SKRIPSI
OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2009
ABSTRAK
A. Latar Belakang
namun sudah lama dikenal di Indonesia yang merupakan tanaman semusim. selada
banyak digemari penduduk Indonesia. Karena selada memiliki penampilan yang menarik.
Daun selada yang agak kriting ini sering dijadikan penghias hidangan.
usahanya adalah perbaikan gizi. Tinggi rendahnya nilai gizi tergantung jenis makanan
yang dimakan. Makanan yang bergizi terutama mengandung protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Setiap 100 g berat basah selada mengandung
1,2 g protein, 0,2 g lemak, 22,0 mg Ca, 25,0 mg P, 0,5 mg Fe, 162 mg vitamin A, 0,04
mg vitamin B, 8, 0 mg vitamin C. Di lihat dari permintaan pasar dalam dan luar negeri
terhadap tanaman selada, maka komoditas ini mempunyai prospek cerah untuk
dikembangkan. Dari data Biro Pusat Statistik secara nasional digambarkan bahwa ekspor
selada pada tahun 2002 adalah 47,942 ton meningkat menjadi 55,710 ton pada tahun
masalah sumberdaya alam yang dominan tanah PMK, merupakan tanah bermasalah
sehingga belum banyak diusahakan sebagai lahan pertanian.yang di mana luas tanah PMK
ini mencapai 3.744 juta Ha. Hasil analisis tanah menunjukan, ternyata tanah PMK
memiliki kadar bahan organik dan unsur hara sangat rendah terutama N, P dan K serta
menguntungkan bagi kelestarian lingkungan. Disamping itu, jika dilihat dari segi
harganya, pupuk kimia relatif lebih mahal dari pada pupuk kandang. Karenanya perlu
pengoptimalan pemakaian pupuk kandang yang terbukti ramah lingkungan dan harga
murah. Usaha mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan cara pemberian pupuk org
anik seperti pupuk kandang yang dapat menyuburkan tanaman dan dapat meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman. Pupuk kandang merupakan bahan pembenah tanah
yang paling baik dan alami pada bahan pembenahan buatan. Pada umumnya pupuk
kandang mengandung hara makro N, P, K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam
jumlah yang cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman. Sebagai bahan
pembenah tanah, pupuk kandang mencegah terjadinya erosi, retakan tanah, penetapan
pupuk kandang dalam tanah dilakukan seperti : pupuk kimia, karena itu pupuk kandang
Di dalam tanah terdapat banyak organisme pengurai, baik makro maupun mikro.
Pupuk organik terbentuk karena adanya kerja sama mikroorganisme pengurai dengan
cuaca serta perlakuan manusia. Kegiatan organisme tanah dalam proses penguraian
tersebut menjadi sangat penting dalam pembentukan pupuk organik. Sisa tumbuhan akan
dihancurkan oleh organisme dan unsur-unsur yang sudah terurai diikat menjadi senyawa.
Senyawa tersebut tentu saja harus terlarut dalam air sehingga mudah diserap oleh akar
netrogen, sulfur, pospat. Pengaruh pemberiaan pupuk organik terhadap sifat biologi tanah
salah satunya adalah meningkatkan aktifitas mikroorganisme, sehigga kegiatan organisme
unsur hara yang terdapat didalam tanah menjadi tersedia bagi tanaman(Yunizar, 2000).
sekunder dapat berasal dari ekstra tanaman, tepung ikan, tepung tulang, atau enzim.
Pengaplikasian pupuk organik cair umumnya dengan cara di semprotkan ke daun atau
pupuk organik padat dan cair yang beredar di pasaran hingga tahun
Untuk lebih melengkapi unsur hara yang diperlukan oleh tanaman agar dapat
tumbuh lebih baik perlu ditambahkan pupuk lainya seperti NPK 16 : 16 : 16. Dengan
diberikan Pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16 akan memacu pertumbuhan selada. Pupuk
sebagai unsur hara tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan
produksi pertanian. Dan dengan adanya perlakuan pemberian Pupuk organik dan NPK 16
Bertitik tolak dari permasalahan yang dikemukakan diatas, maka penulis telah
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Dan Pupuk
NPK 16:16:16 Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa
L)”.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara interaksi maupun
tunggal pemberian Pupuk Organik dan NPK 16:16:16 terhadap pertumbuhan dan
selada. Selada merupakan tanaman semusim. Serta selada memiliki penampilan yang me
B, dan vitamin C yang berguna untuk kesehatan tubuh. Tanaman selada yang terkenal
terdiri dari tiga jenis, yaitu selada mentega, selada tutup, dan selada potong. Selain jenis
ini, ada pula tanaman yang menyerupai selada baik syarat tumbuh maupun cara tanam.
Akan tetapi rasanya agak pahit. Jenis selada yang dimaksud adalah Andewi (Cichorium
Zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang memenuhi
syarat empat sehat lima sempurna. Dalam sususnan menu tersebut sayuran merupakan
salah satu komponen yang tidak dapat ditinggalkan. Itulah sebabanya manusia berusaha
menanam berbagai jenis sayuran untuk memenuhi kebutuhan tersebut, salah satunya
adalah selada. Dalam budidaya tanaman Selada (Lactuca sativa L) merupakan tanaman
semusim yang memiliki penampilan sangat menarik dengan warna daun hijau kemerah
pendek berbuku-buku sebagai tempat kedudukan daun. Dan Ahli botani telah
lettuce. Selada jenis ini helaian daunnya lepas dan tepi daunnya berombak atau bergerigi
serta berwana hijau. Ciri khas lainnya tidak membentuk krop. Dalam pemakaian selada
jenis ini banyak dipakai sebagai hiasan untuk aneka masakan selain enak dikomsumsi.
Jenis ini umurnya genjah. Apabila daunnya di panen dengan cara lepasan satu persatu,
tidak dicabut sekaligus, maka tanaman akan dapat dipanen beberapa kali. Meskipun
demikian umumnya selada daun dipanen sekaligus seluruh tanamannya selada lainnya
Selada tergolong tanaman yang dapat tumbuh pada berbagai musim sehingga
dapat ditanam sepanjang tahun, baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau
dengan hasil relatif tidak jauh berbeda, asalkan air cukup tersedia dan jangan sampai
Tanaman selada dapat tumbuh didataran tinggi maupun dataran rendah. Namun,
hampir semua tanaman selada lebih baik diusahakan didataran tinggi. Hanya jenis selada
daun saja yang masih toleran terhadap dataran rendah pada penanaman didataran tinggi,
jenis - jenis selada krop atau telur menghasilkan krop. Didataran sedang hingga rendah
pertumbuhanya kurang baik dan tidak menghasilkan krop. Di tempat yang panas (dataran
rendah) selada juga lebih cepat berbunga. Suhu udara optimum untuk pertumbuhannya
Tanaman ini umumnya ditanam pada awal akhir musim penghujan, karena
termasuk tanaman yang tidak tahan kehujanan. Pada musim kemarau tanaman ini
memerlukan penyiraman yang cukup teratur. Selain tidak tahan terhadap kehujanan,
tanaman selada juga tidak tahan terhadap sengatan sinar matahari yang terlalu panas.
Hanya jenis selada daun dan selada batang saja yang mampu tumbuh dan beradap tasi
dengan baik pada udara yang panas dan terbuka. Adapun jenis selada lainnya terutama
selada telur dan selada rapuh (cos) yang menghasilkan krop baik diusahakan berhawa
Daerah - daerah yang dapat ditanami selada terletak pada ketinggian antara 50 -
2.200 m dpl. Jenis selada daun dan selada batang baik beradaptasi pada ketinggian 50-
2.200 m dpl tersebut. Untuk pertumbuhan selada menghendaki tanah yang subur,
gembur, banyak mengandung humus, pH 6 - 7. Pada tanah yang terlalu asam, tanaman ini
tumbuh kecil. Sedangkan tanah yang paling disenanginya adalah tanah yang banyak
mengandung pasir dan lumpur serta peka terhadap kekurangan atau kelebihan unsur hara
terutama unsur nitrogen pada tanah - tanah yang mudah becek sering terjadi pembusukan
yang banyak mengandung air (Herbeceous). Batangnya pendek dan berbuku-buku, daun
selada mempunyai bentuk bulat panjang mencapai ukuran 25 cm atau lebih. Sistem
perakaran pada tanaman ini adalah akar tungang dan cabang-cabang akar menyebar
kesemua arah pada kedalaman antara 25 - 50 cm. Di daerah yang beriklim sedang (sub
tropis), tanaman selada mudah berbunga, bunga berwarna kuning yang terletak pada
rangkaian yang lebat dan tangkai bunganya dapat mencapai ketinggian 90 cm. Bunga ini
menghasilkan buah berbentuk polong yang berisi biji, bijinya berbentuk pipih dan
generatif. Maka upaya budidaya selada dilakukan dengan pembibitan dipersemaian dan
merupakan salah satu tujuan untuk mendapatkan bahan tanaman dalam jangka waktu
cepat, segar dan banyak serta mempunyai persentase hidup yang tinggi setelah
yang menentukan keberhasilan pertanaman dilapangan. Untuk itu bibit harus mempunyai
kwalitas yang baik, bila bibit tersebut lemah serta kwalitasnya kurang baik maka akan
Manfaat jenis selada (daun selada) dapat digunakan untuk lalab, gado - gado dan
salad. Sedangkan selada air dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan peternakan
ayam. Akan tetapi, selada tidak baik bagi penderita sakit perut. Berbeda dengan sayuran
lainya, selada tidak pernah dimasak karena rasanya akan menjadi agak liat dan sulit
Budidaya selada dikembang biakkan dengan bijinya. Dalam 1 ha lahan 250 g biji
dengan daya kecambah 75%. Biji - biji selada berukuran kecil, lonjong, pipih (gepeng),
kandang sebanyak 10 ton per ha. Setelah itu lahan dibuat bedengan dengan lebar satu
meter dan memanjang dari arah timur ke barat. Setelah bedengan terbentuk. Arah
pembuatan alur harus ke arah timur dengan jarak antara alur-alur 25 cm. Pembuatan alur
kemudian ditutup tanah tipis-tipis. biji selada akan tumbuh 5 hari kemudian. Setelah
berumur satu bulan (kira-kira berdaun 3-5 helai), tanaman mulai diperjarang. Penjarangan
dilakukan terhadap bibit kerdil hinga jarak tanaman menjadi (25 - 30) x 25 cm. Setelah
berumur 2 minggu dari tanam, tanaman diberi pupuk urea sebanyak 200 kg tiap hektar
atau 1 g tiap tanaman. Pupuk diletakan diantara barisan tanaman (Sunarjono, 2003).
penting ialah penyakit busuk akar yang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani
Khun. Penyakit ini sering menyerang tanaman muda (waktu di persemaian). Akan tetapi,
penyakit ini dapat diatasi dengan semprotan larutan Benlate 0,2 - 0,5 % pada tanahnya.
memanfaatkan musuh alami, dengan menanam bunga yang berbau menyengat atau
Selain penyakit, ada hama yang mengancam pertumbuhan tanaman. Hama yang
perlu dibrantas ialah kutu-kutu daun (Mysuspersicae Sulzer). belalang dan Ulat daun
(Grayak) Hama tersebut merupakan serangga vektor penyakit virus yang menimbulkan
kerugian dan kegagalan seluruh tanaman. Kutu - kutu daun ini dapat di berantas dengan
Pada umumnya tanah berpasir seperti PMK kandungan haranya relatif rendah,
karena tingkat pencucianya cukup tinggi. Untuk mengatasi rendahnya kandungan hara
pada tanah tersebut adalah dengan pemberian pupuk yang mengandung berbagai jenis
unsur hara. Sehingga diharapkan dengan tanah tersebut akan memberikan keseimbangan
yaitu pemupukan melalui akar dan melalui daun. Menurut lawanto (2002) pemberian
pupuk akan lebih efektif melalui daun pada media tanam. Hal ini disebabkan daun
mampu menyerap pupuk sekitar 90%, sedangkan akar hanya mampu menyerap sekitar
Pupuk adalah bahan yang memberikan zat hara pada tanaman. Pupuk biasanya
diberikan pada tanah, tetapi dapat pula diberikan lewat daun atau batang sebagi larutan
(Harjadi, 1986).
ternyata tanah gambut dapat dijadikan media tanam, kandungan nutrisi gambut
sebenarnya rendah, maka hal tersebut dapat diperbaiki dengan pemberian pupuk buatan
sehingga sesuai untuk bercocok tanam. Tanah yang pHnya lebih rendah dari pH optimum
yang dikhendaki tanaman dapat diatasi dengan cara pengapuran pada tanah itu, sehingga
berhasil, bila kita mengetahui unsur hara yang kurang dalam tanah, gejala kekurangan
unsur hara dapat dilihat dengan tidak normalnya perumbuhan tanaman. Tanah sebagai
faktor produksi tidak selalu menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman. Untuk
mengatasi masalah tersebut usaha yang dapat dilakukan adalah dengan pemupukan (SPP,
2004).
Pupuk kandang berasal dari hasil pembusukan kotoran hewan, baik itu berbentuk
padat (berupa fases atau kotoran) maupun cair (berupa air seni atau urine), sehingga
warna, rupa, tekstur, bau, dan kadar airnya tidak lagi seperti aslinya. Sebenarnya, kotoran
dari semua jenis hewan dapat dipakai sebagai pupuk. Kotoran yang berasal dari hewan -
hewan peliharaan, seperti kotoran sapi, ayam, kambing kerbau atau kuda adalah yang
paling sering digunakan. Karena kotoran hewan peliharaan yang dikandangkan gampang
Selain itu hal ini tidak terlepas dari manfaat penggunaan pupuk kandang baik
secara fisik, kimia, maupun biologi. Secara fisik pupuk kandang membentuk agregat
tanah yang baik. Secara kimia, pupuk kandang sebagai bahan organik dapat menyerap
bahan yang bersifat racun seperti aluminium (Al), besi (Fe), dan Mangan (Mn), serta
dapat meningkatkan pH tanah. Secara Biologi, pemberian pupuk kandang kedalam tanah
Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan dengan sifat fisika tanah, yaitu
terutama dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah untuk
udara dan air. Ruangan dalam yang berisi udara akan mendukung pertumbuhan bakteri
aerob yang berada di akar. Sementara air yang tersimpan didalam ruangan tanah menjadi
persediaan yang sangat berharga bagi tanaman. Tanah dengan struktur yang remah juga
Ada beberapa manfaat pupuk yang berkaitan dengan sifat kimia tanah. Manfaat
pupuk yang paling banyak dirasakan penggunaannya adalah menyediakan unsur hara
yang diperlukan bagi tanaman. Pada awalnya unsur hara makro yang di utamakan dalam
penambahan pupuk, tetapi kemudian disadari bahwa unsur mikro ternyata juga mulai
berkurang dan dimulailah penambahan unsur mikro dalam bentuk pupuk (Marsono dan
Sigit P, 2000).
juga dapat menambah mikroorganisme tanah, seperti penggunaan pupuk hijau dan
mengusahakan kondisi yang optimum bagi biologis tanah. Semakin baik kondisi biologi
tanah maka semakin baik juga kondisi tanaman yang tumbuh diatasnya (Marsono dan
Sigit P, 2000).
tanah yang di hasilkan dengan cara menambahkan bahan organik dalam jumlah yang
memadai dan sedapat mungkin berasal dari dalam petakan pertanaman itu sendiri
sebelum pupuk dipakai, agar bermanfaat sebagai cara untuk mengembalikan unsur hara
unsur makro di bandingkan pupuk anorganik karena beberapa hal sebagai berikut : a.
Memperbaiki struktur tanah. Bahan organik dapat mengikat butir-butir tanah menjadi
butiran yang lebih besar dan remah sehingga tanah menjadi gembur dan pertumbuhan
akar akan menjadi lebih baik. b. Menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik
dapat mengikat air lebih banyak dan lebih lama. c. Menaikkan kondisi kehidupan didalam
tanah. Jasad renik dalam tanah amat berperan dalam perubahan bahan organik. Dengan
adanya pupuk organik, jasad renik tersebut aktif, menguraikannya sehingga pupuk
organik mudah diserap tanaman. d.Sumber makanan bagi tanaman walaupun dalam
jumlah yang sedikit, pupuk organik mengandung unsur yang lengkap
(Prihmantoro, 1996).
karena jenis pupuk ini digunakan sebagai pupuk dasar sehingga aplikasinya dilaukan
paling besar. Senyawa atau unsur-unsur organik yang merupakan kandungan utama
pupuk ini dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui proses dekomposisi didalam
tanah. Jadi, cara aplikasi yang efektif pupuk organik adalah dengan dimasukkan kedalam
struktur tanah, menaikan daya serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan
didalam tanah, mengandung sebagian unsur hara tanaman (Rinsema, 1999). Dengan
begitu pemakaian pupuk organik yang teraturakhirnya dapat meningkatkan produksi yang
Sumber pupuk organik dapat berasal dari kotoran hewan, bahan tanaman dan
limbah, seperti : Pupuk kandang (ternak besar dan kecil) hijauan tanaman, rerumputan,
semak, perdu, dan pohon , limbah pertanian dan limbah Agroindustri. Tanah yang diberi
dengan pupuk organik mempunyai stuktur yang baik dan tanah yang kecukupan bahan
organik mempunyai kemampuan mengikat air lebih besar dari pada tanah yang
Pupuk kandang telah lama di gunakan petani. Pupuk kandang ini berasal dari
kotoran hewan, seperti penulis telah praktekkan yaitu dari kotoran ayam, sapi dan
kambing. Kotoran tersebut berupa kotoran padat dengan kandungan zat hara yang
berlainan, seperti kandungan unsur hara N pada pupuk kandang ayam 1,70 %, pupuk
kandang kambing 0,55 % dan pupuk kandang sapi 0,29% kandungan hara dalam pupuk
Tisdale dan Nelson (1965) dalam Sutedjo (2008), menyatakan bahwa pupuk
kandang itu biasanya terdiri dari campuran 0,5 % N, 0,25 % P2O5 dan 0,5 % K2O. Yang
Wujud
JENIS H2O N P2O5 K2O
Bahan
PUPUK (%) (%) (%) (%)
(%)
Padat 70 85 0,40 0,20 0,10
Pupuk Sapi 92 1,00 0,20 1,35
Cair 30
TOTAL - 86 0,60 0,15 0,45
Padat 67 60 0,75 0,50 0,45
Pupuk 85 1,35 0,05 2,10
Cair 33
Kambing 69 0,95 0,35 1,00
TOTAL -
Pada daftar tabel yang dikemukakan di atas, terdapat kolom “bahan padat dan
cair” yang menyatakan bahwa pupuk kandang itu terdiri dari bahan padat (faeces, tinja)
dan bahan cair (urine, air kencing) hewanya. Pada bahan - bahan ini terkandung zat N
yang banyaknya sangat tergantung pada mudah atau sukarnya makanan dalam perut
hewan dapat dicernakan, zat N ini ada dalam bentuk zat putih telur. Jadi jika makanan
yang diberikan kepada hewan itu banyak mengandung zat putih telur, maka pada urine
Kotoran yang baru saja keluar dari tubuh hewan belum dapat di gunakan sebagai
pupuk karena kotoran tersebut masih mengalami proses penguaraian oleh jasad renik.
Salah satu hasil proses penguraian itu adalah energi panas. Energi ini akan sangat buruk
akibatnya bagi tanaman. Oleh karena itu, kotoran hewan yang masih baru tidak di
anjurkan dipakai sebagai pupuk. Jadi, pupuk kandang yang dapat di gunakan adalah
pupuk % (setiap 100 yang telah matang). Artinya dalam pupuk tersebut tidak terjadi lagi
proses dekomposisi atau penguraian oleh jasad renik. Tanda - tanda pupuk kandang yang
matang adalah tidak berbau tajam, berwarna coklat tua, tampak kering, tidak terasa panas
organik yang berasal dari kotoran hewan padat dan cair yang bercampur dengan sisa alas
kandang. Pemberian pupuk organik seperti pupuk kandang seperti tanah akan
dari jasad renik tanah dan cairan yang dikeluarkanoleh jasad renik itu berfungi sebagai
perekat yang mempersekutukan partikel - partikel tanga menjadi butitran tanah. Sesuai
pendapat (Syarief dalam Sutejo dan Masriah, 2007), menyatakan bahwa pupuk kandang
merupakan sumber bahan organik, bila bahan organik tersebut mengalami penguraian
akan membebaskan sejumlah unsur hara seperti nitrogen, unsur hara tersebut sangat
organik (pupuk kandang) bagi mikroba tanah adalah sebagai sumber utama energi untuk
aktivitas kehidupan dan perkembang biakan. Pemberian bahan organik dengan rasio C/N
tinggi akan memacu pembiakan mikroba, memfiksasi beberapa unsur hara atau imobilitas
N yang bersifat sementara. Seiring dengan menurunnya rasio C/N tanah, sebagian
mikroba akan mati dan selanjutnya melalui proses perombakan unsur hara menjadi
tersedia kembali.
Parawinata dkk dalam Zulkifli (2001), yang menyatakan bahwa nitrogen sangat
diperlukan oleh tanaman sebagai bahan pembentuk asam amino, sedangkan asam amino
sebagai pembentuk protein, dan protein bagian dari enzim dan enzim sebagai motor
oenggerak dari metabolisme, bila diberikan dengan seimbang akan sangat mengacu
Kotoran ayam baik untuk pemupukan, karena banyak mengandung zat - zat
makanan tumbuh - tumbuhan, ini disebabkan karena susunanan makanan yang banyak
mengandung protein. Kotoran ayam mengandung nitrogen tiga kali lebih banyak dari
pupuk organik lainnya. Didalam tanah pupuk ini lebih cepat bereaksi karena termasuk
Pupuk kandang ayam banyak mengandung unsur hara yang di butuhkan tanaman
untuk pertumbuhan dan perkembangan. Komposisi hara yang terkandung pada pupuk
kandang ayam adalah sebagai berikut: Nitrogen 1,00 %, Phosphor 0,80 %, dan
kandungan kalsium sebanyak 0,40 %. Pupuk kandang ayam termasuk pupuk dingin yaitu
dekomposisi untuk merubah bahan-bahan yang terkandung dalam pupuk menjadi zat - zat
hara yang tersedia dalam tanah untuk mencukupi pertumbuhan tanaman secara berlahan -
lahan. Perubahan ini sedikit sekali terbentuk panas dengan demikian pupuk kandang
Pupuk Kandang dari jenis ternak dari pupuk sapi merupakan pupuk padat yang
mengandung air dan lendir. Bagi pupuk padat yang keadaannya demikian bila
terpengaruh oleh udara maka cepat akan terjadi pergerakan - pegerakan sehingga
keadaannya menjadi keras, selanjutnya air tanah dan udara yang akan melapukkan pupuk
itu menjadi sukar menembus, merembes kedalamnya. Dalam keadaan demikian peran
jasad renik untuk mengubah bahan - bahan yang terkandung dalam pupuk menjadi zat-zat
hara yang tersedia dalam tanah untuk mencukupi keperluan pertumbuhan tanaman
bahwa pupuk sapi adalah : pupuk dingin. Karena pupuk ini merupakan pupuk dingin,
(Sutedjo, 2008).
Fuadi (1994), mengatakan Pupuk organik yang berasal dari kotor sapi termasuk
pupuk dingin dimana perombakan oleh jasad renik berlangsung lambat dan kurang
terbentuk panas. pupuk padatnya mengandung air dan lendir yang bila terkena udara
akan berkerak dan sukar masuk kedalam pupuk. Dalam keadaan demikian peranan jasad
renik dalam perombakan bahan - bahan yang terkandung dalam pupuk menjadi zat - zat
Pada ternak pupuk kandang kambing yang ternyata bahwa kadar N pupuk
kambing cukup tinggi, kadar air lebih rendah dari kadar air pupuk sapi. Keadaan
perubahan berlangsung dengan cepat. Pada perubahan - perubahan ini berlangsung pula
pembentukan panas, sehingga pupuk kambing dapat dicirikan sebagai pupuk panas.
Pemakaian atau pembenaman pupuk ini dalam tanah sebaiknya dilakukan 1 atau 2
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Komposisis hara yang dikandung pada
pupuk kandang ayam adalah sebagai berikut : Nitrogen 1,00 %, Phospor 0,80 %, dan
kandungan Kalsium sebanyak 0,40 %. Pupuk kandang ayam termasuk pupuk dingin yaitu
dekomposisi untuk mengubah bahan-bahan yang terkandung dalam pupuk menjadi zat -
zat hara yang tersedia dalam tanah untuk mencukupi pertumbuhan tanaman secara
berlahan - lahan. Perubahan ini sedikit sekali terbentuk panas dengan demikian pupuk
kandang ayam disebut pupuk dingin (Anonim, 1996). kebutuhan pupuk kandang untuk
(Lingga 1986). Pupuk kandang sapi memiliki komposisi unsure hara yang hampir sama
dimana kandungan unsure N : 0,60 %, P2O5 : 0,30 % K2O : bersifat dingin, artinya proses
perubahan atau penguraian pupuk tersebut secara berlahan - lahan (Lingga, 1986).Untuk
dosis pemberian pupuk kandang tergantung pada keadaan tanahnya, tapi rata - rata untuk
tanha di Indonesia diberikan sebanyak 20 ton (20.000 kg) per hektar (Andoko, 2004).
Sebagai tambahan kelemahan dari pupuk kandang ayam, sapi dan kambing ini
perlu pula diperhatikan bahwa penggunaan kotoran kandang sebagai pupuk harus disertai
pengawasan yang kontinyu dalam arti giat melakukan penyiangan dan pemberantasan
hama atau penyakit tertentu karena : 1. Dalam pupuk padat sering terbawa atau
tekandung berbagai biji rumput - rumputan dan semak yangakan tumbuh bersamaan
dengan tumbuhnya tanaman yang diusahakan, karena itu kegiatan penyiangan harus
digiatkan agar tanaman terbebas dari gulma. 2. Dalam pupuk sering terbawa pula bibit
hama dan penyakit tanaman (telur / larva insekta, bakteri, dan cendawan). Bila tanaman
telah tumbuh perlu pengawasan sejak umur paling muda, jika timbul gejala - gejala atau
NPK. Pupuk NPK di sebut sebagai “pupuk majemuk lengkap” atau Complate Fertilizer
dalam pupuk ini adalah perlu. pada permulaan dikenalnya (Sebelum Perang Dunia ke II),
pupuk NPK kenyataan berkadar rendah, jumlah kadar ketiga unsur itu hanya sekitar
jumlah kadar ketiga unsurnya lebih tinggi, sekitar 30 % sampai 60 %, dan untuk
memenuhi kebutuhan pupuk yang berkaitan dengan berbagai jenis tanaman (Sutedjo,
2008).
bagi tanaman. Jenis pupuk NPK cukup banyak dipasaran dengan beragam kadar unsur
yang dikandungnya. Salah satunya adalah pupuk NPK mutiara (16:16:16). Pupuk ini di
berikan bertahap pada minggu ke-2, dan ke-4, dan setelah tanam. (Marsono dan Lingga,
1999).
menyediakan unsur hara yang cukup dan memperbaiki seta memelihara kondisi tanah
dalam hal struktur, kondisi derajat kemasaman, potensi pengikat terhadap zat makanan
tanaman. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk bebentuk butiran yang mengandung
unsur hara, nitrogen, fospor dan kalium. pupuk ini sangat baik untuk mendukung masa
pertumbuhan tanaman, selain itu keuntungannya adalah unsur hara makro yang di
Unsur N dan P, merupakan penyusun komponen sel dan cendrung terdapat pada
biji dan berbagai titik tumbuh tanaman lainnya. Tanaman selada juga membutuhkan hara
NPK untuk pertumbuhan dan hasil produksinya. Pemberian unsur N disertai unsur P dan
NPK merupakan pupuk majemuk yang sangat baik untuk pertumbuhan dan
Netrogen, fosfor dan kalium. Pupuk ini mudah diaplikasikan serta mudah diserap oleh
Pupuk NPK mengandung unsur hara makro yang secara umum dibutuhkan oleh
tanaman, dan dapat memberikan keseimbangan hara yang baik untuk pertumbuhan
produiksi tanaman. Lingga, (1986 ). dalam Ariman (1998) mengatakan bahwa nitrogen
berpengaruh dalam memacu tinggi tanamn serta memberi warna hijau pada daun dan
memperbesar ukuran buah. Tanaman yang kekurangan tumbuh kerdil dan mempunyai
tubuh tanamn sehingga tanah terhadap kekeringan. Unsur posfor dalam tanaman berperan
dalam proses respirasi, fotosintesis dan laju pertumbuhan tanaman (sugeng, 1983).
Menurut Lingga (1986), kalium mempunyai peranan utama dalam pembentukan protein
dan karbohidrat dan juga untuk memperkuat jaringan tumbuh tanaman agar daun lebih
dengan pelakuan pemberian dosis NPK 400kg/ha ternyata memberikan pengaruh yang
nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman semangka begitu juga pada
Universitas Islam Riau, Jalan Kaharudin Nasution Km 11, Kelurahan Simpang Tiga,
Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Pelaksanaan penelitian selama tiga bulan,
dimulai bulan Februari 2009 sampai dengan bulan April 2009 (Lampiran 2).
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah; Benih Selada varietas Chia
Tai Seed, Cap Kapal Terbang, (lampiran 3) NPK 16 : 16 : 16, Pupuk kandang Ayam,
Pupuk kandang Kambing, Pupuk kandang Sapi, Curater 3G, Lengkuas, Jahe, Seng, Tali
rafia, Paku. Alat yang digunakan adalah cangkul, sabit, parang, ember, martil, gergaji,
C. Rancangan Penelitian
yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah pupuk organik (O) terdiri dari 4
taraf, sedangkan faktor kedua adalah pupuk NPK 16 : 16 : 16 (N) yang terdiri dari 4
taraf. Sehingga dapat 16 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan terdiri dari
tanaman dijadikan tanaman sampel yang diambil secara acak. Penempatan satuan
berikut :
Faktor pemberian pupuk NPK 16:16:16 terdiri dari empat taraf perlakuan yaitu
sebagai berikut :
N2 : Pemberian pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 1,66 g/Tanaman ( 150 kg/Ha)
N3 :Pemberian pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 2,5 g/Tanaman (225 kg/Ha)
Kombinasi perlakuan pupuk organik dan pengaruh NPK 16 : 16 :16 dapat dilihat pada
tabel 1 di bawah.
Perlakuan N0 N1 N2 N3
sidik ragam (ANOVA). Apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka dilanjutkan
dengan melakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %.
D. Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan Lahan.
Lahan dibersihkan dari gulma dan sampah yang ada disekitar areal tersebut.
Setelah lahan bersih dari gulma, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan
tanah dengan menggunakan cangkul. Pengolahan tanah dilakukan dua kali. Pengolahan
bongkahan tanah besar dengan kedalaman 30 cm, dan pengolahan tanah kedua
dilakukan penggemburan tanah dengan tujuan agar airase atau tata udara didalam tanah
lebih baik.
Dalam penelitian ini jumlah plot yang harus disiapkan adalah sebanyak 48 plot
cm. Pembuatan drainase bisa sekaligus berjalan bersamaan dengan pembuatan plot. Serta
Penentuan Aldd dengan 3 sampel tanah. Membutuhkan alat pengukur pH tanah dan Aldd.
(Lampiran 1).
b. Pemasangan Label
Pemasangan label dilakukan setelah pembuatan plot selesai. Label - label ini akan
dipasang sesuai dengan lay Out Penelitian, (lampiran 4). Pemasangan label tersebut
dimaksudkan untuk mempermudah dalam pemberian perlakuan serta pangamatan
tanaman selada.
c. Persemaian
Penyemaian dilakukan dalam polybag kecil lalu di buat bedengan dengan ukuran
1 x 1m (arah utara dan selatan). Ketinggian tanah bedengan yaitu 30 cm. Tanah yang
digunakan adalah tanah dari lapisan atas yang dicampur dengan pupuk kandang dengan
matahari dan hujan. Dimana perlindungan dibagian timur lebih tinggi dari pada bagian
barat (timur 1,5 m - barat 0,8 m). sebelum benih ditanam dipersemaian maka media
d. Pemberian Perlakuan
sebelum tanam sesuai dengan dosis perlakuan. Cara pemberian pupuk organik adalah
dengan cara di sebar dan dicampur merata dengan tanah diatas plot sesuai dengan
kandang ayam 2,0 kg/plot, O2 = Pemberian pupuk kandang kambing 2,0 kg/plot, O3 =
tanam. Untuk perlakuan pupuk NPK 16:16:16 diberikan sesuai dengan dosis. Cara pem
berian pupuk NPK 16:16:16 adalah dengan cara ditugal dalam larikan lalu ditutup
kembali. Cara lainnya dengan melarutkannya dalam air lalu disiramkan pada bedengan.
Pemberian pupuk NPK 1,66 g/ tanaman, N3 = Pemebrian pupuk NPK 2,5 g/tanaman
e. Penanaman
Bibit yang telah berumur dua minggu (14 hari) dipersemaian siap dipindahkan ke
plot yang telah disediakan dengan jarak tanam 30 x 30 cm. sehingga dalam 1 baris
terdapat 3 tanaman. Bibit yang akan ditanam dipilih bibit yang pertumbuhannya seragam
dan tidak terserang hama dan penyakit. Pemindahan dilakukan dengan hati - hati
E. Pemeliharaan
a. Penyiraman
pertama, dan ketika tanaman berumur sebulan. bila hujan tidak turun lakukan
penyiraman dengan gembor. Jaga pula parit pengairan mampu melewatkan kelebihan air
disaat turun hujan lebat. Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu sore hari saja.
b. Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan mengganti tanaman yang layu, mati atau terserang ha
ma dan penyakit. Bahan penyulaman diambil dari tanaman yang telah disediakan sebelu
mnya. Bibit yang dijadikan pengganti adalah sama jenis dan waktu tanam agar
c. Penyiangan.
juga berfungsi menekan serangan hama - penyakit. tujuan penyiangan untuk membuang
semua jenis tumbuhan pengganggu (gulma) yang hidup disekitar pertanaman selada
dengan jalan pencabutan, dan selanjutnya penyiangan gulma dilakukan seminggu sekali
disesuaikan dengan ada atau tidaknya gulma diareal pertanaman, disamping itu sekaligus
digunakan Curater 3 G. Dengan dosis 100 g / plot. Serangan hama daun seperti belalang
dengan menangkapnya secara langsung lalu di bakar. peneliti juga menggunakan pen
gendalian secara biologis dengan memanfaatkan musuh alami seperti menanam bunga
tahi ayam dan membuat ramuan dari lengkuas dan jahe yang dicampur dengan air,
e. Panen.
Selada sudah dipanen ketika berumur antara 34 hari setelah tanam. Dengan ciri -
ciri jika daun yang bagian paling bawah sudah menyentuh tanah. cara panen selada
dengan memotong bagian tanaman diatas permukaan tanah dengan menggunakan pisau.
Bisa juga dengan mencabut semua bagian termasuk akar. Setelah akar dicuci, daun - daun
F. Parameter Pengamatan
Pada penelitiaan ini parameter yang akan di amati adalah sebagai berikut :
Tinggi tanaman diukur dngan menggunakan meteran. diukur dari leher akar
sampai ujung tajuk. Di mulai dari 1 minggu setelah tanam dengan interval pengukuran
Pengamatan jumlah helai daun dihitung pada daun yang telah membuka
sempurna, pengamatan dilakukan hanya sekali selama penelitiaan yaitu pada waktu
panen. Dan hasil pengamatan terakhir dianalisis secara statistik dan disajikan dalam
bentuk tabel.
Pengamatan berat basah pada tanaman dilakukan pada akhir penelitiaan. Setelah
tanaman bersih dan ditimbang bersama akarnya sesuai dengan perlakuaan masing -
masing. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis secara statistik dan
Akar yang telah dipisahkan dipotong dan batang tanaman dibersihkan dari
kotoran melekat lalu dimasukkan kedalam gelas ukur yang telah berisi air dengan volume
air awal yaitu 15 ml, penambahan volume air itulah disebut sebagai volume akar. Hasil
(lampiran 6a), interaksi antara perlakuan berbagai dosis pupuk organik dan NPK
16:16:16 tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman selada. Sedangakan pemberian
berbagai dosis pupuk organik secara tunggal, berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
selada, demikian juga perlakuan berbagai dosis NPK 16:16:16 secara tunggal
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman selada. Data hasil pengamatan tinggi
tanaman selada setelah dilakukan uji lanjut BNJ pada taraf 5 %, dapat dilihat pada tabel
2.
Tabel 2. Rerata tinggi tanaman selada (cm) dengan perlakuan berbagai dosis pupuk
organik dan NPK 16 : 16 : 16.
Dosis NPK 16 : 16 : 16
Jenis Rerata
Pupuk organik N0 N1 N2 N3
0 g/tan 0,83 g/tan 1,66 g/tan 2,49 g/tan
O0
21,44 27,22 24,67 28,33 25.42 c
Tanpa Pemberian
Pupuk Organik
O1
23,22 28,67 25,89 28,76 26.64 b
Pupuk Kandang
Ayam 2 kg/m²
O2
24,00 30,00 28,33 30,56 28.22 b
Pupuk Kandang
Kambing 2 kg/m²
O3
27,76 33,78 31,00 31,22 30.94 a
Pupuk Kandang
Sapi 2 kg/m²
Rerata 24.11 c 29.92 a 27.47 b 29.72 a
Pemberian pupuk kandang jauh lebih baik dari pada kontrol. Pada tabel 2 terlihat
bahwa perlakuan pupuk organik O3 ( Pupuk kandang kambing 20 ton/ha) berbeda nyata
kandang Ayam 20 ton/ha) dan O0 (Tanpa Pupuk kandang 0 ton/ha. Selanjutnya O2 dan
terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman yaitu 30,94 cm, diikuti dengan O2 (28,22
cm), O1 (26,64 cm) dan yang terakhir O0 dengan tinggi tanaman 25,42 cm. Berdasarkan
fakta ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak dosis pupuk organik yang diberikan,
maka semakin tinggi tanaman selada. Sesuai dengan pendapat Soedijanto (1980),
mengatakan bahwa pupuk kandang dapat menambah tersedianya unsur hara bagi tanaman
dan sekaligus mempermudah penyerapan unsur hara dengan memperbaiki sifat fisis dan
biologis tanah. Dengan pemberian pupuk organik seperti pupuk kandang dapat
meningkatkan agregasi tanah sehingga sangat membantu perakaran tanaman dalam hal
penyerapan air dan unsur hara. Hal ini tentunya memberikan pengaruh yang positif
berdasarkan tabel 2. juga dapat diketahui bahwa perlakuan pemberian pupuk organik O2
Pada tabel 2. juga dapat dilihat bahwasanya perlakuan tanpa pemberian pupuk
organik O0 merupakan perlakuan yang memberikan rata - rata tinggi tanaman yang
Menurut VAN DIJK (1952), kadar rata - rata unsur hara pada ternak di indonesia
terutama pada pupuk kandang yang matang adalah tidak lebih dari : 0,3 % N, 0,1 % P,
dan 0,3 % K. Mengenai hal ini merinci lebih lanjut sebagai berikut ; Sapi menghasilkan
kotoran segar sekitar 7,5 ton per tahun, dari padanya diperoleh pupuk kandang matang
Koloid organik sebagai hasil perombakan bahan organik oleh jasad renik tanah
butiran - butiran tanah (Sutanto, 2006). Dengan begitu kemampuan tanah menyimpan air
akan semakin besar sejalan dengan besarnya butiran tanah. Hal ini tentunya menunjang
pertumbuhan tanaman selada yang ditanam, karena tanah mampu menyerap dan
Pupuk kandang kambing terdiri dari 67 % bahan padat dan 33 % baha cair,
dengan komposisi unsur hara N 0,60 %, P2O5 30 % dan K2O 0,17 %. Kadar air pupuk
kandang kambing lebih rendah dari kadar air pupuk kandang sapi, keadaan demikian
dengan cepat. Pemakaian pupuk kambing sebaiknya diberikan satu atau dua minggu
protein, persenyawaan amonium dan amoniak. Sebagian langsung tersedia untuk diserap
mikrobiologis dari protein. Reaksi kerja Nitrogen di dalam pupuk kandang tidak sama
dengan reaksi kerja Nitrogen pada pupuk buatan. Perbandingan antara keduanya
ditunjukkan dengan faktor kerja (working coefficient) dari Nitrogen pupuk kandang
terhadap nitrogen pupuk buatan. Hal ini juga disebut sebagai nilai pupuk buatan dari
Menurut Rinsema (1986), faktor kerja Nitrogen di dalam pupuk kandang padat berkisar
kerja tersebut. Phosfat dan kalium didalam pupuk kandang padat, nilainya sama dengan P
hosfat dan kalium yang dikandung oleh pupuk buatan. Oleh karena itu pengurangan berd
memberikan pengaruh terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu 29.92 cm.
Perlakuan N1 ini tidak berbeda nyata dengan N3, akan tetapi kedua perlakuan ini berbeda
yang memberikan hasil yang terendah dibandingkan perlakuan lainnya yaitu tinggi
pupuk NPK hal ini disebabkan tanaman dapat menyerap unsur N lebih cepat, sebab unsur
N yang terdapat pada pupuk NPK lebih tersedia bila dibandingkan dengan pupuk yang
mengandung N lainnya, sehingga kebutuhan akan unsur hara terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan untuk pertumbuhan tinggi tanaman yang dihasilkan, disamping itu nitrogen
yang diberikan juga sesuai dengan keperluan pertumbuhan tinggi tanaman selada. Hal ini
sesuai dengan pandapat Setyamidjaja (1986) dalam Irvayanti (1998) yang menyatakan
rendah, ini dikarenakan nitrogen yang di dalam tanah masih relatif sedikit. Sehingga tidak
Setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 6b), interaksi antara perlakuan
berbagai dosis pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16 tidak berpengaruh nyata terhadap
jumlah daun selada. Berbagai dosis pupuk organik secara tunggal, berpengaruh nyata
terhadap jumlah daun selada. Perlakuan berbagai dosis NPK 16 : 16 : 16 secara tunggal
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun selada. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil
pengamatan jumlah daun selada setelah dilakukan uji lanjut BNJ pada taraf 5 %, dapat
Tabel 3. Rerata jumlah daun selada (cm) dengan perlakuan perlakuan berbagai dosis
pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16.
Dosis NPK 16 : 16 : 16
Jenis
N0 N1 N2 N3 Rerata
Pupuk organik
0 g/tan 0,83 g/tan 1,66 g/tan 2,49 g/tan
O0
Tanpa Pemberian 5.67 6.33 6.00 7.33 6.33 d
Pupuk Organik
O1
Pupuk Kandang 6.00 7.33 8.00 9.33 7.67 c
Ayam 2 kg/m²
O2
Pupuk Kandang 7.00 8.33 9.00 11.00 8.83 b
Kambing 2 kg/m²
O3
Pupuk Kandang 9.00 10.67 11.67 13,00 11.17 a
Sapi 2 kg/m²
Rerata 7.00 c 8.17 b 8.67 b 10.17 a
KK = 10,19 % BNJ O / N = 0,96
Angka – angka pada baris yang dikuti huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata menurut uji
lanjut BNJ pada taraf 5 %.
Pada tabel 3 diketahui bahwa keempat perlakuan saling berbeda nyata satu
pengaruh terbaik yaitu rata-rata 11.17 helai daun, diikuti O2 (8.83), O1 (7.67), dan yang
dengan berlakuan O0, O1, dan O2 hal ini disebabkan jumlah bahan organik yang berasal
tanah, dimana semakin banyak bahan - bahan organik yang diberikan maka jumlah
populasi organisme juga akan semakin bertambah. Mikrorganisme dalam tanah berperan
dalam merombak bahan - bahan organik menjadi materi - materi yang lebih halus dan
membentuk struktur tanah yang kaya akan bahan organik, sehingga kebutuhan nutrisi
tanaman terpenuhi.
banyak pemberian bahan organik maka populasi mikroorganisme makin tinggi. Dengan
dalam tanah akan lebih hidup yang berarti akan memberikan medium yang lebih baik
bagi pertumbuhan tanaman, salah satunya luas daun. Suroto (1985), juga menyatakan
bahan organik mekmpunyai daya untuk mengubah semua faktor - faktor dan kesuburan
Kemudian pada tabel 3 juga dapat diketahui bahwa pemberian pupuk NPK
16:16:16 pada perlakuan N3 menunjukan hasil yang tidak berbeda nyatanya. Kedua
perlakuan ini berbeda nyata dengan perlakuan N0, N1 dan N2. Selanjutnya diketahui
juga, perlakuan yang memberikan rerata jumlah daun yang terbaik adalah pada perlakuan
N3 dengan jumlah daun 10.17 helai daun. Sedangkan yang memberikan rerata jumlah
daun terendah adalah pada peralkuan N0 dengan rerata jumlah helai daun 7.00.
Berbeda nyatanya perlakuan N3 terhadap perlakuan N0, N1 dan N2, hal ini
disebabkan oleh unsur hara yang tersedia pada perlakuan tanaman yang diberi perlakuan
N3 tersebut sudah dalam keadaan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan yang
yang baik tanaman harus diimbangi dengan pemupukan karena tanaman kekurangan
unsur hara tidak dapat melakukan fungsi fisilogisnya dengan baik. Sama halnya menurut
pendapat effendi (1979) bahwa unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman jika tersedia
dalam jumlah yang cukup, memungkinkan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi
semaksimal mungkin.
batang, cabang, daun dan juga buah untuk tanaman yang sudah menghasilkan. Nitrogen
juga berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam hal
tanaman, sekaligus juga membantu proses pembungaan pada tanaman dan juga
pemasakan biji. Lain halnya dengan unsur kalium yang berperan sebagai metabolisme
Unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang ini tidak akan merusak tanah
seperti pupuk buatan pabrik (pupuk anorganik). Pupuk kandang mempunyai pengaruh
yang cukup lama karena tersedianya unsur hara dalam pupuk kandang yang diserap
tanaman setelah melalui proses perombakan. Oleh karena itu tanah yang diberi pupuk
kandang dalam waktu yang relatif lama masih mamapu memberikan reaksi yang baik.
Berdarkan proses penguraiannya pupuk kandang digolongkan kedalam dua
golongan, yaitu pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang
yang disimpan terbentuk panas. Yang termasuk ke dalam pupuk panas adalah, pupuk
kandang ayam, kambing dan kuda. Sedangkan pupuk dingin adalah pupuk kandang yang
tumpukan pupuk yang dimatangkan tidak timbul panas. Yang termasuk pupuk dingin ini
dapat diperhatikan apakah pupuk kandang sudah matang apa belum. Pupuk kandang yang
sudah matang dicirikan oleh bentuk, warna, dan baunya yang sudah berubah dari bentuk
Pemberian NPK 16:16:16 mampu meningkatkan luas daun tanaman selada hal ini
dikarenakan unsur nitrogen yang terkandung dalam pupuk NPK berperan sebagai
akativator enzim, reaksi fotosintesis dan respirasi, yang mana kegiatan ini mengarah pada
Bahan organik dengan nisbah C/N rasio tinggi akan lambat terlapuk. Agar bahan
organik ini dapat cepat terlapuk maka perlu usaha penambatan nitorgen yaitu dengan
memberikan bahan organik yang cepta terlapuk dan hal ini juga dibantu dengan
termakan ternak tidak akan tercerna sehingga dapat tumbuh dan mengganggu tanaman.
Pupuk kandang sering menjadi faktor pembawa hama penyakit karena mengandung larva
atau telur sehingga tanamn dapat diserang, kandungan unsur hara relatif rendah
tanaman terhadap pupuk organik lebih lambat dibanding pupuk an organik (Musnamar,
2003).
Setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 6c), interaksi antara perlakuan
berbagai dosis pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16 tidak berpengaruh nyata terhadap
berat tanaman selada. Berbagai dosis pupuk organik secara tunggal, berpengaruh nyata
terhadap berat tanaman selada. Begitu juga perlakuan berbagai dosis NPK 16 : 16 : 16
secara tunggal berpengaruh nyata terhadap berat tanaman selada. Untuk lebih jelasnya
mengenai hasil pengamatan berat tanaman selada setelah dilakukan uji lanjut BNJ pada
Tabel 4. Rerata berat tanaman selada (cm) dengan perlakuan perlakuan berbagai dosis
pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16.
Dosis NPK 16 : 16 : 16
Jenis
N0 N1 N2 N3 Rerata
Pupuk organik
0 g/tan 0,83 g/tan 1,66 g/tan 2,49 g/tan
O0
Tanpa Pemberian 73.83 87.33 79.50 86.37 81.76 d
Pupuk Organik
O1
Pupuk Kandang 101.03 109.43 104.83 106.40 105.42 c
Ayam 2 kg/m²
O2
Pupuk Kandang 110.37 125.60 115.63 120.50 118.03 b
Kambing 2 kg/m²
O3
Pupuk Kandang 128.80 149.90 128.30 140.97 136.99 a
Sapi 2 kg/m²
Rerata 103.51 c 118.07 a 107.07 b 113.56 b
KK = 4,55 % BNJ O / N = 5,58
Angka – angka pada baris yang dikuti huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata menurut uji
lanjut BNJ pada taraf 5 %
organik, antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya saling berbeda nyata. Perlakuan
O0 berbeda nyata dengan perlakuan O1, O2, dan O3. Kemudian perlakuan pupuk organik
yang memberikan pengaruh terbaik adalah pada perlakuan O3, yaitu menghasilkan rata-
rata 136,99 g berat tanaman selada. Sedangkan perlakuan yang memberikan rata-rata
pada tanaman selada disebabkan pupuk kandang ini sangat berperan didalam proses
pertumbuhan tanaman khususnya menjaga fungsi tanah, membrikan nutirisi bagi tanaman
yang cukup, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan proses tukar kation selain
menambah unsur hara makro dan mikro di dalam tanah. Pupuk kandang ini terbukti
dapat memperbaiki kesuburan tanah karena mengandung unsur N, P, K, Mg, dan Cl.
hormon yang merangsang pertumbuhan tanaman seperti auksin dan gibrelin, jadi dengan
terbentukmya hormon ini akan merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru dalam hal ini
Pemupukan merupakan salah satu cara untuk dapat meningkatkan hasil tanaman,
terhadap pemberian pupuk akan meningkat bila waktu, jenis serta cara tepat dalam
cacing, semut dan mikroorganisme tanah yang dapat menjaga kesuburan tanah
(Agromedia 2007).
Kemudian pada tabel 4. juga dapat diketahui pada perlakuan pemberian pupuk
NPK 16:16:16 secara tunggal, perlakuan N1 dan N3 tidak berbeda nyata, namun kedua
perlakuan ini berbeda nyata dengan pelakuan N0 dan N2. Sedangkan antara perlakuan N0
dan N2 saling tidak berdeda nyata. Selanjutnya dapat diketahui juga perlakuan yang
memberikan pengaruh terbaik adalah perlakuan N1 dengan berat 118,07 g, dan yang
Pengaruh yang diberikan pupuk NPK 16:16:16 pada berat tanaman dikarenakan
Selanjutnya Unsur kalium yang terkandung didalam pupuk NPK juga berperan
dalam merangsang pertumbuhan awal, pembentukan bunga, buah, dan biji, bahakan
mampu mempercepat pemasakan buah dan umur panen (Novizan, 2005). Unsur K
berperan dalam pembentukan, pemecahan dan translokasi pati, sintesa protein, aktivator
Setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 6d), interaksi antara perlakuan
berbagai dosis pupuk organik dan NPK 16:16:16 tidak berpengaruh nyata terhadap
volume akar tanaman selada. Berbagai dosis pupuk organik secara tunggal, berpengaruh
nyata terhadap volume akar tanaman selada. Perlakuan berbagai dosis NPK 16:16:16
secara tunggal berpengaruh nyata terhadap volume akar tanaman selada. Untuk lebih
jelasnya mengenai hasil pengamatan volume akar tanaman selada setelah dilakukan uji
lanjut BNJ pada taraf 5 %, dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 5. Rerata volume akar tanaman selada dengan perlakuan perlakuan berbagai dosis
pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16. (cm3)
Dosis NPK 16 : 16 : 16
Jenis
N0 N1 N2 N3 Rerata
Pupuk organik
0 g/tan 0,83 g/tan 1,66 g/tan 2,49 g/tan
O0
Tanpa Pemberian 2.06 2.78 2.33 2.34 2.38 c
Pupuk Organik
O1
Pupuk Kandang 2.56 3.39 2.94 3.23 3.03 b
Ayam 2 kg/m²
O2
Pupuk Kandang 3.44 4.32 3.56 4.11 3.86 b
Kambing 2 kg/m²
O3
Pupuk Kandang 3.89 5.83 4.28 5,00 4.75 a
Sapi 2 kg/m²
Rerata 2.99 c 4.08 a 3.28 b 3.67 b
KK = 16,61 % BNJ O / N = 0,65
Angka - angka pada baris yang dikuti huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata menurut uji
lanjut BNJ pada taraf 5 %.
Pada tabel 5. diketahui bahwa pada perlakunan pemberian berbagai dosis pupuk
organik secara tunggal didapatkan hasil bahwa perlakuan O3 berbeda nyata dengan O2,
O1, dan O0. Selanjutnya perlakuan O2 berbeda nyata dengan perlakuan O1 dan O0.
perlakuan yang terbaik diantara 3 perlakuan lainnya dengan rata-rata volume akar adalah
4,75 m.
Ardianto (1983), mengemukakan bahwa banyaknya bahan organik yang
kehadiran mikroorganisme yang menguntungkan di dalam tanah akan lebih hidup yang
berarti akan memberikan medium bagi tanaman yang lebih baik. Soeroto (1985)
kesuburan tanah dalam arti menambah zat makanan, mempertinggi humus, memperbaiki
terhadap tanah sangat besar pengaruhnya terhadap sifat fisik, biologis dan kimia tanah.
Secara kimia pupuk kandang berperan sebagai sumber N, P, dan K yang mana unsur ini
sangat dominan dibutuhkan oleh tanaman sebagai unsur hara esensial, kandungan N yang
cukup dapat merangsang pertumbuhan vegetatif termasuk daun sehingga daun tanaman
terlihat lebih hijau yang pada saatnya akan dapat mengaktifkan proses fotosintesis yang
merupakan sebagai bahan penyusun protein dan klorofil. Menurut Thompson dan Kelly
dalam Subhan 1989, mengatakan bahwa pemberian pupuk organik akan memeberikan
tambahan unsur hara terutama nitrogen yang dapat meningkatkan pertumbuhan vegetativ
tanaman.
Kemudian pada tabel 5 juga dapat diketahui bahwa pada pemberian perlakuan
NPK 16:16:16 secara tunggal perlakuan N1 dan N3 tidak berbeda nyata, akan tetapi
kedua perlakuan ini berbeda nyata dengan perlakuan N0 dan N2. Selanjutnya perlakuan
N0 dan N2 menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata. Perlakuan yang memberikan
volume terbaik adalah perlakuan N1 dengan volume akar 4,08 ml, sedangkan yang
menunjukan volume akar yang terendah adalah perlakuan N0 dengan volume akar 2,99
ml.
Terbaiknya volume akar yang ditunjukan oleh perlakuan N1 hal ini disebabkan
karena dosis NPK pada perlakuan N1 ini sudah memcukupi kebutuhan hara tanaman
selada. Lingga (2002) menyatakan bahwa perananunsur hara nitrogen yang terdapat di
batang, cabang, daun dan juga buah untuk tanaman yang sudah menghasilkan. Nitrogen
juga berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam hal
Selanjutnya Unsur kalium yang terkandung didalam pupuk NPK juga berperan
dalam merangsang pertumbuhan awal, pembentukan bunga, buah, dan biji, bahkan
mampu mempercepat pemasakan buah dan umur panen (Novizan, 2005). Unsur K
berperan dalam pembentukan, pemecahan dan translokasi pati, sintesa protein, aktivator
tanaman, sekaligus juga membantu proses pembungaan pada tanaman dan juga
pemasakan biji. Lain halnya dengan unsur kalium yang berperan sebagai metabolisme
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Interaksi antara perlakuan pemberian berbagai pupuk organik dan pupuk NPK
yang diamati.
parameter tinggi tanaman, jumlah daun, berat tanaman, dan volume akar.
Perlakuan O3, yaitu pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 2 kg/m2
berpengaruh nyata.
parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan volume akar.
B. Saran
pemberian pupuk organik dan pupuk NPK 16:16:16 terhadap pertumuhan dan produksi
2. Agar dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut terhadap tanaman selada
dengan penggunaan jenis pupuk organik lainnya seperti kompos, bokasi atau
lain selain NPK dengan metode tertentu, dengan harapan dapat ditemukan
banyak digemari penduduk Indonesia. Karena selada memiliki penampilan yang menarik.
Daun selada yang agak kriting ini sering dijadikan penghias hidangan. Setiap 100 g berat
basah selada mengandung 1,2 g protein, 0,2 g lemak, 22,0 mg Ca, 25,0 mg P, 0,5 mg Fe,
162 mg vitamin A, 0,04 mg vitamin B, 8,0 mg vitamin C.Di lihat dari permintaan pasar
dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, maka komoditas ini mempunyai prospek
sumberdaya alam yang dominan tanah PMK yang merupakan tanah bermasalah sehingga
Usaha mengatasi permasalahan tersebut salah satunya adalah dengan penggunaan pupuk
organik berupa pupuk kandang. Pupuk kandang merupakan bahan pembenah tanah yang
paling baik dan alami pada bahan pembenahan buatan. Sebagai bahan pembenah tanah,
pupuk kandang mencegah terjadinya erosi, retakan tanah, penetapan pupuk kandang
dalam tanah dilakukan seperti : pupuk kimia, karena itu pupuk kandang dapat memasok
Untuk lebih melengkapi unsur hara yang diperlukan oleh tanaman agar dapat
tumbuh lebih baik perlu di tambahkan pupuk lainya seperti NPK 16 : 16 : 16. Dengan
diberikan Pupuk organik dan NPK 16 : 16 : 16 akan memacu pertumbuhan selada. Pupuk
sebagai unsur hara tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan
produksi pertanian.
Bertitik tolak dari permasalahan yang dikemukakan diatas, maka penulis telah
Jalan Kaharudin Nasution Km 11, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya,
Kota Pekanbaru. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yang dimulai
yang terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama pemberian pupuk organik
terdiri dari empat taraf perlakuan yaitu sebagai O0 (Tanpa pemberian pupuk
pupuk kandang kambing dengan dosis 2 kg/m2), dan O3 (Pemberian pupuk kandang sapi
dengan dosis 2 kg/m2). Sedangkan faktor kedua adalah pemberian pupuk NPK 16:16:16
terdiri dari empat taraf perlakuan yaitu, N0 (Tanpa pemberian pupuk NPK 16:16:16), N1
(Pemberian pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 0,83 g/Tanaman), N2 (Pemberian pupuk
g/Tanaman), dan N3 (Pemberian pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 2,5 g/Tanaman.
Data pengamatan dianalisa secara statistik dan diuji lanjut menggunakan BNJ
pada taraf 5%, ternyata didapatkan hasil bahwa interaksi antara pemberian berbagai
pupuk organik dan berbagai dosis NPK 16:16:16 tidak ada yang berpengaruh nyata
terhadap parameter pengamatan. Perlakuan berbagai jenis pupuk organik pada tanaman
selada pada penelitian ini menunjukan hasil yang berpengaruh nyata terhadap parameter
tinggi tanaman, jumlah daun, berat tanaman, dan volume akar. Sedangkan perlakuan
pemberian berbagai dosis NPK 16:16:16 pada tanaman selada pada penelitian ini
menunjukan hasil yang berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah
Perlakuan pemberian pupuk organik yang menunjukan hasil yang terbaik pada
penelitian ini adalah perlakuan O3, yaitu pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 2
kg/m2. Dan perlakuan pemberian NPK 16:16:16 yang N1 dengan dosis 0,83 g/tanaman
------------1996. Pupuk Kandang Ayam Banyak Mengandung Unsur Hara Bagi Tanaman.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Effendi. 1979. Pupuk dan Cara Pemupukan. Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor.
Haryanto. E. Suhartini,T. Rahayu E. dan Sunarjono, H. 2003. Selada Dan Sawi Organik.
Penebar swadaya. Jakarta.
Hidayat, A.M. dan Ismunadji. 1978. Pengaruh Pemupukan Nitrogen Melalui Tanah Dan
Daun Terhadap Serapan Unsur Hara Dan Produksi Kedele, seri Fisiologi
Vol.IX (9). LP3.Bogor.
Marsono dan Sigit, P. 2000. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta
Maizar. 2006. Pengaruh Pupuk Growmore dan 2,4D Terhadap pertumbuhan Anggrek
Dendrobium, Jurnal dinamika Pertanian, April 2006 Vol.XXI(1),
Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Hal. 8 s/d13.
Masganti. 2000. Pengaruh Kapur Dosis Rendah Dalam Budidaya TABELA Pada Lahan
Gambut. J. Agrivitro Vol. 1(2); 60 – 62. Universitas Brawijaya. Malang.
Munir, F. 2008. Pemberian Kascing Dan Gandasil D Pada Biacai (Brassica chinnencis)
Proposal Jurusan Budidaya Pertanian. Universitas islam Riau. Tidak di
terbitkan.
Muslihat, L. 2003. Teknik Percobaan Takaran Pupuk Kandang Pada Pembibitan Abaca
(Musa textilis Nee). Buletin Teknik Pertanian Vol. VIII. No. 1 : 37 -39.
Musnamar, E.I. 2003. Pupuk Organik. Seri Agri Wawasan, Penebar Swadaya. Bogor.
Nasrul dan Maryani. 2005. Ejournal. Manfaat Pupuk Kandang Ayam. Kompas, www.
Kompas.com .
Nazaruddin. 1994 Budidaya dan Pengaturan Panen Sayur Dataran Rendah. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Pracaya. 2001. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polibag, Penebar Swadaya.
Salatiga.
Prihartini, dan Tini. 2001. “Quality Control” Pupuk Organik, Seminar Berkala Permit
(Bogor, Balitro).
Rinsema, W.T. 1989. Pupuk Dan Cara Pemupukan Brahtama Karya Aksara. Jakarta
----------------- 1999. Pupuk Dan Cara Pemupukan Brahtama Karya Aksara. Jakarta
Setiawan, A.I. 2007. Memanfaatkan Kotoran Ternak (Solusi Masalah Lingkungan dan
Pemanfaatan Energi Alaternatif. Seri Agritecno. Penebar Swadaya. Jakarta.
Setyamadjaja, D. 1986. Pupuk Dan Pemupukan. CV. Siplex. Jakarta Sunarjono. H. 2003,
Bertanam 30 Jenis Sayur, Seri Agri Bisnis. Penebar Swadaya. Bogor.
Simanjuntak, D.U. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Soil Treatmen (OST) dan
Pupuk Semangka. (Citrulus vulgaris L).
Soedijanto. 1980. Pupuk Kandang, Pupuk Hijau, dan Pupuk Kompos. CV. Restu.
Jakarta.
Syarief. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana Bandung
Subhan. 1989. Uji Banding Pemakaian Kompos Jagung, Kompos Jerami, Dan Pupuk
Kandang Domba Terhadap Hasil Kubis (Brassica oleracea Var. Capitata.
L). Balai Penelitian Hortikultura Lembang. Bandung. Buletin Penelitian
Hortikultura Vol. XVII. No 4 : 80 – 90.
Sudiarto dan Gusmaini. 2004. Pemanfaatan bahan organik in situ untuk efisiensi
budidaya jahe yang berkelanjutan. Vol. 23(2). 37-45.
Sutedjo, M.M. dan Kartasapoetra, A.G. 2002. Pengantar Imu Tanah Terbentuknya Tanah
dan Tanah Pertanian. Rineka Cipta Jakarta.
---------------- 1987. Pupuk Dan Cara Pemupukan .Bharata karya Aksana. Jakarta.
Sutejo, H dan Masriah. 2007. Pengaruh Pupuk Kandang Ayam dan Plant Catalyst 2006
Terhadap pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Varietas Bisi 2.
Jurnal Dinamika Pertanian Vol. 22 (2) : 95 – 100.
Suharyanto, ejournal.unud.ac.id. Pupuk Kandang Hasil Kotoran Ternak. pdf www.
Google.com.
Suhartini, T. Haryanto, E. dan Rahayu, E. 1994. Sawi dan Selada Penebar Swadaya,
Jakarta.
SPP-SPMA. 2004. Jurnal Tanah Dan Pemupukan. Vol. XI Paket Satuan Keterampilan.
Padang Mangantas. Hal 53 - 60.
Widarni, R. 2006. Pengaruh Pemberian NPK dan Pupuk ABG Terhadap Pertumbuhan
Dan Produksi Kacang Panjang. Skripsi Jurusan Budidaya Pertanian
Universitas Islam Riau. Tidak Diterbitkan.
Yayah, K. 1997. Pengaruh Berbagai Dosis OST Dan Mamigro Terhadap Pertumbuhan
Dan Produksi Selada (Lactuca sativa) Secara Vertikultur. Skipsi Jurusan
Budidaya Pertanian. Universitas islam Riau. Tidak di terbitkan.
Zaid, A. 1994. Manfaat Ekonomis Dan Ekologi Daur Ulang Limbah Kotoran Ternak
Sapi. Studi Kasus di PT. Pola Nusa Duta, Ciamis. Fakultas Kedokteran Hewan
Institute Pertanian Bogor, Bogor.
Zulkifli. 2001. Respon Tinggi dan Besar Diameter Bonggol Bibit Kelapa Sawit (Elaeis
guieneensis.Jack) Terhadap Dosis dan Dess. Jurnal Dinamika Pertanian Vol.16
(2) : 64-70.
Lampiran 1. pH dan Analisis Aldd
a) pH Tanah
Sampel
A = 5,25
B = 5,21
C = 4,70
Al dd
Sampel
A B C
= (0,2 x 0,1) x 40
= 0,02 x 40
= 0,8 me / 100 g
Kebutuhan kapur (ton/ ha) = 2,1 x Al dd atau sama dengan 2,1 ton CaCo3/ha
10.000 m2
= 168 g/m2
Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Selama Penelitian
S
O0N3 O2N1 O1N3 O3N2
b b c a
KETERANGAN :
O : Faktor Organik
O2N0 O0N3 O2N3 O1N2
b a b c N : Faktor NPK
a, b, c : Ulangan 0, 1, 2,3
O2N2 O3N0 O0N0 O3N1 Taraf Perlakuan
b b a a
Keterangan : s = signifikan
Ns = non signifikan
Gambar 4: Kunjungan Pembimbing 1 Ibu Ir. Rosmimi, SU pada tanggal 05 April 2009
(33 HST)
Gambar 5: Kunjungan Pembimbing 2 Bapak Ir. Sulhaswardi, MP Pada Tanggal
06 April 2009 (34 HST)