Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Novia Banafsya

Npm : 19300029

1. Kelebiah pertanian system organic


o Dengan menerapkan sistem pertanian organik, maka keseimbangan tanah
dapat terjaga karena tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia, tetapi
menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau dan sisa
tanaman.
o Dengan menghindari pemakaian pestisida secara berlebihan akan dapat
mengurangi resiko keracunan zat tersebut sehingga masyarakat dapat
mengkonsumsi makanan yang sehat.
o Meningkatkan kesadaran masyarakat akan menjamin kesehatan produk
pertanian yang akan menaikkan jumlah yang ingin dibayar terhadap komoditi
tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani
o Tanpa penggunaan pupuk dan pestisida dapat menghemat biaya operasional.
Selain itu pengolahan tanah secara organik, misalnya pengolahan tanah secara
minimum juga dapat mengurangi biaya operasional.
Kelemahan pertanian system organic
o Membutuhkan pengelolaan lahan yang cukup rumit.
o Diawal penerapan sistem pertanian organik seringkali dijumpai banyak
permasalahan yang membuat petani putus asa.
o Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang lebih
maksimal, karena harus melalui tahap konversi terlebih dahulu.
o Apabila diterapkan pada skala usaha yang besar akan memakan biaya yang
tinggi terutama pada biaya tenaga kerja pada saat ekosistem lingkungan belum
terbangun.
2.
a) revolusi hijau menimbulkan dampak dan gangguan ekologi yang serius seperti
punahnya varietas lokal, ledakan hama dan pencemaran tanah dan perairan. Ledakan
bahan kimia seperti pestisda telah membunuh berbagai organisme dan musuh alami
hama, seperti laba-laba, capung, katak, dan burung. Juga, penyemprotan pestisida
akan membuat hama menjadi kebal dan berkembang biak dengan cepat .
Revolusi Hijau sendiri tidak bisa lepas dari bagaimana dunia berubah menjadi kearah
kapitalistik. Negara berkembang masuk dalam skema perdagangan global yang
dipromosikan oleh World Trade Organization (WTO), yang panduannya diperoleh
dari kebijakan World Bank dan International Monetary Fund (IMF). Aturan
perdagangan bebas itu lalu mensyaratkan perlunya reformasi pertanian di negara-
negara berkembang, yang pada akhirnya memungkinkan produk perusahan
transnasional pertanian (pestisida, GMO) dari negara-negara maju menyebar cepat di
berbagai negara-negara berkembang

Hal ini tak urung mendorong penggunaan pestisida besar-besaran yang oleh revolusi
hijau mampu mengubah mindset dan perilaku para petani. Tanpa berbagai produk
herbisida, pestisida dan berbagai pupuk kimia, lahan dimitoskan tidak akan dapat
produktif. Industrialisasi pertanian pada akhirnya mendorong petani sebagai bagian
dari mesin industri raksasa, berada pada rantai nilai produk, dan bukan lagi menjadi
aktor sumber kearifan pemanfaat lahan.

beberapa inisiatif kecil baik secara individu maupun kelompok telah bermunculan
untuk kembali kepada pertanian non kimiawi, atau yang acap disebut dengan
pertanian organik. Petani dengan swadaya sendiri, bahkan sering dicemooh oleh
petani lain, mampu membuktikan bahwa pertanian organik tanpa tergantung bahan
kimiawi mampu memproduksi produk yang baik dan lebih sehat.
o Pembajakan lahan
disamping merusak agregasi tanah sehingga partikel-partikel tanah menjadi lepas dan karbon
tanah hilang terbawa erosi, juga memacu oksidasi bahan organik tanah yang berakibat pada
meningkatnya emisi gas CO2 dan menurunnya cadangan karbon tanah.
emisi GRK di lahan sawah karena emisi CH 4 akibat sistem drainase yang buruk, sedangkan emisi
GRK di lahan kering sebagian besar karena emisi gas CO2 akibat sistem olah tanah konvensional
3.

1) Anaerobik
Jika terjadi kekurangan oksigen, kondisi menjadi sesuai untuk organisma yang
anaerob, kejadian yang demikian akan mengakibatkan proses tidak berjalan
efisien dan akan timbul bau yang tidak diinginkan. Untuk itu kadar kelembaban
dan kadar oksigen tersedia mempunyai keterkaitan: ketika mikrobia memerlukan
kelembaban, bahan yang terlalu basah dan berat akan tidak mempunyai ruang
antar partikel untuk udara dapat berdiffusi masuk kedalam tumpukan.
Contoh: proses mempercepat pengomposan dengan bentuk effective
microoganisms (EM4) berlangsung secara anaerbob (sebenarnya semi anaerob
karena masih ada sedikit udara dan cahaya). Dengan metoda ini, bau yang
dihasilkan ternyata dapat hilang bila proses berlangsung denga baik.
2) Aerobik
Dlam system ini, kurang lebih dua pertiga unsur karbon (C) menguap (menjadi
C02) dan sisanya stu pertiga bagian bereaksi dengan nitrogen dalam sel hidup.
Selama proses pengomposan berlangsung akan terjadi reaksi eksotermik
sehingga timbul panas akibat pelebasan energi. Kenaikan suhu dalam timbunan
bahan organic menghasilkan suhu melampaui 65-70° C . Kgiatan mikroorganisme
akan menurun karena kematian organisme akibat panas yang tinggi.
Contoh : Proses pengomposan dengan OrgaDec terjadi secara aerob sehingga
produk ini dikemas dalam bentuk serbuk. Dalam bentuk ini , produk lebih stabil
dan dapat tahan hingga 12 bulan dalam penyimpanan yang baik (tempat yang
kering). Adapun produk yang bekerja secara anaerob biasanya dikemas dalam
bentuk cair.
4.
Urutan dan contoh pertanian modern
a) Unsur hara NH4, NO3 yang tdak dapat larut dalam tanah dan akan tertahan sebagai
mineral tanah – Unsur hara NH4 dan NO3 tidak akan terserap oleh tanaman – NH4,
NO3 larut tertahan sebagai mineral tanah – Tidak terserap makanan.
b) Teknologi dalam penyediaan pupuk yang berlebihan telah ada teknologi
drone yang mampu menyebar pupuk secara tepat guna.

5. pupuk hayati sebagai preparasi yang mengandung sel-sel dari strain-strain efektif
mikroba penambat nitrogen, pelarut fosfat atau selulolitik yang digunakan pada biji,
tanah atau tempat pengomposan dengan tujuan meningkatkan jumlah mikroba
tersebut dan mempercepat proses mikrobial tertentu untuk menambah banyak
ketersediaan hara dalam bentuk tersedia yang dapat diasimilasi tanaman.
mekanisme kerja pupuk hayati dalam meningkatkan produktivitas tanaman sebagai
berikut.
1. Mengikat Nitrogen (N) yang melimpah di udara (74%), sehingga N tersedia bagi
tanaman.
2. Mengikat Pospor (P) dan Kalium (K) yang banyak terdapat di tanah, sehingga P
dan K tersedia bagi tanaman.
3. Mengeluarkan zat Pengatur Tumbuh (Z.P.T) yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman.
4. Menguraikan sisa-sisa limbah organik tanah untuk dijadikan sumber nutrisi
tanaman.
5. Mengendalikan penyakit tanaman karena berisi mikroorganisme antagonis terhadap
tanaman.

Anda mungkin juga menyukai