Anda di halaman 1dari 31

PENGENALAN PUPUK DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN

PUPUK
(Laporan Praktikum Teknologi Pemupukan)

OLEH:
MUHAMAD RIJALI
1810512110024
KELOMPOK 14

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR TABEL....................................................................................... ii

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

Latar Belakang .................................................................................. 1


Tujuan ............................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5

Pupuk dan Pemupukan ..................................................................... 5


Jenis-jenis Pupuk .............................................................................. 5
Sifat-sifat Pupuk................................................................................ 7
Pupuk Hayati .................................................................................... 8
Perhitungan Pupuk dalam Pertanian ................................................. 8

BAHAN DAN METODE .......................................................................... 10

Bahan dan Alat................................................................................... 10


Bahan.................................................................................... 10
Alat........................................................................................ 11
Waktu dan Tempat............................................................................ 11
Pelaksanaan ...................................................................................... 11

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 13

Hasil................................................................................................... 13
Pembahasan ...................................................................................... 17

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 27

Kesimpulan........................................................................................ 27
Saran.................................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tabel 1. Pengamatan berbagai jenis pupuk........................................... 13


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pupuk dalam arti luas yaitu suatu bahan yang digunakan untuk mengubah

sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan

tanaman. Banyak pupuk yang tersedia di pasaran dan perlu untuk kita ketahui baik

itu yang tergolong pupuk organik maupun pupuk an-organik. Kedua jenis pupuk

tersebut tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk lebih

mengenal berbagai jenis pupuk dan metode pemupukan tersebut maka kami perlu

mengenal berbagai cara pemupukan tanaman dan sifat-sifat pupuk, baik sifat fisik

maupun kimia.

Segala makhluk hidup mebutuhkan nutrisi dan makanan agar dapat hidup

dengan baik, termasuk juga dengan tanaman yang memerlukan nutrisi yang cukup

agar dapat bermetabolisme secara sempurna. Salah satu sumber nutrisi untuk

tanaman adalah pupuk, baik itu pupuk organik ataupun non organik.

Apakah tanaman itu harus dipupuk? Bisa jadi harus dan bisa juga tidak,

tergantung bagaimana kondisi tanaman tesebut. Misal jika tanaman terlihat kurang

sehat yang disebabkan defisiensi pupuk dan media tanam unsurharanya tidak

mencukupi kebutuhan tanaman maka harus segera dipupuk. Tapi kalau tanaman

itu terlihat subur dan unsuhara pada media sudah padat, maka tidak ada keharusan

untuk memberikan pupuk.

Tujuan saat menanam suatu tanaman adalah untuk memperoleh hasil yang

sesuai dengan ekspektasi/target yang sudah di rencanakan dan agar tanaman dapat

memberikan hasil yang di inginkan maka kita harus memberikan apa yang


2
dibutuhkan tanaman dan salah satu kebutuhan tanaman adalah unsurhara yang

cukup yaitu dengan cara pemberian pupuk. Tanaman yang kebutuhan nutrisinya

cukup di tunjang dengan kondisi lingukungan yang sesuai maka tanaman akan

tumbuh subur, sehat dan cepat menghasilkan buah atau bunga. Namun jika

tanaman kekurangan unsurhara/nutrisi maka akan tumbuh tidak normal, tanaman

kerdil dan tidak menghasilkan buah yang baik.

Tiap jenis-jenis pupuk mempunyai jumlah kandungan unsur hara, reaksi

fisiologis, kelarutan, kecepatan bekerja yang berbeda sehingga jumlah dan jenis

pupuk yang diberikan serta cara dan waktu pemberiannya berbeda-beda untuk

setiap jenis tanaman dan jenis tanah sehingga pemberian pupuk.

Contohnya berdasarkan jenis unsur hara yang dikandungnya pupuk di

bedakan menjadi dua, yaitu: Pupuk tunggal Pupuk tunggal merupakan pupuk

dengan kandungan unsur hara satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro

primer, misalnya urea yang hanya mengandung unsur N (nitrogen). Pupuk

Majemuk Pupuk majemuk dengan kandungan unsur hara lebih dari satu macam.

Misalnya NPK yang mengandung unsur N, P, dan K atau diamonium phospat

dengan kandungan nitrogen dan fosfor. Karena beda jenis unsur hara yang

terkandung dalam pupuk tersebut maka peda pula pengaplikasiaanya pada

tanaman apa saja saja yang cocok.

Bagi tanaman yang paling terpenting dan sangat dibutuhkan adalah tanah

yang subur. Tanah yang subur merupakan syarat utama bagi tanaman untuk

tumbuh dengan baik. Tanah yang subur dapat dilihat dari ciri-ciri warna tanah

coklat kehitaman dikarenakan mengandung banyak humus dan bahan organik

serta unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Selain itu tanah yang subur harus
3
dalam kondisi netral (derajat keasaman) yaitu tidak dalam kondisi basa atau asam.

Tanah yang memiliki pH tanah netral memiliki banyak keuntungan. Tanaman

mampu tumbuh dengan baik sehingga produksinya dapat optimal. Tanaman juga

mampu optimal dalam penyerapan unsur hara yang terdapat dalam pupuk karena

pada kondisi netral unsur hara mudah larut dalam air (unsur P) sehingga unsur

hara tersebut pada kondisi tersedia. Unsur P (fosfor) tersedia ini sangat

dibutuhkan tanaman terutama pada fase pertumbuhan awal. Pembentukan akar

menjadi sempurna. Penyerapan unsur K (kalium) juga sempurna sehingga

tanaman tahan terhadap serangan hama penyakit dan tahan terhadap kekeringan.

Maka dengan mengetahui jenis pupuk dan kondisi tahan kita bisa mengetahui

pupuk apa yang tepat untuk di berikan.

Pemupukan merupakan usaha manusia untuk mencukupi kebutuhan hara

tanaman. Dalam prosesnya tentu perlu suatu perhitungan kebutuhan

hara, agar pupuk yang diberikan efektif dan efisien. Efektif bagi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman, serta efisien dalam hal biaya produksi.

Perhitungan pupuk sangatlah penting karena hal ini akan pemberian zat

yang salah, pemberian yang berlebihan atau serba kurang dan pemberian zat yang

tidak tepat pada waktunya tentu akan menimbulkan akibat-akibat yang fatal atau

sangat merugikan, seperti : Kematian tanaman, timbulnya gejala-gejala penyakit

tanaman yang baru , kerusakan fisik tanah, tidak ekonomis, dll (Setyorini, 2005).

Tujuan

Tujuan dari dilakukanya praktikum ini adalah sebagai berikut:


4
1. Mengetahui berbagai jenis pupuk atau pembenah tanah dan sifat-sifatnya.

2. Mengetahui perhitungan kebutuhan pupuk per haktar.

3. Mengetahui perhitungan kebutuhan pupuk untuk massa/berat tanah tertentu.

4. Mengetahui perhitungan keperluan pupuk tanah untuk volume polybag/ember.

5. Mengetahui kebutuhan pupuk bila yang tersedia majemuk dan pupuk tunggal.

6. Mengetahui perhitungan persentase unsur hara yang diketahui jumlah

pupuknya.
TINJAUAN PUSTAKA

Pupuk dan Pemupukan

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik,

kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.

Pengertian ini termasuk misalnya pemberian bahan kapur dengan maksut

meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin bersama benih tanaman

kacang-kacangan, dan pemberian urea dalam tanah yang miskin akan

meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Usaha-usaha tersebut dinamakan

pemupukan. Dengan demikian, bahan kapur, legin, dan urea disebut pupuk. Pada

pengertian khususnya pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau

lebih hara tanaman. Berdasarkan asalnya pupuk dibagi menjadi dua kelompok

besar yaitu pupuk alam dan pupuk buatan dan berdasarkan senyawa yang

terkandung pupuk juga dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu organik dan

anorganik (Rosmarkam, 2013).

Jenis-jenis Pupuk

Pupuk kimia, seperti namanya pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara

kimia atau juga seringdisebut dengan pupuk buatan. Pupuk kimia bisa dibedakan

menjadi pupuk kimia tunggal dan pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal

hanya memiliki satu macam hara, sedangkan pupukkimia majemuk memiliki

kandungan hara lengkap. Pupuk kimia yang sering digunakan antaralain Urea dan

ZA untuk hara N; pupuk TSP, DSP, dan SP-26 untuk hara P, Kcl atau MOP

untukhara K. Sedangkan pupuk majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan


6
pupuk-pupuktunggal. Komposisi haranya bermacam-macam, tergantung produsen

dan komoditasnya (Lakitan, 2012).

Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh jasad renik

ataumikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman.

Pupuk organikseperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik atau

alami. Bahan-bahan yangtermasuk pupuk organik antara lain adalah pupuk

kandang, kompos, kascing, gambut, rumputlaut dan guano. Berdasarkan

bentuknya pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi pupukorganik padat dan

pupuk organik cair. Beberapa orang juga mengkelompokkan pupuk-pupukyang

ditambang seperti dolomit, fosfat alam, kiserit, dan juga abu (yang kaya K)

ke dalamgolongan pupuk organik. Beberapa pupuk organik yang diolah dipabrik

misalnya adalah tepungdarah, tepung tulang, dan tepung ikan. Pupuk organik cair

antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi

limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain (Lakitan,

2012).

Pupuk hayati adalah biofertilizer. Ada yang juga menyebutnya pupuk bio.

Apapun namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk yang hidup.

Sebenarnya nama pupuk kurangcocok, karena pupuk hayati tidak mengandung

hara. Pupuk hayati tidak mengandung N, P, danK. Kandungan pupuk hayati

adalah mikrooganisme yang memiliki peranan positif bagi tanaman. Kelompok

mikroba yang sering digunakan adalah mikroba-mikroba yang menambat N

dariudara, mikroba yang malarutkan hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba

yang merangsang pertumbuhan tanaman. Kelompok mikroba penambat N sudah

dikenal dan digunakan sejak lama. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis


7
dengan tanaman dan ada juga yang bebas (tidak bersimbiosis). Contoh mikroba

yang bersimbiosis dengan tanaman antara lain adalah Rhizobium sp, sedangkan

contoh mikroba penambat N yang tidak bersimbiosis adalah Azosprillium sp dan

Azotobacter sp (Lakitan, 2012).

Sifat-sifat Pupuk

Pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya

berasal dari atau seluruhnya berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui

proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan

organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik

memiliki sifat yang memberikan sumber nutrisi tanaman lengkap, memperbaiki

struktur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan daya simpan

air, dan meningkatkan aktivitas biologi tanah (Glio, 2015).

Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat dari pabrik. Bahannya

berasal dari bahan anorganik dan dibentuk dengan proses kimia. Salah satu jenis

pupuk ini adalah pupuk ZA, atau disebut dengan pupuk kalium sulfat. Pupuk

anorganik mempunyai sifat yaitu mudah tercuci oleh air dan mudah terbakar oleh

sinar matahari, reaksi kerjanya lambat, dan mudah diserap oleh tanaman (Glio,

2015).

Pupuk Hayati
8
Pupuk hayati dapat diartikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme

hidup yang berfungsi untuk menambah hara tertentu atau memfasilitasi

tersedianya hara tanah bagi tanaman. Pupuk hayati digunakan sebagai kolektif

untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah. Kelompok fungsional mikroba

tanah terdiri dari bakteri, fungi, hingga alga yang berfungsi sebagai penyedia hara

dalam tanah sehingga dapat tersedia bagi tanaman (Saraswati, 2012).

Kualitas pupuk hayati dapat dipengaruhi oleh berbagai sebab. Menurut

(Waluyo, 2007) ini dibagi dua faktor yakni faktor abiotik (alam dan kimia) dan

faktor biotik (biologi). Selanjutnya menurut (Yuwono, 2006) kualitas pupuk

hayati dipengaruhi oleh faktor lingkungan misalnya suhu, pH, dan kontaminan.

Selain itu faktor eksternal juga sangat berpengaruh yakni: terhadap masa simpan,

viabilitas, dan efektivitas induksinya terhadap tanaman.

Perhitungan Pupuk dalam Pertanian

Cara menghitung takaran pupuk untuk penelitian kesuburan tanah di lahan

sawah atau pada lahan kering adalah sama. Dalam penelitian kesuburan tanah di

lapangan, pupuk yang digunakan adalah pupuk yang beredar di pasaran dimana

tempat penelitian dilakukan. Dalam beberapa kasus, penelitian juga menggunakan

pupuk khusus yang tidak ada atau dijual di pasaran umum. Pupuk yang demikian

biasanya pupuk yang baru untuk diuji baik mutu dan efektivitasnya. Pendekatan

yang biasa dilakukan untuk menghitung besarnya pupuk setiap petakan adalah

berdasarkan luas tanah, tetapi pendekatan lain yang dapat digunakan untuk

menghitung takaran pupuk /petak adalah dengan populasi tanaman (Balitbangtan,

2015).
9
Besar dan kecilnya takaran pupuk yang diberikan untuk setiap perlakuan

pada penelitian kesuburan tanah di lapangan sudah ditentukan didalam proposal

penelitian. Dimana jumlah takaran pupuk dan hara yang diberikan berdasarkan

luasan/ha atau 10.000 m2. Sedangkan penelitian kesuburan tanah dilaksanakan

menggunakan luasan petakan perlakuan yang sempit dengan luasan 20 m2, 30 m2,

60 m2, sangat jarang menggunakan ukuran 10.000 m2. Oleh karena itu, sebelum

pupuk diaplikasikan ke dalam petakan harus dihitung dan ditimbang agar sesuai

dengan ketentuan di dalam proposal penelitian (Balitbangtan, 2015).


BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Pupuk organik kotoran kambing, digunakan untuk sampel pemupukan.

Pupuk organik kotoran ayam, digunakan untuk sampel pemupukan.

Pupuk organik kotoran sapi, digunakan untuk sampel pemupukan.

Pupuk kompos, digunakan untuk sampel pemupukan.

Pupuk urea, digunakan untuk sampel pemupukan.

Pupuk ZA, digunakan untuk sampel pemupukan.

Pupuk SP-36, digunakan untuk sampel pemupukan.

Pupuk TSP, digunakan untuk sampel pemupukan.

Pupuk KCl, digunakan untuk sampel pemupukan.

Pupuk NPK mutiara, digunakan untuk sampel pemupukan.

Pupuk kascing, digunakan untuk sampel pemupukan.

Pupuk guano, digunakan untuk sampel pemupukan.

Pupuk hijau, digunakan untuk sampel pemupukan.

Pupuk hayati, digunakan untuk sampel pemupukan.

Arag sekam, digunakan untuk sampel pemupukan.

Arang tandan kosong kelapa sawit, digunakan untuk sampel pemupukan.

Abu sekam, digunakan untuk sampel pemupukan.

Abu tandan kosong kelapa sawit, digunakan untuk sampel pemupukan.

Zeolit, digunakan untuk sampel pemupukan.

Dolomit, digunakan untuk sampel pemupukan.


11
Alat

Toples plastik, digunakan untuk temat pupuk.

Kertas label, digunakan sebagai memberi nama samel pupuk.

Alat tulis, digunakan untuk mencatat hal-hal penting.

Kamera, digunakan untuk memfoto hal-hal yang penting.

Waktu dan tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Maret 2020 pukul 16.50

WITA - selesai. Berempat pelaksanaan di Ruangan Melati Fakultas Pertanian

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Pelaksanaan

1. Praktikan Mata Kuliah Teknologi Pemupukan Semester Genap TA 2019/2020

terbagi menjadi 20 kelompok praktikum.

2. Setiap kelompok praktikum diberikan tugas untuk membawa satu jenis pupuk

atau pembenah tanah yang ditempatkan dalam toples berukuran 1 L yang diberi

tutup.

3. Toples diberi label sesuai dengan jenis pupuk atau pembenah tanah yang

ditugaskan.

4. Masing-masing kelompok praktikum ditugaskan untuk mengamati dan

mencatat informasi pupuk/pembenah tanah baik secara langsung maupun dari

keterangan pada label pupuk yang tersedia sebelumnya.

5. Pengamatan yang harus dilakukan sebagai berikut:


12
a. sifat fisik: bentuk/struktur, ukuran, warna, mengukur kadar air

(lihat prosedur kerja analisis kadar air).

b. sifat kimia: kadar hara (berdasarkan label pupuk atau referensi).

c. aplikasi: cara dan dosis aplikasi.

d. klasifikasi: jenis pupuk/pembenah tanah.

e. keterangan lain: merk dagang, perusahaan pembuat, dll.

6. Prosedur kerja analisa kadar air pupuk/ pembenah tanah

 Ambil sampel pupuk/ pembenah tanah dan timbang 5,00 g (mtl).

 Masukkan ke dalam pinggan aluminium yang telah diketahui bobotnya

(mc).

 Keringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 3 jam.

 Angkat pinggan, kemudian dinginkan.

 Setelah dingin kemudian timbang (mtkc).

 Bobot yang hilang adalah bobot air.

 Kandungan air kompos dihitung dengan rumus sebagai berikut:

mtl−(mtkc−mc)
Kadar air (%) = x 100%
( mtkc−mc)

7. Hasil pengamatan dicatat pada tabel pengamatan deskriptif

HASIL DAN PEMBAHASAN


13
Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil berupa

tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Pengamatan berbagai jenis pupuk


No Gambar Keterangan
1. Sifat fisik: padat, solid, berwarna hitam
kecoklatan

Sifat kimia: unsur hara tinggi, pH netral

Kandungan hara: N 2,19%, P 0,69, K 1,67%


Kompos

2. Sifat fisik: padat, granula, berwarna putih

Sifat kimia: unsur hara tinggi, tergolong masam

Kandungan unsur hara: N 45-46% , pupuk


organik
Urea
3. Sifat fisik: padat, bubuk, dan berwarna putih

Sifat kimia: basa

Kandungan hara: CaMg(CO3) untuk bahan


pembuatan semen, pupuk organik Ca 30% dan
Dolomit Mg 19%
4. Sifat fisik: padat, kristal, dan berwarna merah
atau putih

Sifat kimia: higroskopis

Kandungan hara: 60 % K2O, pupuk organik


KCl

Tabel 1. Lanjutan
14
5. Sifat fisik: padat, granular, dan berwarna merah
atau putih

Sifat kimia: kadar hara cukup tinggi dan bersifat


higroskopis

Pupuk ZA Kandungan hara: S 24 %, N 21 %

6. Sifat fisik: padat, butiran halus, dan berwarna


abu-abu

Sifat kimia: 52 % SIO2 C 31%, memiliki pH


tinggi

Abu sekam Kandungan hara: 50 % selulosa, 25-30 % lignin,


dan 15-20 % silika, N 0,32 %, P 0,15%, dan
0,31 %, pupuk organik
7. Sifat fisik: padat, butiran, dan berwarna putih

Sifat kimia: higroskopis

Kandungan hara: N 16 %, P 16 %, K 16 %

NPK mutiara Pupuk anorganik

8. Sifat fisik: padat, butiran, dan berwarna


kehitaman

Sifat kimia: memiliki unsur hara tinggi

Kandungan hara: N 1,5 %, P 0,5 %, K 7,3 %,


Abu tandan kosong Mg 0,9 %, pupuk organik
kelapa sawit
9. Sifat fisik: padat, butiran, berwarna kehitaman
dan kecoklatan kadar air 64%

Sifat kimia: memiliki unsur hara rendah dan


bersifat higroskopis

POK kambing Kandungan hara: N 0,7%, P2O5 0,4%, K2O


0,25%, pupuk organik

Tabel 1. Lanjutan
No Gambar Keterangan
.
15
10. Sifat fisik: padat atau lembek, butiran, berwarna
hitam kecoklatan

Sifat kimia: memiliki unsur hara yang tinggi, bersifat


higroskopis

Pupuk hijau Kandungan hara: N 2,5%, pupuk organik

11. Sifat fisik: padat, granular, berwarna coklat

Sifat kimia: kadar hara rendah

Kandungan hara: N 1,70%, P 1,90%, K 1,50%

POK ayam Pupuk organik

12. Sifat fisik: cair, berwarna kuning kehijauan

Sifat kimia: unsur hara untuk tanaman tinggi

Kandungan hara: N, P, dan K tinggi

Pupuk hayati Pupuk organik

13. Sifat fisik: padat, granular, berwarna hitam

Sifat kimia: kadar hara tinggi

Kandungan hara: C 1,33%, H 1,54%, K2O 2,50%,


SiO2 90%
Arang sekam
Pupuk organik
14. Sifat fisik: padat, butiran atau serbuk, dan berwarna
kehitaman

Sifat kimia: memiliki unsur hara tinggi

Kandungan hara: N 1,5 %, P 0,5 %, K 7,3 %, Mg 0,9


Arang tandan %,
kosong kelapa pupuk organik
sawit
Tabel 1. Lanjutan
16
15. Sifat fisik: padat, butiran, dan berwarna abu-abu

Sifat kimia: memiliki unsur hara tinggi

Kandungan hara: P2O5 36%

Pupuk SP-36 Pupuk organik

16. Sifat fisik: padat, butiran, dan berwarna abu-abu

Sifat kimia: memiliki unsur hara tinggi

Kandungan hara: P2O5 44-46%

Pupuk TSP Pupuk organik

17. Sifat fisik: padat, butiran, dan berwarna abu-abu

Sifat kimia: memiliki unsur hara tinggi

Kandungan hara: SiO2 = 75%, AlO3 = 11,79 %

Pupuk anorganik
Pupuk Zeolit
18. Sifat fisik: padat, butiran, dan berwarna hitam

Sifat kimia: memiliki unsur hara tinggi

Kandungan hara: N 1,79%, K 1,79%, F 0,85%, Cl


30,52%, dan karbon 27,13%
Pupuk Kascing
Pupuk organik
19 Sifat fisik: padat, butiran, dan berwarna hitam

Pupuk Guano Sifat kimia: memiliki unsur hara tinggi

Kandungan hara: Nitrogen 8,32%, Phospor 2,06%,


Kalium 0,54%, C-organik 21,94%

Pupuk organik

Pembahasan
17
Pupuk kompos merupakan pupuk organik yang dibuat dari proses

pembusukan sisa-sisa bahan organik (tanaman maupun hewan). Pupuk kompos

mampu memperbaiki kondisi fisik tanah dibandingkan untuk menyediakan unsur

hara, walaupun pupuk kompos memiliki unsur hara tetapi jumlahnya relatif dan

sulit diprediksi. Pupuk ini dapat menggemburkan tanah, meningkatkan

kemampuan tanah menahan air dan meningkatkan aktivitas biologi tanah.

Kekurangan pupuk organik yaitu jumlah hara yang sedikit sehingga memrlukan

pupuk yang banyak dibanding dengan pupuk kimia, respon tanaman terhadap

pupuk lambat dan dapat membawa penyakit bagi tanaman karena merupakan sisa

dari pembusukan.

Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar

tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman.

Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih dan termasuk pupuk

tunggal dengan rumus kimia CO(NH2)2, merupakan pupuk yang mudah larut

dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu

sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung

unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46

kg Nitrogen (Setyamidjaja, 1986). Kelemahan pupuk urea adalah tanah akan

bersifat agak asam, penggunaan urea berlebihan dalam kurun waktu yang

berdekatan akan mengurangi proses pertumbuhan kecambah dari suatu bibit dan

mengurangi proses pertumbuhan kecambah dari suatu bibit dan mengurangi daya

serap akar. Karena kandungan nitrogen yang tinggi, jika diberikan secara

berlebihan pada tanaman maka warna daun pada tanaman terlalu hijau dan lemas,

daun terlalu rimbun dan lambat pembungaannya, batang tanaman menjadi rapuh
18
dan mudah patah, tanaman mudah roboh, produksi bunga dan buah menurun.

Sedangkan apabila kekurangan pupuk ini akan menimbulkan gejala yaitu daun

menguning, pertumbuhan lambat, dan perkembangan buah tidak sempurna. Pada

tanaman padi pupuk N ini memiliki dosis maksimal pemberian yakni 40-50 kg/ha

(Sutedjo, 2000).

Pupuk dolomit adalah pupuk magnesium berkadar tinggi yang

mengandung 21% magnesium dan 40% kalsium. Pupuk dolomit berwarna putih

dan berbentuk serbuk, termasuk pupuk majemuk. Pupuk ini mampu

menetralisirkan tanah yang sudah masam, menahan kadar keasaman yang

disebabkan pupuk urea, meningkatkan pH tanah. Kelebihan pupuk ini adalah

kemampuan melakukan pengapuran tanah masam, serta mensuplai unsur kalsium

dan magnesium pada tanah. Penggunaan semua jenis pupuk kimia dalam jangka

panjang akan dapat menurunkan kesuburan tanah dan merusak struktur tanah.

Akibatnya akar tanaman menjadi pendek, pertumbuhan terhambat, sehingga

menyebabkan produktivitas tanaman menurun.  Dan apabila kekurangan adalah

daun menjadi kecil, memutih, kekuningan atau kemerahan, pinggiran daun cokelat

atau kemerahan, tebakar dan nantinya akan mati. Pupuk dolomit merupakan

pupuk basa yang cocok diberikan pada pH tanah enam karena mampu mengurangi

kadar kemasaman tanah. Dosis pemberian pupuk ini tergantung pada pH tanah

dan jenis tanaman, untuk tanaman jagung dosisnya sekitar 10,25 ton/ha.

Pupuk KCl adalah salah satu jenis pupuk yang sering digunakan untuk memupuk

tanaman padi. Pupuk KCL atau MOP mengandung kadar kalium (K2O) sebesar

60% serta klorida sebesar 46%. Pupuk ini memiliki warna merah ataupun putih

dengan tekstur yang menyerupai kristal. Pupuk KCL memiliki sifat mudah larut
19
dalam air. Secara umum hara K tidak perlu diberikan setiap musim. Hara K dapat

diberikan tiap 6 musim sekali. Ini karena unsur K yang diberikan ke dalam tanah

hanya terserap tanaman ± 30 % dan sisanya terakumulasi dalam tanah. Sementara

itu sumbangan hara K dari air irigasi juga cukup tinggi ± 23 kg K 2O/ha/musim

atau setara dengan 38 kg KCl/ha/musim.

Pupuk ZA (Zwalvezure amoniak) adalah pupuk kimia buatan yang

dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman.

Wujud pupuk ini kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah dan termasuk

pupuk majemuk. Pupuk ini mudah menyerap air (higroskopis) namun tidak sekuat

pupuk urea. Karena ion sulfat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium

lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya.

Pupuk ZA mengandung 24% sulfat dalam bentuk sulfat dan 21% nitrogen dalam

bentuk amonium. Kerugian pupuk ini adalah dapat bersifat racun bagi tanah jika

pada tanah tanpa disertai kapur, tanpa adanya kapur, amonium sulfat akan bebas

bereaksi dengan besi. Alumunium dan mangan membentuk racun besi. Kelebihan

pupuk ini yakni mengakibatkan tanah bersifat asam, dengan demikian pupuk ini

harus diberikan pada tanah yang bersifat basa. Apabila pemberian pupuk ini

dilakukan secara berlebih akan menyebabkan daun gugur dan mudah rontok, daun

mengering dan tanaman menjadi layu. Pada tanaman semangka biji pemberian

pupuk ZA dilakukan pada usia 14 HST dengan dosis 10 gr/tanaman. Dilarutkan

dengan 400 ml air dan dikocorkan pada pangkal batang.

Arang sekam adalah limbah pertanian yang memiliki sifat porous, ringan,

tidak kotor, sehingga sangatlah cukup dapat menahan air. Penggunaan arang

sekam cukup meluas dalam budidaya tanaman hias ataupun sayuran (terutama
20
budidaya secara hidroponik). Arang sekam memiliki fungsi mengikat logam berat.

Selain itu sekam berfungsi untuk menggemburkan tanah sehingga bisa

mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara di dalamnya. sehingga masih

tetap perlu campuran media lain dalam media tanaman tersebut.

Sekam padi dapat berfungsi untuk menggemburkan tanah. Abu dari sekam

padi ternyata memiliki berbagai jenis unsur-unsur kimia yang baik untuk

kesuburan dan juga dapat menggemburkan tanah. Dengan mencampurkan media

tanam dengan kompos dan pupuk yang berasal dari abu sekam padi, maka kondisi

tanah tersebut akan menjadi lebih baik dan juga dapat menjadi lebih gembur,

terutama untuk keperluan penyemaian biji. Sedangkan arang sekam, ini dibuat

dari pembakaran tak sempurna atau pembakaran parsial sekam padi. Bahan baku

arang sekam bisa didapatkan dengan mudah di tempat-tempat penggilingan beras.

Bahkan di beberapa tempat, sekam padi dianggap sebagai limbah. Sebanyak 20-

30% dari proses penggilingan padi akan dibuang dalam bentuk sekam padi.

Tandan kosong kelapa sawit adalah limbah utama berlignoselulosa yang

belum termanfaatkan secara optimal, sehingga banyak tandan kosong yang

dibiarkan begitu saja tanpa ada proses pengolahan, bisa dengan dibakar di jadikan

arang. TKKS merupakan 23% dari tandan buah segar yang mengandung bahan

Lignoselulosa sebesar 55-60% berat kering. Tandan kosong kelapa sawit ada yang

berbentuk dan juga abu. Ini merupakan komponen utama penyusun TKKS yang

memilki kemampuan mengadsorpsi logam berat karena mengandung gugus-gugus

aktif seperti –OH dan –COOH (Rahmalia et al., 2015).

Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk butiran yang

mengandung unsur hara utama yaitu Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Pupuk NPK
21
merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan.

Fungsinya yaitu Nitrogen untuk membantu pertumbuhan vegetatif, terutama pada

daun. Fosfor membantu pertumbuhan akar dan tunas, Kalium membantu

pembungaan dan pembuahan.  Nilai P dan K mewakili bentuk oksidannya dalam

bentuk P2O5 dan K2O. Jumlah persentase kandungan pada pupuk NPK yaitu 18%

Nitrogen, 22% Fospor dan 17% Kalium. Apabila pemberian pupuk ini berlebih

akan menyebabkan warna daun terlalu hijau dan tanaman rimbun, sehingga

pembungaan dan buah lambat, adenium akan bersifat sekulen karena mengandung

banyak air akibatnya rentan pada penyakit dan mudah roboh, penyerapan unsur

hara mikro terganggu, menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu sehingga

pertumbuhan tanaman terhambat. Sedangkan apabila kekurangan pupuk NPK

akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, jumlah makanan

sedikit, sistem perakaran terbatas, muncul bercak cokelat pada daun dan lama

kelamaan akar menguning seperti tertular. Pemberian pupuk NPK pada tanaman

semangka biji dilakukan pada usia 10 HST dengan dosis 5 gr/tanaman. Dilarutkan

dengan 300 ml air dan dikocorkan pada pangkal batang (Sutedjo, 2000).

Kotoran kambing dan juga domba mengandung senyawa-senyawa organik

dan unsur hara penting yang berguna untuk tanaman. Dalam Sutanto, R (2002)

memberikan data bahwa kandungan dalam kotoran kambing/domba, yaitu N dan

P2O5 berturut-turut 0,7% dan 0,4%. otoran kambing teksturnya berbentuk butiran

bulat yang sukar dipecah secara fisik. Namun, kotoran kambing tidak serta-merta

dapat dimasukkan ke dalam tanah. Sebab, kotoran segar kambing dapat membuat

tanaman “kaget” dan terganggu karena masih tingginya bahan organik di


22
dalamnya. Oleh sebab itu, untuk menurunkan rasio C/N kotoran kambing dan

sekaligus memiliki kandungan hara yang “menggembirakan” tanaman, maka

harus diolah dulu (Sutedjo, 2000). Ciri-ciri kotoran kambing yang telah matang

suhunya dingin, kering dan relatif sudah tidak bau. Kotoran kambing memiliki

kandungan K yang lebih tinggi dibanding jenis pupuk kandang lain. Pupuk ini

sangat cocok diterapkan pada paruh pemupukan kedua untuk merangsang

tumbuhnya bunga dan buah.

Pupuk hijau yaitu pupuk organik yang berasal dari tanaman/tumbuhan atau

berupa sisa panen. Bahan dari tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih

hijau atau segera setelah dikomposkan. Tujuan pemberian pupuk hijau adalah

untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara dalam tanah,

sehingga terjadi perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah, yang akhirnya

berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap

erosi (Novizan, 2002).

Kotoran ayam, andungan N, P, dan K pada pupuk kandang dari kotoran

ayam lumayan tinggi, yaitu berkisar 1,5 – 1,7% N, 1,9 P dan 1,5 K. Kandungan

ini bisa berbeda-beda tergantung jenis pakan ayam. Kandungan unsur hara pupuk

kotoran ayam lebih tinggi dari kandungan hara dalam pupuk kandang sapi atau

pun kuda. Nitrogen dalam pupuk kotoran sapi hanya berkisar atau pun kuda hanya

berkisar pada angka 0,3 – 0,5% (Sutedjo, 2000). Demikian juga dengan P dan K,

unsur ini juga lebih rendah dalam pupuk kotoran sapi ataupun kuda.

Pupuk kandang ayam biasanya diambil dalam bentuk campuran dengan

sekam padi, terutama untuk kotoran ayam pedaging (broiler). Sekam padi

digunakan para peternak ayam sebagai alas kandang. Ketika kandang dibersihkan
23
kotoran akan bercampur dengan sekam tersebut. Sekam padi ikut memperkaya zat

hara terutama untuk unsur K. Kotoran ayam broiler juga mengandung unsur P

yang lebih tinggi. Selain beberapa kelebihannya, kotoran ayam rentan membawa

bibit penyakit terutama bakteri jenis Salmonella. Oleh karena itu pemanfaatannya

harus hati-hati dan digunakan sesuai kebutuhan. Kekhawatiran lain adalah

penggunaan obat-obatan dan hormon pada peternakan ayam akan terbawa

kedalam kotoran ayam. Kontaminan ini tentunya tidak diharapkan bagi para

petani sayur organik.

Pupuk hayati adalah biofertilizer. Ada yang juga menyebutnya pupuk bio.

Apapun namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk yang hidup.

Sebenarnya nama pupuk kurangcocok, karena pupuk hayati tidak mengandung

hara. Pupuk hayati tidak mengandung N, P, dan K. Kandungan pupuk hayati

adalah mikrooganisme yang memiliki peranan positif bagi tanaman. Kelompok

mikroba yang sering digunakan adalah mikroba-mikroba yang menambat N

dariudara, mikroba yang malarutkan hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba

yang merangsang pertumbuhan tanaman. Kelompok mikroba penambat N sudah

dikenal dan digunakan sejak lama. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis

dengan tanaman dan ada juga yang bebas (tidak bersimbiosis). Contoh mikroba

yang bersimbiosis dengan tanaman antara lain adalah Rhizobium sp, sedangkan

contoh mikroba penambat N yang tidak bersimbiosis adalah Azosprillium sp dan

Azotobacter sp (Lakitan, 2012).

SP 36 berwarna abu-abu dan berbentuk butiran, merupakan pupuk tunggal,

mengandung 36% posfor. Pupuk ini tidak higroskopis (larut dalam air) sehingga

cepat tersedia. Unsur P berperan sangat penting bagi tanaman yaitu berperan
24
dalam proses fotosintesis, respirasi, membantu mempercepat perkembangan akar,

perkecambahan, serta berperan dalam pembelahan dan pembesaran sel. SP 36

merupakan pilihan dalam memenuhi posfor, karena mengandung posfor dalam

jumlah makro. Kelebihan yang dimilikinya adalah kandungan hara fospor yang

tinggi dan hampir seluruhnya larut dalam air, tidak mudah menghisap air sehingga

dapat disimpan cukup lama (Novizan, 2002). Sedangkan apabila kekurangan

mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lambatnya pemasakan pada

buah dan produksi tanaman muda. Pemberian dosis pupuk tergantung pada jenis

tanaman dan keadaan tanah, dosis maksimal pemberian pupuk fospat sebesar  185

sampai 275 gram setiap pohon pertahun (Rosmarkam et al., 2013).

Pupuk TSP adalah salah satu pupuk sumber hara fosfor pertama yang

memiliki hasil analisa kandungan cukup tinggi dan dipakai secara luas di

masyarakat. Secara teknis di kenal sebagai calcium dihydrogen phosphate dan

juga monocalcium phosphate, [Ca(H2PO4)2 H2O] (Sukamto, 2010). Meskipun

pupuk TSP merupkan sumber pupuk P yang sempurna, tetapi penggunaannya

dapat disubstitusi dengan pupuk P varian yang lain seperti Rock Phosphate, SP36,

DAP dan lain-lain (Sukamto, 2010). TSP memiliki beberapa keuntungan

agronomis yang membuatnya sedemikian popuer sebagai pupuk sumber P selama

beberapa waktu. Pupuk TSP memiliki kandungan P tertinggi diantara pupuk

karakter kering yang tidak mengandung Nitrogen (N). Keuntungan lainnya adalah

bahwa hampir 90% kandungan P nya bersifat Mudah larut dalam air (water

soluble), sehingga dapat dengan cepat/ segera tersedia untuk diserap oleh

tanaman. Begitu ditebar di tanah yang lembab, segera bentuk butirannya akan

meluruh, kemudian campuran tanah-TSP ini akan menjadi bersifat asam. TSP
25
juga mengandung 15% Kalsium (Ca), yang menyediakan unsur hara tambahan

bagi tanaman (Rosmarkam et al., 2013).

Pupuk guano merupakan bahan yang efektif untuk penyubur tanah

maupun mesiu karena kandungan fosfor dan nitrogennya tinggi. Superfosfat yang

terbuat dari guano digunakan untuk topdressing. Menurut Lestari (2011), dalam

Hariyadi (2014) pupuk guano adalah jenis pupuk yang lambat larut (slow release),

lebih efektif dan efisien dalam pemakaian. Berdasarkan riset, guano adalah pupuk

yang efektif karena tingkat kandungan fosfor dan nitrogen yang tinggi dan tidak

terlalu berbau. Komposisi dari pupuk organik guano walet adalah : Fosfat (P2O5)

14%, Fosfat (P2O5) terlarut dalam asam sitrat 10%, Nitrogen (N2) 1-2%, Kalium

(K) 1%, Zat Organik s/d 24%, kandungan air maks 5%, unsur mikro Mg, Al, Fe

dll. Setyamidjaja, 1986 menyatakan bahwa secara kualitas pupuk guano

mempunyai keunggulan karena sudah memenuhi standar produk pertanian

organik secara nasional, hal ini dibuktikan dengan lulus uji dan mendapat

sertifikat dari SUCOFINDO no. 09608/DBBPAB, 27 Mei 2008 dan Balit Tanah

(Research Center of Soil) Departemen Pertanian no. 332/2005, 25 Mei 2005.

Dengan adanya dua lisensi tersebut maka sudah tidak diragukan lagi akan kualitas

dari pupuk organik guano.

Zeolit adalah mineral kristal alumina silikat berpori terhidrat yang

mempunyai struktur kerangka tiga dimensi terbentuk dari tetrahedral [SiO4] 4-

dan [AlO4] 5- (Rosmarkam et al., 2013). Kedua tetrahedral di atas dihubungkan

oleh atom-atom oksigen, menghasilkan struktur tiga dimensi terbuka dan

berongga yang didalamnya diisi oleh atom-atom logam biasanya logam-logam

alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas.
26
Pupuk kascing adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran cacing atau

bekas cacing yang sudah difermentasi langsung oleh cacing itu sendiri. Pupuk ini

memiliki tekstur yang halus seperti pasir, berwarna hitam, homogen, tidak berbau

dan ringan. Bila dilihat dengan kaca pembesar, kotoran cacing akan terlihat seperti

pelet ikan namun dalam ukuran yang sangat kecil.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pupuk memiliki beberapa jenis berdasarkan fasenya ada padat dan cair.

Berdasarkan senyawanya pupuk dibagi menjadi pupuk organick da anorganik.

Sedangkan berdasarkan jumlah unsur haranya, ada pupuk tunggal dan pupuk

majemuk.

2. Pupuk memiliki sifat-sifat yang penting dan perlu diketahui unutuk

meoptimalkan pemupukan, diantaranya adalah unsure haranya, higroskopis,

derajat kemasaman, inkdeks kergaraman, dan daya larut air.

3. Melakukan pemupukan yang optimal bisa dilakukan dengan perhitungan

dalam pemupukan. Perhitungan pemupukan akan membantu dalam

memberikan pupuk baik untuk tanamannya, tanaman dalam polybag/ember,

tanaman dalam luasan lading tertentu, dan tanaman dalam luasan hectare.

Saran

Saran untuk praktikum ini semoga bisa memaksimalkan waktu agar tidak

terlalu sore dan sehingga bertabrakan dengan persiapan shalat Magrib. Semoga

lebih baik berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Balitbangtan. 2015. Menghitung Takaran Pupuk Untuk Percobaan Kesuburan


Tanah. Hal. 91-105. Kementerian Pertanian. Bogor.

Glio. 2015. Pupuk Organik dan pestisida Nabati. PT Agro Pustaka Media. Jakarta.
Kanisius, Yogyakarta.
Lakitan. 2012. Pupuk dan Pemupukan. Erlangga. Jakarta.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Penerbit PT Agromedia


Pustaka, Jakarta.
Rosmarkam, A. Dan N. W. Tuwono. 2013. Ilmu Kesuburan Tanah. Edisi ke-8.
Malang.
Rosmarkam. 2002. Pupuk Organik Cair dan Padat. PT Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Saraswati, Rasti. 2012. Teknologi Pupuk Hayati untuk Efisiensi Pemupukan dan
Berkelanjutan Sistem Produksi, Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Bogor.
Setyamidjaja. 1986. “Pupuk Dan Pemupukan”. CV Simplex. Jakarta.
Setyorini, D. 2005. “Pupuk Organik Tingkatan Produksi Pertanian”. Warta
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol.27, No.6. Bogor.
Sukamto. 2010. Terobosan Teknologi Pemupukan. Kanisius. Yogyakarta.

Sutedjo. 2000. Petunjuk Pemupukan. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Waluyo, L. 2007. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Universitas Muhamadiyah


Malang Press. Malang.
Yuwono, T. 2006. Bioteknologi Pertanian. Seri Pertanian. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai