gelas ukur dengan berbagai ukuran, gelas piala
dengan berbagai ukuran, erlenmeyer dengan berbagai ukuran, corong,
bunsen burner, gelas pengaduk, cawan petri. Glassware digunakan
untuk untuk pembuatan media dan sebagian digunakan juga untuk
penanaman.
i. Alat-alat diseksi, antara lain scalpel, pisau scalpel, pinset, gunting. Alat-
alat diseksi ini digunakan untuk melakukan penyiapan eksplan dan
penanaman (inisiasi dan subkultur).
j. Botol kultur. Botol kultur digunakan untuk menanam eksplan dan
subkultur. Bentuk botol kultur ada beraneka ragam yang
penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
k. Karet pengisap. Karet pengisap digunakan untuk memipet larutan pada
saat pembuatan media kultur.
l. Air conditioner, digunakan untuk mendinginkan ruangan.
17
m. Lampu penerangan.
n. Termometer ruangan
o. Higrometer
p. Sumber air bersih (PAM/ sumur)
Gambar 4. Autoclave
18
Gambar 6. Timbangan Analitis
19
D. Aktivitas Pembelajaran
Fasilitator mengarahkan aktifitas kegiatan pembelajaran pada peserta
pelatihan melalui beberapa kegiatan berikut ini:
1. Mengamati
Membaca modul, melihat dan atau mendengarkan tayangan, melihat
alat peraga atau benda sesungguhnya yang ada dalam laboratorium.
Mencatat hasil pengamatan
2. Menanyakan
Menanyakan hal-hal yang menarik dan atau yang ingin diketahui
lebih lanjut tentang hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Melakukan diskusi kelompok,
3. Mencoba
Lakukan kegiatan obsevasi dengan menggunakan lembar kerja 1 dan 2
4. Menalar
Lakukan analisis dan buat simpulan dengan merangkum hasil bacaan
tentang tentang konsep kultur jaringan
5. Mengkomunikasikan
Buat laporan hasil diskusi, hail praktik kemudian presentasikan
LEMBAR KERJA 1
Pendahuluan
Perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan diperlukan lingkungan yang
steril dan terkendali. Oleh karena itu kultur jaringan memerlukan laboratorium yang
dapat dikendalikan kondisinya. Kondisi tersebut mencakup temperatur,
kelembaban intensitas dan lama penyinaran yang sesuai peruntukannya. Selain
itu ruang dan alat harus terjamin kebersihan dan kesterilannya.
Tujuan
Bila disediakan fasilitas laboratorium kultur jaringan peserta dapat mengidentifikasi
jenis dan fungsi secara tepat ruangan laboratorium, peralatan dan bahan-bahan
kultur jaringan dengan tepat.
20
Alat dan bahan
1. ATK
2. Laboratorium, bahan dan peralatan kultur jaringan
3. Shading house
Keselamatan kerja
Selama melakukan kegiatan ini diharapkan Anda selalu bertindak secara hati-hati,
teliti, dan cermat serta mengenakan perlengkapan K3.
Langkah kerja
1. Amati laboratorium kultur jaringan yang meliputi ruang persiapan, ruang
penanaman, ruang pertumbuhan, dan shading house untuk aklimatisasi plantlet
dengan cermat dan teliti! Catatlah hal-hal penting dan karaketristik dari masing-
masing ruangan tersebut!
2. Amati peralatan kultur jaringan yang meliputi peralatan pembuatan media,
peralatan penanaman, peralatan penumbuhan/ pemeliharaan kultur, dan
peralatan aklimatisasi dengan cermat dan teliti! Catat nama dan fungsi alat,
serta cara mengoperasikannya!
3. Amati bahan-bahan kultur jaringan yang meliputi bahan pembuat media dan
bahan sterilisasi!
LEMBAR KERJA 2
Sterilisasi Alat
Pendahuluan
Peralatan yang terbuat dari metal, gelas, aluminium foil, dll. dapat disterilsasi
dengan cara pengeringan dalam oven pada suhu 130 o-170oC selama 2-4 jam.
Semua peralatan tersebut harus dibungkus dengan alinium foil/kertas sebelum di
oven. Untuk bahan yang terbuat dari metal tidak anjurkan sterilisasi dengan
menggunakan autoclave karena akan menyebabkan karat. Untuk peralatan
21
diseksi yang akan digunakan pada ruang transfer atau laminar, setelah disterilisasi
dalam oven harus direndam dahulu dalam alkohol 96% kemudian dibakar di atas
lampu bunsen.
Tujuan
Apabila disediakan alat dan bahan yang sesuai peserta diklat dapat melakukan
sterilisasi alat-alat laboratorium kultur jaringan tanaman sesuai dengan tahapan-
tahapan yang benar.
Keselamatan kerja
Selama melakukan kegiatan ini diharapkan Anda selalu bertindak secara hati-hati,
teliti dan cermat serta mengenakan perlengkapan K3.
Langkah kerja
1. Cucilah secara hati-hati peralatan diseksi, petridish, kain lap, dan glassware
dengan sabun sampai bersih, lalu bungkus peralatan tersebut menggunakan
kertas.
2. Masukkan alat ke dalam oven dengan hati-hati disterilisasi pada suhu 130oC
selama 2-4 jam.
3. Simpanlah alat yang sudah steril di dalam oven bersuhu 80 o C hingga akan
digunakan.
4. Rendam dahulu dalam alkohol 96% kemudian bakar di atas lampu bunsen
secara hati-hati peralatan diseksi yang akan digunakan pada ruang transfer
atau laminar.
22
E. Latihan Soal
Jawablah soal-soal berikut dengan benar dengan cara memberi tanda silang
(X) huruf a,b,c atau d pada salah satu pilihan jawaban!
23
4. Faktor terpenting yang berpengaruh terhadap keberhasilan perbanyakan
tanaman secara kultur jaringan tersebut adlah:
a. jumlah subkultur
b. jumlah media
c. jumlah sumber eksplan
d. komposisi media
7. Alat dibawah ini yang tidak diperlukan dalam ruang pertumbuhan adalah:
a. lampu neon (TL)
b. higometer
c. hotplate
d. termometer
F. Rangkuman
Kultur jaringan tanaman adalah suatu metode atau teknik mengisolasi bagian
tanaman dan menumbuhkannya pada media buatan dalam kondisi aseptik di
dalam ruang yang terkontrol sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat
tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap. Sejarah perkembangan
24
kultur jaringan diawali dengan adanya teori totipotensi sel yang menyatakan
bahwa sel-sel bersifat otonom dan mampu melakukan regenerasi. Manfaat
dari kultur jaringan adalah dapat dihasilkan bibit yang seragam dalam jumlah
yang besar, dapat dihasilkan bibit bebas virus, dapat dihasilkan bibit sepanjang
waktu karena pelaksanaannya tidak tergantung musim, dapat memperbanyak
tanaman yang sulit dibiakkan secara vegetatif, dapat dihasilkan tanaman
poliploid, dan dapat digunakan sebagai plasma nutfah.
Agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar maka sumber daya manusia yang
bekerja di laboratorium kultur jaringan harus memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tertentu.
25
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
Setelah saudara mempelajari konsep kultur jaringan dengan metode
pembelajaran mengamati (mengenal fakta lapangan, membaca modul),
diskusi, mencoba tahap-tahap pengembangan, melakukan tugas, apakah
anda bisa mengembangkan kultur jaringan di sekolah anda? Apa yang akan
saudara lakukan ?
26
GLOSARIUM
27
sebagai organisme poliploid. Usaha-usaha yang
dilakukan orang untuk menghasilkan organisme
poliploid disebut sebagai poliploidisasi.
Jaringan embrional : Jaringan yang sel-selnya mampu membelah diri
secara terus menerus. Contoh jaringan embrional
adalah mersitem.
Plasma nutfah : Substansi atau zat pembawa sifat keturunan yang
dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan
atau hewan serta mikroorganisme. Plasma nutfah
merupakan kekayaan alam yang sangat berharga
bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk mendukung pembangunan nasional.
Steril : Suci hama, bebas dari mikroorganisme.
Inisiasi : Tahap pengambilan eksplan dari tanaman induk
yang akan diperbanyak secara kultur jaringan.
28
PENUTUP
Modul Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Grade-7 (KK G) ini disusun
dalam rangka menyediakan kebutuhan bahan ajar pelatihan pengembangan
keprofesionalan berkelanjutan bagi guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan
Pertanian Paket Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura. Modul ini
diperuntukkan bagi guru-guru yang hasil uji kompetensinya masih kurang
khususnya pada grade atau kelompok kompetensi yang ke-7. Keberadaan
dokumen ini akan selalu berkembang sesuai dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan
lain yang terkait dengan pelatihan guru kejuruan. Semoga keberadaan modul ini
dapat membantu pihak-pihak yang memerlukannya.
29
DAFTAR PUSTAKA
Gamborg, O.L. and Philips, G.C. 1995. Plant Cell, Tissue and Organ Culture :
Fundamental Methods. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. New York.
Gunawan, L.V. 1992. Teknik Kultur Jaringan. Pusat Antar Universitas Bioteknologi.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Pierik. R.L.M. 1997. In Vitro Culture of Higher Plants. Kluwer Academic Publishers.
Dordrecht. Netherlands.
Tim Biotrain. 2001. Produksi Bibit Unggul Tanaman Melalui Kultur Jaringan. Pusat
Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Trigano, R.N. and Gray, D.J.G. 2000. Plant Tissue Culture Concepts and
Laboratory Exercises. 2nd Ed. CRC Press. Boca Raton. Florida.
https://id.wikipedia.org/wiki/Aklimatisasi
http://himakesjafkuns.blogspot.co.id/2013/09/info-k3-keselamatan-dan-
kesehatan-kerja.html
h t t p: / / l ea r n m i ne .b l o g sp ot . c o. i d /2 01 5/ 0 4/ k e se l a m at an - da n - k e s eh a ta n -
k e rja .h tml
30