Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN

Pengaruh Durasi Proses Pengomposan Terhadap Ke


Efektivitasan Pupuk Kompos

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia

Maulana Sapta Nur Ramdan


XI MIPA 7

SMA Negeri 1 Karawang

Jalan Ahmad Yani No. 22 Karawang


A. Judul Proposal : Pengaruh Durasi Proses Pengomposan Terhadap Ke
Efektivitasan Pupuk Kompos

B. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara agraris dengan mayoritas masyarakat yang
bermata pencaharian sebagai petani. Keanekaragaman tanaman di Indonesia
sangat beragam, mulai dari jenis tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman
palawija, dan tanaman perkebunan (Marsuhendi et al., 2021). Keberhasilan
pembudidayaan tanaman pada hakekatnya ditentukan oleh pertumbuhan tanaman
dan hasilnya memuaskan, maka dapat dikatakan bahwa pembudidayaan tersebut
sukses. Untuk mencapai kesuksesannya maka faktor-faktor yang sangat
mempengaruhi perlu diperhatikan, seperti tanah yang merupakan media
pertumbuhan, air, cahaya matahari, serta zat hara yang ada dalam tanah (Jailani,
2022).
Upaya menumbuhkan produktivitas pembudidayaan tanaman ini, salah
satunya dengan pemupukan. Pupuk adalah suatu bahan atau material yang
diberikan pada tanaman, berfungsi mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah
untuk melengkapi ketersediaan unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman
menjadi lebih baik (Muchlisin, 2018). Pupuk dapat digolongkan menjadi pupuk
organik dan anorganik. Penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus tanpa
diikuti pemberian pupuk organik dapat menurunkan kualitas fisik,kimia, dan
biologi tanah (Zagoto, 2022). Secara alami bahan-bahan organik akan mengalami
penguraian oleh mikroorganisme, namun penguraian tersebut belangsung cukup
lama. Oleh karena itu untuk mempercepat penguraian diperlukan pengomposan.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar
terbentuk lebih cepat.
Pemberian berbagai dosis kompos diharap mampu meningkatkan bahan
organik yang nantinya akan menjadikan sifat fisik tanah bagus. Sifat fisik tanah
yang bagus akan menyebabkan tanaman tumbuh optimal

2
(Widodo et al., 2018). Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa
tanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau
pelapukan. Selama ini sisa tanaman dan kotoran hewan tersebut belum
sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk buatan. Kompos merupakan
salah satu komponen untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki
kerusakan fisik tanah akibat pemakaianpupuk anorganik (kimia) pada tanah secara
berlebihan yang berakibat rusaknya struktur tanah (Ashlihah et al., 2020).
Berbagai hasil penelitian menunjukkan, bahwa aplikasi pupuk organik pada
lahan pertanian berdampak positif terhadap pertubuhan dan produksi tanaman
(Summerfield & Roberts, 2018). Dalam penelitian ini akan digunakan pupuk
kompos terhadap pertumbuhan tanaman, sehingga diharapkan pemberian pupuk
kompos ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.

2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana ke efektivitasan pupuk kompos terhadap durasi
pertumbuhan tanaman?
b. Mengapa pupuk kompos bisa memengaruhi durasi pertumbuhan tanaman?

3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas dari pupuk kompos
terhadap tanaman.
b. Untuk mengetahui apakah pupuk kompos memengaruhi proses
pertumbuhan tanaman.

3
4. Kontribusi Penelitian
Kontribusi yang ingin dicapai adalah bertambahnya wawasan pengetahuan
tentang pembuatan dan manfaat dari pupuk kompos. Dengan pembuatan pupuk
kompos ini diharapkan dapat memudahkan para penjual tanaman dan kolektor
tanaman hias atau sebagainya.

5. Definisi Operasional

Kompos adalah hasil penguraian tidak lengkap dari campran bahan- bahan
organik yang dapat diperepat dari berbagai macam mikroorganisme. Sedangkan
pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian oleh
mikroorganisme yang memanfaatkan bahan organic sebagai energi. Membuat
kompos yaitu mengatur proses alami agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.

Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan


bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Selain dapat menyuburkan tanah kompos
juga sangat ramah lingkungan, seperti mengurangi polusi udara karena
pembakaran limbah.

C. Tinjauan Pustaka
Pengomposan merupakan proses biologi oleh mikroorganisme untuk
menguraikan bahan organik menjadi humus. Banyak cara yang dapat dilakukan
untuk proses pengomposan, dari cara sederhana sampai cara yang modern.
Pengomposan pun tidak membutuhkan biaya yang mahal (Pengusul, 2020). Salah
satu cara membuat pupuk kompos yaitu dengan sampah-sampah organik yang
berasal dari buah-buahan busuk yang jatuh ke tanah seperti jambu air,daun-daun,
ranting pohon, sisa potongan sayuran dan bumbu dapur (Azmin et al., 2022).

4
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan
bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikrob tanah yang bermanfaat
bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikrob ini
membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikrob tanah
juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit (Dede,
2021).
Menurut (Putu, 2020) proses pengomposan akan segera berlansung setelah
bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat
dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-
tahap awal proses, oksigen dan senyawa- senyawa yang mudah terdegradasi akan
segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan
meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH
kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi
selama waktu tertentu. Pemberian pupuk kompos merupakan merupakan salah
satu alternatif pemecahan atau solusi untuk membatasi kemungkinan dampak
negatif yang ditimbulkan akibat pemberian pupuk anorganik. Penggunaan pupuk
kompos atau pupuk organik lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
(Dahlianah, 2018).

D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi.
Penelitian ini akan dilakukan pada dua tanaman, pada tanaman pertama tidak
diberi pupuk kompos sedangkan pada tanaman kedua akan diberi pupuk kompos.
Penelitian ini menggunakan tanaman cabai sebagai media observasi. Proses
pengomposan akan dilakukan dengan mengumpulkan sisa-sisa limbah rumah
tangga.

5
E. Jadwal Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini dijadwalkan sebagai berikut.

Januari Februari
No. Nama Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan penyusunan proposal,  
penyusunan instrumen, dan studi
dokumentasi
2. Seminar proposal/desain 
penelitian
3. Pelaksanaan penelitian 
4. Analisis data 
5. Penyusunan laporan  
6. Penyerahan laporan 

F. Rencana Anggaran

Secara rinci, kebutuhan anggaran penelitian ini direncanakan sebagai berikut.

No. Uraian Kegiatan Volume kegiatan Jumlah Biaya


Dan Satuan Biaya
1. Persiapan
a.Penyusunan proposal 1x Rp. 200.000,00 Rp. 200.000,00

b.Penyusunan instrumen 1x Rp. 150.000,00 Rp. 150.000,00


penelitian
2. Bahan dan alat:

6
a. Poly bag 2x Rp. 8.000,00 Rp. 16.000,00

b. Sekop 1x Rp. 25.000,00 Rp. 25.000,00

c. Tanah 2x Rp. 16.000,00 Rp. 32.000,00


3. Penyusunan laporan 1x Rp. 150.000,00 Rp. 150.000,00
4. Penggandaan laporan 10 eks x 17.000,00 Rp. 170.000,00
5. Jumlah keseluruhan Rp. 743.000,00

7
G. Daftar Pustaka

Ashlihah, Saputri, M. M., & Fauzan, A. (2020). Pelatihan Pemanfaatan Limbah


Rumah Tangga Organik menjadi Pupuk Kompos. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Bidang Pertanian, 1(1), 30–33.
http://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/abdimasper/article/view/1054

Azmin, N., Irfan, Muh. Nasir, Hartati, & Nurbayan. (2022). Pelatihan
Pembuatan Pupuk Kompos Dari Sampah Organik Di Desa Woko
Kabupaten Dompu. Pengabdian Masyarakat, 1(3), 137–142.

Dahlianah, I. (2018). Pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku pupuk


kompos dan pengaruhnya terhadap tanaman dan tanah.
Klorofil, X(1), 10–13.

Dede, R. (2021). Manfaat pupuk kompos.

Jailani. (2022). Pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan


tanaman tomat (Licopersicum esculentum Mill). Jurnal Sains Dan
Aplikasi, 10(1), 1–8.

Marsuhendi, R., Okalia, D., & Sasmi, M. (2021). the Effect of Providing a
Variety of Candage Fertilizer on the Growth and. Jurnal Green
Swarnadwipa, 10(2), 300–306.

Muchlisin, R. (2018). Pupuk.

Pengusul, T. I. M. (2020). Laporan penelitian dipa fakultas pertanian.

Putu, K. S. I. (2020). Proses pengomposan.

Summerfield, R. J., & Roberts, E. H. (2018). Arachis hypogaea. Handbook of


Flowering: Volume I, 13(2), 74–82.
https://doi.org/10.1201/9781351072533

Widodo, K. H., Kusuma, Z., Tanah, J., Pertanian, F., Brawijaya, U., & Korespondensi,
P. (2018). PENGARUH KOMPOS TERHADAP SIFAT FISIK TANAH DAN
PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG DI

8
INCEPTISOL Effects of Compost on Soul Physical Properties and
Growth of Maize on an Inceptisol. Jurnal Tanah Dan Sumberdaya
Lahan, 5(2), 2549–9793. http://jtsl.ub.ac.id

Zagoto, A. (2022). Penggunaan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan


Tanaman Bayam. Pengabdian Kepada Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai