Anda di halaman 1dari 6

Belalang kembara atau belalang migran (migratory locust; Locusta migratoria) adalah spesies

belalang dengan persebaran habitat yang sangat luas. Belalang kembara dapat ditemukan di
Benua Afrika, Asia, Australia, negara-negara kepulauan Pasifik, dan di Eropa dalam jumlah yang
sedikit. Luasnya habitat yang bisa ditempati, membuat belalang kembara di habitat yang berbeda
membuat metode adaptasi yang berbeda pula.
Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Phylum

: Arthropoda

Class

: Insecta

Ordo

: Orthoptera

Family

: Acrididae

Genus

: Locusta

Spesies

: Locusta migratoria (Linnaeus, 1758)

Belalang kembara memiliki kepala berbentuk kotak dengan antena yang pendek dan rahang
yang kuat. Kakinya berjumlah tiga pasang, dimana kaki belakangnya berukuran lebih besar dan
lebih panjang untuk membantunya melakukan lompatan jarak jauh. Sayapnya berjumlah dua
pasang, agak bening, dan terlihat lebih panjang ketimbang tubuhnya saat terlipat di atas
punggung.
Warna dan ukuran belalang kembara bervariasi sesuai fase (gregarius atau soliter) dan umur.
Nimfa gregarius berwarna kuning hingga oranye dengan bintik-bintik hitam. Nimfa soliter
berwarna hijau atau coklat. Dewasa gregarius berwarna kuning kecoklatan, dan soliter berwarna
coklat dengan berbagai tingkat warna hijau tergantung pada warna vegetasi. Ciri morfologi lain
yang membedakan fase soliter dengan fase gregarius adalah bagian pronotum belalang.
Pronotum pada fase soliter berbentuk cembung sedangkan fase gregarius cekung atau datar.

Belalang kembara mengalami metamorphosis tidak sempurna, artinya hanya mengalami 3 fase
dalam siklus hidupnya, yaitu : fase telur, nimfa, dan dewasa.
Nimfa belalang kembara yang baru menetas bentuknya mirip dengan belalang dewasa, namun
ukurannya lebih kecil dan sayapnya belum ada. Nimfa akan mengalami beberapa kali pergantian
kulit dan menumbuhkan sayapnya. Total pergantian kulitnya sebanyak 5 kali dengan jarak waktu
1 minggu. Seekor belalang kembara dapat mencapai ukuran tubuh maksimal 5,5cm dan
bereproduksi sekitar 2-4 minggu setelah pergantian kulit terakhirnya. Belalang jantan berukuran
sedikit lebih kecil dibandingkan belalang betina.
Gejala serangan belalang tidak spesifik, bergantung pada tipe tanaman yang diserang dan tingkat
populasi. Daun biasanya bagian pertama yang diserang. Bekas gigitan berbentuk sobekan
bergerigi tak beraturan. Hampir keseluruhan daun habis termasuk tulang daun, jika serangannya
parah. Spesies ini dapat pula memakan batang dan tongkol jagung jika populasinya sangat tinggi
dengan sumber makanan terbatas.
Belalang kembara fase gregarius aktif terbang pada siang hari dalam kelompok-kelompok besar.
Pada senja hari, kelompok belalang hinggap pada suatu lokasi, biasanya untuk bertelur pada
lahan-lahan kosong, berpasir, makan tanaman yang dihinggapi dan kawin. Pada pagi harinya,
kelompok belalang terbang untuk berputar-putar atau pindah lokasi. Pertanaman yang dihinggapi
pada malam hari tersebut biasanya dimakan sampai habis. Sedangkan kelompok besar nimfa
(belalang muda) biasanya berpindah tempat dengan berjalan secara berkelompok.

Morfologi Nymphula depunctalis


Hama putih (Nymphula depunctalis) larvanya bersifat semi aquatik dan
hidup dalam tabung yang terbuat dari potongan daun berisi air. Berikut adalah
morfologi dan biologi hama putih (Nymphula depunctalis

Imago. Berbentuk ngengat yang berwarna putih terang dengan dua bintik
hitam dan bercak-bercak kecoklatan pada sayap depannya. Panjang tubuh
6mm danrentang sayap 15mm. Pada siang hari imago bersembunyi di balik

daun dan pada malam hari meletakkan telur. Jumlah telur yang dapat
diletakkan kira-kira 50 butir dalam hidupnya selama seminggu. Imago
umumnya tidak melkukan migrasi lebih dari satu kilometer dan tertarik
cahaya pada malam hari.
Telur. Berbentuk seperti cakram berukuran 0,5 mm dengan warna kuning
pucat. Telur diletakkan dalam barisan-barisan yang terdiri kira-kira 20
butir di permukaan bawah daun yang mengambang di air. Telur akan
berubah menjadi kuning gelap dan menetas setelah 2-6 hari
Larva. Yang baru menetas panjang 1,2 mm dan memakan permukaan
bawah daun. Kemudian larva akan memotong daun dan menggulungnya
serta mengisinya dengan air. Larva mempunyai sepasang insang yang
berbentuk semacam benang bercabang disisi kanan dan kiri tubuhnya.pada
siang hari mereka tetap tinggal di tabung dan mengambang di atas air.
Sedangkan pada waktu malam mereka akan naik ke rumpun padi dan
memakan mesofil daun. Tabung akan diganti setiap kali mereka ganti
kulit. Larva instar pertama berwarna kuning muda keputihan dan menjadi
kehijauan pada instar 2-5. Periode larva 15-30 hari dengan larva instar
terakhir panjangnya 15-20 mm
Pupa. Pupa terbentuk dalam tabung larva. Jika akan berpupa, mereka akan
naik ke salah satu anakan dan melekatkan tabungnya di sana. Lalu
membuat kokon dari benang sutra di dalam tabung tersebut, kemudian berubah menjadi pupa.
Pupa berwarna kuning muda dengan panjang 57mm. Lama stadium pupa 4-7 hari
Hama putih (Nymphula depunctalis) merupakan sejenis hama yang
memiliki bentuk seperti kupu-kupu atau ngengat yang memiliki karakteristik
berwarna putih dan terdapat bulu-bulu halus pada sekitar tubuhnya. Hama ini
pada umumnya menyerang dan menempel pada tanaman padi sehingga padi
tampak berwarna keputih-putihan, hama ini bersifat semi aquatic atau
menggantungkan hidup pada air untuk bernafas. Hama putih jarang menjadi

hama utama padi


Hama putih menyerang tanaman padi mulai fase vegetatif di
persemaian sampai tanaman padi berumur kurang lebih satu bulan. Gejala
serangan hama putih, hama akan memakan jaringan permukaan bawah daun
sehingga tampak garis-garis memanjang berwarna putih. Tanda adanya hama
ini di lapang adalah adanya larva kecil dan ngengat dengan siklus hidup 35
hari. Stadia hama putih yang merusak adalah stadia larva. Kerusakan pada
daun yang khas yaitu daun terpotong seperti digunting. Hama putih
(Nymphula depunctalis) ini umumnya menyerang daun bibit, kerusakan
berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun
padi. Daun yang terpotong tersebut dibuat menyerupai tabung yang
digunakan larva untuk membungkus dirinya (terbungkus dengan benangbenang sutranya). Larva bernafas dari dalam tabung dan memerlukan air di
sawah. Gulungan daun yang berisi larva dapat mengapung di atas permukaan
air pada siang hari dan makan pada malam hari. Larva akan memanjat batang
padi membawa gulungan daunnya yang berisi air untuk pernafasannya
ujuan pengendalian hama adalah mengupayakan agar populasi hama
tidak menimbulkan kerugian, melalui cara-cara pengendalian yang efektif,
menguntungkan, dan aman terhadap lingkungan
Komponen PHT adalah
perpaduan dari cara pengendalian pengendalian kultur teknik, hayati, varietas
yang tahan, fisik dan mekanik, peraturan-peraturan, serta kimiawi (pestisida).
Hama Putih Nymphula depunctalis menyerang bagian daun dari tanaman
padi. Saran pengendalian untuk serangan hama ini adalah tindakan
pengendalian perlu dilakukan kalau tingkat serangan mencapai >25% daun
rusak atau 10 daun rusak per rumpun. Saran pengendalian dengan cara
bercocok tanam adalah dengan mengeringkan sawah selama 1 minggu karena
larva bernafas memerlukan air. Selain itu, pengendalian hama putih

(Nymphula depunctalis) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat,


melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun. Pengendalian dengan
musuh alami menggugurkan tabung daun. Pengendalian dengan
musuh alami adalah pengendalian hama dengan memanfaatkan musuh-musuh
alaminya (dengan campur tangan manusia. Musuh alami hama ini laba-laba
dan kumbang bua
hama putih palsu
Hama putih palsu, Cnaphalocrocis medinalis (Guen.) termasuk dalam famili Pyralidae, ordo
Lepidoptera. Hama ini disebut sebagai hama putih palsu karena gejala serangannya hampir
menyerupai gejala serangan hama putih (Harahap & Tjahjono 1988).
Menurut Syam dan Wurjandari (2003) serangan hama ini menjadi masalah besar jika
kerusakan pada daun bendera tinggi (> 50%) pada fase anakan maksimal dan fase
pematangan. Kerusakan akibat serangan hama putih palsu terlihat dengan adanya warna putih
pada daun di pertanaman.
Hama ini tersebar di negara Madagaskar, India, Pakistan, Srilanka, Asia Tenggara sampai
Asia Selatan, Cina, Jepang, Sabah, Guinea Baru, dan Samoa. Pernah dilaporkan kehilangan hasil
akibat serangan C. medinalis dapat mencapai 60 persen di Madagaskar pada saat musim kemarau
(Grist & Lever 1969).
Imago berwarna coklat muda, panjang 10-12 mm dan memiliki 2-3 garis hitam vertikal pada
sayap depan. Imago ini aktif pada malam hari (Deptan 2005). Pada siang hari ngengat
bersembunyi di balik tanaman padi atau gulma rumput- rumputan dan jika diganggu hanya dapat
terbang dalam jarak dekat. Ngengat dapat tertarik cahaya pada malam hari, tetapi jarang
tertangkap oleh lampu perangkap (Harahap & Tjahjono 1988)
Telur berbentuk oval dengan panjang 0,68 mm dan diletakkan berkelompok dalam
satu baris yang sejajar dengan ibu tulang daun (Harahap & Tjahjono 1988). Larva makan
jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun dengan meninggalkan permukaan bawah daun yang
berwarna putih. Siklus hidup hama putih palsu ini 30-60 hari (Syam & Wurjandari 2003)
Panjang larva 1,4 mm dan lebar 2 mm. Abdomen berwarna putih dengan kepala berwarna
coklat kehitaman. Setelah memakan daun, larva berwarna hijau. Pada pertumbuhan maksimal
larva dapat berwarna hijau muda dengan kepala coklat tua yang memiliki panjang 20-24 mm.

Larva instar 2 mampu melipat daun dan instar 6 akan berada dalam lipatan daun hingga menjadi
pupa. Daur hidup larva 33-34 hari (Deptan 2005).
Pupa terbentuk di dalam gulungan daun dan dilindungi oleh anyaman benang sutera yang
jarang. Pupa kadang-kadang terdapat pada tunggul-tunggul batang padi (Harahap & Tjahjono
1988). Menurut Deptan (2005) pupa berwarna kuning dan mempunyai stadium pupa 6-8 hari.

Anda mungkin juga menyukai