Oleh
Rajendra Galen : 23
Rafandawit Feros : 24
Safiyah Nayla : 32
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
D. Manfaat pembuatan kompos.....................................................................3
E. Ruang Lingkup............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
A. Definisi Kompos..........................................................................................4
B. Manfaat Kompos.........................................................................................5
C. Bahan-Bahan Pembuatan Kompos...........................................................6
D. Proses Dasar Pembuatan Kompos............................................................8
E. Faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Kompos..................................9
F. Ciri-ciri Kompos Matang.........................................................................13
G. Kualitas Kimia Kompos........................................................................13
BAB III METODE PERCOBAAN.....................................................................15
A. Waktu dan Tempat...................................................................................15
B. Bahan – bahan yang digunakan..............................................................15
C. Alat yang digunakan.................................................................................15
D. Pembuatan Kompos....................................................................................16
E. Pengecekan Kompos.................................................................................16
F. Panen Kompos...........................................................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................20
A. Data Pengamatan......................................................................................20
B. Strategi Mempercepat Proses Pengomposan.........................................29
BAB V PENUTUP................................................................................................32
A. Simpulan....................................................................................................32
B. Saran..........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
LAMPIRAN..........................................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, banyak sekali orang-orang yang membudidaya tanaman hias dan
sektor pertanian yang sangat luas di Indonesia. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan tanaman dan hasil pertanian yang baik, kita harus memberi unsur –
unsur yang diperlukan tanaman. Salah satunya adalah pupuk. Pupuk dibedakan
menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pupuk organik salah satunya adalah kompos. Kompos adalah bahan-bahan
organik yang telah mengalami pelapukan karena adanya interaksi antara
mikroorganisme yang bekerja di dalamnya. Kompos banyak sekali macamnya,
kami akan membahas salah satunya mengenai kompos kotoran hewan yang
dicampur dengan dedaunan.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut
agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran
bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan
penambahan aktivator pengomposan.
Sampah-sampah organik termasuk daun- daun yang sudah tua ternyata
memiliki nilai lebih dan bisa berguna. Salah satu pemanfaatan daun yang sudah
tua adalah untuk pembuatan kompos. Kompos adalah pupuk yang berasal dari
bahan-bahan alamiah atau organik dan tentunya bersifat ramah lingkungan.
Selama ini, banyak para petani yang menggunakan pupuk buatan. Salah satu
alasan penggunaan pupuk buatan tersebut adalah karena praktis. Pemakaian pupuk
buatan tersebut bisa mengurangi unsur hara yang dimiliki tanah bahkan
menghilangkan kesuburan tanah. Ternyata masih banyak orang yang belum
mengetahui akan kerugian pupuk buatan dibalik keuntungan sesaat yang
diberikan. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan yaitu dengan pemanfaatan
daun- daun yang sudah tua dan berguguran untuk dijadikan kompos atau pupuk
alamiah.
Daun-daun yang sudah tua dan berguguran sebaiknya tidak dibuang begitu
saja ditempat pembuangan akhir. Pemanfaatan lebih lanjut harus dilakukan untuk
mengurangi masalah timbunan sampah. Salah satu pemanfaatan daun yang sudah
tua adalah dengan menyulapnya kembali menjadi sesuatu yang berguna yaitu
kompos.
Kompos seperti multivitamin untuk tanah pertanian, kompos akan
meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos
memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik
tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan
kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan
meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang
dapat merangsang pertumbuhan tanaman.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik
kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil
panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Dari alam untuk alam, daun yang bersifat alamiah pada akhirnya juga akan
dikembalikan lagi ke dalam habitat aslinya, yaitu pupuk kompos. Tanah akan
lebih menerima sesuatu yang bersifat alami dibandingkan dengan sesuatu yang
non alami.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana cara membuat kompos dengan efisien?
2. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi pembuatan kompos?
C. Tujuan
Dalam rangka memenuhi tugas praktikum mata kuliah Teknik Pengelolaan
Lingkungan Industri, kami melakukan pembuatan Pupuk kompos. Adapun tujuan
penulisan yang menjadi acuan kami untuk membuat laporan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut;
1. Mengetahui bagaimana peranan dari mikroorganisme dalam proses
pembuatan pupuk kompos.
2. Mengetahui bagaimana proses pembuatan pupuk kompos.
Selain untuk media latihan dan tugas kami, kami juga berharap agar
makalah ini berguna bagi masyarakat serta bagi pembaca. Kami menyusun
makalah ini sedemikian rupa sehingga para pembaca mudah untuk memahami dan
mempraktekkan membuat kompos.
Secara praktis, hasil penulisan makalah ini diharapkan juga dapat bermanfaat
sebagai berikut:
Untuk mengetahui permasalahan yang ada pada penelitian atau makalah ini ,
perlu mengidentifikasi beberapa masalah berikut :
1. Dasar pembuatan kompos.
2. Penggunaan teknologi dalam pengomposan dan cara mempercepat proses
pengomposan
3. Kegunaan kompos dalam 3 aspek yaitu lingkungan ekonomi dan tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kompos
B. Manfaat Kompos
Kompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan
meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos
memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik
tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan
kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan
meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang
dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui
dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik
kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil
panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi:
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan:
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Kemasakkan kompos dapat ditentukan secara kimiawi, yaitu berdasar rasio
C/N, kapasitas tukar kation, N anorganik dan tingkat kelembaban bahan organik.
Faktor lain yang menentukan mutu kompos adalah kandungan bahan organik,
kadar air, kandungan bahan penyusunnya, banyaknya patogen (bibit penyakit),
pH, tingkat kemasakan, ukuran partikel dan bau (Zucconi dan Bertoldi 1987, cit
Triatmojo 2002).
Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), kualitas kimia kompos
berpengaruh terhadap kesuburan tanah, antara lain:
METODE PERCOBAAN
D. Pembuatan Kompos
Pembuatan kompos dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1. Disiapkan 5 kg sampah kebun dengan perbandingan antara
sampah coklat dan sampah hijau yaitu 2:1.
2. Sampah tersebut dipotong/dicacah sampai berukuran ± 5 cm agar
udara dapat leluasa bergerak disela-sela sampah organik tersebut.
3. Sampah coklat dan sampah hijau tersebut dicampur sampai
merata diatas terpal.
4. 0,5 kg (10% total) serbuk gergaji dan 0,5 kg pupuk kandang
ditimbang
5. Kedalam campuran sampah organik tersebut ditambahkan serbuk
gergaji dan dicampurkan hingga merata(homogen)
6. Pupuk kandang yang telah ditimbang tadi juga dicampurkan
hingga merata
7. Bakteri Promi ditambahkan pada campuran tersebut, campuran
juga ditambahkan sedikit air sampai terasa lembab lalu
dihomogenkan kembali dengan cara pengadukan
8. Setelah semua bahan tercampur merata/homogen, masukan ke
dalam drum kecil yang telah tersedia dan tutup rapat. Kemudian
simpan di tempat yang aman.
9. Suhu dan ketinggian kompos diukur
10. Kompos dibiarkan selama ± 7 minggu sebelum panen kompos
dan dicek pH, Suhu dan penurunan ketinggiannya setiap satu
minggu sekali.
E. Pengecekan Kompos
Pengecekan pH
Pengecekan pH dilakukan untuk mengetahui kondisi kompos
karena mikroba pada pengomposan bekerja pada pH 5,5 – 8. pH
kompos diukur dengan cara:
1. Terpal dibuka sedikit lalu diambil sejumlah contoh dari 3 titik dan
dimasukkan ke kantung plastik
2. Contoh ditimbang ± 5gram dengan neraca analitik pada erlenmeyer
3. Contoh tersebut dimasukkan erlenmeyer dan ditambahkan 100 mL
aquadest
4. Erlenmeyer tersebut ditutup rapat dengan aluminium foil
5. Contoh di-shaker selama 5 menit pada kecepatan 120 rpm
6. Ekstrak tersebut disaring dengan kertas saring dan filtrate ditampung
pada gelas piala
7. Filtrat diukur pH-nya dengan pH meter yang sudah terkalibrasi
8. Hasil dicatat
9. Terpal ditutup rapat kembali
Pengecekan Suhu
Pengomposan terjadi pada Suhu mesophilic (10 °C – 40 °C) dan
thermophilic (diatas 42 °C) biasanya dilakukan pada Suhu 43 °C – 65
°C sebagai suhu yang optimal dalam proses pengomposan. Suhu
thermophilic lebih disukai dalam pengomposan karena membunuh
lebih banyak patogen, kecambah dan larva lalat. Dalam beberapa
proses pengomposan, suhu dapat saja melebihi 70 °C, karena dampak
dari dinding yang tidak dapat menghantar panas (insulation) ketika
sedang berjalannya kegiatan mikrobiologi. Pada suhu ini banyak
mikroba mati dan proses pengomposan dapat berhenti, kemudian suhu
turun hingga mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang kembali.
Cara pengukuran suhu kompos sebagai berikut:
1. Terpal dibuka sedikit lalu masukkan termometer kedalam kompos
2. Didiamkan beberapa saat sampai stabil (tidak ada
kenaikan/penurunan pembacaan pada termometer)
3. Hasil dicatat
4. Lakukan pengecekan suhu pada tiga titik.
5. Terpal ditutup rapat kembali
Pengecekan Ketinggian
Kompos dinyatakan berhasil/efisien jika terjadi penurunan
ketinggian. untuk mengetahui penurunan ketinggian kompos dilakukan
dengan mengukur dengan meteran dari bagian dalam peralon besar.
- Gunakan penggaris atau alat meteran untuk mengukur kedalaman
kompos
- Ukur kedalaman kompos dari awal permukaan tumpukan kompos
hingga terjadi penyusutan pada permukaan kompos selama peoses
pembuatan kompos.
- Lakukan pemantauan seminggu sekali selama proses pembuatan
kompos berlangsung
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pengecekan kompos secara
berkala:
Data Pengamatan
2. Pengamatan kedua
Kotoran Sapi:
2% = 56 gram/X. 100%
X = 2,800 gram
Kotoran Kambing:
1,9% = 56 gram/X. 100%
X = 2,947.36 gram
Kotoran Ayam:
4.5% = 56 gram/X. 100%
X = 1,244.44 gram
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
LAMPIRAN