Oleh:
MUHAMMAD RIJALI
1810512110024
KELOMPOK 2
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL....................................................................................... ii
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
Hasil................................................................................................... 10
Pembahasan....................................................................................... 13
Kesimpulan………………………………………………………... . 22
Saran……………………………………………………………….. 22
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Latar Belakang
rumit. Ada beberapa spesies tanaman yang berkembangbiak dengan cara generatif
yang berbeda beda. Perbanyakan tanaman juga memiliki beberapa jenis cara
mengokulasi.
tertentu misalnya untuk menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat sama
2
seperti induknya, sifat tersebut dapat berupa seperti ketahanan terhadap hama dan
memang sudah dikenal sejak dahulu, bahkan dapat dikatakan perbanyakan yang
tertua didunia. cangkok adalah cara perkembang biakan pada tumbuhan dengan
menanam batang, atau dahan tanaman yang diusahakan berakar terlebih dahulu
sebelum dipotong dan ditanam ketempat yang lain. tidak semua tanaman bisa
tanaman buah buahan, karena rasa dan bentuk yang dihasilkan persis seperti induk
nya.
Bentuk cabang yang baik adalah yang memiliki kulit yang tegap, mulus
dan warna masih coklat muda dan belum ada kerak, agar tanaman menghasilkan
akar yang baik dan sempurna. Besar cabang yang ideal adalah cabang yang masih
berukuran kecil sebesar jari ataupun pensil. Cabang yang dicangkok tidak perlu
terlalu panjang karena akan kesulitan saat penanaman dilapangan dan sulit diatur.
Panjang cabang cukup sekitar 20-30 cm saja. Jumlah daun yang disertakan dalam
tanaman hasil cangkokan harus dalam jumlah yang banyak agar tanaman
mendapat banyak masakan makanan. Dan cabang yang gundul akan mempersulit
tumbuh akar karena kurangnya makanan. Cabang yang baik mempunyai bentuk
lurus menyamping atau keatas dan giat berbuah. Pembentukan akar pada cangkok
bagian tersebut akan menumpuk karbohidrat dan auxin, dan dengan adanya media
3
perakaran yang baik karbohidrat dan auxin tersebut akan menstimulir timbulnya
akar. Media perakaran cangkok yang baik adalah media yang memiliki sifat
drainase, aerasi dan kandungan unsur hara yang dapat mendukung pertumbuhan
cangkokan itu langsung dapat ditanam. Tetapi khusus untuk tanaman lengkeng,
cangkokan harus ditanam dahulu dalam keranjang atau pot yang diisi dengan
tanah dan pupuk kandang. Selama dalam keranjang, tanahnya harus dijaga agar
tetap basah dan ditaruh di tempat yang teduh (tidak mendapatkan sinar matahari
secara langsung) agar tidak terjadi penguapan organ cangkokan yang dapat
Inggris sebagai air layering. Jenis layering lain dikenal di Indonesia sebagai
marcotting), suatu bagian batang (biasanya adalah cabang) dikerat kulitnya hingga
terlihat kayu. Bagian yang terbuka ini lalu dibungkus dengan bahan yang dapat
menyimpan air dan kemudian dibebat dengan bahan kedap air, seperti plastik.
dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk lalu
dimasukkan atau ditempelkan dibagian batang bawah yang sebagian kulitnya telah
tegak dan U terbalik. Tempelan kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa
waktu sampai kedua tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Menyatukan
kedua tanaman ini setelah tumbuhnya kallus dari kedua tanaman tersebut.
Pengelupasan kulit batang bawah dan pengambilan mata tunas (entres) harus
batang atas ke batang bawah yang keduanya bersifat unggul. Dalam okulasi
batang bawah disebut rootstoc dan batang atas disebut entres. Dengan cara ini
akan terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari dua tanaman dalam waktu yang
membuat bibit okulasi adalah agar produksi bisa lebih tinggi. Pada proses
pengokulasian ini terdapat dua bagian yang penting yaitu batang atas dan batang
bawah. Kriteria batang bawah untuk dijadikan sebagai bahan okulasi adalah
merupakan induk yang diperoleh dari pembiakan generatif yang masih muda.
Sedangkan untuk batang atas bagian tanaman yang diambil adalah yang sudah tua.
dengan jenis tanaman lain agar berpadu satu dan hidup. Okulasi sebaiknya
dilakukan pada awal musim hujan. Karena pada saat ini kambium dapat
mempertahankan diri tidak segera menjadi kering., demikian pula dengan mata
tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada musim kemarau, mata tunas yang
dikerat harus segera ditempelkan ke batang yang sebelumnya sudah dibuat pada
pola keratannya. Untuk okulasi yang dilakukan pada batang bawah, biasanya
dipilih dari jenis tanaman varietas lokal yang sudah berumur sekitar 1 tahun, dan
yang memiliki pertumbuhan baik, sehat serta memiliki kulit batang yang mudah
berproduksi lebih cepat, hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung
batang atas yang digunakan. Sebagai contoh anda memiliki dua jenis rambutan,
ada yang rasanya manis tetapi tidak tahan terhadap genangan air (akar membusuk)
dan disisi lain ada rambutan yang masam namun tahan terhadap genangan air.
Jenis ini dapat dipadukan, bagian atas tanaman dipilih yang rasanya manis dan
bagian bawah dipilih yang tahan genangan air sehingga dapat dihasilkan rambutan
yang manis dan tahan pada daerah yang tergenang. Kelemahan dari perbanyakan
tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu: Terkadang suatu tanaman
hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian
antara batang bawah dengan batang atas (entres) perlu menggunakan tenaga ahli
6
untuk pengokulasian ini. Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian
tidak terpenuhi kemungkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.
Tujuan
teknik perbanyakan tanaman vegetatif dengan cangkok dan okulasi secara tepat
dan benar.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Plastik es lilin, digunakan sebagai media pelilitan pada batang dan mata
Tangkai jambul bol jamaika, digunakan sebagai ambilan mata tunas yang
Tali, digunakan untuk mengikat media pada pohon agar tidak mudah
lepas.
Alat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 6 Mei 2020, berempat di
Banjarbaru.
Prosedur Kerja
Teknik mencangkok
1. Pilih batang yang tidak terlalu tua, kemudian gunakan pisau untuk mengiris
batang dengan gerakan melingkar, kemudian iris lagi batang yang selanjutnya
penggaris agar akurat) dengan gerakan memutar. Terlebih dahulu batang sudah
2. Usahakan tidak ada kulit batang yang menempel pada kupasan tadi dengan
menit agar batang tersebut kering, sambil menunggu kering siapkan media
cangkoknya.
media tadi agar menjadi padat dan mudah menempel ke batang lalu bungkus
rapat agar tidak kemasukan air. Setelah itu ikat dengan tali rapia pada kedua
4. Tanda cangkokan berhasil adalah batang diatasnya tidak layu atau kering, pada
saat 3 minggu akan keluar rambut akar pada media yang diikat tadi.
9
Teknik okulasi
2. Pilih dan lepaskan mata tunas, untuk melepaskan mata tunas dengan gerakan
memutar menggunakan pisau diatas dan dibawah bagian mata tunas tersebut.
Lalu sayat dengan gerakan lurus untuk melepaskan mata tunas tadi, setelah
3. Paskan mata tunas donor dengan mata tunas di batang penerima, ukur batang
4. Lepaskan sebagian mata tunas pada batang penerima, caranya hampir sama
dengan membuka mata tunas tadi. Setelah lepas masukan mata tunas donor ke
batang penerima, kemudian bersihkan sisa kulit batang yang tidak rapi dengan
menggunakan pisau. Paskan tempat batang penerima dan mata tunas agar
merekat sempurna, potong sisa kulit batang agar tidak menutupi mata tunas.
dahulu agar bisa diikatkan dibatang. Cara yang tepat adalah ikat dua kali
terlebih dahulu pada bagian bawah mata tunas, rapikan plastik es lilin agar bisa
menutup lebih banyak bagian, kemudian lilit ke atas ikatan jangan terlalu
kencang ataupun terlalu longgar cara terakhir adalah dengan mengikat dibagian
tumbuh, disamping itu lakukan perawatan yaitu siram tanaman dua kali sehari
Hasil
Pembahasan
14
Dalam dunia pertanian mencangkok (airlayerage) merupakan salah satu
dari bagian tanaman di atasa keratan atau luka yang kering atau mati.
tertentu misalnya untuk menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat sama
seperti induknya, sifat tersebut dapat berupa seperti ketahanan terhadap hama dan
tanaman baru yang mempunyai sifat baik yang sama dengan induknya misalnya
rasa buah dan agar tanaman lebih kuat terhadap hama penyakit. Tumbuhan yang
akan dicangkok bisa ditanam di dalam pot karena tanaman yang dicangkok
tersebut sangat mudah dirawat, pohonnya juga tidak akan terlalu tinggi seperti
tanaman yang tidak dicangkok dan pohon yang tumbuh dengan cara dicangkok
Bentuk cabang yang baik adalah yang memiliki kulit yang tegap, mulus
dan warna masih coklat muda dan belum ada kerak, agar tanaman menghasilkan
akar yang baik dan sempurna. Besar cabang yang ideal adalah cabang yang masih
berukuran kecil sebesar jari ataupun pensil. Cabang yang dicangkok tidak perlu
terlalu panjang karena akan kesulitan saat penanaman dilapangan dan sulit diatur.
Panjang cabang cukup sekitar 20-30 cm saja. Jumlah daun yang disertakan dalam
tanaman hasil cangkokan harus dalam jumlah yang banyak agar tanaman
15
mendapat banyak masakan makanan. Dan cabang yang gundul akan mempersulit
tumbuh akar karena kurangnya makanan. Cabang yang baik mempunyai bentuk
lurus menyamping atau keatas dan giat berbuah. Pembentukan akar pada cangkok
bagian tersebut akan menumpuk karbohidrat dan auxin, dan dengan adanya media
perakaran yang baik karbohidrat dan auxin tersebut akan menstimulir timbulnya
akar. Media perakaran cangkok yang baik adalah media yang memiliki sifat
drainase, aerasi dan kandungan unsur hara yang dapat mendukung pertumbuhan
cangkokan itu langsung dapat ditanam. Tetapi khusus untuk tanaman lengkeng,
cangkokan harus ditanam dahulu dalam keranjang atau pot yang diisi dengan
tanah dan pupuk kandang. Selama dalam keranjang, tanahnya harus dijaga agar
tetap basah dan ditaruh di tempat yang teduh (tidak mendapatkan sinar matahari
secara langsung) agar tidak terjadi penguapan organ cangkokan yang dapat
dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk lalu
dimasukkan atau ditempelkan dibagian batang bawah yang sebagian kulitnya telah
waktu sampai kedua tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Menyatukan
kedua tanaman ini setelah tumbuhnya kallus dari kedua tanaman tersebut.
Pengelupasan kulit batang bawah dan pengambilan mata tunas (entres) harus
batang atas ke batang bawah yang keduanya bersifat unggul. Dalam okulasi
batang bawah disebut rootstoc dan batang atas disebut entres. Dengan cara ini
akan terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari dua tanaman dalam waktu yang
membuat bibit okulasi adalah agar produksi bisa lebih tinggi. Pada proses
pengokulasian ini terdapat dua bagian yang penting yaitu batang atas dan batang
bawah. Kriteria batang bawah untuk dijadikan sebagai bahan okulasi adalah
merupakan induk yang diperoleh dari pembiakan generatif yang masih muda.
Sedangkan untuk batang atas bagian tanaman yang diambil adalah yang sudah tua.
hasil akhir okulasi serta bagian atas yang diambil memiliki empat payung, pucuk
kambium suatu jenis tanaman dengan jenis tanaman lain agar berpadu satu dan
hidup. Okulasi sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Karena pada saat ini
kambium dapat mempertahankan diri tidak segera menjadi kering., demikian pula
dengan mata tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada musim kemarau, mata
17
tunas yang dikerat harus segera ditempelkan ke batang yang sebelumnya sudah
dibuat pada pola keratannya. Untuk okulasi yang dilakukan pada batang bawah,
biasanya dipilih dari jenis tanaman varietas lokal yang sudah berumur sekitar 1
tahun, dan yang memiliki pertumbuhan baik, sehat serta memiliki kulit batang
diantaranya :
bawah, tetapi ada varietas durian yang baik khusus untuk batang bawah yaitu
sanggup bertahan dari biji sampai 3 bulan siap tempel sampai dengan 3 bulan
yang lebih besar 20x30 cm, atau langsung ke polybag 30x40 cm tergantung
biasanya.
Entres yang baik adalah yang cabangnya dalam keadaan tidak terlalu tua dan
juga tidak terlalu muda (setengah berkayu). Warna kulitnya coklat muda.
Syarat lain yang perlu diperhatikan pada waktu pengambilan entres adalah
pemupukan dengan pupuk NPK. Kesehatan pohon induk ini penting karena
dalam kondisi sakit, terutama penyakit sistemik mudah sekali ditularkan pada
bibit. Entres diambil setelah kulit kayu cabangnya dengan mudah dapat
dipisahkan dari kayunya (dikelupas). Bagian dalam kulit kayu ini (kambium)
akan tampak berair, ini menandakan kambiumnya aktif, sehingga bila mata
bawah.
kambium pada cabang atau ranting harus dihilangkan supaya kulit tidak terbentuk
kembali. Apabila kulit terbentuk kembali, maka akar tidak akan dapat terbentuk.
Sebaliknya, jika lapisan kambium tersebut bersih, maka hasil fotosintesis akan
terkumpul di tempat kambium yang telah dibersihkan dan pertumbuhan akar dapat
sawo, tanaman jambu air, tanaman jambu batu, tanaman jeruk, dan tanaman
Tanaman yang dapat di okulasi harus yang berbatang keras dan dalam
Dimana pencangkokan yang baik dilakukan ketika cuaca cerah, tidak hujan, dan
tidak terlalu panas. Suhu dan kelembapan juga berpengaruh dalam hal ini. Suhu
yang baik untuk melakukan proses penempelan berkisar 8-32 derajat Celcius.
(Rohmaningtyas, 2010).
suatu pencakokan. Selain itu, keadaan fisiologi tanaman juga bisa menjadi faktor
mestinya. Juga, faktor pengelupasan yang tidak benar akan memberikan dampak
pada tanaman tersebut. Faktor manusia juga salah satu faktor penting dalam
dalam step by step-nya dilakukan secara benar atau hanya asal-asalan. Selain itu,
alat-alat yang digunakan oleh pencangkok juga memiliki peran penting. Sebab,
jika alat-alat yang digunakan tidak berfungsi dengan baik, akan menyebabkan
(sebaiknya pada musim kemarau), temperatur (paling baik 25-30 derajat celcius),
kegiatan operasi sambung bagian tanaman hias yang cukup mudah di lakukan
aabila di lakukan dengan benar dan pengetahuan yang cukup. Salah satu poin
penting yang harus anda pahami dalam okulasi atau menyambung tanaman hias
ini adalah tanaman yang anda sambung harus memiliki kemiripan karakteristik
karna anda tidak mungkin bisa menyambung 2 tanaman yang berbeda sama
sekali, hal lain yang sering lalai ketika melakukan okulasi tanaman baik itu
tanaman hias atau tanaman buah adalah kita lupa untuk membuat pisau menjadi
steril atau minimal bersih dari zat lain yang mungkin mengganggu proses
sambungan goyang . hingga perawatan tanaman pasca okulasi yang tidak di rawat
dengan benar dan baik dapat mempengaruhi kegagalan saat melakukan okulasi.
sebagai berikut. dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan
produktifitas yang tinggi, ada beberapa warna di satu pohon, tanaman memiliki
sifat yang baru, pertumbuhan tanaman yang seragam dan penyiapan benih relatif
21
singkat. Namun kekurangan teknik okulasi adalah terkadang suatu tanaman hasil
okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara
batang bawah dengan batang atas (entres), perlu menggunakan tenaga ahli untuk
pengokulasian ini, bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak
terpenuhi kemungkinan kegiatan okulasi akan gagal atau mata entres tidak
diantaranya hasil dari mencangkok pada tumbuhan akan lebih cepat berbuah
dibandingkan apa yang ditanam dari biji tumbuhan, tumbuhan yang dicangkok
terdapat ciri yang persis sama dengan induknya, tingkat berhasil lebih besar, sebab
proses mencangkok pada akar akan tumbuh ketika masih ditangkai pohon si
induk. hasil dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induk si
pohon, hasil cangkokan tumbuhan bisa ditanam pada tanah yang letak air
kemarau panas dan panjang, tanaman tidak tahan akan kekeringan, tanaman yang
dicangkok mudah roboh apabila terhempas angin, sebab akar tidak mengakar
tunggang atau serabut, tanaman induk jadi rusak disebabkan cabang yang banyak
dipotong. dalam satu tanaman indukan, hanya bisa dicangkok sedikit batang saja,
Kesimpulan
sebagai berikut:
3. Tanaman yang ideal untuk dapat dicangkok adalah mempunyai kambium dan
4. Batang bawah yang digunakan dalam okulasi harus memiliki perakaran yang
Saran
langsung saat praktikum atau pemberian video, dan untuk pemilihan vidio bisa
dari sumber resmi yang lebih terpercaya, serta pemberian info praktikum tidak
mendadak.
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, J., Atminingsih, A., & Siagian, N. 2014. Pengaruh jenis mata entres dan
klon terhadap keberhasilan okulasi dan pertumbuhan tunas pada okulasi
hijau di polibeg. Jurnal Penelitian Karet. Riau.
Pudjiono, S., & Adinugraha, H. A. 2013. Pengaruh klon dan waktu okulasi
terhadap pertumbuhan dan persentase hidup okulasi jati (Tectona
grandis). Wana Benih. Jakarta.
Suharsi, T. K., & Sari, A. D. P. 2013. Pertumbuhan mata tunas jeruk keprok
(Citrus nobilis) hasil cangkok pada berbagai media tanam dan umur
batang bawah rough lemon (C. jambhiri). Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia. Surabaya.