Oleh
MUJAHID ABDURRAHMAN
B1D019185
Oleh
MUJAHID ABDURRAHAMN
B1D019185
Menyutuji :
Pembimbing II
Pembimbing I
……
Prof. Dr. Ir. Syamsul Hidayat Dilaga, MS
NIP. 19600101 198503 1011
Tanggal : Tanggal :
Mengesahkan :
Fakultas Peternakan Universitas Mataram
Program Studi Peternakan
Ketua,
Tanggal:
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3. Sikap .........................................................................
4. Tindakan ...................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan hijauan merupakan hal yang selalu menjadi masalah terutama di walayah Nusa
Tenggara Barat, hal ini disebabkan karena lahan peternakan yang sudah mulai sempit serta faktor
iklim dimana produksi hijauannya pada musim hujan tinggi dan melimpah namun akan terjadi
penurunan produksi pada musim kemarau sehingga keadaaan ini menyulitkan peternak untuk
memenuhi kebutuhan ternak.
Hijauan merupakan sumber utama serat kasar yang dibutuhkan ternak ruminansia agar
proses pencernaan berlangsung secara normal. maka perlu sebuah trobosan yaitu dengan cara
teknologi konservasi (pengawetan). Salah satu konservasi yang sudah dikenal yaitu teknologi silase
dimana teknologi ini bertujuan untuk mengawetkan hijauan serta mencegah kehilangan nutrisi
hijauan melalui proses fermentasi.
Silase adalah suatu fermentasi bahan pakan hijauan seperti rumput, Jerami, sorghum, jagung
muda atau tanaman lainnya yang telah mengalami proses fermentasi. Dalam proses fermentasi
silase, gula dalam hijauan diubah menjadi asam laktat yang dapat menurunkan pH dan membantu
mengawetkan pakan, tetapi rentan terkontaminasi jamur jika tempat penyimpanan atau packing
yang kurang baik.
Silase bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pakan selama musim kering atau bisa di
jadikan cadangan pakan. Silase yang baik pada umumnya memiliki tekstur yang tidak jauh berbeda
dari tekstur hijauan pada saaat masih dalam kondisi segar, tetapi perubahan warna hijauan sedikit
berubah menjadi hijau kecokelatan, daun sedikit layu, tidak berbau busuk namun sedikit harum,
tidak berjamur jika tempat penyimpanan tertutup rapat atau kedap udara, tidak berlendir tetapi agak
basah, hal ini di sebabkan karena adanya proses mikroorganisme anaerob.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Silase
Silase adalah pakan ternak yang masih memiliki kadar air tinggi sebagai hasil pengawetan hijauan
makanan ternak atau bahan-bahan melalui proses fermentasi yaitu dibantu dengan anaerob (tanpa oksigen)
baik dengan penambahan atau tanpa penambahan bahan pengawet. Fermentasi silase dimulai saat kondisi
oksigen telah habis digunakan oleh sel tanaman. Bakteri menggunakan karbohidrat mudah larut untuk
menghasilkan asam laktat dalam menurunkan pH. Tanaman mempunyai pH yang bervariasi antara 5 dan 6
namun setelah di fermentasi turun menjadi 3,6 – 4,5. Penurunan pH yang cepat membatasi pemecahan
protein dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme anaerob merugikan seperti enterobakteria dan
clostridia (BPTP, 2012).
Proses ensilase terjadi dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen), bakteri yang bekerja dalam produksi asam
laktat adalah bakteri anaerob. Oksigen yang terdapat dalam bahan silase dan silo dapat mempengaruhi proses
dan hasil yang diperoleh. Proses respirasi tanaman akan tetap berlangsung selama masih tersedia oksigen.
Respirasi dapat meningkatkan kehilangan bahan kering, mengganggu proses ensilase, menurunkan nilai
nutrisi dan kestabilan silase (siregar, 2010).
Kualitas fisik silase meliputi warna, bau, tekstur dan keberadaan jamur serta suhu. Aroma silase tanaman
sorghum menunjukan aroma asam dan wangi fermentasi. Aroma silase yang dihasilkan termasuk ke dalam
kualitas silase yang baik. Silase yang berkualitas baik memiliki aroma wangi. (Abdelhadi et al., 2005).
2.3 Sorgum
Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench), merupakan salah satu tanaman serealia yang sangat baik digunakan
sebagai sumber bahan pangan dan pakan alternatif yang patut dikembangkan di Indonesia. Sorgum memiliki
beberapa keunggualn seperti dapat tumbuh di lahan kering, resiko kegagalan relative kecil, kandungan nutrisi
cukup tinggi, relative lebih tahan hama penyakit serta pembiayan usahatani relative murah. Tanaman sorgum
memiliki manfaat yang cukup banyak, anatara lain seperti batang, daun, dan biji dapat dimanfaatkan baik untuk
memenuhi kebutuhan pangan dan pakan ternak (Tacoh et al., 2016).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan (17 Agustus – 17 Oktober) di Samawa Global Farm desa
Lape kecamatan Lape kabupaten Sumbawa provinsi Nusa Tenggara Barat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Mengenai hasil penelitian studi lapangan yang dimulai dari uji organoleptik dengan data kuesioner
meliputi warna, tekstur, aroma, dan kontaminasi jamur pada pakan silase sorgum, silase tebon jagung dan
silase campuran dapat di lihat pada tabel di bawah ini.