Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS VEGETASI GULMA PADA TANAMAN BAWANG

MERAH (Allium cepa L.) DI DAERAH PERTANIAN DESA


LAPANDEWA KAINDEA, KECAMATAN LAPANDEWA

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Ujian Seminar Hasil Penelitian
Pada Jurusan Pendidikan Biologi

OLEH:

HARMAN
NIM: A1C214093

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .. 1


B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian . 3
D. Manfaat Penelitian 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka . 5
B. Kajian Empiris . 6
C. Kerangka Pemikiran 7

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitan . 8


B. Indikator Penelitian dan Definisi Operasional .. 11
C. Populasi dan Sampel .... 22
D. Metode Penelitan .. 23
E. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data .... 100

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bawang merah adalah tanaman budidaya yang termasuk komoditas

sayuran yang memiliki arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari nilai

ekonomisnya yang tinggi maupun dari kandungan gizinya (Tambunan, 2014:


826). Pentingnya komoditas ini tidak saja sebagai bumbu penyedap berkaitan

dengan aromanya tetapi juga khasiat obat oleh kandungan enzim yang

berperanan dalam meningkatkan derajat kesehatan, kandungan zat anti

imflamasi, anti bakteri dan anti regenerasi.

Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas

hortikultura unggulan dan memiliki prospek yang baik untuk pemenuhan

konsumsi nasional, sumber pendapatan petani, dan devisa negara (Istina,

2016: 37). Sedangkan Sorensen (2015: 311) menyebutkan bahwa bawang

merah memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomi tinggi.

Menurut Istina (2016: 36) bawang merah merupakan salah satu

komoditas hortikultura strategis yang penyebarannya hampir di seluruh

wilayah Indonesia. Di Indonesia bawang merah dapat ditanam di dataran

rendah sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut (Sumarni, 2005: 3).

Komoditas ini memberi banyak keuntungan kepada masyarakat Desa

Lapandewa Kaindea. Selain dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap

makanan, obat tradisional, juga sebagai salah satu usaha tani. Usaha tani

bawang merah (Allium cepa L.) di Desa Lapandewa Kaindea dimulai sejak

lima tahun yang lalu.

Budidaya bawang merah (Allium cepa L.) di desa Lapandewa

Kaindea, Kecamatan Lapandewa dilakukan seacara tradisional. Produksi

bawang merah (Allium cepa L.) di Desa Lapandewa Kaindea masih rendah.

Hal ini karena penerapan teknologi produksi belum dilakukan secara tepat,

karena terbatasnya tingkat pengetahuan petani, ketersediaan dana dan sarana


produksi (terutama benih), dan faktor pemilikan luas lahan yang relatif

sempit.

Usahatani bawang merah memiliki risiko tinggi, banyak tantangan

dan kendala yang dihadapi dalam budidayanya, seperti serangan organisme

pengganggu tanaman (OPT) yang dapat menggagalkan panen. Masalah utama

usahatani bawang merah di luar musim adalah tingginya resiko kegagalan

panen karena lingkungan yang kurang menguntungkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan produksi

bawang merah (Allium cepa L.) diantaranya adalah bibit yang unggul,

pemupukan, pengendalian hama, serta pengendalian gulma. Jika dilihat dari

berbagai sudut pandang, gulma memiliki definisi yang berbeda-beda. Secara

sepintas, gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang tumbuhan tanpa

dibudidayakan.

Gulma adalah semua tanaman pengganggu selain tanaman budidaya.

Gulma memberikan dampak negatif terhadap tanaman yang dibudidayakan

baik secara langsung maupun tidak (Solfiyeni, 2013: 151). Keberadaan gulma

yang meningkat dapat berdampak buruk pada tanaman budidaya

(Rachmawati, 2013: 1). Moenadir (1993: 1) menyebutkan bahwa kehadiran

gulma pada tanaman budidaya tidak dapat dihindari. Sebagai tumbuhan

gulma juga memerlukan kebutuhan akan cahaya, nutrisi, air, gas CO 2, dan

lain sebagainya. Sehingga terjadi persaingan antara tumbuhan gulma tanaman

yang dibudidayakan.
Gulma bersifat pengganggu, merugikan, merusak jika ditinjau dari

sifat dan keberadaanya. Djafaruddin (1996: 44) menjelaskan bahwa gulma

ialah sejenis tumbuhan tingkat tinggi yang tidak diinginkan untuk tumbuh

pada suatu tempat, dalam waktu atau periode, serta pada keadaan tertentu

pula, yang bersifat merugikan.

Yussa, dkk (2015) menyebutkan pengendalian gulma dilakukan

dengan mengetahui jenis gulma dominan, tumbuhan budidaya utama,

alternatif pengendalian, dampak ekonomi, ekologi dan parasit. Sedangkan

Sukman dan Yakup 1995 dalam Adriadi dkk (2012) menjelaskan inventarisasi

gulma sebelum tindakan pengendalian diperlukan untuk mengetahui jenis-

jenis gulma dominan pada suatu ekosistem agar dapat diterapkan

pengendalian yang efektif dan efisien. Sehingga pengendalian gulma

merupakan bagian dari pengelolaan organisme pengganggu dalam proses

produksi pertanian.

Pengenalan vegetasi gulma dominan merupakan langkah awal yang

menentukan keberhasilan pengendalian gulma. Berdasarkan uraian tersebut

maka penelitian tentang analisis vegetasi gulma pada tanaman bawang merah

(allium cepa l.) di daerah pertanian Desa Lapandewa Kaindea, Kecamatan

Lapandewa perlu dilakukan untuk mengetahui struktur komposisi gulma di

lahan pertanian tanaman bawang merah.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana struktur komposisi gulma pada lahan pertanian tanaman

bawang merah (Allium cepa L.) di Desa Lapandewa Kaindea, Kecamatan

Lapandewa?
2. Bagaimana indeks kesamaan (homogenitas) jenis gulma pada beberapa

kebun pertanian di Desa Lapandewa Kaindea, Kecamatan Lapandewa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Struktur komposisi gulma pada lahan pertanian tanaman

bawang merah (Allium cepa L.) di Desa Lapandewa Kaindea, Kecamatan

Lapandewa.
2. Mengetahui indeks kesamaan (homogenitas) jenis gulma pada beberapa

kebun pertanian di Desa Lapandewa Kaindea, Kecamatan Lapandewa.


D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis

Penelitian ini secara teori diharapkan memberikan sumbangan

pemikiran konsep-konsep, teori-teori terhadap ilmu biologi dalam bidang

pertanian yang berkaitan dengan usaha pengendalian gulma pada budidaya

tanaman bawang merah (Allium cepa L.).

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis

sebagai berikut:

a. Bagi Masyarakat

Memberi pengetahuan pada masyarakat mengenai faktor

vegetasi dan bagaimana pengendalian gulma pada tanaman bawang

merah (Allium cepa L.).

b. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk

mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan analisis vegetasi gulma pada

tanaman budidaya.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Tanaman Bawang Merah (Allium cepa L.)
a. Morfologi Tanaman Bawang Merah
b. Klasifikasi Tanaman Bawang Merah
c. Syarat tumbuh Tanaman bawang Merah
2. Gulma
a. Definisi Gulma
b. Penglompokkan Gulma
c. Tanah sebagai Faktor Lingkungan
d. Kergian akibat gulma
e. Tinjauan herbisida seiap jenis Gulma Berdasarkan Morfologinya
f. Identifikasi dan Hubungannya dengan Pemberantasan Gulma
B. Kajian Empiris
1. Penelitian yang dilakukan oleh Adriadi (2012) tentang analisis vegetasi

gulma pada perkebunan kelapa sawit (Elais quineensis Jacq.) di Kilangan,

Muaro Bulian, Batang Hari


C. Kerangka Konseptual
D.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitan

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2018

yang bertempat di Desa Lapandewa Kaindea, Kecamatan Lapandewa,

Kabupaten Buton Selatan.

B. Indikator Penelitian dan Definisi Operasional


1. Indikator Penelitian

Indikator utama dalam penelitian ini adalah tumbuhan

pengganggu pada lahan pertanian bawang merah (Allium cepa L.). Selain

itu, untuk mengetahuin indeks nilai penting tiap jenis gulma digunakan

parameter kerapatan, kerapatan relatif, frekuensi, frekuensi relatif,

dominansi dan dominansi relatif.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Analisis vegetasi gulma adalah susunan dan bentuk vegetasi gulma

pada lahan pertanian bawang merah (Allium cepa L.) di Desa

Lapandewa Kaindea, Kecamatan Lapandea, Kabupaten Buton Selatan.


b. Gulma adalah tumbuhan selain tanaman budidaya yang keberadaannya

tidak diinginkan oleh petani pada lahan pertanian bawang merah

(Allium cepa L.) di Desa Lapandewa Kaindea, Kecamatan Lapandea,

Kabupaten Buton Selatan.


C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis gulma yang

terdapat di lahan pertanian tanaman bawang merah di desa Lapandewa

Kaindea, Kecamatan Lapandewa.


2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah tumbuhan gulma yang

terdapat dalam plot pengamatan yang masing-masing plot berukuran 1 x

1 m.
D. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuadrat, dengan

teknik pengumpulan data menggunakan garis transek berplot. Metode ini

dipilih karena paling efektif, sedikitnya dapat menghemat waktu dan

tenaga bila dibandingkan dengan manganalisis komunitas secara

keseluruhan.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:

1m

1m

Gambar 3.1. Desain Penelitian

Keterangan:

= plot

= Transek
E. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
a. Alat
Alat yang akan digunakan pada peneliaian ini dapat dilihat

pada tabel 3.1 berikut.


Tabel 3.1 Alat dan Fungsinya

No. Nama Aalat Fungsi


Mencatat nama gulma yang
1. Alat tulis
ditemukan
Sebagai alat dokumentasi
2. Kamera digital
penelitian dan sampel
3. Meteran roll Mengukur panjang transek

4. Mistar Mengukur ukuran plot


Memotong bagian
5. pisau tumbuhan yang dijadikan
sampel
Menempatkan sampel
6. Sasak
penelitian
7. Luxmeter Mengukur intensitas cahaya
Mengukur kelembaban
8. Soiltester
tanah dan pH tanah
9. Thermometer Mengukur suhu tanah
Mengukur suhu udara dan
10. Thermohygrometer
kelembeban udara
b. Bahan
Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 3.2 berikut.


Tabel 3.2 Bahan dan Fungsinya

2.
No. Nama Aalat Fungsi

1. Gulma Sampel penelitian

2. Kertas label Melabel plot


Meletakkan sampel pada
3. Selotip
kertas
4. Tali raffia Membuat plot
Sebagai latar belakang
5. Kertas karton putih
dokumentasi sampel
Prosedur Pengumpulan Data
a. Penetapan Garis Transek
Penetapan garis transek berdasarkan kepemilikan lahan

pertanian pada tiap petani bawang merah. Hal ini karena budidaya

bawang merah di Desa Lapendewa Kaindea dilakukan oleh

perseorangan dengan lahan yang kecil. Garis transek yang akan dibuat

sebanyak 10 dari 5 lahan pertanian budidaya bawang merah di Desa

Lapandewa Kaindea. Jadi, setiap lahan dibuat 2 garis transek.


b. Pembuatan Plot Pengamatan
Pada masing-masing transek pengamatan dibuat plot dengan

ukuran 1 X 1 m. Plot-plot pengamatan diletakkan secara kontinyu

disisi kiri dan kanan garis transek. Jumlah plot yang diambil dari

penelitian ini sebanyak 10 plot, 5 plot pada sisi kiri dan 5 plot pada sisi

kanan tiap transek


c. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan

pencatatan jenis gulma dan jumlah individu masing-masing jenis yang


ditemukan dalam plot pengamatan.jenis gulma yang belum diketahui

namanya dikoleksi dengan dibuatkan herbarium. Factor lingkungan

yang diukur adalah suhu udara, pH tanah, intensitas cahaya, dan

ketinggian tempat.
d. Pembuatan Herbarium
Setiap sampel dibuat herbarium sesuai aturan herbarium agar

sampel menjadi awet. Masing.masing sampel yang telah dibuat

herbarium kemudian diidentifikasi


DAFTAR PUSTAKA

Adriadi, Ade, Chairul, dan Solfiyeni. 2012. Analisis Vegetasi Gulma pada
Perkebunan Kelapa Sawit (Elais quineensis Jacq.) di Kilangan, Muaro
Bulian, Batang Hari. Jurnal Biologi Universitas Andalas. Vol. 1, No. 2.

Anisyah, F., Rosita Sipayung, dan Chairani Hanum. 2014. Pertumbuhan Produksi
Bawang Merah dengan Pemberian Pupuk Organik. Jurnal Online
Agriteknologi. Vol.2, No.2: 482-496.

Djafaruddin. 1996. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman (Umum). Bumi Aksara.


Jakarta.

Indriyanto, 2006: 11

Istina, Nur Ida. 2016. Peningkatan Produksi bawang Merah Melalui Teknik
Pemupukan NPK. Jurnal Agro Vol. III, No. 1.

Jumini, Ainun Marliah, dan Rais Fahmi. 2011. Respon Beberapa Varietas bawang
Merah Akibat Perbedaan Jarak Tanam dalam Sistem Tumpangsari pada
Lahan Bekas Tsunami. Jurnal Floratek. 6: 55-61.

Moenandir, Jody. 1993. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Citra Niaga
Rajawali Pers. Jakarta.

____________.1993. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma (Ilmu


Gulma-Buku III). PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Pitojo, Setijo. 2003. Benih Bawang Merah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Rachmawati, Waode. 2013. Efektivitas Pemberian Ekstrak daun Pinus (Pinus


merkusii Jungh.) dalam Menghambat Pertumbuhan Gulma Rumput
Pahitan (Paspalum conjugatum Berg.). Skripsi S1 FKIP UHO. Kendari.

Restiana dan Inka Dahlianah. 2014. Analisis Vegetasi Gulma pada Kebun
Semangka (Citrullus Lanatus) Di Desa Timbangan Kecamatan
Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. J. Sainmatika.
Vol. 11, No.2 Desember 2014.

Sahira, Maifairus. 2016. Analisis Vegetasi Tumbuhan Asing Invasif Di Kawasan


Taman Hutan Raya Dr. Moh. Hatta, Padang, Sumatera Barat. Skripsi S1
FMIPA Universitas Andalas. Padang.

Solahudin, M., Kudang Boro Seminar, I Wayan Astika dan Agus Burono. 2010.
Pendeteksian Kerapatan dan Jenis gulma dengan Metode Bayes dan
Analisis Dimensi Fraktal untuk Pengendalian Gulma Secara Selektif.
Jurnal Keteknikan Pertanian. Vol. 24, No. 2, Oktober 2010.

Solfiyeni, Chairul dan Rahmatul Muharrami. 2013. Analisis Vegetasi Gulma pada
Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di
Kabupaten Pasaman. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.
Hal: 151.

Sorensen, Andrio, Mariati dan Luthfi A. M. Siregar. Tanggap Pertumbuhan


Vegetatif dan Generatif Bawang Merah Terhadap Konsentrasi dan Lama
Perendaman GA3 di Dataran Rendah. Jurnal Online Agroekoteknologi.
Vol.3, No.1: 310-319.

Sukman dan Yakup, 1995: 4-5

Sumarni, Nani, dan Achmad Hidayat. 2005. Budidaya bawang Merah. Balai
Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.

Tambunan, Willy Andrew, Rosita Sipayung, Ferry Ezra Sitepu. 2014.


Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
dengan Pemberian Pupuk hayati pada berbagai Media Tanam. Jurnal
Online Agroekoteknologi. Vol.2, No.2.

Triharso. 2004.

Tanasale, Vilma L. 2012. Studi Komunitas Gulma Di Pertanaman Gandaria


(Bouea Macrophylla Griff.) pada Tanaman Belum Menghasilkan Dan
Menghasilkan Di Desa Urimessing Kecamatan Nusaniwe Pulau Ambon.
Jurnal Budidaya Pertanian. Vol.8, No.1, Juli 2012.

Utami, 2009: 7.

Yussa, Indah Prafitri, Chairul, dan Zuhri Syam. 2015. Analisis Vegetasi Gulma
pada Kebun Arabika (Coffea Arabica L.) di Balingka, Agam, Sumatra
Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas. Vol.4, No.1. ISSN: 2303-2162.

Anda mungkin juga menyukai