(RPTP)
Satuan kerja
13. Biaya Tahun 2020 : Rp. 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah)
Mengetahui
Kepala Balai, Penanggung Jawab RPTP,
Keluaran:
a. Keluaran Akhir Penelitian/Perekayasaan
1. Terciptanya formulasi bahan remediasi untuk residu Klorpirifos, Abamektin, dan
Mankozeb
2. Tersedianya teknologi remediasi untuk residu Klorpirifos, Abamektin, dan Makozeb
di lahan bawang merah.
b. Keluaran Tahun Berjalan
1. Diperoleh teknologi remediasi pencemaran residu insektisida Kloripifos dan
Abamektin serta residu fungisida Makozeb di lahan sayuran bawang merah
2. Tersusunnya draft karya tulis ilmiah untuk bahan publikasi jurnal nasional/
internasional
Bawang merah (Allium cepa) dapat dibudidayakan pada dataran rendah maupun
dataran tinggi. Bawang merah dapat tumbuh mulai dari ketinggian 0 sampai lebih dari 1000
m dari permukaan laut. Penanaman bawang merah pada ketinggian tertentu sesuai dengan
peruntukannya. Bawang merah yang dibudidayakan di dataran rendah umumnya untuk
keperluan konsumsi dan pembibitan dari umbi, sedangkan bawang merah yang ditanam di
dataran tinggi selain untuk konsumsi juga untuk memenuhi kebutuhan benih/biji bawang
merah atau yang disebut juga True Shallot Seed (TSS). Persentase pembungaan dan
pembentukan biji di dataran tinggi lebih besar dibanding dengan di dataran rendah (Hilman
et al, 2014). Untuk pembentukan bunga, bawang merah memerlukan suhu 7-12 o C
sedangkan untuk pembentukan biji memerlukan suhu 17-19o C. Kriteria suhu tersebut hanya
dapat dijumpai pada ketinggian lebih dari 1000 m dpl. Pada ketinggian > 800 m dpl tanaman
bawang merah akan berumur lebih lama antara 0,5-1 bulan, selain ketinggian tempat dan
suhu, faktor lain yang mempengaruhi pertmbuhan bawang merah adalah kelembaban,
cahaya, curah hujan dan angin (Permadi et al, 1995). Suhu optimal pertumbuhan bawang
merah sekitar 24oC dengan penyinaran lebih dari 12 jam, dan curah hujan 100-200
mm/bulan.
Kendala yang dihadapi dari budidaya bawang merah di dataran tinggi antara lain
cuaca yang berkabut, kurangnya intensitas sinar matahari, suhu rendah, hama dan penyakit
lebih banyak (Rusli et al, 2015). Penggunaan pestisida kimia di dataran tinggi Sumatera
Barat sangat intensif, dalam satu kali musim tanam bawang merah pestisida yang digunakan
sebanyak 68,9 l/ha (Ali et al, 1977 dalam Rusli et al, 2015). Survey pada tahun 1999
menemukan 12 merek dagang insektisida dan 8 merek dagang fungisida yang digunakan
oleh petani Kecamatan Lembah Gumanti, Solok dengan masing-masing penyemprotan
pestisida lebih dari 10 kali dalam satu musim tanam (Rusli, 2002 dalam Rusli et al, 2015).
Penggunaan pestisida oleh petani cukup tinggi dan beragam. Ada lebih dari 60 jenis
pestisida yang digunakan di sentra produksi bawang merah dan cabai dengan frekuensi
penggunaan pestisida 2-3 hari dalam satu minggu (Suwandi, 2014).
Intensifnya penggunaan pestisida tersebut disebabkan oleh serangan hama penyakit
seperti bercak ungu atau trotol, antraknose dan penyakit layu yang masing-masing
disebabkan oleh jamur Alternaria porii, Colletotricum gloesporiodes, dan Fusarium sp.
Potensi kehilangan hasil akibat penyakit tersebut berturut-turut 57, 62 dan 27% dengan luas
serangan 5000-15.000 ha/tahun (Udiarto et al, 2005 dalam Suwandi, 2014), sedangkan
serangan hama yang banyak ditemui pada pertanaman bawang merah adalah serangan
Spodoptera sp dan Thrips sp (Rusli et al, 2015).
Alat lapangan antara lain: sabit, cangkul, ember, alat penyemprot, dan sarung tangan,
karung, plastik sampel, sedangkan alat laboratorium meliputi: alat-alat gelas, kromatografi
gas (GC), hight performance liquid chromatography (HPLC), neraca digital, oven, saringan
tanah, shaker, detektor, shoxlet, evaporator, petridis, Laminar Air Flow (LAF), autoclave,
neraca digital, oven, saringan tanah, shaker, botol sampel, dan lain-lain.
Bulan ke -
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Finalisasi proposal
Survey lokasi
Persiapan bahan-bahan
remediasi
Tanam dan pemeliharaan
tanaman
Analisa tanah rutin, kadar
abamektin, klorpirifos,
mankozeb dan mikroba
Pengolahan data
Pelaporan (tengah tahun dan
akhir tahun)
DAFTAR PUSTAKA
Adeola, F.O., 2004. Boon or bane? The environmental and health impacts of persistent
organic pollutants (POPs). Human Ecology Review, pp.27-35.
https://www.jstor.org/stable/ 24707017
Arfan, S. Sudewi, M. Sataral, Sumarni, V. Rosiani, Mumfahida, dan K. Soar. 2018.
Efektivitas Insektisida Dalam Menekan Perkembangan Populasi Dan Serangan
Liriomiza sp Pada Tanaman Bawang Merah Local Palu (Allium cepa L.x Wakegi
Araki) Di Desa Guntarano Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala. Jurnal
Agrotech Volume 8 Nomor 1 Hal : 23-28.
Christensen, K., Doblhammer, G., Rau, R., and Vaupel, J. W. 2009. Ageing populations: the
challenges ahead. The lancet vol.374 (Issue 9696), Pp:1196-1208. https://doi.org/
10.1016/S0140-6736(09)61460-4
Dybas, R.A., 1989. Abamectin use in crop protection. In Ivermectin and abamectin (pp.
287-310). Springer, New York, NY. https://doi.org/10.1007/978-1-4612-3626-9_20
El-Shahawi, M.S., Hamza, A., Bashammakh, A.S. and Al-Saggaf, W.T., 2010. An overview
on the accumulation, distribution, transformations, toxicity and analytical methods for
the monitori ng of persistent organic pollutants. Talanta, 80(5), pp.1587-1597.
https://doi.org/10.1016/j.talanta.2009.09.055
Food and Agricultural Organization of the United Nations (FAO). 2004. The State of Food
and Agriculture, 2003-04. The Organization. Food and Agriculture Organization of
the United Nations. Roma 2004. 209 p (http://ilsina.org/wp-content/uploads /sites/6
/2016/07/FAO-2004.pdf)
Gullino, M.L., Tinivella, F., Garibaldi, A., Kemmitt, G.M., Bacci, L. and Sheppard, B.,
2010. Mancozeb: past, present, and future. Plant Disease, 94(9), pp.1076-1087.
https://doi.org/10.1094/PDIS-94-9-1076
Harsanti, E.S., Mulyadi, A. Kurnia, Sukarjo, Poniman, T. Dewi, S. Wahyuni, Nurhasan, A.
Hidayah, Cicik O. Handayani, W. Purbalisa, A.N. Ardiwinata, dan P. Setyanto, 2013.
Laporan Akhir Delineasi Penelitian Delineasi Sebaran Residu Senyawa POPs dan
Logam Berat di Lahan Sawah. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian
Hilman, Y., Rosliani R., dan Palupi E.R. 2014. Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap
Pembungaan, Produksi, dan Mutu Benih Botani Bawang Merah. Jurnal Hort. Volume
24 Nomor 2 Hal. 154-161.
Hossain, M. S., Chowdhury, M. A. Z., Pramanik, M. K., Rahman, M. A., Fakhruddin, A. N.
M., and Alam, M. K. 2015. Determination of selected pesticides in water samples
adjacent to agricultural fields and removal of organophosphorus insecticide
chlorpyrifos using soil bacterial isolates. Applied water science, 5(2), 171-179.
https://link.springer.com/article /10.1007/s13201-014-0178-6
Ilham, N., Siregar, H. dan Priyarsono, D.S., 2019. Efektivitas kebijakan harga pangan
terhadap ketahanan pangan. http://124.81.126.59/handle/123456789/7653
Kementerian Pertanian. 2016. Ekspor Buah, Sayuran dan Bunga Indonesia Tembus 29
Negara. http://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=1967.
(diakses 21 Pebruari 2019)
Kompas.Com.. 2019. Neraca perdagangan pertanian Indonesia 2018 surplus Rp13,6 triliun.
Kilas Ekonomi. https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/09/ 142641226 (diakses
21 Pebruari 2019)
John, E. M. and Shaike, J. M. 2015. Chlorpyrifos: pollution and remediation. Environmental
Chemistry Letters, 13(3), 269-291 https://link.springer.com/article/10.1007/ s10311-
015-0513-7
Moekasan, T.K., dan R. Murtiningsih. 2010. Pengaruh Campuran Insektisida Terhadap Ulat
Bawang Spodoptera Exigua Hubn. Jurnal Hort. Volume 20 Nomor 1 Hal. 67-79.
Moekasan, T.K., dan R.S. Basuki. 2007. Status Resistensi Spodoptera Exigua Hubn Pada
Tanaman Bawang Merah Asal Kabupaten Cirebon, Brebes Dan Tegal Terhadap
Insektisida Yang Umum Digunakan Petani Di Daerah Tersebut. Jurnal Hort. Volume
17 Nomor 4 Hal. 343-354.
Norstrom, R.J., 2002. Understanding bioaccumulation of POPs in food webs. Environmental
Science and Pollution Research, 9(5), pp.300-303. https://doi.org/10.1007/
BF02987570
Pandey, P., Raizada, R.B. and Srivastava, L.P., 2010. Level of organochlorine pesticide
residues in dry fruit nuts. Journal of environmental biology, 31(5), pp.705-707.
http://www.jeb.co.in/journal_issues/201009_sep10/paper_26.pdf
Pathak, S., Solanki, H., Renuka, A. and Kundu, R., 2016. Levels of organochlorinated
pesticide residues in vegetables. International Journal of Vegetable Science, 22(5),
pp.423-431. https://doi.org/10.1080/19315260.2015.1066915
Permadi, A.H., D. MMusaddad, E. Sumiati, E. Suryaningsih, M. Ameriana, N. Sumarni, N.
Hartuti, Nurmalinda, R. Rosliani, R.M. Sinaga, S. Putrasameja, Suwandi, T.A.
Sutiarso, T. K. Moekasan, W.W. Hadisoeganda, dan Y. Hilman. 1995. Teknologi
Produksi Bawang Merah. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 111 Hal.
Poniman, Indratin, dan M.T. Sutriadi. 2013. Residu pestisida di lahan sayuran dataran tinggi
Dieng. Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Produktivitas Sayuran Dataran
Tinggi. BBSDLP. halaman 328-336
Poniman.2014. Teknologi menurunkan residu Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) di
lahan sawah dan peningkatan kualitas beras. Prosiding Seminar Nasional
Pengembangan dan Pemanfatan IPTEKS untuk Kedaulatan Pangan. Dies Natalis
Fakultas Pertanian UGM ke-68. Halaman 751-757
Poniman dan Indratin.2015.Residues of organochlorine and organophosphate in vegetables
and soil from Magelang Regency, Central Java Province. J.Tanah dan iklim
(Eds.Khusus). hal. 21-26
Poniman, AN. Ardiwinata, S. Wahyuni, W. Purbalisa, Indratin, Sukarjo, A. Hidayah, dan
C.O. Handayani. 2015. Laporan akhir penelitian remediasi lahan pertanian tercemar
residu senyawa POPs. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian.
Poniman, A.N. Ardiwinata, Indratin, E. Sulaiman, Aji M.Tohir, Slamet Rianto, Ukhwatul
Muanisah, dan E. Supraptomo.2017.Remediasi Pencemaran Residu Klorpirifos di
Lahan Sayuran Bawang Merah dan Cabai Merah. Laporan Akhir Penelitian. Balai
Penelitian Lingkungan Pertanian. 48 halaman.
Poniman, A.N. Ardiwinata, S. Wahyuni, Indratin, D.M.W.Paputri, S.Rianto, dan
U.Muanisah. 2018. Remediasi lahan sayuran bawang merah tercemar insektisida
klorpirifos melalui teknologi nano. Laporan Akhir Penelitian. Balai Penelitian
Lingkungan Pertanian. 28 halaman.
Pusat Data dan Informasi Pertanian (Pusdatin). 2015. OUTLOOK Komoditas Pertananian
Subsektor Hortikultura Bawang Merah. 79 halaman.
Ramadhani, N.W., dan K.Oginawati. 2012. Residu Onsektisida Organoklorin di Persawahan
Sub DAS Citarum Hulu.
Rusli, I. and Burhanuddin, B., 2015. Potensi pengembangan bawang merah di Sumatera
Barat. In Prosiding Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia Ke-33 ‘Optimalisasi
Sumberdaya Lokal Melalui Diversifikasi Pangan Menuju Kemandirian Pangan dan
Perbaikan Gizi Masyarakat Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (Vol. 2013,
pp.681-688).http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/PROS2013_E14_
Irmansyah.pdf
Sodiq, M. 2000 Pengaruh Pestisida Terhadap Kehidupan Organisme Tanah, J.Mapeta, vol. 2
No. 5. http://core.km.open.ac.uk/download/df/12217742.pdf
Sukarjo, Indratin, Mulyadi, Poniman, T. Dewi, S. Wahyuni, A. Hidayah, C.O.Handayani,
W. Purbalisa, A.N. Ardiwinata, dan P. Setyanto. 2015. Laporan Akhir Penelitian
Delineasi Sebaran Residu Senyawa POPs dan Logam Berat di Lahan Pertanian DAS
Serayu, Jawa Tengah. 229 halaman.
Sulistyaningsih, Minarti, S., Sjofjan, O., 2013, Tingkat residu pestisida dalam daging
kelinci peranakan NewZealand White yang diberi pakan limbah pertanian kubis
(Brassica oleracea). J. Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3):47 – 54.
Sun, S., Sidhu, V., Rong, Y., and Zheng, Y. 2018. Pesticide pollution in agricultural soils
and sustainable remediation methods: a review. Current Pollution Reports, 4 (3),
240-250. https://link.springer.com/article/10.1007/s40726-018-0092-x
Suwandi. 2014. Budidaya bawang merah diluar musim. Badan Litbang Pertanian IAARD
Press. Jakarta. 50 Hal.
Stevens,T.J., Kilmer, R.I. 2009. Descriptive and Comparative analysis of Pesticide Residues
Found in Florida Tomatoes and Strawberry, BUL331. http://edits.ifas.ufledu/11241,
Tang, J., Zhu, W., Kookana, R. and Katayama, A., 2013. Characteristics of biochar and its
application in remediation of contaminated soil. Journal of bioscience and
bioengineering, 116(6), pp.653-659. https://doi.org/10.1016/j.jbiosc.2013.05.035
Triwidodo, H., dan M. H. Tanjung. 2020. Hama Penyakit Utama Tanaman Bawang Merah
(Allium ascalonicum) dan Tindakan Pengendalian Di Brebes Jawa Tengah.
Agrivigor: Jurnal Agroteknologi Volume 13 Nomor 2 Hal. 149-154.
Tuhumury, G.N.C., Leatemia,J. A., Rumthe,R.Y. dan. Hasinu,J.V. 2012. Residu Pestisida
Produk Sayuran Segardi Kota Ambon, J.Agrologia, 1(2): 99-105
Wang, X., Song, L., Li, Z., Ni, Z., Bao, J., and Zhang, H. 2020. The remediation of
chlorpyrifos-contaminated soil by immobilized white-rot fungi. Journal of the
Serbian Chemical Society, (00), 130-130. https://doi.org/10.2298/JSC190822130W
Yi, Y., Huang, Z., Lu, B., Xian, J., Tsang, E.P., Cheng, W., Fang, J. and Fang, Z., 2020.
Magnetic biochar for environmental remediation: A review. Bioresource technology,
298, p.122468. https://doi.org/10.1016/j.biortech.2019.122468
Yuantari, Maria Goretti Catur. 2009. Studi ekonomi lingkungan penggunaan pestisida dan
dampaknya pada kesehatan petani di area pertanian hortikultura Desa Sumber Rejo
Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Jawa Tengah” PhD diss., program
Pascasarjana Universitas Diponegoro, 2009. http://eprints.undip.ac.id/18103/