Anda di halaman 1dari 11

USULAN PENELITIAN

NILAI ORGANOLEPTIK PAKAN SILASE BERBASIS SORGUM DAN TEBON


JAGUNG

Oleh

MUJAHID ABDURRAHMAN

B1D019185

Diajukan untuk Menyusun Skripsi

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2023
HALAMAN PENGESAHAN
NILAI ORGANOLEPTIK PAKAN SILASE BERBASIS SORGUM DAN TEBON
JAGUNG

Oleh
MUJAHID ABDURRAHAMN
B1D019185

Menyutuji :

Pembimbing II
Pembimbing I

……
Prof. Dr. Ir. Syamsul Hidayat Dilaga, MS
NIP. 19600101 198503 1011

Tanggal : Tanggal :

Mengesahkan :
Fakultas Peternakan Universitas Mataram
Program Studi Peternakan
Ketua,

Dr. Ir, Wayan Wariata, M.Si.


NIP: 196112311987031016

Tanggal:
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................

B. Rumusan Masalah ...........................................................

C. Tujuan Penelitian .............................................................

D. Manfaat Penelitian ...........................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Teori.....................................................

1. Konsep Dasar Posyandu...........................................


2. Pengetahuan .............................................................

3. Sikap .........................................................................

4. Tindakan ...................................................................

B. Landasan Penelitian .......................................................


BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian ...........................................

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..........................................

C. Populasi dan sampel ......................................................

D. Pengumpulan Data ........................................................

E. Pengolahan Data ............................................................

F. Penyajian Data ................................................................

G. Analisis Data ..................................................................

H. Etika Penelitian ..............................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan hijauan merupakan hal yang selalu menjadi masalah terutama di walayah Nusa
Tenggara Barat, hal ini disebabkan karena lahan peternakan yang sudah mulai sempit serta faktor
iklim dimana produksi hijauannya pada musim hujan tinggi dan melimpah namun akan terjadi
penurunan produksi pada musim kemarau sehingga keadaaan ini menyulitkan peternak untuk
memenuhi kebutuhan ternak.
Hijauan merupakan sumber utama serat kasar yang dibutuhkan ternak ruminansia agar
proses pencernaan berlangsung secara normal. maka perlu sebuah trobosan yaitu dengan cara
teknologi konservasi (pengawetan). Salah satu konservasi yang sudah dikenal yaitu teknologi silase
dimana teknologi ini bertujuan untuk mengawetkan hijauan serta mencegah kehilangan nutrisi
hijauan melalui proses fermentasi.
Silase adalah suatu fermentasi bahan pakan hijauan seperti rumput, Jerami, sorghum, jagung
muda atau tanaman lainnya yang telah mengalami proses fermentasi. Dalam proses fermentasi
silase, gula dalam hijauan diubah menjadi asam laktat yang dapat menurunkan pH dan membantu
mengawetkan pakan, tetapi rentan terkontaminasi jamur jika tempat penyimpanan atau packing
yang kurang baik.
Silase bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pakan selama musim kering atau bisa di
jadikan cadangan pakan. Silase yang baik pada umumnya memiliki tekstur yang tidak jauh berbeda
dari tekstur hijauan pada saaat masih dalam kondisi segar, tetapi perubahan warna hijauan sedikit
berubah menjadi hijau kecokelatan, daun sedikit layu, tidak berbau busuk namun sedikit harum,
tidak berjamur jika tempat penyimpanan tertutup rapat atau kedap udara, tidak berlendir tetapi agak
basah, hal ini di sebabkan karena adanya proses mikroorganisme anaerob.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ada
perbedaan kualitas pH pada pakan silase sorgum, silase tebon jagung dan silase campuran (silase
sorgum dan silase tebon jagung), apakah ada perbedaan warna, aroma, tekstur, dan kontaminasi
jamur pada silase sorgum, silase tebon jagung dan silase campuran.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar pH yang terkandung pada pakan
silase sorgum, silase tebon jagung dan silase campuran (silase sorgum dan silase tebon jagung),
untuk mengetahui nilai organoleptik pada silase sorgum dan silase tebon jagung.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini di harapkan memberikan manfaat atau informasi mengenai kadar pH
pada silase sorgum, silase jagung muda dan nilai organoleptik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Silase
Silase adalah pakan ternak yang masih memiliki kadar air tinggi sebagai hasil pengawetan hijauan
makanan ternak atau bahan-bahan melalui proses fermentasi yaitu dibantu dengan anaerob (tanpa oksigen)
baik dengan penambahan atau tanpa penambahan bahan pengawet. Fermentasi silase dimulai saat kondisi
oksigen telah habis digunakan oleh sel tanaman. Bakteri menggunakan karbohidrat mudah larut untuk
menghasilkan asam laktat dalam menurunkan pH. Tanaman mempunyai pH yang bervariasi antara 5 dan 6
namun setelah di fermentasi turun menjadi 3,6 – 4,5. Penurunan pH yang cepat membatasi pemecahan
protein dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme anaerob merugikan seperti enterobakteria dan
clostridia (BPTP, 2012).
Proses ensilase terjadi dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen), bakteri yang bekerja dalam produksi asam
laktat adalah bakteri anaerob. Oksigen yang terdapat dalam bahan silase dan silo dapat mempengaruhi proses
dan hasil yang diperoleh. Proses respirasi tanaman akan tetap berlangsung selama masih tersedia oksigen.
Respirasi dapat meningkatkan kehilangan bahan kering, mengganggu proses ensilase, menurunkan nilai
nutrisi dan kestabilan silase (siregar, 2010).
Kualitas fisik silase meliputi warna, bau, tekstur dan keberadaan jamur serta suhu. Aroma silase tanaman
sorghum menunjukan aroma asam dan wangi fermentasi. Aroma silase yang dihasilkan termasuk ke dalam
kualitas silase yang baik. Silase yang berkualitas baik memiliki aroma wangi. (Abdelhadi et al., 2005).

2.2 Nilai pH Silase


Derajat Keasaman merupakan salah satu indicator untuk menentukan kualitas dari silase. pH silase yang
baik adalah antar 4,2-4,5. pH yang tinggi yaitu di atas 4,8 dan pH yang rendah adalah dibawah 4,1
menunjukkan bahwa silase berkualitas rendah. Kadar pH yang rendah akan menghambat pertumbuhan
bakteri yang tidak diingkan (Clostridium dan Enterobacterium), ragi dan jamur yang mampu mengakibatkan
kebusukan pada silase (Kurniawan, Erwanto dan Fathul, 2015)
Preservasi nutrisi dalam hijauan pakan selama proses pembuatan silase tergantung pada laju penuruan pH
dan pH akhir yang dicapai. pH silase sebaiknya turun sampai bawah 4,2. Penurunan pH ini terjadi karena
adanya fermentasi gula oleh microflora yang secara alami terdapat pada hijauan pakan. Pada awal proses
fermentasi bakteri asam laktat berkompetisi dengan enterobakteria dalam menggunakan karbohidrat terlarut.
Meskipun aktivitas enterobakteria bisa berakibat buruk pada silase yang dihasilkan, kan tetapi aktivitas
bakteri ini akan terhambat oleh kondisi anaerobic dan asam yang tercipta setelah fermentasi dimulai.
(Cahyanto dkk, 2008.)

2.3 Sorgum
Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench), merupakan salah satu tanaman serealia yang sangat baik digunakan
sebagai sumber bahan pangan dan pakan alternatif yang patut dikembangkan di Indonesia. Sorgum memiliki
beberapa keunggualn seperti dapat tumbuh di lahan kering, resiko kegagalan relative kecil, kandungan nutrisi
cukup tinggi, relative lebih tahan hama penyakit serta pembiayan usahatani relative murah. Tanaman sorgum
memiliki manfaat yang cukup banyak, anatara lain seperti batang, daun, dan biji dapat dimanfaatkan baik untuk
memenuhi kebutuhan pangan dan pakan ternak (Tacoh et al., 2016).

2.4 Tebon Jagung


Hijauan merupakan bahan pakan pokok bagi hewan ruminansia. Pakan hijauan ialah semua bahan pakan
yang berasal dari tanaman ataupun tumbuhan berupa daun-daunan, terkadang termasuk batang, ranting, dan
bunga. Kelompok pakan hijauan antara lain rumput (Gramineae) dan legum. Pakan hijauan adalah semua bahan
pangan yang berasal dari tanaman atau tumbuhan berupa daun-daunan, terkadang berupa ranting, dan bunga.
Dengan adanya pakan berupa hijauan yang diberikan pada ternak ruminansia, tubuh hewan akan mampu
bertahan hidup dan terjamin kesehatannya. Hewan juga bisa semakin tumbuh menjadi besar dan bertambah
berat. Indonesia merupakan negara penghasil jagung dengan komiditi yang cukup besar, luas tanaman jagung di
Indonesia pada tahun 2004 mencapai 3.500.000 ha dengan jumlah produksi hingga 11.354.856 ton, ini
menunjukan bahwa negara ini merupakan salah satu negara penghasil tanaman jagung terbsesar
(Kushartono.2005)

2.5 Uji Oragnoleptik


Organoleptik merupakan pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan kesukaan dan kemauan untuk
mempergunakan suatu produk. Uji Organoleptik atau uji Indera atau uji sensori sendiri merupakan cara
pengujian dengan menggunakan Indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap
produk. Pengujian organoleptic mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik
dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk (Shafali Dhingra
Sudesh jood. 2007)
Adapun syarat-syarat yang harus ada dalam uji organoleptic adalah adanya contoh (sampel), adanya panelis
dan pernyataan respon yang jujur. Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menentukan diterima atau tidak
suatu produk adalah sifat indrawinya. Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan,
mengenali Kembali bahan yang telah diamati, dan menguraikan Kembali sifat indrawi produk tersebut (Rifky.
2013)

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan (17 Agustus – 17 Oktober) di Samawa Global Farm desa
Lape kecamatan Lape kabupaten Sumbawa provinsi Nusa Tenggara Barat.

3.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi: Gelas dan pH meter lalu bahan-bahan yang
digunakan adalah Aquades, Silase Sorgum, Silase tebon jagung dan Silase Campuran (Silase Sorgum
dan Silase Tebon jagung)

3.3 Rancangan penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu dengan cara kuesioner dengan jumlah 15
responden yang melakukan uji organoleptik berupa penilaian warna, bau, tekstur dan kontaminasi
jamur pada pakan silase sorgum, silase tebon jagung dan silase campuran. Setelah itu menguji kadar pH
pada sampel pakan silase sorgum, silase tebon jagung dan silase campuran menggunakan alat pH meter
dan bahan Aquades, dengan melakukan 16 kali pengulangan.

3.4 Jadwal kegiatan penelitian


jadwal kegiatan penelitian
kegiatan penelitian uji organoleptik dan uji kadar pH dilakukan pada hari sabtu 19 agustus 2023 ,
uji organoleptik di lakukan pada jam 08:00 – selesai . lalu dilanjutkan uji kadar pH pada jam 11:00 –
selesai.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Mengenai hasil penelitian studi lapangan yang dimulai dari uji organoleptik dengan data kuesioner
meliputi warna, tekstur, aroma, dan kontaminasi jamur pada pakan silase sorgum, silase tebon jagung dan
silase campuran dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

tabel 1. Data kuesioner

Dari 15 kuesioner , 10 responden menjawab …. 5 responden menjawab ….. dari

Anda mungkin juga menyukai