Anda di halaman 1dari 3

Pengendalian Hama Tanaman Secara Kultur

Teknis

Resume

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman

Adhitiya Rana

NPM. 150510140165

Universitas Padjadjaran

Fakultas Pertanian

Program Studi Agroteknologi

Jatinangor

2015
Pengendalian hama secara kultur teknis merupakan cara pengendalian yang berfokus
pada cara budidaya tanaman agar menguntungkan bagi tanaman dan kurang/tidak
menguntungkan bagi hama. Dalam pengendalian kultur teknis diperlukan pengetahuan yang
akurat mengenai tanaman dan hama itu sendiri. Pengetahuan yang diperlukan antara lain
biologi hama, ekologi dan fenologi (tampilan), dan titik/keadaan lemah dalam interaksi hama
tanaman.

Pada dasarnya, prinsip pengendalian secara kultur teknis adalah memodifikasi tata cara
budidaya tanaman sehingga tidak sesuai untuk berbagai aktivitas yang dilakukan hama.
Menurut Pedigo (1996), sasaran dari pengendalian secara kultur teknis antara lain :

Mengurangi dampak kerusakan tanaman


Mengalihkan populasi OPT menjauhi tanaman
Mengganggu kontinuitas penyediaan keperluan hidup OPT
Mengurangi kesesuaian ekosistem

Dalam pengendalian kultur teknis diperlukan langkah-langkah yang tepat agar


pengendalian yang dilakukan efektif. Beberapa strategi yang dapat dilakukan agar pengendalian
kultur teknis efektif antara lain :

Membuat tanaman menjadi tidak cocok untuk hama baik dalam hal makanan,
perkembang biakan, dan lain lain
Membuat tanaman tidak tersedia untuk hama di saat hama sedang membutuhkan tanaman
Mengurangi kelangsungan hidup hama dengan penggunaan musuh alami dan
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama

Setiap hal pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Sama halnya dengan pengendalian
secara kultur teknis ini. Kelebihan dari pengendalian secara kultur teknis antara lain :

Murah
Sedikit efek samping yang ditimbulkan

Sedangkan kekurangan dari pengendalian secara kultur teknis antara lain :

Memerlukan perencanaan panjang


Kemungkinan hanya efektif untuk 1 jenis hama (terutama hama yang bersifat monofag)
tetapi tidak efektif untuk spesies lain (hama oligofag atau polyfag)

Dalam pengendalian secara kultur teknis, cara budidaya yang digunakan melingkupi
semua kegiatan yang dilakukan pada budidaya umumnya seperti rotasi tanaman, praktik
bercocok tanam, pemberian mulsa dan solarisasi, penggunaan tanaman barrier, tanaman
perangkap, intercropping dan mix-cropping.

Pada pengendalian hama secara kultur teknis, dikenal penggunaan varietas tahan. Sifat
resistensi didapat dari faktor genetik. Varietas yang biasa digunakan adalah varietas domestik
karena dianggap cocok dengan lingkungannya. Dari sudut pandang petani, penggunaan varietas
tahan relative lebih sederhana dan praktis. Penggunaan varietas tahan ini cukup berhasil dalam
mengendalikan hama sasaran. Namun pada beberapa kasus dilaporkan ketahanan yang dimiliki
patah akibat tingkat evolusi hama yang tinggi.

Ada 3 mekanisme resistensi tanaman terhadap hama, yaitu :

Non preference (anti xenosis) : membuat tanaman tidak dipilih hama untuk melakukan
aktivitasnya
Antibiosis : membuat tanaman menimbulkan efek butuk bagi hama
Toleransi : membuat tanaman masih dapat berproduksi dengan baik walau diserang hama

Selain penggunaan varietas tahan, dalam budidaya secara kultur teknis dilakukan juga :

Rotasi tanaman; efektif untuk mengendalikan hama yang makanannya terbatas (jenis
tanaman tertentu saja) dan kemampuan migrasi rendah terutama pada saat fase aktif
makan
Pengolahan tanah; efektif untuk hama yang beraktivitas di dalam tanah
Pemangkasan; terkait dengan kebersihan dan kesehatan tanaman
Pengaturan jarak tanam; efektif untuk meningkatkan hasil produksi tanaman
Pemupukan; menyediakan unsure hara untuk tanaman sehingga tanaman sehat dan lebih
tahan serangan hama
Pengairan; berpengaruh terhadap kelembaban (RH)

Anda mungkin juga menyukai