Anda di halaman 1dari 6

Keragaman Arthropoda dan Pengamatan Penyakit pada Tanaman Daun Bawang di Lahan Refugia

dengan Jarak Tanam Sesuai

Sinthia Anggraika, Dinda Anggia Shafira, Rizki Sofia Febriana, Alfi Inayati, Nur Rofiqoh Malsha, M. Kiki
Saputra, Rahmat Pahlevi Sipahutar, dan Iswan Steven

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jln. Veteran, Malang 65145, Indonesia
11 November 2018

Abstrak

Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala dalam budidaya tanaman. Populasi hama dan penyakit
yang melebihi batas normal akan menganggu kuantitas dan kualitas hasil produksi. Penggunaan pestisida kimia
merupakan cara yang paling sering digunakan karena sangat cepat mengendalikan hama dan penyakit dalam
jangka pendek. Padahal pengendalian hama dan penyakit pada budidaya tanaman perlu dilakukan secara alami
dan seimbang. Yaitu dengan menggunakan farmscaping. Tujuan dari penenlitian untuk mengetahui serta
mengamati pengaruh penggunaan tanaman refugia terhadap keragaman arthropoda dan serangan penyakit pada
tanaman bawang daun di Lahan Percobaan Jatimulyo Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Penelitian ini
menggunakan metode survei teknik observasi terhadap seranggadan penyakit yang ada di bawang daun.
Terdapat 3 metode penentuan keragaman arthropoda dengan hasil pengamatan aspek hama penyakit tumbuhan
dengan melakukan perhitungan IP. Nilai indeks keanekaragaman serangga adalah H’ = 1,37 termasuk sedang.
Nilai indeks kemerataan Pielou (E) menunjukkan nilai 0.5 < E < 0.75 termasuk sedang. Termasuk sedang
artinya keanekaragman jenis lahan bawang daun cukup beragam dan tidak ada yang mendominasi. Kemudian 1
metode untuk penentuan serangan penyakit dengan hasil nilai indeks penyakit adalah 0, atau tidak terdapat
penyakit.

kata kunci: daun bawang, hama dan penyakit, dan tanaman refugia.
Pendahuluan menguntungkan (Yurlisa dkk, 2018). Salah satu
penerapan pengendalian dengan penyediaan kondisi
Kendala dalam budidaya tanaman salah
lingkungan seimbang yaitu farmscaping.
satunya yaitu hama dan penyakit. Hama dan
Farmscaping merupakan suatu bentuk pengendalian
penyakit yang melebihi batas normal akan
hama dan penyakit tanaman pada suatu lahan
menganggu kuantitas dan kualitas hasil produksi.
pertanian dengan cara meningkatkan biodiversitas
Gangguan tersebut akan semakin nampak pada
untuk melindungi populasi serangga berguna,
tanaman daun seperti bawang daun, sehingga
kelelawar dan kehidupan ekosistem alami. Salah
memerlukan pengendalian yang intensif.
satu cara penerapan farmscaping yaitu menanam
Pengendalian hama dan penyakit tanaman
tanaman refugia seperti tanaman hias, gulma,
menggunakan cara cepat yaitu pestisida kimia/
tumbuhan liar dan sayuran. Salah satu contoh
sintetis. Penggunaan pestisida kimia merupakan cara
penerapan farmscaping yaitu lahan tanaman bawang
yang paling sering digunakan karena sangat cepat
daun di Kelurahan Jatimulya, Kecamatan
mengendalikan hama dan penyakit dalam jangka
Lowokwaru, Kota Malang.
pendek.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Penggunaan pestisida biasanya diaplikasikan
dan mengamati pengaruh penggunaan tanaman
bukan hanya untuk mengendalikan hama dan
refugia terhadap keragaman arthropoda dan
penyakit, namun juga sebagai bentuk
serangan penyakit pada tanaman bawang daun di
pencegahannya. Selain itu, pengaplikasian pestisida
Lahan Jatimulyo.
kimia / sintetik dilakukan secara terus menerus dan
berlebihan sehingga akan meningkatkan dampak Bahan dan Metode Penelitian
buruk bagi tanaman dan lingkungan. Penggunaan
Penelitian ini dilaksanakan di Lahan
pestisida kimia telah memberikan dampak terhadap
Percobaan Jatimulyo Fakultas Pertanian Universitas
lingkungan seperti munculnya hama kebal (resisten)
Brawijaya. Adapun penelitian yang dilakukan
terhadap pestisida kimia, meningkatnya jumlah
adalah mengidentifikasi serangga dan penyakit pada
hama sasaran, ledakan hama baru, terbunuhnya
tanaman bawang merah dilahan tersebut. Penelitian
organisme non-target, adanya sisa residu pada hasil
ini dilaksanakan pada tanggal 5 November 2018
pertanian, keracunan para pekerja dan pencemaran
pukul 13.20 WIB. Bahan yang digunakan dalam
lingkungan (Sudarmo dan Sri, 2014).
penelitian ini adalah air. Kemudian alat yang
Pengendalian hama dan penyakit pada digunakan untuk menunjang penelitian yaitu trap,
budidaya tanaman perlu dilakukan dengan alami dan kamera handphone dan alat tulis.
seimbang. Hama,gulma dan penyakit harus
Metode yang digunakan dalam penelitian
dikendalikan dalam keadaan normal, dengan
adalah metode survei teknik observasi. Perangkap
kombinasi proses dan teknik perlindungan musuh
diletakkan berdekatan dengan tanaman bawang
alami melalui penyediaan kondisi yang
merah. Serangga-serangga yang diperoleh dari
setiap perangkap dikumpulkan, dan selanjutnya Nilai tolok ukur Indeks Dominansi (D) (Restu,
dilakukan identifikasi. 2002) :

Rumus-rumus pengamatan serangga sebagai Nilai Indeks


Keterangan
berikut : Dominansi (D)
D > 0.8 Tidak ada
1. Indeks Keragaman
dominansi
Rumus Indeks Keragaman dengan menggunakan
0.6 < D < 0.8 Ada
Shannon-Wiener :
dominansi
H’ = -∑(𝑃𝑖 𝑙𝑛 𝑃𝑖)
ringan
Keterangan :
D < 0.6 Nyata
H’= Indeks Keragaman
adanya
Pi = ni/N
dominansi
ni = Jenis spesies
3. Indeks Kemerataan Pielou (E)
N = Jumlah jenis spesies
Nilai tolok ukur Indeks Keragaman (H’) (Restu, Rumus Indeks Kemerataan dengan menggunakan

2002) : Pielou (E) :


E = H’/ln(s)
Nilai Indeks
Keterangan Keterangan :
Keragaman (H’)
E = Indeks Kemerataan Jenis
H < 1.0 Keanekaragaman
S = Jumlah Jenis
jenis tergolong
H’ = Indeks Keragaman Jenis
rendah
Ln = Logaritma Naturasi
1 < H < 3.322 Keanekaragaman
Nilai tolok ukur Indeks Kemerataan (Restu, 2002) :
jenis tergolong
Nilai Indeks
sedang Keterangan
Kemerataan
H > 3.322 Keanekaragaman
E < 0.5 Kemerataan
jenis tinggi
jenis rendah
2. Indeks Dominasi
0.5 < E < 0.75 Kemerataan
Rumus Indeks Dominasi dengan menggunakan
jenis sedang
Simpson’s (D) :
E > 0.75 Kemerataan
D = −∑[ni/N]2
jenis tinggi
Keterangan :
Rumus-rumus pengamatan aspek Hama Penyakit
D = Indeks Dominasi
Tumbuhan sebagai berikut :
ni = Jenis spesies
N = Jumlah spesies 1. Perhitungan IP (Intensitas Penyakit)
∑(𝑛𝑥𝑣)
IP = x100%
𝑍𝑋𝑁
Keterangan : = − (−0,17 + −0,35 + −0,08 + −0,08 +
I = Intensitas Serangan Penyakit −0,08 + −0,08 + −0,13 + −0,32 +
N = ∑ Daun yang terserang −0,08) = −(−1,37) = 1,37
v = Nilai kategori tingkat serangan
Nilai indeks keanekaragaman serangga
Z = Nilai kategori tingkat serangan tertinggi
adalah H’ = 1,37 dimana termasuk pada nilai
n=∑ Daun yang diamati
keragaman jenis sedang bila H’= 1-3. Menurut
Michael (1995) bila H’ 1-3 berarti keanekaragaman
Hasil dan Pembahasan
serangga yaitu mengarah hampir baik dimana
Jenis arthropoda yang ditemukan keberadaan hama dan musuh alami hampir
seimbang. Keanekaragaman serangga dipengaruhi
No. Nama Spesies Jumlah
penting oleh keberadaan habitat alami pada habitat
1. Lalat biru (Protocalliphora 3 pertanian karena merupakan sumber
sp.) keanekaragaman yang mana sebagai refugia untuk

2. Semut (Monomorium 12 seranggga. Selain itu, ada atau tidaknya sarang


minimum) disekitar lokasi pengamatan juga dapat menjadi
3. Belalang hijau (Atractomorpha 1 salah satu faktor yang mempengaruhi kelimpahan

crenulata) serangga penyerbuk di suatu lokasi pengamatan.


Khairiah et al. (2012) menemukan bahwa serangga
4. Capung (Neurothemis sp.) 1
umumnya terbang tidak terlalu jauh dari sarangnya
5. Walang sangit (Leptocorisa 1 pada saat mencari makan, serangga cenderung
oratorius) mengunjungi jenis tanaman berbunga yang paling
dekat dari sarangnya.
6. Lebah madu (Apis florea) 2
1. Indeks Dominan
7. Kupu-kupu (Appias libythea) 1
𝑛𝑖 2
𝐷 = −∑( )
8. Lebah madu (Apis dorsata) 1 𝑁
3 2 28 1 1 1 1 1
9. Lalat bunga (Syirphidae) 28 =− (49 + 49 + 49 + 49 + 49 + 49 + 49 + 49 +

12 2
)
49

1. Indeks Keragaman = (−0.99)2 = 0.9801


𝐻 ′ = −⅀(𝑃𝑖 𝑙𝑛 𝑃𝑖) Nilai indeks dominan serangga adalah D =

3 3 12 12 1 1 0.9801. Dengan hasil tersebut nilai dari D>


= − (49 𝑙𝑛 + 𝑙𝑛 + 𝑙𝑛 +
49 49 49 49 49 0.8 maka tidak ada dominasi serangga pada lahan
1 1 1 1 1 1 2 2
𝑙𝑛 + 𝑙𝑛 + 𝑙𝑛 + 𝑙𝑛 + bawang daun. Tidak adanya dominansi serangga
49 49 49 49 49 49 49 49
28 28 1 1 dapat diakibatkan karena tanaman daun bawang
𝑙𝑛 + 𝑙𝑛 )
49 49 49 49
yang masih muda. Menurut Price (1997)
menjelaskan bahwa, didalam kondisi yang beragam,
suatu spesies tidak dapat menjadi lebih dominan dari Indeks kemerataan serangga yang sedang
pada yang lain. Sedangkan didalam komunitas yang juga dapat dipengaruhi oleh adanya tanaman pinggir
kurang beragam, maka satu atau dua sepsis dapat berupa bunga-bunga dan tanaman lain di sekitar
mencapai kepadatan yang lebih besar dari pada yang lahan bawang daun (refugia) sehingga terdapat
lain. penjelasan diatas juga dapat menjadi alasan keanekaragaman jenis serangga yang ditemukan.
tidak adanya dominansi serangga pada tanaman Hal ini didukung dengan pernyataan Qomariyah
bawang. Selain itu pada pada sekitar tanaman daun (2107) bahwa salah satu fungsi tanaman refugia
bawang terdapat tanaman refugia yang sengaja adalah dapat menyediakan tempat perlindungan,
ditanama, adapun manfaat dari tanaman refugia sumber pakan dan sumber daya yang lain bagi
menurut Wardani (2013) menyatakan bahwa, musuh alami, hama, sehingga keanekaragamannya
tanaman refugia di sekitar lahan pertanian bertambah.
merupakan habitat alternatif bagi banyak serangga
3. Indeks Penyakit
predator dan parasitoid. Penjelasan tersebut dapat
menjadi faktor tidak adanya dominansi serangga
pada tanaman daun bawang karena dapat menjadi
habitat alternatif serangga predator yang menjadi Nilai indeks penyakit pada lahan tanaman

musuh alami serangga pengganggu tanaman daun bawang daun di Jatimulyo yang diidentifikasi

bawang. bernilai 0, atau dapat dikatakan tidak terdapat


penyakit pada.tanaman bawang daun yang
2. Indeks Kemerataan
diidentifikasi. Hal ini disebabkan oleh jarak tanam
E = H`/ln(s)
yang diterapkan sudah sesuai. Selain itu, pada lahan
E = 1,37/ln(9)
tanaman bawang yang diamati tidak ditemukan
E = 1,37/2,20
penyakit melainkan ditemukannya gejala tanaman
E = 0,622
yang kekurangan unsur hara. Hal ini diperkuat
Nillai H` pada rumus indeks kemerataan
dengan pernyataan Yusdian et.al (2016) jika
Pielou didapatkan dari penghitungan indeks
tanaman kekurangan unsur N maka akan terjadi
keragaman dengan rumus 𝐻`=−⅀(𝑃𝑖 𝑙𝑛 𝑃𝑖), yaitu
gejala seperti warna daun pucat kekuningan,
sebesar 1,37. Nilai indeks kemerataan Pielou (E)
pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil, dalam
menunjukkan nilai 0.5 < E < 0.75, nilai ini tergolong
keadaan kekurangan yang parah daun menjadi
sedang. Indeks kemerataan sedang berarti bahwa
kering dimulai dari bagian bawah tanaman terus ke
keanekaragman jenis pada lahan bawang daun
bagian atas tanaman.
cukup beragam dan tidak ada yang mendominasi.
Hal ini didukung dengan pernayataan Mawazin dan Menurut Laude dan Tambing (2010)

Soebiakto (2013) bahwa semakin tinggi nilai E, Pemupukan merupakan salah satu cara yang

maka keanekaragaman jenis dalam komunitas dapat dilakukan untuk memenuhi ketersediaan

semakin stabil dan jika semakin rendah nilai E, unsur hara tanah yang dibutuhkan oleh bawang

maka kestabilan keanekaragaman jenis dalam daun, tanaman bawang daun memerlukan pupuk

komunitas tersebut semakin rendah. yang banyak mengandung unsur N untuk


memaksimalkan pertumbuhan daun. Pupuk Diversity and Composition of Logged
Over Peat Swamp Forest in Riau).
kandang yang berasal dari kotoran ayam sangat
Indonesian Forest Rehabilitation
tinggi kandungan unsur N (2,71%), dibandingkan Journal, 1(1), 59-73.
pupuk yang berasal dari kotoran hewan lainnya. Michael P. 1995. Metode Ekologi Untuk
Penyelidikan Lapangan dan
Kesimpulan Laboratorium. Terjemahan Yanti R.
Koester. UI-Press, Jakarta.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
Price, P. W. 1997. Insect Ecology. Third edition.
hasil dari empat indek yang diamati menunjukan John Wiley & Sons Inc. New York.
hasil yang baik. Yang mana pertama dari indeks Qomariyah, Lailatul. 2017. Efek Tanaman Kenikir
keragaman hasil identifikasinya ialah termasuk (Cosmos sulphureus) Sebagai Refugia
Terhadap Keanekaragaman Serangga
kedalam beragam karena nilai H’=1,37 berada pada Aerial di Sawah Padi Organik Desa
kriteria H’=1-3 tergolong hampir baik. Kedua pada Sumberngepoh Kecamatan Lawang
Kabupaten Malang. Skripsi. Fakultas
indeks dominasi dihasilkan identifikasi D = 0.9801 Sains dan Teknologi: Universitas Islam
yang mana jika D> 0.8 maka tidak ada dominasi Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

serangga pada suatu lahan. Ketiga hasil dari indeks Restu, I.W. 2002. Kajian Pengembangan Wisata
Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah
kemerataan ialah E = 0,622, yang mana kemerataan Rai Wilayah Pesisir Selatan Bali.
pada lahan termasuk pada kriteria 0.5 < E < 0.75 [Tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana,
Institut Pertanian Bogor..
yang tergolong sedang. Terakhir ialah indeks
Sudarmo, S dan Sri Mulyaningsih. 2014. Mudah
penyakit hasilnya tidak ada tanaman yang membuat Pestisida Nabati Ampuh.
teridentifikasi penyakit karena jarak tanam yang Jakarta: Agromedia Pustaka

diterapkan sudah sesuai. Sehingga dapat Wardani, F. Suksma, Amin S, Bagyo Y. 2013. Efek
Blok Refugia (Ageratum conyzoides,
disimpulkan bahwa kondisi lahan pertanian di Ageratum houstonianum, Commelina
Jatimulyo cukup baik karena keanekaragaman diffusa) Terhadap Pola Kunjungan
Arthropoda di Perkebunan Apel Desa
arthropoda cukup baik dan tidak mengganggu Poncokusumo, Malang. Jurnal
kuantitas serta kualitas produk. Biotropika. Vol. 1 No. 4
Yurlisa, K dan M.M.Susanti. 2018. Sertifikasi
Produk Pertanian Organik Teori dan
DAFTAR PUSTAKA Praktiknya. Malang: UB Press
Khairiah N, Dahelmi, Syamsuardi. 2012. Jenis-jenis
Yusdian, Y., Antralina, M., & Diki, A. (2016).
serangga pengunjung bunga pacar air
Pertumbuhan dan Hasil Bawang Daun
(Impatiens balsamina Linn:
(Allium fistulosum L.) Varietas Linda
Balsaminaceae). Jurnal Biologi
Akibat Pemberian Pupuk Kandang
Universitas Andalas.
Ayam dan Pupuk Urea. Jurnal Agro,
Laude, S dan Y. Tambing. 2010. “Pertumbuhan 3(1), 20-24.
dan hasil bawang daun (Allium
fistulosum L.) pada Berbagai Dosis
Pupuk Kandang Ayam”. Jurnal
Agroland Vol.17 No.2
Mawazin, M., & Subiakto, A. (2013).
Keanekaragaman Dan Komposisi Jenis
Permudaan Alam Hutan Rawa Gambut
Bekas Tebangan Di Riau (Species

Anda mungkin juga menyukai