Anda di halaman 1dari 34

PENGENALAN PUPUK DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN

PUPUK
(Laporan Praktikum Teknologi Pemupukan)

Oleh:
MUHAMAD RIJALI
1810512110024
KELOMPOK 14

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR ISI .............................................................................................. i

DAFTAR TABEL....................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iii

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

Latar Belakang .................................................................................. 1


Tujuan ............................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5

Pupuk dan Pemupukan ..................................................................... 5


Jenis-jenis Pupuk .............................................................................. 5
Sifat-sifat Pupuk................................................................................ 7
Pupuk Hayati .................................................................................... 8
Perhitungan Pupuk dalam Pertanian ................................................. 8

BAHAN DAN METODE .......................................................................... 10

Bahan dan Alat................................................................................... 10


Bahan.................................................................................... 10
Alat........................................................................................ 11
Waktu dan Tempat............................................................................ 11
Prosedur Kerja…………………………………………………….. 11

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 14

Hasil................................................................................................... 14
Pembahasan ...................................................................................... 19

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 30

Kesimpulan........................................................................................ 30
Saran.................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tabel 1. Pengamatan berbagai jenis pupuk........................................... 14


DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pupuk kompos ....................................................................................... 14

2. Pupuk urea ............................................................................................. 14

3. Pupuk dolomit ....................................................................................... 14

4. Pupuk KCl ............................................................................................. 14

5. Pupuk ZA .............................................................................................. 15

6. Abu sekam ............................................................................................. 15

7. NPK mutiara ......................................................................................... 15

8. Abu tandan kosong kelapa sawit ........................................................... 15

9. POK kambing ........................................................................................ 16

10. Pupuk hijau ........................................................................................... 16

11. POK ayam ............................................................................................. 16

12. Pupuk hayati .......................................................................................... 16

13. Arang sekam ......................................................................................... 17

14. Arang tandan kosong kelapa sawit ........................................................ 17

15. Pupuk sp-36 ........................................................................................... 17

16. Pupuk TSP ............................................................................................. 17

17. Pupuk Zeolit .......................................................................................... 18

18. Pupuk kascing ....................................................................................... 18

19. Pupuk Guano ......................................................................................... 18

20. POK Sapi................................................................................................ 18


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pupuk dalam arti luas yaitu suatu bahan yang digunakan untuk mengubah

sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan

tanaman. Banyak pupuk yang tersedia di pasaran dan perlu untuk kita ketahui baik

itu yang tergolong pupuk organik maupun pupuk anorganik. Kedua jenis pupuk

tersebut tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Mengenal berbagai

jenis pupuk dan metode pemupukan tersebut maka kami perlu mengenal berbagai

cara pemupukan tanaman dan sifat-sifat pupuk, baik sifat fisik maupun kimia.

Segala makhluk hidup mebutuhkan nutrisi dan makanan agar dapat hidup

dengan baik, termasuk juga dengan tanaman yang memerlukan nutrisi yang cukup

agar dapat bermetabolisme secara sempurna. Umber nutrisi untuk tanaman adalah

pupuk, baik itu pupuk organik ataupun non organik.

Tanaman bisa jadi harus dan bisa juga tidak, tergantung bagaimana kondisi

tanaman tesebut, misalnya jika tanaman terlihat kurang sehat yang disebabkan

defisiensi pupuk dan media tanam unsur haranya tidak mencukupi kebutuhan

tanaman maka harus segera dipupuk. Tapi kalau tanaman itu terlihat subur dan

unsuhara pada media sudah padat, maka tidak ada keharusan untuk memberikan

pupuk.

Tujuan saat menanam suatu tanaman adalah untuk memperoleh hasil yang sesuai

dengan ekspektasi atau target yang sudah di rencanakan dan agar tanaman dapat

memberikan hasil yang diinginkan maka kita harus memberikan apa yang

dibutuhkan tanaman dan salah satu kebutuhan tanaman adalah unsur hara yang
2

cukup yaitu dengan cara pemberian pupuk. Tanaman yang kebutuhan nutrisinya

cukup di tunjang dengan kondisi lingukungan yang sesuai maka tanaman akan

tumbuh subur, sehat dan cepat menghasilkan buah atau bunga, namun jika

tanaman kekurangan unsur hara atau nutrisi maka akan tumbuh tidak normal,

tanaman kerdil dan tidak menghasilkan buah yang baik (Lestari et al., 2009).

Menurut Lestari et al (2009), jenis-jenis pupuk mempunyai jumlah

kandungan unsur hara, reaksi fisiologis, kelarutan, kecepatan bekerja yang

berbeda sehingga jumlah dan jenis pupuk yang diberikan serta cara dan waktu

pemberiannya berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman dan jenis tanah yang akan

di aplikasikan pupuk.

Contohnya berdasarkan jenis unsur hara yang dikandungnya pupuk di

bedakan menjadi dua, yaitu: pupuk tunggal merupakan pupuk dengan kandungan

unsur hara satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea

yang hanya mengandung unsur N (nitrogen). Pupuk majemuk dengan kandungan

unsur hara lebih dari satu macam yaitu: NPK yang mengandung unsur N, P dan K

atau diamonium phospat dengan kandungan nitrogen dan fosfor, karena beda jenis

unsur hara yang terkandung dalam pupuk tersebut maka peda pula

pengaplikasiaanya pada tanaman apa saja saja yang cocok.

Bagi tanaman yang paling terpenting dan sangat dibutuhkan adalah tanah yang

subur. Tanah yang subur merupakan syarat utama bagi tanaman untuk tumbuh

dengan baik. Tanah yang subur dapat dilihat dari ciri-ciri warna tanah coklat

kehitaman dikarenakan mengandung banyak humus dan bahan organik serta unsur

hara yang dibutuhkan tanaman. Tanah yang subur harus dalam kondisi yang
3

memiliki pH tanah netral memiliki banyak keuntungan. Tanaman mampu tumbuh

dengan baik sehingga produksinya dapat optimal. Tanaman juga mampu optimal

dalam penyerapan unsur hara yang terdapat dalam pupuk karena pada kondisi

netral unsur hara mudah larut dalam air (unsur P) sehingga unsur hara tersebut

pada kondisi tersedia. Unsur P (fosfor) tersedia ini sangat dibutuhkan tanaman

terutama pada fase pertumbuhan awal. Pembentukan akar menjadi sempurna.

Penyerapan unsur K (kalium) juga sempurna sehingga tanaman tahan terhadap

serangan hama penyakit dan tahan terhadap kekeringan. Maka dengan mengetahui

jenis pupuk dan kondisi tahan kita bisa mengetahui pupuk apa yang tepat untuk di

berikan (Marsono, 2000).

Pemupukan merupakan usaha manusia untuk mencukupi kebutuhan hara

tanaman. Dalam prosesnya tentu perlu suatu perhitungan kebutuhan

hara, agar pupuk yang diberikan efektif dan efisien. Efektif bagi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman, serta efisien dalam hal biaya produksi.

Perhitungan pupuk sangatlah penting karena hal ini akan pemberian zat

yang salah, pemberian yang berlebihan atau serba kurang dan pemberian zat yang

tidak tepat pada waktunya tentu akan menimbulkan akibat-akibat yang fatal atau

sangat merugikan, seperti matinya tanaman, timbulnya gejala-gejala penyakit

tanaman yang baru, kerusakan fisik tanah, tidak ekonomis, dll (Setyorini, 2005).

Tujuan

Tujuan dari dilakukanya praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui berbagai jenis pupuk atau pembenah tanah dan sifat-sifatnya.


4

2. Mengetahui perhitungan kebutuhan pupuk per hektar.

3. Mengetahui perhitungan kebutuhan pupuk untuk massa atau berat tanah

tertentu.

4. Mengetahui perhitungan keperluan pupuk tanah untuk volume polybag atau

ember.

5. Mengetahui kebutuhan pupuk bila yang tersedia pupuk majemuk dan pupuk

tunggal.

6. Mengetahui perhitungan persentase unsur hara yang diketahui jumlah

pupuknya.
TINJAUAN PUSTAKA

Pupuk dan Pemupukan

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik,

kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.

Pengertian ini termasuk misalnya pemberian bahan kapur dengan maksut

meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin bersama benih tanaman

kacang-kacangan, dan pemberian urea dalam tanah yang miskin akan

meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Pengertian khususnya pupuk

merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman.

Berdasarkan asalnya pupuk dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu pupuk alam

dan pupuk buatan dan berdasarkan senyawa yang terkandung pupuk juga dibagi

menjadi dua kelompok besar yaitu organik dan anorganik (Rosmarkam, 2013).

Jenis-jenis Pupuk

Secara umum pupuk digolongkan menjadi tiga jenis antara lain: Pupuk kimia,

pupuk organik dan pupuk hayati. Pupuk kimia, seperti namanya pupuk kimia

adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau juga sering disebut dengan pupuk

buatan. Pupuk kimia bisa dibedakan menjadi pupuk kimia tunggal dan pupuk

kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal hanya memiliki satu macam hara,

sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki kandungan hara lengkap. Pupuk kimia

yang sering digunakan antara lain Urea dan ZA untuk hara N, pupuk TSP, DSP,

dan SP-26 untuk hara P, KCL atau MOP untukhara K. Pupuk majemuk biasanya
6

dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk tunggal. Komposisi haranya

bermacam-macam, tergantung produsen dan komoditasnya (Lakitan, 2012).

Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh jasad renik

atau mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh

tanaman. Pupuk organik seperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan

organik atau alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain adalah

pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut dan guano. Berdasarkan

bentuknya pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi pupuk organik padat dan

pupuk organik cair. Beberapa orang juga mengkelompokkan pupuk-pupuk yang

ditambang seperti dolomit, fosfat alam, kiserit, dan juga abu (yang kaya K)

ke dalam golongan pupuk organik. Beberapa pupuk organik yang diolah dipabrik

misalnya adalah tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan. Pupuk organik cair

antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi

limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain (Lakitan,

2012).

Pupuk hayati adalah biofertilizer. Ada yang juga menyebutnya pupuk bio.

Apapun namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk yang hidup.

Sebenarnya nama pupuk kurang cocok, karena pupuk hayati tidak mengandung

hara. Pupuk hayati tidak mengandung N, P dan K. Kandungan pupuk hayati

adalah mikrooganisme yang memiliki peranan positif bagi tanaman. Kelompok

mikroba yang sering digunakan adalah mikroba-mikroba yang menambat N dari

udara, mikroba yang melarutkan hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba yang

merangsang pertumbuhan tanaman. Kelompok mikroba penambat N sudah


7

dikenal dan digunakan sejak lama. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis

dengan tanaman dan ada juga yang bebas (tidak bersimbiosis). Contoh mikroba

yang bersimbiosis dengan tanaman antara lain adalah Rhizobium sp, sedangkan

contoh mikroba penambat N yang tidak bersimbiosis adalah Azosprillium sp. dan

Azotobacter sp (Lakitan, 2012).

Sifat-sifat Pupuk

Pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya

berasal dari atau seluruhnya berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui

proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan

organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah

Pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya

berasal dari atau seluruhnya berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui

proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan

organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk organik

memiliki sifat yang memberikan sumber nutrisi tanaman lengkap, memperbaiki

struktur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan daya simpan

air dan meningkatkan aktivitas biologi tanah (Glio, 2015).

Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat dari pabrik. Bahannya

berasal dari bahan anorganik dan dibentuk dengan proses kimia. Jenis pupuk ini

adalah pupuk ZA, atau disebut dengan pupuk kalium sulfat. Pupuk anorganik

mempunyai sifat yaitu mudah tercuci oleh air dan mudah terbakar oleh sinar

matahari, reaksi kerjanya lambat dan mudah diserap oleh tanaman (Glio, 2015).
8

Pupuk Hayati

Pupuk hayati dapat diartikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme

hidup yang berfungsi untuk menambah hara tertentu atau memfasilitasi

tersedianya hara tanah bagi tanaman. Pupuk hayati digunakan sebagai kolektif

untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah. Kelompok fungsional mikroba

tanah terdiri dari bakteri, fungi, hingga alga yang berfungsi sebagai penyedia hara

dalam tanah sehingga dapat tersedia bagi tanaman (Saraswati, 2012).

Kualitas pupuk hayati dapat dipengaruhi oleh berbagai sebab. Menurut

Waluyo (2007), ini dibagi dua faktor yakni faktor abiotik (alam dan kimia) dan

faktor biotik (biologi). Selanjutnya Menurut Yuwono (2006), kualitas pupuk

hayati dipengaruhi oleh faktor lingkungan misalnya suhu, pH dan kontaminan.

Faktor eksternal juga sangat berpengaruh yakni terhadap masa simpan, viabilitas,

dan efektivitas induksinya terhadap tanaman.

Perhitungan Pupuk dalam Pertanian

Cara menghitung takaran pupuk untuk penelitian kesuburan tanah di lahan

sawah atau pada lahan kering adalah sama. Penelitian kesuburan tanah di

lapangan, pupuk yang digunakan adalah pupuk yang beredar di pasaran dimana

tempat penelitian dilakukan. Beberapa kasus, penelitian juga menggunakan pupuk

khusus yang tidak ada atau dijual di pasaran umum. Pupuk yang demikian

biasanya pupuk yang baru untuk diuji baik mutu dan efektivitasnya. Pendekatan

yang biasa dilakukan untuk menghitung besarnya pupuk setiap petakan adalah
9

berdasarkan luas tanah, tetapi pendekatan lain yang dapat digunakan untuk

menghitung takaran pupuk atau petak adalah dengan populasi tanaman

(Balitbangtan, 2015).

Besar dan kecilnya takaran pupuk yang diberikan untuk setiap perlakuan

pada penelitian kesuburan tanah di lapangan sudah ditentukan di dalam proposal

penelitian. Di mana jumlah takaran pupuk dan hara yang diberikan berdasarkan

luasan per ha atau 10.000 m2, sedangkan penelitian kesuburan tanah dilaksanakan

menggunakan luasan petakan perlakuan yang sempit dengan luasan 20 m2, 30 m2,

60 m2, sangat jarang menggunakan ukuran 10.000 m2, oleh karena itu sebelum

pupuk diaplikasikan ke dalam petakan harus dihitung dan ditimbang agar sesuai

dengan ketentuan di dalam proposal penelitian (Balitbangtan, 2015).


BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

Pupuk urea. Pupuk urea digunakan sebagai sampel dalam pengenalan

pupuk.

Pupuk ZA. Pupuk ZA digunakan sebagai sampel dalam pengenalan pupuk.

Pupuk SP-36. Pupuk SP-36 digunakan sebagai sampel dalam pengenalan

pupuk.

Pupuk TSP. Pupuk TSP digunakan sebagai sampel dalam pengenalan

pupuk.

Pupuk KCl. Pupuk KCl digunakan sebagai sampel dalam pengenalan

pupuk.

Pupuk NPK Mutiara. Pupuk NPK Mutiara digunakan sebagai sampel

dalam pengenalan pupuk.

Pupuk organik ayam. Pupuk organik ayam digunakan sebagai sampel

dalam pengenalan pupuk.

Pupuk organik kambing. Pupuk organik kambing digunakan sebagai

sampel dalam pengenalan pupuk.

Pupuk hijau. Pupuk hijau digunakan sebagai sampel dalam pengenalan

pupuk.

Arang sekam. Arang sekam digunakan sebagai sampel dalam pengenalan

pupuk.
11

Arang tandan kosong kelapa sawit. Arang tandan kosong kelapa sawit

digunakan sebagai sampel dalam pengenalan pupuk.

Abu sekam. Abu sekam digunakan sebagai sampel dalam pengenalan

pupuk.

Abu tandan kosong kelapa sawit. Abu tandan kosong kelapa sawit

digunakan sebagai sampel dalam pengenalan pupuk.

Dolomit. Dolomit digunakan sebagai sampel dalam pengenalan pupuk.

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

Kamera. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan pada saat

praktikum.

Kertas label. Kertas label digunakan untuk membedakan jenis pupuk antar

kelompok.

Toples plastik. Toples plastik dengan ukuran satu liter digunakan sebagai

tempat penyimpanan pupuk.

Alat tulis. Alat tulis digunakan untuk mencatat hasil pengamatan pupuk

dan perhitungan kebutuhan pupuk.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Jum’at, 13 Maret 2020 pada Pukul 16.30

WITA-Selesai. Bertempat di Ruang Melati Fakultas Pertanian Universitas

Lambung Mangkurat Banjarbaru.


12

Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini, sebagai berikut:

Pengenalan pupuk

1. Mempersiapkan pupuk atau pembenah tanah yang telah ditempatkan dalam

toples berukuran satu liter yang diberi tutup.

2. Toples diberi label sesuai dengan jenis pupuk atau pembenah tanah.

3. Mengamati dan mencatat informasi pupuk atau pembenah tanah baik secara

langsung maupun dari keterangan pada label pupuk yang tersedia.

4. Pengamatan yang harus dilakukan sebagai berikut:

a. Sifat fisik pupuk: bentuk atau struktur, ukuran dan warna pupuk atau

pembenah tanah.

b. Sifat kimia pupuk: kandungan kadar hara (berdasarkan label pupuk

atau referensi).

c. Aplikasi pupuk: cara dan dosis aplikasi pada saat pemupukan.

d. Klasifikasi pupuk: jenis dari pupuk atau pembenah tanah.

e. Keterangan lain pada pupuk atau pembenah tanah: merk dagang dan

perusahaan pembuat.

Perhitungan kebutuhan pupuk

1. Menghitung kebutuhan pupuk per hektar

2. Menghitung kebutuhan pupuk untuk luasan tertentu

3. Menghitung keperluan tanah untuk volume polybag atau ember tertentu.

4. Menghitung kebutuhan pupuk untuk massa atau berat tanah tertentu.


13

5. Menghitung kebutuhan pupuk apabila yang tersedia pupuk majemuk dan

pupuk tunggal.

6. Menghitung persentase unsur hara yang diketahui jumlah pupuknya


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil berupa

tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Pengamatan berbagai jenis pupuk.


No Gambar Keterangan
Sifat fisik: padat, solid, berwarna hitam
kecoklatan
Sifat kimia: unsur hara tinggi, pH netral
1. Kandungan hara: N 2,19%, P 0,69, K 1,67%
Gambar
1. Kompos

Sifat fisik: padat, granula, berwarna putih


Sifat kimia: unsur hara tinggi, tergolong
masam
2. Kandungan unsur hara: N 45-46% ,
Gambar Pupuk organic
2. Urea

Sifat fisik: padat, bubuk dan berwarna putih


Sifat kimia: basa
Kandungan hara: CaMg(CO3) untuk bahan
3. pembuatan semen, pupuk organik Ca 30% dan
Mg 19%. Pupuk Kimia
Gambar 3. Dolomit

Sifat fisik: padat, kristal dan berwarna merah


atau putih

4. Sifat kimia: higroskopis


Gambar
Kandungan hara: 60 % K2O, pupuk organic
4. KCl

Tabel 1. Lanjutan
15

Sifat fisik: padat, granular dan berwarna


merah atau putih
Sifat kimia: kadar hara cukup tinggi dan
bersifat higroskopis
5. Gambar 5. Pupuk ZA Kandungan hara: S 24 %, N 21 %

Sifat fisik: padat, butiran halus dan berwarna


abu-abu
Sifat kimia: 52 % SIO2 C 31%, memiliki pH
6. tinggi
Kandungan hara: 50 % selulosa, 25-30 %
Gambar 6. Abu sekam
lignin, dan 15-20 % silika, N 0,32 %, P 0,15%
dan 0,31 %, pupuk organic
Sifat fisik: padat, butiran dan berwarna putih
Sifat kimia: higroskopis
Kandungan hara: N 16%, P 16 %, K 16 %
7. Pupuk anorganik
Gambar 7. NPK mutiara

Sifat fisik: padat, butiran dan berwarna


kehitaman
Sifat kimia: memiliki unsur hara tinggi
Kandungan hara: N 1,5 %, P 0,5 %, K 7,3 %,
8. Mg 0,9 %, pupuk organic
Gambar 8. Abu tandan
kosong kelapa sawit

Tabel 1. Lanjutan
Sifat fisik: padat, butiran, berwarna
kehitaman dan kecoklatan kadar air 64%
Sifat kimia: memiliki unsur hara rendah dan
bersifat higroskopis
9. Kandungan hara: N 0,7%, P2O5 0,4%, K2O
Gambar 9. POK 0,25%, pupuk organic
kambing
16

Sifat fisik: padat atau lembek, butiran,


berwarna hitam kecoklatan
Sifat kimia: memiliki unsur hara yang tinggi,
bersifat higroskopis
10. Kandungan hara: N 2,5%, pupuk organic
Gambar 10. Pupuk hijau

Sifat fisik: padat, granular, berwarna coklat


Sifat kimia: kadar hara rendah
Kandungan hara: N 1,70%, P 1,90%, K
11. 1,50%
Pupuk organic
Gambar 11. POK ayam

Sifat fisik: cair, berwarna kuning kehijauan


Sifat kimia: unsur hara untuk tanaman tinggi
Kandungan hara: N, P dan K tinggi
12. Pupuk organic

Gambar 12. Pupuk


hayati

Tabel 1. Lanjutan
Sifat fisik: padat, granular, berwarna hitam
Sifat kimia: kadar hara tinggi
Kandungan hara: C 1,33%, H 1,54%, K2O
13. 2,50%, SiO2 90%
Pupuk organic
Gambar 13. Arang
sekam
Sifat fisik: padat, butiran atau serbuk dan
berwarna kehitaman
Sifat kimia: memiliki unsur hara tinggi
14. Kandungan hara: N 1,5 %, P 0,5 %, K 7,3 %,
Mg 0,9 %,
Gambar 14. Arang pupuk organic
tandan kosong kelapa
sawit
17

Sifat fisik: padat, butiran dan berwarna abu-


abu
Sifat kimia: memiliki unsur hara tinggi
15.
Kandungan hara: P2O5 36%
Pupuk organic
Gambar 15. Pupuk SP-36
Sifat fisik: padat, butiran dan berwarna abu-
abu
16. Sifat kimia: memiliki unsur hara tinggi
Gambar 16. Pupuk TSP Kandungan hara: P2O5 44-46%
Pupuk organic
Sifat fisik: padat, butiran dan berwarna abu-
abu
Sifat kimia: memiliki unsur hara tinggi
Kandungan hara: SiO2= 75%, AlO3= 11,79
17. %
Pupuk anorganik

Gambar 17. Pupuk Zeolit


Sifat fisik: padat, butiran dan berwarna hitam
Sifat kimia: memiliki unsur hara tinggi
Kandungan hara: N 1,79%, K 1,79%, F
0,85%, Cl 30,52%, dan karbon 27,13%
18. Pupuk organic

Gambar 18. Pupuk


Kascing
Sifat fisik: padat, butiran dan berwarna hitam
Sifat kimia: memiliki unsur hara tinggi
Kandungan hara: Nitrogen 8,32%, Phospor
19 2,06%, Kalium 0,54%, C-organik 21,94%
Pupuk organik

Pupuk Guano
18

20. Sifat fisik: padat, granular, dan berwarna


hitam
Sifat kimia: memiliki unsur hara rendah
Kandungan hara: N 0,24%, P 0,11%, K
0,35%
Pupuk organic
Pupuk SP-36

Pembahasan

Pupuk kompos merupakan pupuk organik yang dibuat dari proses

pembusukan sisa-sisa bahan organik (tanaman maupun hewan). Pupuk kompos

mampu memperbaiki kondisi fisik tanah dibandingkan untuk menyediakan unsur

hara, walaupun pupuk kompos memiliki unsur hara tetapi jumlahnya relatif dan

sulit diprediksi. Pupuk ini dapat menggemburkan tanah, meningkatkan

kemampuan tanah menahan air dan meningkatkan aktivitas biologi tanah.

Kekurangan pupuk organik yaitu jumlah hara yang sedikit sehingga memerlukan

pupuk yang banyak dibanding dengan pupuk kimia, respon tanaman terhadap

pupuk lambat dan dapat membawa penyakit bagi tanaman karena merupakan sisa

dari pembusukan.

Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar

tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman.

Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih dan termasuk pupuk

tunggal dengan rumus kimia CO(NH2)2, merupakan pupuk yang mudah larut

dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu
19

sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung

unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46

kg Nitrogen (Setyamidjaja, 1986). Kelemahan pupuk urea adalah tanah akan

bersifat agak asam, penggunaan urea berlebihan dalam kurun waktu yang

berdekatan akan mengurangi proses pertumbuhan kecambah dari suatu bibit dan

mengurangi proses pertumbuhan kecambah dari suatu bibit dan mengurangi

dayaerap akar, karena kandungan nitrogen yang tinggi, jika diberikan secara

berlebihan pada tanaman maka warna daun pada tanaman terlalu hijau dan lemas,

daun terlalu rimbun dan lambat pembungaannya, batang tanaman menjadi rapuh

dan mudah patah, tanaman mudah roboh, produksi bunga dan buah menurun

apabila kekurangan pupuk ini akan menimbulkan gejala yaitu daun menguning,

pertumbuhan lambat, dan perkembangan buah tidak sempurna. Tanaman padi

pupuk N ini memiliki dosis maksimal pemberian yakni 40-50 kg/ha (Sutedjo,

2000).

Pupuk dolomit adalah pupuk magnesium berkadar tinggi yang

mengandung 21% magnesium dan 40% kalsium. Pupuk dolomit berwarna putih

dan berbentuk serbuk, termasuk pupuk majemuk. Pupuk ini mampu

menetralisirkan tanah yang sudah masam, menahan kadar keasaman yang

disebabkan pupuk urea, meningkatkan pH tanah. Kelebihan pupuk ini adalah

kemampuan melakukan pengapuran tanah masam, serta mensuplai unsur kalsium

dan magnesium pada tanah. Penggunaan semua jenis pupuk kimia dalam jangka

panjang akan dapat menurunkan kesuburan tanah dan merusak struktur tanah

akibatnya akar tanaman menjadi pendek, pertumbuhan terhambat, sehingga


20

menyebabkan produktivitas tanaman menurun,  apabila kekurangan daun menjadi

kecil, memutih, kekuningan atau kemerahan, pinggiran daun cokelat atau

kemerahan, tebakar dan nantinya akan mati. Pupuk dolomit merupakan pupuk

basa yang cocok diberikan pada pH tanah enam karena mampu mengurangi kadar

kemasaman tanah. Dosis

Pupuk KCl adalah salah satu jenis pupuk yang sering digunakan untuk

memupuk tanaman padi. Pupuk KCL atau MOP mengandung kadar kalium (K 2O)

sebesar 60% serta klorida sebesar 46%. Pupuk ini memiliki warna merah ataupun

putih dengan tekstur yang menyerupai kristal. Pupuk KCL memiliki sifat mudah

larut dalam air. Secara umum hara K tidak perlu diberikan setiap musim. Hara K

dapat diberikan tiap 6 musim sekali. Ini karena unsur K yang diberikan ke dalam

tanah hanya terserap tanaman ± 30 % dan sisanya terakumulasi dalam tanah.

Sementara itu sumbangan hara K dari air irigasi juga cukup tinggi ± 23 kg

K2O/ha/musim atau setara dengan 38 kg KCl/ha/musim (Setyamidjaja, 1986).

Pupuk ZA (Zwalvezure amoniak) adalah pupuk kimia buatan yang

dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman.

Wujud pupuk ini kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah dan termasuk

pupuk majemuk. Pupuk ini mudah menyerap air (higroskopis) namun tidak sekuat

pupuk urea. Karena ion sulfat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium

lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya.

Pupuk ZA mengandung 24% sulfat dalam bentuk sulfat dan 21% nitrogen dalam

bentuk amonium. Kerugian pupuk ini adalah dapat bersifat racun bagi tanah jika

pada tanah tanpa disertai kapur, tanpa adanya kapur amonium sulfat akan bebas
21

bereaksi dengan besi. Alumunium dan mangan membentuk racun besi. Kelebihan

pupuk ini yakni mengakibatkan tanah bersifat asam, dengan demikian pupuk ini

harus diberikan pada tanah yang bersifat basa. Pemberian pupuk ini dilakukan

secara berlebih akan menyebabkan daun gugur dan mudah rontok, daun

mengering dan tanaman menjadi layu. Tanaman semangka biji pemberian pupuk

ZA dilakukan pada usia 14 HST dengan dosis 10 gr/tanaman, dilarutkan dengan

400 ml air dan dikocorkan pada pangkal batang (Hartono, 2000).

Arang sekam adalah limbah pertanian yang memiliki sifat porous, ringan,

tidak kotor, sehingga sangatlah cukup dapat menahan air. Penggunaan arang

sekam cukup meluas dalam budidaya tanaman hias ataupun sayuran (terutama

budidaya secara hidroponik). Arang sekam memiliki fungsi mengikat logam berat.

Selain itu sekam berfungsi untuk menggemburkan tanah sehingga bisa

mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara di dalamnya. sehingga masih

tetap perlu campuran media lain dalam media tanaman tersebut.

Sekam padi dapat berfungsi untuk menggemburkan tanah. Abu dari sekam

padi ternyata memiliki berbagai jenis unsur-unsur kimia yang baik untuk

kesuburan dan juga dapat menggemburkan tanah. Pencampurkan media tanam

dengan kompos dan pupuk yang berasal dari abu sekam padi, maka kondisi tanah

tersebut akan menjadi lebih baik dan juga dapat menjadi lebih gembur, terutama

untuk keperluan penyemaian biji, sedangkan arang sekam, ini dibuat dari

pembakaran tak sempurna atau pembakaran parsial sekam padi. Bahan baku arang

sekam bisa didapatkan dengan mudah di tempat-tempat penggilingan beras.

Bahkan di beberapa tempat, sekam padi dianggap sebagai limbah. Sebanyak 20-


22

30% dari proses penggilingan padi akan dibuang dalam bentuk sekam padi

(Hartono, 2000).

Tandan kosong kelapa sawit adalah limbah utama berlignoselulosa yang

belum termanfaatkan secara optimal, sehingga banyak tandan kosong yang

dibiarkan begitu saja tanpa ada proses pengolahan, bisa dengan dibakar di jadikan

arang. TKKS merupakan 23% dari tandan buah segar yang mengandung bahan

Lignoselulosa sebesar 55-60% berat kering. Tandan kosong kelapa sawit ada yang

berbentuk dan juga abu. Ini merupakan komponen utama penyusun TKKS yang

memilki kemampuan mengadsorpsi logam berat karena mengandung gugus-gugus

aktif seperti –OH dan –COOH (Rahmalia et al., 2015).

Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk butiran yang

mengandung unsur hara utama yaitu Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Pupuk NPK

merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan.

Fungsinya yaitu Nitrogen untuk membantu pertumbuhan vegetatif, terutama pada

daun. Fosfor membantu pertumbuhan akar dan tunas, Kalium membantu

pembungaan dan pembuahan.  Nilai P dan K mewakili bentuk oksidannya dalam

bentuk P2O5 dan K2O. Jumlah persentase kandungan pada pupuk NPK yaitu 18%

Nitrogen, 22% Fospor dan 17% Kalium. Apabila pemberian pupuk ini berlebih

akan menyebabkan warna daun terlalu hijau dan tanaman rimbun, sehingga

pembungaan dan buah lambat, adenium akan bersifat sekulen karena mengandung

banyak air akibatnya rentan pada penyakit dan mudah roboh, penyerapan unsur

hara mikro terganggu, menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu sehingga

pertumbuhan tanaman terhambat. Sedangkan apabila kekurangan pupuk NPK


23

akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, jumlah makanan

sedikit, sistem perakaran terbatas, muncul bercak cokelat pada daun dan lama

kelamaan akar menguning seperti tertular. Pemberian pupuk NPK pada tanaman

semangka biji dilakukan pada usia 10 HST dengan dosis 5 gr/tanaman. Dilarutkan

dengan 300 ml air dan dikocorkan pada pangkal batang (Sutedjo, 2000).

Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang

digunakan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk kandang berperan

untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Praktikum ini kita

menggunakan POK sapi, ayam, dan kambing. Pupuk kandang dari kotoran sapi

memiliki kandungan serat yang tinggi. Serat atau selulosa merupakan senyawa

rantai karbon yang akan mengalami proses dekomposisi lebih lanjut. Proses

dekomposisi senyawa tersebut memerlukan unsur N yang terdapat dalam kotoran.

Sehingga kotoran sapi tidak dianjurkan untuk diaplikasikan dalam bentuk segar,

perlu pematangan atau pengomposan terlebih dahulu. Apabila pupuk

diaplikasikan tanpa pengomposan, akan terjadi perebutan unsur N antara tanaman

dengan proses dekomposisi kotoran.

Kotoran kambing dan juga domba mengandung senyawa-senyawa organik

dan unsur hara penting yang berguna untuk tanaman. Menurut Sutanto, R (2002),

memberikan data bahwa kandungan dalam kotoran kambing atau domba, yaitu N

dan P2O5 berturut-turut 0,7% dan 0,4%. kotoran kambing teksturnya berbentuk

butiran bulat yang sukar dipecah secara fisik, namun kotoran kambing tidak serta-

merta dapat dimasukkan ke dalam tanah, sebab kotoran segar kambing dapat

membuat tanaman “kaget” dan terganggu karena masih tingginya bahan organik
24

di dalamnya, oleh sebab itu untuk menurunkan rasio C/N kotoran kambing dan

sekaligus memiliki kandungan hara yang “menggembirakan” tanaman, maka

harus diolah dulu (Sutedjo, 2000). Ciri-ciri kotoran kambing yang telah matang

suhunya dingin, kering dan relatif sudah tidak bau. Kotoran kambing memiliki

kandungan K yang lebih tinggi dibanding jenis pupuk kandang lain. Pupuk ini

sangat cocok diterapkan pada paruh pemupukan kedua untuk merangsang

tumbuhnya bunga dan buah.

Pupuk hijau yaitu pupuk organik yang berasal dari tanaman aytau

tumbuhan atau berupa sisa panen. Bahan dari tanaman ini dapat dibenamkan pada

waktu masih hijau atau segera setelah dikomposkan. Tujuan pemberian pupuk

hijau adalah untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara dalam

tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah, yang

akhirnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah

terhadap erosi (Novizan, 2002).

Kotoran ayam, kandungan N, P, dan K pada pupuk kandang dari kotoran

ayam lumayan tinggi, yaitu berkisar 1,5–1,7% N, 1,9 P dan 1,5 K. Kandungan ini

bisa berbeda-beda tergantung jenis pakan ayam. Kandungan unsur hara pupuk

kotoran ayam lebih tinggi dari kandungan hara dalam pupuk kandang sapi

ataupun kuda. Nitrogen dalam pupuk kotoran sapi atu kuda hanya berkisar pada

angka 0,3-0,5%, demikian juga dengan P dan K, unsur ini juga lebih rendah dalam

pupuk kotoran sapi ataupun kuda.(Sutedjo, 2000).

Pupuk kandang ayam biasanya diambil dalam bentuk campuran dengan

sekam padi, terutama untuk kotoran ayam pedaging (broiler). Sekam padi
25

digunakan para peternak ayam sebagai alas kendang, saat kandang dibersihkan

kotoran akan bercampur dengan sekam tersebut. Sekam padi ikut memperkaya zat

hara terutama untuk unsur K. Kotoran ayam broiler juga mengandung unsur P

yang lebih tinggi. Selain beberapa kelebihannya, kotoran ayam rentan membawa

bibit penyakit terutama bakteri jenis Salmonella, oleh karena itu pemanfaatannya

harus hati-hati dan digunakan sesuai kebutuhan. Kekhawatiran lain adalah

penggunaan obat-obatan dan hormon pada peternakan ayam akan terbawa

kedalam kotoran ayam. Kontaminan ini tentunya tidak diharapkan bagi para

petani sayur organik (Hartono et al., 2000).

Pupuk hayati adalah biofertilizer terdapat dua peran utama pupuk hayati

dalam budidaya tanaman, yakni sebagai pembangkit kehidupan tanah (soil

regenerator), penyubur tanah kemudian tanah dan penyedia nutrisi tanaman

(Feeding the soil that feed the plant). Mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk

bekerja dengan cara: Penambat zat hara yang berguna bagi tanaman. Beberapa

mikroorganisme berfungsi sebagai penambat N, tanpa bantuan mikroorganisme

tanaman tidak bisa menyerap nitrogen dari udara. Beberapa berperan sebagai

pelarut fosfat dan penambat kalium. Aktivitas mikroorganisme membantu

memperbaiki kondisi tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi. Menguraikan

sisa-sisa zat organik untuk dijadikan nutrisi tanaman. Mengeluarkan zat pengatur

tumbuh yang diperlukan tanaman sperti beberapa jenis hormon tumbuh. Menekan

pertumbuhan organisme parasit tanaman. Pertumbuhan mikroorganisme baik akan

berkompetisi dengan organisme patogen, sehingga kemungkinan tumbuh dan

berkembangnya organisme patogen semakin kecil (Lakitan, 2012).


26

SP-36 berwarna abu-abu dan berbentuk butiran, merupakan pupuk

tunggal, mengandung 36% fosfor. Unsur P berperan sangat penting bagi tanaman

yaitu berperan dalam proses fotosintesis, respirasi, membantu mempercepat

perkembangan akar, perkecambahan, serta berperan dalam pembelahan dan

pembesaran sel. SP-36 merupakan pilihan dalam memenuhi fosfor, karena

mengandung fosfor dalam jumlah makro. Kelebihan yang dimilikinya adalah

kandungan hara fospor yang tinggi dan hampir seluruhnya larut dalam air, tidak

mudah menghisap air sehingga dapat disimpan cukup lama (Novizan, 2002). 

Apabila kekurangan mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil,

lambatnya pemasakan pada buah dan produksi tanaman muda. Pemberian dosis

pupuk tergantung pada jenis tanaman dan keadaan tanah, dosis maksimal

pemberian pupuk fospat sebesar  185 sampai 275 gram setiap pohon pertahun

(Rosmarkam et al., 2013).

Pupuk TSP adalah salah satu pupuk sumber hara fosfor pertama yang

memiliki hasil analisa kandungan cukup tinggi dan dipakai secara luas di

masyarakat. Secara teknis di kenal sebagai calcium dihydrogen phosphate dan

juga monocalcium phosphate, [Ca(H2PO4)2 H2O] (Sukamto, 2010). Meskipun

pupuk TSP merupkan sumber pupuk P yang sempurna, tetapi penggunaannya

dapat disubstitusi dengan pupuk P varian yang lain seperti Rock Phosphate, SP36,

DAP dan lain-lain (Sukamto, 2010). TSP memiliki beberapa keuntungan

agronomis yang membuatnya sedemikian populer sebagai pupuk sumber P selama

beberapa waktu. Pupuk TSP memiliki kandungan P tertinggi diantara pupuk

karakter kering yang tidak mengandung nitrogen (N). Keuntungan lainnya adalah
27

bahwa hampir 90% kandungan P nya bersifat Mudah larut dalam air (water

soluble), sehingga dapat dengan cepat atau segera tersedia untuk diserap oleh

tanaman. Begitu ditebar di tanah yang lembab, segera bentuk butirannya akan

meluruh, kemudian campuran tanah-TSP ini akan menjadi bersifat asam. TSP

juga mengandung 15% Kalsium (Ca), yang menyediakan unsur hara tambahan

bagi tanaman (Rosmarkam et al., 2013).

Pupuk guano merupakan bahan yang efektif untuk penyubur tanah

maupun mesiu karena kandungan fosfor dan nitrogennya tinggi. Superfosfat yang

terbuat dari guano digunakan untuk topdressing. Menurut Lestari (2011) dalam

Hariyadi (2014), pupuk guano adalah jenis pupuk yang lambat larut (slow

release), lebih efektif dan efisien dalam pemakaian. Berdasarkan riset, guano

adalah pupuk yang efektif karena tingkat kandungan fosfor dan nitrogen yang

tinggi dan tidak terlalu berbau. Komposisi dari pupuk organik guano walet

adalah : Fosfat (P2O5) 14%, Fosfat (P2O5) terlarut dalam asam sitrat 10%, Nitrogen

(N2) 1-2%, Kalium (K) 1%, Zat organik s/d 24%, kandungan air maks 5%, unsur

mikro Mg, Al, Fe dll. Setyamidjaja (1986) menyatakan bahwa secara kualitas

pupuk guano mempunyai keunggulan karena sudah memenuhi standar produk

pertanian organik secara nasional, hal ini dibuktikan dengan lulus uji dan

mendapat sertifikat dari SUCOFINDO no. 09608/DBBPAB, 27 Mei 2008 dan

Balit Tanah (Research Center of Soil) Departemen Pertanian no. 332/2005, 25

Mei 2005. Dengan adanya dua lisensi tersebut maka sudah tidak diragukan lagi

akan kualitas dari pupuk organik guano.


28

Zeolit adalah mineral kristal alumina silikat berpori terhidrat yang

mempunyai struktur kerangka tiga dimensi terbentuk dari tetrahedral [SiO4] 4- dan

[AlO4] 5- (Rosmarkam et al., 2013). Kedua tetrahedral di atas dihubungkan oleh

atom-atom oksigen, menghasilkan struktur tiga dimensi terbuka dan berongga

yang didalamnya diisi oleh atom-atom logam biasanya logam-logam alkali atau

alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas.

Pupuk kascing adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran cacing atau

bekas cacing yang sudah difermentasi langsung oleh cacing itu sendiri. Pupuk ini

memiliki tekstur yang halus seperti pasir, berwarna hitam, homogen, tidak berbau

dan ringan. Bila dilihat dengan kaca pembesar, kotoran cacing akan terlihat seperti

pelet ikan namun dalam ukuran yang sangat kecil.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pupuk memiliki beberapa jenis berdasarkan fasenya ada padat dan cair.

Berdasarkan senyawanya pupuk dibagi menjadi pupuk organik dan

anorganik, sedangkan berdasarkan jumlah unsur haranya, ada pupuk tunggal

dan pupuk majemuk.

2. Pupuk memiliki sifat-sifat yang penting dan perlu diketahui unutuk

mengoptimalkan pemupukan, diantaranya adalah unsur haranya, higroskopis,

derajat kemasaman, indek kergaman, dan daya larut air.

3. Melakukan pemupukan yang optimal bisa dilakukan dengan perhitungan

dalam pemupukan. Perhitungan pemupukan akan membantu dalam

memberikan pupuk baik untuk tanamannya, tanaman dalam polybag atau

ember, tanaman dalam luasan bedengan tertentu, dan tanaman dalam luasan

hektar.

Saran

Saran untuk praktikum ini semoga bisa memaksimalkan waktu agar tidak

terlalu sore dan sehingga bertabrakan dengan persiapan shalat Magrib. Semoga

lebih baik berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Balitbangtan. 2015. Menghitung Takaran Pupuk Untuk Percobaan Kesuburan


Tanah.  Kementerian Pertanian. Bogor. Hal. 91-105.

Glio. 2015. Pupuk Organik dan Pestisida Nabati. PT Agro Pustaka Media. Jakarta.
Kanisius. Yogyakarta.

Hartono, R., R. Wirosoedarmo., L. D. Susanawati. 2014. Pengaruh teknik dan


dosis pemberian pupuk. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan 1 (2): 1-
5.

Lakitan. 2012. Pupuk dan Pemupukan. Erlangga. Jakarta.

Lestari, Adiyaningsih Puji. 2009. Pengembangan Pertaian Berkelanjutan Melalui


Substitusi Pupuk Anorganik. Jurnal Agronomi. Januari – Juni. ISSN 1410-
193. Halaman. 13 No. 1.

Marsono. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta


.
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Penerbit PT Agromedia.
Jakarta.

Rosmarkam, A. Dan N. W. Tuwono. 2013. Ilmu Kesuburan Tanah. Edisi ke-8.


PT. Abadi. Malang.

Saraswati, R. 2012. Teknologi Pupuk Hayati untuk Efisiensi Pemupukan dan


Berkelanjutan Sistem Produksi, Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Bogor.

Setyamidjaja. 1986. Pupuk Dan Pemupukan. CV Simplex. Jakarta.

Setyorini, D. 2005. Pupuk Organik Tingkatan Produksi Pertanian. Warta


Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Halaman.27.

Sukamto. 2010. Terobosan Teknologi Pemupukan. Kanisius. Yogyakarta.

Sutedjo. 2000. Petunjuk Pemupukan. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Waluyo, L. 2007. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Universitas Muhamadiyah


Malang Press. Malang.

Yuwono, T. 2006. Bioteknologi Pertanian. Seri Pertanian. Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai