Anda di halaman 1dari 30

i

LAPORAN KEMAJUAN
PENELITIAN KERJASAMA INTERNASIONAL
SUMBER DANA APBU UMPAR

PEMANFAATAN BIOCHAR TONGKOL JAGUNG YANG DIPERKAYA


BAKTERI PENGHASIL ALGINAT UNTUK ADAPTASI KEKERINGAN
PADA LAHAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG INDONESIA

TIM PENGUSUL:

Dr.Sukmawati,S.P.M.P (1175442/0906087601) (Ketua Tim Pengusul)


Dr.Iradhatullah Rahim, S.P.M.P (856 967/0926117601)(Anggota
pengusul 1) Nur Ilmi, S.P.M.P. (1055230/0919068101)(Anggota
pengusul 2
3) Dr. Elkheir Hassaballah Abdallah (Omdurman Islamic University)
(mitra)

ROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
Agustus 2021
ii

HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN KERJASAMA INTERNASIONAL

Judul Penelitian : Pemanfaatan Biochar tongkol jagung


yang diperkaya bakteri penghasil alginate
untuk adapatasi kekeringan pada lahan
pangan di Kabupaten Soppeng
Pelaksana
a. Nama Peneliti : Dr.Sukmawati,S.P.M.P
b. NBM/NIDN : 1175442 / 0906087601
c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
d. Program Studi/Fakultas : Agroteknologi/FAPETRIK
e. Nomor HP : 0812344777429
f. Alamat Surel (e-mail) : sukmakuuh76@gmail.com
Anggota Peneliti
a. Nama Lengkap : Dr.Iradhatullah Rahim, S.P.M.P
b. NBM/NIDN : 1161 167 / 0926117601
c. Program Studi/Fakultas : Agroteknologi/FAPETRIK
Anggota Peneliti
a. Nama Lengkap : Nur Ilmi, S.P.M.Si
b. NBM/NIDN : 1161 167 / 0926117601
c. Program Studi/Fakultas : Agroteknologi/FAPETRIK
Tahun Pelaksanaan : APBU Tahun 2022
Biaya Tahun Berjalan : Rp. 5.600.000
Biaya Keseluruhan : Rp. 8.000.000

Menyetujui Parepare, 12 Agustus 2022


Dekan, Peneliti

Dr. Nurhapsa, S.P.,M.Si Dr.Sukmawati, Sp.M.P.


NBM. 938 319 NBM. 1175441
Mengetahui
Ketua LPPM

Dr. Iradhatullah Rahim, M.P.


NIDN. 0926117601
iii

RINGKASAN

Tujuan umum penelitian ini adalah memperoleh dosis penambahan biochar


pada skala lapangan yang sesuai dan tepat untuk meningkatkan retensi air
dan nitrogen selama satu siklus pertumbuhan jagung hibrida di lahan
kering. Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1) perubahan sifat kimia tanah
seperti C-organik, nitrogen, pH dan KTK tanah setelah ditambahkan
biochar; 2) perbaikan sifat higroskopis tanah di wilayah rhisosfer jagung
melalui potensial matriks tanah; 3) efisiensi penyerapan nitrogen pada
tanaman jagung; dan 4) peningkatan produktivitas jagung pada
penggunaan pupuk yang lebih efisien. Penelitian terdiri atas empat tahap,
yakni: Tahap 1 analisis tanah. Analisis dilakukan pada sampel tanah yang
meliputi kadar air tanah, kandungan C-organik, N-total, pH dan KTK. Tahap
II: Produksi dan karakterisasi biochar dari tongkol jagung , meliputi: sifat
kimia (c-organik,N, KTK, pH), proximat (fraksi abu, volatil, C-tetap), struktur
biochar (porositas). Tahap III: Perbanyakan dan skuensing bakteri untuk
menentukan spesies. Tahap IV: Pembuatan demplot penelitian. Metode
percobaan lapangan dengan rancangan acak kelompok (RAK) yang
menguji 3 taraf biochar yang telah diperkaya bakteri penghasil alginat
(koleksi pribadi), yakni kontrol (0 g), 450 g dan 900g). Paramater yang diuji
adalah perubahan sifat kimia tanah (pH,KTK,N,P,K dan C-organik merujuk
metode USDA dan FAO), perubahan sifat higroskopis (potensial matriks
metode ASTM 85298 ), Efisiensi penyerapan nitrogen (metode pengabuan
jaringan tanaman) dan produktivitas tanaman jagung. Luaran yang
diharapkan adalah artikel ilmiah yang diterbitkan pada jurnal internasional
bereputasi terindek scopus Q4 Plant Cell Biotechnology and Molecular
Biology.
iv

PRAKATA

Biochar yang ditambahkan isolat bakteri penghasil alginat telah

terbukti sebagai salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk

memperbaiki sifat fisik tanah yang berkaitan dengan retensi air, serta

memperbaiki retensi nitrogen sehingga meningkatkan produksi jagung

hibrida pada tanah bertekstur liat. Perbaikan dilakukan dengan modifikasi

rhizosfer tanaman jagung berbasis karbon dan polimer alginat alami untuk

meningkatkan efisiensi penggunaan air dan unsur nitrogen sehingga

mendukung pada peningkatan produktivitas lahan kering. Disertasi ini

melaporkan hasil penelitian tentang “Pemanfaatan Biochar tongkol

jagung yang diperkaya bakteri penghasil alginate untuk adapatasi

kekeringan pada lahan pangan di Kabupaten Soppeng”

Rahmat dan ridha Allah SWT senantiasa menyertai penulis dalam


melaksanakan serangkaian penelitian yang ditulis dalam bentuk karya
ilmiah. Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak UMPAR selaku
pemberi dana penelitian APBU, Pimpinan FAPETRIK latas segala
dukungan dan juga LPPM sebagai pelaksana kegiatan penelitian dan
pengabdin di UMPAR. Selain itu, berdasarkan serangkaian penelitian yang
dilakukan dengan berbagai macam analisis di laboratorium maupun uji di
lapangan, sehingga penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak laboratorium kesuburan tanah Unhas, Science Building unhas, Kimia
Organik Unhas dan Laboratorium Hama dan penyakit Unhas.
v

DAFTAR ISI

RINGKASAN .............................................................................................. iii


PRAKATA .................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Urgensi Penelitian ........................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 4
BAB 3. T UJUN DAN MANFAAT PENELITIAN.......................................... 6
3.1. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
3.2. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
BAB 4. METODE PENELITIAN.................................................................. 7
3.1. Wilayah studi ................................................................................... 7
3.2. Rancangan peneltian....................................................................... 7
3.3. Tahapan pelaksanaan riset ............................................................. 8
3.4. Parameter uji ................................................................................... 8
3.3. Analisis Data ................................................................................... 9
3.4. Alur Penelitian ................................................................................. 9
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ........................................ 10
5.1. Karakteristik kimia tanah awal ....................................................... 10
5.2. Produksi dan Karakterisasi Biochar ............................................... 10
5.3. Retensi air tanah ........................................................................... 14
BAB 6. R ENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA......................................... 17
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 20
vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Produtivitas jagung selama empat tahun di Kabupaten


Soppeng (BPS, 2017, 2018,2019,2021) 4
Tabel 2. Karateristik fisik dan kimia tanah (Angka yang diikuti
asteris* menunjukkan kriteria status hara tanah) 10
Tabel 3. Karakteristik kimia biochar tongkol jagung hasil pirolisis
menggunakan kill drum 11
Tabel 4. Fraksi biochar tongkol jagung hasil pirolisis menggunakan
kill drum 12
Tabel 5. Gugus Fungsi permukaan biochar tongkol jagung hasil
pirolisis menggunakan kill drum yang dianalisis FTR 12
Tabel 6. Porositas biochar tongkol jagung hasil pirolisis
menggunakan kill drum yang dianalisis XRD 13
Tabel 7. Kemampuan tanah bertekstur liat meretensi air terindikasi
dari pori yang terbentuk dengan adanya penambahan
biochar tongkol jagung 16
vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi Peneltian di Desa Parenring Kecamatan Lilirilau


Kabupaten Soppeng (Warna cokelat menunjukkan lahan
petani yang sering ditanami jagung) 7
Gambar 2. Mekanisme aplikasi perlakuan 8
Gambar 3. Proses pirolosis tongkol jagungmenjadi biochar
menggunakan kiln drum 11
Gambar 4. Spektra FITR gugus fungsi permukaan biochar tongkol
jagung hasil pirolisis menggunakan kill drum 12
Gambar 5. Spektra XRD pembentukan karbon biochar tongkol
jagung hasil pirolisis menggunakan kill drum 13
Gambar 6. Struktur kristalinitas dan amorf biochar tongkol jagung
hasil pirolisis menggunakan kill drum 14
Gambar 7. Morfologi pori biochar tongkol jagung hasil pirolisis
menggunakan kill drum yang dianalisis SEM pada
pembesaran a) 500 𝜇𝑚 b) 300 𝜇𝑚 c) 100 𝜇𝑚. 14
Gambar 8. Pengukuran retensi air menggunakan kertas filter
Whatman 42 15
Gambar 9. Retensi air tanah liat pada penambahan biochar 500 g
(A) dan 900 g (B) 16
Gambar 10.. Bahan pupuk slow realise biochar (kiri) suspensi
bakteri (kanan) 18
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produksi jagung nasional menghadapi berbagai tantangan yang


kompleks. Data yang dirilis oleh Kementerian Pertanian (2020)
menunjukkan rata-rata produksi jagung pada tahun 20019-2020 hanya
mencapai produksi aktual 5,2 ton/ha. Hasil ini jauh dibawah potensi
produksi sebesar 12 ton/ha. Faktor penyebab rendahnya produksi jagung
adalah aplikasi pupuk yang tidak berimbang selama bertahun-tahun
menyebabkan terkurasnya unsur hara tanah secara serius, penurunan
kesehatan tanah secara umum dan praktik monokultur yang
berkepanjangan (Gusli et al., 2020) dan kekeringan (Vinocur and Altman,
2005). Oleh karena itu target produktivias jagung yang tinggi akan sulit
dicapai tanpa teknologi perbaikan lahan untuk pengelolaan air, dan hara
tanah. Perbaikan lahan dapat dilakukan melalui penambahan bahan
organik, karena tanah dengan bahan organik tinggi memiliki kapasitas
untuk menyimpan air dalam jumlah besar (FAO, 2015). Peningkatan
kandungan C-organik tanah sebesar 1%, akan meningkatkan 2%
kandungan air tersedia di tanah (Cornelissen et al., 2013).

Biochar merupakan bahan organik dengan kandungan karbon yang


sangat tinggi dan persisten didalam tanah. Residu pertanian merupakan
sumber utama bahan organik berkelanjutan di dunia (Srivastava et al.,
2020), seperti halnya tongkol jagung yang selalu tersedia sepanjang tahun,
namuan belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber bahan
organik (Nurhayati et al., 2015). Samanta et al. (2012) mengestimasi
produksi tongkol jagung dalam satu hektar berkisar 1,42-1,53 ton. Tongkol
jagung memiliki komposisi karbon sebanyak 74,80% (Ceranic et al., 2016).
Tongkol jagung yang diubah menjadi biochar mengandung C-organik
sebesar 70% (Sukmawati, et al., 2020). Bahkan penelitian skala pot telah
membutikan bahwa biochar tongkol jagung yang diperkaya bakteri tanah
mampu menghasilkan produksi jagung sebesar 12,78 ton h -1, 11,89 ton h-1
2

dan 8,80 ton h-1, masing-masing pada kondisi kadar air tanah 100%, 80%
dan 60% dari kapasitas lapang (Sukmawati, 2020b).
Saat ini, biochar banyak digunakan sebagai bahan amandemen
tanah untuk meningkatkan kapasitas tanah dalam menyimpan air dan unsur
hara tanah. Hal ini dikonfirmasi oleh banyak peneliti di dunia Lehman and
Joseph 2015; Zhang et al., 2015; Burrell et al., 2016;Gao et al., 2016 ; Ma,
et al., 2016; Domingues et al., 2017; Nurida et al., 2017; Isidoria et al., 2017;
Xiang et al., 2016; Iswahyudi et al., 2018; Rawat et al., 2019; (Zong et al.,
2014; Sukmawati et al., 2020), bahwa biochar mampu memperbaiki tanah
menjadi lebih sehat (meningkatkan sifat bio-fisik-kimia tanah secara
keseluruhan) pertumbuhan tanaman yang lebih baik (pertumbuhan akar
yang lebih baik, peningkatan penyerapan nutrisi, peningkatan biomassa),
bahkan tanah dan lingkungan yang lebih sehat (bahan organik tanah/stok
karbon yang lebih tinggi, penggunaan pupuk yang lebih sedikit, pengelolaan
limbah pertanian yang optimal, dan peningkatan efisiensi penggunaan air).
Walapun demikian dibutuhkan informasi mengenai dosis dan teknik
aplikasi biochar yang efisien dalam meretensi air dan nitrogen di
pertanaman jagung. Aplikasi biochar dengan mencampur tanah pada
wilayah rhizosfer membutuhkan volume yang cukup besar. Hasil
penelitian Sukmawati, (2020b) menggunaan biochar dengan dosis 6%
setara dengan 900 g pertanaman mampu memperbaiki kesuburan tanah
dan meningkatkan produksi jagung di lahan kering. Hasil penelitian Lateef
et al (2019) menggunakan biochar sebagai pelapis urea untuk menghemat
volume biochar yang digunakan. Namun demikian, dosis ini sangat besar
untuk diterapkan oleh petani. Dengan demikian hasil penelitian akan
menjadi dasar penggunaan bahan organik berimbang dan efisien dalam
menurunkan penggunaan pupuk kimia. Selain itu, secara umum hasil
penelitian memberikan informasi penting bahwa biochar merupakan solusi
peningkatan karbon tanah untuk adapatasi kekeringan yang dapat
diterapkan pada berbagai jenis tanah di seluruh dunia.
3

Oleh karena itu, keterlibatan mitra dari negara beriklim tropis yang
sering mengalami kekeringan. Mitra penelitian ini berasal dari Sudan dan
pernah meneliti tentang adaptasi tanaman padi terhadap kekeringan di
Indonesia, serta fokus meneliti tentang adapatasi tanaman terhadap
kekeringan di negaranya. Berkaitan dengan hal tersebut, pilihan mitra ini
diharapkan dapat memperkaya informasi terkait mekanisme kekeringan di
wilayah tropis baik di Indonesia maupun di Sudan. Dengan demikian hasil
penelitian ini, dapat diperkaya dengan informasi dan saling bertukar
teknologi baik dari segi teori maupun pemanfaatannya pada dua negara
yang berbeda.

1.2. Urgensi Penelitian

Urgensi penelitian adalah penemuan dosis penambahan biochar


yang tepat untuk efisiensi penggunaan air dan nitrogen, sehingga dapat
mengurangi penggunaan kimia. Efisiensi pemupukan dapat dicapai apabila
tanah memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, karena meningkatkan
KTK tanah. Kriteria kesuburan tanah adalah kandungan C-organik >2%,
yang diperoleh melalui penambahan bahan organik sebesar 8-9
ton/ha/tahun. Ketersediaan air dan nitrogen sangat mempengaruhi
produktivitas jagung terutama pada fase vegetatif sampai pengisian biji.
Tongkol jagung merupakan limbah potensil untuk meningkatkan bahan
organik secara insitu. Biochar dari tonggkol jagung memilikii porositas
hingga 90%, kandungan karbon tetap sekitar 72 % dengan zat folatil yang
tinggi sehingga meningkatkan pori meso dan KTK tanah. Dengan demikian
penggunaan biochar dapat meningkatkan produktivitas jagung yang efisien
terhadap penggunaan air dan pupuk
4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Kabupaten Soppeng merupakan salah satu penghasil jagung di


Provinsi Sulawesi Selatan. Namun demikian, keterbatasan air menjadi
masalah utama peningkatan produksi jagung. Walaupun menjadi
komuditas unggulan daerah ini, namun produktivitas jagung masih sangat
rendah 4.99 ton/ha (Tabel 1). Pada hal petani sudah menggunakan bibit
hibrida dengan produktivitas yang dapat mencapai 12 ton/ha. Bahkan
tingkat pemakaian pupuk sudah melampaui dosis anjuran dari 350 kg/ha
menjadi 1,250 kg /ha. Hal ini menyebabkan pemadatan dan rendahnya
infiltrasi air hujan masuk kedalam tanah. Ini terindikasi pada bulk density
yang mencapai 1,24 (g/cm3), kandungan C-organik tanah 1,96% dan kadar
air tanah 9% (Sukmawati, 2020b).
Tabel 1. Produtivitas jagung selama empat tahun di Kabupaten Soppeng
(BPS, 2017, 2018,2019,2021)
Tahun Luas Tanam Luas panen Produktivitas
Produksi (ha) (ha) Produksi (kg) kg/ha)
2017 18,917.60 19,140.50 93,137.10 4.87
2018 15,495.80 18,799.70 84,759.00 4.51
2019 25,001.90 19,945.30 94,837.00 4.75
2021 45,378.20 39,176.30 195,504.00 4.99

Kondisi ini disebabkan oleh petani setempat belum memaksimalkan


pengembalian bahan organik ke lahan pertanian. Hal yang sama dilaporkan
oleh Nurhayati et al., (2015) bahwa limbah pertanian seperti tongkol jagung
belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber bahan organik.
Pada hal tongkol jagung memiliki komposisi karbon sebanyak 74,80%
(Ceranic et al., 2016). Lehmann (2007) melaporkan, bahwa biomassa yang
diproses menjadi biochar akan menghasilkan 50% karbon.
Biochar merupakan bahan berpori tinggi karbon yang dihasilkan dari
pemanasan biomassa tanpa oksigen. Biochar tongkol jagung mengandung
C-Organik sebanyak 70, 25%, dengan porositas mencapai 94,31%
5

(Sukmawati, 2020a; Sukmawati, et al., 2020b). Dengan demikian dapat


menjadi solusi penambahan bahan organik oleh petani setempat. Ada dua
cara di mana air tanah dapat terpengaruh oleh biochar, yakni : 1) secara
langsung adalah biochar sebagai media keropos dapat menahan air di pori-
pori, kemudian meningkatkan isi air tanah, dan 2) secara tidak langsung
adalah biochar akan mengikat konstituen tanah lainnya sehingga
memperbaiki struktur tanah yang akan meningkatkan kapasitas tanah
menyimpan air (Pulido-Novicio et al., 2001). Adapun kemampuan biochar
mempertahankan nutrisi di dalam tanah secara langsung melalui muatan
negatif gugus fungsi yang ada di permukaannya (Liang et al.,
2006;International Biochar Initiative, 2015). Dimana Luas permukaan dan
porositas biochar keduanya menentukan retensi airnya, penyerapan
kapasitas dan kimia permukaan termasuk KTK (Berek, 2014). Dengan
demikian biochar dapat diaplikasi menjadi bahan pengikat hara pada saat
pemupukan sehingga lebih efisien. Biochar tongkol jagung memiliki luas
permukaan yang tinggi, yakni 60.30 m2 g-1 (Sukmawati, 2020b) dan lebih
meningkat seelah ditambahkan bakteri penghasil alginat menjadi 196,56-
208,67 m2 g-1.
Penambahan bakteri penghasil alginat memperkaya biochar dalam
hal peningkatan kemampuannya meretensi air dan unsur hara. Alginat yang
hasilkan oleh bakteri merupakan polimer alam terkait dengan sifat
stabilisasi, viskositas, pembentukan gel dan kemampuan menahan air.
Gelnya mampu membentuk ion kompleks dengan kation divalen (Davis et
al. 2003;Sukmawati, et al., 2020a). Dengan cara ini, alginat memiliki luas
permukaan yang dapat menyerap air, mengikat unsur hara mikro (Cu, Mn,
Mg, Fe dan Ca), dan memperkuat bahan anorganik seperti tanah liat
(Barreca et al. 2014) Hasil penelitian menunjukkan skala pot menunjukkan
bahwa kombinasi biochar tongkol jagung dan isolat bakteri penghasil algina
mampu menghasilkan produksi jagung sebesar 12,78 ton h -1, 11,89 ton h-1
dan 8,80 ton h-1, masing-masing pada kondisi kadar air tanah 100%, 80%
dan 60% dari kapasitas lapang (Sukmawati, 2020b). Hal ini menjadi dasar
6

riset untuk menguji dosis biochar yang telah diperkaya oleh bakteri untuk
mengurangi penggunaan pupuk dan efisien dalam penggunaan air untuk
meningkatkan produksi jagung di lahan kering

BAB 3. T UJUN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah memperoleh dosis penambahan


biochar yang diperkaya bakteri penghasil alginat pada skala lapangan yang
sesuai dan tepat untuk meningkatkan retensi air dan nitrogen selama satu
siklus pertumbuhan jagung.
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:
a. Menganalisis perubahan sifat kimia tanah seperti C-organik,
nitrogen, pH dan KTK tanah setelah ditambahkan biochar
b. Menganilsis sifat higroskopis tanah di wilayah rhisosfer jagung
melalui potensial matriks tanah
c. Mengevaluasi efisiensi penyerapan nitrogen pada tanaman jagung
d. Mengevaluasi produktivitas jagung pada penggunaan pupuk yang
lebih efisien.

3.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan dampak terhadap efisiensi


penggunaan pupuk kimia ditingkat petani dalam meningkatkan produksi
jagung pada lahan kering dengan factor pembatsa ketersediaan air dan
tingkat pemukan yang tinggi.
7

BAB 4. METODE PENELITIAN

3.1. Wilayah studi

Penelitian akan dilakukan pada lahan jagung milik petani dengan


sistem budidaya konvensional yang ada di Desa Parenring Kecamatan
Lilirilau Kabupaten Soppeng 157, 34 km dari Makassa (Gambar 2).

Lokasi
Penelitian

Gambar 1. Lokasi Peneltian di Desa Parenring Kecamatan Lilirilau


Kabupaten Soppeng (Warna cokelat menunjukkan lahan
petani yang sering ditanami jagung)

3.2. Rancangan peneltian

Penelitian merupakan percobaan lapangan menggunakan


rancangan acak kelompok untuk menguji dosis biochar dari tongkol jagung
yang telah diperkaya dengan akteri penghasil alginat pada tanaman jagung
(bakteri yang digunakan merupakan hasil koleksi pribadi). Dosis yang
digunakan adalah 0 g, 450 g dan 900g. Dosis ini merujuk pada hasil
peneltian yang dilakukan oleh Sukmawati et al., 2020) pada skala pot.
Biochar yang digunakan diproduksi dari tongkol jagung dan diperkaya oleh
bakteri penghasil alginat sehingga mengandung polimer alami. Teknik
aplikasi dilakukan dengan cara biochar dicampur dengan pupuk pada saat
8

pemupukan dasar dan pemupukaan tahap kedua di area rhizosfer jagung


(dosis pupuk sintetis sesuai anjuran 350 kg/ha).

Isolat bakteri Efisiensi serapan air melalui pori dan urea


melalui luas permukaan Biochar
Alginat dari bakteri membantu fiksasi
Nitrogen dan potensial matriks tanah

Pupuk urea rhizosfer


Biochar tongkol jagung

Gambar 2. Mekanisme aplikasi perlakuan

3.3. Tahapan pelaksanaan riset

Penelitian dilakukan dengan melalui 4 tahapan: Tahap 1: Analisis


tanah. Analisis dilakukan pada sampel tanah yang meliputi kadar air tanah,
kandungan C-organik, N-total, pH dan KTK. Tahap II: Produksi dan
karakterisasi biochar dari tongkol jagung , meliputi: sifat kimia (c-organik,N,
KTK, pH), proximat (fraksi abu, volatil, C-tetap), struktur biochar
(porositas). Tahap III: Perbanyakan dan skuensing bakteri untuk
menentukan spesies. Tahap IV: Pembuatan demplot penelitian. Jagung
ditanam menggunakan jarak tanam 20 x 70 cm. Pemupukan dasar
menggunakan NPK dilakukan 1 minggu sebelum tanam. Masing-maing
dosis biochar dibagi tiga dan diaplikasi bersama pupuk, yakni aplikasi
pupuk dasar NPK, aplikasi pupuk kedua urea pada jagung umur 7-10 hst,
dan pemupukan kedua umur 20-25 hst. Jumlah sampel jagung 10 tanaman
setiap perlakuan sehingga total tanaman sampel adalah 90 tanaman.

3.4. Parameter uji


1. Karakteristik kimia tanah, pre dan post tes: pH, KTK , N, C-organik
merujuk pada USDA, (2004) dan (FAO, 2008)
9

2. Potensial matriks tanah diestimasi dengan menggunakan metode


ASTM 85298 (ASTM, 2003; Kim et al., 2016)
3. Analisis Jaringan Tanaman
Analisis serapan hara dilakukan untuk mengukur efisiensi penyerapan
nitrogen menggunakan metode pangabuan merujuk pada Fornes dan
Belda (2018). Analisis Nitrogen dengan menggunakan metode Kjeldahl
4. Produksi bahan kering dan biji jagung ton/ha.
3.3. Analisis Data
Data pre dan post tes dilakukan pada paramter sifat kimia tanah.
Analisis Proxima, XRD, SEM pada sampel biochar. Analisis skuensing
isolat bakteri penghasil algina. Selain itu juga dilakukan analisis jaringan
pada sampel daun jagung untuk mengukur efisiensi serapan hara. Semua
data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis menggunakan program Excel
untuk data rancangan, program matlab untuk analisis XRD. Data analisis
jaringan tanaman dan produksi dianalisis menggunakan excel dan apabila
ada pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT.

3.4. Alur Penelitian

PEMANFAATAN BIOCHAR TONGKOL JAGUNG YANG DIPERKAYA BAKTERI PENGHASIL


ALGINAT UNTUK ADAPTASI KEKERINGAN PADA LAHAN PANGAN DI KABUPATEN
SOPPENG INDONESIA

Analisis tanah awal Karakteristik kimia tanah: pH, KTK, C-Organik

Produksi Biochar sifat kimia proximat (fraksi abu, volatil, C-tetap),


struktur biochar (porositas) dan morfologi biochar.

Perbanyakan bakteri penghasil skuensing bakteri untuk menentukan spesies


alginat

Pembuatan demplot peneltian Pengolahan tanah, pemagaran, pembuatan system


penyiraman

Penanaman, aplikasi Penanaman jagung berdasarkan jarak tanam,


perlakuan aplikasi biochar pada saat pemupukan

Pengamatan parameter Pengamatan fase vegetative, fase genartif dan


perlakuan pengambilan sampel daun untuk analisis jaringan
tanaman
10

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

5.1. Hasil

5.1.1. Karakteristik kimia tanah awal

Tanah bertekstur liat mengalami perbaikan kesuburan tanah yang


terdeteksi dari status hara. Namun demikian penambahan biochar dengan
doais 900 g memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dosis 500 g.
Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan kesuburan tanah membutuhkan
penambahan karbon dalam jumlah yang cukup besar. Walaupun demikian
upaya ini dapat dilakukan secara berkelanjutan mengingat ketersediaan
bahan baku yang cukup besar di wilayah ini.
Tabel 2. Karateristik kimia tanah (Angka yang diikuti asteris* menunjukkan
kriteria status hara tanah)
Penambahan biochar
Sifat tanah Tanpa biochar
450 g 900g
Kadar Air (g/g) 0,09 29,83 30.10
C-organik (%) 1,96** 2.33 2,63
KTK(cmol/kg) 23,38*** 21,24 25,32
pH 5,8 6,46 6.95
N(Kjeldah) 0,15** 0,22 0,23
C/N 13*** 10,43 11,43
(*sangat rendah **rendah *** sedang****tinggi )

5.1.2. Produksi dan Karakterisasi Biochar

1. Proses Produksi
Produksi biochar menggunakan kiln drum yang dirakit sendiri untuk
memudahkan adopsi teknologi bagi petani di sekitar wilayah penelitian.
Proses produksi disajikan pada Gambar 3 meliputi : 1) pemilihan bahan
baku; Pemilihan bahan baku biochar mempertimbangkan ketersediaan dan
keberlanjutan keberadaan dari limbah pertanian. Tongkol jagung dihasilkan
setiap musim panen dengan jumlah yang cukup besar, dimana petani
cenderung membakar dan tidak ada pemanfaatan sama sekali;
2)pengeringan; Tahap pengeringan berpengaruh terhadap jumlah asap
yang dihasilkan selama pembakaran. Selain itu berpengaruh juga terhadap
11

lama pembakaran. Semakin kering bahan baku jumlah asap yang


dihasilkan semakin sedikit dan membutuhkan waktu pembakaran yang
lebih sedikit; 3) pembakaran ; Proses pembakaran menyebabkan terjadinya
penguraian senyawa organic menjadi unsur yang lebih kecil. Pada tahap
pembakaran merupakan tahap penguraian unsur H2O. Selanjutnya
terbentuk kerangka karbon, kemudian terjadi penguraian berlanjut
membentuk zat volatil. Pada tahap akhir zat volatile akan berkurang dan
terbentuk aromatisasi. Aromatisasi karbon berpengaruh terhadap stabilitas
karbon di dalam tanah; 4)pendinginan Pada proses pendinginan dapat
dilakukan dengan merendam menggunakan air atau ditutup pada wadah
tertutup sehingga api akan padam sendiri. Untuk memudahkan proses
penepungan. Maka pendinginan pada wadah tertutup lebih dianjurkan; dan
5) Penepungan/penghalusan: Penepungan mempertimbangkan ukuran
patikel yang diinginkan. Ukuran partikel yang digunakan dalam penelitian
adalah 60 mesh setara dengan 250 mm.

Gambar 3. Proses pirolosis tongkol jagungmenjadi biochar menggunakan


kiln drum

2. Karaterisasi Kimia biochar tongkol jagung


Tabel 3. Karakteristik kimia biochar tongkol jagung hasil pirolisis
menggunakan kill drum
Parameter kimia Persentase
pH 7.25
N (kjeldah) % 1.48
P (HNO3)% 1.82
K (HNO3)% 1..07
12

Tabel 4. Fraksi biochar tongkol jagung hasil pirolisis menggunakan kill


drum
Fraksi bahan biochar Persentase
Kadar air % 6.48
Fraksi abu% 5.45
Volatil Metter % 28.50
Karbon tetap % 59.57

Tabel 5. Gugus Fungsi permukaan biochar tongkol jagung hasil pirolisis


menggunakan kill drum yang dianalisis FTR
Jenis Gugus Fungsi Band cm-1
Hidroksil (O-H) 3444.87
Alkana ( C-H) 2922.16
Karboksil (C-O) 1691.57
Aromatik (C=C) 1597.06

Gambar 4. Spektra FITR gugus fungsi permukaan biochar tongkol jagung


hasil pirolisis menggunakan kill drum
13

2. Karakterisasi Fisik
Tabel 6. Porositas biochar tongkol jagung hasil pirolisis menggunakan kill
drum yang dianalisis XRD
Parameter Nilai
lattice parameter (Å)lattice parameter
2.5153
(Å) a
lattice parameter (Å) c 12.3236
Porositas max (%) 87.05
Porositas min (%) 86.94
Prorositas med (%) 86.96

Gambar 5. Spektra XRD pembentukan karbon biochar tongkol jagung hasil


pirolisis menggunakan kill drum
14

Gambar 6. Struktur kristalinitas dan amorf biochar tongkol jagung hasil


pirolisis menggunakan kill drum

(a) (b) (c)

Gambar 7. Morfologi pori biochar tongkol jagung hasil pirolisis


menggunakan kill drum yang dianalisis SEM pada pembesaran
a) 500 𝜇𝑚 b) 300 𝜇𝑚 c) 100 𝜇𝑚.

5.1.3. Retensi air tanah

Pengukuran retensi air dilakukan menggunakan ring besi yang berukuran


13 cm x 10 cm dan ring sampel yang berukuran 3 x 3 cm. Metode yang
15

digunakan adalah metode kertas saring whatman 42 merujuk pada


metode ASTM. Lanhkah pengujian seperti pada Gambar 8.

Gambar 8. Pengukuran retensi air menggunakan kertas filter Whatman 42


Hasil yang diperoleh adalah dosis 500 g menghasilkan pori air tersedia yang
lebih rendah diabndingkan dengan penambahan biochar dengan dosis 900
g. Pori tersedia sangat dibutuhkan untuk menjaga agar air tetap tersedia
bagi tanaman. Pada kondisi Ψ𝑚 − 100 𝑘𝑃𝑎 − Ψ𝑚 − 1000𝑘𝑃𝑎 biochar
tongkol jagung dengan dosis 900 g menyimpan air lebih lam teridentifikasi
dari kurva kemiringan dengan nilai b=2.775 lebih rendah dibandingkan
dengan dosis 500 g yakni nilai b=3.351.
16

Tabel 7. Kemampuan tanah bertekstur liat meretensi air terindikasi dari pori
yang terbentuk dengan adanya penambahan biochar tongkol
jagung

Pori Pori
Dosis Pori
BD PD Porositas drainase drianase
Biochar tersedia
lambat cepat

500 g 0.91 1.85 0.51 4.89 0.32 20.89

900 g 0.94 1.56 0.40 11.16 9.83 28.36

4.5
Log 10 potensial matriks

4
3.5
3
(kPa

2.5
y = 4.5724e-3.531x
2 R² = 0.8034
1.5
1
0.1 0.2 0.3 0.4
A Kadar air tanah (g.g-1)

4.5
Log 10 potensial matriks (kPa)

3.5

2.5
y = 4.0671e-2.755x
2
R² = 0.7587
1.5

1
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
-1
B Kadar air tanah (g.g )

Gambar 9. Retensi air tanah liat pada penambahan biochar 500 g (A) dan
900 g (B)
17

5.2. Luaran
Luaran yang diperoleh hingga tahap ini adalah 1 jurnal yang memuat hasil
perhitungan retensi air yang akan diterbitkan di International Journal
Agriculture System. Hingga saat ini measih berstatus submit.

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

1. Efisiensi penyerapan nitrogen (metode pengabuan jaringan tanaman)

Pengambilan sampel untuk efisiensi penyerapan nitrogen dilakukan


pada umur tanaman 58 hari setelah tanam.
18

2. Produktivitas tanaman jagung


3. Penulisan artikel untuk jurnal internasional terindeks scopus sebagai
luaran tambahan.

Gambar 10. Bahan pupuk slow realise biochar (kiri) suspensi bakteri
(kanan)
19

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN

Setalh melakukan serangkain penelitian hingga tahap ke 2, maka dapat


ditari kesimpulan untuk sementara sebagai berikut:

1. Kesuburan tanah pada wilayah invensi mengalami penurunan terutama


kandungan air tanah dengan berkurangnya kandungan C-organik.
Selain itu kandungan Nitrogen yang rendah, pH tanah senderunga
masam/
2. Penambahan biochar tongkol jagung memperbaiki kesuburan tanah
dengan pertimbangan terjadi peningkatan C-organik, N-total, pH dan
KTK
3. Karakteristik biochar tongkol jagung hasil pirolisi dapat dijadikan bahan
pembenah tanah pada tanah bertekstur liat.
4. Retnsi air tanah bertekstus liat mengalami peningkatan dengan indikasi
lebih lama menahan air.
20

DAFTAR PUSTAKA

ASTM, A. S. for T. and M. (2003). D5298 Standard Test Method for


Measurement of Soil Potential ( Suction ) Using Filter Paper. ASTM
International, November 1994, 4–11. https://doi.org/10.1520/D5298-10

Berek, a K. (2014). Exploring the potential roles of biochars on land


degradation mitigation. Journal of Degraded and Mining Lands
Management, 1(3), 149–158.
https://doi.org/10.15243/jdmlm.2014.013.149

Burrell, L. D., Zehetner, F., Rampazzo, N., Wimmer, B., & Soja, G. (2016).
Long-term effects of biochar on soil physical properties. Geoderma,
282, 96–102. https://doi.org/10.1016/j.geoderma.2016.07.019

Ceranic, M., Kosanic, T., Djuranovic, D., Kaludjerovic, Z., Djuric, S.,
Gojkovic, P., & Bozickovic, R. (2016). Experimental investigation of
corn cob pyrolysis. Journal of Renewable and Sustainable Energy,
8(6). https://doi.org/10.1063/1.4966695

Cornelissen, G., Martinsen, V., Shitumbanuma, V., Alling, V., Breedveld, G.


D., Rutherford, D. W., Sparrevik, M., Hale, S. E., Obia, A., Mulder, J.,
Box, P. O., & Division, W. R. (2013). Biochar Effect on Maize Yield and
Soil Characteristics in Five Conservation Farming Sites in Zambia.
256–274. https://doi.org/10.3390/agronomy3020256

Domingues, R. R., Trugilho, P. F., Silva, C. A., A, I. C. N., Melo, C. A.,


Magriotis, Z. M., Sa, M. A., & Melo, D. (2017). Properties of biochar
derived from wood and high-nutrient biomasses with the aim of
agronomic and environmental benefits. 1–19.

Enders, A., Hanley, K., Whitman, T., Joseph, S., & Lehmann, J. (2012).
Characterization of biochars to evaluate recalcitrance and agronomic
performance. Bioresource Technology, 114, 644–653.
https://doi.org/10.1016/j.biortech.2012.03.022

FAO. (2008). Guide to laboratory establishment for plant nutrient analysis,


Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome, 2008.
In M. R. Motsara (Ed.), Fao Fertilizer and Plant Nutrition Bulletin 19.
Electronic Publishing Policy and Support Branch Communication
Division FAO. http://www.fao.org/3/i0131e/i0131e.pdf

FAO. (2015). Soils store and filter water. 14–17. http://www.fao.org/3/a-


i4890e.pdf

Fornes, F., & Belda, R. M. (2018). Crop Science | Research Article Biochar
versus hydrochar as growth media constituents for ornamental plant
21

cultivation. August, 304–312.

Gao, S., Hoffman-Krull, K., Bidwell, A. L., & DeLuca, T. H. (2016). Locally
produced wood biochar increases nutrient retention and availability in
agricultural soils of the San Juan Islands, USA. Agriculture,
Ecosystems and Environment, 233, 43–54.
https://doi.org/10.1016/j.agee.2016.08.028

Hammes, K., & Schmidt, M. W. I. (2009). Changes of Biochar in Soil. In:


Lehmann J, Joseph S (eds) Biochar for environmental management
science and tech- nology (Page: 33-43). In J. and J. S. Lehmann (Ed.),
Biochar for Environmental Management: Science and Technology and
Implementation (second, pp. 169–178). Earthscan in the UK and USA.
https://doi.org/doi.org/10.4324/9781849770552.

Initiative, I. B. (2015). Frequently Asked Questions about Biochar |


International Biochar Initiative. http://www.biochar-
international.org/biochar/faqs

Isidoria, M., Gonzaga, S., Mackowiak, C., Quintao, A., Almeida, D., Ilmar,
J., Carvalho, T. De, & Rocha, K. (2017). Catena Positive and negative
e ff ects of biochar from coconut husks , orange bagasse and pine wood
chips on maize ( Zea mays L .) growth and nutrition. Catena, October
2016, 0–1. https://doi.org/10.1016/j.catena.2017.10.018

Iswahyudi1, Syukri1, U. (2018). Pengaruh Pemberian Pupuk NPK dan


Biochar terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa,
L). 5(2), 1–14.

Kim, H., Prezzi, M., & Salgado, R. (2016). Calibration of Whatman Grade
42 Filter Paper for Soil Suction Measurement. Canadian Journal of Soil
Science, 98(November 2016), 93–98. https://doi.org/10.1139/cjss-
2016-0064

Lateef, A., Nazir, R., Jamil, N., Alam, S., Shah, R., Khan, M. N., Saleem,
M., & Rehman, S. ur. (2019). Synthesis and characterization of
environmental friendly corncob biochar based nano-composite – A
potential slow release nano-fertilizer for sustainable agriculture.
Environmental Nanotechnology, Monitoring and Management,
11(January), 100212. https://doi.org/10.1016/j.enmm.2019.100212

Lehmann, J. (2007). Bio-energy in the black. Frontiers in Ecology and the


Environment, 5(7), 381–387. https://doi.org/10.1890/1540-
9295(2007)5[381:BITB]2.0.CO;2

Liang, B., Lehmann, J., Solomon, D., Kinyangi, J., Grossman, J., O’Neill, B.,
Skjemstad, J. O., Thies, J., Luizão, F. J., Petersen, J., & Neves, E. G.
22

(2006). Black Carbon Increases Cation Exchange Capacity in Soils.


Soil Science Society of America Journal, 70(5), 1719.
https://doi.org/10.2136/sssaj2005.0383

Ma, N., Zhang, L., Zhang, Y., Yang, L., & Yu, C. (2016). Biochar Improves
Soil Aggregate Stability and Water Availability in a Mollisol after Three
Years of Field Application. 1–10.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0154091

Nurhayati, Jamil, A., & Anggraini, S. (2015). Potensi Limbah Pertanian


sebagai Pupuk Organik Lokal di Lahan Kering Dataran Rendah Iklim
Basah. Iptek Tanaman Pangan, 6(2), 193–202.

Nurida, N. L., , S., & , M. (2017). Pemanfaatan Biochar Kulit Buah Kakao
Dan Sekam Padi Untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah Di
Ultisol Lampung. Jurnal Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi
Pertanian, 20(1), 69. https://doi.org/10.21082/jpptp.v20n1.2017.p69-80

Pertanian, K. (2020). Inilah 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar


Indonesia.
https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=4639

Pulido-Novicio, L., Hata, T., Kurimoto, Y., Doi, S., Ishihara, S., & Imamura,
Y. (2001). Adsorption capacities and related characteristics of wood
charcoals carbonized using a one-step or two-step process. Journal of
Wood Science, 47(1), 48–57. https://doi.org/10.1007/BF00776645

Rawat, J., Saxena, J., & Sanwal, P. (2019). Biochar : A Sustainable


Approach for Improving Plant Growth and Soil Properties.
https://doi.org/DOI: 10.5772/intechopen.82151

Samanta, A. K., Senani, S., Kolte, A. P., Sridhar, M., Sampath, K. T.,
Jayapal, N., & Devi, A. (2012). Production and in vitro evaluation of
xylooligosaccharides generated from corn cobs. Food and Bioproducts
Processing, 90(3), 466–474. https://doi.org/10.1016/j.fbp.2011.11.001

Srivastava, R. K., Shetti, N. P., Reddy, K. R., & Aminabhavi, T. M. (2020).


Sustainable energy from waste organic matters via efficient microbial
processes. Science of the Total Environment, 722, 137927.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.137927

Sukmawati. (2020a). Bahan Organik Menjanjikan dari Biochar ingkl Jagung,


Cangkan dan Tandan Kosong Kelapa Sawit Berdasarkan Sifat kimia.
J. Agroplantae, 9(2), 82–94. https://ppnp.e-
journal.id/agro/article/view/223

Sukmawati. (2020b). Perbaikan Retensi Air Fosfor dan Nitrogen dari


23

Biochar yang ditambahkan Bakteri Penghasil Alginat Utuk Peningkatan


Produktivitas Lahan Kering (Disertasi) [Pasca Sarjana Unhas].
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/3048/

Sukmawati, Ala, A., Baharuddin, & Gusli, S. (2020). Biochar interventions


enriched with alginate-producing bacteria support the growth of maize
in degraded soils Biochar interventions enriched with alginate-
producing bacteria support the growth of maize in degraded soils. 0–
10. https://doi.org/10.1088/1755-1315/486/1/012133

Sukmawati, Ala, A., Patandjengi, B., & Gusli, S. (2020a). Exploring of


promising bacteria from the rhizosphere of maize, cocoa and lamtoro.
Biodiversitas, 21(12), 5665–5673.
https://doi.org/10.13057/biodiv/d211224

Sukmawati, Ala, A., Patandjengi, B., & Gusli, S. (2020b). The


Physicochemical Properties of Agricultural Waste Inoculated with
Alginat-Producing Bacteria: Structural Modification for Biochar as A Soil
Amandement Formula. Plant Cell Biotechnology and Molecular
Biology, 21, 87–101.
https://www.ikprress.org/index.php/PCBMB/issue/view/801

USDA. (2004). Soil Survey Laboratory Methods Manual. Soil Survey


Investigations Report, 42(42), 700.
https://www.nrcs.usda.gov/Internet/FSE_DOCUMENTS/nrcseprd1026
807.pdf

Vinocur, B., & Altman, A. (2005). Recent advances in engineering plant


tolerance to abiotic stress: Achievements and limitations. Current
Opinion in Biotechnology, 16(2), 123–132.
https://doi.org/10.1016/j.copbio.2005.02.001

Xiang, Y., Deng, Q., Duan, H., & Guo, Y. (2016). Comparison between
different D-Dimer cutoff values to assess the individual risk of recurrent
venous thromboembolism: Analysis of results obtained in the DULCIS
study. International Journal of Laboratory Hematology, 38(1), 42–49.
https://doi.org/10.1111/ijlh.12426

Zong, Y., Chen, D., & Lu, S. (2014). IZong, Y., Chen, D., & Lu, S. (2014).
Impact of biochars on swell – shrinkage behavior , mechanical strength
, and surface cracking of clayey soil, (1), 920–926.mpact of biochars on
swell – shrinkage behavior , mechanical strength , and surface cracking
o. 1, 920–926.

Anda mungkin juga menyukai