Anda di halaman 1dari 26

PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

CANGKOK DAN OKULASI


(Laporan Praktikum Teknologi Produksi Tanaman)

Oleh:
MUHAMMAD RIJALI
1810512110024
KELOMPOK 2

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .............................................................................................. i

DAFTAR TABEL....................................................................................... ii

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

Latar Belakang .................................................................................. 1


Tujuan ............................................................................................... 6

BAHAN DAN METODE .......................................................................... 7

Bahan dan Alat................................................................................... 7


Waktu dan Tempat............................................................................. 8
Prosedur Kerja.................................................................................. 9

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 10

Hasil................................................................................................... 10
Pembahasan....................................................................................... 13

KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….. 22

Kesimpulan………………………………………………………... . 22
Saran……………………………………………………………….. 22

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Teknik Mencangkok Tanaman Jeruk Nipis................................. 10

2. Teknik Okulasi Jambu Bol Jamaika............................................ 11


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tanaman melakukan beberapa aktivitas yang

berguna dalam rangka mempertahankan hidup, seperti bernapas, berfotosintesis,

respirasi, dan berkembang biak. Awal perkembangbiakan umumnya ditandai

dengan perkecambahan. Tentunya di dalamnya terdapat struktur yang cukup

rumit. Ada beberapa spesies tanaman yang berkembangbiak dengan cara generatif

dan ada juga yang berkembangbiak dengan cara vegetatif.  Berbagai jenis

tanaman sama sama berkembangbiak, tapi tanaman berkembangbiak dengan cara

yang berbeda beda. Perbanyakan tanaman juga memiliki beberapa jenis cara

diantaranya: perbanyakan segara genetatif maupun vegetatif. Adapun

perbanyakan tanaman sacara generatif yaitu dengan menggunakan biji, sedangkan

untuk perbanyakan secara vegetatif salah satunya yaitu mencangkok dan

mengokulasi.

Dalam dunia pertanian mencangkok (airlayerage) merupakan salah satu

istilah yang digunakan untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif. Pembiakan

vegetatif secara cangkok ini merupakan sauatu cara perkembangbiakan tanaman

yang tertua di dunia akan tetapi hasilnya sering mengecewakan pencangkoknya

karena kegagalan dalam melakukan pencangkokan. Kegagalan ini dapat dilihat

dari bagian tanaman di atasa keratan/luka yang kering atau mati.

Perkembangbiakan secara vegetatif ini biasanya dipilih karena pertimbangan

tertentu misalnya untuk menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat sama
2
seperti induknya, sifat tersebut dapat berupa seperti ketahanan terhadap hama dan

penyakit, rasa buah, keindahan bunga (Wudianto, 1998).

Cangkok merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif cara ini

memang sudah dikenal sejak dahulu, bahkan dapat dikatakan perbanyakan yang

tertua didunia. cangkok adalah cara perkembang biakan pada tumbuhan dengan

menanam batang, atau dahan tanaman yang diusahakan berakar terlebih dahulu

sebelum dipotong dan ditanam ketempat yang lain. tidak semua tanaman bisa

dicangkong hanyalah tumbuhan dikotil dan tumbuhan biji terbuka, cara

perkembang biakan dengan mencangkok adalah sangat istimewa terutama pada

tanaman buah buahan, karena rasa dan bentuk yang dihasilkan persis seperti induk

nya.

Bentuk cabang yang baik adalah yang memiliki kulit yang tegap, mulus

dan warna masih coklat muda dan belum ada kerak, agar tanaman menghasilkan

akar yang baik dan sempurna. Besar cabang yang ideal adalah cabang yang masih

berukuran kecil sebesar jari ataupun pensil. Cabang yang dicangkok tidak perlu

terlalu panjang karena akan kesulitan saat penanaman dilapangan dan sulit diatur.

Panjang cabang cukup sekitar 20-30 cm saja. Jumlah daun yang disertakan dalam

tanaman hasil cangkokan harus dalam jumlah yang banyak agar tanaman

mendapat banyak masakan makanan. Dan cabang yang gundul akan mempersulit

tumbuh akar karena kurangnya makanan. Cabang yang baik mempunyai bentuk

lurus menyamping atau keatas dan giat berbuah. Pembentukan akar pada cangkok

terjadi karena adanya penyayatan pada kulit batang yang menyebabkan

pergerakan karbohidrat ke arah bawah terbendung di bagian atas sayatan. Pada

bagian tersebut akan menumpuk karbohidrat dan auxin, dan dengan adanya media
3
perakaran yang baik karbohidrat dan auxin tersebut akan menstimulir timbulnya

akar. Media perakaran cangkok yang baik adalah media yang memiliki sifat

drainase, aerasi dan kandungan unsur hara yang dapat mendukung pertumbuhan

dan perkembangan akar cangkok (Putri et al. 2007).

Setelah berakar, cangkokan dapat diambil.  Cara mengambilnya ialah

dengan memotong cangkokan di bawah keratan (akar) tersebut.  Kemudian bibit

cangkokan itu langsung dapat ditanam.  Tetapi khusus untuk tanaman lengkeng,

cangkokan harus ditanam dahulu dalam keranjang atau pot yang diisi dengan

tanah dan pupuk kandang.  Selama dalam keranjang, tanahnya harus dijaga agar

tetap basah dan ditaruh di tempat yang teduh (tidak mendapatkan sinar matahari

secara langsung) agar tidak terjadi penguapan organ cangkokan yang dapat

mematikannya.  Setelah muncul tunas-tunas atau daun-daun yang baru,

cangkokan dapat dipindahkan ke lapangan (Veergavathathan, 2009)

Dalam sejarah dunia pertanian, pencangkokan adalah suatu cara

perbanyakan vegetatif tanaman dengan membiarkan suatu bagian tanaman

menumbuhkan akar sewaktu bagian tersebut masih tersambung dengan tanaman

induk. Dalam pengertian teknis di Indonesia, pencangkokan di literatur bahasa

Inggris sebagai air layering. Jenis layering lain dikenal di Indonesia sebagai

perundukan (ground layering). Pada pencangkokan (dikenal juga sebagai

marcotting), suatu bagian batang (biasanya adalah cabang) dikerat kulitnya hingga

terlihat kayu. Bagian yang terbuka ini lalu dibungkus dengan bahan yang dapat

menyimpan air dan kemudian dibebat dengan bahan kedap air, seperti plastik.

Hormon tumbuhan perangsang perakaran kadang - kadang diberikan. Setelah


4
beberapa minggu biasanya akar telah cukup banyak terbentuk dan anakan ini

dipisahkan dari pohon induk (Agromedia, 2010).

Okulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara

vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan

dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk lalu

dimasukkan atau ditempelkan dibagian batang bawah yang sebagian kulitnya telah

dikelupas (membuat jendela) dengan membentuk huruf T tegak, T terbalik, H, U

tegak dan U terbalik. Tempelan kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa

waktu sampai kedua tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Menyatukan

kedua tanaman ini setelah tumbuhnya kallus dari kedua tanaman tersebut.

Pengelupasan kulit batang bawah dan pengambilan mata tunas (entres) harus

menggunakan pisau okulasi (Sipayung, 2015).

Teknik okulasi merupakan teknik penempelan mata tunas dari tanaman

batang atas ke batang bawah yang keduanya bersifat unggul. Dalam okulasi

batang bawah disebut rootstoc dan batang atas disebut entres. Dengan cara ini

akan terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari dua tanaman dalam waktu yang

relatif pendek dan memperlihatkan pertumbuhan yang seragam. Tujuan utama

membuat bibit okulasi adalah agar produksi bisa lebih tinggi. Pada proses

pengokulasian ini terdapat dua bagian yang penting yaitu batang atas dan batang

bawah. Kriteria batang bawah untuk dijadikan sebagai bahan okulasi adalah

merupakan induk yang diperoleh dari pembiakan generatif yang masih muda.

Sedangkan untuk batang atas bagian tanaman yang diambil adalah yang sudah tua.

Tanaman batang atas harus diketahui asalnya untuk mempermudah menentukan


5
hasil akhir okulasi serta bagian atas yang diambil memiliki empat payung, pucuk

tanaman dalam keadaan tua (Sipayung, 2015).

Prinsip dari okulasi adalah melekatnya kambium suatu jenis tanaman

dengan jenis tanaman lain agar berpadu satu dan hidup. Okulasi sebaiknya

dilakukan pada awal musim hujan. Karena pada saat ini kambium dapat

mempertahankan diri tidak segera menjadi kering., demikian pula dengan mata

tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada musim kemarau, mata tunas yang

dikerat harus segera ditempelkan ke batang yang sebelumnya sudah dibuat pada

pola keratannya. Untuk okulasi yang dilakukan pada batang bawah, biasanya

dipilih dari jenis tanaman varietas lokal yang sudah berumur sekitar 1 tahun, dan

yang memiliki pertumbuhan baik, sehat serta memiliki kulit batang yang mudah

dikelupas (Sipayung, 2015).

Keuntungan dari mengenten ataupun okulasi diantaranya tanaman dapat

berproduksi lebih cepat, hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung

batang atas yang digunakan. Sebagai contoh anda memiliki dua jenis rambutan,

ada yang rasanya manis tetapi tidak tahan terhadap genangan air (akar membusuk)

dan disisi lain ada rambutan yang masam namun tahan terhadap genangan air.

Jenis ini dapat dipadukan, bagian atas tanaman dipilih yang rasanya manis dan

bagian bawah dipilih yang tahan genangan air sehingga dapat dihasilkan rambutan

yang manis dan tahan pada daerah yang tergenang. Kelemahan dari perbanyakan

tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu: Terkadang suatu tanaman

hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian

antara batang bawah dengan batang atas (entres) perlu menggunakan tenaga ahli
6
untuk pengokulasian ini. Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian

tidak terpenuhi kemungkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengetahui

teknik perbanyakan tanaman vegetatif dengan cangkok dan okulasi secara tepat

dan benar.
BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

Plastik es lilin, digunakan sebagai media pelilitan pada batang dan mata

tunas pada okulasi agar tidak mudah lepas.

Tangkai jambul bol jamaika, digunakan sebagai ambilan mata tunas yang

akan ditempel kebatang penerima dalam proses okulasi

Batang penerima, digunakan sebagai tempat menempelnya mata tunas

pada proses okulasi.

Batang jeruk nipis, digunakan sebagai batang tempat mencangkok.

Plastik bening, digunakan untuk media pembungkus tanah.

Tanah, digunakan sebagai media untuk cangkok.

Tali, digunakan untuk mengikat media pada pohon agar tidak mudah

lepas.

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

Pisau, digunakan untuk membelah dan mengiris batang pada proses

okulasi dan cangkok.

Gunting, digunakan untuk memotong plastik es lilin serta merapikan

batang pada proses okulasi.

Penggaris, digunakan untuk mengukur.


8

Waktu dan tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 6 Mei 2020, berempat di

Banjarbaru.

Prosedur Kerja

Teknik mencangkok

1. Pilih batang yang tidak terlalu tua, kemudian gunakan pisau untuk mengiris

batang dengan gerakan melingkar, kemudian iris lagi batang yang selanjutnya

dengan jarak 5 cm sampai dengan 10 cm (mengukur dengan menggunakan

penggaris agar akurat) dengan gerakan memutar. Terlebih dahulu batang sudah

dikerat sebelumnya. Kelupas batang mengikuti alurnya.

2. Usahakan tidak ada kulit batang yang menempel pada kupasan tadi dengan

cara dikerat sampai bersih dengan menggunakan pisau. Tunggu sampai 10

menit agar batang tersebut kering, sambil menunggu kering siapkan media

cangkoknya.

3. Media cangkok berupa tanah dengan dibungkus plastik bening, kemudian

media tersebut disekelilingkan dengan batang cangkok tadi, dikepal-kepal

media tadi agar menjadi padat dan mudah menempel ke batang lalu bungkus

rapat agar tidak kemasukan air. Setelah itu ikat dengan tali rapia pada kedua

ujung sisi atas dan bawah.

4. Tanda cangkokan berhasil adalah batang diatasnya tidak layu atau kering, pada

saat 3 minggu akan keluar rambut akar pada media yang diikat tadi.
9

Teknik okulasi

1. Mempersiapkan bahan dan alat.

2. Pilih dan lepaskan mata tunas, untuk melepaskan mata tunas dengan gerakan

memutar menggunakan pisau diatas dan dibawah bagian mata tunas tersebut.

Lalu sayat dengan gerakan lurus untuk melepaskan mata tunas tadi, setelah

mata tunas lepas harus segeranya memasukan ke batang penerima bawah.

3. Paskan mata tunas donor dengan mata tunas di batang penerima, ukur batang

penerima tempat menempel mata tunas tersebut, setelah diukur ditandaii

dengan menggunakan pisau.

4. Lepaskan sebagian mata tunas pada batang penerima, caranya hampir sama

dengan membuka mata tunas tadi. Setelah lepas masukan mata tunas donor ke

batang penerima, kemudian bersihkan sisa kulit batang yang tidak rapi dengan

menggunakan pisau. Paskan tempat batang penerima dan mata tunas agar

merekat sempurna, potong sisa kulit batang agar tidak menutupi mata tunas.

5. Ikat menggunakan plastik es lilin, plastik es lilin harus direnggangkan terlebih

dahulu agar bisa diikatkan dibatang. Cara yang tepat adalah ikat dua kali

terlebih dahulu pada bagian bawah mata tunas, rapikan plastik es lilin agar bisa

menutup lebih banyak bagian, kemudian lilit ke atas ikatan jangan terlalu

kencang ataupun terlalu longgar cara terakhir adalah dengan mengikat dibagian

atas mata tunas.


10
6. Tunggu hasilnya dua sampai dengan empat minggu atau sampai mata tunas

tumbuh, disamping itu lakukan perawatan yaitu siram tanaman dua kali sehari

dan meletakan tanaman ditempat yang teduh.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil berupa

tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Teknik Mencangkok Tanaman Jeruk Nipis.


No Gambar Keterangan

Iris batang tanaman


dengan gerakan melingkar
pada dua sisi dengan jarak
1.
5 cm sampai 10 cm
dengan menggunakan
pisau.

Koyak kulit batang


tanaman setelah mengiris
2. kedua sisi tadi, koyak
semua secara melingkar
pada batang.

Kerok sisi batang yang


sudah dikoyak tadi hingga
bersih jangan sampai ada
3. sisa, tunggu 10 menit
sampai batang kering
sambil menyiapkan media
cangkok.
12
Media cangkok yang
berisi tanah dan dilapisi
dengan plastik bening,
4. kemudian kelilingi media
dan kepal agar melekat
pada batang yang
dicangkok.

Ikat kedua sisi media agar


tidak ada air hujan yang
5. masuk karena kebanyakan
air yang masuk
mengangkibatkan busuk.

Apabila batang tanaman


tidak layu atau kering
artinya cangkok berhasil
6. atau tunggu selama 3
minggu hingga nampak
rambut akar pada media
cangkok.

Tabel 2. Teknik Okulasi Pada Tanaman Jambu Bol Jamaika.


No Gambar Keterangan

Potong mata tunas


menggunakan pisau pada
1.
kedua sisi sampai lepas
mata tunas tersebut.
13

Ukur mata tunas batang


penerima agar tempatnya
2.
sama dengan mata tunas
donor.

Iris sebagian mata tunas


3. penerima dengan
menggunakan pisau .

Masukkan mata tunas


donor ke batang penerima
4. apabila ada bagian batang
yang tidak rapi
dikeluarkan.

Ikat menggunakan plastik


lilin yang telah
5. direnggangkan ikatannya
tidak boleh ketat atau pun
terlalu longgar.

Pembahasan
14
Dalam dunia pertanian mencangkok (airlayerage) merupakan salah satu

istilah yang digunakan untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif. Pembiakan

vegetatif secara cangkok ini merupakan sauatu cara perkembangbiakan tanaman

yang tertua di dunia akan tetapi hasilnya sering mengecewakan pencangkoknya

karena kegagalan dalam melakukan pencangkokan. Kegagalan ini dapat dilihat

dari bagian tanaman di atasa keratan atau luka yang kering atau mati.

Perkembangbiakan secara vegetatif ini biasanya dipilih karena pertimbangan

tertentu misalnya untuk menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat sama

seperti induknya, sifat tersebut dapat berupa seperti ketahanan terhadap hama dan

penyakit, rasa buah, keindahan bunga (Suharsi dan Sari, 2013).

Menurut Setyaningrum (2012), cangkok bertujuan untuk mendapatkan

tanaman baru yang mempunyai sifat baik yang sama dengan induknya misalnya

rasa buah dan agar tanaman lebih kuat terhadap hama penyakit. Tumbuhan yang

akan dicangkok bisa ditanam di dalam pot karena tanaman yang dicangkok

tersebut sangat mudah dirawat, pohonnya juga tidak akan terlalu tinggi seperti

tanaman yang tidak dicangkok dan pohon yang tumbuh dengan cara dicangkok

tidak akan mempunyai akar tunggang.

Bentuk cabang yang baik adalah yang memiliki kulit yang tegap, mulus

dan warna masih coklat muda dan belum ada kerak, agar tanaman menghasilkan

akar yang baik dan sempurna. Besar cabang yang ideal adalah cabang yang masih

berukuran kecil sebesar jari ataupun pensil. Cabang yang dicangkok tidak perlu

terlalu panjang karena akan kesulitan saat penanaman dilapangan dan sulit diatur.

Panjang cabang cukup sekitar 20-30 cm saja. Jumlah daun yang disertakan dalam

tanaman hasil cangkokan harus dalam jumlah yang banyak agar tanaman
15
mendapat banyak masakan makanan. Dan cabang yang gundul akan mempersulit

tumbuh akar karena kurangnya makanan. Cabang yang baik mempunyai bentuk

lurus menyamping atau keatas dan giat berbuah. Pembentukan akar pada cangkok

terjadi karena adanya penyayatan pada kulit batang yang menyebabkan

pergerakan karbohidrat ke arah bawah terbendung di bagian atas sayatan. Pada

bagian tersebut akan menumpuk karbohidrat dan auxin, dan dengan adanya media

perakaran yang baik karbohidrat dan auxin tersebut akan menstimulir timbulnya

akar. Media perakaran cangkok yang baik adalah media yang memiliki sifat

drainase, aerasi dan kandungan unsur hara yang dapat mendukung pertumbuhan

dan perkembangan akar cangkok (Setyaningrum, 2012).

Setelah berakar, cangkokan dapat diambil.  Cara mengambilnya ialah

dengan memotong cangkokan di bawah keratan (akar) tersebut.  Kemudian bibit

cangkokan itu langsung dapat ditanam.  Tetapi khusus untuk tanaman lengkeng,

cangkokan harus ditanam dahulu dalam keranjang atau pot yang diisi dengan

tanah dan pupuk kandang.  Selama dalam keranjang, tanahnya harus dijaga agar

tetap basah dan ditaruh di tempat yang teduh (tidak mendapatkan sinar matahari

secara langsung) agar tidak terjadi penguapan organ cangkokan yang dapat

mematikannya.  Setelah muncul tunas-tunas atau daun-daun yang baru,

cangkokan dapat dipindahkan ke lapangan (Setyaningrum, 2012).

Okulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara

vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan

dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk lalu

dimasukkan atau ditempelkan dibagian batang bawah yang sebagian kulitnya telah

dikelupas (membuat jendela) dengan membentuk huruf T tegak, T terbalik, H, U


16
tegak dan U terbalik. Tempelan kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa

waktu sampai kedua tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Menyatukan

kedua tanaman ini setelah tumbuhnya kallus dari kedua tanaman tersebut.

Pengelupasan kulit batang bawah dan pengambilan mata tunas (entres) harus

menggunakan pisau okulasi (Pudjiono dan Adinugraha, 2013).

Teknik okulasi merupakan teknik penempelan mata tunas dari tanaman

batang atas ke batang bawah yang keduanya bersifat unggul. Dalam okulasi

batang bawah disebut rootstoc dan batang atas disebut entres. Dengan cara ini

akan terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari dua tanaman dalam waktu yang

relatif pendek dan memperlihatkan pertumbuhan yang seragam. Tujuan utama

membuat bibit okulasi adalah agar produksi bisa lebih tinggi. Pada proses

pengokulasian ini terdapat dua bagian yang penting yaitu batang atas dan batang

bawah. Kriteria batang bawah untuk dijadikan sebagai bahan okulasi adalah

merupakan induk yang diperoleh dari pembiakan generatif yang masih muda.

Sedangkan untuk batang atas bagian tanaman yang diambil adalah yang sudah tua.

Tanaman batang atas harus diketahui asalnya untuk mempermudah menentukan

hasil akhir okulasi serta bagian atas yang diambil memiliki empat payung, pucuk

tanaman dalam keadaan tua (Pudjiono dan Adinugraha, 2013).

Menurut Rahardja dan Wirayanta (2003), dalam buku “Aneka Cara

Memperbanyak Tanaman” disebutkan prinsip dari okulasi adalah melekatnya

kambium suatu jenis tanaman dengan jenis tanaman lain agar berpadu satu dan

hidup. Okulasi sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Karena pada saat ini

kambium dapat mempertahankan diri tidak segera menjadi kering., demikian pula

dengan mata tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada musim kemarau, mata
17
tunas yang dikerat harus segera ditempelkan ke batang yang sebelumnya sudah

dibuat pada pola keratannya. Untuk okulasi yang dilakukan pada batang bawah,

biasanya dipilih dari jenis tanaman varietas lokal yang sudah berumur sekitar 1

tahun, dan yang memiliki pertumbuhan baik, sehat serta memiliki kulit batang

yang mudah dikelupas.

Menurut Junaidi et al. (2014), syarat batang bawah untuk okulasi

diantaranya :

 Dapat menggunakan biji asalan atau "sapuan" untuk menghasilkan batang

bawah, tetapi ada varietas durian yang baik khusus untuk batang bawah yaitu

varietas bokor dan siriwig,karena biji besar sehingga mampu menghasilkan

sistem perakaran yang baik dan tahan terhadap busuk akar.

 Berdiameter 3-5 mm, berumur sekitar 3-4 bulan.

 Dalam fase pertumbuhan yang optimum (tingkat kesuburannya baik),

kambiumnya aktif, sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses

merekatnya mata tempel ke batang bawah.

 Disarankan penyiraman cukup (media cukup basah)· Batang bawah dipupuk

dengan Urea 1-2 minggu sebelum penempelan.

 Gunakan media tanam dengan komposisi tanah subur : tanah, pupuk

kandang : sekam padi (1:1:1). Gunakan polybag ukuran 15x20 cm yang

sanggup bertahan dari biji sampai 3 bulan siap tempel sampai dengan 3 bulan

setelah tempel,setelah periode tersebut polybag harus diganti dengan ukuran

yang lebih besar 20x30 cm, atau langsung ke polybag 30x40 cm tergantung

permintaan pasar dan seterusnya semakin besar pertumbuhan tanaman harus

diimbangi dengan ukuran besar polybag. Kecuali untuk alasan pengangkutan


18
jarak jauh untuk efisiensi tempat kita gunakan polybag yang lebih kecil dari

biasanya.

Syarat batang atas untuk okulasi:

 Entres yang baik adalah yang cabangnya dalam keadaan tidak terlalu tua dan

juga tidak terlalu muda (setengah berkayu). Warna kulitnya coklat muda.

 Syarat lain yang perlu diperhatikan pada waktu pengambilan entres adalah

kesuburan dan kesehatan pohon induk.Untuk meningkatkan kesuburan pohon

induk,biasanya tiga minggu sebelum pengambilan batang atas dilakukan

pemupukan dengan pupuk NPK. Kesehatan pohon induk ini penting karena

dalam kondisi sakit, terutama penyakit sistemik mudah sekali ditularkan pada

bibit. Entres diambil setelah kulit kayu cabangnya dengan mudah dapat

dipisahkan dari kayunya (dikelupas). Bagian dalam kulit kayu ini (kambium)

akan tampak berair, ini menandakan kambiumnya aktif, sehingga bila mata

tunasnya segera diokulasikan akan mempercepat pertautan dengan batang

bawah.

Syarat tanaman yang akan di cangkok yaitu pada saat mencangkok,

kambium pada cabang atau ranting harus dihilangkan supaya kulit tidak terbentuk

kembali. Apabila kulit terbentuk kembali, maka akar tidak akan dapat terbentuk.

Sebaliknya, jika lapisan kambium tersebut bersih, maka hasil fotosintesis akan

terkumpul di tempat kambium yang telah dibersihkan dan pertumbuhan akar dapat

terangsang dengan baik (Prastowo, 2006).

Ciri tumbuhan yang dapat dicangkok yaitu tumbuhan termasuk tumbuhan

dikotil, tumbuhan dikotil termasuk contoh tumbuhan berpembuluh. Jaringan

batang tumbuhan berpembuluh  memiliki kambium, batang yang dipilih harus


19
kokoh dan kuat dengan perkiran umur sekitar 2 tahun atau lebih, dan memiliki

sistem perakaran tunggang. Contoh tanamannya berupa tanaman jambu bol,

tanaman mangga, tanaman alpukat, tanaman rambutan, tanaman durian, tanaman

sawo, tanaman jambu air, tanaman jambu batu, tanaman jeruk, dan tanaman

tanaman nangka (Rohmaningtyas, 2010).

Tanaman yang dapat di okulasi harus yang berbatang keras dan dalam

satu genus, contoh tanamannya berupa pohon alpukat, belimbing, mangga,

rambutan, kakao, kelengkeng dan apel (Prastowo, 2006).

Faktor lingkungan memiliki peran yang besar dalam proses pencangkokan.

Dimana pencangkokan yang baik dilakukan ketika cuaca cerah, tidak hujan, dan

tidak terlalu panas. Suhu dan kelembapan juga berpengaruh dalam hal ini. Suhu

yang baik untuk melakukan proses penempelan berkisar 8-32 derajat Celcius.

Sementara, suhu optimum dalam penyambungan adalah 25-30 derajat Celcius

(Rohmaningtyas, 2010).

Faktor tanaman yang dicangkok juga memengaruhi berhasil atau tidaknya

suatu pencakokan. Selain itu, keadaan fisiologi tanaman juga bisa menjadi faktor

penentu. Dimana pada beberapa tanaman akan sulit berkembang sebagaimana

mestinya. Juga, faktor pengelupasan yang tidak benar akan memberikan dampak

pada tanaman tersebut. Faktor manusia juga salah satu faktor penting dalam

berhasil atau tidaknya pencangkokan. Dimana keahlian, kecepatan, dan ketepatan

dalam step by step-nya dilakukan secara benar atau hanya asal-asalan. Selain itu,

alat-alat yang digunakan oleh pencangkok juga memiliki peran penting. Sebab,

jika alat-alat yang digunakan tidak berfungsi dengan baik, akan menyebabkan

kegagalan dalam pencangkokan (Rohmaningtyas, 2010).


20
Menurut Rahardja dan Wiryanta (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan dalam penyambungan dan penempelan adalah, keserasian

sambungan, keadaan fisiologis tanaman, kehalusan sayatan, persentuhan

kambium, pengelupasan kulit, kesehatan batang bawah, kaktu penyambungan

(sebaiknya pada musim kemarau), temperatur (paling baik 25-30 derajat celcius),

kelembapan (memerlukan kelembapan tinggi), cahaya (sebaiknya dilakukan

dipagi hari atau sore hari), pelaksanaan penyambungan atau penempelan.

Kegagalan melakukan okulasi sangat mungkin di akibatkan oleh kurangnya

pengetahuan ketika melakukan okulasi, karna pada dasarnya okulasi adalah

kegiatan operasi sambung bagian tanaman hias yang cukup mudah di lakukan

aabila di lakukan dengan benar dan pengetahuan yang cukup. Salah satu poin

penting yang harus anda pahami dalam okulasi atau menyambung tanaman hias

ini adalah tanaman yang anda sambung harus memiliki kemiripan karakteristik

karna anda tidak mungkin bisa menyambung 2 tanaman yang berbeda sama

sekali, hal lain yang sering lalai ketika melakukan okulasi tanaman baik itu

tanaman hias atau tanaman buah adalah kita lupa untuk membuat pisau menjadi

steril atau minimal bersih dari zat lain yang mungkin mengganggu proses

penyambungan tanaman, tidak mengikat dengan kencang dan menyebabkan

sambungan goyang . hingga perawatan tanaman pasca okulasi yang tidak di rawat

dengan benar dan baik dapat mempengaruhi kegagalan saat melakukan okulasi.

Beberapa kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu

sebagai berikut. dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan

produktifitas yang tinggi, ada beberapa warna di satu pohon, tanaman memiliki

sifat yang baru, pertumbuhan tanaman yang seragam dan penyiapan benih relatif
21
singkat. Namun kekurangan teknik okulasi adalah terkadang suatu tanaman hasil

okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara

batang bawah dengan batang atas (entres), perlu menggunakan tenaga ahli untuk

pengokulasian ini, bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak

terpenuhi kemungkinan kegiatan okulasi akan gagal atau mata entres tidak

tumbuh sangat besar (Junaidi et al., 2014).

Menurut Rohmaningtyas (2010), beberapa kelebihan teknik cangkok

diantaranya hasil dari mencangkok pada tumbuhan akan lebih cepat berbuah

dibandingkan apa yang ditanam dari biji tumbuhan, tumbuhan yang dicangkok

terdapat ciri yang persis sama dengan induknya, tingkat berhasil lebih besar, sebab

proses mencangkok pada akar akan tumbuh ketika masih ditangkai pohon si

induk. hasil dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induk si

pohon, hasil cangkokan tumbuhan bisa ditanam pada tanah yang letak air

tanahnya tinggi. Kerugian cara membibitkan dengan cangkok, saat musim

kemarau panas dan panjang, tanaman tidak tahan akan  kekeringan, tanaman yang

dicangkok mudah roboh apabila terhempas angin, sebab akar tidak mengakar

tunggang atau serabut, tanaman induk jadi rusak disebabkan cabang yang banyak

dipotong. dalam satu tanaman indukan, hanya bisa dicangkok sedikit batang saja,

jadi memperbanyak bibit tidak bisa banyak.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Faktor kegagalan baik cangkok atau okulasi dapat diminimalkan dengan

pengetahuan yang cukup baik, dan teknik yang benar.

2. Cangkok dan okulasi adalah suatu teknik perbanyakan tanaman secara

vegetatif (tanpa biji) yang hasilnya terbukti bagus dan berkualitas.

3. Tanaman yang ideal untuk dapat dicangkok adalah mempunyai kambium dan

diameter batangnya tidak terlalu tipis atau terlalu tebal.

4. Batang bawah yang digunakan dalam okulasi harus memiliki perakaran yang

kuat (tunggang) sehingga diutamakan dari hasil pembiakan secara generatif

Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya adalah tentan format laporan diberikan

langsung saat praktikum atau pemberian video, dan untuk pemilihan vidio bisa

dari sumber resmi yang lebih terpercaya, serta pemberian info praktikum tidak

mendadak.
DAFTAR PUSTAKA

Agromedia, R. 2010. Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman. AgroMedia.

Junaidi, J., Atminingsih, A., & Siagian, N. 2014. Pengaruh jenis mata entres dan
klon terhadap keberhasilan okulasi dan pertumbuhan tunas pada okulasi
hijau di polibeg. Jurnal Penelitian Karet. Riau.

Prastowo, N. H. 2006. Tehnik pembibitan dan perbanyakan vegetatif tanaman


buah. World Agroforestry Centre. Malang.

Pudjiono, S., & Adinugraha, H. A. 2013. Pengaruh klon dan waktu okulasi
terhadap pertumbuhan dan persentase hidup okulasi jati (Tectona
grandis). Wana Benih. Jakarta.

Putri, Kurniawati P., D, Dharmawati F., dan Suartana, M. 2007. Pengaruh Media


dan     Hormon Tumbuh Akar Terhadap Keberhasilan Cangkok Ulin. Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman 4 (2):069 – 118.

Rahardja, P. C., dan Wiryanta, W. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman.


AgroMedia.

Rohmaningtyas, D. 2010. Perbanyakan tanaman mangga dengan teknik cangkoki


di kebun benih tanaman pangan dan hortikultura Tejomantri Wonorejo
Polokarto Sukoharjo. Jurnal Agronomi. Medan

Setyaningrum, F. 2012. Pengaruh Konsentrasi BAP terhadap Pertumbuhan Awal


Entres Tiga Varietas Durian (Durio zibethinus Murr.) pada Perbanyakan
Vegetatif Cangkok. Jurnal Budidaya. Bandung.

Sipayung, Patricius. 2015. Penuntun Praktikum Pembiakan Vegetatif. Fakultas


Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara. Medan.

Suharsi, T. K., & Sari, A. D. P. 2013. Pertumbuhan mata tunas jeruk keprok
(Citrus nobilis) hasil cangkok pada berbagai media tanam dan umur
batang bawah rough lemon (C. jambhiri). Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia. Surabaya.

Veergavathathan, D., V.N. Madhava Rao and K.G. Shanmugavelu.


2009.Aphysiological analysis of shy rooting behaviour of Jasminum
auriculatum, Vahl. Cv. Parimullai stem cuttings. South Indian Horticulture
33(3): 177- 181.

Wudianto, Rini. 1998. Membuat Stek, Cangkok, dan Okulasi. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai