Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PUPUK DAN PEMUPUKAN

Disusun Oleh:
Nama : Fegi Cahya Mentari
NIM : H0218018
Co-Ass : Galuh R

LABORATORIUM KIMIA DAN KESUBURAN TANAH


PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Pupuk dan Pemupukan ini disusun guna melengkapi


tugas mata kuliah Pupuk dan Pemupukan diketahui serta disahkan oleh Dosen
Koordinator dan Co-assisten Pupuk dan Pemupukan pada:

Hari/Tanggal: … 2020.

Disusun Oleh :
Fegi Cahya Mentari H0218018

Mengetahui,

Dosen Koordinator Praktikum Co-Assisten


Pupuk dan Pemupukan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................v
I. PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Tujuan praktikum....................................................................................
C. Manfaat praktikum..................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................
A. Pupuk dan Pemupukan
B. Pupuk Organik
C. Pupuk Anorganik
D. Jenis Pupuk Organik
E. Jenis Pupuk Anorganik*
F. Bahan Pengisi (Filler)
G. Higroskopisitas Pupuk
H. Kelarutan Pupuk
*Sesuai perlakuan praktikum
(Referensi : 2 referensi/point kecuali point E menyesuaikan jenis pupuk
yang ada | Buku min. 10 tahun terakhir | Jurnal min. 5 tahun terakhir)
III. METODOLOGI.........................................................................................
A. Tempat dan Waktu Praktikum..................................................................
B. Alat dan Bahan.........................................................................................
C. Cara Kerja.................................................................................................
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN.....................................
A. Hasil Pengamatan.....................................................................................
1. Pengenalan Jenis Pupuk....................................................................
2. ...........................................................................................................
3. ...........................................................................................................
B. Pembahasan..............................................................................................
1. .............................................................................................................
2. .............................................................................................................
3. .............................................................................................................
(Referensi : 3 sitasi/acara | Buku min. 10 tahun terakhir | Jurnal min. 5
tahun terakhir)
V. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara
atau nutrisi bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Unsur hara yang
dibutuhkan tanaman ada dua macam, yaitu unsur makro yang terdiri dari N, P,
K, Ca, Mg, S dan unsur hara mikro yang terdiri dari Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, B,
Cl. Pupuk dibagi menjadi pupuk organic, pupuk anorganik, dan pupuk hayati.
Pupuk organic adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti
pupuk kendang dan pupuk kompos. Pupuk anorganik adalah pupuk yang
berasal dari bahan kimia yang mengandung unsur hara/mineral tertentu,
seperti pupuk KCL, ZA, Urea, dan lain-lain. Pupuk hayati adalah pupuk yang
mengandung mikroorganisme hidup.
Pemberian bahan yang dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi
tanaman disebut pemupukan. Tujuan pemupukan yaitu menjamin
ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman
sehingga produktivitas tanaman maksimum. Keberhasilan pemupukan dapat
dilakukan dengan memperhatikan lima tepat, yaitu tepat waktu, tepat jenis,
tepat dosis, tepat cara, dan tepat tempat. Jenis pupuk dan dosis yang diberikan
harus sesuai dengan kebutuhan tnaman, waktu pemupukan disesuaikan kapan
tanaman tersebut membutuhkan asupan lebih unsur hara untuk menghindari
keracunan karna kelebihan unsur hara, saat pemupukan harus memperhatikan
lokasi tanaman agar efektif, serta cara yang dilakukan harus benar agar pupuk
tidak terbuang sia-sia.
Pengetahuan mengenai pupuk dan pemupukan sangatlah penting dalam
pertanian, sehingga dalam praktikum ini dilakukan pengenalan berbagai jenis
pupuk, membuat pupuk campur dengan tepat serta besarnya filler, dan
pengamatan respon pupuk terhadap pertumbuhan tanaman. Pengenalan pupuk
meliputi pengenalan secara makroskopis, fisik dan kimiawi berbagai pupuk
anorganik. Pengamatan respon tanaman dilakukan dengan menanam tanaman
kangkung yang diberi perlakuan pupuk yang berbeda, hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui perlakuan mana yang tepat.
B. Tujuan Prakikum
Tujuan dilaksanakan praktikum Pupuk dan Pemupukan, sebagai berikut:
1. Mengetahui sifat fisik dan kimia beberapa macam pupuk
2. Mengetahui cara membuat pupuk campur dengan grade yang ditentukan
3. Membuktikan bagan pembuatan pupuk campur
4. Menghitung bearnya filler yang dibutuhkan
5. Mengetahui respon tanaman terhadap perlakuan kontrol, pemberian pupuk
organik, dan anorganik.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum Pupuk dan
Pemupukan, sebagai berikut:
1. Mahasiswa memahami perbedaan sifat kimia dan fisika beberapa macam
pupuk.
2. Mahasiswa dapat membuat pupuk campur dengan berbagai grade yang
telah ditentukan.
3. Mahasiswa mengetahui cara perhitungan besarnya filler yang dibutuhkan
4. Mahasiswa memahami respon tanaman terhadap perlakuan kontrol,
pemberian pupuk organic, dan anorganik.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pupuk dan Pemupukan


Pupuk digolongkan menjadi pupuk anorganik, pupuk organik dan
pupuk hayati. Pupuk anorganik memiliki kelebihan untuk perbaikan sifat
kimia tanah. Pemberian pupuk anorganik dapat menambahkan unsur hara
yang tidak tersedia di dalam tanah. Akan tetapi jika ada kesalahan dalam
pengunaan pupuk dengan pemakaian secara berlebihan akan berdampak
terhadap penurunan kualitas tanah dan lingkungan. Jenis pupuk anorganik
yang biasa digunakan dalam budidaya tanaman adalah pupuk NPK majemuk,
urea, TSP, SP-36 KCl, KNO3. Pupuk organik dapat menyuburkan dan
memperbaiki sifat biologi dan fisik tanah. Kekurangan pada pupuk organik
adalah ketersediaan unsur hara relatif kecil. Pupuk hayati merupakan pupuk
yang mengandung mikroorganisme hidup untuk menyuburkan tanah. Pupuk
hayati mengandung mikroba yang berperan positif bagi tanaman (Pangaribuan
et al., 2017).
Pemupukan merupakan kegiatan pemeliharaan tanaman yang bertujuan untuk
memperbaiki kesuburan tanah melalui penyediaan hara dalam tanah yang
dibutuhkan oleh tanaman. Hal penting dalam pemupukan yang perlu
diperhatikan adalah efisiensi pemupukan. Agar pemupukan efektif dan efisien
maka jenis pupuk harus disesuaikan dengan kondisi lahan dan tanaman, serta
dapat memanfaatkan secara optimal sumber daya alam (Sukmasari et al.,
2019).
B. Pupuk Organik
Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa
tanaman (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa),
serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah pasar, rumah
tangga, dan pabrik serta pupuk hijau. Oleh karena bahan dasar pembuatan
pupuk organik sangat bervariasi, maka kualitas pupuk yang dihasilkan sangat
beragam sesuai dengan kualitas bahan dasar dan proses pembuatannya
(Hartatik et al., 2015)
Pupuk organik ramah terhadap lingkungan, mengandung bahan penting
yang dibutuhkan untuk menciptakan kesuburan tanah baik fisik, kimia dan
biologi. Pupuk organik pun dapat berfungsi sebagai pemantap agregat tanah
disamping sebagai sumber hara penting bagi tanah dan tanaman. Penggunaan
pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan
dan dapat mencegah degradasi lahan sehingga penggunaannya dapat
membantu upaya konservasi tanah yang lebih baik (Puspadewi et al., 2016).
C. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik merupakan pupuk yang berasal dari bahan kimia sintetis.
Pupuk yang dibuat dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika
ataupun kimia. Kandungan hara dalam pupuk anorganik terdiri atas unsur hara
makro utama yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium (Widyaswari et al., 2017).
Pupuk anorganik yang berlebihan d dalam tanah dapat merusak sifat
kimia, fisik, dan biologi tanah serta dapat menghambat kerja mikroorganisme
dalam tanah. Selain itu, bahan kimia yang masih tertinggal di dalam tanaman
dan terangkut saat panen juga dapat membahayakan kesehatan manusia.
Kesadaran akan bahaya yang ditimbulkan oleh oemakaian bahan sintetis
secara berlebihan maka diperlukan suatu input tambahan untuk meminimalisir
penggunaan bahan kimia sintesis ke dalam tanaman (Ramadhan dan Sumarni,
2018).
D. Jenis Pupuk Organik
Salah satu jenis bahan organik yang biasa digunakan yaitu pupuk kandang.
Diantara pupuk kandang, pupuk kandang sapi mempunyai kadar serat yang
tinggi seperti selulosa. Kotoran sapi merupakan pupuk dingin dimana
perubahan-perubahan dalam menyediakan unsur hara tersedia bagi tanaman
berlangsung perlahan-lahan, pada perubahan-perubahan itu kurang sekali
terbentuk panas, tapi keuntungannya unsur-unsur hara tidak cepat hilang.
Pupuk kandang berperan dalam kesuburan tanah dengan menambahkan zat
nutrien yang ditangkap bakteri dalam (Fikdalillah et al., 2016).
Pupuk kompos berperan sebagai soil conditioner dalam pembentukan
agregat tanah atau berperan sebagai granulator (pembentukan struktur tanah
berbentuk granular) yang menyebabkan struktur tanah menjadi gembur,
mudah diolah dan mempunyai pori-pori yang cukup untuk kandungan air dan
udara tanah. Puuk kompos dapat menyiapkan cukup air dan udara untuk
kebutuhan tanaman dan berbagai makluk hidup lainnya di dalam tanah.
Kompos dapat menyumbang sejumlah unsur hara yang hilang akibat di
absorbsi tanaman atau terangkut melalui erosi, karena kandungan hara yang
terdapat dalam kompos adalah 0,19-0,5% N, 0,08-0,22% P dan 0,45%- 1,20%
K (Alibasyah, 2016).
E. Jenis Pupuk Anorganik*
Pupuk urea adalah pupuk yang mengandung unsur Nitrogen sebanyak
45% yang berperan dalam pembentukan dan pertumbuhan bagian-bagian
vegetatif tanaman seperti pembentukan klorofil, membentuk lemak, protein
dan mempercepat pertumbuhan daun, batang dan akar. Penambahan pupuk
urea mengasilkan jumlah daun yang lebih banyak pada tanaman nilam.
Kelebihan dari pupuk urea penggunaannya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan karena hanya mengandung unsur N saja, sedangkan kelemahan dari
pupuk urea yaitu dapat menurunkan kesuburan tanah dan pH tanah (Saputri et
al., 2018).
Pemberian pupuk SP-36 merupakan nutrisi tambahan dan tidak sebagai
bahan pembenah tanah. Berdasarkan dari kandungannya, pupuk SP-36 yang
memiliki rumus kima Ca(H2PO4)2 memiliki unsur Ca yang mampu
meningkatkan pH H2O. Ca dari pupuk terlepas dan menjenuhi tanah sehingga
pH naik. Namun apliaksi SP36 yang terlalu dengan dosis yang terlalu tinggi
menimbulkan dampak lain, kandungan asam fosfat dalam proses
pembuatannya dapat mempengaruhi kemasaman tanah (Prakosa et al., 2020).
Salah satu pupuk yang digunakan adalah pupuk ZA. Pupuk ZA
memberikan unsur N yang mudah tersedia dalam waktu yang cukup cepat
bagi tanaman. nitrogen merupakan salah satu unsur makro yang dibutuhkan
dalam jumlah yang banyak untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen berperan
merangsang pertumbuhan tanaman khususnya batang, cabang dan daun. Unsur
lain yang terkandung dalam pupuk ZA adalah sulfur (S) yang dipergunakan
dalam pembentukan hijau daun (Bahri et al., 2018).
Pupuk KCl diperlukan oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur
hara Kalium (K). Fungsi Kalium adalah esensial dalam sintesis protein,
penting dalam pemecahan karbohidrat, proses pemberian energi bagi tanaman,
membantu dalam keseimbangan ion dalam tanaman, membantu tanaman
mengatasi gangguan penyakit, penting dalam pembentukan buah,
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap iklim yang tidak menguntungkan.
unsur hara yang terdapat dalam pupuk KCl merupakan senyawa kalium yang
dapat dengan mudah diserap tanaman, namun dapat terserap dengan baik,
pupuk KCl akan terlebih dahulu terurai menjadi senyawa K2O dan ion C1++
dalam tanah (Mutmainnah et al., 2020).
Pupuk ZK atau Zwavelzuur Kalium adalah pupuk anorganik berbentuk
butiran atau serbuk dengan rumus kimia K2SO4 yang dimanfaatkan sebagai
sumber hara kalium dan belerang. Pupuk ZK merupakan pupuk majemuk
pemberi unsur S tinggi (selain kalium), pupuk ini memiliki kandungan K 2O
sebesar 50% . Pupuk ZK terdiri dari 5 kandungan kimiawi yang berkorelasi,
yaitu H2O, K2O, SO3, Free Acid, dan CL- (Darmanto et al., 2018).
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur
hara lebih dari dua jenis. Kandungan unsur hara Nitrogen 15% dalam
bentuk NH3, Fosfor 15 % dalam bentuk P2O, dan kalium 15% dalam bentuk
K2O. Nitrogen berguna untuk menghasilkan banyak bahan hijau berupa
daun dan batang. osfor berperan mempercepat pembungaan, pemasakan
buah dan biji. Kalium membantu pembentukan protein, karohidrat dan
gula, membantu pengangkutan gula dari daun ke buah, memperkuat
jaringan tanaman serta meningkatkat daya tahan tanaman terhadap penyakit
(Yuanita et al., 2016).
F. Bahan Pengisi (Filler)
Bahan baku POG terdiri dari dua bagian yaitu bahan baku utama dan
bahan baku tambahan atau filler. Bahan baku utama adalah bahan baku yang
jumlahnya mendominasi dari keseluruhan bahan baku yaitu berkisar 80-90%.
Sedangkan Filler, merupakan bahan yang mengisi 10-20% dari total bahan
baku yang dibuthkan. Filler umumnya terdiri dari dolomit, fosfat alam, kapur,
dan zeolite (Sahwan et al., 2016).
Pupuk organik granul mengandung bahan pengisi (filler) yang dimaksudkan
untuk melengkapi, merekatkan dan menambah nilai suatu produk pupuk
organik, seperti memperkaya pupuk organik dengan fosfat alam, dolomit, dan
bahan lain yang berkualitas. Sebagian besar produsen pupuk organik granul
menggunakan kotoran hewan (kohe) sapi dan kohe ayam sebagai bahan baku
utama. Zeolit dapat digunakan sebagai filler, adsorben, penyaring molekul,
penukar ion, dan katalisator karena memiliki karakteristik yang unik,
strukturnya kristal berpori mirip sarang lebah dengan adanya ronga-rongga
yang dihasilkan oleh sambungan-sambungan kaku tetrahedral yang biasanya
berisi molekul air, bila dipanaskan molekul air akan mudah lepas
(Adamy et al., 2018).
G. Higroskopisitas Pupuk
Higroskopis merupakan sifat pupuk yang berkaitan dengan
kemampuannya untuk menyerap atau mengikat uap air dari udara bebas.
Pupuk yang memiliki sifat higroskopis akan mudah mencair jika diletakkan di
tempat terbuka. Oleh karena itu, pupuk jenis ini sebaiknya tidak disimpan
terlalu lama dan harus disimpan dalam ruang/wadah yang kedap udara. Jika
pupuk disimpan dalam gudang/ruang dengan kelembapan tinggi, maka pupuk
akan mencair atau menggumpal dengan cepat, dan hal ini akan mempengaruhi
kualitas pupuk yang dipasarkan (Sari et al., 2017).
Higroskopisitas adalah mudah tidaknya puuk menyerap uap air yang ada
di udara. Pupuk yang higroskopis kurang baik karena mudah menjadi basah
atau mencair jika tidak tertutup, sehingga perlu penyimpanan yang baik. Bila
kelembaban udara menurun, pupuk dapat menjadi kering kembali tetapi terjadi
bongkahan-bongkahan yang keras. Pupuk yang memiliki higrokopisitas tinggi
adalah pupuk urea dan KCl (Purnamayani dan Asni, 2013).
H. Kelarutan Pupuk
Kelarutan pupuk adalah tingkat kemudahan pupuk larut dalam air. Sifat
kelarutan ini penting sebab pupuk selalu diserap tanaman dalam bentuk ion-
ion. Semakin tinggi kelarutan suatu pupuk maka semakin mudah pula pupuk
tersebut diserap oleh tanaman. Pupuk N dan K umumnya mudah sekali larut
dalam asam sitrat atau ammonium sitrat netral
(Prihmantoro dan Indriyani, 2017).
Sifat kimia dan fisik pupuk yang penting adalah reaktivitas, kelarutan, dan
ukuran butir pupuk. Peningkatan kelarutan fosfat alam akibat kehalusan butir
pupuk hanya berlaku untuk fosfat alam yang reaktivitasnya tinggi dan tidak
berlaku bagi fosfat alam yang tidak reaktif. Peningkatan kelarutan fosfat alam
sudah tidak nyata bila ukuran butir < 100 mesh. Ciri-ciri tanah yang harus
diperhatikan bila menggunakan pupuk fosfat alam, yaitu: kadar air tanah,
kemasaman tanah, konsentrasi dan status Ca2+ dan P serta kadar bahan organik
tanah. Kelarutan fosfat alam dalam gambut sangat menentukan efektivitas
penggunaan fosfat alam dalam gambut. Efektivitas penggunaan fosfat alam
sangat ditentukan oleh reaktivitas kimia, ukuran butir, sifat-sifat tanah, waktu
dan cara aplikasi, takaran fosfat alam, jenis tanaman, dan pola tanam
(Hartatik dan Idris, 2016).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum Pupuk dan Pemupukan kali ini dilaksanakan di rumah masing-
masing mahasiswa mulai tanggal 23 November 2020.
B. Alat dan Bahan
1. Pengenalan Jenis Pupuk
a. Macam – macam jenis pupuk anorganik
b. Pengukur pH
c. Aquadest
d. Gelas piala
e. Gelas ukur
f. Cawan penguap
g. Kantong plastic
h. Timbangan analiitis
i. Oven.
2. Membuat Pupuk Campuran
a. Macam – macam jenis pupuk
b. Bahan filler (pasir, arang atau serbuk gergaji)
c. Timbangan
d. Kantong plastik tebal ukuran 0,5 kg
3. Melihat Respon Tanaman
a. Benih kangkung
b. Pot/Polybag
c. Pupuk Anorganik
d. Pupuk Organik
C. Cara Kerja
1. Pengenalan Jenis Pupuk
a. Mengisi tabel pengamatan pengenalan jenis pupuk berdasarkan
pengamatan pupuk yang disediakan
2. Membuat Pupuk Campuran
a. Buatlah pupuk campur seberat 100 gram dengan grade / perbandingan
5 – 15 – 20 dengan bahan KCl, ZA dan SP36, berapa filler yang
dibutuhkan
b. Perbandingan 8 – 10 – 15 dengan bahan ZK, Urea, SP36, berapa filler
yang dibutuhkan
c. Perbandingan 12 – 15 – 8 dengan bahan ZK, SP36, Urea berapa filler
yang dibutuhkan
d. Perbandingan 5 – 10 – 15 dengan bahan ZA, ZK, SP36, berapa filler
yang dibutuhkan
e. Perbandingan 5 – 15 – 10 dengan bahan KCl, ZA, SP36, berapa filler
yang dibutuhkan
f. Perbandingan 12- 15- 10 dengan bahan urea, ZK, SP36, berapa filler
yang dibutuhkan
g. Perbandingan 10- 5- 15 dengan bahan SP36,urea, KCl , berapa filler
yang dibutuhkan
h. Setelah berat masing – masing pupuk ditimbang sesuai dengan
perhitungan, kemudian dimasukkan kantong plastik dicampur dengan
fillernya kemudian diamati warna campuran, tekstur/struktur,
konsistensi, ditimbang berat keseluruhan
i. Campuran pupuk tersebut dibungkus plastik dengan rapat diberi label
dan disimpan 1 bulan, setelah 1 bulan diamati kembali ke 4 parameter
di atas kemudian disimpulkan. Dengan melihat bagan pembuatan
pupuk campur, kita dapat memilih jenis pupuk yang dapat dibuat
pupuk campur. Seringkali dalam pembuatan pupuk campur kita
menjumpai keadaan kadar unsur hara pokok sudah terpenuhi tetapi
berat yang dikehendaki belum tercapai, maka diperlukan filler (zat
pengisi) berupa senyawa yang tidak bereaksi dengan pupuk yang ada
misalnya pasir kering, serbuk gergaji, arang, kwarsa.
3. Melihat Respon Tanaman
a. Mahasiswa menanam tanaman sayuran (kangkung) dalam pot.
b. Tanam dalam tiga jenis pot yang terdiri dari
Pot A : Tanpa Pupuk (Kontrol)
Pot B : Pupuk Anorganik (Pupuk ZA = N 21%)
Pot C : Pupuk Organik
*masing-masing dua ulangan (total 6 pot)
c. Tanam selama 6 minggu kemudian diukur tinggi tanaman setiap
minggunya
d. Laporkan perkembangan tinggi tanaman beserta dokumentasi setiap
minggunya ke Coass masing-masing
e. Panen dan timbang tanaman pada minggu ke-6 (setelah dibersihkan
dari tanah)
f. Amati perbandingan antar perlakuan
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Pengenalan Jenis Pupuk
Tabel 4.1.1 Pengamatan Sifat Kimia dan Sifat Fisika Beberapa Pupuk
Macam Pupuk Hasil Pengamatan
Urea ZA NPK KCL ZK SP-36
1. Mengenal bahan Makro Mikro Makro Mikro Mikro Makro
pupuk secara
makroskopis
2. Nama, Pupuk Pupuk Pupuk Mahkota Pupuk Pupuk
singkatan, Urea ZA NPK Fertilizer ZK Super
simbol dagang Pusri Petro Phonska PETRO Fosfat
SP-36
Petro
3. Sifat Fisik
a. Warna Putih Merah Merah Merah Putih Abu-abu
muda transpar
an
b. Tekstur Halus Sedang Sedang Kasar Halus Kasar
c. Struktur Granuler Kristal Granuler Kristal Serbuk Granuler
d. Konsistensi Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk lekat Tdk lekat
lekat lekat lekat lekat
e. Kelarutan vvv vvv v vv vvv v
f. Higroskopis
1) Kualitatif 7.5 cm 3.5 cm 3 cm 0.5 cm 6 cm 0 cm
2) Kuantitatif
2. Sifat Kimiawi
a. Rumus CO(NH2) (NH4)2 NH4 KCL K2SO4 P2O5
Kimia SO4 P2O5
K2O
b. pH 7 5 6 7 4 3
c. Kadar unsur NH4 NH4 21% N 15% K2O 60% K2O 50% P2O5 15%
hara dan 46% SO4 24% P2O5 15% SO4 17% S 5%
bentuknya K2O 15%
d. Kadar asam/ Netral Asam Asam Netral Asam Asam kuat
basa/ garam lemah
basa
e. Zat Pembawa CO SO4 O2 Cl SO4 O2
Sumber: Hasil Pengamatan
Tabel 4.1.2 Higroskopis secara Kuantitatif
Berat Pupuk Hari ke 1 Hari ke 7 Hari ke 14 Hari ke 21 Hari ke 28 Rata-rata
(gram) Higroskopis
(%)
Urea (g) 5 5,209 5,357
Higroskopis (%) 4,18 3,32
ZA (g) 5 5,292 5,504
Higroskopis (%) 5,84 4,24
NPK (g) 5 5,704 6,282
Higroskopis (g) 14,08 11,56
KCL 5 5,227 5,432
Higroskopis (g) 4,5 4,08
ZK 5 5,232 5,212
Higroskopis (g) 4,64 -0,4
SP-36 5 5,247 5,374
Higroskopis (g) 4,94 2,54
Sumber: Hasil Pengamatan
Pengenalan pupuk bertujuan untuk mengetahui sifat setiap pupuk anorganik
agar penggunaanya tepat dosis, jenis, cara, tempat, dan waktu. Menurut
Wibowo et al., (2017), kecenderungan penggunaan pupuk kimia (anorganik)
secara berlebihan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan dapat
menurunkan produktivitas lahan. Pengenalan jenis pupuk dilakukan pada jenis
pupuk anorganik, yaitu Urea, ZA, NPK, KCL, ZK, dan SP-36. Berbagai jenis
pupuk anorganik dipasaran sangatlah bermacam-macam jenis, nama, kandungan,
dan bentuknya. Perbedaan ini menyebabkan sifat fisik dan kimiawi dari pupuk
juga berbeda-beda. Sifat fisik yang diamati adalah warna, tekstur, struktur,
konsistensi, kelarutan, dan higroskopis. Sifat kimiawi yang diamati yaitu rumus
kimia, pH, kadar unsur hara dan bentuknya, kadar asam/basa/garam basa, dan zat
pembawanya.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan didapatkan bahwa pupuk Urea memiliki
ukuran makro, nama dagang pupuk ini adalah Pupuk Urea Pusri, pupuk ini
memiliki sifat fisik, antara lain berwarna putih, bertekstur halus, strukturnya
granuler, bersifat tidak lekat, kelarutannya tinggi dan higroskopis kualitatifnya
sebesar 7.5 cm. Sifat kimia pupuk urea, antara lain meiliki rumus kimia CO(NH 4),
memiliki pH sebesar 7 yang berarti netral, mengandung unsur hara NH 4 46% ,
dan zat pembawanya berupa CO. Menurut Semarjaya et al., (2020) pupuk urea
adalah pupuk kimia mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi, unsur nitrogen
merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-
butir kristal berwarna putih. Pupuk urea dengan rumus kimia NH2 CONH2
merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah
menghisap air (higroskopis).
Berdasarkan tabel hasil pengamatan didapatkan bahwa pupuk ZA memiliki
ukuran mikro, nama dagang pupuk ini adalah Pupuk ZA Petro, pupuk ini
memiliki sifat fisik, antara lain berwarna merah muda, bertekstur sedang,
strukturnya kristal, bersifat tidak lekat, kelarutannya tinggi dan higroskopis
kualitatifnya sebesar 3.5 cm. Sifat kimia pupuk ZA, antara lain meiliki rumus
kimia (NH4)2SO4, memiliki pH sebesar 5 yang berarti asam, mengandung unsur
hara NH4 21% SO4 24% , dan zat pembawanya berupa SO4.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan didapatkan bahwa pupuk NPK memiliki
ukuran makro, nama dagang pupuk ini adalah Pupuk NPK Phonska, pupuk ini
memiliki sifat fisik, antara lain berwarna merah, bertekstur sedang, strukturnya
granuler, bersifat tidak lekat, kelarutannya rendah dan higroskopis kualitatifnya
sebesar 3 cm. Sifat kimia pupuk NPK, antara lain meiliki rumus kimia NH 4 P2O5
K2O, memiliki pH sebesar 6 yang berarti asam lemah, mengandung unsur hara N
15% P2O5 15% K2O 15%, dan zat pembawanya berupa O2.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan didapatkan bahwa pupuk KCL memiliki
ukuran mikro, nama dagang pupuk ini adalah Mahkota Fertilizer, pupuk ini
memiliki sifat fisik, antara lain berwarna merah transparan, bertekstur kasar,
strukturnya Kristal, bersifat tidak lekat, kelarutannya sedang dan higroskopis
kualitatifnya sebesar 0.5 cm. Sifat kimia pupuk KCL, antara lain meiliki rumus
kimia KCL, memiliki pH sebesar 7 yang berarti netral, mengandung unsur hara
K2O 60% , dan zat pembawanya berupa Cl. pupuk Phonska yang mempunyai sifat
mudah menyerap molekul air (higroskopis) akan menggumpal sehingga
mempengaruhi kualitasnya.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan didapatkan bahwa pupuk ZK memiliki
ukuran mikro, nama dagang pupuk ini adalah Pupuk ZK Petro, pupuk ini
memiliki sifat fisik, antara lain berwarna putih, bertekstur halus, strukturnya
serbuk, bersifat tidak lekat, kelarutannya tinggi dan higroskopis kualitatifnya
sebesar 6 cm. Sifat kimia pupuk ZK, antara lain meiliki rumus kimia K 2SO4,
memiliki pH sebesar 4 yang berarti asam, mengandung unsur hara K2O 50% SO4
17% , dan zat pembawanya berupa SO4.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan didapatkan bahwa pupuk SP-36 memiliki
ukuran makro, nama dagang pupuk ini adalah Pupuk Super Fosfat SP-36 Petro,
pupuk ini memiliki sifat fisik, antara lain berwarna abu-abu, bertekstur kasar,
strukturnya granuler, bersifat tidak lekat, kelarutannya rendah dan higroskopis
kualitatifnya sebesar 0 cm. Sifat kimia pupuk SP-36, antara lain meiliki rumus
kimia P2O5, memiliki pH sebesar 3 yang berarti asam kuat, mengandung unsur
hara P2O5 15% S 5%, dan zat pembawanya berupa O2. Menurut Wijaya (2017),
keunggulan pupuk SP 36 adalah tidak higroskopis, mudah larut dalam air,
sebagai sumber unsur hara fosfor bagi tanaman, memacu pertumbuhan akar
dan sistim perakaran yang baik, emacu pembentukan bunga dan masaknya
buah/biji, mempercepat panen, emperbesar prosentase terbentuknya bunga
menjadi buah/biji, enambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama,
penyakit dan kekeringan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Adamy I., Husnain., Rosmimik. 2018. Pengaruh Pupuk Organik dari Berbagai
Sumber Bahan Baku terhadap Pertumbuhan Jagung (Zea Mays L.). Bogor :
Balai Penelitian Tanah.
Alibasyah, M.R. 2016. Perubahan Beberapa Sifat Fisika Dan Kimia Ultisol Akibat
Pemberian Pupuk Kompos dan Kapur Dolomit Pada Lahan Berteras.
Jurnal FLoratek 1(1): 75-87.
Bahra, S., Juanda, B.R., Maulida, H. 2018. Pengaruh Jenis Biochar Dan Pupuk Za
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tomat (Lycopersicum esculentum
Mill.). Jurnal Agrosamudra 5(2): 46-60.
Darmanto, Heni K, ATiek I et al. 2018. Penerapan Bagan Kendali Multivariat
Robust Pada Data Produk Pupuk ZK PT Petrokimia Gresik. Jurnal
Peforma Media Ilmiah Teknik Industri. Vol 17(1): 31 – 38.
Fakdillah, Basir, M., Wahyudi, I. 2016. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Sapi
Terhadap Serapan Fosfor Dan Hasil Tanaman Sawi Putih (Brassica
pekinensis) Pada Entisols Sidera. Jurnal Agrotekbis 4(5): 491-499.
Hartatik dan Idris. 2016. Kelarutan Fosfat Alam dan SP-36 dalam Gambut yang
Diberi Bahan Amelioran Tanah Mineral. Jurnal Tanah dan Iklim. 27(2) :
45-62.
Hartatik, W., Husnain, Widiowati, L.R. 2015. Peranan Pupuk Organik dalam
Peningkatan Produktivitas Tanah dan Tanaman. Jurnal Sumberdaya
Lahan 9(2): 107-120.
Mutmainnah, A.A. Edzward, C., Wahyudi. 2020. Pengaruh Pemberian Pupuk
Hayati Petro Bio Dan Pupuk Kcl Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench). Jurnal Green Swarnadipa 9(2):
242-250.
Pangariuan, D.H., Hendarto, K., Prihartini, K. 2017. Pengaruh Pemberian
Kombinasi Pupuk Anorganik Tunggal dan Pupuk Hayati Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata
Sturt) Serta Populasi Mikroba Tanah. J.Floratek 12(1): 1-9.
Prakosa, F.H., Widodo
Prakosa, F.H., Widodo, R.A., Peniwiratri, L. 2020. Pengaruh Dosis Zeolit Dan
Pupuk Sp-36 Terhadap Ketersediaan P Pada Latosol Dan Serapan P Padi
Gogo (Oryza sativa L.). Jurnal Tanah dan Air 17(1): 1-10.
Prihmantoro, H., Indriyani, Y.H. 2017. Petunjuk Praktis Memupuk Tanaman
Sayur. Jakarta: Penerbar Swadaya.
Purnamayani, Asni, N. 2013. Teknologi Pemupukan Karet Unggul dan Lokal
Spesifik Lokasi. Jambi: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP
Jambi).
Puspadewi, Sutari, S.W., Kusuiyati. 2016. Pengaruh konsentrasi pupuk organik
cair (POC) dan dosis pupuk N, P, K terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung manis (Zea mays L. var Rugosa Bonaf) kultivar Talenta.
Jurnal Kultivasi 15(3): 208-216.
Ramadhan, A.F.N., Sumarni, T. 2018. Respon Tanaman Bawang Merah (Allium
ascalonicum L.) terhadap Pupuk Kandang dan Pupuk Anorganik (NPK).
Jurnal Produksi Tanaman 6(5): 815-822.
Sahwan, F.L., Wahyono, S., Suryanto, F. 2016. (Evaluasi Proses Produksi Pupuk
Organik Granul (POG) yang diperkata dengan Mikroba Fungasional.
Jurnal Tel.Ling 12(1): 7-16.
Saputri, L. Hastuti, E. D., Budihastuti, R. 2018. Respon Pemberian Pupuk Urea
dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Kandungan Minyak
Atsiri Tanaman Jahe Merah [Zingiber officinale (L.) Rosc Var. rubrum ].
Jurnal Biologi 7(1): 1-7.
Sari, S.K., Bachtiqa, N.D., Ariliati, R.F. 2017. Analisis Perhitungan Kapasitas
Dehumidifier di Gudang Phonska Departemen Rancang Bangun PT
Petrokimia Gresik. Jurnal Invotek Polbeng 7(1): 51-56.
Semarjaya, I.N.W., Yuliartini, M.S., Udayana, I.G.B. et al. 2020. Pengaruh Pupuk
Biomi Dan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi
(Brassica juncea L). Jurnal Gema Agro 25(2): 138-142.
Sukmasari, M.D., Zannah, Z., Dani, U. 2019. Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk
Anorganik Dan Pupuk Organik Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan
Hasil Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Kultivar Sano. Jurnal
Ilmu Pertanian 7(1): 70-82
Wibowo, A.S., Barunawati, N., Maghfoer, M.D. 2017. Respons Hasil Tanaman
Jagung Manis (Zea mays L. saccharate) terhadap Pemberian KCL dan
Pupuk Kotoran Ayam. Jurnal Produksi Tanaman 5(8): 1381-1388.
Widyaswari, E., Herlina, N., Santosa, M. 2017. Pengaruh Biourin Sapi dan Pupuk
Anorganik pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Jurnal
Produksi Tanaman 5(10): 1700-1707.
Wijaya, A. 2017. Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cabai
Keriting(Annum Capsicum L)Di Kecamatan Jayapura Kabupaten Oku
Timur. JASEP 3(2): 84-94.
Yuanita, V.R., Kurniastuti, T., Puspitorini, P. 2016. espon Pupuk Kandang
Kambing Dan Pupuk Npk Pada Pertumbuhan Dan Hasil TanamanTerung
Hijau(Solanum melongena L.). Jurnal Viabel Pertanian 10(1): 53-62.

Anda mungkin juga menyukai