Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS AGROEKOSISTEM TERHADAP PENGETAHUAN


PETANI TERKAIT PENGENDALIAN HAYATI

Oleh:
Kelompok 1/Golongan C
Intan Nuraini 211510501015
Zulfa Maulida 211510501020
Wahyu Pratama Assidiqi 211510501068
Galang Prasetyo Efendi 211510501111
Erna Indah Dwi S 211510501113

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Purba dkk (2020), Pertanian merupakan kegiatan budidaya dengan
memanfaatkan sumber daya hayati untuk menghasilkan bahan pangan, bahan
baku industri atau sumber energy. Pertanian menjadi sektor utama yang terdapat
di berbagai negara sehingga sektor pertanian dapat menggerakkan sektor industry
dan jasa (Salqaura, 2020). Sektor pertanian yang mampu memberikan kontribusi
yang besar dalam perekonomian nasional. Sektor pertanian, tergolong memiliki
peranan penting dan strategis dalam perekonomian, terutama dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyat, dan memenuhi kebutuhan dalam negeri yang menjadi nilai
tambah sehingga mampu meningkatkan sumber pangan dan perekonomian rakyat
(Kusumaningrum, 2019).
Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pokok sebagai pemenuhan
kebutuhan pangan nasional. Sebagai bentuk usaha pemenuhan kebutuhan akan
pengan dunia salah satunya pada komoditas padi terbukti dengan banyaknya
variasi varietas dengan penyesuaian lingkungan yang berbeda-beda (Maat dkk,
2023). Pada proses budidaya tanaman padi tentunya banyak sekali terdapat
kendala seperti serangan hama dan penyakit yang dapat mempengaruhi hasil
produktivitas. Besar populasi dan intensitas kerusakan oleh serangan hama dan
penyakit dipengaruhi oleh umur tanaman padi karena serangan pada tanaman padi
dapat terjadi pada masa vegetatif dan generativ ataupun keduanya (Nurkomar dkk,
2020). Terdapat banyak sekali hama yang menjadi hama pokok dari tanaman padi,
yaitu meliputi: tikus, wereng, walang sangit, keong mas, kepik hijau, burung,
penggerek batang padi, dan sebagainya. Tanaman yang terserang oleh hama
tentunya perlu dilakukannya pengendalian agar tidak dapat memberikan
kerusakan pada tanaman dan nantinya akan menimbulkan kerugian secara
ekonomi.
Pengendalian yang dapat dilakukan dalam mencegah serangan hama yaitu
pengendalian secara fisik, mekanis, dan hayati. Prinsip dari pengendalian hayati
yaitu dengan cara memanfaatkan musuh-musuh alami seperti predator, parasit,
dan patogen (Lukmanul, 2021). Manfaat dari dilakukannya pengendalian secara
hayati yaitu untuk mengurangi dampak dari aktivitas hama yang terlibat atau
meningkatkan daya toleransi tanaman terhadap cekaman abiotik (Baker dkk,
2020).
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui respon petani terhadap pengendalian
hayati sesuai konsep PHT
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara petani menerapkan pengendalian
hayati
3. Mahasiswa mampu memberikan rekomendasi pengendalian lahan secara
hayati sesuai dengan konsep PHT pada lahan yang belum menerapkan
BAB 2. METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Wawancara kepada petani serta pengamatan lahan tanaman padi dilakukan
pada hari Minggu, 19 November 2023 sampai dengan Kamis, 23 November 2023
di Kecamatan Antirogo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
2.2 Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. Kuisioner
3. Kamera
2.3 Metode Pelaksanaan
1. Melakukan survei dalam satu wilayah dengan mencari minimal 10 orang
petani
2. Petani yang dimaksud adalah petani pemilik lahan dan pengolah lahan
bukan buruh tani
3. Tujuan dari survei ada dua untuk mendata pengetahuan petani tentang
pengendalian hayati dalam konsep PHT
4. Apabila petani mengetahui, maka melakukan wawancara dengan
pertanyaan sebagai berikut: Apakah petani mengaplikasikan teknik
pengendalian hayati atau tidak?
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Gambar 1. Presentase Petani yang Tahu dan tidak Tahu Terkait Pengendalian
Hayati

Gambar 2. Presentasi Petani yang menerapkan dan tidak menerapkan Agen Hayati
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pengertian Agen Pengendalian Hayati (APH)
Agen Pengendalian hayati (APH) merupakan oraganisme yang berupa
jamur, bakteri, virus, nematoda, serangga, serta hewan lainnya untuk menekan
kepadatan populasi atau memberi pengaruh terhadap organisme hama spesifik,
yang membuat kepadatan populasi atau kerusakannya menurun bila dibandingkan
saat musuh alami tersebut absen (Amrullah, S. H. 2019). Berikut beberapa jenis
agen pengendalian hayati antara lain :
1. Predator
Predator adalah organisme pemangsa digunakan untuk memangsa
organisme pengganggu. Predator biasanya memiliki ukuran tubuh lebih besar
dari pada mangsanya (Solichah, C., dkk., 2022). Contohnya termasuk
serangga pemangsa, laba-laba, dan burung pemangsa. Mereka membantu
mengontrol populasi organisme hama dengan memakan mereka.
2. Parasitoid
Serangga yang hidupnya menumpang pada atau didalam tubuh inang
(hama) dan menghisap cairan tubuh hama, Akibatnya serangga hama tersebut
akan mati. Serangga parasitoid biasanya mempunyai ukuran tubuh lebih kecil
dibandingkan inangnya (Solichah, C., dkk., 2022). menyebabkan kematian
inang. Contoh parasitoid termasuk beberapa jenis tawon parasitoid dan
parasitoid nematoda.
3. Patogen
Agen pengendalian hayati dapat berupa patogen yang menyerang
organisme pengganggu. Misalnya, bakteri, virus, dan fungi yang menginfeksi
dan membunuh organisme hama atau penyakit tanaman (Solichah, C., dkk.,
2022)..
4. Mikroorganisme Tanah
Beberapa mikroorganisme tanah, seperti bakteri dan fungi, dapat
digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman. Mereka dapat bekerja
dengan memproduksi senyawa antibakteri atau antifungi.
5. Herbisida Hayati
Organisme yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan tumbuhan
pengganggu. Sebagai contoh, beberapa jenis fungi dapat digunakan sebagai
agen herbisida hayati.
6. Feromon
Zat kimia yang dihasilkan oleh organisme untuk berkomunikasi dengan
organisme sejenisnya. Feromon dapat digunakan untuk mengelabui atau
menarik organisme pengganggu, sehingga membantu dalam pengendalian
populasi.
3.2.2 Minat Petani terhadap APH
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 10 petani, sebagian
besar petani yang kami wawancarai beberapa petani sudah mengetahui terkait
penggunaan agen pengendalian hayati, akan tetapi petani tersebut belum
menerapkan agen pengendalian hayati dan memilih menggunakan bahan kimia
seperti pestisida dan pupuk kimia. Menurut beberapa petani yang kita wawancarai
penggunaan pupuk maupun pestisida kimia dalam melakukan budidaya tanaman
mampu memberikan pengaruh yang cepat dan praktis. Selain itu kurangnya
penyuluhan dan pendampingan dari PPL sekitar petani dalam memberikan
informasi terkait agen pengendali hayati. Menurut Erdiansyah dkk (2023)
menyatakan bahwa minat dari petani dalam melakukan suatu hal baru dapat
dipengaruhi oleh informasi yang didapat jika petani tersebut minat dengan
informasinya maka dari petani tersebut akan melakukan teknologi yang baru
untuk diterapkan.
3.2.3 Rekomendasi Penggunaan APH
Selama sesi wawancara kami memberikan rekomendasi kepada petani
terkait penggunaan agen pengendalian hayati dengan penggunaan entomopatogen.
Hal tersebut kami lakukan karena masih minimnya pengetahuan petani terkait
penggunaan agen hayati dengan entomopatogen. Entomopatogen merupakan
suatu organisme yang hidup sebagai parasit bagi serangga. Entomopatogen ini
memiliki beberapa jenis salah satunya yaitu Jamur entomopatogen. Kelompok
kami memberikan rekomendasi jamur entomopatogen yaitu Beauveria bassiana
dan Trichoderma sp. Rekomendasi terkait kedua jamur tersebut dilakukan karena
mayoritas petani yang kami wawancarai membudidayakan tanaman padi dan
umumnya terserang oleh wereng batang coklat. Beauveria bassiana merupakan
salah satu agen hayati yang memiliki inangan luas (Ihsan dkk., 2023). B. bassiana
mampu menghasilkan berbagai macam racun misalnya beauvericin,
bassacrindine, beaverolide, bassianin, bassianolide, bassacrindine, tenelin, dan
cyclosporin yang terdapat pada dalam darah serangga, sehingga serangga tidak
mau bergerak dan berakhir kematian. Maka dari itu pengaplikasian pestisida
hayati Beauveria bassiana dapat membantu para petani dalam mengendalikan
wereng batang coklat dan menekan resistensi dari hama tersebut. Pengendalian
wereng batang coklat (WBC) terbukti efektif dalam mengendalikan hama tersebut
karena B. Bassiana memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengendalikan
hama wereng batang coklat (Rosita dkk., 2022). Selain pengaplikasian B.
bassiana, kami juga merekomendasikan pengaplikasian pupuk hayati
Trichoderma sp. Trichoderma sp merupakan salah satu cendawan antagonis yang
dapat ditemukan dalam tanah pertanian dan berkembang biak dengan cepat pada
perakaran tanaman. Trichoderma sp. dapat memberikan pengaruh yang baik
terhadap perakaran tanaman, pertumbuhan tanaman serta hasil produksi tanaman.
Menurut Erdiansyah dkk., 2023 menyatakan bahwa pengaplikasian pestisida
hayati B. Bassiana dan pupuk hayati Trichoderma sp. dapat membantu dalam
peningkatan aktivitas biologis mikroorganisme dalam tanah dan menjadi
pengendali organisme pengganggu tanaman serta mampu menekan resistensi
hama.
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pokok sebagai pemenuhan
kebutuhan pangan nasional. Pada proses budidaya tanaman padi tentunya banyak
sekali terdapat kendala seperti serangan hama dan penyakit yang dapat
mempengaruhi hasil produktivitas. Prinsip dari pengendalian hayati yaitu dengan
cara memanfaatkan musuh-musuh alami seperti predator, parasit, dan patogen.
Dari hasil wawancara dengan petani, banyak petani yang mengetahui namun
belum menerapkan pengendalian dengan pengendalian hayati. Hal tersebut
dikarenakan anggapan dari petani lebih memilih pestisida kimia yang lebih cepat
efeknya dan juga praktis. Padahal ada beberapa agen hayati yang dapat diterapkan
dan berpengaruh positif seperti halnya Beauveria bassiana dan Trichoderma sp.
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, S. H. 2019. Pengendalian hayati (Biocontrol): pemanfaatan serangga


predator sebagai musuh alami untuk serangga hama (Sebuah Review).
In Prosiding Seminar Nasional Biologi. 5(1).
Baker, B. P., Green, T. A., and Loker, A. J. 2020. Biological Control And
Integrated Pest Management In Organic And Conventional
Systems. Biological Control, 140, 104095.
Erdiansyah, I., Soelaksini, L., Utami, C. D., Pertami, R., Eliyatiningsih, E., &
Hariyanto, A. 2023. Pendampingan Budidaya Padi Ramah Lingkungan Di
Desa Suren, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember. Community
Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), 1389-1395.
Ihsan, A, K., L, Afifah., Sugiarto., & A, Kurniati. 2023. Virulensi Cendawan
Entomopatogen Beauveria bassiana terhadap Wereng Batang Coklat
Nilaparvata lugens Stal. Jurnal Agrotech, 13(1): 63-70.
Kusumaningrum, S. I. 2019. Pemanfaatan Sektor Pertanian Sebagai Penunjang
Pertumbuhan Perekonomian Indonesia. Transaksi, 11(1), 80-89.
Lukmanul, A. 2021. Pengendalian Hayati Sebagai Salah Satu Komponen
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) (Biological Control as one
Component of Integrated Pest Control). Jurusan Agroteknologi
Universitas Djuanda , Ciawi Bogor
Maat, H., Pinas, N., and van Andel, T. 2023. The Role Of Crop Diversity In
Escape Agriculture; Rice Cultivation Among Maroon communities in
Suriname. Plants, People, Planet.
Nurkomar, I., Setiawan, A. N., and Khomeri, F. 2020. Potential Pest Of High
Amylopectin And Rich Anthocyanin Corn Varieties. In IOP Conference
Series: Earth and Environmental Science (Vol. 458, No. 1, p. 012025).
IOP Publishing.
Purba, D. W., Thohiron, M., Surjaningsih, D. R., Sagala, D., Ramdhini, R. N.,
Gandasari, D., dan Manullang, S. O. 2020. Pengantar Ilmu Pertanian.
Yayasan Kita Menulis.
Rosita., Samharinto., & N, Aidawati. 2022. Efektovotas Beauveria bassiana vuill.
dengan Berbagai Media Perbanyakan Massal untuk Mengendalikan Wereng
Coklat (Nilaparvata lugens stal.). Proteksi Tanaman Tropika, 5(2): 544-
552.
Salqaura, S. S. 2020. Analisis Korelasi Sektor Pertanian Dengan Kemiskinan Di
Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Agristan, 2(1).
Solichah, C., Poerwanto, M. E., & Wicaksono, D. 2022. Jamur Metarhizium
sebagai Agen Hayati Pengendali Hama Tanama.
LAMPIRAN

LAMPIRAN KUISIONER
Pertanyaan Jawaban
Nama petani Misdan
Umur petani 50 tahun
Wilayah pengamatan Tidar
Komoditas dan luasan lahan Padi, dengan luasan 600 m2
Pengalaman di bidang pertanian berapa 32 tahun
tahun
Praktik pengendalian hama yang Pestisida kimia
digunakan
Apakah pernah mendengar tentang Tidak
pengendalian hama dengan APH?
Apakah anda tertarik menerapkan? Iya
Mengapa tertarik? Karena penggunaan pestisida yang
berlebih juga tidak baik untuk tanaman
maupun kesuburan tanah, selain itu
harganya juga mahal
Kelompok mana yang sudah Kurang tau
menerapkan?

Pertanyaan Jawaban
Nama petani Rahmat
Umur petani 48 tahun
Wilayah pengamatan Tidar
Komoditas dan luasan lahan Padi, 1 Ha
Pengalaman di bidang pertanian berapa Kurang lebih 30 tahun
tahun
Praktik pengendalian hama yang Pestisida kimia
digunakan
Apakah pernah mendengar tentang Tidak
pengendalian hama dengan APH?
Apakah anda tertarik menerapkan? Tidak
Mengapa tidak? Jaman sekarang budidaya pertanian
berorientasi pada hasil, dan dirasa
pestisida kimia lebih cepat dalam
menangani hama, dibandingkan yang
lain
Apakah ada kendala dalam Caranya ribet dan butuh pemahaman
pengadaan/kesulitan lain? lebih lanjut

Pertanyaan Jawaban
Nama petani Winarko
Umur petani 60 tahun
Wilayah pengamatan Tidar
Komoditas dan luasan lahan Padi dan jagung, 1,5 Ha
Pengalaman di bidang pertanian berapa Kurang lebih 40 tahun
tahun
Praktik pengendalian hama yang Pestisida kimia
digunakan
Apakah pernah mendengar tentang Iya
pengendalian hama dengan APH?
Siapa yang mengenalkan? PPL
Kapan mulai mengetahui Sekitar 2 tahun lalu ada sosialiasasi dari
PPL
Apakah tertarik/sudah menerapkan Iya tertarik
Mengapa tertarik? Ingin mengurangi penggunaan pestisida
kimia
Pertanyaan Jawaban
Nama petani Sumarno
Umur petani 63 tahun
Wilayah pengamatan
Komoditas dan luasan lahan Padi dan jagung, 600 m2
Pengalaman di bidang pertanian berapa Sekitar 45 tahun
tahun
Praktik pengendalian hama yang Pestisida kimia
digunakan
Apakah pernah mendengar tentang Iya
pengendalian hama dengan APH?
Siapa yang mengenalkan? PPL
Kapan mulai mengetahui Sekitar 2 tahun lalu ada sosialiasasi dari
PPL
Apakah tertarik/sudah menerapkan Tidak tertarik

Pertanyaan Jawaban
Nama petani Jasuli
Umur petani 65 tahun
Wilayah pengamatan Panduman
Komoditas dan luasan lahan Padi dan tembakau, kurang lebih 2 Ha
Pengalaman di bidang pertanian berapa Kurang lebih 40 tahunan
tahun
Praktik pengendalian hama yang Pestisida kimia dan nabati
digunakan
Apakah pernah mendengar tentang Iya
pengendalian hama dengan APH?
Siapa yang mengenalkan? PPL
Kapan mulai mengetahui Sudah sejak lama
Apakah tertarik/sudah menerapkan Iya tertarik
Pertanyaan Jawaban
Nama petani Eko
Umur petani 52 tahun
Wilayah pengamatan Panduman
Komoditas dan luasan lahan Padi dan tembakau, sekitar 1 Ha
Pengalaman di bidang pertanian berapa Kurang lebih 20 tahun
tahun
Praktik pengendalian hama yang Pestisida kimia
digunakan
Apakah pernah mendengar tentang Tidak
pengendalian hama dengan APH?
Apakah anda tertarik menerapkan? Tidak
Mengapa tidak? Lebih cepat menggunakan pestisida
kimia
Apakah ada kendala dalam Ingin yang instan dan cepat,
pengadaan/kesulitan lain? menggunakan APH masih belum paham
dan sepertinya susah

Pertanyaan Jawaban
Nama petani Rahmat
Umur petani 48 tahun
Wilayah pengamatan Tidar
Komoditas dan luasan lahan Padi, 1 Ha
Pengalaman di bidang pertanian berapa Kurang lebih 30 tahun
tahun
Praktik pengendalian hama yang Pestisida kimia
digunakan
Apakah pernah mendengar tentang Tidak
pengendalian hama dengan APH?
Apakah anda tertarik menerapkan? Tidak
Mengapa tidak? Jaman sekarang budidaya pertanian
berorientasi pada hasil, dan dirasa
pestisida kimia lebih cepat dalam
menangani hama, dibandingkan yang
lain
Apakah ada kendala dalam Caranya ribet dan butuh pemahaman
pengadaan/kesulitan lain? lebih lanjut

Pertanyaan Jawaban
Nama petani Rendy
Umur petani 44 tahun
Wilayah pengamatan Tidar
Komoditas dan luasan lahan Padi, sekitar 500 m2
Pengalaman di bidang pertanian berapa Kurang lebih 15 tahun
tahun
Praktik pengendalian hama yang Pestisida kimia
digunakan
Apakah pernah mendengar tentang Tidak
pengendalian hama dengan APH?
Apakah anda tertarik menerapkan? Tidak
Mengapa tidak? Sudah nyaman menggunakan pestisida
kimia
Apakah ada kendala dalam Belum mengenal APH
pengadaan/kesulitan lain?

Pertanyaan Jawaban
Nama petani Sulis
Umur petani 70 tahun
Wilayah pengamatan
Komoditas dan luasan lahan Sayur sayuran, kurang lebih 500 m2
Pengalaman di bidang pertanian berapa Kurang lebih 53 tahun
tahun
Praktik pengendalian hama yang Pestisida nabati, dan pengendalian
digunakan mekanis
Apakah pernah mendengar tentang Iya
pengendalian hama dengan APH?
Siapa yang mengenalkan? PPL dan Dosen yang pernah sosialisasi
di desa
Kapan mulai mengetahui Sudah sejak lama
Apakah tertarik/sudah menerapkan Iya tertarik

Pertanyaan Jawaban
Nama petani Irfan
Umur petani 35 tahun
Wilayah pengamatan panduman
Komoditas dan luasan lahan Cabai, kurang lebih 1 Ha
Pengalaman di bidang pertanian berapa Kurang lebih 10 tahun
tahun
Praktik pengendalian hama yang Pestisida nabati, dan pengendalian
digunakan mekanis, dan menggunakan
Trichoderma sp.
Apakah pernah mendengar tentang Iya
pengendalian hama dengan APH?
Siapa yang mengenalkan? Waktu kuliah
Kapan mulai mengetahui Sudah sejak lama
Apakah tertarik/sudah menerapkan Iya tertarik
Bagaimana penerapannya? Trichoderma dapat diaplikasikan secara
langsung pada akar tanaman cabai atau
di sekitar perakaran tanaman
Apa saja yang digunakan? Trichoderma sp.

Dokumentasi Kegiatan Wawancara


Lampiran Jurnal dan Buku

Anda mungkin juga menyukai