Anda di halaman 1dari 5

LITERASI DAN NUMERASI DALAM KURIKULUM MERDEKA

Oleh Enung Sumarni, M.Pd., M.T.


BBGP JABAR

Kemampuan Literasi, Numerasi dan Karakter adalah kemampuan di hilir yang menjadi penilaian bagi
para murid sebagai peserta dari pelaksanaan kurikulum merdeka. Dalam kurikulum merdeka, standar
kompetensi lulusannya/SKL adalah enam dimensi profil pelajar Pancasila. Dalam ke enam dimensi di
dalamnya termuat bernalar kritis, kreatif, gotong royong, berkebhinekaan, mandiri, serta beriman
kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia. Terlihat semuanya memerlukan pengembangan penalaran
dengan memiliki argumen yang mumpuni sebagai hasil pembelajaran sehingga tumbuh kemandirian
sebagai actor di negeri tercinta ini.

Paparan tentang Literasi dan Numerasi, saya ambil dari Rapor Pendidikan yang diterima oleh setiap
satuan pendidikan pada setiap jenjang dari Kemdikbud ristek, tahun 2022. Kemampuan Literasi
adalah kemampuan memahami, menggunakan, merefleksi dan mengevaluasi berbagai jenis teks
(teks informasi dan tes fiksi). Kemampuan Numerasi adalah berpikir menggunakan konsep, prosedur,
fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks
yang relevan.

Paparan tentang kemampuan Literasi dan Numerasi yang harus dimiliki oleh para guru, diambil dari
Perdirjen GTK Kemdikbud ristek NOMOR 0340/B/HK.01.03/2022 tentang kerangka kompetensi
literasi dan numerasi bagi guru di sekolah dasar, yaitu:
Literasi adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai
jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu agar dapat
berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.

Kompetensi Literasi adalah kemampuan Guru untuk mendampingi peserta didik dalam mengakses,
menggunakan, menafsirkan, dan mengomunikasikan informasi dan ide melalui berbagai teks sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

Numerasi adalah kemampuan berpikir untuk menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dalam berbagai jenis konteks yang relevan
dengan individu.

Kompetensi Numerasi adalah kemampuan guru untuk mendampingi peserta didik dalam mengakses,
menggunakan, menafsirkan, dan mengomunikasikan informasi dan ide matematika untuk mengelola
berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Literasi dan Kompetensi Numerasi Guru dikembangkan berdasarkan kriteria kompetensi
Guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diintegrasikan menjadi
kategori model kompetensi:

a. pengetahuan profesional:

b. praktik pembelajaran profesional; dan

c. pengembangan profesi.

Kita bisa ambil dari perdirjen utk guru SD tentang kemampuan literasi dan numerasi yang harus
dipahami oleh para guru, termasuk para guru di jenjang SMK, karena semua murid di setiap jenjang
yang akan di petakan melalui asesmen kompetensi minimum, dimana asesmen tersebut sangat
memerlukan kemampuan literasi dan numerasi yang harus dimiliki para guru, sehingga akan
memproseskan kemampuan literasi dan numerasi kepada para muridnya melalui proses
pembelajaran yang di;akukan oleh para guru melalui mata pelajaran yang diampunya.

Lebih jauh, tentang paparan apakah itu literasi serta apakah itu numerasi, bias kita diskusikan di
pembelajaran sinkronus pada mata pelatihan literasi dan numerasi.

Mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi di jenjang SMK, pada prosesnya dilakukan oleh
para guru melalui perubahan pembelajaran paradigma baru, atau implementasi kurikulum merdeka
di dalam proses pembelajaran. Pada tahun 2021, kurikulum merdeka akan diimplementasikan secara
terbatas di Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1177 Tahun 2020 tentang Program Sekolah Penggerak.
Kurikulum ini memberikan keleluasan bagi satuan pendidikan dan guru untuk mengembangkan
potensinya serta keleluasan bagi murid untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan
perkembangannya.

Pada hakikatnya, banyak konsep dan prinsip pembelajaran muncul di alam dan dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Harapan melalui kurikulum merdeka dengan mengembangkan kemampuan
literasi dan numerasi, mengubah mispersepsi mengenai mata pelajaran, dengan menggunakan
pendekatan yang lebih kontekstual melalui permasalahan kehidupan nyata dan melibatkan siswa
secara aktif dalam bereksplorasi dengan pertanyaan penuntun. Sebagian besar pembelajaran dalam
mengembangkan literasi dan numerasi diupayakan menarik perhatian dan minat siswa sehingga
“tidak merasa sedang belajar”. Siswa akan diajak untuk berpikir kritis dan kreatif untuk
mengembangkan keterampilan berpikir aras tinggi (HOTS). Selain itu, di banyak kesempatan siswa
akan berdiskusi, berkomunikasi, bekerja sama, dan menggunakan teknologi dalam menyelesaikan
permasalahan sehingga mengasah kemampuan sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila dan
keterampilan abad ke-21.

Pada prosesnya di mata pelajaran yang mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi, dimulai
dari pembuka TP sebagai bagian paling awal dari materi yang memberikan gambaran besar
mengenai topik yang akan dipelajari. Ada rasionalisasi dalam TP sehingga timbul minat dan motivasi
murid untuk mempelajari ide utama atau ide besar yang menghubungkan konsep-konsep.

Pertanyaan pemantik disampaikan pada awal TP karena merupakan pertanyaan yang menuntun
pemahaman materi dan pengembangannya sepanjang pembelajaran TP tersebut. Sehingga akan
menemukan kedalaman dan keluasan dari materi pelajaran tersebut melalui pertanyaan tersebut.

Kata atau konsep yang merupakan kunci untuk dihubungkan dengan kata atau konsep lain.
Pemahaman terhadap kata kunci menolong untuk mengaitkan konsep yang satu dengan konsep
lainnya.

Peta konsep yang terdapat pada awal TP merupakan diagram yang menunjukkan hubungan antar
konsep yang terdapat dalam setiap TP. Perlu mencermati peta konsep ini untuk mendapatkan
gambaran yang luas tentang isi TP yang akan diproseskan.

Pengalaman belajar memberikan arahan tercapainya kompetensi setelah mempelajari bab tersebut.
Pengalaman belajar menolong untuk memonitor perkembangan belajar dalam TP yang diproseskan
yang akan dihubungkan dengan refleksi pada akhir pembahasan.

Tahap 1 Ayo Bereksplorasi, melakukan kegiatan ini untuk menyelidiki konsep matematika atau mata
pelajaran lainnya yang berkaitan dengan pembahasan materi. Eksplorasi selalu dilakukan sebelum
mendalami konsep matematika/mata pelajaran lainnya beserta aplikasinya.

Tahap 2 Ayo Berpikir Kritis, berpikir kritis, dapat menganalisis informasi untuk mengambil kesimpulan
atau menilai suatu hal dengan tepat. Keterampilan ini perlu dilatih terus-menerus karena merupakan
salah satu dari keterampilan abad ke-21.

Tahap 3 Ayo Berpikir Kreatif, dapat membuat ide atau alternatif solusi yang baru yang berbeda dari
hal umum.

Tahap 4 Ayo Mencoba, diharapkan dapat mengerjakan soal atau kegiatan sejenis setelah diberikan
penjelasan penyelesaian satu atau lebih dari satu soal.

Penguatan Karakter, diharapkan dapat menghayati dan menerapkan karakter-karakter profil Pancasila
yang perlu dipupuk sepanjang hayat dalam kegiatan pembelajaran serta kehidupan sehari-hari.
Tahap 5 Ayo Berdiskusi, bertukar pikiran dengan teman-teman dan menyatakan gagasan merupakan
kegiatan yang bermanfaat untuk memperdalam pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan
masalah atau menjawab pertanyaan.

Hint atau petunjuk yang digunakan dalam pemecahan masalah. Bagian ini jika mengalami kendala
saat mencari solusi dari sebuah masalah. Mendapatkan informasi tambahan yang berkaitan dengan
materi yang sedang dipelajari yang merupakan aplikasi mata pelajaran dalam suatu fenomena atau
peristiwa, bisa dikemas dengan kata “Tahukah Kalian?”

Tahap 6 Ayo Berefleksi, merenungkan dan melihat kembali secara evaluatif dan mendalam apa yang
sudah dipelajari, membandingkannya, dan menarik pelajaran atau kesimpulan sederhana.

Tahap 7 Ayo mengingat Kembali, Apa yang telah dipelajari di SMK berhubungan dengan apa yang
akan dipelajari di kelas selanjutnya. Akan lebih mudah memahami materi pelajaran kelas lanjutan
dengan pengetahuan yang telah dipelajari di jenjang/kelas sebelumnya

Tahap 8 Ayo Bekerja sama merupakan salah satu bentuk dari bergotong royong. Bekerja sama untuk
menyelesaikan masalah atau menjawab pertanyaan sehingga pemahaman terhadap materi pelajaran
lebih baik lagi. Selain itu, bekerja sama memerlukan saling memahami dan menghargai satu sama
lain.

Tahap 9 Ayo menggunakan teknologi, teknologi memudahkan untuk menyelesaikan masalah atau
pekerjaan. Dapat memanfaatkan kalkulator dan berbagai aplikasi untuk mengerjakan tugas, memilih
teknologi yang sesuai dengan kebutuhan.

Selanjutnya diberikan latihan, yaitu mengerjakan soal-soal dengan tiga jenis tingkat kesulitan, yaitu
dasar, menengah, dan tinggi. Pertanyaan pada tingkat dasar berupa jawaban pendek yang menguji
pemahaman konsep dan keterampilan dasar. Tingkat menengah berupa permasalahan yang lebih
terstruktur, sedangkan tingkat tinggi merupakan permasalahan aplikasi dan keterampilan aras tinggi
(HOTS).

Memasuki Uji Kompetensi, terdapat pada akhir pembelajaran, merupakan sarana bagi murid untuk
mengukur pencapaian dalam topik yang dipelajari. Mengerjakan sejumlah soal yang bervariasi dari
yang sederhana hingga yang kompleks.

Untuk yang terus berlari dalam hasil belajarnya, diberikan materi Pengayaan atau Proyek, yaitu
digunakan untuk memperluas atau memperdalam wawasan dan pemahaman atas konsep yang
sedang dipelajari. Materi pengayaan dapat bersifat sebagai pendalaman materi, penerapan dalam
bidang teknologi/informatika, atau kegiatan eksplorasi/proyek.
Tahapan akhir pembelajaran adalah Refleksi, murid diajak memikirkan kembali apa yang sudah
dipelajari dan seberapa dalam/tepat pemahaman atas pembelajaran pada bagian tersebut.

Itulah pembelajaran berbasis aktivitas literasi dan numerasi

DAFTAR PUSTAKA

Kemdikbud, (2021) “Panduan Penguatan Literasi dan Numerasi di Sekolah”, Dirjen PAUD &
Dikdasmen, Kemdikbud, Jakarta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Gerakan Literasi Nasional Materi Pendukung
Literasi Numerasi. Jakarta: Tim Gerakan Literasi Nasional.

Kemdikbudristek, (2022) “Capaian Pembelajaran”, Kemdikbudristek, Jakarta

OECD. (2000-2018). “Programme for International Student Assessment (PISA)”. Paris: OECD.

NCTM. (2000). Curriculum and Evaluation Standard for School Mathematics. Virginia: The National
Council of Teachers of Mathematics, Inc.

Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Sutanto, Dicky dkk, Matematika untuk SMA/SMK Kelas X, Kemendikbudristek, 2021

Anda mungkin juga menyukai