OLEH:
MUHAMMAD RIJALI
1810512210024
KELOMPOK 3
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL....................................................................................... ii
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
Hasil................................................................................................... 8
Pembahasan ...................................................................................... 10
Kesimpulan........................................................................................ 12
Saran.................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Latar Belakang
dalam pengadaan media instan siap pakai. Salah satu media agar yang cocok dan
memilki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga menghambat pertumbuhan
bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH 7,0, dan suhu
media alternatif seperti pati singkong (Kwoseh et al, 2012), sagu dan uwi
(Tharmila et al, 2011), kentang dan umbi palmirah (Martyniuk et al, 2011),
kacang tunggak, kacang hijau, kacang soya hitam, dan kedelei (Ravimannan et al,
2014), sayur-sayuran seperti wortel, tomat, kubis, dan labu (Deivanayaki et al,
2012), buah bit (Al-Azzauy et al, 2011) dan buah avokad (Famurewa et al, 2008).
Potato dextrose agar merupakan salah satu media yang baik digunakan
bakteri, maupun sel mahluk hidup. Media PDA merupakan jenis media biakan
dan memiliki bentuk/ konsistensi padat (solid). Potato dextrose agar merupakan
tertentu sudah dalam bentuk sediaan siap pakai (ready for use), harganya mahal,
higroskopis, dan hanya dapat diperoleh pada tempat tertentu. Media instan yang
2
terhitung mahal dan melimpahnya sumber alam baik yang mengandung
karbohidrat, protein, dan lemak mendorong para peneliti untuk menemukan media
alternatif dari bahan-bahan yang mudah didapat, tidak memerlukan biaya yang
mahal, dan sekaligus dapat mengurangi keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan
PDA (Potato Dextrose Agar) memiliki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6)
netral dengan pH 7,0, dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30 °C
(Cappucino, 2014).
Media potato dextrose agar (PDA) berfungsi sebagai media kapang (jamur)
dan khamir. Selain itu PDA digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam
suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam
jumlah cukup yaitu terdiri dari 20 % ekstrak kentang dan 2 % glukosa sehingga
baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk
pertumbuhan bakteri. Komposisinya PDA berupa kentang (4 g/L (berasal dari 200
Media potato dextrose agar modifikasi adalah media taman jamur yang
terbuat dari gula, agar batang dan beberapa ekstrak umbi, umbi yang digunakan
adalah umbi kentang, umbi talas. Sejauh ini penenelitian terkait media alternatif
telah dilakukan diantaranya seperti sagu dan uwi, pati, sayur-sayuran seperti
wortel, tomat, kubis, dan labu, kacang tunggak, kacang hijau, kacang soya hitam,
dan kedelei (Ravimannan et al, 2014), dan buah avokad. Penelitian ini bermaksud
alam yang mudah didapat serta dengan harga terjangkau yaitu dengan
3
memodifikasi PDA dengan bahan dasar beberapa kentang lokal dan talas.
Sedangkan dextrose di ganti dengan gula pasir dan agar-agar diganti dengan agar-
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan media
Media PDA
(NA) merupakan media biakan yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar,
sedangkan Potato Dextrose Agar (PDA) dibuat dari kentang dan agar.
substrat utama untuk metabolisme bakteri. Hampir setengah berat kering suatu
media semi sintetik karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis
(dextrose dan agar). Jenis Medium sangat bervarisasi bergantung kepada apa yang
medium, yaitu medium cair, medium semi solid dan medium padat. Beda utama
ketiga macam medium padat. Beda utama ketiga macam medium, yaitu ada
Medium semi solid dan medium padat menggunakan bahan pemadat. Agar-agar
paling umum digunakan. jumlah bahan pemadat pada medium semi solid
(gugusan gula, baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi
bagi biakan, sedangkan agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi bikan
dengan molekul tinggi yang mengisi sel pada rumput laut. Agar-agar termasuk
pada kelompok peletin dan tergolong suatu polimer yang terbentuk dari monomer
dextrose sebagai sumber gula dan energi, selain itu komponen agar berfungsi
menyerap karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah
dicampur. Hal ini lah yang menyebabkan mengapa kentang harus dipotong dadu,
agar karbohidrat di kentang dapat di kelar dan menyatu dengan air sehingga
menjadi kaldu. Semakin kecil permukaan maka semakin besar daya osmosirnya
(Risda 2007).
putih memiliki kandungan gizi per 100 gram yaitu energy 152 kal, protein 1,5 g,
lemak 0,3 g, karbohidrat 35,7 g, serat 0,7 g, abu 0,9 g, Ca 29 g, Phospor 64 mg,
besi 0,8 mg, karoten total 264, vitamin B1 0,17 mg, vitamin C 9,8 mg, air 61,6 g,
dan Bdd 91 g. Untuk ubi jalar kuning termasuk jenis sumber karbohidrat yang
paling rendah diantara ubi jalar putih dan singkong yakni sebesar 26,7 g dari total
umbi mentah. Kandungan ubi jalar kuning yang lainnya yaitu energy 114 g,
protein 0,8 g, lemak 0,5 g, serat 1,1 g, abu 1,1 g, Ca 51 mg, phospor 4,7 mg, besi
0,9 mg, karoten total 4948, vitamin B1 0,06 mg, vitamin C 22,0 mg, air 70,9 g,
media alternatif seperti pati singkong, sagu dan uwi, kentang dan umbi palmirah,
kacang tunggak, kacang hijau, kacang soya hitam, dan kedelai sayur-sayuran
seperti wortel, tomat, kubis, dan labu, buah bit dan buah avokad (Famurewa,
2008).
gembili dan garut. Umbi-umbi tersebut memiliki berbagai nutrisi cukup sehingga
uraian diatas, maka peneliti bermaksud mengkaji berbagai macam media alternatif
berbeda yaitu umbi ganyong, umbi gembili dan umbi garut (Famurewa, 2008).
BAHAN DAN METODE
Bahan
800 mL air, digunakan untuk larutan pembuatan media PDA dan NA.
Alat
Cling warp, digunakan untuk penutup setelah dilapisi oleh alumunium foil
dan di Rumah.
Pelaksanaan
2. Menyaring air rebusan kentang (ubi cilembu) menggunakan kain saring dan
petri tutup dengan cling wrap dengan rapat dan juga aluminium foil serta
diberi label.
menit -1 jam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat
6. Menambahkan 2 gr agar
6. Menambahkan 2 gr agar
Pembahasan
14
Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi untuk
yaitu media padat, media semi padat semi cair, media cair (Taurisia et al., 2015)
mikroba. Seperti halnya pepton merupakan sumber nitrogen organik yang juga
sumber energi bagi sebagian besar bakteri yang termasuk heterotrof. Selain itu
harus digunakan aquades atau air murni, karena air sadah pada umumnya
mengandung kadar ion kalsium dan ion magnesium yang tinggi. Pada medium
yang mengandung pepton dan ekstrak daging, air dengan kualitas semacam ini
PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan
jamur dilaboratorium karena memilki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6)
netral dengan pH 7,0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30 °C
(Cappucino, 2014).
Bibit F0 ini adalah Potatoes Dextrose Agar (PDA) dengan bahan dasar
kentang sebagai sumber nutrisi pada media PDA berasal dari air rebusan kentang,
karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar).
sebagai sumber gula dan energi, selain itu komponen agar berfungsi untuk
jamur. Media Potato Dextrose Agar (PDA) berfungsi sebagai media kapang
(jamur) dan khamir. Selain itu PDA digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang
dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat
dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa
sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk
pertumbuhan bakteri. Komposisinya PDA berupa kentang (4 g/L (berasal dari 200
dengan kentang prosesnya sama yaitu, di awali dengan mengupas dan memotong
kentang/ubi cilembu dengan 200 ml air hingga matang, menyaring air rebusan
cawan petri menggunakan cling warp, dan yang terakhir yaitu memberi label pada
cawan petri
16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
berikut:
1. Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai
2. Bibit jamur Merang F0 adalah bibit jamur indukan dengan media agar-agar
4. Kentang dan ubi cilembu adalah bahan dasar PDA modifikasi yang memiliki
bahan organik dan jumlah nutrisi yang berbeda namun bisa menumbuhkan
Saran
Saran untuk praktikum ini adalah adanya perbandingan bahan dasar pembuat
media F0 dengan beberapa media dasar agar bisa melihat bahan yang lebih baik
Al-azzauy, Ahmed A.M., and Salman, A.M.H. 2011. The Beetroot Juice As A
Bacterial Growth And Maintenance Medium For Many Pathogenic Bacteria.
Martyniuk, C. J., Feswick, A., Fang, B., Koomen, J. M., Barber, D. S., Gavin, T.,
& LoPachin, R. M. (2013). Protein targets of acrylamide adduct formation
in cultured rat dopaminergic cells. Toxicology letters, 219(3), 279-287.
OLEH:
MUHAMMAD RIJALI
1810512210024
KELOMPOK 3
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL....................................................................................... ii
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
Hasil................................................................................................... 8
Pembahasan ...................................................................................... 10
Kesimpulan........................................................................................ 12
Saran.................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Latar Belakang
setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung dan
berwarna putih hingga krem. Tubuh buah mempunyai tudung yang berubah dari
hitam, abu-abu, coklat, hingga putih dengan permukaan yang hampir licin dengan
diameter 5-20 cm. Jamur tiram putih dapat dijumpai di alam bebas pada hutan
pegunungan daerah sejuk. Jamur ini hidup pada permukaan pohon yang sudah
melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang (Muljowati, 2015).
Thongklang (2010), nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur untuk tumbuh adalah
seperti pati dan gula sederhana yang dapat digunakan secara langsung sebagai
Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur yang cukup dikenal
2010). Selain kandungan gizi yang cukup lengkap, jamur ini juga tidak
2013). Diperkirakan kebutuhan jamur tiram di Indonesia tahun 2015 akan naik
menjadi 21.900 ton/tahun dengan asumsi kenaikan pasar sekitar 5% per tahun.
Kebutuhan jamur tiram putih yang semakin meningkat tidak sepadan dengan
putih tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 61,75% jika dibandingkan tahun
2011 dari 45.854 ton menurun menjadi 17.541 pada tahun 2012 (Ibrahim, 2012).
bentuk karbohidrat dalam jumlah yang tinggi. Media harus mengandung unsur N
dalam bentuk Amonium atau Nitrat, N-organik atau N-atmosfer. Unsur N ini akan
diubah oleh jamur menjadi protein. Syarat lain itu media tumbuh jamur juga
dikeluarkan oleh miselium, pH antara lima koma lima sampai enam koma lima,
kelembaban 68%, CO2 kurang dari satu persen, suhu sekitar 23-25 °C dan
memiliki partikel yang agak kasar supaya tidak mudah memadat, sehingga tidak
Jamur tiram termasuk dalam 4 spesies jamur konsumsi yang paling diminati
oleh masyarakat. Jamur tiram juga memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi,
penelitian Betharia (2017), miselium jamur tiram dan jamur merang sudah
mengalami pertumbuhan sejak hari ketiga setelah inokulasi dan sudah memenuhi
tumbuh sempurna menutupi seluruh media selama 10-14 hari untuk jamur tiram
dan 7-10 hari untuk jamur merang. Miselium jamur harus berwarna putih dan
merang dapat tumbuh pada media ekstrak, bubur dan tepung dengan bahan dasar
singkong. Hasil pertumbuhan miselium jamur tiram maupun jamur merang dapat
tumbuh pada ketiga bentuk media tersebut. Namun, hasil pertumbuhan miselium
terbaik yaitu pada media ekstrak dengan diameter 2,25 cm pada jamur tiram dan
7,75 cm pada jamur merang, serta pada media tepung diameter miselium bibit F0
yang diperoleh dapat mencapai 2,4 cm pada jamur tiram dan 8,75 cm pada jamur
merang.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara penaburan dan
menyimpan media tanam jamur tiram yang disebut baglog. Kumbung berfungsi
sebagai pelindung baglog dari hujan dan sinar matahari. Kumbung dapat dibangun
dengan dinding berbahan bambu dan atap dengan genting karena harganya yang
relatif murah. Umumnya, usaha budidaya jamur memiliki dua jenis kumbung
yaitu kumbung untuk inkubasi dan kumbung untuk produksi (Meinada, 2013).
Baglog adalah media tanam jamur tiram, dimana media ini terbuat dari
serbuk gergaji kayu yang bisa dicampur dengan berbagai bahan seperti gandum,
jerami, gabah padi ataupun ampas kopi. Baglog disusun dalam rak-rak yang
dan satu baglog dapat dipanen 4-5 kali lalu dilakukan pergantian baglog
(Meinada, 2013).
tumbuh sempurna menutupi seluruh media selama 10-14 hari untuk jamur tiram
5
dan 7-10 hari untuk jamur merang. Miselium jamur harus berwarna putih dan
kandungan air dan kelembapan udara yang berbeda-beda pada tiap spesiesnya.
Suhu yang dibutuhkan jamur tiram untuk pembentukan miselium adalah 20 °C-30
°C dengan kelembapan 80%-85% Miselium jamur tiram akan tumbuh optimal bila
kandungan air dalam media berkisar antara 70%-75%. Miselium jamur tiram dan
Kendala Pembuatan F0
pembibitan (F0, F1, dan F2) terutama di pembuatan media dan isolasi bibit induk.
Pada saat pembuatan media bibit induk jamur tiram, petani biasanya melakukan
biakan murni (F0), pemilihan indukan jamur untuk dijadikan biakan murni (F0),
sterilisasi media jamur F0, F1, dan F2, dan keterbatasan alat pendukung untuk
isolasi biakan murni menjadi kendala petani untuk menghasilkan bibit jamur yang
berkualitas. Selain itu tingkat kontaminasi pada bibit jamur yang dikembangkan
cukup tinggi. Tingkat kontaminasi biakan murni (F0) sebesar 75% (Wiardani,
2010).
Jamur tiram dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian sekitar 600 meter
dari permukaan laut diatas lokasi yang memiliki kdar air sekitar 60% dan derajat
keasaman atau pH 6-7. Jika tempat tumbuhnya terlalu kering atau kadar airnya
kurang dari 60%, miselium jamur ini tidk bis menyerap sari makanan dengan baik
sehingga tumbuh kurus. Sebaliknya, jika kadar air di lokasi tumbuhnya terlalu
tinggi, jamur ini akan terserang penyakit busuk akar (Djarijah dan Nunung, 2009).
Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang pada berbagai macam kayu di
sembarang tempat. Tetapi, jamur tiram tumbuh optimal pada kayu lapuk yang
tersebar di dataran rendah sampai lereng pegunungan atau kawasan yang memiliki
optimum untuk pertumbuhan jamur tiram adalah tempat-tempat yang teduh dan
tidak terkena pancaran (penetrasi) sinar matahari secara langsung dengan sirkulasi
udara lancar dan angin sepoi-sepoi basah (Djarijah dan Nunung, 2009).
Sunarmi (2010), awal dari budidaya jamur membutuhkan biakan murni yang
bebas dari kontaminasi dan memiliki sifat–sifat genetik yang baik, yakni dalam
hal kuantitas maupun kualitas. Untuk menghasilkan mutu jamur yang baik tentu
sangat tergantung dari mutu bibitnya, bibit jamur tiram dan jamur merang yang
baik salah satunya ditandai dengan pertumbuhan miselium yang merata diseluruh
isolasi ke cawan petri, mulut cawan petri terbuka terlalu lebar sehingga pathogen
yang tidak diinginkan ikut masuk kedalam cawan petri. Selain itu, kontaminasi
juga dapat disebabkan karena sterilisasi yang tidak sempurna, yaitu lamanya
sterilisasi dan takaran pembuatan media F0 yang kurang tepat. Waktu yang tepat
untuk sterilisasi berkisar antara 20-30 menit setelah air mendidih, sedangkan
untuk takaran dalam pembuatan media F0 yang tidak tepat akan menyebabkan
pertumbuhan miselium terhambat bahkan tidak akan tumbuh sama sekali. Hal ini
bisa dilihat dari kondisi media yang dibuat, biasanya media yang terserang akan
Bahan
Alat
Cling warp, digunakan untuk penutup setelah dilapisi oleh alumunium foil
kontaminasi.
dan di Rumah.
Pelaksanaan
4. Mengambil bagian tengah dari buah jamur tiram yang telah dibelah
5. Membuka penutup media PDA panaskan bagian tepi cawan petri dengan
kemudian tutup kembali media PDA dengan cling warp yang telah ditabur
biakan.
8. Menyimpan media PDA yang telah ditabur biakan ke dalam ruang inkubasi
pada suhu ruangan selama 1-2 bulan hingga miselium memenuhi cawan petri.
Hasil
Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat
Berhasil tumbuh
karena ada hifa yang
Minggu 1 Tidak
tumbuh pada media
PDA kentang
Berhasil tumbuh
karena ada hifa yang
Minggu 1 Tidak
tumbuh pada media
PDA ubi cilembu
Pembahasan
autoklaf sehingga terdapat mikroorganisme lain seperti bakteri dalam media yang
Pembuatan media harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada dan teliti agar
PDA (Potato Dextrose Agar) yang dibuat dengan kentang biasa dan ubi
Kingdom : Myceteae
Divisi : amastigomycota
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Jamur tiram adalah jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping pada
batang kayu lapuk. Jamur ini memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar
membentuk corong dangkal seperti kulit kerang (tiram). Tubuh buah ini memiliki
tudung (pileus) dan tangkai (stipe/stalk). Pileus berbentuk mirip cangkang tiram
berwarna putih dan lunak. Sedangkan tangkainya dapat pendek atau panjang (2 sd
12
6 cm) tergantung pada kondisi lingkungan dan iklim yang mempengaruhi
pertumbuhannya. Tangkai ini menyangga tudung agak lateral di bagian tepi atau
sedangkan untuk pembentukan tubuh buah jamur, suhu yang dikehendaki adalah
miselum ini adalah 5,5 hingga 6,5. Pertumbuhan miselium dapat terhambat
apabila kondisi pH terlalu asam atau terlalu basa. Pada pembentukan tubuh buah,
Dengan kadar air sekitar 60% miselium jamur akan tumbuh dengan baik.
Pertumbuhan tunas dan tubuh buah akan tumbuh optimal pada kelembaban udara
80% hingga 85%. Jika kelembaban di bawah 80% maka tunas dan tubuh buah
jamur tiram akan tumbuh optimal tanpa terkena sinar matahari langsung, selain itu
juga pada lingkungan yang teduh dan sirkulasi udara yang lancar dengan angin
bisa dikatakan semi anaerob. Oksigen juga akan mendukung pertumbuhan dari
jamur, maka perlu adanya sirkulasi udara yang lancar, namun jika oksigennya
terbatas akan mengganggu dalam pembentukan tubuh buah yaitu tubuh buah yang
dihasilkan akan kecil dan abnormal. Cahaya dalam keadaan gelap miselium akan
tumbuh optimal, sedangkan tubuh buah akan tumbuh optimal pada kondisi yang
agak terang, hal ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan buah (tangkai dan
tudung). Jika cahaya kurang atau kurang dari 40 lux maka tangkai buah jamur
13
akan tumbuh kecil dan tudung akan tumbuh abnormal. Nutrisi. Salah satu faktor
nutrisi antara lain air, karbon, nitrogen, vitamin, dan unsur mineral. Air berguna
sebagai kelancaran transportasi yaitu untuk kelancaran aliran partikel kimia antar
sel, sedangkan karbon yang digunakan untuk sumber energi, nitrogen digunakan
katalisator, unsur mineral yang dibutuhkan adalah unsur makro dan mikro. Unsur
makro yaitu P, K, Ca, Mg dan lain-lain, sedangkan unsur mikro antara lain Zn,
dengan jenis dan varietesnya. Tetapi jamur merang memiliki tudung dengan
diameter 5-14 cm dengan berbentuk bulat telur kemudian terlihat cembung dan
memiliki permukaan kering, serta memiliki warna yang sangat bervariasi mulai
dari warna coklat, putih, keabu-abuan dan kehitaman. Jamur juga memiliki
jamur merang memiliki panjang 3-8 cm, berdiameter 5-9 cm, biasanya di bagian
dasar berwarna puti, kuat dan juga licin. Selain itu, jamur merang juga memiliki
spora berwarna merah jambu dengan ukuran spora 7-9 x 5-6 mikro, menjorong
dan sangat licin. Sproa jamur ini memiliki garis-garis yang berbentuk seperti kipas
dan juga terdapat cincin membulat di bagian spora tersebut (Muljowati, 2015).
Kingdom : Myceteae
Subkingdom : Eukaryota
Divisi : Amastigomycota
14
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Volvariella
Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Media yang digunakan pada praktikum kali ini adalah PDA dengan
3. Dilihat pada waktu 1 minggu terlihat hifa yang muncul besar pada media
PDA kentang.
Saran
Saran untuk praktikum ini adalah agar bisa memaksimalkan waktu agar
praktikum bisa tuntas materinya, dan agar bisa menambah alat-alat laboratorium
Muljowati. 2015. Penyuluhan Jamur Pangan di Desa Argo Peni Kecamatan ayah
Kabupaten Kebumen. Fakultas Biologi Unsoed. Jawa tengah.
Pertiwi. 2017. Sukses Budidaya Nilai Tumpangsari Jamur Tiram. Penerbit Abata
Press. Klaten.
Sunarmi. 2010. Usaha 6 Jenis Jamur Skala Rumah Tangga. Penebar Swadya.
Jakarta.
Wiardani. 2010. Budidaya Jamur Tiram Putih. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.