Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan UU no 12 tahun 1992 pasal 20 ayat 2, yang berbunyi “pelaksanaan


perlindungan tanaman menjadi tanggug jawab masyarakat dan pemerintah”, tersirat
kewajiban seluruh lapisan masyarakat untuk ikut aktif dalam menghasilkan tanaman
budidaya yang berkualitas bagus serta aman untuk dikonsumsi. Untuk menghasilkan tanaman
organik yang berkualitas maka perlu adanya perawatan yang serius seperti pemberian pupuk
kompos.

Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti menemukan sampah yang ada di mana-mana. Setiap
hari sampah selalu bertambah. Seiring waktu sampah akan semakin menumpuk, maka dari itu
kita harus bisa mengolahnya.

Ada banyak cara untuk mengolah sampah, untuk mengolah sampah organik, kita akan buat
pupuk kompos menggunakan sampah organik. Pupuk kompos adalah pupuk yang
dibuat dari sampah organik. Pembuatan pupuk kompos ini tidak terlalu rumit, tidak
memerlukan tempat yang luas serta tidak menghabiskan banyak biaya. Kompos yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan sendiri, tidak perlu membeli.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kompos ?
2. Apa saja manfaat pupuk kompos ?
3. Apa itu starter Kompos ?
4. Apa saja metode dalam membuat kompos ?
5. Bagaimana proses dalam membuat kompos ?
6. Apa saja kunci proses pembuatan kompos ?
7. Apa saja perubahan-perubahan yang terjadi pada pengomposan ?

1
C. Tujuan
 Mengetahui manfaat dari pupuk kompos.
 Mengetahui metode dalam membuat kompos
 Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pengomposan
 Mengetahui kunci proses pembuatan kompos

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompos

Kompos adalah pupuk organik sebagai hasil dari proses biologi oleh aktivitas
mikroorganisme decomposer ( bakteri dan cacing) dalam menguraikan atau dekomposisi
bahan organik menjadi humus.

Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik


secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator
pengomposan yang sudah banyak beredar antara lain PROMI (Promoting Microbes),
OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan
SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan
kompos (vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri.

Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah
untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi
bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara.
Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak
membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.

Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk
kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki
sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi.
Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan
struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali
tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca
penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Bahan baku pengomposan adalah semua material orgaengandung karbon dan


nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah
industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku
pengomposan.

3
B. Manfaat Pupuk Kompos

Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik


tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air
tanah.

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

Aspek Ekonomi :

· Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

· Mengurangi volume/ukuran limbah

· Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

Aspek Lingkungan :

· Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari
sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah

· Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

Aspek bagi tanah/tanaman:

· Meningkatkan kesuburan tanah

· Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

· Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah

· Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

· Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)

· Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

· Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman

· Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

4
C. Pengertian Starter Kompos

Mikro organisme dekomposer (yang terdiri dari bakteri pengurai, mikroba pengurai
lainnya) yang telah diisolasi yang digunakan untuk mempercepat proses dekomposisi bahan
organik. Contohnya adalah OrgaDec , Stardec , EM-4, Harmony, Fix-up
plus, Tricoderma ,MOL (Mikro Organisme Lokal)

D. Metode Dalam Membuat Pupuk Kompos

Wind Row Sistem

Windrow sistem adalah proses pembuatan kompos yang paling sederhana dan paling
murah. Bahan baku kompos ditumpuk memanjang , tinggi tumpukan 0.6 sampai 1 meter,
lebar 2-5 meter. Sementara itu panjangnya dapat mencapai 40 – 50 meter.

Untuk mengatur temperatur, kelembaban dan oksigen, pada windrow sistem ini, maka
dilakukan proses pembalikan secara periodik Inilah secara prinsip yang membedakannya
dari sistim pembuatan kompos yang lain. Kelemahan dari sistim Windrow ini adalah
memerlukan areal lahan yang cukup luas.

Aerated Static Pile

Secara prinsip proses komposting ini hampir sama, dengan windrow sistim, Dalam
sistim ini dipasang pipa yang dilubangi untuk mengalirkan udara. Udara ditekan
memakai blower. Karena ada sirkulasi udara, maka tumpukan bahan baku yang sedang
diproses dapat lebih tinggi dari 1 meter.

Proses itu sendiri diatur dengan pengaliran oksigen. Apabila temperature terlalu
tinggi, aliran oksigen dihentikan, sementara apabila temperatur turun aliran oksigen
ditambah.

Karena tidak ada proses pembalikan, maka bahan baku kompos harus dibuat
sedemikian rupa homogen sejak awal. Dalam pencampuran harus terdapat rongga udara
yang cukup. Bahan-bahan baku yang terlalu besar dan panjang harus dipotong-potong
mencapai ukuran 4 – 10 cm

In Vessel

5
Dalam sistim ini dapat mempergunakan kontainer berupa apa saja, dapat silo atau
parit memanjang. Karena sistim ini dibatasi oleh struktur kontainer, sistim ini baik
digunakan untuk mengurangi pengaruh bau yang tidak sedap seperti bau sampah kota.

Sistim in vessel juga mempergunakan pengaturan udara sama seperti sistim Aerated
Static Pile. Sistim ini memiliki pintu pemasukan bahan kompos dan pintu pengeluaran
kompos jadi yang berbeda.

E. Proses Pembuatan Kompos

Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur.


Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan
tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang
mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan
kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH
kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama
waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu
mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan
organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen
akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar
bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini
terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama
proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan
ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.

F. Kunci Proses Pembuatan Kompos

1. Memperoleh Campuran Bahan Baku Yang Benar

kombinasi campuran bakan baku yg memiliki C / N rasio = 10 s/d 12. Dari hasil
penelitian, telah diketahui bahwa terdapat 2 (dua) parameter penting dalam menentukan
pemilihan bahan baku, yaitu:

1.Faktor kelembaban Bahan Baku

6
Kelembaban atau kandungan air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
mikro-organisme. Sebagian besar mikroorganisme tidak dapat hidup apabila kekurangan air.
Apabila kelembaban dibawah 40%, proses dekomposisi bahan organik akan melambat.
Apabila kelembaban dibawah 30 persen, proses dekomposisi praktis akan terhenti. Akan
tetapi, apabila kelembaban > 60 persen, maka yang terjadi adalah keadaan anaerob (tanpa
oksigen), yang akan menyebabkan timbulnya aroma tidak sedap (masam).

2. Faktor C / N ratio bahan baku

Seandainya jumlah Nitrogen terlalu sedikit, maka populasi bakteri tidak akan optimal
dan proses dekomposisi kompos akan melambat.Kebalikannya, seandainya jumlah N terlalu
banyak, akan mengakibatkan pertumbuhan mikroba sangat cepat dan ini akan menyebabkan
masalah pada aroma kompos, sebagai akibat dari keadaan anaerobik.

2.7. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Pengomposan

· Hidrat arang (selulosa, hemiselulosa dll) diurai mejadi CO2 & H2O atau CH4 & H2

· Zat putih telur diurai melalui amida-amida, asam2 amino, menjadi amoniak (NH3),
CO2 dan H2O

· Sebagian unsur hara ada yg diikat oleh jasad renik & sebagian lagi dlm keadan bebas
(tdk terikat) yg dpt tersedia bagi tanaman. Namun unsur hara yg terikat jasad renik ini
kemudian akan kembali tersedia bagi tanaman ketika jasad renik tsb mati.

· Ternyata unsur-unsur hara dari senyawa organik akan terbebas menjadi senyawa an-
organik sehingga tersedia di dalam tanah bagi keperluan tanaman.

· Lemak dan lilin diurai menjadi CO2 dan air.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah ini dapat kami ambil kesimpulan:

· Pembuatan kompos dapat mengurangai sampah, sekaligus menguntungkan bagi kita.


Kompos memiliki manfaat dari berbagai aspek, yaitu : aspek ekonomi, aspek lingkungan, &
aspek tanah/tanaman.

· Kompos adalah pupuk organik sebagai hasil dari proses biologi oleh aktivitas
mikroorganisme decomposer ( bakteri dan cacing) dalam menguraikan atau dekomposisi
bahan organik menjadi humus.

· Dalam mempercepat proses membuat kompos maka diperlukan starter atau


dekomposer.

· Kunci proses pembuatan kompos yang baik tergantung pada Faktor C / N ratio bahan
baku dan Faktor kelembaban Bahan Baku

· Didalam proses pengomposan terjadi banyak perbuhan perubahan yang terjadi.


Contohnya adalah Lemak dan lilin diurai menjadi CO2 dan air.

8
DAFTAR PUSTAKA

kasiono.files.wordpress.com/2010/01/kuliah-3-kompos.ppt

http://Kompos - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm

http://pupuk kompos makalah pupuk kompos.htm

http://edukasi sidesi makalah pembuatan pupuk kompos skala rumah tangga.htm

http://Karya Ilmiah Biologi - Karya Ilmiah _ isomwebs.net.htm

9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Pengertian Kompos ................................................................................................. 3


B. Manfaat Pupuk Kompos ......................................................................................... 4
C. Pengertian Starter Kompos ..................................................................................... 5
D. Metode Dalam Membuat Pupuk Kompos............................................................... 5
E. Proses Pembuatan Kompos ..................................................................................... 6
F. Kunci Proses Pembuatan Kompos .......................................................................... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

ii
10

Anda mungkin juga menyukai