Anda di halaman 1dari 21

PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG MENGUATKAN

NUMERASI
Mengapa Literasi dan numerasi penting?
Melimpahnya informasi di era teknologi ini
menuntut peserta didik untuk menguasai
beragam informasi dan materi pengetahuan

Literasi harus dikuasai peserta didik agar mereka


mampu mengakses, mengolah,
dan memanfaatkan beragam informasi dan
pengetahuan tersebut sehingga bisa berkontribusi
secara produktif kepada masyarakat

Numerasi harus dikuasai peserta didik agar


mereka mampu menggunakan pengetahuan
matematika yang dimilikinya dalam menjelaskan
kejadian, memecahkan masalah, atau mengambil
Mengapa Literasi dan Numerasi perlu diberi
penguatan, dipantau, dan diukur ketercapaiannya?
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2022 (Perubahan atas PP No.
57 Tahun 2022) tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6
Permenristekdikti, No. 5 tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah Bab 4 dan Bab 5

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar
(a,b,c) difokuskan:
a. Persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia;
b. Penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan
c. Penumbuhan kompetensi literasi dan numerasi Peserta Didik untuk mengikuti
Pendidikan lebih lanjut.
Asesmen Nasional
(AKM, Survey Karakter dan Lingkungan Belajar)

• Dua kompetensi mendasar yang diukur AKM (2021): literasi membaca dan literasi
matematika (numerasi), merupakan kompetensi mendasar yang diperlukan oleh
semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi
positif pada masyarakat.
• Kompetensi yang dinilai:
• Keterampilan berpikir logis-sistematis,
• keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari,
• Keterampilan memilah serta mengolah informasi.
• AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan
mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan
numerasi yang dimilikinya.
• AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar
penguasaan konten.
Peningkatan Mutu Pendidikan

Instrumen Evaluasi Eksternal


evaluasi Rapor Pendidikan Evaluasi Internal
Akreditasi
layanan (Hasil AN, Dapodik, dll) Refleksi diri satuan pendidikan
dan Pemda Evaluasi kinerja sekolah
Evaluasi kinerja Pemda
Perbaikan
berkesinambungan

Pelaksanaan Rencana peningkatan


peningkatan mutu mutu pendidikan
Setiap warga negara berhak mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas. Berkualitas dalam konteks ini
bermakna bahwa proses pendidikan harus mampu meningkatkan hasil belajar berupa kompetensi kognitif maupun
non kognitif. Kompetensi kognitif diukur a.l. dari kompetensi literasi dan numerasi yang merupakan modal dasar
individu untuk mengakses pendidikan dan memungkinkan untuk mengarungi kehidupan sosial, ekonomi, bahkan
politik. Kompetensi non kognitif diukur dari karakter atau perilaku, yatu perilaku sesuai prinsip-prinsip Pancasila.

Kompetensi
Literasi
Kompetensi
Kognitif
Kompetensi
Meningkatka Numerasi
Pendidikan
n Hasil
Berkualitas
Belajar
Kompetensi Karakter/
Nonkognitif Perilaku
Literasi adalah kemampuan untuk
memahami, menggunakan, mengevaluasi,
merefleksikan berbagai jenis teks untuk
mengembangkan kapasitas individu sebagai
warga Indonesia dan warga dunia dan untuk
dapat berkontribusi secara produktif kepada
masyarakat.
Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep,
prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan
masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan
untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.
Dimensi Proses Kognitif

Krulik & Bloom Bloom AKM


Rudnick Orisinil Revisi
recall Pengetahuan Mengingat Pemahama
basic Pemahaman Memahami n
Penerapan Menerapkan Penerapan
critical Analisis Menganalisis Penalaran
creative Sintesis Mengevaluasi
Evaluasi Mencipta
KONTEKS NUMERASI

Ruang Lingkup Konteks


Deskripsi
Numerasi
Personal Berkaitan dengan kegiatan diri secara pribadi
Berkaitan dengan kepentingan antar individu,
Sosial Budaya
budaya dan isu kemasyarakatan
Berkaitan dengan isu, aktivitas, serta fakta
Saintifik ilmiah baik yang telah dilakukan maupun masa
depan (futuristic)
KONTEKS PERSONAL - PRIBADI

Konteks personal fokus pada aktivitas siswa,


keluarga dan kelompok siswa. Termasuk
sesuatu yang terkait penyiapan makanan,
belanja, game, kesehatan personal,
transportasi, sports, travel, agenda personal
dan keuangan personal
KONTEKS SOSIAL BUDAYA - Komunitas

Konteks sosial budaya fokus pada satu


komunitas lokal, nasional maupun global.

Misal: sistem pilpres/pilkada, transportasi


publik, demografi, iklan, ekonomi dan data
nasional
KONTEKS SAINTIFIK - Ilmiah

Konteks saintifik fokus dengan aplikasi


matematika pada fenomena alam, isu dan
topik yang terkait dengan sains atau teknologi.

Misal: cuaca atau iklim, ekologi, obat-obatan,


ruang angkasa, genetik, pengukuran dan dunia
matematika itu sendiri.
KONTEN MATEMATIKA

1. BILANGAN
2. GEOMETRI dan PENGUKURAN
3. ALJABAR
4. DATA dan KETIDAKPASTIAN
Contoh: KD Matematika Kelas VIII Semester Gasal
KD
3.4 Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) dan menginterpretasikan
grafiknya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual
4.4. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan fungsi linear sebagai
persamaan garis lurus
Tujuan:
1. Melalui aktivitas mengamati permasalahan sehari hari peserta didik dapat
mengonstruksi persamaan garis lurus berdasarkan data yang disajikan
2. Melalui aktivitas mengamati masalah kontekstual yang diberikan peserta didik dapat
menginterpretasikan grafik sebagai model dari masalah kontekstual dengan kalimat
yang mudah dimengerti.
3. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah menggunakan pengetahuan tentang
fungsi linier sebagai persamaan garis lurus,
Inovasi Guru dalam Pembelajaran
Pendahuluan:
1. Mencari masalah sehari hari yang menarik sebagai “pintu masuk” konsep yang dipelajari
(Misal masalah membayar pajak listrik)
2. Mengajukan pertanyaan pemantik agar peserta didik mempunyai kesiapan berpikir
a. Apakah ada yang pernah tahu bagaimana membayar pajak listrik melui Bank, Internet Banking,
atau di Beta mart?
b. Bagaimana cara menentukan berapa yang harus dibayar oleh pelanggan?
c. Mengapa setiap pelanggan banyaknya uang yang dibayarkan berbeda?
3. Apabila Pertanyaan pertanyaan tersebut belum terjawab dengan baik berikan contoh struk
pembayaran di bank

Sumber : Rifai (2020)


Kegiatan Inti
Aktivitas-1 (Ajukan masalah)
Perhatikan tabel Tarif listrik golongan rumah tangga berikut ini.

Untuk menguatkan literasi, Guru bisa menanyakan informasi yang ada pada tabel.
Ajukan pertanyaan
1. Pada struk di atas, berapa kWh listrik yang dipakai pelanggan pada bulan tersebut
sehingga harus bayar Rp181.060,00?
2. Rumah Pak Gede termasuk Golongan R-1/TR dengan daya 2.200 VA. Berapa rupiah yang
harus dibayar Pak Gede di bank yang sama pada bulan tersebut bila pemakaian listriknya
sebesar 100 kWh?
3. Gambarlah grafik hubungan antara pemakaian listrik (dalam kWh) dan biaya listrik
bulanan yang dibayarkan Pak Gede di Bank (dalam rupiah)

Biaya
listrik
(Rp)

Pemakaian
listrik
(kWh)
4. Jika pemakaian listrik satu bulan di rumah Pak Gede sebesar x kWh, nyatakan biaya
listrik (dalam x) yang harus dibayarkan di Bank pada bulan tersebut!

(Diskusi Aktivitas-1 ini akan mengarah pada konsep garis lurus)


Aktivitas-2
Untuk melatih siswa berpikir menyelesaikan masalah yang berupa soal pilihan ganda
kompleks. Ajukan permasalahan sebagai berikut ini.
Berdasar tabel tarif listrik golongan rumah tangga, dan bank yang sama berikan tanda
centang pada kolom benar (B), kadang benar (KB), atau tidak pernah benar (TB), sesuai
dengan pernyataan di sampingnya

No. Pernyataan B KB TB
1 Untuk pemakaian listrik yang sama, total yang dibayarkan
pelanggan listrik golongan R-1/TR 1.300 VA tidak berbeda
dengan tagihan listrik golongan R-1/TR 4.500 VA
2 Total tagihan listrik yang dibayar pelanggan golongan R-1/TR
1.300 VA lebih besar dari pelanggan golongan R-1/TR 900 VA
3 Total tagihan listrik yang dibayar pelanggan golongan R-1/TR
1.300 VA tidak pernah sama dengan tagihan bulanan listrik
rumah golongan R-1/TR 900 VA
Aktivitas-3
………..
Aktivitas-n
Kegiatan Penutup
Penilaian:
Mencari masalah untuk mengukur apakah peserta didik sudah menguasai konsep yang
ditargetkan dalam KD sekaligus dibuat soal sejenis AKM sehingga bisa menguatkan Literasi dan
Numerasi.
Contoh:
Suatu Mall terletak diantara jalan A dan Jalan B. Tarif parkir mobil
di Kedua jalan tersebut berbeda.
JALAN A JALAN B
Tarif 1 jam pertama. Rp.5.000,00 Rp.4.000,00
Tarif 1 jam berikutnya Rp.2.000,00. Rp.2.500,00
Berdasar informasi di atas jawablah pertanyaan berikut ini.
• Nia pergi ke mall dan memarkirkan mobilnya di jalan A. Jika waktu parkirnya adalah 3,5 jam,
berapa tarif parkir yang harus dibayar Nia?
• Di Jalan B, jika � menyatakan tarif (Rupiah) dan � menyatakan lamanya parkir (dalam jam),
nyatakan � dalam �
• Gambarlah grafik yang menyatakan hubungan antara tarif (rupiah) dan waktu parkir (jam) di
jalan A dan di Jalan B
21

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai