5 Tahap Implementasi
1
Kerangka Pengembangan
Nama Kurikulum
Kerangka Pengembangan Kurikulum
Nama Kurikulum
Nama Kurikulum
Kerangka
Pengembangan
Kurikulum
§Kurikulum yang diperbaiki adalah
Kurikulum 2013.
Matematika
Keterampilan
Bahasa
PA-BP
PPKn
Budaya &
IPA
IPS
PJOK
Seni
Mata Pelajaran
Kemampuan Belajar Literasi
dan Berinovasi Digital Kecakapan Hidup Karakter Moral
•Berpikir Kritis dan •Literasi •Fleksibilitas dan Adaptabilit as • Cinta Tanah Air
Penyelesaian Masalah Informasi •Inisiatif dan Mandiri • Nilai-Nilai Budi Pekerti
•Kreativitas dan Inovasi •Literasi Media •Interaksi Lintas Sosial-Budaya Luhur: Jujur, Adil,
•Komunikasi •Literasi •Produktivitas dan Akuntabilitas Empati, Penyayang, Rasa
•Kolaborasi Teknologi •Kepemimpinan dan Tanggung Hormat, Kesederhanaan,
Jawab Pengampun, Rendah
Hati, dll.
Pemberian ruang
kreatif kepada guru
dalam
3 Koherensi horizontal: Keselarasan cakupan (scope) dan
urutan (sequence) KD antar mata pelajaran.
mengimplementasika
n
kurikulum
Koherensi KI-KD dan
Penyelarasan Hasil Perbaikan
Dokumen
Penataan Kompetensi
Penataan Kompetensi Sikap Spiritual & Sosial
Sikap Spiritual dan
Sikap Sosial pada
Semua Mata Pelajaran
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama-Budi
Penataan kompetensi
1 Pekerti dan mata pelajaran PPKn, pembelajaran
yang tidak dibatasi sikap spiritual dan sosial dilaksanakan melalui
oleh pemenggalan pembelajaran langsung dan tidak langsung.
taksonomi proses
berpikir
Pemberian ruang
kreatif kepada guru
2 Pada mata pelajaran selain mata pelajaran
Pendidikan Agama-Budi Pekerti dan mata
dalam
pelajaran PPKn, pembelajaran sikap spiritual dan
mengimplementasika sosial dilaksanakan melalui pembelajaran tidak
n langsung.
kurikulum
Koherensi KI-KD dan
Penyelarasan Hasil Perbaikan
Dokumen
Penataan Kompetensi
Contoh Penataan KI-1: Sikap Spiritual
Sikap Spiritual dan Mata Pelajaran Kimia SMA/MA Kelas XI
Sikap Sosial pada
Semua Mata Pelajaran Lama Baru
KI-1 KI-1
Penataan kompetensi 1. Menghayati dan mengamalkan 1. Menghayati dan mengamalkan
yang tidak dibatasi ajaran agama yang
oleh pemenggalan
ajaran agama yang dianutnya.
dianutnya.
taksonomi proses KD
berpikir KD
1.1 Menyadari adanya keteraturan
dari sifat hidrokarbon, termokimia, (KI-1 dicapai melalui pembelajaran
Pemberian ruang
kreatif kepada guru laju reaksi, kesetimbangan kimia, tidak langsung (indirect teaching)
dalam larutan dan koloid sebagai wujud yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
mengimplementasika kebesaran Tuhan YME dan budaya sekolah,karakteristik
dengan
memperhatikan mata
n
kurikulum pengetahuan tentang adanya
keteraturan tersebut sebagai hasil pelajaran, serta kebutuhan dan
pemikiran kreatif manusia yang kondisi peserta didik)
kebenarannya bersifat tentatif.
Koherensi KI-KD dan
Penyelarasan Hasil Perbaikan
Dokumen
Penataan Kompetensi
Contoh Penataan KI-2: Sikap Sosial
Sikap Spiritual dan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD
Sikap Sosial pada
Semua Mata Pelajaran Lama Baru
KI-2 KI-2
Penataan kompetensi 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
yang tidak dibatasi
tanggung jawab, santun, peduli, tanggung jawab, santun, peduli, dan
oleh pemenggalan
taksonomi proses dan percaya diri dalam berinteraksi percaya diri dalam berinteraksi
berpikir dengan keluarga, teman, dan guru. dengan keluarga, teman, dan guru.
KD KD
Pemberian ruang 2.1 Memiliki kepedulian dan rasa (KI-2 dicapai melalui pembelajaran
kreatif kepada guru
ingin tahu terhadap keberadaan tidak langsung (indirect teaching)
dalam
mengimplementasika wujud dan sifat benda melalui yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
n pemanfaatan Bahasa Indonesia budaya sekolah, dengan
kurikulum dan/atau bahasa daerah. memperhatikan karakteristik mata
2.2 Memiliki rasa percaya diri pelajaran, serta kebutuhan dan
terhadap keberadaan tubuh melalui kondisi peserta didik.)
pemanfaatan Bahasa Indonesia
dan/atau bahasa daerah.
Koherensi KI-KD dan
Penyelarasan Hasil Perbaikan
Dokumen
Penataan Kompetensi
Penataan Kompetensi yang Tidak Dibatasi Pemenggalan
Sikap Spiritual dan Taksonomi Proses Berpikir
Sikap Sosial pada
Semua Mata Pelajaran Kerangka Penyusunan KD Lama Kerangka Penyusunan KD Revisi
Kedalaman
Pemberian ruang
kreatif kepada guru
SMA/SMK
dalam
SMP
mengimplementasika
n SMP
SD Faktual
kurikulum Konseptual
SD Pro sedural
Meta
Metakognitif
Dimensi Pengetahuan
Koherensi KI-KD dan
Penyelarasan Hasil Perbaikan
Dokumen
Penataan Kompetensi
Pemberian Ruang Kreatif Kepada Guru
Sikap Spiritual dan
Sikap Sosial pada Silabus yang disiapkan Pemerintah merupakan
Semua Mata Pelajaran
1 salah satu model untuk memberi inspirasi. Guru dapat
mengembangkannya sesuai dengan konteks yang
Penataan kompetensi
yang tidak dibatasi relevan.
oleh pemenggalan
taksonomi proses Dalam pembelajaran tematik (khusus jenjang SD), guru
berpikir 2 dapat mengembangkan tema dan sub tema sesuai
dengan konteks yang relevan.
Pemberian ruang
kreatif kepada guru
dalam • 5M merupakan kemampuan proses berpikir yang perlu
mengimplementasika
n
3 dilatihkan secara terus menerus melalui pembelajaran agar
kurikulum siswa terbiasa berpikir secara saintifik.
• 5M bukanlah prosedur atau langkah-langkah atau
pendekatan pembelajaran.
3
Implikasi Revisi Kurikulum 2013
• Formatif
Benchmark Ujian Penilaian • Summative
Internasional Nasion SKL SP • Semua kelas
al (PTK) • Semesteran
• Akhir tahun
• Kompetensi dasar • Sumatif • Akhir jenjang
• Kelas 4, 9 • Kelas 9, 12 • Oleh sekolah
• Survei • Sensus • PTK 4,8,11
• PISA, • Oleh pemerintah Penilaian
TIMSS eksternal • Progress monitoring & evaluasi
(PMTK) • Kelas 4,8,11
• Survey atau sensus
• Tahunan
• Oleh pemerintah
Penilaian sebagai
Kerangka Sistem Umpan Balik &
Penggerak Mutu
Pembelajaran
Peningkatan Mutu
Kerangka Sistem
Dirjen
Umpan Balik &
Guru
Peningkatan Mutu
Siswa Guru
Ortu Penilaian
Kelas
BSD
Bench
Benchmark Ujian Penilaian
Internas ional Nasion
al
1
SKL SP
(PTK) LEA
P4TK
LPMP
Penilaian
eksternal
Pemerintah (PMTK)
Dinas
Pusat & Sekolah
Daerah PT
Dirjen
Sekolah HEPI
5
Tahap Implementasi
Tahap Implementasi Kurikulum 2013
”The successful implementation of a
curriculum framework relies not simply on the policy
or regulatory practice, but also on educators; their
interpretation, knowledge and understanding of the
framework; and their ability to apply it to their
pedagogical practices.”
Marianne Knaus
Journal of Early Childhood Research, October 2015; vol. 13, 3: pp. 221-235., first published
on August 4, 2014