0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan11 halaman
Praktikum ini membahas cara-cara pengendalian penyakit tanaman meliputi pengendalian varietas tahan, kultur teknis, sanitasi lahan dan eradikasi, pengaturan benih, pestisida, dan peraturan. Metode-metode tersebut masing-masing memiliki kelebihan dalam mengendalikan serangan patogen.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
ANDRE I E PINEM_CARA CARA PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN
Praktikum ini membahas cara-cara pengendalian penyakit tanaman meliputi pengendalian varietas tahan, kultur teknis, sanitasi lahan dan eradikasi, pengaturan benih, pestisida, dan peraturan. Metode-metode tersebut masing-masing memiliki kelebihan dalam mengendalikan serangan patogen.
Praktikum ini membahas cara-cara pengendalian penyakit tanaman meliputi pengendalian varietas tahan, kultur teknis, sanitasi lahan dan eradikasi, pengaturan benih, pestisida, dan peraturan. Metode-metode tersebut masing-masing memiliki kelebihan dalam mengendalikan serangan patogen.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2021 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian penyakit tanaman merupakan salah satu cara atau usaha kita untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas hasil produksi tanaman dan mencegah kerugian ekonomis. Pengendalian penyakit tanaman juga salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan sesuatu. Penyakit tanaman dapat mengurangi nilai jual dari hasil produksi tanaman tersebut dan menyebabkan kerugian bagi petani secraa ekonomis (Saleh & Rahayuningsih, 2013). Berbagai upaya telah dilakukan dalam pengendalian penyakit layu bakteri, diantaranya adalah penggunaan benih bebas hama dan penyakit, penanaman jenis tanaman yang tidak sejenis, penanaman yang tidak serempak pada lahan yang luas, dan penggunaan pestisida sintetis, tetapi cara ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Alternatif pengendalian lain untuk mengendalikan penyakit layu bakteri adalah dengan pengendalian hayati menggunakan mikroba. Penggunaan agens hayati dalam pengendalian penyakit tanaman memiliki beberapa kelebihan diantaranya dapat mengurangi pencemaran lingkungan bahan kimia dari insektisida, lebih efisien, berkelanjutan (Istiqomah & Kusumawati, 2018). Secara garis besar ada empat tindakan dalam cara pengendalian penyakit tanaman. Pengaturan merupakan suatu cara untuk menjaga agar patogen tidak masuk kedaerah baru atau ke lahan yang ingin kita tanamani suatu komoditas. Pemusnahan merupakan kegiatan memberantas patogen yang telah ada di lahan atau tanaman tersebut. Perlindungan tanaman merupakan suatau cara untuk melindungi tanaman dengan bebrapa tindakan seperti memilih benih varietas tahan dan penyemprotan dengan pestisida (Nuryanto, 2018). Penamanan varietas tahan harus disesuaikan antara sifat ketahanan varietas dengan keberadaan ras patogen di lapangan. Peta komposisi dan sebaran ras patogen sangat penting sebagai dasar rekomondasi penanaman varietas tahan yang sesuai dengan ras patogen P. grisea (Nasution & Nuryanto, 2015). Untuk menekan kerugian akibat lalat buah dapat dilakukan beberapa pendekatan pengendalian, sesuai dengan tujuan akhir dari tindakan pengendalian itu sendiri. Di beberapa negara yang telah melaksanakan tindakan pengendalian terdapat dua tujuan akhir pengendalian, yaitu memusnahkan populasi lalat buah atau menjaganya agar populasinya berada di bawah ambang batas yang tidak merugikan (Kardinan, 2011). Prinsip PHT adalah mempertimbangkan aspek ekologis dan ekonomis sehingga komponen PHT yang dikembangkan tidak merusak lingkungan, tetapi dapat memanipulasi lingkungan menjadi kurang cocok bagi perkembangan penyakit dan secara ekonomis menguntungkan. Memerhatikan prinsip PHT, efektivitas, dan permasalahan dalam penerapannya, komponen PHT yang berpeluang dikembangkan di perkebunan rakyat adalah praktik kultur teknis (Mahfud, 2012). 1.2 Tujuan Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara-cara pengendalian patogen penyakit tanaman dan mengetahui kelebihan dan kelemahan-kelemahannya. BAB 2 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Adapun praktikum kali ini dilakukan pada tanggal 23 April 2021 dan dilaksanakan pada tempat di kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. 2.2 Cara Kerja Adapun cara kerja dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut: 1. Setiap kelompok mengumpulkan tulisan tentang kasus empat teknik pengendalian di atas 2. Setiap kelompok membuat rangkuman isi empat tulisan tersebut dan menyimpan cara-cara atau metode masing-masing teknik pengendalian pada tempat yang telah disediakan pada laporan ini BAB 3 HASIL PRAKTIKUM Adapun hasil dari praktikum kali ini tentang cara-cara pengendalian penyakit tanaman 3.1 Metode Pengendalian Varietas Tahan Pengendalian varietas tahan merupakan pengendalian dengan varietas tanaman yang mempunyai kemampuan untuk menolak atau menghindari serangan patogen. Macam-macam sifat ketahanan tanaman yaitu genetika yang merupakan sifat tahan yang diatur oleh sifat-sifat genetika yang dapat diwariskan. Morfologi merupakan sifat tahan yang disebabkan oleh sifat morfologi tanaman yang tidak menguntungkan pathogen (E et al., 2011).
Gambar 3.1.1 Jenis Varietas tahan benih jagung (Sumber : Jurnal HPT)
Gambar 3.1.2 Inpari 34 (sumber : litbang.pertanian.go.id)
Keterangan : Pemilihan benih varietas tahan merupakan salah satu cara untuk mengendalikan serangan patogen terhadap tanaman. Penanaman varietas tahan juga merupakan cara pengendalian yang paling efektif dan aman bagi lingkungan. 3.2 Metode Pengendalian Kultur Teknis Pengendalian kultur teknis merupakan cara pengendalian dengan menggunakan langlah-langkah bercocok tanam yang lazim dan tepat dengan mengolah lingkungan agar dapat mencegah dan mengurangi patogen. Salah satu contoh dari kultur teknis adalah dengan cara mengatur jarak tanam dan waktu tanam atau panen (Teknis & Dasar, 2016).
Gambar 3.2.1 Pemasangan mulsa (sumber : 8villages.com)
Gambar 3.2.2 Pengolahan tanah (sumber : ilmubudidaya.com)
Keterangan : Pengendalian secara kultur teknis merupakan salah satu cara untuk mengubah lingkungan agar tidak sesuai dengan lingkungan hidup patogen. 3.3 Metode Pengendalian dengan Sanitasi lahan dan Eradikasi Pengendalian dengan sanitasi lahan dan eradikasi merupakan membersihkan lahan yang akan ditanami dari sisa-sisa tanaman yang sebelumnya agar patogen yang ada pada tanaman sebelumnya tidak terjangkit ke tanaman yang baru. Melakukan pemusnahan total tanaman yang terserag penyakit agar tidak menyebar ke tanaman yang lain (Agastya et al., 2017).
Gambar 3.3.1 Cabai terkena Antraknosa (Sumber : 8villages.com)
Keterangan : Sanitasi lahan sangat cocok untuk memperkecil adanya serangan patogen terhadap tanaman. Sanitasi merupakan salah satu teknik untuk membersihkan lahan dari tanaman yang terkena atau terserang patogen agar tidak menyebar ke tanaman yang lainnya. 3.4 Metode Pengendalian dengan Pengaturan Benih
Gambar 3.4.1 Perlakuan benih (sumber : litbang.pertanian.go.id)
Keterangan : Perlakuan benih dapat mencegah tanaman terserang patogen dengan memberi cairan kepada benih agar dapat menjaga benih dari serangan patogen. 3.5 Pengendalian dengan pestisida Pengendalian kimiawi merupakan upaya pengendalian pertumbuhan organisme pengganggu tanaman atau menurunkan populasi hama menggunakan zat kimia pembasmi organisme pengganggu tanaman yaitu pestisida. Senyawa kimia dapat berupa zat pemikat (atraktan), zat penolak (repelan), pestisida, zat pemandul, dan zat penghambat pertumbuhan (Karmawati et al., 2011).
Gambar 3.5.1 Herbisida
Gambar 3.5.2 Penyemprotan Pestisida
Keterangan : Pestisida merupakan bahan kimiawi yang dalam sejarah umat manusia untuk mengendalikan serangan hama di lahan pertanian. Pengelompokan pestisida yaitu fungsisida (racun jamur), herbisida (racun gulma), nematisida (racun nematode), rodentisida (racun tikus), akarisida (racun tungau), insektisida (racun serangga). 3.6 Pengendalian Dengan Peraturan Pengendalian dengan peraturan merupakan peraturan dengan membuat undang-undang dan peraturan seperti lalu lintas benih, program eradikasi, sertifikasi, dan karantina. Pengelolaan hama terpadu (PHT) adalah pendekatan ekologi yang bersifat multidisiplin untuk pengelolaan populasi hama dengan memanfaatkan beranekaragam taktikpengendalian (Hardani et al., 2016).
Gambar 3.6.1 Peraturan Karantina Gambar 3.6.2 Pemeriksaan
Sumber: https://8villages.com/full/petani/article/id/5a5c89710687634e35c62b34 Keterangan : Pengendalian dengan peraturan perundang-undangan yang memberikan landasan hukum bagi kesehatan tumbuhan karantina di Indonesia yang sudah sangat cukup kuat dan ketat. Fungsi karantina ialah mencegah masuknya hama dan penyakit tumbuhan, mencehgah keluarnya hama dan penyakit tumbuhan di sekitar wilayah Indonesia. DAFTAR PUSTAKA . S., & Somantri, R. U. 2016. Penggunaan Varietas unggul Tahan Hama dan Penyakit Mendukung Peningkatan Produksi Padi Nasional. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 35(1), 25. https://doi.org/10.21082/jp3.v35n1.2016.p25-36 Agastya, I. M. I., Julianto, R. P. D., & Hamzah, A. 2017. Teknik Pengendalian Penyakit Antraknose (Patek) Di Sentra Tanaman Cabai (Capsicum Annuum L) Menggunakan Pendekatan Pht. Jurnal Akses Pengabdian Indonesia, 1(2), 28–31. E, B., K, A., & Munawar, D. 2011. Peran Varietas Tahan Dalam Menurunkan Populasi Wereng Coklat Biotipe 4 Pada Tanaman Padi. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 30(3), 145–153. https://doi.org/10.21082/jpptp.v30n3.2011.p Istiqomah, I., & Kusumawati, D. E. 2018. Pemanfaatan Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens dalam pengendalian hayati Ralstonia solanacearum penyebab penyakit layu bakteri pada tomat. Jurnal Agro, 5(1), 1–12. https://doi.org/10.15575/2305 Kardinan, A. 2011. Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Kearifan Lokal Dalam Pengendalian Hama Tanaman Menuju Sistem Pertanian Organik. Pengembangan Inovasi Pertanian, 4(4), 262–278. file:///C:/Users/MUTI/AppData/Local/Mendeley Ltd./Mendeley Desktop/Downloaded/Menuju, Pertanian - 2011 - Kearifan Lokal Dalam Pengendalian Hama.pdf Mahfud, M. C. 2011. Teknologi dan strategi pengendalian penyakit karat daun untuk meningkatkan produksi kopi nasional. Pengembangan Inovasi Pertanian, 5(1), 44–57. Nasution, A., & Nuryanto, B. 2015. Penyakit Blas Pyricularia grisea pada Tanaman Padi dan Strategi Pengendaliannya. Iptek Tanaman Pangan, 9(2), 85–96. Nuryanto, B. 2018. Pengendalian Penyakit Tanaman Padi Berwawasan Lingkungan Melalui Pengelolaan Komponen Epidemik. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 37(1), 1. https://doi.org/10.21082/jp3.v37n1.2018.p1-8 Saleh, N., & Rahayuningsih, S. 2013. Pengendalian Terpadu Penyakit Kudis (Sphaceloma Batatassaw.) pada Ubijalar. Buletin Palawija, 25, 225872. https://doi.org/10.21082/bulpalawija.v0n25.2013.p Teknis, K., & Dasar, S. 2016. Kultur Teknis Sebagai Dasar Pengendalian Hama Kutu Kebul Bemisia Tabaci Genn. Pada Tanaman Kedelai. Buletin Palawija, 0(29), 14–25. https://doi.org/10.21082/bulpa.v0n29.2015.p14-25