Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI


PENANAMAN CABAI

OLEH:
NAMA : YOHANES TEKEGE
NISN : ……………………………………………………………......

PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS PENANAMAN PANGAN DAN


HOLTIKULTURA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 AGRIBISNIS DAN
AGROTEKNOLOGI
NABIRE
2023
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL PROYEK : PENANAMAN CABAI

NAMA : ………………………………………………………
NISN : ………………………………………………………
PROGRAM KEAHLIAN : ……………………………………………………….

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


(SMK NEGERI 1 NABIRE )

Telah diperbaiki dan disetujui oleh

Nabire, Oktober 2023


Pembimbing Lapangan Guru Pembimbing

(.…………………………………..…) (……………….……………………)
NIP NIP

Menyetujui, Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1 Agribisnis dan KETUA KOMPETENSI KEAHLIAN
Agroteknologi Nabire

Asranlundu Sinaga, S.Pd, M.Pd ….……………………………………


NIP. 19640809 198601 1004 NIP………
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Penanaman Cabai’’.
Laporan praktikum ini ditujukan untuk memenuhi Praktek Kerja Lapangan
Laporan Praktikum ini disusun agar pembaca dapat mengetahui secara mendalam
pertumbuhan cabai dengan berbagai rekomendasi dosis pupuk Anorganik dan rekomendasi
pupuk hayati serta mengetahui rekomendasi mana yang menghasilkan cabai dengan produksi
yang maksimal.
Penyusun mengakui masih banyak kekurangan dalam laporan praktikum ini karena
keterbatasan ilmu, pengetahuan dan pengalaman. Semoga dengan laporan praktikum ini dapat
memberikan manfaat kepada penyusun khususnya dan kepada setiap pembaca umumnya.

Nabire, 29 oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB. I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Kegunaan
BAB. II. MATERI DAN METODE
2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
2.2. Materi
2.3. Metode / Proses Pengerjaan
BAB.III. TEMUAN
3.1. Faktor Penghambat
3.2. Faktor Pendukung
3.3. Manfaat Yang Dirasakan
BAB. IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB. I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura
penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan selain cabai memiliki
kandungan gizi yang cukup lengkap juga memiliki nilai ekonomis tinggi yang banyak
digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan industri makanan.
Menurut Rans (2005) daerah sentra penanaman cabai di Indonesia tersebar di beberapa daerah
mulai dari Sumatera Utara, sampai Sulawesi Selatan. Produksi cabai merah yang dihasilkan
rata-rata 841,015 ton per tahun. Pulau Jawa memasok cabai merah sebesar 484,36 ton
sedangkan sisanya dari luar Jawa. Secara skala nasional rata-rata hasil per hektar masih
tergolong rendah yaitu 48,93 kuintal per hektar dengan luas panen sebesar 171,895 ha.
Budidaya cabai merah di SMK NEGERI 1 NABIRE menghadapi tantang-an yang berat
karena akibat penggunaan pupuk anorganik yang terus menerus tanpa diimbangi oleh
pemberian pupuk organik. Hal ini menye-babkan rusaknya biota tanah, resistensi hama dan
penyakit serta dapat mengubah kandungan vitamin dan mineral yang terdapat dalam sayuran
dan buah-buahan .
Menurut Sutanto (2002) (dalam jurnal Netti Nurlenawati,dkk) pupuk organik
merupakan bahan pembenah tanah yang lebih baik daripada bahan pembenah buatan, walaupun
pada umumnya pupuk organik mempunyai kandungan hara makro N, P dan K yang rendah
tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan dalam
pertumbuhan tanaman. Pemberian bokashi yang difermentasikan dengan EM-4 merupakan
salah satu cara untuk memperbaiki sifat fisik tanah, kimia dan biologis tanah serta dapat
menekan hama dan penyakit serta meningkatkan mutu dan jumlah produksi tanaman (Nasir,
2008) (dalam jurnal Netti Nurlenawatti, dkk).
Menurut Tata (2000) (dalam jurnal Netti Nurlenawati,dkk)pupuk bokashi merupakan
bahan-bahan organik yang difermentasikan menggunakan EM-4 dapat meningkatkan tanah
yang miskin akan unsur hara menjadi tanah yang produktif melalui proses alamiah. Sedangkan
menurut Sutanto (2002) mikroorganisme efektif (EM) merupakan kultur campuran berbagai
jenis mikroorganisme yang bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi,
actinomy-cetes dan jamur peragian) yang dapat diman-faatkan sebagai inokulan untuk
meningkatkan keragaman mikrobia tanah. Pupuk organik bokashi dibuat dari bahan-bahan
organik seperti jerami, sampah organik, pupuk kandang, sekam padi, rumput dan limbah jamur
merang yang telah difermentasikan oleh Effective Microorganisme (EM).

1.2. Tujuan
1. Memberikan pemahaman siswa tentang pentingnyz pembelajaran berkelanjutan dalam
pertanian, termasuk perubahan iklim, penggunaan sumber daya yang bijak, dan praktik
pertanian organik
2. Meningkatkan keahlian siswa dalam bidang pertanian dan holtukultura termasuk
pemahaman tentang cara menanam tanaman cabai merah.

1.3. Kegunaan
Terdapat beberapa kegunaan dalam penanaman cabai merah
1. Sebagai penggunaan kuliner : cabai merah adalah salah satu bahan pentinh dalam
banyak hidangan kuliner di seluruh dunia Mereka dapat digunakan dalam bentuk segar,
kering, atau diolah menjadi saus, bubuk cabai, dan pasta cabai. Cabai merah biasanya
digunakan untuk memberikan rasa pedas dan menghangatkan hidangan.
2. Sumber Vitamin dan Nutrisi: Cabai merah adalah sumber vitamin dan nutrisi penting,
termasuk vitamin C, vitamin A, vitamin K, dan serat. Mereka juga mengandung
senyawa seperti capsaicin, yang dapat memiliki manfaat kesehatan tertentu.
3. Pertanian: Sumber Pendapatan: Penanaman cabai merah dapat menjadi sumber
pendapatan bagi petani dan pemilik kebun. Cabai merah sering diperdagangkan di pasar
lokal maupun internasional. Rotasi Tanaman: Penanaman cabai merah dapat digunakan
dalam rotasi tanaman untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mengendalikan hama
dan penyakit.
BAB. II. MATERI DAN METODE

2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum ini dimulai pada bulan Juli sampai Oktober di Lahan Praktikum Agroteknologi
SMK NEGERI 1 NABIRE

1.2. Materi
Morfologi Tanaman Cabai
Cabai merupakan tanaman semusim (annual) yang tumbuhnya tegak dengan batang
berkayu dan bercabang serta tergolong tumbuhan yang menghasilkan biji (spermatophyta).
Tanaman juga termasuk tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh
kandungan capsaicin. Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin,
diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C.
Berikut klasifikasinya :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua)
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Famili : Solanaceae (Suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L

Berdasarkan pertumbuhan akarnya, cabai keriting mempunyai akar tunggang yang kuat
serta bercabang kesamping. Pertumbuhan batang utama cabai keriting yaitu tegak lurus dan
kokoh mencapai tinggi sekitar 30 ‐ 37,5 cm dengan diameter batang antara 1,5 ‐ 3 cm. Pada
setiap ketiak daun akan tumbuh tunas baru yang dimulai pada umur 10 hari setelah tanam,
namun tunas‐tunas ini sebaiknya dihilangkan sampai batang utama menghasilkan bunga
pertama tepat diantara cabang primer. Cabang primer ini yang terus dipelihara dan tidak
dihilangkan akan membentuk percabangan dari batang utama ke cabang primer berbentuk
huruf Y dan cabang primer akan menghasilkan cabang sekunder yang akan menghasilkan
kembali cabang primer.
Tanaman cabai membutuhkan tanah yang gembur dan banyak mengandung unsur hara
serta dapat tumbuh optimal pada tanah regosol dan andosol dengan pH tanah antara 6 - 7. Untuk
menghindari genangan air pada lahan, Untuk penanaman cabai keriting lebih baik pada lahan
yang agak miring dengan tingkat kemiringan tidak lebih dari 250. Lahan yang terlalu miring
dapat menyebabkan erosi dan hilangnya pupuk, karena tercuci oleh air hujan.
Manfaat Cabai Merah
Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang
memilki nilai ekonomi yanng tinggi. Secara khasiat cabai mengandung berbagai macam
senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Cabai mengandung antioksidan yang berfungsi
untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah
pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai
zat anti kanker.

2.2.1 Pupuk Anorganik


Tanaman membutuhkan hara makro untuk fase vegetatif maupun fase generatif
tanaman. Unsur-unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman antara lain adalah unsur N, P, dan
K. Pemenuhan unsur-unsur hara makro tersebut dapat dipenuhi dengan pemberian pupuk
anorganik yang banyak beredar di pasar.
Fungsi pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang diperlukan untuk
mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen , fosfor, dan kalium. Fosfor (P)
merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah fosfor dalam
tanaman lebih kecil dibandingkan Nitrogen dan Kalium. Tetapi fosfor dianggap sebagai kunci
kehidupan (Key of life). Unsur ini merupakan komponen tiap sel hidup dan cenderung
terkonsentrasi dalam biji dan titik tumbuh tanaman. Unsur P dalam phospat adalah (Fosfor)
sangat berguna bagi tumbuhan karena berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar terutama
pada awal-awal pertumbuhan, mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah.
Nitrogen ( N ) berfungsi merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan,
merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri. Berfungsi untuk sintesa asam amino
dan protein dalam tanaman, merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun.
Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau
kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
Kalium( K ) berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim
dan mineral termasuk air. meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit.
Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun
berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering,
timbul bercak coklat pada pucuk daun.

2..3.1 Pupuk Hayati


Pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional
mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat
tersedia bagi tanaman. Pupuk hayati merupakan mikrob hidup yang diberikan ke dalam tanah
sebagai inokulan untuk membantu tanaman memfasilitasi atau menyediakan unsur hara
tertentu bagi tanaman. Oleh karena itu, pupuk hayati sering juga disebut sebagai pupuk mikro
(Agung dan Rahayu, 2004). Pupuk hayati telah dilaporkan mampu meningkatkan efisiensi
serapan hara, memperbaiki pertumbuhan dan hasil, serta meningkatkan ketahanan terhadap
serangan hama dan penyakit.
Salah satu faktor yang menentukan kualitas pupuk hayati adalah kefektifan strain
mikroba yang terkandung didalam pupuk hayati tersebut (Simanungkalit 2006). Pada
umumnya digunakan mikroba yang mampu hidup bersama (simbiosis) dengan tanaman
inangnya. Keuntungan diperoleh oleh kedua pihak, tanaman inang mendapatkan tambahan
unsur hara yang diperlukan, sedangkan mikrob mendapatkan bahan organik untuk aktivitas dan
pertumbuhannya. Teknologi ini mempunyai prospek yang lebih menjanjikan di samping
karena pengaruhnya yang nyata dalam meningkatkan hasil, juga lebih ramah lingkungan
(Agung dan Rahayu, 2004).
Pupuk hayati dapat didefinisikan juga sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup
yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah
bagi tanaman (Suriadikarta dan Simanungkalit 2006). Memfasilitasi tersedianya hara ini dapat
berlangsung melalui peningkatan akses tanaman terhadap hara misalnya oleh cendawan
mikoriza arbuskuler, pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh fungi,
aktinomiset atau cacing tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui hubungan simbiotis
atau nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung dengan kelompok tanaman tertentu atau
dengan kebanyakan tanaman. Kelompok mikroba simbiotis meliputi bakteri bintil akar dan
cendawan mikoriza. Penyediaan hara secara nonsimbiotis berlangsung melalui penyerapan
hara hasil pelarutan oleh kelompok mikroba pelarut fosfat, dan hasil perombakan bahan
organik oleh kelompok organisme perombak (Suriadikarta dan Simanungkalit 2006).

2.2. Metode / Proses Pengerjaan


Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah :
➢ Tempat penyemaian
➢ Cangkul
➢ Pisau
➢ Alat penyiram

Bahan yang digunakan adalah :

➢ Benih cabai merah


➢ Tanah
➢ Pupuk kandang
➢ Pasir
BAB.III. TEMUAN

3.1. Faktor Penghambat


Hama merupakan faktor penghambat dalam penanaman cabai merah karena seringkali dapat
mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman cabai. Salah satu hama yang menjadi faktor
penghambat yaitu kutu daun.
Kutu daun adalah hama yang menyerang daun cabai. Mereka menghisap cairan dari jaringan
daun, yang dapat mengurangi pertumbuhan tanaman dan menghambat fotosintesis. Kutu daun
juga dapat menyebabkan daun menguning dan mengerut, serta menyebarkan virus tertentu
yang dapat merusak tanaman cabai.
3.2. Faktor Pendukung
Pupuk adalah faktor pendukung penting dalam penanaman cabai merah karena memberikan nutrisi
tambahan yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan yang sehat dan produksi buah yang optimal.
Pupuk menyediakan nutrisi penting seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang merupakan
unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman. Nitrogen mendukung pertumbuhan daun dan
perkembangan batang, fosfor membantu pembentukan akar yang kuat, dan kalium memengaruhi
perkembangan buah dan kualitas cabai.

3.3. Manfaat Yang Dirasakan


Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki
nilai ekonomi yanng tinggi. Secara khasiat cabai mengandung berbagai macam senyawa yang
berguna bagi kesehatan manusia. Cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk
menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada
cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat
anti kanker. Dan dapat memberikan pengalaman dalam praktek penanaman cabai merah.
BAB. IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Dalam penanaman cabai merah, beberapa faktor utama harus diperhatikan untuk
memastikan hasil yang optimal. Pertama, pemilihan varietas yang sesuai dengan kondisi iklim
dan tanah di wilayah yang dituju sangat penting. Tanah yang subur, drainase yang baik, dan
nutrisi yang cukup juga mendukung pertumbuhan tanaman cabai. Faktor lingkungan seperti
sinar matahari, curah hujan, dan suhu harus dimonitor dan dimanfaatkan secara efisien. Selain
itu, pemantauan dan pengendalian hama serta penyakit serta penerapan praktik pertanian yang
baik sangat diperlukan.
Pemberian pupuk yang seimbang dan berkelanjutan juga merupakan aspek penting
dalam penanaman cabai merah. Pemantauan yang cermat terhadap kondisi tanaman dan tanah
dapat membantu menentukan jenis pupuk yang dibutuhkan dan dosis yang tepat. Pupuk organik
dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah sambil meminimalkan dampak
lingkungan.

4.2. Saran

Sebelum memulai penanaman, lakukan analisis tanah untuk memahami kebutuhan


nutrisi dan pH tanah. Ini akan membantu dalam perencanaan pemupukan yang tepat. Pilih
varietas cabai merah yang sesuai dengan iklim dan kondisi tanah di wilayah Anda.
Konsultasikan dengan petani setempat atau ahli pertanian jika perlu. Pastikan tanah telah
dipersiapkan dengan baik sebelum menanam, termasuk penggalian tanah, pemangkasan gulma,
dan pembenahan struktur tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Nurlenawati, Netti, Dkk. 2010. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah
(Capsicum Annuum L.) Varietas Prabu Terhadap Berbagai Dosis Pupuk Fosfat dan
Bokashi Jerami Limbah Jamur Merang. Universitas Singaperbangsa Karawang.
Wulansari, Alfia. 2016. Budidaya Cabai Merah Keriting Dengan Berbagai Dosis Pupuk
Anorganik dan Pupuk Hayati. Laporan Praktikum Tanaman Hortikultura. Universitas
Djuanda Bogor.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai