PEMBUATAN BIOPESTISIDA
LABORATORIUM REKAYASA PROSES, PRODUK INDUSTRI KIMIA
DISUSUN OLEH:
FAJAR AUGUSTA (03031181823001)
MEITASYA (03031181823105)
ASHA AISHA JULIAN (03031181823107)
TANIA MEILINDA (03031181823019)
REZA REZITA MAISYAROH (03031281823041)
MOH. IKHWAN AL KAHFI (03031281823057)
NAMA ASISTEN 1.
:
1
2
pestisida sintetik. Pestisida nabati tidak berbahaya dan juga mudah terurai
(biodegradable).
3
1.3. Tujuan
1) Mengetahui senyawa apa yang dimanfaatkan dalam daun sirih sebagai
biopestisida.
2) Mengetahui proses pembuatan biopestisida dari daun sirih.
3) Mengetahui efektifitas penggunaan daun sirih sebagai biopestisida.
1.4. Manfaat
1) Secara penelitian, dapat dijadikan sumber literatur kajian ilmiah
pengetahuan tentang pembuatan biopestisida.
2) Dapat mengaplikasikan proses pembuatan biopestisida dalam skala
industri.
3) Secara komersial, dapat meningkatkan harga jual dari daun sirih.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hama
Hama merupakan sekelompok organisme yang dapat merusak tanaman,
sehingga dapat sangat merugikan kehidupan manusia secara ekonomis (Tjahjadi,
1989). Hama tanaman merupakan masalah yang sudah sangat biasa di dunia
pertanian, tanaman pangan, perkebunan, maupun hortikultura (Surachman dan
Suryanto, 2007). Hama dapat berupa seluruh jenis organisme, baik organisme
mikro, tumbuhan, dan hewan atau binatang yang dapat melukai manusia, hewan
ternak, tumbuhan budidaya, bahan simpanan, gedung, dan lain sebagainya. Dunia
pertanian mendefinisikan hama sebagai mikroba patogen yang menyebabkan
penyakit, nematoda parasit tanaman, vertebrata, gulma, artropoda, dan moluska.
Pembatasan klasifikasi organisme yang tergolong hama dengan organisme
biasa tidak begitu jelas, semuanya tergantung dari perspektif masing-masing
manusia. Misalkan terdapat dua orang petani yang sama-sama melakukan
pertanian kangkung. Petani pertama menjual kangkungnya ke supermarket,
sementara petani kedua menjual kangkungnya ke pasar tradisional. Baik kedua
tanaman kangkung masing-masing petani tersebut telah dirusak oleh kumbang
Epilachna pemakan daun. Supermarket tidak menerima penjualan kangkung
dengan daun yang berlubang, sementara petani kedua akan tetap masih bisa
menjual kangkungnya ke pasar tradisional walau daun kangkungnya sebagian
besar telah berlubang. Petani pertama menganggap Epilanchna sebagai hama
karena merugikan secara ekonomis. Petani kedua tidak menganggap Epilachna
sebagai hama karena masih bisa dipasarkan sehingga tidak merugikannya secara
ekonomis.
Hama yang berupa serangga sangat merugikan, dapat menghambat
pertumbuhan tanaman dan mengakibatkan kerugian dan kerusakan secara
ekonomis. Penyakit yang disebabkan oleh hama dari jenis serangga merupakan
masalah klasik yang harus dihadapi petani dalam pengembangan tanaman
budidaya dan produksi pertanian. Hama serta penyakit tersebut akan merusak
5
6
sitotoksik, dan juga sebagai insektisida. Tepung daun belimbing wuluh sebagai
insektisida alami pada hama gudang (Sitophilus zeamais) menunjukkan bahwa
daun belimbing wuluh berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan S. zeamais
yang menunjukkan ekstrak pada buah belimbing wuluh dan dengan mempunyai
kemampuan pada sitotoksik dengan nilai LC 50 sebesar 0,005 µg/ml.
Riset kandungan metabolit sekunder ekstrak daun belimbing wuluh banyak
dilakukan, namun pada pengaplikasi ekstrak sebagai bioinsektisida yang terhadap
P. americana saat ini belum dapat diteliti. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak
daun belimbing wuluh berpotensi sebagai insektisida alami pada P. americana.
Belimbing wuluh dapat mengandung senyawa yang berupa glukosid, tanin, asam
folat, peroksida, kalsium oksalat, sulfur dan juga kalium sitrat.
2.7. Penelitian Terkait
Pohan (2014) dalam penelitiannya mempelajari mengenai pemanfaatan
ekstrak tanaman sebagai pestisida alami (iopestisida dalam pengendalian hama
serangga), penelitian tersebut membahas tentang pembuatan biopestisida dari
ekstrak tanaman yang bervariasi. Ekstrak tanaman yang digunakan pada penelitian
ini yaitu jenis tanaman seperti Azadirachta indica, Nicatiana tabaccum, Thymus
satureoides, Origanum compacum, Acalypha gaumeri, Annona squamosal. Jenis
esktrak tanaman lainnya yang digunakan pada penelitian ini yaitu Artemisia
absinthium dan Achillea millefollium. Jenis-jenis tanaman tersebu dapat
membasmi berbagai serangga karena memberikan efek yang mematikan bagi
berbagai jenis serangga. Jenis-jenis hama serangga yang dapat dibasmi dengan
tanaman tersebu yaitu seperti jenis Aphididae, Microtheca achroloma, Triballium
costaneum, Bemisia tabaci, Sitophaillus oryzae, dan sitophillus granarius.
Pemberian ekstrak tanaman tersebut dapat memberi efek sebagai repellent, ainti
feeding, dan juga bersifat toksik, sehingga sangat baik digunakan sebagai
biopestisida.
Metode pemanfaatan ekstrak tanaman sebagai biopestisida dilakukan
dengan membuatan larutan ekstrak minyak tanaman tersebut. Percobaan dalam
penelitian ini dilakukan dengan berbagai variasi jenis tanaman. Sampel minyak
tanaman tersebut dilarutkan di dalam air murni dengan konsentrasi 1% dan 5%.
15
17
18
Sudarsono, H. 2008. Pengaruh Lama Periode Kering dan Intensitas Curah Hujan
terhadap Penetasan Belalang Kembara (Lacusta migratoria manilensis
meyen). Jurnal HPT Tropika. Vol. 8(2): 117-122.
Supriadi. 2013. Optimasi Pemanfaatan Beragam Jenis Pestisida Untuk
Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Vol 32(1):1-9.
Surachman, E., dan Suryanto, W. A. 2007. Hama Tanaman. Yogyakarta:
Kanisius.
Suwahyono, U. 2013. Membuat Biopestisida. Jakarta: Swadaya.
Tindakan
No. Bahan Sifat Bahan
Sifat Kimia Sifat Fisika Penanggulangan
1. Metanol Cairan tidak Berat jenis 79,18 Jika terkena mata,
(CH3OH)
berwarna kg/m3 segera bilas
Baunya khas Berat molekul dengan air
Larut dalam 32,04 g/mol mengalir selama
air Titik lebur -97oC 15 menit
Beracun Titik didih 64,7oC Jika terhirup,
Mudah Titik nyala 11oC segera keluar
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penyebab yang
Dibutuhkan
1. Pecahnya alat yang - Tersenggol ataupun - Mengganti alat tersebut
berbahan kaca saat memegang alat, dan segera membersihkan
kondisi tangan sedang area.
basah sehingga licin. - Membersihkan lantai
- Tidak berhati-hati pada agar tidak terjadi kejadian
saat memegang alat yang serupa
- Praktikan terjatuh atau
terpeleset ketika
memegang alat
dikarenakan lantai area
kerja yang licin.
-Akibat terlalu panas
2. Menghirup bahan Tidak memakai APD Memakai APD lengkap
kimia yaitu masker pada saat untuk keselamatan diri
kegiatan praktikum pada saat praktikum
sedang berlangsung berlangsung.
3. Anggota tubuh Praktikan kurang Bilas dengan air mengalir
terkena bahan kimia berhati-hati saat 10-20 menit dan lepaskan
menggunakan bahan pakaian yang terkena
kimia. bahan kimia.
4. Tumpahnya bahan Terjatuh karena Membersihkan area kerja
kimia di meja atau praktikan kurang hati- dari tumpahan dengan air
dilantai hati