Anda di halaman 1dari 16

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN LIMBAH KULIT

BAWANG MERAH SEBAGAI PESTISIDA DAN


NUTRISI HIDROPONIK TANAMAN SELEDRI
(Apium graveolens)

Disusun Oleh:

Nama Peneliti : Aminatul Khairani


Bidang Penelitian
: Matematika, Sains dan Pengembangan
Teknologi
Jenjang : Madrasah Aliyah
Nama Pembimbing : Witri Adriani, S.Pd

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


DIREKTORAT KSKK MADRASAH
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MAN 3 SOLOK
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian MYRES 2021 ini dengan baik.
Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah SAW., yang telah membawa umat
manusia ke dalam kemajuan zaman yang berakhlak mulia. Penulis telah dapat
menyelesaikan proposal penelitian dengan judul: “Efektivitas Pemanfaatan
Limbah Kulit Bawang Merah sebagai Pestisida dan Nutrisi Hidroponik Tanaman
Seledri (Apium graveolens)”. Proposal ini diajukan untuk mengikuti MYRES
2021, dengan bidang lomba Matematika, Sains dan Pengembangan Teknologi
(MST) sub bidang lomba Botani.
Dalam proses penyelesaian proposal ini, penulis mendapat dukungan moril
dan materil, serta bantuan berupa masukan ilmu, pengalaman, dan motivasi dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
berikut.
1. Bapak Yulfentri, S.Pd., MM. selaku Kepala MAN 3 Solok
2. Ibu Witri Adriani, S.Pd selaku pembimbing proposal MYRES
3. Majelis Guru dan karyawan/ti MAN 3 Solok
4. Teman-teman MAN 3 Solok

Penulis berharap proposal penelitian ini dapat digunakan sebagaimana


mestinya, serta bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A...Latar Belakang Masalah........................................................................... 1


B...Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C...Tujuan Penelitian...................................................................................... 3
D...Manfaat Penelitian.................................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A...Kajian Teori.............................................................................................. 4
B...Tinjauan Pustaka....................................................................................... 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A...Metode Penelitian..................................................................................... 8
B...Subjek Penelitian...................................................................................... 9
C...Teknik dan Alat Pengumpul Data............................................................. 9
D...Rencana Analisis Data............................................................................ 10
E... Jadwal Penelitian.................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Metode Penelitian................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Alahan Panjang merupakan salah satu nagari di Kabupaten Solok,
Sumatra Barat. Daerah ini berada di dataran tinggi dengan ketinggian 1300
mdpl, sehingga memiliki cuaca yang dingin. Kondisi iklim Alahan Panjang
yang cocok untuk budidaya tanaman, menunjang aktifitas pertanian menjadi
pesat. Karena itulah, mayoritas masyarakat Alahan Panjang bekerja sebagai
petani.
Salah satu hasil pertanian di Alahan Panjang adalah sayuran. Hasil
komoditas unggulan daerah ini diantaranya yaitu seledri (Apium graveolens)
dan bawang merah (Allium cepa). Selain menjadi konsumsi sehari-hari,
bawang merah dan seledri yang dihasilkan dari pertanian setempat juga
dikirim ke luar Alahan Panjang, dengan tujuan seperti Padang dan Solok.
Namun sayangnya, komoditas pertanian dari Alahan Panjang tidak dapat
menembus pasar ekspor yang lebih luas. Hal ini dikarenakan hasil pertanian
mengandung zat kimia yang cukup tinggi. Penyebab permasalahan tersebut
berasal dari sistem pertanian yang diterapkan. Pertanian di Alahan Panjang
masih dilakukan secara konvensional, yaitu dengan bercocok tanam pada
media tanah dan lahan luas, serta penggunaan pupuk dan pestisida kimia
secara terus menerus. Hal ini menyebabkan hasil pertanian mengandung
kadar zat kimia yang tinggi sehingga kualitasnya menurun. Oleh karena itu,
perlu dilakukan perbaikan sistem budidaya tanaman.
Pada era modern ini, terjadi berbagai kemajuan termasuk di bidang
pertanian, salah satunya yaitu hidroponik. Hidroponik merupakan sistem
budidaya tanaman menggunakan media tanah berupa air. Sistem budidaya
tanaman ini memiliki hasil positif, diantaranya yaitu menghemat penggunaan
lahan serta meningkatkan kualitas tanaman dengan meminimalisir
pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia.

1
Penerapan sistem hidroponik dapat dilakukan pada berbagai jenis
tanaman, salah satunya tanaman seledri. Seledri merupakan salah satu
sayuran yang sering menjadi bahan konsumsi masyarakat. Pertanian seledri di
Alahan Panjang masih menggunakan pestisida dan pupuk kimia, sehingga
menimbulkan gangguan seperti penurunan kualitas dan pencemaran
lingkungan. Dengan sistem hidroponik, maka penggunaan pestisida dan
pupuk kimia pada pertanian seledri dapat ditekan.
Penyebab pencemaran lingkungan lainnya yaitu limbah bawang merah
Sebagai salah satu produk pertanian unggulan di Alahan Panjang, limbah
berupa kulitnya bawang merah sangat mudah ditemukan, baik dari limbah
rumah tangga maupun limbah pertanian. Oleh masyarakat Alahan Panjang,
kulit bawang merah dibuang begitu saja, sehingga menyebabkan pencemaran
lingkungan. Untuk mengatasi permasalahan ini, solusi yang dapat dilakukan
adalah memberdayakan kulit bawang merah agar menjadi lebih bermanfaat.
Salah satunya yaitu memanfaatkan kulit bawang merah sebagai nutrisi dan
pestisida alami untuk pertanian.
Di Alahan Panjang, belum ada petani seledri yang melakukan pertanian
hidroponik secara berkelanjutan. Salah satu penyebabnya adalah minimnya
pengetahuan petani mengenai sistem hidroponik. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk melakukan mengkaji efektivitas pemanfaatan limbah kulit
bawang merah sebagai pestisida dan nutrisi hidroponik tanaman seledri.
Pemanfaatan limbah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas tanaman
seledri, menekan pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk dan
pestisida kimia, serta menarik minat petani seledri untuk melakukan sistem
hidroponik.

A...Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah
yang dapat dirumuskan adalah: “Bagaimana efektivitas pemanfaatan limbah
kulit bawang merah sebagai pestisida dan nutrisi hidroponik tanaman seledri
(Apium graveolens)?”

2
B...Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji efektivitas pemanfaatan limbah
kulit bawang merah sebagai pestisida dan nutrisi hidroponik tanaman seledri
(Apium graveolens)

C...Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1....Dapat menguji efektivitas pemanfaatan limbah kulit bawang merah
sebagai pestisida dan nutrisi hidroponik tanaman seledri (Apium
graveolens)
2....Dapat memperoleh pengetahuan mengenai penanaman hidroponik
3....Dapat memperoleh informasi mengenai kualitas tanaman seledri yang
baik

3
BAB II
KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A...Kajian Teori
1.. Bawang Merah
Bawang merah merupakan tanaman umbi monokotil. Terdapat 7
spesies bawang merah yang sering dibudidayakan, salah satunya Allium
cepa (Alfariatna, 2017: 4). Berikut klasifikasi tanaman bawang merah.

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospemae
Ordo : Liliaflorae
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa L.

2.. Limbah Kulit Bawang Merah


Kulit bawang merah merupakan bagian yang tidak digunakan
sebagai bumbu masakan. Yikwa (2020: 47) menyatakan bahwa kulit
bawang merah dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman karena
memiliki beberapa unsur hara seperti Kalsium (Ca), Nitrogen (N), Fosfor
(P), Kalium (K), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S) yang berfungsi dalam
menyuburkan tanaman. Menurut Banu (2020: 150), kulit bawang merah
memiliki kandungan zat pengatur tumbuh (ZPT) seperti asam absisat,
asam indolasetat, asam giberelin dan sitokinin. Kulit bawang merah diduga
mengandung senyawa acetogenin (pestisida), yang mampu menghambat
perkembangan sel hama serangga (Plantus dalam Mulyati, 2020: 81).

3.. Hidroponik
Hidroponik merupakan sistem budidaya tanaman pada media tanam
air dengan kandungan nutrisi dan mineral. Keunggulan budidaya tanaman

4
secara hidroponik adalah mengurangi resiko budidaya yang berhubungan
dengan tanah. Penanaman dengan sistem hidroponik juga lebih bersih.
Beberapa teknik hidroponik yaitu Wick System, Nutrient Film Technique,
Deep Water Culture, Drip System, dan Ebb and Flow System (Swastika,
2018: 4).

4.. Tanaman Seledri (Apium graveolens)


Seledri adalah salah satu tanaman yang digunakan sebagai bumbu
dan penyedap masakan. Bagian yang dimanfaatkan adalah tangkai, umbi,
serta daun seledri tersebut. Dalam pertumbuhannya, seledri membutuhkan
kesediaan air yang banyak, sehingga dibutuhkan drainase yang baik (Tim,
2011: 1).

B...Tinjauan Pustaka
Pemanfaatan limbah kulit bawang merah telah dilakukan Agus Hariyadi
(2013) dalam penelitian berjudul ‘Efektivitas Konsentrasi dan Lama
Perendaman Kulit Bawang Merah (Allium ascolonicum L.) Terhadap
Pertumbuhan Cabai Rawit (Capsicum frustescens L.). Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa perlakuan yang paling efektif terhadap tinggi tanaman
cabai rawit adalah air rendaman kulit bawang sebanyak 30gram/100 ml
dengan lama perendaman selama 12 jam.
Penelitian juga yaitu dilakukan oleh Ni Putu Indah Kumala Sari (2016)
dengan judul ‘Pengaruh Pemberian Air Rendaman Kulit Bawang Merah
(Allium cepa L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.).
Pemanfaatan kulit bawang merah pada penelitian ini adalah dengan
merendam kulit bawang merah dengan variasi konsentrasi. Penelitian tersebut
juga menunjukkan bahwa konsentrasi air rendaman kulit bawang yang paling
baik dampaknya adalah dengan konsentrasi 30gram/100 ml.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Ilnia Fadhil (2018) dengan judul
‘Pengaruh Kulit Bawang Merah (Allium cepa L) Sebagai ZPT Alami
Terhadap Pembentukan Akar Stek Pucuk Tanaman Krisan (Chrysanthemum

5
sp)’. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kulit bawang merah
berpengaruh positif, karena kulit bawang merah memiliki zat dan senyawa
ZPT alami. Penggunaan kulit bawang merah pada penelitian ini adalah
dengan membuat serbuk kulit bawang merah, dimana limbah tersebut
diangin-anginkan kemudian diblender hingga menjadi serbuk. Setelah itu
serbuk kulit bawang merah tersebut dilarutkan dengan air dengan
perbandingan 1:1 membentuk konsentrasi 100% dan diencerkan sesuai
kebutuhan. Pada penelitian ini, konsentrasi kulit bawang yang optimal adalah
dengan konsentrasi 80%.
Limbah kulit bawang juga dimanfaatkan sebagai pestisida. Sri Mulyati
(2020) yang melakukan penelitian dengan judul ‘Efektivitas Pestisida Alami
Kulit Bawang Merah Terhadap Pengendalian Hama Ulat Tritip (Plutella
xylostella) Pada Tanaman Sayur Sawi Hijau, menguraikan bahwa penggunaan
pestisida berbahan dasar kulit bawang merah efektif terhadap pengendalian
hama ulat tritip. Limbah kulit bawang merah dimanfaatkan dengan cara
merendam limbah, dan air rendamannya dijadikan sebagai pestisida. Pada
penelitian ini, pestisida kulit bawang merah yang paling efektif dalam
pengendalian jumlah hama adalah pestisida dengan konsentrasi 40%.
Penelitian yang dilakukan oleh Kun Rawan Sari (2016) dengan judul
‘Pengaruh Media Tanam Pada Berbagai Konsentrasi Nutrisi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Seledri Dengan Sistem Tanam Hidroponik NFT’.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi nutrisi sangat
mempengaruhi kualitas tanaman seledri, dimana konsentrasi yang paling
efektif dalam penelitian ini adalah 1300 ppm.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Yuni Dwi Indarwati (2016) dengan
judul ‘Pengaruh Model Hidroponik dan Jenis Pupuk Organik Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Seledri (Apium graveolens L). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik dapat menunjang
pertumbuhan tanaman seledri.

6
Dari tinjauan pustaka yang telah diuraikan, penulis berasumsi bahwa
limbah kulit bawang merah dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman,
sebagai nutrisi serta pestisida alami. Penanaman tanaman seledri secara
hidroponik juga dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk atau nutrisi
organik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai efektivitas pemanfaatan limbah kulit bawang merah sebagai
pestisida dan nutrisi hidroponik tanaman seledri (Apium graveolens).

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A...Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah eksperimental
(percobaan), yaitu pemanfaatan limbah kulit bawang sebagai pestisida dan
nutrisi hidroponik tanaman seledri. Pemanfaatan limbah kulit bawang
dilakukan dengan merendam kulit bawang selama 24 jam dengan variasi
konsentrasi 100%, 80%, dan 60%. Air rendaman tersebut akan dijadikan
tambahan nutrisi dan pestisida dalam pemeliharaan hidroponik seledri.
Tanaman kontrol dalam penelitian ini adalah seledri yang hanya
menggunakan nutrisi AB-Mix saja. Pemberian nutrisi dan pestisida dilakukan
dengan pengulangan 1 kali seminggu. Dalam penelitian ini, variabel bebas (X)
yaitu perbedaan konsentrasi air rendaman kulit bawang sebagai pestisida dan
nutrisi, serta variabel terikat (Y) yaitu pertumbuhan tanaman seledri.
Skema metode penelitian yang akan dilakukan disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Metode Penelitian


8
Pada penelitian ini, teknik hidroponik yang dilakukan adalah Wick
System. Sistem ini merupakan model hidroponik paling sederhana, yaitu
menggunakan sumbu yang menghubungkan pot tanaman dengan media
larutan nutrisi. Pada penelitian ini, sumbu yang digunakan adalah kain flannel,
sedangkan media tumbuh bibit yang digunakan adalah rockwoll atau busa
serat.

B...Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah limbah kulit bawang. Populasi penelitian
ini adalah tanaman seledri (Apium graveolens) yang bibitnya didapatkan dari
petani seledri di Alahan Panjang. Sampel penelitian ini adalah tanaman
seledri yang terdiri dari 3 kelompok berdasarkan konsentrasi air rendaman
kulit bawang yang diberikan. Teknik sampling yang digunakan adalah simple
random sampling (pengambilan secara acak sederhana).

C...Teknik dan Alat Pengumpul Data


Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
metode observasi. Metode observasi dilakukan dengan mencatat
perbandingan kualitas tanaman yang diberi air rendaman kulit bawang merah
dengan konsentrasi berbeda terhadap tanaman kontrol. Observasi dilakukan
pada tanaman umur 2, 4, dan 6 minggu setelah tanam (mst). Parameter
kualitas tanaman seledri meliputi:
1....Tinggi tanaman yang diukur mulai dari pangkal batang hingga ujung
tertinggi seledri
2....Diameter batang seledri yang diukur pada bagian batang yang paling
besar
3....Jumlah daun seledri
4....Berat basah seledri yang diukur dengan mencabut per tanaman seledri
kemudian ditimbang dari akar sampai daun

9
5....Berat kering seledri yang diukut dengan mengeringkan per tanaman
seledri kemudian dijemur di bawah sinar matahari kemudian
ditimbang dengan menggunakan timbangan saku digital.

D...Rencana Analisis Data


Rencana analisis data yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu
sebagai berikut.
1....Uji normalitas sebagai prasyarat statistik uji parametris, menggunakan
program SPSS 17. Taraf signifikasi (α) = 0,05.
2....Uji homogenitas menggunakan program SPSS 17. Taraf signifikasi (α)
= 0,05.
3....Uji anova dengan metode Two Way Anova menggunakan program
SPSS 17. Taraf signifikasi (α) = 0,05.
4....Analisis ragam menggunakan uji F taraf 0,05 dan 0,01 untuk
mengetahui dampak perlakuan.
5....Jika hasil uji F berpengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji
perbandingan nilai tengah perlakuan menggunakan Duncan Multiple
Range Test taraf 5% untuk perlakuan interaksi dan BNT (Beda Nyata
Terkecil) untuk perlakuan mandiri.

E...Jadwal Penelitian
Penelitian akan dilakukan di MAN 3 SOLOK, dengan rentang waktu 10
Agustus 2021 s.d. 25 Oktober 2021. Rincian kegiatan penelitian diuraikan
sebagai berikut.
10 – 30 Agustus 2021 : Pembibitan seledri
27 – 30 Agustus 2021 : Persiapan media hidroponik
29 Agustus 2021 : Perendaman limbah kulit bawang
merah
1 September – 14 Oktober : . Penanaman seledri secara hidroponik
2021 dengan menggunakan nutrisi dan
pestisida dari rendaman kulit

10
bawang merah
. Pemeliharaan tanaman
. Pengumpulan data
15 Oktober 2021 : Pemanenan untuk pengumpulan data
16 – 20 Oktober 2021 : Analisis data dan penarikan
kesimpulan
21 – 25 Oktober 2021 : Penyelesaian laporan hasil penelitian

11
DAFTAR PUSTAKA

Alfariatna, Lika. 2017. Karakter Fisiologi dan Morfologi M1 Bawang Merah


(Allium ascalonicum L.) Hasil Induksi Mutasi Fisik Beberapa Dosis
Radiasi Sinar Gamma. Skripsi. Semarang: UNDIP.
Banu, Luluk Syahr. 2020. Review: Pemanfaatan Limbah Kulit Bawang Merah
dan Ampas Kelapa sebagai Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan
Beberapa Tanaman Sayuran. Jurnal Ilmiah Respati Vol 11 (2): 148 – 156.
Fadhil, Ilnia. 2018. Pengaruh Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) sebagai ZPT
Alami Terhadap Pembentukan Akar Stek Pucuk Tanaman Krisan
(Chrysantemum sp.). E-Journal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature)
Vol 1 (1): 34 – 48.
Hariyadi, Agus. 2013. Efektivitas Konsentrasi dan Lama Perendaman Kulit
Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pertumbuhan Cabai
Rawit (Capsicum frustescens L.) Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Indarwati, Yuni Dwi. 2016. Pengaruh Model Hidroponik dan Jenis Pupuk
Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Seledri. EDUBIOTIK Vol 1
(1): 5 – 10.
Mulyati, Sri. 2020. Efektivitas Pestisida Alami Kulit Bawang Merah Terhadap
Pengendalian Hama Ulat Tritip (Plutella xylostella) pada Tanaman Sayur
Sawi Hijau. Journal of Nursing and Public Health Vol 8 (2): 79 – 86.
Sari, Kun Rawan. 2016. Pengaruh Media Tanam Pada Berbagai Konsentrasi
Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Seledri dengan Sistem Tanam
Hidroponik NFT. Jurnal Daun Vol 3 (1): 7 – 14.
Sari, Ni Putu Indah Kumala. 2016. Pengaruh Pemberian Air Rendaman Kulit
Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Pertumbuhan dan
Produktivitas Tanaman Bunga Matahari (Helianthus annus L.). Jurnal
Pendidikan Biologi Undiksha Vol 3 (2).
Swastika, Sri, dkk. 2018. Budidaya Sayuran Hidroponik Bertanam Tanpa Media
Tanah. Riau: Balitbang BPTP.
Tim Prima Tani. 2011. Petunjuk Teknis Budidaya Seledri. Jakarta: Balitbang
Holtikultura BPTP.
Yikwa, Peileku dan Luluk Syahr Banu. 2020. Respon Polikultur Cabai Rawit dan
Sawi terhadap Waktu Pengomposan dan Dosis Kompos Kulit Bawang
Merah. Jurnal Ilmiah Respati Vol 11 (2): 46 – 61.

12

Anda mungkin juga menyukai