Anda di halaman 1dari 5

I.

TUJUAN
a. Untuk mengetahui alat pengukuran pencahayaan
b. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja dan cara pengukuran alat pengukur
pencahayaan.
c. Untuk mengetahui intensitas pencahayaan di Ruang Kemahasiswaan FKM
Unsri
d. Untuk dapat menganalisa data hasil pengukuran.

II. TEORI
A. PENGERTIAN PENCAHAYAAN

Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan secara efektif (Kepmenkes, 2002). Pencahayaan
didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan. Satuannya adalah lux
(1 lm/m2), dimana lm adalah lumens atau lux cahaya. Salah satu faktor penting dari
lingkkungan kerja yang dapat memberikan kepuasan dan produktivitas adalah adanya
penerangan yang baik. Penerangan merupakan salah satu faktor keselamatan dalam
lingkungan fisik pekerja (Sutaryono, 2002).

Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang memungkinkan tenaga kerja


melihat pekerjaan dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu serta membantu
menciptakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan (Rasjid, dkk. 1989).

B. SISTEM PENCAHAYAAN
Menurut Prabu (2009), menyebutkan bahwa ada 5 sistem pencahayaan di ruangan,
yaitu :
a. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu
diterangi. Sistim ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada
kelemahannya, karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu,
baik karena penyinaran langsung, maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang
optimal, disarankan langi-langit, dinding, serta benda yang ada didalam ruangan perlu
diberi warna cerah, agar tampak menyegarkan.
b. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu
diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem
ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa
langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki efisiensi pemantulan 90%,
sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%.
c. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari,
sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dinding. Pencahayaan sistem ini
termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan
sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
d. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas,
sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan
langit-langit perlu diberikan perhatian, serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini
masalah bayangan praktis tidak ada, serta kesilauan dapat dikurangi.
e. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas,
kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Seluruh langit-langit dapat
menjadi sumber cahaya, sehingga perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang
baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan,
sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan
kerja.

C. SUMBER PENCAHAYAAN

Siswanto (1993), dua sumber pencahayaan yaitu :

1. Penerangan alami
Berasal dari penerangan alami berasal dari sinar alami pada waktu siang hari
untuk keadaan selama 12 jam dalam sehari, untuk mendapatkan cahaya matahari
harus memperhatikan letak jendela dan lebar jendela.Luas jendela untuk penerangan
alami sekitar 20% luas lantai ruangan. Penerangan alami dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain : musim, waktu, jam, jauh dekatnya gedung yang bersebelahan, dan
luas jalan masuk penerangan alami.

2. Penerangan buatan

Sumber penerangan buatan berasal dari lampu buatan seperti listrik, gas, atau
minyak. Pencahayaan buatan dari suatu tempat kerja bertujuan menunjang dan
melengkapi pencahayaan alami, sehingga tercipta suatu ruangan kerja yang
menyenangkan dan terasa nyaman.

Suma`mur (1998), dalam penggunaan penerangan listrik harus memenuhi


syarat-syarat sebagai berikut :

a) Penerangan listrik harus cukup intensitasnya sesuai dengan pekerjaan yang


dilakukan.
b) Penerangan listrik tidak menimbulkan pertambahan suhu udara di tempat kerja
yang berlebihan.
c) Jika hal itu terjadi, maka diusahakan suhu dapat turun, misalnya dengan
pemasangan ventilasi dan kipas angin.
d) Sumber cahaya listrik harus memberikan penerangan dengan intensitas yang
tepat, menyebar, merata, tidak berkedip-kedip, tidak menyilaukan, serta tidak
menimbulkan bayangan mengganggu.

Persyaratan Penerangan

Intensitas penerangan yang dibutuhkan di masing-masing tempat kerja ditentukan dari


jenis dan sifat pekerjaan.

a) Semakin tinggi tingkat ketelitian suatu pekerjaan, maka akan semakin besar
kebutuhan intensitas penerangan yang diperlukan.
b) Semakin rendah tingkat ketelitian suatu pekerjaan, maka akan semakin kecil
kebutuhan intensitas penerangan yang diperlukan.
C. JENIS-JENIS PENCAHAYAAN

Secara umum jenis penerangan atau pencahayaan dibedakan menjadi dua yaitu
penerangan buatan (penerangan artifisial) dan penerangan alamiah (dan sinar
matahari). Untuk mengurangi pemborosan energi disarankan untuk mengunakan
penerangan alamiah, akan tetapi setiap tempat kerja harus pula disediakan penerangan
buatan yang memadai.

Hal mi untuk menanggulangi jika dalam keadaan mendung atau kerja di malam
hari. Perlu diingat bahwa penggunaan penerangan buatan harus selalu diadakan
perawatan yang baik oleh karena lampu yang kotor akan menurunkan intensitas
penerangan sampai dengan 30%. Tingkat penerangan pada-tiap tiap pekerjaan
berbeda tergantung sifat dan jenis pekerjaannya. Sebagai contoh gudang memerlukan
intensitas penerangan yang lebih rendah dan tempat kerja administrasi, dimana
diperlukan ketelitian yang lebih tinggi.

D. DAMPAK PENCAHAYAAN BAGI KESEHATAN

Menurut Grandjean (1993) penerangan yang tidak didesain dengan baik akan
menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. Pengaruh dan
penerangan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan dampak, yaitu:

a. Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan effisiensi kerja.


b. Kelelahan mental.
c. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata
d. Kerusakan indra mata dan lain-lain.
Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara kepada
penurunan performansi kerja, sebagai berikut:

a. Kehilangan produktivitas
b. Kualitas kerja rendah
c. Banyak terjadi kesalahan
d. Kecelakan kerja meningkat
Intensitas penerangan yang dibutuhkan di masing-masing tempat kerja ditentukan
dan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat ketelitian suatu
pekerjaan, maka akan semakin besar kebutuhan intensitas penerangan yang
diperlukan, demikian pula sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai