A. IDENTITAS MAHASISWA
1) KERANGKA PEMIKIRAN
a. Berapa nilai tambah pada produk bawang merah di Kecamatan Losari Kabupaten
Brebes?
b. Berapa besar biaya, penerimaan dan keuntungan dari agroindustri bawang merah di
Kecamatan losari Kabupaten Brebes?
c. Bagimana analisis kelayakan usaha pengolahan bawang merah menjadi bawang
goreng di Kecamatan losari Kabupaten brebes?
D. INFORMASI PENDUKUNG
1) TUJUAN
a. Menghitung nilai tambah produk bawang merah di Kecamatan Losari
Kabupaten Brebes
2) METODE PENELITIAN
Laporan.
a. Tahap Persiapan
Pada tahap pertama yaitu persiapaan dilakukan identifikasi data, survey
pendahuluan, pembuautan usulan penelitian dan izin penelitian.
b. Tahap Pengumpulan Data.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder maupun
primer.
c. Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengolahan dan analisis data adalah proses dimana data yang telah
dikumpulkan disesuaikan dengan ketentuan analisis nilai tambah dengan
Metode Hayami dan analisis kelayakan usaha agar data tersebut dapat
dimasukkan kedalam Metode Hayami dan analisis kelayakan usaha.
1) Analisis Nilai Tambah
Nilai tambah menurut sebagai berikut: Nilai tambah
menggambarkan sebagai nilai pengiriman barang-barang memproduksi
(keluaran) kurang ongkos barangbarang intermediate/antara dan
memerlukan jasa ( tetapi belum termasuk bekerja keras), dengan
penyesuaian. Menurut Biro Pusat Statistik (2005), nilai tambah sebagai
selisih antara nilai output produksi yang dihasilkan perusahaan dengan
input (biaya antara) yang dikeluarkan. nilai tambah ini menjadi sangat
tergantung dari permintaan yang ada dan seringkali mengalami perubahan
sesuai dengan nilai-nilai dalam suatu produk yang diinginkan oleh
konsumen, pendapatan dan lingkungan banyak menjadi faktor yang
merubah preferensi konsumen akan suatu produk, demkian halnya di
sektor pertanian. Sumber-sumber nilai tambah adalah manfaat faktor
seperti tenaga kerja, modal, sumberdaya alam dan manajemen. Faktor-
faktor yang mendorong terciptanya nilai tambah (Anderson and Hatt,
1994). Prosedur perhitungan nilai tambah disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Prosedur perhitungan nilai tambah
No Variabel Nilai
Output, Input dan Harga
1 Output (Kg/Minggu) A
2 Bahan Baku (Kg/Minggu) B
3 Tenaga Kerja (HOK/Minggu) C
4 Faktor Investasi D = A/B
5 Koefisien Tenaga Kerja E = C/B
6 Harga Output (Rp/Kg) F
7 Upah Rata-rata Tenaga Kerja (Rp/HOK) G
Pendapatan dan Keuntungan (Rp/Kg)
8 Harga Bahan Baku H
9 Sumbangan Input Lain I
10 Nilai Output J=DxF
11 a. Nilai Tambah K=J–I–H
b. Rasio Nilai Tambah L = (K/J) x 100%
12 a. Imbalan Tenaga Kerja M=ExG
b. Bagian Tenaga Kerja N% = (M/K) x 100%
13 a. Keuntungan O=K–M
b. Tingkat Keuntungan P% = (O/K) x 100%
Balas Jasa Pemilik Faktor-faktor Produksi
14 Marjin Keuntungan Q=J–H
a. Keuntungan R = O/Q x 100%
b. Tenaga Kerja S = M/Q x 100%
c. Input Lain T = I/Q x 100%
Sumber: Hayami dalam Priantara (2016).
1) Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap atau
tidak berubah dalam rentang waktu tertentu, berapapun besarnya
penjualan atau produksi perusahaan.
2) Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang besar kecilnya
dipengaruhi oleh produksi.
3) Total biaya
Keseluruhan jumlah biaya yang dikeluarkan, yang terdiri dari biaya
tetap dan biaya variabel, dapat ditulis dengan rumus sebagai
berikut:
TC = FC + VC
Keterangan:
TC = Total biaya (Rp)
FC = Biaya tetap (Rp)
VC = Biaya variabel (Rp)
b. Analisis Penerimaan
Menurut Soekartawi (2002), penerimaan adalah perkalian antara
produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi
berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika
produksi berlebihan dan hasil yang diperoleh dari hasil kegiatan
usahatani bawang merah dinilai dalam satuan rupiah per hektar
(Rp/Ha) Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
TR = Q x Pq
Keterangan:
TR = Total penerimaan (Rp)
Q = Jumlah produk
Pq = Harga produk (Rp)
c. Analisis Keuntungan
Menurut Soekartawi (2002) tujuan dari pelaku ekonomi adalah
memaksimumkan utility. Produsen memaksimumkan utility dengan
cara memaksimumkan keuntungan. Keuntungan merupakan selisih
antara hasil penjualan dan biaya yang dikeluarkan (Rp/buan). Jika
dirumuskan yaitu :
π = TR – TC
Keterangan:
π = Keuntungan usaha tani (Rp)
TR = Total penerimaan (Rp)
TC = Total biaya (Rp)
d. R/C Ratio
Revenue Cost Ratio adalah suatu pengujian analisa kelayakan
dengan perbandingan antara total pendapatan dengan total biaya yang
dikeluarkan. Kriterian yang digunakan dalam analisis ini adalah
apabila nilai R/C >1 maka usaha tersebut dikatakan untung dan layak
untuk diusahakan, karena besarnya pendapatan lebih besar dari
besarnya biaya yang dikeluarkan, dan sebaliknya.
Rumus R/C Ratio yaitu :
Keterangan :
R = Penerimaan
C = Biaya
Kriteria uji :
Jika R/C > 1, layak untuk diusahakan
Jika R/C = 1, cukup layak untuk diusahakan
Jika R/C < 1, tidak layak untuk diusahakan
1) BEP unit =
2) BEP rupiah =
Keterangan:
P = Harga jual per unit
V = Biaya variabel per unit
BT = Biaya tetap selama setahun
d. Pembuatan Laporan
Hasil Pengolahan dan analisis data yang sudah dilakukan pada langkah
3. VARIABEL PENELITIAN
d. Upah (Rp/HOK)
l. R/C Ratio
4. ANALISIS DATA
Analisis data dilakukan terhadap nilai tambah dan kelayakan usaha. Jika
hasil kelayakan usaha yang didapatkan melalui pendekatan Revenue Cost Ratio
(R/C Rasio) jika bernilai lebih besar daripada 1 berarti layak maka dapat
Pembimbing I: .................
Purwokerto, ......................................
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan pengembangan pertanian. 2005. Prospek Agribisnis Bawang Merah-
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Edisi ketiga. PT. Raja Grafindo Prasada. Jakarta.
Anderson, E. W., Hatt, F., C., 1994. Customer Satisfaction Market Share and
Profitability Founding From Sweden. Journal of Marketing Vol 58:53-66.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.