Anda di halaman 1dari 57

INOVASI PEMBELAJARAN

SESUAI KURIKULUM 2013 REVISI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN
2017
BIODATA
Nama : Dr. Hj. Lili Nurlaili, M.Ed
Gol/Jabatan : IV A/Peneliti Pendidikan
Kantor : Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kemdikbud
Pendidikan :
S1- IKIP Jakarta jurusan PMP-Hukum (beasiswa unilever)
S2 - Curtin Univ. – Australia Jurusan Social science (beasiswa World Bank)
S3-Univ. Negri Jakarta- Jurusan Management Pendidikan (beasiswa Kemdikbud)
Pengalaman :
- Guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, PT
- Penulis buku (TK,SD,SMP,SMA,SMK,PT,SLB,PLS) dll , jurnal
internasional
- Konsultan pendidikan di berbagai tempat (save the children, Arif
Rahman associates, staf ahli BSNP, konsultan Yudhistira dll)
- Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Philipina tahun 2017-2020
Arti Pendidikan

“Pendidikan adalah daya-


upaya untuk memajukan
bertumbuhnya Budi pekerti
(kekuatan batin, karakter),
Pikiran (intelek) dan Tubuh
anak, dalam rangka
kesempurnaan hidup dan
keselarasan dengan
dunianya”

Gambar: Pinterest
Permendikbud tahun 2016
1. Permendikbud no. 20 th. 2016 ttg Standar Kompetensi
Lulusan
2. Permendikbud no. 21 th. 2016 ttg Standar Isi
3. Permendikbud no. 22 th. 2016 ttg Standar Proses
4. Permendikbud no. 23 th. 2016 ttg Standar Penilaian
5. Permendikbud no. 24 th. 2016 ttg Kompetensi inti dan
Kompetensi Dasar jenjang Pendidikan Dasar dan
menengah
Apa Perbedaan Kurikulum 2006, K13 (awal),
dan K13 (revisi)
• Kurikulum Tahun 2006 memiliki Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), Standar Isi (SI), SK (Standar Kompetensi), dan KD
(Kompetensi Dasar)
• Kurikulum 2013 (Awal) memiliki SKL, SI, Kompetensi Inti (KI),
dan KD
• Kurikulum 2013 (Awal) memiliki KD pada setiap KI (KI-1
(Sikap Spritual), KI-2 (Sikap Sosial), KI-3 (Pengetahuan), dan
KI-4 (Keterampilan)
• Kurikulum 2013 Hasil Revisi Tahun 2016 memiliki KD pada
KI-1 (Sikap Spritual) dan KI-2 (Sikap Sosial) hanya untuk mata
pelajaran Agama dan Budi Pekerti dan PPKn
Persiapan sekolah yang belum melaksanakan
kurikulum 2013
Sekolah yang belum melaksanakan kurikulum 2013 dapat
meningkatkan kapasitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
dengan cara antara lain:
• Mempelajari seluruh dokumen terkait Kurikulum 2013
melalui belajar mandiri, forum-forum pendidik dan tenaga
kependidikan
• Melakukan Workshop, pelatihan, seminar terkait Kurikulum
2013
• Melakukan kolaborasi dengan sekolah rujukan, sekolah
Pembina yang telah melaksanakan Kurikulum 2013.
• Bersifat pro-aktif mencari informasi terkait Kurikulum 2013
Kompetensi Abad 21:
Kemampuan Konteks
Literasi
Belajar dan Kecakapan Hidup Lingkungan
Digital
Berinovasi Kualitas Hidup
•Berpikir Kritis dan •Literasi •Fleksibilitas dan HAM
Penyelesaian Informasi Adaptabilitas SDG
Masalah •Literasi •Inisiatif dan Mandiri Keberagaman
•Kreativitas dan Media •Interaksi Lintas Sosial- Demokrasi
Inovasi •Literasi Budaya
•Komunikasi Teknologi •Produktivitas dan NKRI
•Kolaborasi Akuntabilitas
•Kepemimpinan dan
Tanggung Jawab

Seni Budaya &


Keterampilan
Karakter

Matematika
Bahasa

PJOK
PA-BP
PPKn

IPS
IPA
• Ketaqwaan/religius, cinta tanah air, toleran,
menghormati keberagaman, jujur, adil, empati,
penyayang, rasa hormat, kesederhanaan,
pengampun, rendah hati, integritas, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, Mata Pelajaran
tanggungjawab, kerja keras, sederhana, berani,
peduli dll.
Substansi Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

Permasalahan Hasil Perbaikan


 Isu keselarasan antara KI-KD
dengan silabus dan buku.  Koherensi KI-KD dan penyelarasan
 Kompleksitas pembelajaran dan dokumen.
penilaian pada Sikap Spiritual  Penataan kompetensi yang tidak
dan Sikap Sosial. dibatasi oleh pemenggalan
 Pembatasan kemampuan siswa taksonomi proses berpikir
melalui pemenggalan (berpikir tingkat tinggi sejak SD).
taksonomi proses berpikir  Pemberian ruang kreatif kepada
antar jenjang (berpikir tingkat guru dalam mengimplementasikan
tinggi hanya untuk jenjang kurikulum.
menengah).
 Penerapan proses berpikir 5M
sebagai metode pembelajaran
yang bersifat prosedural dan
mekanistik.
Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013
1. Koherensi KI-KD dan 2. Penataan Kompetensi Sikap
Penyelarasan Dokumen Spiritual & Sosial

Keselarasan antara Pada mata pelajaran


1 dokumen KI-KD, silabus, dan 1 Pendidikan Agama-Budi
buku. Pekerti dan mata pelajaran
PPKn, pembelajaran sikap
Koherensi vertikal:
2 Kesinambungan cakupan
spiritual dan sosial
dilaksanakan melalui
(scope) dan urutan pembelajaran langsung dan
(sequence) KD sejak kelas I tidak langsung.
s.d. XII.
Koherensi horizontal:
3 Keselarasan cakupan 2 Pada mata pelajaran selain
mata pelajaran Pendidikan
(scope) dan urutan Agama-Budi Pekerti dan mata
(sequence) KD antar pelajaran PPKn, pembelajaran
mata pelajaran. sikap spiritual dan sosial
dilaksanakan melalui
pembelajaran tidak langsung.
Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013
4. Pemberian Ruang Kreatif kepada Guru

Silabus yang disiapkan Pemerintah merupakan salah


satu model untuk memberi inspirasi. Guru dapat
1 mengembangkannya sesuai dengan konteks yang
relevan.

Dalam pembelajaran tematik (khusus jenjang SD), guru


2 dapat mengembangkan tema dan sub tema sesuai
dengan konteks yang relevan.

• 5M merupakan kemampuan proses berpikir yang perlu


3 dilatihkan secara terus menerus melalui pembelajaran
agar siswa terbiasa berpikir secara saintifik.
• 5M bukanlah prosedur atau langkah-langkah atau
pendekatan pembelajaran.
Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013
3. Penataan Kompetensi yang Tidak Dibatasi Pemenggalan
Taksonomi Proses Berpikir
Kerangka
Kerangka Penyusunan Penyusunan KD Revisi
KD Lama Dimensi
Proses
Berpikir
SMA/S
MK
Dimensi Proses Berpikir

Keluasan &
Kedalaman
SMP

SD SMA/SMK

SMP
Faktual
Konseptual
SD
Prosedural
Metakognitif

Dimensi
Pengetahuan
Penumbuhan Karakter

Bahasa
Indonesia

1. Pembelajaran yang
Ekonomi,
Matematika,
Nilai-Nilai PPKn
bermakna
dan lain-lain Karakter 2. Ekosistem dan budaya
sekolah yang sehat
3. Guru sebagai panutan
4. Lingkungan keluarga
dan masyarakat yang
Pendidikan memperkuat
Agama
dan Budi penumbuhan nilai-nilai
Pekerti
karakter dan budi
pekerti anak
Prinsip pembelajaran yang digunakan
(permendikbud no. 22/2016 ttg standar proses)
1. Siswa mencari tahu;
2. Belajar berbasis aneka sumber belajar;
3. Penguatan pendekatan ilmiah;
4. Pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Pembelajaran terpadu;
6. Pembelajaran dengan jawaban multi dimensi;
7. Keterampilan aplikatif;
8. Pembelajar sepanjang hayat;
9. Pembelajaran yang menerapkan ing ngarso sung tulodo,
ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani);
Lanjutan

10. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di


masyarakat;
11. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja
adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana
saja adalah kelas;
12. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
13. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang
budaya peserta didik.
Permendikbud no. 24/2016
ttg. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran Pada Kurikulum 2013

Pasal 1 ayat 3 Pelaksanaan pembelajaran pada


Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan
dengan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu,
kecuali untuk mata pelajaran Matematika dan
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
sebagai mata pelajaran yang berdiri
sendiri untuk kelas IV, V, dan VI.
SILABUS DAN RPP
KOMPONEN SILABUS
Silabus paling sedikit memuat
1. Identitas mata pelajaran
2. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas
3. Kompetensi inti
4. Kompetensi dasar
5. Tema (khusus SD)
6. Materi pokok
7. Pembelajaran
8. Penilaian alokasi waktu
9. Sumber belajar
Contoh Silabus
Pengembangan Silabus oleh:
- Guru
- Kelompok guru di sekolah
- Kelompok kerja guru (KKG/MGMP)
- Dinas pendidikan

Contoh silabus
Komponen RPP
• Identitas Sekolah yaitu nama satuan pendidikan
• Identitas Mata Pelajaran atau Tema/Subtema
• Kelas/semester
• Materi Pokok
• Alokasi Waktu
• Tujuan Pembelajaran
• Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
• Materi Pembelajaran
• Metode Pembelajaran
• Media Pembelajaran
• Sumber Belajar
• Langkah-langkah Pembelajaran
• Penilaian Hasil Pembelajaran
PRINSIP PENYUSUNAN RPP
Prinsip-prinsip Penyusunan RPP sesuai permendikbud
no. 22 th. 2016:

a. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali


pertemuan atau lebih.
b. RPP disusun memperhatikan individu peserta didik
dari aspek:
perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual,
minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
c. Partisipasi aktif peserta didik
2. Lanjutan

d. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong


semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, inovasi dan
e. Pengembangan budaya membaca dan menulis
yang dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam
bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk
tulisan
f. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP
memuat rancangan program pemberian umpan
balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi
2. Lanjutan

g. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan


antara KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar.
h. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
i. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi
secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai
dengan situasi dan kondisi.
ii. Contoh RPP
KATA KERJA OPERASIONAL

Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan


(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
1 2 3 4 5 6
Mengenali Menjelaskan Melaksanakan Mendiferensiasikan Mengcek Membangun
Mengingat Mengartikan Menerapkan Mengorganisasikan Mengkritik Merencanakan
kembali Menafsirkan Menggunakan Mengatribusikan Membuktikan Memproduksi
Membaca Menceritakan Mengonsepkan Mendiagnosis Mempertahankan Mengkombinasi-
Menyebutkan Menampilkan Menentukan Memerinci Memvalidasi kan
Melafalkan Memberi contoh Memproseskan Menelaah Mendukung Merangcang
Menuliskan Merangkum Mendeteksi Memproyeksikan Merekonstruksi
Menghafal Menyimpulkan Mengaitkan Membuat
Membandingkan Memecahkan Menciptakan
Mengklasifikasi Menguraikan Mengabstraksi
Menunjukkan
Menguraikan
Membedakan
Mengidentifikasi
Muatan Materi
Silabus RPP
• KD (memuat materi) • KD, Indikator, tujuan
pembelajaran
• Materi pokok dan materi • Materi Pembelajaran
pembelajaran Metode pembelajaran
• Kegiatan pembelajaran • Media Pembelajaran
sumber pembelajaran
• Langkah-langkah
pembelajaran
• Penilaian (jenis-jenis • Penilaian hasil belajar
penilaian): observasi , (instrumen penilaian)
penugasan, praktek, tes
KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
• mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
• mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan
dikembangkan sebelumnya;
• menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari; dan
• menyampaikan garis besar cakupan materi
• menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan.
• menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan.
KEGIATAN INTI
• Merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi,
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang untu berprakarsa, kreatif, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis siswa.
• Menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran dan siswa.
PRINSIP-PRINSIP KEGIATAN INTI
1. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk yang
memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya
seperti discovery learning, project-based learning,
problem-based learning, inquiry learning.
2. Modus pembelajaran langsung (direct instructional)
dan tidak langsung (indirect instructional).
3. Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir
dan keterampilan menggunakan pengetahuan siswa
melalui interaksi langsung dengan sumber belajar
Model ini disebut dengan dampak pembelajaran
(instructional effect).
PRINSIP-PRINSIP KEGIATAN INTI
4. Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang
terjadi selama proses pembelajaran langsung yang
menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect).
5. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-
1 dan KI-2. Hal tersebut berbeda dengan proses
pembelajaran langsung pada mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
6. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses
pengembangan moral dan perilaku, dilakukan oleh
seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang
terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.
KEGIATAN PENUTUP
• Guru bersama siswa: (a) membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; (b) refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) merumuskan
umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
• Guru (a) menilai; (b) merencanakan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan
pencapaian kompetensi siswa; dan (c) menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Pengembangan Pembelajaran
Pengembangan Pembelajaran

PENGANTAR
• Pembelajaran langsung (Direct
Teaching)
KOMPETENSI • Pembelajaran tidak langsung
(Indirect Teaching)
Prinsip
Pembelajaran
PENILAIAN
MATERI • Mengembangkan berpikir tingkat
Pembelajaran
Dikembangkan

tinggi (Higher Order Thinking Skills)


PENDAMPINGAN
PEMBELAJARAN • Mengembangkan kemampuan
bekerja secara ilmiah dan
PENILAIAN
MONEV
keselamatan diri serta lingkungan

• Kompetensi Abad ke-21 (Critical


Thinking and Problem Solving,
Karakteristik Creativity and Innovation,
Communication, and Collaboration)
Kompetensi Dasar • Sikap
• Pengetahuan
• Keterampilan

32 *
Model Pembelajaran

• Bukan satu-satunya pendekatan

Model Pembelajaran
PENGANTAR pembelajaran.

KOMPETENSI

Pendekatan Saintifik
PENILAIAN
MATERI
• Memberikan pengalaman
• Mengembangkan sikap ilmiah
• Mendorong ekosistem sekolah berbasis
PENDAMPINGAN
PEMBELAJARAN
aktivitas ilmiah
• Menantang
PENILAIAN
MONEV • Memotivasi

• Bukan berbasis ceramah


• Bukan berbasis hafalan

Guru diberi ruang


menggunakan
pendekatan/model
pembelajaran lain
• Berbasis aktivitas dan kreativitas
• Menginspirasi
• Menyenangkan
• Berprakarsa
*
Implikasi Revisi Kurikulum terhadap Penilaian Hasil Belajar

PENGANTAR

KOMPETENSI

PENILAIAN
MATERI

PENDAMPINGAN
PEMBELAJARAN

PENILAIAN
MONEV

34 *
Model pembelajaran
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
A. Model Pembelajaran Kooperatif
Fase 3 :
Fase 1 :
Fase 2 : Mengorganisasikan
Menyampaikan
Menyajikan siswa ke dalam
tujuan dan
informasi kelompok
memotivasi siswa.

Fase 4 :
Fase 6 : Membimbing
Fase 5 :
Memberi kelompok bekerja
Evaluasi
penghargaan dan belajar
Sintak Kegiatan Pembelajaran

Fase ke-1 - Siswa mendengarkan penjelasan guru ttg indikator pencapaian


Menyampaikan tujuan kompetensi/kompetensi yang hendak dicapai
dan memotivasi siswa - Siswa menjawab pertanyaan guru ttg hal-hal yg terkait dengan
pembelajaran
- Siswa difasilitasi guru agar dpt memahami bahwa setiap bagian
tubuh ada manfaatnya
Fase ke -2 - Siswa membaca bahan bacaan yang disediakan oleh guru
Menyajikan informasi - Siswa mengamati gambar ttg bagian tubuh

Fase ke-3 - Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri
Mengorganisasikan siswa atas 5 orang
ke dalam kelompok - Semua siswa membaca teks berjudul mengenal anggota tubuh
belajar - Siswa di dlm kelompok dibagi tugas utk mengamati bagian2 tubuh
Sintaks Kegiatan Pembelajaran

Fase ke-4 - Siswa membuat tabel bagian-bagian tubuh dan kegunaannya


Membimbing berdasarkan gambar yg diamati
kelompok bekerja - Tabel dibuat secara berkelompok, setiap siswa berkontribusi sesuai
dan belajar dg gambar yang diamatinya
- Siswa bertanya pada guru apabila ada proses kerja yg belum
dipahami
Fase ke-5 - Guru memberikan umpan balik pada hasil kerja kelompok, siswa
Evaluasi menjawab pertanyaan guru ketika tabel yang dibuat oleh kelompok
masih perlu diperbaiki
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, kelompok yang
lain menanggapi
Fase ke-6 - Hasil kerja kelompok diberi skor oleh guru
Memberikan - Kelompok mendapat predikat berdasarkan skor yang diperoleh
penghargaan - Kelompok mendapatkan penghargaan dari guru
B. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
B. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Fase ke-3:
Fase ke-1: Fase ke-2: Membimbing
Orientasi siswa Mengorganisasikan penyelidikan
kepada masalah siswa untuk belajar individual
maupun kelompok

Fase ke-5:
Menganalisis dan Fase ke-4:
mengevaluasi Mengembangkan
proses dan menyajikan
pemecahan hasil karya
masalah
SINTAK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Tahapan Kegiatan Kegiatan Pembelajaran

Fase ke-1: - Salahs atu siswa memimpin do’a pembukaan


Orientasi siswa pd masalah - Guru menyampaikan tujuan /kompetensi dg bahasa anak, misal:
hari ini kita akan belajar mengenal cara merawat tubuh
- Guru menjelaskan kegiatan yg akan dilakukan oleh siswa, yaitu
memecahkan masalah dg cara berdiskusi.
Fase ke-2: - Siswa saling bertanya tentang cara merawat tubuh? Apa
Mengorganisasikan siswa utk kegunaan merawat tubuh,
belajar - Siswa secara berkelompok berdiskusi cara merawat tubuh yg
baik
- Hasil diskusi siswa disimpulkan secara klasikal
Fase ke-3: - Siswa mendptkan informasi ttg cara merawat tubuh antara lain:
Membimbing penyelidikan dari buku cara mencuci tangan yg benar dr gambar didlmnya,
individual maupun kelompok membaca langkah-langkah nya dg seksama.
- Siswa mempraktikkannya secara langsung.

Fase ke-4: - Siswa dibimbing oleh guru membuat laporan ttg cara mencuci
Mengembangkan dan menyajikan tangan yg telah dilihat dan dipraktekkannya
hasil karya - Siswa mempresentasikan hasilnya didepan kelas

Fase ke-5: Gugu memberikan penguatan ttg langkah –langkah yg benar dlm
Menganalisis dan mengevaluasi mencuci tangan agar terhindar dr kuman yg dpt menyebabkan
proses pemecahan masalah penyakit
C. Pembelajaran Berbasis Penemuan
C. Model Pembelajaran Berbasis Penemuan

Fase ke-3:
Menghasilkan
Fase ke-1: Fase ke-2:
dugaan tentang Fase ke-4 :
Pemberian Identifikasi
maksud dari Pengumpul
rangsangan masalah
fakta yang an data
diberikan

Fase ke-8: Fase ke-6:


Membantu siswa Fase ke-7: Memfasilitasi Fase ke-5:
lebih mantap Mendorong siswa untuk Pembuktian
memahami siswa untuk berbagi hasil
konsepnya menyimpulkan penalaran
(dugaannya)
Contoh
kelas :I
Tema : Diriku
Subtema : Aku istimewa
Pembelajaran :1
Alokasi Waktu : 5 x 35 menit

Tahapan Kegiatan Kegiatan Pembelajaran

Fase ke-1: - Siswa dibentuk dlm bbrp kelompok, setiap kelompok


Pemberian Rangsangan terdiri atas 4-5 org
(menyediakan fakta awal utk - Siswa mengamati gbr yg tdpt pd buku teks yg
diamati siswa) menggambarkan perbedaan udin dg teman lainnya atau
mengamati teman sekelasnya
- Siswa menyebutkan contoh perbedaan yg tampak, misal:
perbedaan dlm hal fisik, sifat, budaya
Fase ke-2: Siswa menyebutkan perbedaan lainnya, misal: agama,
Identifikasi masalah hobby, dll
(mengklasifikasikan fakta yg
diusulkan siswa)
Fase ke-3: Siswa membuat dugaan jawaban atas pertanyaannya tsb.
Menghasilkan dugaan ttg Sehingga siswa mendapat pemahaman ttg konsep
maksud dr fakta yg diberikan perbedaan
Tahapan Kegiatan Kegiatan Pembelajaran

Fase ke-4: - Siswa dg bimbingan guru, mencari informasi dari berbagai


Pengumpulan data sumber untuk meyakinkan dugaannya. Guru dpt memancing
siswa dg pertanyaan yg jawabannya dpt mengantarkan siswa
utk meyakinkan jawabannya.
- Siswa mencatat informasi yg diperolehnya.
Fase ke-5: Siswa mengolah informasi yg diperolehnya shg siswa paham akan
Pembuktian (menganalisis persamaan perbedaan pd setiap org. walau mrk berbeda tetapi mrk
fakta dg mencari polanya) berteman krn setiap org istimewa. Setiap org memiliki perbedaan,
tetapi perbedaan itu adalah rahmat Tuhan YME yg hrs disyukuri.

Fase ke-6: - Siswa mendiskusikan hasil temuannya dlm kelompok dg


Memfasilitasi siswa utk kelompok lain
berbagi hasil penalaran - Siswa menyimpulkan dugaannya berdasarkan data yg diperoleh

Fase ke-7: Guru memberikan penegasan ttg maksud dari konsep perbedaan
Mendorong siswa utk
menyimpulkan
Fase ke-8: Guru dan siswa memberikan contoh-contoh lainnya ttg perbedaan
Membantu siswa lebih mantap utk memantapkan konsep mengenai perbedaan yang diperolehnya.
memahami konsepnya Perbedaan yg ada akan saling menguatkan dan melengkapi shg
pertemanan dpt terjalin dengan baik
Project Based Learning
Project-Based Learning

PENGANTAR

KOMPETENSI

PENILAIAN
MATERI

PENDAMPINGAN
PEMBELAJARAN

PENILAIAN
MONEV

*
Project-Based Learning

PENGANTAR

KOMPETENSI

PENILAIAN
MATERI

PENDAMPINGAN
PEMBELAJARAN

PENILAIAN
MONEV

*
Project-Based Learning

PENGANTAR

KOMPETENSI

PENILAIAN
MATERI

PENDAMPINGAN
PEMBELAJARAN

PENILAIAN
MONEV

*
Komposisi Jam Belajar
Mata pelajaran Alokasi waktu
perminggu
I II III IV V VI

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4


2 Pendidikan Pancasila dan 5 5 6 5 5 5
kewarganegaran
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
7 SBdP 4 4 4 4 4 4
8 PJOK 4 4 4 4 4 4
Jumlah Jam perminggu 30 32 34 36 36 36
• Hanya kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat
dipakainya untuk menjalani hidupnya setelah
menyelesaikan pendidikan.
• Berpikir tingkat tinggi tidak hanya di pendidikan lanjutan.
Sejak kelas 1 sekolah dasar, seorang peserta didik dapat
dilatih berpikir tinggi.
• Pertanyaan 3+5 = … melatih peserta didik berpikir tingkat
rendah, sedangkan pertanyaan 8 = … + … melatih peserta
didik berpikir tingkat tinggi.
• Dengan demikian, permasalahan yang sama bila
disampaikan dengan cara berbeda dapat berubah dari
latihan berpikir tingkat rendah menjadi latihan berpikir
tingkat tinggi
Beberapa Ciri Pembelajaran HOTS

Contoh-contoh kegiatan pada buku siswa yang


dirancang untuk menumbuhkan dan
mengembangkan HOTS.
• Membuat peta konsep
• Mengajukan pertanyaan
• Menyusun buku harian/jurnal pembelajaran
• Pembelajaran kolaboratif berbasis TI
• Menggunakan analogi
• Eksperimen berbasis inkuiri
“Setiap orang adalah guru, setiap rumah adalah
sekolah”
“Aku hanya orang biasa yang bekerja untuk
bangsa Indonesia dengan cara Indonesia. Namun
yang penting untuk kalian yakini, sesaat pun aku
tak pernah mengkhianati tanah air dan bangsaku,
lahir maupun batin. Aku tak pernah mengkorup
kekayaan negara”

- Ki Hadjar Dewantara
Terima kasih.

Badan Penelitian dan Pengembangan


Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Republik Indonesia
litbang.kemdikbud.go.id
Implementasi kurikulum harus memastikan
terjadinya keselarasan antara
dokumen kurikulum (intended/written
curriculum), dan pembelajaran
(taught/implemented curriculum).

Marianne Knaus
Journal of Early Childhood Research, October 2015; vol. 13, 3: pp. 221-
235., first published on August 4, 2014
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai