Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan hasil wawancara pada petani holtikultura (Solanum melongena L)

diperoleh hama berupa larva kumbang perusak daun Epilachna varivestis. Epilachna
merupakan salah satu hama pertanian yang diketahui memakan daun tanaman budidaya
seperti daun terong, tomat, cabai, semangka, labu dan kentang sehingga dapat merusak
tanaman dan merugikan petani. Menurut petani yang telah kami wawancarai menyatakan
bahwa populasi larva kumbang perusak daun Epilachna varivestis pada tanaman terong di
wilayah tersebut tergolong rendah. Ini ditandai dengan intensitas serangan yang ditimbulkan
oleh hama tersebut termasuk dalam kategori serangan ringan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan (Kudus et al., 2018) yang menyatakan bahwa kerusakan hama ditentukan dalam
beberapa golongan yang salah satunya intensitas serangan ringan (>0% -25 %). Dengan
demikian, larva kumbang perusak daun Epilachna varivestis dapat dikatakan bukan hama
penting pada tanaman terong. Gejala yang disebabkan oeh kumbang perusak daun Epilachna
varivestis ini cukup khas dengan menunjukkan gejala daun yang membentuk lubang-lubang
kecil. Gejalanya cukup khas dengan menyisakan bagian epidermis daun yang menunjukkan
bahwa larva serangga memakan di atas atau dipermukaan bagian bawah daun. Larva dan
imgo kumbang tersebut mempunyai tipe mulut pengunyah. Oleh karena itu, hama ini akan
menggores profil dari lapisan epidermis daun. Akibatnya akan terbentuk jendela – jendela
yang berlubang, daun yang berlubang akan mengering dan gugur (Kudus et al., 2018).
Sayangnya, petani tersebut masih belum mengerti dan mengenal musuh alami dari hama
tersebut. Petani tersebut telah menerima penyuluhan mengenai PHT (Pengelolaan Hama
Terpadu) yang merupakan suatu konsep pengelolaan ekosistem pertanian berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan Komponen PHT yang dimaksud meliputi : pengendalian secara
kultur teknis termasuk penggunaan varietas tahan, sanitasi lingkungan, dan pengaturan air;
pengendalian mekanis; pengendalian secara biologi dengan memanfaatkan musuh alami serta
pengendalian dengan pestisida secara nabati/ kimia (Indiati, 2014). Pengendalian yang
dilakukan petani yang telah kami wawancarai melakukan pengendalian secara mekanik
dengan cara membunuh langsung larva tersebut menggunakan tangan dan juga secara
kimiawi dengan menggunakan insektisida. Pengendalian menggunakan insektisida kimia
sering dilakukan petani dikarenakan mudah diterapkan dan hasilnya cepat terlihat namun
apabila penggunaan kurang bijaksana akan dapat mencemari lingkungan. Menurut (Indiati,
2014) menggunakan insektisida sebaiknya digunakan apabila cara pengendalian yang lain
sudah tidak efektif untuk menekan populasi hama, oleh karena itu aplikasinya harus
didasarkan pada nilai ambang kendali hama yang akan dikendalikan.
DAFTAR PUSTAKA

Indiati, Sri Wulandari. 2014. Pengendalian Hama Thrips Kacang Hijau dengan Insektisida
Nabati dan Kimia. Buletin Palawija 27 (1) : 39-51.
Kudus, Fitriana., Tarmizi., dan W. Mery. 2018. Potensi Kumbang Epilachana sp. Sebagai
Hama pada Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L) di Dataran Medium Aik Berik.
Jurnal Crop Agro :1-12.
Untung, K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu Edisi 2. Gadjah Mada Press :p. 348.

Anda mungkin juga menyukai