Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 5 PERTANIAN BERKELANJUTAN

Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu di Desa Nyogan


Kecamatan Mestong Muaro Jambi

Disusun Oleh :
Supriyanti (D1A020048)

Dosen Pengampu :
Ir. Irianto, M.P

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
Penerapan Leisa Dalam Pengendalian Hama Dan Penyakit Terpadu (PHPT)

Konsep PHPT muncul sebagai tindakan koreksi terhadap kesalahan dalam


pengendalian hama dan penyakit yang dihasilkan dengan tujuan meningkatkan
pendapatan petani, memantapkan produktivitas pertanian, mempertahankan populasi
hama tetap pada taraf yang tidak merugikan tanaman dan stabilitas ekosistem pertanian.
Strategi dalam PHT: 1). Strategi preventif yaitu tindakan pengendalian yang
didasarkan pada informasi keadaan serangan hama musim sebelumnya atau berdasarkan
pemahaman (pengalaman) 2). Strategi responsif yaitu tindakan pengendalian yang
didasarkan pada informasi status hama pada musim yang sedang berlangsung, serta
didasarkan pada evaluasi terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari tindakan
pengendalian yang dilakukan berdasarkan pemantauan (monitoring).
Penggunaan pestisida dalam PHT apabila: 1). Populasi hama telah meninggalkan
populasi musuh alami, sehingga tidak mampu dalam waktu singkat menekan populasi
hama 2). Komponen pengendalian lain tidak dapat berfungsi secara baik 3). Keadaan
populasi hama telah berada di atas ambang ekonomi merupakan alternatif terakhir bila
pengendalian yang dilakukan sebelumnya tidak berhasil.
Adapun hal-hal yang harus diketahui agar pht efektif adalah dengan mengetahui
jenis HPT (serangga, fungi, bakteri, dll), cara hidup dan daya adaptasinya (Ekologi), cara
berkembangbiaknya , waktu serangan (musim, hari), dan musuh alaminya. Beberapa
penerapan metode pht dapat dilakukan dengan pengendalian secara bercocok tanam yaitu
dengan sanitasi, pengolahan tanah, pergiliran tanaman, penanaman serentak, pengaturan
jarak tanam (berpengaruh terhadap perilaku hama dalam mencari makan dan tempat
bertelur), pemupukan berimbang, dan tanaman perangkap. Kemudian pengendalian
dengan varietas tahan. Pengendalian secara fisik dan mekanik dilakukan secara manual,
sistem penggenangan, perangkap feromonsex, penghalang (barrier) dan pengendalian
secara hayati ; 1) parasitoid dan Parasit, 2) predator, 3) patogen, 4) pengendalian hama
terpadu, 5) budidaya tanaman sehat, 6) pemanfaatan musuh alami, 7)
pemantauan/monitoring.
Kondisi wilayah desa nyogan berupa dataran rendah berbukit dengan sebagian
wilayah merupakan rawa-rawa. Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lokasi dan
diskusi santai bersama warga setempat khususnya membahas pengendalian hama di desa
nyogan masih memakai pestisida anorganik pabrik. Hama yang paling sering merusak
tanaman meliputi babi hutan, monyet yang merusak tanaman sawit belum berbuah atau
muda.

Sama hal nya pada sektor hortikultura pengendalian hama dan penyakit masih
menggunakan bahan agrokimia pabrikan. Hama yang kerap menyerang tanaman
hortikultura di lokasi berupa belalang, larva (ulat), dan keong-keongan yang merusak
bagian daun dan batang muda tanaman. Untuk mengatasi kerusakan lebih lanjut
pengendalian dilakukan secara langsung dengan penyemprotan pestisida dan terkadang
pula kegiatan PHPT ini terkesan tidak seimbang dan berlebihan karena penggunaan
pestisida tidak hanya membunuh hama yang menjadi target tetapi juga membunuh
organisme lain yang bukan target (tidak diinginkan) sehingga dapat dikatakan bahwa
penggunaan pestisida tidak menyelesaikan masalah secara keseluruhan namun hanya
sementara dan bahkan menimbulkan masalah baru dimana apabila diberikan dosis yang
selalu bertambah akan mempercepat seleksi hama yang kuat. Hal ini dikarenakan
pestisida akan membunuh hama utama (aphicts) sehingga akan memperbanyak spider
mites (hama sekunder) atau hama yang tahan terhadap tingkat dosis pestisida sehingga
berakibat pada menurunnya kualitas hasil tanaman horti itu sendiri akibat pestisida yang
digunakan.

Pengendalian secara hayati belum di pahami secara baik di kalangan petani,


metode PHPT yang cukup tampak adalah metode pengendalian secara bercocok tanam
dan pengendalian secara fisik dan mekanik, terlihat dengan adanya tanaman perangkap
atau tanaman buffer (menghasilkan bunga dan buah) di sekitar tanaman utama,
pengaturan jarak tanam yang kontinyu, membuang atau mematikan secara langsung
penyakit dan hama yang ditemukan pada bagian tanaman.

Anda mungkin juga menyukai