Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

KONVERSI LIMBAH UNGGAS DAN LIMBAH DOMESTIK


MENJADI BIOCHAR BERKUALITAS TINGGI SEBAGAI
BAHAN PEMBENAH TANAH MARGINAL

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

DIUSULKAN OLEH :

Jena Christina Viviani Wise 1504015075/2015


Berlin Tandi Payung 1504015167/2015
Rizky Riswara Pradana 1604015142/2016

UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2017

i
Scanned by CamScanner
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................................... i


Lembar Pengesahan .......................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................iii
Daftar Tabel dan Gambar ..................................................................................iv
Abstrak .............................................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
1.4 Kegunaan .......................................................................................2
1.5 Luaran ............................................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................3
2.1 Biochar ........................................................................................... 3
2.2 Peranan Penting Biochar ................................................................ 3
2.3 Media Tanam .................................................................................4
2.4 Uji Tanaman (Bioassay) ................................................................ 5
BAB 3. METEDOLOGI PENELITIAN ........................................................... 6
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 6
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................6
3.3 Prosedur Penelitian ........................................................................7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN .............................................9
4.1 Anggaran Biaya .............................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan .............................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................10
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping Yang
Ditandatangani
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Sususan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P .................................................9


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P ...................................................................9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Biochar .......................................................................................... 3

iv
ABSTRAK

Baik limbah peternakan maupun limbah domestik selain mengakibatkan


polusi udara, dampak jangka panjang akan mengakibatkan polusi pada tanah dan
ekosistem perairan yang menerima limpasan dari hasil dekomposisi limbah
tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak
limbah unggas dan limbah domestik dengan mengolah limbah tersebut menjadi
biochar.
Biochar adalah bahan pembenah tanah yang sangat membantu dalam
pemulihan lahan terdegradasi karena biochar tidak hanya mewarisi sifat-sifat
bahan organik tetapi juga resisten terhadap pelapukan. Karenanya biochar dapat
memperbaiki kesuburan tanah secara fisik, kimia dan biologi. Selain itu,
penambahan biochar ke dalam tanah-tanah yang demikian akan meningkatkan
serapan karbon ekosistem daratan berganda, dimana penambahan biochar
meningkatkan kandungan karbon tanah secara permanen selanjutnya akan terjadi
peningkatan produktivitas lahan sehingga pertumbuhan tanaman dapat dipercepat
yang berarti juga peningkatan serapan karbon ekosistem daratan yang
bersangkutan.
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan: (1) apakah
komposisi campuran biochar dari bahan baku limbah ternak dan limbah domestik
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman?, (2) apakah dosis
penerapan campuran biochar berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman?, dan
(3) apakah pertumbuhan tanaman yang ditanam pada tipe tanah yang berbeda
memberikan tanggapan yang berbeda terhadap perlakuan pemberian biochar?
Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh biochar dari bahan baku
limbah unggas dan limbah domestik sebagai pembenah tanah marginal terhadap
pertumbuhan tanaman jabon (Anthocephalus cadamba). Metode yang digunakan
mengikuti kaidah rancangan acak lengkap faktorial (faktorial RAL) dengan dua
faktor yaitu, komposisi biochar (faktor A, perbandingan biochar limbah ternak
terhadap biochar limbah domestik) yang terdiri dari 3 tingkatan yaitu : 0%, 25%,
dan 50% dan dosis pemberian biochar (faktor B) yang terdiri dari 4 tingkatan
yaitu : 0%, 5%, 25%, dan 100%. Dengan demikian akan diperoleh 12 kombinasi
perlakuan yang masing-masing akan diulang sebanyak 3 kali pada 3 tipe tanah
yang berbeda, dengan total jumlah keseluruhan 3.240 tanaman.
Luaran hasil penelitian ini berupa artikel ilmiah dan menghasilkan produk
biochar.

Kata kunci: Biochar, Limbah unggas, limbah domestik, tipe tanah, pertumbuhan

v
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah merupakan satu di antara permasalahan utama dalam masyarakat
urban dimana sampah sering kali menyebabkan polusi pada udara dan kerusakan
pada lingkungan sekitar. Limbah unggas dan limbah domestik yang jumlahnya
berlimpah, produksi limbah peternakan unggas mencapai 78,8 kton/th secara
nasional dan 3,1 kton/th untuk wilayah Kalimantan Timur (BPS 2016a, 2016b dan
Nicholson 2004). Bila limbah tersebut dapat diubah menjadi produk yang
bermanfaat tentunya akan menjadi sumber income baru bagi masyarakat selain
dapat mengurangi persoalan lingkungan dewasa ini.
Proses pembusukan kotoran ayam akan menimbulkan bau yang disebabkan
oleh pelepasan gas amonia yang merupakan salah satu limbah yang berbau dan
berbahaya dalam jumlah tertentu karena memiliki efek yang merugikan kesehatan
masyarakat dan lingkungannya. Pada dasarnya bau yang disebabkan oleh kotoran
akan hilang dengan sendirinya tapi memerlukan waktu yang cukup lama. Dengan
penambahan zat (bahan-bahan) pengabsorbsi juga garam-garam alkali tanah dapat
mengurangi pelepasan gas amoniak pada kotoran ternak.
Limbah domestik menjadi masalah serius terutama di perkotaan. Contohnya
limbah pabrik yang dibuang ke lingkungan sekitar mengakibatkan pencemaran
udara dan air tanah, selain itu TPA dan TPS yang tidak dikelola dengan akan
menjadi inang perkembangbiakan bakteri pembawa penyakit.
Sementara itu pada lahan pertanian, penurunan kandungan bahan organik tanah
yang berasosiasi dengan penurunan kualitas sifat-sifat tanah dan kusuburannya
merupakan pemicu penurunan produktivitas lahan dimana pada gilirannya akan
mengakibatkan degradasi lahan dan terbentuknya lahan-lahan kritis. Pada tekanan
populasi yang tinggi, manajemen pengelolaan tanah yang kurang memadai dan
kondisi tanah yang peka terhadap pengaruh dari luar, laju degradasi lahan
berlangsung lebih cepat. Lahan kritis di Indonesia mencapai luasan 19.564.911 ha
(KLHK, 2015).
Pemeliharaan kandungan bahan organik tanah hingga level tertentu sangat
diperlukan guna menjaga kesuburan tanah dan siklus biologi pada tanah yang
bersangkutan. Namun demikian, upaya mempertahankan kandungan bahan
organik tanah secara konvensional dengan penambahan bahan organik seperti:
mulsa, kompos ataupun pupuk kandang dihadapkan pada persoalan laju
dekomposisinya yang sulit dikendalikan serta bersifat sementara, efeknya akan
hilang dalam waktu beberapa bulan saja atau biasanya kurang dari satu tahun.
Berbeda dengan bahan organik pada umumnya, biochar mampu bertahan
di dalam tanah dalam waktu ratusan hingga ribuan tahun sehingga efeknya
terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah dipandang permanen.
Selain meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas lahan, biochar juga
2

meningkatkan serapan karbon ekosistem yang bersangkutan (Kookana et al,


2011).
Biochar adalah bahan padat kaya kandungan karbon merupakan hasil
pembakaran pada kondisi rendah oksigen (pyrolisis) yang diaplikasikan sebagai
bahan pembenah tanah (Lehmann, 2009).

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah komposisi campuran biochar dari bahan baku limbah ternak dan
limbah domestik memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman?
2. Apakah dosis penerapan campuran biochar berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman?
3. Apakah pertumbuhan tanaman yang ditanam pada tipe tanah yang berbeda
memberikan tanggapan yang berbeda terhadap perlakuan pemberian
biochar?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran biochar dari bahan baku
limbah ternak dan limbah domestik terhadap pertumbuhan tanaman.
2. Untuk mengetahui pengaruh dosis penerapan campuran biochar terhadap
pertumbuhan tanaman.
3. Untuk mengetahui pengaruh tipe tanah yang diberi perlakuan biochar
terhadap pertumbuhan tanaman.

1.4 Kegunaan
1. Memberikan informasi mengenai pengaruh komposisi campuran biochar
dari bahan baku limbah ternak dan limbah domestik terhadap pertumbuhan
tanaman.
2. Memberikan informasi mengenai pengaruh dosis penerapan campuran
biochar terhadap pertumbuhan tanaman.
3. Memberikan informasi mengenai pengaruh tipe tanah yang diberi
perlakuan biochar terhadap pertumbuhan tanaman.

1.5 Luaran
1. Biochar
Artikel Ilmiah
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biochar
Biochar adalah bahan padat kaya kandungan karbon merupakan hasil
pembakaran pada kondisi rendah oksigen (pyrolisis) yang diaplikasikan sebagai
bahan pembenah tanah (Lehmann, 2009). Biochar dapat diproduksi dari berbagai
limbah organik mulai dari limbah pertanian limbah kehutanan, limbah peternakan
(Downy, 2007).
Pengaplikasian biochar ke dalam tanah dapat meningkatkan kualitas sifat-
sifat tanah, meningkatkan kemampuan tanah menahan air dan unsur hara,
meningkatkan pH dan kandungan bahan organik tanah, meningkatkan efisiensi
penggunaan unsur hara serta menstimulasi aktivitas microorganisme tanah
(Lehmann, 2011). Selain itu, biochar juga dapat menurunkan laju erosi potensial
bahkan pada tingkat aplikasi rendah (Jien, 2013). Peningkatan pertumbuhan dan
produktivitas tanaman akibat pengaplikasian biochar juga banyak dilaporkan
(Zhang, 2012).
Pada umumnya biochar diproduksi secara termal, pyrolisis, yaitu
pembakaran rendah atau tanpa oksigen pada kisaran temperatur 350 sampai
dengan 800 oC Biochar mengandung sejumlah besar senyawa aromatik yang kaya
akan karbon (70-80%), memiliki afinitas terhadap unsur hara sangat tinggi dan
resisten terhadap pelapukan (Lehmann, 2006).

Gambar 2.1 Biochar


Biochar mengikat C dalam tanah sehingga tidak terlepas ke Atmosfer.
Akibatnya, keseimbangan karbon (C) dan Nitrogen (N) dapat terjaga dalam waktu
yang lama. Biochar dapat menyimpan sejumlah besar gas rumah kaca di tanah,
berpotensi mengurangi atau menunda peningkatan kandungan gas rumah kaca di
atmosfer, pada saat yang sama kehadiranya dibumi dapat meningkatkan kualitas
air, meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan produktivitas tanaman dan
mengurangi tekanan pada lahan hutan (Lehmann, 2006).

2.2 Peranan Penting Biochar


a. Meningkatkan kesuburan tanah
Meningkatkan suplai dan ketersedian nutrisi tanaman, meningkatkan KTK,
menekan toksisitas, meningkatkan reaksi tanah, menekan pencucian dan
volatilisasi, meningkatkan efisiensi pemupukan, meningkatkan aktivitas
4

mikroorganisme tanah, menekan pertumbuhan organisme patogen dan


meningkatkan perkembangan mikoriza (Pietikainen, 2000).
b. Pada Tanaman
Meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi tanaman, meningkatkan
pertumbuhan dan produktivitas, meningkatkan daya tahan terhadap kekeringan,
meningkatkan daya tahan terhadap penyakit dan menekan penyerapan bahan
beracun pestisida (Jones, 2011).
c. Pada mitigasi perubahan iklim
Meningkatkan penambatan karbon dengan pyrolisi jika tidak diemisikan,
meningkatkan penambatan karbon melalui percepatan pertumbuhan tanaman,
mengamankan stok karbon pada ekosistem hutan dan menekan emisi gas rumah
kaca lainnya, seperti metan dan NOx (Lehmann, 2006).

2.3 Media Tanam


a. Tanah Gambut
Tanah gambut mempunyai kandungan air yang sangat besar sehingga dapat
dikatakan salah satu struktur utama pembentuk tanah gambut adalah air dan kadar
air itu bisa mencapai 300 – 400 %. Kemampuan tanah gambut menampung air
dalam jumlah besar dikarenakan bahwa jenis tanah ini memiliki serat yang
membagi ruang pori menjadi makropori dan mikropori yaitu bagian terkecil yang
terdapat di antara pori gambut itu sendiri, jadi dengan kata lain gambut memiliki
dua kali kemampuan untuk menampung air, (Adhi dan Suhardjo, 1976).
b. Tanah Ultisols
Ultisols merupakan tanah marjinal dengan penyebaran yang cukup luas.
Tanah ini
mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi yang kurang mendukung pertumbuhan
tanaman. Hal ini ditandai dengan reaksi tanah yang masam, kandungan unsur hara
yang rendah, kandungan bahan organik rendah, tipisnya lapisan olah serta
kepadatan tanah yang tinggi yang dicerminkan tingginya bobot isi (BD). Pada
umumnya Ultisols terdapat pada lereng dengan kemiringan di atas 8% sehingga
sangat peka terhadap erosi (Syarifuddin, 1980).
c. Tanah Lahan Pasca Tambang
Karakteristik lahan bekas tambang pada umumnya adalah terbuka, sangat panas,
tingkat kesuburannya sangat rendah, mudah tererosi, berpotensi menghasilkan air
asam tambang dan miskin keanekaragaman hayati karena pada lahan pacsa
tambang terjadi perpindahan atau pengambilan volume tanah sehingga pada saat
pengembalian tanah yang hilang tersebut unsur hara pada tanah itu sendiri telah
rusak dan terganggu sehingga lahan tersebut dapat masuk dalam kategori lahan
kritis. Ketersedian hara N pada tanah gusuran tambang, umumnya sangat rendah
walaupun pada beberapa tempat memiliki jumlah N total yang relatif tinggi.
Penambangan mengakibatkan hara tanah terganggu sedangkan kelarutan unsur-
unsur yang meracuni meningkat (Hendra, 2012).
5

2. 4 Uji Tanaman (Bioassay)


Metode Bioassay merupakan salah satu metode yang dapat mengukur respon
suatu organisme mahluk hidup terhadap keberadaan atau konesntrasi bahan kimia
tertentu pada suatu tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan
tanaman yang ditanam pada berbagai jenis/tipe tanah terhadap pemberian biochar
pada berbagai komposisi dan dosis (Dhesi, 2015).
6

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah dan Nutrisi Hutan dan
Persemaian Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Kalimantan Timur
selama 5 bulan. Penelitian mencangkup dua tahapan kegiatan yaitu pembuatan
biochar dan uji pertumbuhan (bioassay). Pembuatan biochar dilakukan di
Laboratorium Ilmu Tanah dan Nutrisi Hutan Fakultas Kehutanan Universitas
Mulawarman, sedangkan bioassay di lakukan di persemaian Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman.
3.2 Alat Dan Bahan
a. Alat
 Drum tertutup (alat pembuat biochar)
 Alat tulis
 Spektrophmeter
 Perangkat penghancur arang
 Ayakan tanah ukuran 1 cm
 Skop/cangkul
 Sprayer/gembor
 Ember plastik
 pH Meter
 Pengukur kelembaban tanah
 Perangkat penghalus Biochar
 Bak pengayaan biochar
b. Bahan
 Limbah perternakan ayam
 Sampah domestik
 Bahan bakar (solar)
 Korek api
 Tanah gambut
 Tanah ultisol
 Tanah pasca tambang
 Kantong plastic (polybag)
 Kecambah tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba).
7

3.3 Prosedur Penelitian


a. Pola Penelitian
Untuk setiap jenis tanah, penelitian ini dirancang mengikuti kaedah
Rancangan Acak Lengkap Faktorial (Faktorial RAL) dengan dua faktor yaitu
komposisi biochar (A, perbandingan biochar limbah ternak terhadap biochar
limbah domestik) dan dosis pemberian biochar (B). Komposisi biochar (faktor A)
terdiri dari 3 tingkatan yaitu: 0% (biochar limbah domestik saja), 25% (1 bagian
biochar limbah ternak dan 3 bagian biochar limbah domestik), dan 50% (1 bagian
biochar limbah ternak dan 1 bagian biochar limbah domestik) berturut-turut a1, a2
dan a3. Sedangkan untuk dosis pemberian biochar (faktor B) terdiri dari 4
tingkatan yaitu: 0%, 5%, 25% dan 100% berturut-turut b1, b2, b3 dan b4. Dengan
demikian akan diperoleh sebanyak 12 kombinasi perlakuan yang masing-masing
akan diulang sebanyak 3 kali. Ukuran sampel perlakuan untuk masing masing
ulangan adalah sebanyak 30 tanaman, sehingga total jumlah tanaman untuk setiap
kelompok lahan adalah 1080 tanaman. Dengan demikian total jumlah keseluruhan
untuk ketiga jenis tanah sebanyak 3240 tanaman.
Adapun model matematis rancangan penelitian ini sebagai berikut:
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + Ɛijk
i = 1,2,…,a; j = 1,2,…,b; c= 1,2,…,r
Yijk = pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi
perlakuan taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B.
µ = nilai rataan populasi.
αi = pengaruh taraf ke-i dari faktor A.
βj = pengaruh taraf ke-j dari faktor B.
(αβ)ij = pengaruh taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B.
Ɛijk = pengaruh acak dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh
kombinasi perlakuan perlakuan ij.
b. Prosedur Produksi Biochar
1. Mempersiapkan bahan dan peralatan yang digunakan.
2. Memasukan limbah ke dalam drum hingga drum terisi penuh.
3. Menutup rapat drum dengan menggunakan klem.
4. Menyalakan api pada bagian bawah drum.
5. Memadamkan api pada bagian bawah drum setelah ada api yang keluar
dari lubang-lubang pipa besi yang berada di bagian bawah drum.
6. Membiarkan api keluar dari lubang-lubang pipa besi tersebut membakar
drum hingga api padam dengan sendirinya, kemudian di diamkan sampai
dingin.
7. Membuka klem penutup drum dan mengeluarkan seluruh limbah yang
telah menjadi arang.
8. Menghancurkan arang hingga membentuk butiran-butiran halus.
9. Menyaring butiran-butiran arang dengan meggunakan ayakan tanah
ukuran 1 cm.
8

c. Prosedur persiapan media tanam


1. Menyiapakan media tanam.
2. Mengeringkan arang hingga kering udara.
3. Mencampurkan tanah dan arang dengan perbandingan yang telah
ditentukan.
4. Mengaduk arang dan tanah yang telah dicampur hingga merata.
5. Masukan tanah dan arang ke dalam polybag.
d. Penanaman
1. Mempersiapkan anakan jabon (Anthocephalus cadamba) dan media
tanam.
2. Melepas polybag awal anakan jabon (Anthocephalus cadamba).
3. Memasukan anakan jabon (Anthocephalus cadamba)
4. Menekan bagian atas media tanah hingga media menjadi cukup padat.
5. Meletakkan pada plot yang telah tersedia.
e. Pemeliharaan
1. Penyiraman
2. Penyiangan/perumputan
3. Pengendalian penyakit dan hama
4. Penyulaman
5. Pemupukan
9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
1 Peralatan Penunjang 3.360.000,00
2 Bahan Habis Pakai 7.530.000,00
3 Perjalanan 600.000,00
4 Lain-lain 1.010.000,00
Jumlah 12.500.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P
Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
No. Kegiatan ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
1 Persiapan Alat dan Bahan
Peminjaman Alat dan
2 Perangkat Penunjang
3 Penelitian dan Pengamatan
4 Membuat Laporan Akhir
10

DAFTAR PUSTAKA
Adhi. 1976. Chemical Characteristic of The Upper 30 cms of Peat Soils from
Riau, Bull. 3 Peat and Zolic Soils in Indonesia, Soil Res. Inst. Bogor h 74 –
92.
BPS (Badan Pusat Statistik). 2016a. Produksi ayam petelur 2016. BPS, Jakarta.
BPS (Badan Pusat Statistik). 2016b. Populasi ayam ras pedaging menurut propinsi
2009-2016. BPS, Jakarta.
Dhesi, 2015. Pengujian Keakuratan Metode Bioassay Dalam Mendeteksi
Herbisida Glifosat Didalam Tanah dan Air.
Downie. 2007. Slow pyrolysis: Australian Demonstration Plant successful on
multi feedstocks. In ‘Bioenergy 2007 Conference’. Jyvaskyla, Finland
Hendra. 2005. Mining Law and Regulatory Practice in Indonesia: A Primary
Reference Source. Mining Area Determination 3: 42-52
Jien, S.H. 2013. Effects of biochar on soil properties and erosion potential in a
highly weathered soil. Catena 110: 225–233.
Jones DL. 2011. Biochar mediated alterations in herbicide breakdown and
leaching in soil. Soil Biol Biochem 43:804–813
KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan). 2015. Statistik
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014. Pusat Data dan
Informasi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 418pp. Jakarta.
Kookana. 2011. Biochar application to soil: agronomic and environmental
benefits and unintended consequences. Advances in Agronomy 112: 103–
143.
Lehmann, J., Joseph, S. 2009. Biochar for environmental management: an
introduction. In: Lehmann J., Joseph S. (Eds.), Biochar for Environmental
Management: Science and Technology. Earthscan, London, pp. 1–12
Lehmann. 2006. Bio-char soil management on highly weathered soils in the
humid tropics. CRC Press, Boca Raton, FL.
Bolan, N.S., Szogi, A.A., Chuasavathi, T., Seshadri, B., Rothrock Jr., M.J. and
Panneerselvam, P. 2010. Uses and management of poultry litter. World's
Poultry Science Journal 66: 673-698. doi:10.1017/S0043933910000656.
Pietikainen. 2000. Charcoal as a habitat for microbes and its effect on the
microbial community of the underlying humus. Oikos 89:231–242.
doi:10.1034/j.1600-0706.2000.890203.x
Syarifuddin, A. K. 1980. Prospek dan Penelitian Pertanian Lahan Kering di
Sumatera. Makalah pada Seminar Ilmiah Fakultas Pertanian Universitas
Andalas, Padang.
Zhang. 2012. Effect of biochar amendment on maize yield and greenhouse gas
emissions from a soil organic carbon poor calcareous loamy soil from
central China plain. Plant and Soil 351: 263–275.
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
15

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Volume Harga Jumlah
Pemakaian Satuan Biaya (Rp)
Drum tertutup Untuk 225 Liter 300.000 300.000
memproduksi
biochar
Ayakan tanah Untuk 2x2 200.000 200.000
menggemburka Meter
n tanah
Cangkul Proses - 100.000 100.000
pengangkutan
arang
Ember plastik Tempat 100 Liter 230.000 690.000
pencampuran
pH meter Untuk - 270.000 270.000
penelitian
Pengukur Untuk - 700.000 700.000
kelembaban penelitian
tanah
Bak Untuk - 100.000 100.000
pengayaan memisahkan
biochar biochar yang
halus dan kasar
Perangkat Untuk - 500.000 500.000
penghalus menghaluskan
biochar biochar
Spranger/ Alat penyiram 200.000 200.000
gembor tanaman
Spektrophmet Untuk uji unsur - 300.000 300.000
er hara
Sub Total (Rp) 3.360.000

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Volume Harga Jumlah
Pemakaian Satuan Biaya (Rp)
Polybag Untuk penelitian 30 x 30 2.000 2.100.000
Bahan Untuk pembakaran 10 Liter 8.000 80.000
bakar biochar
(solar)
Semai Untuk penelitian 80 Cm 5.000 5.250.000
Kertas Untuk penanda 5 pack 10.000 50.000
label
Sub Total (Rp) 7.530.000
16

1. Perjalanan
Material Justifikasi Volume Harga Jumlah
Pemakaian Satuan Biaya (Rp)
Transport - Untuk 3 kali 100.000 300.000
asi pengambilan
bahan
- Pembelian alat &
bahan
Transport - Perjalanan ke 3 orang 50.000 150.000
asi Perpustakaan
Literatur Daerah
Monitorin -Perjalanan Monev 3 orang 50.000 150.000
g dan
Evaluasi
Sub Total (Rp) 600.000

2. Lain-lain
Material Justifikasi Volume Harga Jumlah
Pemakaian Satuan Biaya (Rp)
ATK Administrasi 1 paket 170.000 170.000
Konsumsi - 3 orang 100.000 300.000
Laporan Cetak dan 3 50.000 150.000
kemajuan penggandaan
Laporan Cetak dan 3 50.000 150.000
Akhir penggandaan
Pamflet/pos Cetak digital dan 3 80.000 240.000
ter penelitian
pengamatan
Sub Total (Rp) 1.010.000
Total (Keseluruhan) 12.500.000
17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

N Nama / Nim Program Bidang Alokasi waktu Uraian Tugas


o Studi Ilmu (jam/minggu)
1 Jena Ilmu Ilmu 10 - Melakukan
Christina Kehutanan Kehutanan Jam/Minggu pengujian tanah
Viviani
Wise
1504015075
2 Berlin Tandi Ilmu Ilmu 10 - Menyiapkan
Payung Kehutanan Kehutanan Jam/Minggu bahan baku
1504015167
3 Rizky Ilmu Ilmu 10 - Pengambilan
Riswara Kehutanan Kehutanan Jam/Minggu bahan baku &
Pradana perlengkapan
1605015142 - Pembelian alat
dan bahan
Scanned by CamScanner

Anda mungkin juga menyukai