Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

KESUBURAN TANAH
“PERBAIKAN KESUBURAN TANAH DENGAN PENAMBAHAN PUPUK
ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
JAGUNG (Zea mays)”

DISUSUN OLEH :

NAMA : WAHYU ANGGORO


NIM : 1910211002
KELAS : Agro A
ASISTEN : ARYADI HASBI (1910231016)
AULIA NOVITA (1910231012)
DEA ARTADEAR (1910231037)
NADILLA ULFA (1910233014)
DOSEN PENANGGUNG JAWAB : Ir. IRWAN DAFIS. MP

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum pada
Kesuburan Tanah tahun ajaran Ganjil 2021/2022. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Dosen penanggung jawab praktikum Bapak Ir. Irwan Dafis. MP yang telah
memberikan pengarahan pengarahan dan juga berkontribusi kepada praktikan dalam
proses praktikum.

2. Dosen pengampu mata kuliah Kesuburan Tanah Agro A Ibu Dr.Ir. Gusnidar. MP.
dan Bapak Ir. Irwan Dafis. MP.

3. Orang tua saya yang telah mendo’akan saya agar saya dalam keadaan sehat dan
kegiatan berjalan dengan lancar.

4. Asisten dan rekan-rekan Praktikan Kesuburan Tanah Agro A yang telah mendukung
penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu dibutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini dan
supaya bisa dijadikan acuan untuk praktikum selanjutnya.

Padang, 09 Desember 2021

Wahyu Anggoro

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .........................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Tujuan ............................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 3
A. Kesuburan Tanah ............................................................................................ 3

B. Pupuk Organik dan Anorganik ...................................................................... 4

C. Tanaman Jagung .............................................................................................. 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 6


A. Waktu dan Tempat .......................................................................................... 7

B. Alat dan Bahan ................................................................................................. 7

C. Langkah Kerja ................................................................................................. 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 9


A. Hasil ................................................................................................................... 9

B. Pembahasan .................................................................................................... 10

BAB V PENUTUP .............................................................................................................. 13


A. Kesimpulan ..................................................................................................... 13

B. Saran ............................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTKA ............................................................................................................ 14


LAMPIRAN......................................................................................................................... 16

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Variabel Pengamatan Tanaman Jagung............................................... 9

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum Tanaman Jagung.......................................................... 16

v
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanah merupakan akumulasi dari bahan induk yang telah melapuk maupun
sisa-sisa jasad renik yang dipengaruhi oleh faktor iklim adam jangka waktu tertentu.
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi tempat terjadinya proses maupun reaksi
yang melibatkan interaksi antara makhluk hidup satu dengan yang lainnya. Tanah
sangat penting karena merupakan tempat tanaman hidup, sebagai sumber hara tanaman
dan penyediaan air dan udara serta tempat tegaknya tanaman. Tanah yang umum
digunakan sebagai lahan usaha pertanian sebagian besar merupakan tanah mineral.
Tanah. Tanah mineral yang optimum digunakan sebagai lahan usaha pertanian adalah
tanah yang mempunyai susunan sebagai berikut : kandungan bahan mineral 25%, bahan
minaral 45%, kandungan bahan organik 5%, kandungan air 25%, kandungan udara
25%.
Kesuburan Tanah Merupakan mutu tanah untuk bercocok tanam yang
ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang menjadi
habitat akar-akar aktif tanaman. Kesuburan tanah merupakan mutu suatu tanah
yang dapat berasal dari bagian tanah itu sendiri atau imbas dari pengauh
keadaan lain baik lahan, iklim atau musim. Adapun .aktor-.aktor yang menentukan
kesuburan tanah meliputi kondisi tanah, unsur hara dalam tanah, organisme
dalam tanah, dll.
Ditinjau dari kondisi biologis tanah, aktifitas dan populasi organisme tanah
merupakan salah satu aspek pendukung kesuburan dan kualitas serta kesehatan tanah.
Menurut Sarifuddin (2004), keberadaan organisme di dalam tanah adalah sebagai
indikator kesehatan tanah, dimana mencerminkan struktur dan fungsi proses ekologi
serta respon terhadap perubahan kondisi tanah yang dihasilkan oleh praktek pengelolaan
lahan. Keberadaan serta aktivitas biota tanah dapat memberikan pengaruh positif bagi
sistem budidaya tanaman serta meningkatkan kesuburan tanah, karena makrofauna
tanah seperti cacing, serangga, nematoda, keong, siput, bekicot, sangat penting
peranannya dalam proses dekomposisi bahan organik tanah, sedangkan

1
mikroorganisme tanah berperan penting dalam proses transformasi unsur hara.
Makrofauna tanah juga berperan penting dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan
biologi tanah selain membantu dalam proses perombakan materi tumbuhan dan hewan
yang mati juga membantu dalam perbaikan struktur tanah. Dengan demikian
makrofauna tanah berperan aktif dalam menjaga kesuburan atau kesehatan tanah.
Peningkatkan produksi jagung juga dapat di bantu dengan pemberian pupuk.
Terdapat dua jenis pupuk yaitu pupuk anorganik dan organik yang telah dipasarkan.
Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik atau biologis
dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk, pupuk anorganik ini terdapat
dua jenis yaitu pupuk padat dan pupuk cair. Sedangkan pupuk organik adalah pupuk
yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari
tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses pengomposan, dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia
dan biologi tanah.
Upaya dalam mendorong produktivitas jagung dapat dilakukan dengan
pengaplikasian pupuk majemuk, dikarenakan jagung hibrida pada saat ini telah
mengalami proses peningkatan kualitas genetik termasuk peningkatan hasil yang tinggi,
sehingga membutuhkan banyak pemupukan NPK untuk mencukupi kebutuhan tersebut.
Salah satu keuntungan penggunaan pupuk majemuk adalah mempermudah
pengaplikasian terhadap tanaman jagung. Dalam pengaplikasiannya pupuk majemuk
dapat berupa cair maupun padat.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat kesuburan
tanah berdasarkan berbagai macam pemberian pupuk organik dan anorganik pada
pertumbuan tanaman jagung(Zea mays).

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesuburan Tanah
Produktivitas berbagai ekosistem di muka bumi ini sangat dipengaruhi oleh
faktor tanah, karena tanah sangat vital dalam mendukung eksistensi berbagai bentuk
kehidupan di muka bumi. Status unsur hara yang terkandung dalam ekosistem tanah
tidak hanya akan menentukan pertumbuhan tanaman, tetapi juga akan menentukan
produktivitas konsumen dalam bentuk organisme hidup yang bervariasi dan akan
meneruskannya lagi dalam siklus rantai makanan yang tak putus (kontinu). Tanah
tersusun dari komponen biotik dan abiotik; merupakan tubuh alam yang terdiri dari
fraksi mineral (pasir, debu dan liat) yang bercampur dengan komponen bahan organik
(Nurlaeny, 2015).
Kesuburan tanah ialah kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara dalam
jumlah berimbang guna pertumbuhan dan produksi tanaman. Produktivitas tanah
potensial adalah kemampuan tanah untuk menghasilkan pertumbuhan dan hasil
biomassa tanaman tanpa asupan bahan (pupuk, air, dan pestisida) dari luar.
Produktivitas tanah actual adalah kemampuan tanah untuk menghasilkan pertumbuhan
dan hasil tanaman yang sekarang ada.(Riwandi et al, 2017).
Ketersediaan hara merupakan salah satu faktor penting keseburan tanah yang
sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Pupuk menjadi bahan yang
ditambahkan ke tanah untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman. Setiap hara tanaman
tersedia dalam bentuk kimia yang berbeda dan berlangsung dengan reaksi yang khas
setelah masuk dalam tanah. Tanpa melihat sumber aslinya dan reaktivitas tanah, hara
harus dalam bentuk larut dan tersedia bagi tanaman sebelum hara dapat diserap oleh
akar tanaman (Bruulsema et al, 2017).
Ketersediaan unsur hara di dalam tanah merupakan faktor utama dalam
kesuksesan seluruh kehidupan tanaman. Unsur hara di dalam tanah dalam kondisi
seimbang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang optimal.
Tanaman memanfaatkan bahan organik untuk mendapatkan energi dan akan
mengoptmalkan pertumbuhan dan kualitas produksi. Salah satu cara tanaman

3
mendapatkan energi dengan cara proses fotosintesis. Dalam proses ini tanaman
mengumpulkan karbon yang ada di atmosfir dengan kadar sangat rendah, ditambah air,
diubah menjadi bahan organik oleh klorofil dengan bantuan sinar matahari (Budi dan
Sasmita, 2015).

B. Pupuk Organik dan Anorganik


Pupuk adalah kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur
untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk berarti
menambah unsur hara kedalam tanah dan tanaman. Pupuk merupakan meterial yang
ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mecukupi kebutuhan hara yang
diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Ada dua jenis pupuk
yang biasa digunakan yaitu pupuk organik dan juga pupuk anorganik.
(Dwicaksono,2013).
Pupuk organik merupakan hasil akhir dan hasil antara dari perubahan atau
peruraian bagian dari sisa tanaman dan hewan. Pupuk organik berasal dari bahan
organik yang mengandung berbagai macam unsur, meskipun ditandai dengan adanya
nitrogen dalam bentuk persenyawaan organik, sehingga mudah diserap oleh tanaman.
Menurut peraturan mentan, No 2/Pert/HK.060/2/2006 Pupuk organik adalah pupuk
yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa
tanaman hewan yang telah mengalami rekayasa berbentuk padat atau cair yang
digunakan untuk memasok bahan organik, memiliki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah. Menurut Sumekto (2006) pupuk organik tidak meninggalkan sisa asam
anorganik didalam tanah dan mempunyai kadar persenyawaan C-organik yang tinggi.
Pupuk organik kebanyakan tersedia di alam (terjadi secara alamiah), misalnya kompos,
pupuk kandang, pupuk hijau dan guano (Yuniwati,2012). Pupuk organik lebih
ditunjukkan kepada kandungan Corganik atau bahan organik dari pada kadar haranya.
Nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk organik (Dwicaksono,
2013).
Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat di pabrik secara kimia. Pupuk
anorganik dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah hara yang menyusunnya, yaitu
pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal merupakan pupuk yang

4
mengandung hanya satu unsur hara. Contoh pupuk tunggal adalah urea (N), SP-26
(super phospat – unsur P) dan KCl (Kalium Chlorat – unsur K)Sedangkan pupuk
majemuk merupakan pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur. Berdasarkan
Permentan (2007) pupuk memenuhi syarat sebagai pupuk majemuk NPK apabila total
pupuk N, P2O5 dan K2O minimal 30%. Contoh pupuk majemuk Phonska 15-15-15,
Pelangi 20-10-10, dan Mutiara 16-16-16. Pupuk majemuk juga dapt ditambah dengan
hara S, Mg atau unsur hara mikro (Cu dan Zn) (Kasno, 2009).
Pupuk buatan adalah semua jenis pupuk yang dibuat atau disintesis oleh tangan
manusia di dalam pabrik atau industri, pupuk buatan dapat dikatakan sebagai pupuk
anorganik karena disusun atas senyawa-senyawa anorganik yang mengandung unsur
hara tertentu berkadar tinggi (Fatimah, 2011).
C. Tanaman Jagung
Dalam sistematika tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikanoleh
Linneus dalam Falah (2009) sebagai berikut: Kingdom : Plantae. Divisio :
Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Monocotiledon, Ordo : Graminae,
Famili : Graminaceae, Genus : Zea, Spesies : Zea mays L.
Batang tanaman jagung tidak bercabang dan kaku. Bentuk batangnya silinder
dan terdiri atas beberapa ruas serta buku ruas. Adapun tingginya tergantung varietas
dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60 – 250 cm. Paeru dan Dewi, (2017)
mengatakan bahwa tanaman jagung memiliki daun yang panjang dan lebarnya agak
seragam. Lembar daun berselang-seling dan berbentuk seperti rumput. Tulang daun
terlihat jelas dengan bentuk termasuk tulang daun sejajar. Tanaman jagung memiliki
jumlah daun 8 – 48 helai. Daun tanaman jagung terdiri atas 3 bagian, yaitu bagian
kelopak daun, lidah daun, serta helai daun. Kelopak daun umumnya membungkus
batang. Antara kelopak daun dengan helaian daunterdapat lidah daun yang memiliki
bulu dan berlemak yang disebut ligula yang memiliki fungsi untuk mencegah air untuk
masuk kedalam kelopak daun dan batang.
Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoceous) karena bunga jantan
dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina (tongkol) muncul dari
axillary apical tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titiktumbuh apikal diujung

5
tanaman. Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang
matang pada tongkol. Hampir 95 % dari persariannya berasal dari serbuk sari tanaman
lain, dan hanya 5 % yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Karena itu disebut
juga tanaman bersari bebas (cross pollinated crop) (Sunarti et al, 2009).
Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus (kelobot). Biji
jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang berbeda, tergantung
pada varietasnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat
secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlahantara 8 – 20 baris biji. Biji jagung
terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji(seedcoat), endosperm dan embrio
(Rukmana, 2009). Curah hujan yang diinginkan untuk tumbuh adalah antara 1000 –
2500 mm/tahun, atau sekitar 85 – 200 mm/bulan. Suhu udara yang tepat yaitu antara
antara 21 – 34 derajat celcius, tetapi untuk pertumbuhan yang optimal tanaman jagung
menghendaki suhu antara 23 – 27 derajat celcius (Redaksi Ciptawidiya, 2008).
Jagung menginginkan tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan baik.
Karena tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan
kalium (K) yang banyak. Sedangkan pada umumnya tanah diIndonesia memiliki unsur
hara sedikit serta kandungan bahan organiknya rendah, maka penambahan pupuk N, P
dan K serta pupuk organik (kompos maupun pupukkandang) sangat diperlukan (Murni
dan Arif, 2008).
Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Yang lebih disukai adalah
tanah liat karena mampu menahan lengas yang lebih tinggi. Tanaman jagung peka
terhadap tanah masam, dan tumbuh baik pada kisaran pH antara 6 – 6,8 dan masih
cukup toleran terhadap kondisi basa. Kelengasan yang tinggi sangat diperlukan oleh
tanaman jagung yaitu berkisar antara 500-700 mm per musim. Cekaman kelengasan
paling kritis terjadi selama pembentukan rambut dan pengisian biji. Kekurangan air
dalam waktu singkat masih dapat ditoleransi dan pengaruhnya terhadap perkembangan
biji masih sangat minim. Tetapi jika kekurangan air yang dalam jangka waktu panjang
setelah penyerbukan dapat secara nyata menurunkan bobot kering biji. (Rubatzky dan
Yamaguchi, 1998).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

6
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Kesuburan Tanah dilaksanakan pada tanggal 0 September sampai
dengan 13 November 2021. Praktikum ini dilaksanakan di Kota Padang, Sumatera
Barat atau dirumah masing-masing praktikan.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan antara lain timbangan, karung, polibag 5 kg,
cangkul, pisau, plastik hitam, dan air. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain
benih jagung, tanah, pupuk buatan urea 2,4 g, Tsp 3,2 g, Kcl 1,6 g, dan pupuk
kandang (200 g), pupuk hijau titonia (200 g) serta biochar (200 g).
C. Langkah Kerja
1. Persiapan media tanam
Langkah – langkah persiapan alat dan bahan sebagai berikut :
1. Di sediakan 8 benih jagung, media tanam yaitu tanah, dan pupuk organik
dan anroganik yang telah ditentukan.
2. Kemudian Benih di rendam terlebih dahulu di dalam ember selama 1 jam.

3. Media tanah dan pupuk kemudian di campur dengan rasio perbandingan


pada polybag A adalah tanah : urea 2,4 g, Tsp 3,2 g, Kcl 1,6 g, polybag
B adalah tanah : urea 2,4 g, Tsp 3,2 g, Kcl 1,6 g dan pupuk kandang (200
g), polybag C adalah tanah : urea 2,4 g, Tsp 3,2 g, Kcl 1,6 g pupuk hijau
titonia (200 g) serta polybag D adalah tanah : urea 2,4 g, Tsp 3,2 g, Kcl
1,6 g biochar (200 g). lalu dimasukkan kedalam polybag dengan ukuran
5 kg.
2. Penanaman
Setelah media tanam sudah disiapkan dengan 4 perlakuan yang berbeda
Kemudian gali tanah dengan kedalam kurang lebih 3 cm lalu benih yang telah
direndam selama 1 jam di masukkan lalu timbun sedikit dengan tanah.
Kemudian siram benih jagung sebanyak 2x pada pagi dan siang hari secara
teratur.
3. Pengamatan

7
Selanjutanya dilakukan pengamatan terhadap masing – masing perlakuan
dengan Variabel Pengamatan mingguan yaitu Tinggi tanaman, panjang daun
dan jumlah daun.

8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 1. Variabel Pengamatan Tanaman Jagung

Minggu Tinggi Tanaman Panjang Daun Jumlah Daun

1. 4,1 cm 1. 3,2 cm 1. 2 helai


2. 4,3 cm 2. 2,1 cm 2. 2 helai
1
3. 3,7 cm 3. 2,4 cm 3. 2 helai
4. 4,1 cm 4. 3 cm 4. 2 helai
1. 34,5 cm 1. 27 cm 1. 3 helai
2. 15,8 cm 2. 10,9 cm 2. 3 helai
2
3. 15,2 cm 3. 17,6 cm 3. 2 helai
4. 34,7 cm 4. 25,7 cm 4. 3 helai
1. 42,5 cm 1. 31,8 cm 1. 6 helai
2. 24,6 cm 2. 20,7 cm 2. 4 helai
3
3. 20,5 cm 3. 9,8 cm 3. 4 helai
4. 42,2 cm 4. 33,9 cm 4. 5 helai
1. 47,5 cm 1. 36,6 cm 1. 6 helai
2. 33,4 cm 2. 26,2 cm 2. 4 helai
4
3. 23,9 cm 3. 17,3 cm 3. 4 helai
4. 50,7 cm 4. 38,1 cm 4. 6 helai
1. 55 cm 1. 40,8 cm 1. 5 helai
2. 46,5 cm 2. 38,4 cm 2. 4 helai
5
3. 60,3 cm 3. 51,7 cm 3. 6 helai
4. 65,4 cm 4. 20,5 cm 4. 6 helai

9
1. 65,5 cm 1. 42,3 cm 1. 5 helai
2. 71,4 cm 2. 54 cm 2. 6 helai
6
3. 67,2 cm 3. 48,6 cm 3. 6 helai
4. 84,1 cm 4. 65,7 cm 4. 6 helai

Ket :

1. Pupuk buatan
2. Pupuk buatan + Pupuk Kandang
3. Pupuk buatan + Pupuk Hijau
4. Pupuk buatan + Pupuk biochar

B. Pembahasan
Pada praktikum Kesuburan Tanah kali ini adalah menanam salah satu tanaman
pangan yaitu tanaman jagung (Zea mays.L). yang mana praktikum kali ini ditujukan
agar mahasiswa mampu mengetahui bagaimana menganalisi Pengaruh perlakuan pada
tanaman jagung. Kemudian jagung merupakan panganan terpenting kedua setelah padi,
akan tetapi produksi tanaman jagung belum mampu mencukupi kebutuhan pangan
nasional yang menyebabkan pemerintah harus mengimpor jagung dari luar negeri
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Peningkatan produksi tanaman pangan dapat
dilakukan dengan menerapkan teknologi pengolahan tanaman terpadu dengan memilih
bibit unggul yang mampu meningkatkan produksi jagung.
Upaya peningkatan produksi jagung masih menghadapi berbagai masalah
sehingga produksi jagung dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan
nasional. Salah satu penyebab rendahnya hasil tanaman jagung adalah kehadiran
gulma pada tanaman jagung tersebut. Pengaruh gulma pada tanaman dapat terjadi
secara langsung, bersaing untuk mendapatkan unsur hara, air, cahaya dan ruang
tumbuh. Gulma yang dibiarkan tanpa pengendalian pada jagung dapat menurunkan
hasil 20-80%.
Pada kali ini praktikan melakukan praktikum dengan menanam tanaman
jagung. Tanaman tersebut diberi dengan perlakuan yang berbeda-beda tiap polybag
5 kg yaitu dengan menggunakan berbagai jenis pupuk organik yang berbeda dan

10
dengan penggunaan pupuk buatan yang sama tiap polybag dosis yang diberikan.
Pada polybag 1 diberi perlakuan yaitu menggunakan pupuk buatan, selanjutnya pada
polybag ke 2 diberi perlakuan pupuk kandang dicampur dengan pupuk buatan, lalu
pada polybag ke 3 diberi perlakuan pupuk hijau dicampur dengan pupuk buatan, dan
yang terakhir yaitu polybag ke 4 menggunakan pupuk buatan dicampur dengan
biochar.
Pengamatan yang dilakukan pada tanaman jagung adalah tinggi tanaman,
panjang daun dan jumlah daun. Pada pengamatan tinggi tanaman dari data yang
diperoleh tertera bahwa tinggi batang tanaman antara setiap perlakuan mengalami
pertumbuhan yang berbeda. Dimana pada minggu ke 2 setelah tanam, tinggi tanaman
tertinggi terjadi pada perlakuan pupuk buatan + pupuk kandang sekitar 4,3 cm dan
terendah ada pada perlakuan pupuk buatan + pupuk hijau dengan tinggi 3,7 cm.
Akan tetapi pada minggu – minggu berikutnya pada perlakuan pupuk buatan + pupuk
biochar lah yang terus mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup signifikan
dari pada perlakuan yang lainnya dan pada minggu-minggu berikutnya setelah tanam
perlakuan pupuk buatan saja mengalami penurunan pada proses pertumbuhan yang
awalnya pada minggu – minggu sebelumnya lebih menunjukkan progres yang lebih
baik dari pada perlakuan pupuk buatan + pupuk hijau.
Selanjutnya hasil dari panjang daun terpanjang pada tanaman jagung adalah
pada tanaman dengan pupuk buatan + pupuk biochar yaitu 65,7 cm dan panjang daun
terendah pada tanaman jagung adalah pada tanaman dengan pupuk buatan saja
dengan panjang 42,3 cm. Lalu jumlah daun terbanyak pada tanaman jagung adalah
pada tanaman dengan pupuk buatan + bebagai pupuk organik dengan jumlah daun
yang sama yaitu 6 helai daun, sedangkan jumlah daun yang paling sedikit yaitu
diperoleh pada tanaman dengan penggunaan pupuk buatan saja . Pengaruh
penambahan pupuk organik dan anorganik akan nyata setelah unsur tersebut sudah
tersedia dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Novizan (2005) yang
menyatakan bahwa pupuk organik dalam waktu 1 ± 2 bulan akan terurai sempurna
sehingga menjadi tersedia bagi tanaman.
hasil analisis perlakuan dan hasil analisis tanah setelah dilakukan perlakuan.

11
Pemberian bahan organik ke dalam tanah dapat memperbaiki atau meningkatkan
kesuburan pada tanah mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan pupuk
anorganik, selain proses pelepasan hara secara bertahap, juga dalam pupuk organik
terkandung beberapa bahan lainnya yang dapat memperbaiki kesuburan tanah,
sedangkan pupuk anorganik hanya mengandung satu atau lebih unsur hara, yang
segera terurai ditanah, dan langsung tersedia bagi tanaman, sehingga sedikit residu
yang ditinggalkan pada tanah.
Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik, tanaman jagung perlu unsur
hara, karena lahan yang digunakan secara terus menerus menyebabkan hara didalam
tanah terangkut melalui panen dan ada yang tererosi melalui hujan. Sehingga
pemberian pupuk dan bahan organik merupakan hal yang harus kita berikan ke lahan
pertanian. Selain pupuk anorganik, maka pada tanah perlu ditambahkan pupuk
organik, karena pupuk organik sangat penting untuk merangsang perkembangan
akar. Pupuk organik dapat mempebaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk
organik dapat dapat meningkatkan kegemburan tanah, menambah unsur hara pada
tanah dan juga merupakan sumber bahan makanan bagi mikroorganisme tanah
(Palungkun dan Budiarti, 2001).
Pada praktikum ini juga tidak terlepas dari beberapa faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanam jagung . Pertumbuhan
tanaman jagung yang ditanam juga tak luput dari serangan-serangan hama yang
menggaggu pertumbuhan tanaman jagung terutama pada daun tanaman. Serangga
yang menyerang adalah serangga yang gemar memakan daun yaitu belalang. Akibt
nya daun tanaman menjadi rusak dimana permukaan daun tanaman menjadi robek-
robek bahkan ada yang menyebabkan beberapa daun menjadi layu dan akhirnya layu.
Adapun hal yang dapat dilakukan untuk mencegah tanaman jagung mudah terserang
hama adalah menggunakan pestisida baik itu pestisida alami maupun menggunakan
pestisida buatan asalkan tidak merusak tanaman jagung.

12
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari data hasil dan pembahasan yang
dilakukan adalah tiap-tiap perlakuan baik organik dan anroganik sebagai media
tanam tanaman jagung berpengaruh walau secara tidak signifikan terhadap
pertumbuhan tanaman jagung mulai dari tinggi tanaman, panjang daun, dan jumlah
daun. Penambahan berbagai pupuk organik ternyata cukup berpengaruh hal ini
karena pupuk organik terkandung beberapa bahan lainnya yang dapat memperbaiki
kesuburan tanah, sedangkan pupuk anorganik hanya mengandung satu atau lebih
unsur hara, yang segera terurai ditanah, dan langsung tersedia bagi tanaman,
sehingga sedikit residu yang ditinggalkan pada tanah. Hal-hal yang perlu
diperhatikan selanjutnya adalah agar tanaman jagung tidak kekurangan unsur hara
maka tanaman jagung secepatnya harus diberi pupuk yang sesuai dengan unsur yang
kurang pada tanaman jagung.
B. Saran
Untuk praktikum kedepannya diharapkan pelaksanaan dapat dilaksanakan
langsung dilahan UNAND dengan harapan supaya mahasiswa/i dapat lebih memahami
pelaksanan praktikum dikarenakan pelaksanaan secara daring lumayan cukup
membuat mahasiswa kebingungan dan buat pembaca diharapkan lebih mampu
mengontrol hama sehingga mengurangi kemungkinan turunnya pertumbuhan tanaman.

13
DAFTAR PUSTKA

A, Kasno. (2009). Jenis dan Sifat Pupuk Anorganik. Balai Penelitian Tanah. Bank
Pengetahuan Padi Indonesia.
Bruulsema, T.W., Fixen, P.E., Sulewski, G.D. 2017. 4T Hara Tanaman: Pedoman
Peningkatan Manajemen Hara Tanaman. International Plant Nutrition
Institute, Penang, Malaysia. Diterjemahkan oleh: Annisa Laksmintari,
Fauzia Trisnantari, Ruth Ninajanty, Witjaksana Darmosarkoro (Jakarta,
Indonesia).
Budi, H.S dan Sasmita, S. 2015. Ilmu dan Implementasi Kesuburan Tanah.
Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Dwicaksono, M.R.B., Suharto, B., L.D. Susanawati. 2013. Pengaruh Penambahan
Effective Microorganisme pada Limbah Cair Industri Perikanan Terhadap
Kualitas Pupuk Cair Organik. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Brawijaya. Malang.
Falah, R. N. 2009. Budidaya Jagung Manis. Balai Besar Pelatihan
Pertanian.Lembang.
Murni AM & RW Arief. 2008. Teknologi Budidaya Jagung.Balai Besar Pengkajian
dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Novizanb . 2005. Penggunaan Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Nurlaeny, N. 2015. Bahan Organik Tanah dan Dinamika Ketersediaan Unsur Hara
Tanaman. Unpad Press. Bandung. Redaksi Ciptawidya swara. 2008. Petunjuk
Teknik Budidaya 23 Tanaman Unggul. Jakarta.
Sarifuddin. 2004. Mikrobia sebagai indikator kesehatan tanah. Makalah pribadi
Falsafah Sains. IPB. Bogor.
Paeru, R.H., dan T.Q. Dewi. 2017. Panduan Praktis Budidaya Jagung. Penebar
Swadaya. Jakarta. Hal: 20-22.
Palungkun, R dan A. Budiarti. 2001. Sweet Corn Baby Corn. Penebar swadaya. Jakarta
Hal 7-10.

14
Riwandi., Prasetyo., Hasanudin., I, Cahyadinata. 2017. Kesuburan Tanah dan
Pemupukan. Yayasan Sahabat Alam Rafflesia. Bengkulu.
Rukmana, R. 2009. Usaha Tani Jagung . Kanisius. Jakarta.
Rubatzky VE. Dan M. Yamaguch..,1998. Sayuran Dunia. ITB. Bandung.
Sumekto, riyo. 2006. Pupuk-Pupuk Organik. Klaten: PT. Intan Sejati.
Sunarti.S., A.S. Nuning., Syarifuddin dan R. Efendi, 2009. Morfologi Tanamandan
Fase Pertumbuhan Jagung . Balai Penelitian Tanaman Serelia. Maros.
Yulia, A.E., Murniati dan Fatimah. 2011. Aplikasi pupuk organik pada tanaman caisim
untuk dua kali penanaman. Jurnal Sagu, 10 (1): 14-19.
Yuniwati, M. Iskarina, dkk. 2012. Optimasi Kondisi Proses Pembuatan Kompos Dari
Sampah Organik Dengan Cara Fermentasi Menggunakan EM4. Jurnal
Teknologi Volume 5 Nomor 2. Yogyakarta: AKPRIND.

15
LAMPIRAN

A. Dokumentasi Praktikum Tanaman Jagung

NO DOKUMENTASI KETERANGAN

Persiapan media tanam dan proses


1.
inkubasi pupuk hijau titonia

2. Penimbangan pupuk

3. Penanaman benih jagung

4. Seminggu setelah tanam

16
5. Melakukan pengamatan
pengukuran

17

Anda mungkin juga menyukai