Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

MULOK
MATERI :
TANAMAN CABAI

DISUSUN OLEH :
I KOMANG EDI FIRMAWAN
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang tanaman
cabai.
Adapun makalah tanaman cabai ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
biologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah biologi tentang
limbah dan pemanfaatannya ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca.

TINADING,05,DESEMBER,2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................
1.1  Latar Belakang......................................................................................
1.2  Rumusan Masalah 
1.3  Tujuan...................................................................................................
1.4  Manfaat 
BAB II PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Cabai 
2.1 Manfaat Cabai ......................................................................................
2.3 Teknik Budidaya Tanaman Cabai.........................................................
2.4 Masalah Produksi..................................................................................
2.5 Cara Penanggulangan............................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................
3.1 Kesimpulan 
3.2 Saran......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Cabai atau lombok (bahasa Jawa) adalah sayuran buah semusim yang termasuk dalam
anggota genus Capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai penyedap rasa
masakan. Salah satu tanaman cabai yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman
cabai merah. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang
banyak digemari oleh masyarakat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas dan
aromanya yang khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan.
Karena merupakan sayuran yang dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan
dengan jumlah yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan
perekonomian nasional .
Cabai merah mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan
manusia. Kandungan vitamin dalam cabe adalah A dan C serta mengandung minyak atsiri,
yang rasanya pedas dan memberikan kehangatan bila kita gunakan untuk rempah-rempah
(bumbu dapur). Sun et al. (2000). melaporkan cabai merah mengandung anti oksidan yang
berfungsi untuk menjaga tubuh dari radikal bebas. Radikal bebas yaitu suatu keadaan dimana
suatu molekul kehilangan atau kekeurangan elektron, sehingga elektron tersebut menjadi
tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari sel-sel tubuh kita yang lainnya.
Kandungan terbesar anti oksidan dalam cabai terdapat pada cabai hijau. Cabai juga
mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 
1.    Bagaimana Teknik budidaya tanaman cabai
2.    Bagaimana cara penanggulangan dari penyakit yang menyerang tanaman cabai ?
1.1  Tujuan
1.      Agar mahasiswa mengetahui Teknik budidaya tanaman cabai
2.      Agar meahasiswa mengetahui cara penanggulangan dari penyakit yang menyerang
tanaman cabai
1.2  Manfaat Pembuatan Makalah
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut
a.        Bagi petani, penelitian ini dapat dijadikan panduan untuk menaggulangi penyakti yang
menyerang tanaman cabai.
b.      Bagi penyuluh atau dinas pertanian, penelitian ini dapat di jadikan bahan untuk
memberikan pengetahuan kepada petani untuk dapat menaikan hasil panen cabai.
c.       Bagi masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan tentang penanggulangan
penyakti yang di alami tanaman cabai.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cabai
Tanaman Cabe Merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman perdu dengan rasa buah
pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin. Secara umum cabe memiliki banyak
kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin
A, B1, dan vitamin C.
Cabe (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak
dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki
beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam
mengendalikan penyakit kanker. Budidaya tanaman cabe diperbanyak melalui biji yang
ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Cabe atau lombok
merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi.
Daerah sentral produksi utama cabe merah antara lain Jawa Barat (Garut, Tasikmalaya,
Ciamis, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung); Jawa Tengah (Brebes, Magelang, dan
Temanggung); Jawa Timur (Malang, Banyuwangi). Sentra utama cabe keriting adalah
Bandung, Brebes, Rembang, Tuban, Rejanglebong, Solok, Tanah Datar, Karo, Simalungun,
Banyuasin, Pagar Alam. Usahatani cabe yang berhasil memang menjanjikan keuntungan
yang menarik, tetapi untuk mengusahakan tanaman cabe diperlukan keterampilan dan modal
cukup memadai. Untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan
dalam penerapan pengetahuan dan teknik budidaya cabe sesuai dengan daya dukung.
2.2 Manfaat Cabai
Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang
memilki nilai ekonomi yanng tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang
berguna bagi kesehatan manusia.Cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk
menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada
cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat
anti kanker. Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang
banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan
memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi
dalam mengendalikan penyakit kanker.
Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya
[3]
serangan lalat buah pada tanaman cabai. Hama ini sering menyebabkan gagal panen.
berdasarkan laporan yang ada kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai
35%. Cabai yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di
dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat. Penyebabnya adalah hama lalat buah
terutama Bactrocera carambolae. Karena gejala awalnya yang tak tampak jelas, sementara
hama ini sebarannya masih terbatas di kepulauan Indonesia, lalat buah menjadi hama
karantina yang ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan mauapun
pada produksi cabai.
2.3 Teknik Budidaya Tanaman Cabai
Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan
merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi.
Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak
atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila
digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah
sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar.
Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak
tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5 - 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering
adalah pada akhir musim hujan (Maret - April). Untuk memperoleh harga cabe yang tinggi,
bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada
risiko kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang
sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Buah cabe yang telah diseleksi untuk bibit dijemur
hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil
bijinya: Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabe (300-500 gr biji). 
Adapun cara atau tehnik budidaya cabe merah adalah sebagai berikut :
1.      Persiapan lahan untuk menana cabe merah keriting dan cabe rawit
a.       Pengolahan Lahan cabe merah keriting dan cabe rawit
         Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
         Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
         Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
         Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
         Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag (
biarkan + 1 - 2 minggu ).
b.      Benih cabe merah keriting dan cabe rawit
a.       Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20,
CB-30
         Biji direndam dalam air hangat kemudian diperam semalam.
Sedangkan cara Penanaman cabe merah sebagai berikut :
1.      Pemilihan Bibit cabe merah
      Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
      Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)
2.      Cara Tanam cabe merah
      Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
      Plastik polibag dilepas
      Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram
3.      Pengamatan Hama cabe merah
      Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat
makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi
dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu
dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
      Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua )
 
      Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua
sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan
sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan
kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabe gundul
sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi
rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA,
VIREXI atau PESTONA.
      Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar
pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.
1.4    Permasalahan Produksi

Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya serangan
[3]
lalat buah pada tanaman cabai. Hama ini sering menyebabkan gagal panen. berdasarkan
laporan yang ada kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai 35%. Cabai
yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di dalamnya
membusuk dan mengandung larva lalat. Penyebabnya adalah hama lalat buah terutama
Bactrocera carambolae. Karena gejala awalnya yang tak tampak jelas, sementara hama ini
sebarannya masih terbatas di kepulauan Indonesia, lalat buah menjadi hama karantina yang
ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan mauapun pada produksi
cabai.
Pengamatan hama dan penyakit cabe merah
         Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.
         Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
         Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan
Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun.
Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO

.
1.4    Upaya Penanggulangan
Sebenarnya sudah dilakukan upaya untuk mengendalikan serangan lalat buah ini, di
antaranya adalah pembrongsongan yang dapat mencegah serangan lalat buah. Akan tetapi,
cara ini tidak praktis untuk dilakukan pada tanaman cabai dalam areal yang luas. Sementara
penggunaan insektisida selain mencemari lingkungan juga sangat berbahaya bagi konsumen
buah. Oleh karena itu, diperlukan cara pengendalian yang ramah lingkungan dan cocok untuk
diterapkan di areal luas seperti di lahan sentral produksi cabai. Upaya pengendalian lalat buah
pada tanaman cabai, khususnya cabai merah, adalah penggunaan insektisida 
sintetik karena dianggap praktis, mudah didapat, dan menunjukkan efek yang cepat.  80%
petani sayuran menggunakan pestisida untuk mengendalikan penyakit tanaman. Akan tetapi
penggunaan insektisida tersebut sering meninggalkan residu yang berbahaya terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia. Disamping harga insektisida sintetik yang mahal, dampak
dari adanya residu insektisida sintetik dalam bidang ekonomi adalah penolakan ekspor oleh
banyak negara tujuan ekspor atas produk-produk cabai yang mengandung residu fungisida
dan pestisida lain.Di antara insektisida yang banyak digunakan dalam pengendalian serangan
lalat buah pada cabai adalah Diazinon, Dursban, Supracide, Tamaron dengan konsentrasi 3-
5%, dan Agrothion.
 
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Cabe merah merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi.
Cabe mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan. Cabe (Capsicum
annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani
di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat
kesehatan.
Budi daya cabe merah bukanlah yang mudah dilakukan jika kita menginginkan hasil yang
lebih maksimal. Dalam budidaya cabe merah banyak hal yang harus diperhatikan supaya
hasil panen yang kita peroleh lebih baik, mulai dari pemilihan lahan sampai cara panen
1.2    Saran
Dengan adanya makalah ini, kiranya dapat menambah pengetahuan kita dalam
pembudidayaan cabe, bukan hanya asal tanam, akan tetapi bagaimana agar kita bisa
memperoleh hasil panen yang lebih maksimal.
Selanjutnya dengan pengetahuan yang kita miliki, hendaknya kita bisa berbagi pengetahuan
kepada masyarakat kita terutama mereka yang membudidayakan cabe, dengan harapan
mereka bisa memperoleh hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

         Badan Pusat Statistik NTB, 2007. Statistik Produksi Tanaman Horticultural Provinsi
NTB. Mataram, NTB.
         Badan Pusat Statistik NTB, 2010. Statistik Tanaman Sayuran Dan Buah Semusim
Indonesia. Jakarta. Indonesia.
         Hadiyanto, Iskandar. 2005. Bertanam Cabai. Balai Pustaka (Persero). Jakarta. 35 ha
         Martodireso, sudadi dan Widada Agus Suryanto.2011. Terobosan Teknologi Pemupukan
Dalam Era Pertanian Organik. Kanisius. Cetakan ke VII. Yoyakarta. 78h.
         Ma’shum Mansur. 2005. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. UPT Mataram University
press. Cetakan IV. Mataram.
         Mulyati dan Lolita E.S. 2006. Pupuk Dan Pemupukan. UPT Mataram University press.
Cetakan I. Mataram.
         Prajanata, Final. 2007. Kiat Sukses Bertanam Cabai Di musim Hujan. Penebar Swadaya.
Cetakan ke XII. Jakarta 64h.
         Prajanata, Final. 2006. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta. 162 ha.
 

Anda mungkin juga menyukai