Disusun Oleh :
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pembuatan Kompos
dengan Probiotik Biofad ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bp.
Iswoyo, S.Pt, M.P pada mata kuliah Lingkungan dan Pengelolaan Limbah. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengolahan limbah bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bp. Iswoyo, S.Pt, M.P selaku dosen pada
mata kuliah Lingkungan dan Pengelolaan Limbah yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................4
1.1 Pendahuluan................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................6
2.1 Manfaat kompos..........................................................................................................................6
2.2 Dasar-dasar Pengomposan...........................................................................................................7
2.3 Waktu Pengomposan...................................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
3
BAB I
1.1 Pendahuluan
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah
untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi
bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara.
Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak
membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk
kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat
kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos
yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur
4
lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah
petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan,
dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan baku pengomposan adalah semua material yang mengandung karbon dan
nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah
industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku
pengomposan.
5
BAB II
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya
daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti menjadikan hasil
panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
a. Aspek Ekonomi:
b. Aspek Lingkungan:
6
Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Beberapa studi telah dilakukan terkait manfaat kompos bagi tanah dan
pertumbuhan tanaman. Penelitian Abdurohim, 2008, menunjukkan bahwa kompos
memberikan peningkatan kadar Kalium pada tanah lebih tinggi daripada kalium yang
disediakan pupuk NPK, namun kadar fosfor tidak menunjukkan perbedaan yang nyata
dengan NPK. Hal ini menyebabkan pertumbuhan tanaman yang ditelitinya ketika itu,
caisin (Brassica oleracea), menjadi lebih baik dibandingkan dengan NPK.
7
kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian, limbah-limbah
agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa
sawit, dll. Bahan organik yang sulit untuk dikomposkan antara lain: tulang,
tanduk, dan rambut. Bahan yang paling baik menurut ukuran waktu, untuk dibuat
menjadi kompos dinilai dari rasio karbon dan nitrogen di dalam bahan / material
organik seperti limbah pertanian: ampas tebu dan kotoran ternak serta tersebut di
atas. Bahan organik yang telah disusun oleh Sinaga dkk. (2010) dari berbagai
campuran dengan nilai rasio C/N = 35,68 dan kondisi kandungan airnya 50,37%,
waktu dekomposisi diperoleh terpendek 28 hari dibanding lainnya.
8
BAB III
3.1 Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
10